13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dewasa ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting, seiring dengan berkembangnya tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan dan mencari dana. Akan tetapi, manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Manajemen adalah salah satu fungsi operasional perusahaan yang sangat penting disamping fungsi operasional lainnya sperti manajemen pemasaran, manajemen operasional, dan lain sebagainya. Manajemen keuangan membicarakan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh individu, perusahaan maupun pemerintah. Manajemen keuangan terdiri dari dua kata manajemen dan keuangan, pengertian lebih lanjut akan di jelaskan di bawah ini. 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan suatau proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dab pengendalian pada kegiatan sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber ekonomi atau faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ada beberapa pengertian manajemen yang telah ada sebelumnya oleh para ahli. Berikut ini pengertian manajemen menurut Lewis (2004:5) mendefinisikan manajemen sebagai : “The process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the goals of the organization.” 13 14 Artinya bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Weihrich dan Koontz (2005:4), manajemen itu dapat didefinisikan sebagai berikut: “Management is the process of designing and maintaining an environment in which individuals, working together in groups, efficiently accomplish selected aims.” Menurut Manullang (2005:05) adalah sebagai berikut : “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.” Definisi diatas dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan suatu ilmu dan seni yang mengelola, memelihara, mengkoordinasi dan melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahaan, dan pengawasan untuk mencapai suatu tujuan dari suatu organisasi dengan efektif dan efisien. 2.1.2 Pengertian Keuangan Keuangan memiliki ruang lingkup yang luas dan dinamis. Keuangan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan manusia dan organisasi. Untuk memperoleh laba dalam melakukan suatu usaha diperlukan keuangan yang optimal agar dapat berjalan dengan baik dan dapat mengoptimalkan perusahaan, diperlukan manajemen yang baik. Oleh karena itu, keuangan mempunyai hubungan erat terhadap manajerial Menurut Gitman (2006:04) mengatakan bahwa: “Finance can be defined as the art science of managing money. Virtually all individuals and organization earn or raise money and spend or invest money. Finance is concerned the process institutions, market, 15 and instruments involved in the transfer of money among individuals, business, and government.” Menurut Irawati (2006:54) keuangan adalah : “ Proses suatu kegiatan yang berhubungan dengan dana atau uang yang dilakukan demi tujuan tertentu oleh setiap individu atau organisasi ” Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:34) pengertian keuangan adalah: “Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang, yang mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.” Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keuangan adalah ilmu dan seni tentang suatu kegiatan bagaimana individu atau organisasi berperilaku dalam mengelola uang atau dana untuk satu tujuan yang telah ditetapkan. 2.1.3 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang terkait dengan pengelolaan keuangan pada suatu perusahaan. Aktivitas manajemen keuangan pada umumnya dimulai dari perencanaan dana untuk aktivitas perusahaan, usaha mencari sumber dana untuk pembiayaan aktivitas perusahaan ,pengalokasian dan penggunaan dana yang telah diperoleh untuk aktivitas perusahaan dan pengendalian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penting bagi suatu perusahan untuk menjalankan aktivitas manajemen keuangan secara efektif dan efisien karena akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang mencerminkan nilai perusahaan di mata para investor yang akan menjadi pertimbangan mereka untuk berinvestasi. Brigham & Houston (2010:5) menjelaskan pengertian dari manajemen keuangan seperti berikut: “Financial management, also called corporate finance, focuses on decisions relating to how much and what types of assets to acquire, how 16 to raise the capital needed to buy assets, and how to run the firm so as maximize its value”. Artinya, manajemen keuangan, yang disebut juga keuangan perusahaan, fokus pada keputusan yang berhubungan dengan seberapa banyak dan jenis aset apa yang harus diperoleh, bagaimana meningkatkan modal yang dibutuhkan untuk membeli aset dan bagaimana menalankan perusahaan agar mencapai nilai maksimumnya. Menurut Horne & Wachowicz (2012:2) pengertian manajemen keuangan dijelaskan dengan dskripsi sebagai berikut ini: “Manajemen Keuangan berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen aset dengan didasari beberapa tujuan umum”. Sedangkan menurut Keown, Martin, Petty, dan Scott (2005:4) berpendapat mengenai manajemen keuangan bahwa: “Financial management is concerned with the maintanance and creation of economic value or wealth.”. Artinya manajemen keuangan adalah mengenai pemeliharaan dan penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan keuangan, pendanaan, dan pengalokasian dana yang biasa dilakukan oleh manajer keuangan perusahaan tersebut secara efektif dan efisien agar tercapainya tujuan organisasi dan penciptaan dari nilai ekonomi atau kekayaan. 