86 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal

advertisement
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal
Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal
dari beberapa asset (sekuritas) sehingga tingkat expected return yang didapat
dan juga tingkat resiko yang harus ditanggung menjadi optimal (return yang
tinggi dengan tingkat resiko yang rendah) dengan meminimalisir risiko tersebut
ke dalam beberapa aset yang dipilih (melakukan diversifikasi).
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Indeks Tunggal
(Single Index Model), dikarenakan model ini dapat memberikan cara
perhitungan yang sederhana dalam data historis bulanan selama periode Agustus
2011-Juli 2014 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:membentuk
portofolio serta dapat melakukan pemeringkatan atas saham yang tergabung
dalam portofolio dan juga kombinasi, proporsi dari tiap sekuritasnya, dan juga
return dan risiko dari portofolio yang dibentuk.
Berdasarkan rancangan penelitian, maka data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Harga penutupan (closing price) saham LQ 45
Saham sebagai risky asset merupakan merupakan aset yang pengembaliannya
bersifat tidak pasti diterima di masa depan.
Dari data harga saham harian akan diperoleh return tiap-tiap saham.
Dengan demikian, data return saham yang menjadi objek penelitian akan
86
http://digilib.mercubuana.ac.id/
87
digunakan sebagai dasar pembentukan portofolio. Data diperoleh dari
www.yahoo.finance.com
2. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Dapat mewakili data pasar sehingga akan diperoleh return pasar. Data
diperoleh dari www.yahoo.finance.com
3. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia sebagai risk free asset merupakan aset yang
pengembalian masa depannya dapat diketahui dan diterima dengan pasti. Dalam
portofolio risk free asset merupakan faktor yang penting sebagai ukuran untuk
menghitung excess return. Excess return merupakan kelebihan dari investasi
pada pasar modal dibandingkan dengan investasi pada produk perbankan
(tabungan atau deposito) yang menjadikan investasi tersebut dianggap
menarik. Data diperoleh dari www.bi.go.id
Pemilihan periode pengamatan selama tahun 2010 didasarkan pada kondisi
dimana tahun ini adalah tahun terakhir yang bisa mencerminkan situasi
perdagangan saham pada saat ini, dimana dapat digunakan oleh calon investor
sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan investasi di bursa saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
88
Analisis Portofolio Optimal Saham LQ45 Menggunakan Model Indeks
Tunggal dengan tahapan sebagai berikut :
1. Penyusunan Portofolio Optimal
a. Hasil Pemilihan Saham LQ45
Dalam menentukan saham-saham yang akan masuk dalam penyusunan
portofolio optimal, peneliti menggunakan saham-saham yang termasuk
dalam Indeks LQ45 dengan kriteria saham perusahaan yang selalu masuk
atau konsisten dalam kelompok saham LQ45 selama periode Agustus
2011-Juli 2014.
Hal ini dikarenakan Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham terpilih
setelah melalui beberapa tahapan seleksi. Indeks ini terdiri dari sahamsaham yang mempunyai likuiditas yang tinggi dan juga mempunyai nilai
kapitalisasi pasar yang relatif besar. Selain mempertimbangkan kriteria
likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan
keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Setiap tiga
bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham
tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali,
yaitu pada awal Februari dan Agustus. Penelitian ini dilakukan selama
periode Agustus 2011 – Juli 2014 atau selama enam periode, oleh sebab
itu saham-saham yang dimasukkan dalam perhitungan portofolio optimal
adalah saham-saham yang selalu masuk atau secara konsisten dalam
Indeks LQ45, dimana jumlahnya sebanyak 26 saham.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
89
Tahapan yang dilakukan dalam pemilihan saham LQ45 adalah sebagai
berikut :
1) Hasil data saham-saham yang termasuk ke dalam Indeks LQ45
selama enam periode, yaitu periode Agustus 2011-Juli 2014.
