Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
Dewasa ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting,
seiring dengan berkembangnya tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat,
membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan
mencari
dana.
Akan
tetapi,
manajer
keuangan
juga
harus
mampu
menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta
pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan
nilai perusahaan.
Manajemen adalah salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat
penting disamping fungsi operasional lainnya sperti manajemen pemasaran,
manajemen
operasional,
dan
lain
sebagainya.
Manajemen
keuangan
membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik
oleh individu, perusahaan maupun pemerintah. Manajemen keuangan terdiri dari
dua kata manajemen dan keuangan, pengertian lebih lanjut akan di jelaskan di
bawah ini.
2.1.1 Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatau proses yang menggunakan metode ilmu dan
seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dab pengendalian pada kegiatan sekelompok manusia yang dilengkapi dengan
sumber ekonomi atau faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa pengertian manajemen yang telah ada
sebelumnya oleh para ahli. Berikut ini pengertian manajemen menurut Lewis
(2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai :
“The process of administering and coordinating resources effectively
and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.”
13
14
Artinya
bahwa
manajemen
merupakan
proses
mengelola
dan
mengkoordinasi sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk
mencapai tujuan organisasi.
Menurut Weihrich dan Koontz (2005:4), manajemen itu dapat
didefinisikan sebagai berikut:
“Management is the process of designing and maintaining an
environment in which individuals, working together in groups,
efficiently accomplish selected aims.”
Menurut Manullang (2005:05) adalah sebagai berikut :
“Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,
penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.”
Definisi diatas dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang mengelola, memelihara,
mengkoordinasi
dan
melakukan
fungsi
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahaan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu organisasi
dengan efektif dan efisien.
2.1.2
Pengertian Keuangan
Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat
berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk
memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang
optimal agar dapat berjalan dengan baik dan dapat mengoptimalkan perusahaan,
diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai
hubungan erat terhadap manajerial
Menurut Gitman (2006:04) mengatakan bahwa:
“Finance can be defined as the art science of managing money.
Virtually all individuals and organization earn or raise money and spend
or invest money. Finance is concerned the process institutions, market,
15
and instruments involved in the transfer of money among individuals,
business, and government.”
Menurut Irawati (2006:54) keuangan adalah :
“ Proses suatu kegiatan yang berhubungan dengan dana atau uang
yang dilakukan demi tujuan tertentu oleh setiap individu atau
organisasi ”
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:34) pengertian keuangan adalah:
“Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.”
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keuangan
adalah ilmu dan seni tentang suatu kegiatan bagaimana individu atau organisasi
berperilaku dalam mengelola uang atau dana untuk satu tujuan yang telah
ditetapkan.
2.1.3
Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang terkait dengan
pengelolaan keuangan pada suatu perusahaan. Aktivitas manajemen keuangan
pada umumnya dimulai dari perencanaan dana untuk aktivitas perusahaan, usaha
mencari sumber dana untuk pembiayaan aktivitas perusahaan ,pengalokasian dan
penggunaan dana yang telah diperoleh untuk aktivitas perusahaan dan
pengendalian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penting bagi suatu perusahan
untuk menjalankan aktivitas manajemen keuangan secara efektif dan efisien
karena
akan berpengaruh terhadap
kinerja
keuangan perusahaan
yang
mencerminkan nilai perusahaan di mata para investor yang akan menjadi
pertimbangan mereka untuk berinvestasi.
Brigham & Houston (2010:5) menjelaskan pengertian dari manajemen
keuangan seperti berikut:
“Financial management, also called corporate finance, focuses on
decisions relating to how much and what types of assets to acquire, how
16
to raise the capital needed to buy assets, and how to run the firm so as
maximize its value”.
Artinya, manajemen keuangan, yang disebut juga keuangan perusahaan,
fokus pada keputusan yang berhubungan dengan seberapa banyak dan jenis aset
apa yang harus diperoleh, bagaimana meningkatkan modal yang dibutuhkan untuk
membeli aset dan bagaimana menalankan perusahaan agar mencapai nilai
maksimumnya.
Menurut Horne & Wachowicz (2012:2) pengertian manajemen keuangan
dijelaskan dengan dskripsi sebagai berikut ini:
“Manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan,
dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”.
Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:4)
berpendapat mengenai manajemen keuangan bahwa:
“Financial management is concerned with the maintanance and
creation of economic value or wealth.”.
