ABSTRAK Haryati, Diah. Sukma 2013. Hubungan Antara Intensitas Sinar Matahari dan Kandungan Oksigen (O2) di Atmosfer pada Lapisan Troposfer sampai Lapisan Eksosfer Menggunakan Teleskop Spektograf Atmosfer di LAPAN Watukosek Periode Juni 2012-Mei 2013. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Sutrisno, M.T, (II) Ir. Bambang Setiahadi P., B.Sc, M.Sc, D.Sc. Kata Kunci : Atmosfer, Oksigen, Spektograf Atmosfer. Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer berada pada ketinggian 0 km di atas permukaan bumi, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (0.0357%), uap air (0-7%), dan ozon (0-0,01%). Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. Oksigen merupakan komponen paling umum kedua dalam atmosfer bumi, menduduki 21,0% volume dan 23,1% massa (sekitar 1015 ton) atmosfer. Oksigen memang berperan amat penting bagi kehidupan di bumi. Gas ini terlibat dalam hampir semua reaksi kimia yang menghasilkan energi yang diperlukan oleh makhluk hidup tingkat tinggi seperti manusia. Musim adalah satu pembagian utama tahun. Biasanya satu tahun terbagi menjadi empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Tetapi di Indonesia karena terletak di daerah tropis, maka hanya dibagi menjadi dua musim saja yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim juga mempengaruhi intensitas sinar matahari yang masuk ke dalam bumi. Jika di bumi terjadi musim kemarau maka intesitas sinar matahari yang masuk ke bumi akan semakin banyak. Tetapi pada saat terjadi musim penghujan maka intesitas sinar matahari yang masuk ke bumi akan semakin melemah. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kandungan oksigen di Atmosfer cenderung stabil atau tidak dengan menggunakan alat yang disebut teleskop spektograf atmosfer. Prinsip kerja teleskop spektograf atmosfer ini mempunyai prinsip kerja yaitu intesitas sinar matahari sebagai pusat cahaya. Disini peneliti ingin membuktikan apakah intesitas sinar matahari berpengaruh terhadap kandungan oksigen di Atmosfer.