2) Hasil seleksi saham-saham yang akan menjadi kandidat saham
untuk portofolio, yaitu dengan kriteria saham perusahaan yang
selalu masuk atau secara konsisten dalam Indeks LQ45 selama
periode Agustus 2011-Juli 2014.
Dari keseluruhan saham, yang selalu masuk secara berturut-turut
selama periode Agustus 2011 – Juli 2014 yaitu berjumlah 26 saham,
Adapun saham-saham tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
90
Tabel 4.1
DAFTAR SAHAM KONSISTEN DALAM SAHAM LQ 45 DI BEI
SELAMA PERIODE AGUSTUS 2011-JULI 2014
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
KODE
AALI
ADRO
ASII
BBCA
BBNI
BBRI
BDMN
BMRI
CPIN
EXCL
GGRM
HRUM
ICBP
INDF
INTP
ITMG
JSMR
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
22 PTBA
23 SMGR
24 TLKM
25 UNTR
26 UNVR
(Sumber diolah)
NAMA PERUSAHAN/EMITEN
Astra Agro Lestari Tbk.
Adaro Energy Tbk.
Astra International Tbk.
Bank Central Asia Tbk.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank Danamon Indonesia Tbk.
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
XL Axiata Tbk.
Gudang Garam Tbk.
Harum Energy Tbk.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Indofood Sukses Makmur Tbk.
Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
Indo Tambangraya Megah Tbk.
Jasa Marga (Persero) Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
Lippo Karawaci Tbk.
PP London Sumatra Indonesia Tbk.
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
Tambang Batubara Bukit Asam (Persero)
Tbk.
Semen Gresik (Persero) Tbk.
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
United Tractors Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
91
b. Hasil data historis bulanan selama periode Agustus 2011-Juli 2014
Data-data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :
1) Harga penutupan (closing price) 26 saham LQ 45
2) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
3) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
c. Hasil Perhitungan Komponen Pasar
Untuk menghitung komponen pasar yang diperoleh dari investasi pada
seluruh saham yang terdaftar di bursa yang tercermin pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) bulanan digunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Return Pasar (Rm)
2) Expected Return Pasar {E(Rm)}
http://digilib.mercubuana.ac.id/
92
http://digilib.mercubuana.ac.id/
93
Dari perhitungan IHSG tersebut diperoleh tingkat pengembalian pasar
(realization market return) yang postif yaitu 0,0067218 atau 0,67218%
per bulan dan varian pasar sebesar 0,0018353 atau 0,18353% per bulan.
Dengan realization return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa
pasar modal memberikan return bagi investor.
d. Hasil Perhitungan Komponen Bebas Risiko
Selanjutnya dalam menghitung tingkat pengembalian bebas risiko (Rf)
digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang
berjangka waktu bulanan, dengan alasan bahwa suku bunga SBI
merupakan sertifikat yang bebas risiko.
Dalam analisis ini tingkat pengembalian bebas risiko yang digunakan
adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama periode
Agustus 2011-Juli 2004. Untuk perhitungan risk free rate dilakukan
secara per bulan, yaitu dengan cara mencari rata-rata tertimbang dari
tingkat suku bungan SBI selama periode Agustus 2011 - Juli 2014 dapat
dilihat pada tabel 4.3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
94
http://digilib.mercubuana.ac.id/
95
menentukan portofolio optimal dalam satuan bulanan adalah 0,46637%.
Adanya tingkat pengembalian bebas risiko sebesar 0,46637% per bulan,
serta tingkat pengembalian pasar sebesar 0,67218% menunjukkan bahwa
pasar modal (BEI) dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih
besar dari pada tingkat pengembalian investasi bebas risiko (Rf). Namun
kita harus melakukan analisis terlebih dahulu, agar risiko yang
ditanggung lebih kecil.
e. Hasil Perhitungan Komponen Saham
Dalam penelitian ini yang menjadi alat investasi adalah saham LQ-45
pada periode Agustus 2011 – Juli 2014 dengan menggunakan Model
Indeks Tunggal untuk menganalisis.