Artinya manajemen keuangan adalah mengenai pemeliharaan dan
penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
manajemen keuangan adalah suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh
perusahaan yang berkaitan dengan keuangan, pendanaan, dan pengalokasian dana
yang biasa dilakukan oleh manajer keuangan perusahaan tersebut secara efektif
dan efisien agar tercapainya tujuan organisasi dan penciptaan dari nilai ekonomi
atau kekayaan.
2.1.4
Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan dari suatu perusahaan itu sendiri adalah salah
satu fungsi utama yang sangat penting dalam perusahaan, di samping fungsifungsi lainnya. Menurut Horne dan Wachowicz (2005:2-3) ada 3 fungsi
manajemen:
17
1. Keputusan mengenai investasi merupakan keputusan yang paling penting
diantara ketiga bidang keputusan tersebut karena keputusan megenai
investasi ini akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu
berikutnya. Keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan jumlah
aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva tersebut beserta
tingkat risiko usahanya. Aktiva yang secara ekonomis sudah tidak dapat
dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam
melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber
dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaan.
Keputusan
pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan yang akan
mempengaruhi financial structure maupun capital structure. Manajer
dituntut untuk mempertimbangkan dana dan menganalisis kombinasi dari
sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai
kebutuhan-kebutuhan investasi serta usahanya.
3. Kebijakan manajemen aktiva. Jika aktiva telah diperoleh dan pendanaan
yang tepat telah tersedia, aktiva-aktiva yang ada tetap memerlukan
pengelolaan yang efisien. Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap
bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya
terhadap aktiva-aktva yang ada. Tanggung jawab ini membuat manajer
keuangan harus lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar dari pada
aktiva tetap.
Menurut Martono dan Harjito (2007:4) terdapat 3 fungsi utama dalam
manajemen keuangan yaitu :
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi adalah keputusan terhadap aktiva apa yang akan
dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan
yang paling penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan
18
keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas
investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan datang.
Rentabilitas Investasi (return on investment) merupakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan
mengenai pendapatan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai
investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi
tersebut berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal
sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik
atau sering disebut dengan struktur modal optimum, Karena itu perlu
ditetapkan apakah perusahaan menggunakan sumber modal ekstern yang
berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan
modal sendiri dengan menertibkan saham baru sehingga beban biaya
modal yang ditanggung perusahaan minimal.
3. Keputusan Pengelolaan Aktiva
Manajer keuangan bersama manajer-manajer lainnya dalam suatu
perusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari
asset-aset yang ada. Pengalokasian dana digunakan untuk pengadaan dan
pemanfaatan asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung
jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan
pengelolaan aktiva lancer dari pada aktiva tetap.
Menurut Sutrisno (2003;5) terdapat tiga fungsi utama dalam manajemen
keuangan adalah :
1. Keputusan investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus
mengalokasikan dana dalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat
mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang.
2. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut
untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-
19
sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai
kebutuhan–kebutuhan investasi serta kegiatannya.
3. Keputusan dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu
dividen ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang
saham.
2.1.5
Tujuan Manajemen Keuangan
Dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer
keuangan perlu menentukan tujuan yang jelas harus dicapai. Keputusan yang
benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemilik
perusahaan (pemegang saham).
Menurut Irawati (2006:11), tujuan manajemen keuangan adalah:
“Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan
biaya (expents atau cost) guna mendapatkan suatu pengembalian
keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah
perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan
expantion”
Sedangkan menurut Ross, Westerfield, Jordan (2006;11) tujuan
manajemen keuangan sebagai berikut :
“ The goal of financial management to maximize the current value per
share of the existing stock.”
Artinya bahwa tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai
per lembar saham dari saham yang beredar.
Menurut Sutrisno (2003:05) mengatakan bahwa:
“Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan
mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana
20
guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang
saham.”
Sehingga berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah
merencanakan, memperoleh, mengelola, dan mengalokasikan dana guna
memaksimalkan nilai perusahaan.
2.2 Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal
Untuk investasi di pasar modal, investor harus benar- benar menyadari
bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tetapi juga kemungkinan akan
mengalami kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh
kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan turunnaiknya harga di bursa. Penilaian saham dapat dilakukan dengan analisa
fundamental dan analisa teknikal.
2.2.1
Analisa Fundamental
Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor
adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang pemodal yang
rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang secara
fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi
dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai
intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari.
Menurut Husnan (2003:345) menyatakan bahwa:
“Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa
yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan
datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut
sehingga diperoleh takdiran harga saham. ”
21
Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor
adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang pemodal yang
rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang secara
fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi
dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai
intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan
kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari.
Informasi-informasi fundamental diantaranya :
a. Kemampuan manajemen perusahaan
b. Prospek perusahaan
c. Prospek pemasaran
d. Perkembangan teknologi
e. Kemampuan menghasilkan keuntungan
f. Kemampuan terhadap perekonomian nasional
g. Kebijakan pemerintah
h. Hak-hak yang diterima investor
2.2.2
Analisis Teknikal
Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang
irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu
yang bergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan
rasionalitasnya, tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas
kolektif. Harga saham sebagai penawaran yang merupakan manivestasi dari
kondisi psikologis pemodal. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga
saham selalu berfluktuasi naik dan turun, namun naik dan turunnya harga saham
tersebut ada batasannya yaitu batas atas dan batas bawah.
Menurut Husnan (2003:345) bahwa:
“Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi
pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi
pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut
22
adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan
(ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga
diwaktu yang lalu, dan (iii) karenanya perubahan harga saham akan
mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang.
Data yang digunakan dalam analisis teknikal biasanya berupa grafik atau
program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana
kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam
berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi
keuangan perusahaan.
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sebuah pernyataan tertulis mengenai
informasi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan, dan perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang banyak digunakan sebagai
acuan dasar untuk menagmbil keputusan ekonomi bagi para penggunanya.
Manurut Brigham & Houston (2010: 84) menjelaskan bahwa laporan
keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di
atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik
angka tersebut.
Menurut Munawir (2010;35) analisis laporan keuangan adalah :
“Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan
(trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta
perkembangan perusahaan yang bersangkutan.”
Sedangkan menurut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan berarti :
“Menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan
atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik
23
antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.”
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan merupakan pernyataan tertulis mengenai posisi keuangan dan kinerja
keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan sebagai salah satu
dasar untuk proses pengambilan keputusan oleh para penggunanya.
2.3.2
Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:07) laporan keuangan menggambarkan pos-pos
keuangan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal
beberapa macam laporan keuangan seperti:
1. Neraca
Dalam neraca disajikan bebagai informasi yang berkaitan dengan
komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan
dalam neraca meliputi:
1) Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki;
2) Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva;
3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability);
4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban;
5) Jenis-jenis modal (equity);
6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal.
2. Laporan Laba Rugi
Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi
yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam
laporan laba rugi meliputi:
1) Jenis-jenis pendapat yang diperoleh dalam suatu periode;
2) Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan;
3) Jumlah keseluruhan pendapatan;
4) Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode;
24
5) Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan
6) Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan;
7) Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan
dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi.
3. Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki
perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan
saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta
sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan
perubahan modal meliputi:
1) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini;
2) Jumlah rupiah tiap jenis modal;
3) Jumlah rupiah modal yang berubah;
4) Sebab-sebab berubahnya modal;
5) Jumlah rupiah modal sesudah perubahan.
4. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat
berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini
memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas
laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya.
Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas
data yang disajikan
5. Laporan Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk
dan arus kas keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau
pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biayabiaya yang telah dikeluarkan perusahan. Baik arus kas masuk maupun arus
kas keluar dibuar untuk periode tertentu.
Jenis –jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah :
25
“The four key financial statement required by the SEC for reporting to
shareholder are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the
statement of stockholder’s equity and (4) the statement of cash flows.”
Artinya bahwa empat laporan keuangan kunci yang diperlukan oleh SEC
untuk pelaporan kepada pemegang saham adalah (1) laporan rugi-laba, (2) neraca,
(3) laporan keuangan ekuitas pemegang saham, dan (4) laporan keuangan arus
kas.
Sedangkan menurut Sundjana dan Berlian (2002;4) jenis laporan
keuangan adalah :
“Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti. Misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus
dana), dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi
pembahasan
yang
merupakan
bagian
integral
dari
laporan
keuangan.”
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan, yaitu laporan
laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Sedangkan laporan lainnya yang
tercantum diatas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang
merupakan pendukung dari laporan keuangan dan bukan laporan keuangan yang
berdiri sendiri.
2.3.3
Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009),
26
“Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
pembuatan keputusan ekonomi”.