1) Return Realisasi Saham (Ri)
2) Expected Return Saham {E(Ri)}
http://digilib.mercubuana.ac.id/
96
3) Varian Return Saham (  i2 )
4) Kovarian Return Saham dengan Return Pasar (σim²)
5) Beta Saham (βi)
6) Alpha Saham (αi)
7) Varian dari Kesalahan Residu (σei²)
σei2 = σi2 - βi2 . σm2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
97
http://digilib.mercubuana.ac.id/
98
Dengan melihat data diatas maka dapat diambil kesimpuan bahwa :
a. Terdapat 18 saham yang memiliki tingkat pengembalian yang
positif, saham yang expected return-nya positif adalah saham yang
layak dijadikan alternatif dalam berinvestasi.
b. Saham terhadap kondisi pasar secara umum ditunjukkan oleh
koefisien beta (). Koefisien beta dapat bernilai positif maupun
negatif. Jika beta positif, maka kenaikan return pasar akan
menyebabkan kenaikan return saham. Sedangkan jika beta negatif,
maka kenaikan return pasar akan menyebabkan penurunan return
saham.
c. Besarnya koefisien beta yang normal adalah  = 1. Bila < 1
disebut sebagai saham yang lemah (defensive stock), yang berarti
jika ada kenaikan retun pasar sebesar X %, maka return saham
akan naik kurang dari X % dan begitu pula sebaliknya.  > 1
disebut saham agresif (aggressive stocks), yang berarti jika return
pasar naik sebesar X % maka return saham akan mengalami
kenaikan lebih dari X % dan begitu sebaliknya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
99
http://digilib.mercubuana.ac.id/
100
http://digilib.mercubuana.ac.id/
101
2. Penentuan Portofolio Optimal
Metode yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal dari 26
saham ini adalah model indeks tunggal. Dalam pemilihan saham-saham
yang akan dimasukkan dalam suatu portofolio, perlu adanya kriteria tertentu.
a. Excess Return to Beta (ERB)
Pada model indeks tunggal, langkah yang dilakukan adalah menyusun
ke-26 saham tersebut ke dalam peringkat berdasarkan rasio kelebihan
tingkat pengembalian terhadap beta (excess return to beta) dari tertinggi
sampai dengan yang terendah.
b. Peringkat aktiva-aktiva berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB
terkecil
Aktiva-aktiva dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk
dimasukkan ke portofolio optimal.
Berikut adalah Hasil Perhitungan Excess Return to Beta (ERB) &
Peringkat ERB:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
103
Untuk menentukan saham-saham mana dari ke-17 saham tersebut
yang akan menjadi bagian portofolio optimal, harus lebih dahulu
dibandingkan antara ERB dengan cut-off point (Ci) dari ke-17 saham
tersebut.
c. Hasil Perhitungan Ci ke tujuhbelas saham yang memiliki ERB positif
Merupakan titik batas yang digunakan untuk menentukan apakah
suatu saham dapat dimasukkan ke dalam portofolio atau tidak. Saham
yang dimasukkan ke dalam portofolio adalah saham yang memiliki Ci ≤
ERB. Ci dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung nilai Ai dan
Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i sebagai berikut:
1) Nilai Ai
Ai 
E Ri   RBR  i
 ei 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
104
2) Nilai Bi
3) Nilai Ci (nilai C* yang belum terbesar)
i
Ci 
 M 2  Aj
j 1
1  M
2
i
 j
j 1
Ci adalah nilai C untuk aktiva ke-i yang dihitung dari kumulasi
nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi.
Berikut ini adalah tabel perhitungan Ci dari ke-17 saham tersebut
http://digilib.mercubuana.ac.id/
105
http://digilib.mercubuana.ac.id/
106
http://digilib.mercubuana.ac.id/
107
3. Pembentukan Portofolio Optimal
a. Saham Pembentuk Portofolio Optimal
Aktiva-aktiva yang membentuk portofolio optimal adalah aktiva-aktiva
yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di
titik C*.