Menurut Kasmir (2008:68) secara umum dikatakan bahwa tujuan dan
manfaat analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode
tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah
dicapai untuk beberapa periode;
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan perusahaan;
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki;
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
saat ini;
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal;
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis
tentang hasil yang mereka capai.
Tujuan dari penyusunan laporan keuangan menurut Dwi Martani dkk
(2012:9) adalah :
1. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen dan pertanggung
jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai
4. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.
27
Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan laporan
keuangan, informasi mentah dapat dibaca melalui laporan keuangan dan
hubungan satu pos dengan pos lain akan menjadi indikator tentang posisi dan
prestasi keuangan perusahaan
2.4 Rasio keuangan
Untuk mengetahui kemampuan finansial perusahaan, adalah dilihat dari
laporan keuangan. Salah satu cara menganalisis laporan keuangan adalah melalui
analisis rasio keuangan. Analisis ini akan sangat membantu dalam menilai prestasi
manajemen masa dan prospeknya di masa yang akan datang serta kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh seorang business enterprise.
2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan Menurut Brigham and Houston (2006:94),
adalah sebagai berikut :
“Rasio keuangan dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi
suatu laporan keuangan.”
Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (2009:297) adalah sebagai
berikut :
“Rasio
keuangan
adalah
angka
yang
diperoleh
dari
hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya
yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).”
Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2010:104) adalah sebagai
berikut :
“Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka
dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu
komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau
antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian
angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu
periode maupun berbeda periode”
28
Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa rasio keuangan perusahaan adalah
perbandingan antara komponen-komponen dalam laporan keuangan yang
mempunyai hubungan yang relevan sehingga dapat diketahui kinerja keuangan
perusahaan.
2.4.2
Jenis-jenis rasio Keuangan
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap
rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu.
Menurut J. Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2010:106), bentukbentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)

Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
 Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt
Ratio)
 Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)
 Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)
 Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)
3. Rasio Aktivity (Activity Ratio)
 Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)
 Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average
Collection Period)
 Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over)
 Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
 Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales)
 Daya laba dasar (Basic Earing Power)
29
 Hasil pengembalian total aktiva (Return on Assets)
 Hasil pengembalian ekuitas (Return on Equity)
5. Rasio
Pertumbuhan
menggambarkan
(Growth
kemampuan
Ratio)
perusahaan
merupakan
rasio
yang
mempertahankan
posisi
ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
 Pertumbuhan penjualan
 Pertumbuhan laba bersih
 Pertumbuhan pendaptan per saham
 Pertumbuan dividen per saham
6. Rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran
kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas
biaya investasi.
 Rasio harga saham terhadap pendapatan
 Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku
Selanjutnya menurut James O Gill yang dikutip oleh Kasmir (2010:109),
jenis rasio keuangan terdiri atas:
1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)
 Rasio lancar (Current Ratio)
 Rasio perputaran kas
 Rasio utang terhadap kekayaan bersih
2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
 Rasio laba bersih
 Tingkat laba atas penjualan
 Tingkat laba atas investasi
3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio)
 Waktu pengumpulan piutang
 Rasio sediaan (Inventory Turn Over)
 Rasio aktiva tetap terhadap nilai bersih (Total Assets Turn Over)
 Rasio perputaran investasi
30
Sedangkan menurut Horne (2009:205), jenis rasio terdiri atas:
1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio)
 Rasio lancar (Current Ratio)
 Rasio Sangat Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio)
 Total utang terhadap ekuitas
 Total utang terhadap total aktiva
3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio)
 Bunga penutup
4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)
 Perputaran piutang (Receivable Turn Over)
 Rata-rata penagihan piutang (Average Collection period)
 Perputaran sediaan (Inventory Turn Over)
 Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over)
5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
 Margin laba bersih
 Pengembalian investasi
 Pengembalian ekuitas
2.5 Rasio Profitabilitas
Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses atau tidaknya manajemen di
dalam mengelola perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan
laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor harga jual produk, biaya
dan volume penjualan” menurut Syamsuddin (2009:90). Biaya menentukan
harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Harga jual
mempengaruhi volume penjualan sedangkan volume penjualan mempengaruhi
volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya.
Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berkaitan satu sama
lain. Oleh karena itu didalam perencanaan hubungan antara biaya, volume
penjualan dan laba memegang peranan yang sangat penting, sehingga di dalam
31
pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa yang akan
datang manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan
yang berakibat pada laba yang akan datang.
2.5.1
Return On Asset
Return on asset merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis
laporan keuangan perusahaan. Menurut Simamora (2006:529), adalah:
“Return on asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas
perusahaan.”
Menurut Mardiyanto (2009:196), sebagai berikut:
“Return on asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari
aktivitas investasi.”
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:148),
“Return on asset (ROA) adalah rasio yang mengukur pengembalian
penjualan bersih terhadap jumlah aktiva prusahaan. Rasio ini
diperoleh dari pendapatan bersih dibagi dengan jumlah aktiva.”
Untuk mengukur return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Return on assets menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa
diperoleh dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
2.5.2
Return On Equity
Sutrisno (2005:239) menjelaskan bahwa Return on equity adalah
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang
dimiliki.
Menurut Mardiyanto (2009: 196), adalah :
32
“Rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.”
Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:148), adalah :
“Return
On
Equity
adalah
rasio
yang
mengukur
tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.”
Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Return on
equity (ROE) merupakan suatu rasio yang mengukur tingkat pengembalian
keuntungan atas modal yang dikeluarkan oleh investor kepada perusahaan.
Menurut Sutrisno (2007) untuk menghitung ROE rumusnya adalah
sebagai berikut :
Earnings after taxes (EAT) yang dimaksudkan dalam perhitungan ini yaitu
merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dikurangi dividen untuk para
pemegang saham dalam satu periode. Selain itu yang dimaksud dengan modal
sendiri (shareholder’s equity) merupakan total aktiva dikurangi dengan total
kewajiban perusahaan. Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) berperan
untuk para investor atau kreditur yang akan tertarik dengan ukuran rasio
profitabilitas yang bisa dialokasikan kepada para pemegang saham. Seperti
diketahui pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan
yang diperoleh. Keutungan yang diperoleh oleh perusahaan pertama akan dipakai
untuk membayar bunga, hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (jika
ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.
2.5.3
Net Profit Margin
Brigham dan Houston (2010:146) menjelaskan bahwa net profit margin
atau disebut juga profit margin on sales adalah rasio yang mengukur laba bersih
dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dengan
penjualan.
33
Menurut Alexandri (2008: 200) adalah :
“Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.”
Sedangkan menurut Sutrisno (2009:222) NPM adalah :
“Net Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang
dicapai”.
Maka dari itu dapat disimpulkan untuk menghitung nilai Net Profit Margin
dari suatu perusahaan dapat membandingkan jumlah laba bersih perusahaan di
bandingkan tingkat penjualan perusahaan. Untuk menghitung Net Profit Margin
menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:304) adalah :
2.5.4
Earning Per Share (EPS)
Earning per share yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor.
Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan
pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS menggambarkan
jumlah laba yang diperoleh setiap lembar selama periode tertentu.
Menurut Tandelilin (2010:373) Earning Per Share (EPS) adalah:
“Earning per share adalah laba bersih yang siap di bagikan kepada
pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.”
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Earning per
Share adalah jumlah keuntungan dari setiap lembar saham yang dihasilkan oleh
perusahaan sehingga dapat memberikan informasi bagi calon investor sebagai
bahan pertimbangan.
Untuk mengukur Earning per Share Menurut Eduardus Tandelilin
(2010:373) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
34
2.5.5
Basic Earning Power (BEP) Ratio
Brigham dan Houston (2010:148) menjelaskan bahwa Basic Earning
Power ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam
menghasilkan laba operasi dihitung. Rasio ini dihitung dengan membagi EBIT
dengan total asset. Rasio in dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
2.6 Saham
2.6.1
Pengertian Saham
Bagian dari efek yang paling banyak diperdagangkan pada pasar modal
adalah saham. Saham merupakan bentuk kepemilikan terhadap suatu perusahaan.
Definisi menurut Sunariyah (2007: 126) yang dimaksud dengan saham adalah:
“Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten.
Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga
pemilik sebagian dari perusahaan tersebut.
2.6.1.1 Jenis-jenis saham
Saham yang beredar di masyarakat terdapat dalam berbagai jenis. Adapun
maksud
dari
pembagian
ini
adalah
hanya
untuk
membedakan
dari
karakteristik saham itu sendiri. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007;367),
saham dapat dibedakan menjadi:
1. Berdasarkan cara pengalihannya
a. Saham atas unjuk (Bearer stock)
35
Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan
saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau
memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang.
Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan
menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik
tidak dapat meminta gantinya.
b. Saham atas nama (Registered stock)
Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan
dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam
buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika
saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
2. Berdasarkan manfaatnyaa.
a. Saham biasa (Common stock)
Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham
biasa antara lain: saham biasa unggulan, saham biasa yang tumbuh, saham
biasa yang stabil, dan lain-lain.
b. Saham preferen (Prefered stock)
Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, antara lain: saham preferen
kumulatif, saham preferen bukan kumulatif, dan lain-lain.
Kelebihan saham biasa adalah kemampuannya memberikan keuntungan
yang cukup besar, bergantung kepada perkembangan perusahaan yang
bersangkutan. Di samping mendapatkan penghasilan dari dividen, pemilik saham
biasanya
juga
memperoleh
keuntungan
dari
capital
gain.
Adapun
karakteristik saham biasa yaitu:
1. Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan pasti.
Pendapatan investasi saham dapat berupa dividen dan capital gain.
Pembayaran
dividen
kepada
investor bergantung
pada
kebutuhan
36
manajemen perusahaan yang menyangkut kondisi dan rencana perusahaan
di masa yang akan datang.
2. Pemilik saham biasa mempunyai hak untuk mengikuti rapat umum
pemegang saham yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
suatu perusahaan. Hak suara yang dimiliki pemegang saham adalah
sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan demikian
setiap pembelian saham dapat berperan untuk menentukan masa depan
perusahaan.
3. Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo tertentu. Dengan demikian
emiten tidak perlu berkewajiban untuk membayar kembali harga
pembelian saham yang telah diterbitkannya. Berbeda dengan obligasi,
perusahaan memiliki kewajiban unutk mengembalikan baik itu berupa
bunga atau nominalnya.
2.6.2
Harga Saham
Dalam Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau
distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya,termasuk
hak klaim atas aset perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat
berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas.
Menurut menurut Martono (2007:13) mendefinisikan sebagai berikut :
“Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi,
pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.”
Menurut (Jogiyanto 2008:167), menyatakan bahwa:
“Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan
oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar
modal.”
Sedangkan Rusdin (2008:66), menyatakan bahwa:
“Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran
37
atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin
membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik.
Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham
tersebut akan bergerak turum.”
Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa harga saham
adalah harga yang terbentuk dari kesepakatan penjual dan pembeli saham atau
harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi
di pasar bursa pada saat tertentu.
2.6.2.1 Macam-Macam Harga Saham
Harga saham menurut Widiatmojo (2001:45), dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis yaitu:
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal ini
tercantum dalam lembar saham tersebut.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di
bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan
antara emiten dan penjamin emisi.
3. Harga Pasar
Harga pasar adalah hargainvestor yang lain. Harga pasar terjadi setelah
saham tersebut dicatat di bursa efek.
4. Harga Pembukaan
Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli
pada saat jam bursa dibuka.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dan
pembeli saat akhir hari buka.
6. Harga Tertinggi
Harga saham tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari, tetapi bisa
berkali dan tidak terjadi pada harga saham yang lama. Dari harga-harga
38
yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa
tersebut, harga itu disebut harga tertinggi.
7. Harga Terendah
Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga
yang paling rendah pada satu hari bursa.
8. Harga Rata-rata
Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan terendah.
Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
2.7 Pasar Modal
2.7.1
Pengertian Pasar Modal
Salah satu sumber dana eksternal yang utama selain supplier yang
memberikan kredit jangka pendek ataupun jangka panjang dan kredit investasi
bank. Oleh karena itu, pasar modal dapat dijadikan wahana penting diluar
perbankan yang menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke
borrower dan menyediakan dana bagi dunia usaha melalui penjualan instrumeninstrumen keuangan jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal.
Menurut Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa pasar modal yaitu :
“Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun
perusahaan swasta.“
Berdasarkan definisi di atas, disebutkan bahwa di pasar modal
diperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrument jangka panjang.
Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu modal hutang dan
modal sendiri. Modal sendiri adalah surat berharga yang bersifat penyertaan atau
ekuitas seperti saham, waran, dan right. Sedangkan modal hutang adalah surat
berharga yang bersifat hutang atau sering juga disebut sebagai surat berharga
pendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi dan obligasi konversi.
39
Lebih luas lagi, Jogiyanto (2008:3) mendefinisikan tiga istilah yang
berkaitan dengan pasar modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal yaitu sebagai
berikut :
“Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan
pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau
kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh
perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana
para pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap
pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas
yang dipertukarkan disini adalah modal”.
Sedangkan menurut Rusdin (2008:1) definisi capital market atau pasar
modal dalam pengertian luas dan pengertian khusus adalah sebagai berikut:
“Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka
panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.”