Berikut adalah ketujuh saham perusahaan dengan ERB lebih besar atau
sama dengan nilai ERB di titik C*.
Tabel 4.10
Saham-saham dengan ERB ≥ Cut-off point (C*)
NO
1
2
3
4
5
6
7
Kode
ERB
Saham
UNVR 0,3080228
AALI
0,1765474
JSMR 0,0191396
ICBP
0,0149937
INTP
0,0120545
PGAS 0,0118774
SMGR 0,0094172
(Data diolah)
Hasil
>
>
>
>
>
>
>
Ci
0,0003429
0,0003582
0,0036195
0,0065950
0,0075549
0,0079880
0,0085813 C*
Untuk penentuan unique cut-off point (C*) yang merupakan nilai C*
tertinggi (optimum) berada pada angka 0,0085813 atau pada saham
SMGR atau Semen Gresik (Persero) Tbk. Unique cut-off point (C*) ini
menunjukkan batas pemisah antara penerimaan dan penolakan saham
untuk portofolio efisien.
b. Proporsi masing-masing saham di dalam Portofolio (Wi)
Setelah mengetahui ke tujuh saham yang terpilih untuk masuk ke
dalam pembentukan portofolio yang optimal, maka akan dihitung
besarnya proporsi (Xi) yang layak diinvestasikan pada saham-saham
http://digilib.mercubuana.ac.id/
108
http://digilib.mercubuana.ac.id/
109
Berdasarkan pada tabel diatas maka komposisi proporsi (Xi) masingmasing saham pembentukan portofolio yang optimal pada periode
Agustus 2011 – Juli 2014 adalah :
a) UNVR atau Unilever Indonesia Tbk. sebesar 0,3677820 atau
36,77820%
b) JSMR atau Jasa Marga (Persero) Tbk. sebesar 0,2492386 atau
24,92386%
c) ICBP atau Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.sebesar 0,1693346
atau 16,93346%
d) INTP atau Indocement Tunggal Prakasa Tbk. sebesar 0,0718613
atau 7,18613%
e) SMGR atau Semen Gresik (Persero) Tbk. sebesar 0,0510166 atau
5,10166%
f) PGAS atau Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.sebesar
0,0509405 atau 5,09405%
g) AALI atau Astra Agro Lestari Tbk. sebesar 0,0398263 atau
3,98263%
http://digilib.mercubuana.ac.id/
110
http://digilib.mercubuana.ac.id/
111
http://digilib.mercubuana.ac.id/
112
http://digilib.mercubuana.ac.id/
113
Dari data yang tersedia maka didapat tingkat risiko portofolio
yang dijabarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Risiko Portofolio
(Data diolah)
Dapat dilihat hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan
bahwa risiko portofolio yang terbentuk dari 7 saham sebesar
0,0014964 atau 0,14964% per bulan.
Setelah mendapatkan nilai dari risiko portofolio yaitu sebesar
0,0014964, kita dapat membandingkan apabila kita berinvestasi pada
salah satu saham dari ketujuh saham pembentuk portofolio optimal,
dengan risiko yang didapat apabila kita berinvestasi dengan
membentuk portofolio.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
114
Adapun risiko masing-masing saham diantaranya yaitu (1)
Unilever Indonesia. Tbk (UNVR) sebesar 0,0049224, (2) Astra Agro
Lestari Tbk. (AALI) sebesar 0,0102627, (3) Jasa Marga (Persero). Tbk
(JSMR) sebesar 0,0030412, (4) Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
(ICBP) sebesar 0,0058542, (5) Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
(INTP) sebesar 0,0073467, (6) Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
(PGAS) sebesar 0,0075448, dan (7) Semen Gresik (Persero) Tbk.
(SMGR) sebesar 0,0072128.
Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa dengan membentuk
portofolio kita dapat melakukan diversifikasi atau penyebaran risiko
sehingga risiko yang ditanggung menjadi lebih kecil dari pada risiko
dengan berinvestasi pada salah satu saham saja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download