Berdasarkan kedua teori diatas, penulis berpendapat bahwa pasar modal
layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana (pembeli
efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang terhimpun dalam
wadah jual beli instrumen pasar modal hingga terbentuknya permintaan dan
penawaran atas efek.
Dari berbagai definisi yang telah diuraikan diatas, maka terdapat berbagai
karakteristik dari pasar modal, yaitu:
 Sebagai jembatan perdagangan antara dua pihak, yaitu pihak yang
menegluarkan dana (investor/Leender), dan pihak yang membutuhkan
dana (Emiten/borrower).
 Komoditas yang diperdagangkan adalah komoditas modal.
 Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panajng) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
40
 Pasar yang menggunakan sistem terorganisir dengan melalui jasa para
komissioner, underwriter dan pialang.
 Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan
2.7.2
Peranan Pasar Modal
Martalena & Malinda (2011:3) menjelaskan bahwa pasar modal
memiliki beberapa peran dan manfaat, yaitu:
1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien
2. Pasar modal sebagai alternatif investasi
3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek baik
4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan
5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional
2.7.3
Jenis-jenis Pasar Modal
Berdasarkan transaksi pasar modal dibagi menjadi dua yaitu pasar perdana
dan pasar sekunder. Jika saham diperdagangkan di bursa, sham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder. Menurut Jogiyanto (2003:15) terdapat empat
jenis pasar modal, yaitu:
1. Primary market, yaitu pasar modal yang menjual pertama sham sekuritas
lainnya sebelum sekuritas tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga pasar
di pasar modal ini ditentukan oleh penjamin emisi (underwriter) dan
perusahaan yang go-public (emiten). Di Indonesia primary market adalah
pasar perdana.
2. Secondary Market, yaitu pasar modal dalam bentuk bursa efek yang
memperjualbelikan sham dan sekuritas pada umumnya setelah masa
penjualan di primary market. Harga saham ini ditentukan oleh
permintaan dan penawaran yang dipengaruhi berbagai factor dari emiten
kebijakan laba per saham atau kebijakan dividen hingga faktor diluar
dividen. Di Indonesia secondary market adalah Bursa Efek Indonesia
(BEI).
41
3. Third Market, yaitu pasar modal tempat saham dan sekuritas lain
diperdagangkan diluar bursa efek, pasar ini disebut pula over the counter
market atau dengan kata lain pasar ketiga dijalankan oleh broker yang
mempertemukan penjual dan pembeli pada saat pasar kedua ditutup. Di
Indonesia disebut bursa parallel yang dikelola Perserikatan Pedagang
Uang dan efek.
4. Fourth Market, yaitu pasar perdagangan saham antar investor atau antar
pemegang saham tenpa melalui pialang atau perantara pedagang efek.
Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk
memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar. Di Indonesia
contoh fourth market adalah Instinet yang dimiliki oleh Reuter yang
menangani lebih dari satu milyar lembar saham tiap tahunnya.
Sedangkan jika ditinjau dari segi proses transaksinya, pasar modal
terbagi atas tiga jenis pasar, yaitu:
a. Pasar Spot, yaitu bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan
sekuritas atau jasa keuangan untuk diserahterimakan secara spontan.
b. Pasar Futures atau Forward, yaitu pasar keuangan dimana sekuritas
atau jasa keuangan yang akan diselesaikan pada kemudian hari atau
beberapa waktu sesuai dengan ketentuan.
c. Pasar Opsi, yaitu pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk
menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi.
2.7.4
Instrumen Pasar Modal
Terdapat bebagai instrumen yang diperjual-belikan di pasar modal.
Masing-masing instrumen tersebut memiliki perbedaan, ketentuan, dan ciri-ciri
tersendiri. Martalena dan Malinda (2011:12-17) menjelaskan instrumeninstrumen yang terdapat pada pasar modal sebagai berikut:
1. Saham (Stock)
Saham merupakan salah satu instumen pasar keuangan yang paling
popoler. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham
42
merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena
saham mampu emberikan tingkat keuntungan yang menarik.
Saham merupakan tanda penyertaan seseoran atau pihak (badan usaha)
dalam sautu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan
modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam RUPS.
2. Obligasi (Bond)
Obligasi adalah efek yang bersifat hutang jangka panjang. Jenis-jenis
obligasi terdiri dari obligasi biasa dan obligasi konversi.
a. Obligasi Biasa
Obligasi biasa merupakan suatu bentuk hutang jangka panjang yang
dikeluarkan oleh perusahaan atau pihak lain dengan kewajiban
membayar bunga setiap periode terentu dan pokok pinjaman pada
akhir periode (jatuh tempo)
b. Obligasi Konversi
Obligas konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan ke saham
obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit
obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki
kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban
melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada
pihak pembeli obligasi tersebut.
3. Right
Right adalah hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga
tertentu, diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat (2 minggu).
4. Waran
Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga tertentu di
masa yang akan datang. waran dapat diperdagangkan 6 bulan setelah
diterbitkan dengan masa beraku sekitar 3-5 tahun.
43
2.7.5
Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal
Pada dasarnya, kegiatan perdagangan efek tidak bebeda dengan kegiatan
pasar pada umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual. Dipasar modal,
pihak-pihak yang terlibat tersebut dikenal dengan istilah emiten dan investor.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 angka 6:
”Istilah emiten mengacu kepada kegiatan yang dilakukan perusahaan
yang menjual bebagai sahamnya kepada masyarakat investor melalui
penawaran umum (pasar perdana). Saham yang telah dijual kepada
investor tersebut akan diperjualbelikan kembali antara investor
melalui bursa efek (pasar sekunder)”.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa istialah
emiten ialah perusahaan yang memperoleh dana lewat pasar modal dengan cara
menerbitkan saham atau efek lainnya ke publik.
Berdasarkan pernyataan UUPM tersebut, perdagangan saham dipasar
modal dilakukan melalui dua jenis pasar yaitu pasar perdana dan pasar sekunder.
Lebih spesifik mengenai pasar perdana dan pasar sekunder dikatakan oleh para
ahli antara lain:
Menurut Dahlan Siaman (2002:371) mendefinisikan Pasar perdana
adalah sebagai berikut:
“Pasar perdana adalah penawaran efek secara langsung oleh emiten
kepada investor tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dilakukan
berdasarkan perjanjian emisi efek. Harga efek yang ditawarkan
dipasar perdana tidak berpluktuasi. Setelah selesai masa penawaran
dipasar perdana efek tersebut akan diperdagangkan secara terus
menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli
efek di bursa efek tersebut pasar sekunder”.
Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pasar pedana
merupakan pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertamakalinya,
sebelum dicatatkan di Bursa efek. Disini, saham dan efek lainnya untuk pertama
kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter)
melalui perantara pedagang efek (Broker) yang bertindak sebagai agen penjual
saham. Proses ini biasa disebut dengan penawaran umum perdana (Initial Publik
offering/IPO). Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan
44
diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi.
Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder.
Menurut Jogiyanto (2008:56), pengertian pasar sekunder adalah sebagai
berikut:
”Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan
di Bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan
kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efekefek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penewaran
perdana”
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar sekunder
merupakan tempat terjadi proses jual beli efek setelah melakukan mekanisme
perdagangan dipasar perdana. Dipasar sekunder efek-efek dapat diperdagangkan
dari satu investor ke investor lainnya.
2.8 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneliti
Andini
Tahun
2011
Variable X
Harga
E D F N R R
E
P P L P O O
V
S S
A
V V V
M A E
Simpulan
saham
V

Miranda



Secara Simultan, variable
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
Secara
parsial
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara parsial DPS tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
Secara parsial Financial
Leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
45
Ina Rinati
2009
Dewi
2007
V
2008
V
2012
V
V V V
V
V
V
Anggraini
Wahyu
V V
Handoko
Sri
Wahyuni
V
V
V

Secara Simultan, variable
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
 Secara Parsial NPM tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara
parsial
ROA
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
 Secara parsial ROE tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara simultan variable
tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
 Secara
parsial
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
 Secara parsial NPM tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara Simultan, variable
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
 Secara
parsial
EPS
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara parsial EVA tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara parsial ROE tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham
 Secara parsial ROA tidak
berpengaruh
terhadap
harga saham

Secara Simultan, variable
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
46



Angga
2012
V
V V V

Agwin
Pradana




Secara
parsial
NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara
parsial
ROE
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara
parsial
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara Simultan, variable
tersebut
berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham
Secara
parsial
ROA
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara parsial ROE tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara
parsial
NPM
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Secara
parsial
EPS
berpengaruh
signifikan
terhadap harga saham
Download