2.1.4 Fungsi Manajemen Keuangan Fungsi manajemen keuangan dari suatu perusahaan itu sendiri adalah salah satu fungsi utama yang sangat penting dalam perusahaan, di samping fungsifungsi lainnya. Menurut Horne dan Wachowicz (2005:2-3) ada 3 fungsi manajemen: 17 1. Keputusan mengenai investasi merupakan keputusan yang paling penting diantara ketiga bidang keputusan tersebut karena keputusan megenai investasi ini akan berpengaruh secara langsung terhadap besarnya rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu berikutnya. Keputusan investasi ini akan menentukan keseluruhan jumlah aktiva yang ada pada perusahaan, komposisi dari aktiva tersebut beserta tingkat risiko usahanya. Aktiva yang secara ekonomis sudah tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti. 2. Keputusan pendanaan adalah keputusan manajemen keuangan dalam melakukan pertimbangan dan analisis perpaduan antara sumber-sumber dana yang paling ekonomis bagi perusahaan untuk mendanai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan operasional perusahaan. Keputusan pendanaan akan tercermin dalam sisi pasiva perusahaan yang akan mempengaruhi financial structure maupun capital structure. Manajer dituntut untuk mempertimbangkan dana dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta usahanya. 3. Kebijakan manajemen aktiva. Jika aktiva telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah tersedia, aktiva-aktiva yang ada tetap memerlukan pengelolaan yang efisien. Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktva yang ada. Tanggung jawab ini membuat manajer keuangan harus lebih memperhatikan manajemen aktiva lancar dari pada aktiva tetap. Menurut Martono dan Harjito (2007:4) terdapat 3 fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu : 1. Keputusan Investasi Keputusan investasi adalah keputusan terhadap aktiva apa yang akan dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang paling penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan 18 keputusan investasi berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan datang. Rentabilitas Investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu investasi. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal. Pertama, keputusan mengenai pendapatan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal sendiri. Kedua, penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut dengan struktur modal optimum, Karena itu perlu ditetapkan apakah perusahaan menggunakan sumber modal ekstern yang berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan menertibkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan minimal. 3. Keputusan Pengelolaan Aktiva Manajer keuangan bersama manajer-manajer lainnya dalam suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari asset-aset yang ada. Pengalokasian dana digunakan untuk pengadaan dan pemanfaatan asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut menuntut manajer keuangan lebih memperhatikan pengelolaan aktiva lancer dari pada aktiva tetap. Menurut Sutrisno (2003;5) terdapat tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan adalah : 1. Keputusan investasi, yaitu masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana dalam bentuk–bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan dimasa yang akan datang. 2. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber- 19 sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan–kebutuhan investasi serta kegiatannya. 3. Keputusan dividen, dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. 2.1.5 Tujuan Manajemen Keuangan Dalam mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang jelas harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif, tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan karena dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemilik perusahaan (pemegang saham). Menurut Irawati (2006:11), tujuan manajemen keuangan adalah: “Untuk memaksimalkan profit atau keuntungan dan meminimalkan biaya (expents atau cost) guna mendapatkan suatu pengembalian keputusan yang maksimum, dalam menjalankan perusahaan kearah perkembangan dan perusahaan yang berjalan atau survive dan expantion” Sedangkan menurut Ross, Westerfield, Jordan (2006;11) tujuan manajemen keuangan sebagai berikut : “ The goal of financial management to maximize the current value per share of the existing stock.” Artinya bahwa tujuan manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai per lembar saham dari saham yang beredar. Menurut Sutrisno (2003:05) mengatakan bahwa: “Tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana 20 guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang saham.” Sehingga berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah merencanakan, memperoleh, mengelola, dan mengalokasikan dana guna memaksimalkan nilai perusahaan. 2.2 Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal Untuk investasi di pasar modal, investor harus benar- benar menyadari bahwa disamping akan memperoleh keuntungan tetapi juga kemungkinan akan mengalami kerugian. Keuntungan dan kerugian tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan investor menganalisis keadaan harga saham dan kemungkinan turunnaiknya harga di bursa. Penilaian saham dapat dilakukan dengan analisa fundamental dan analisa teknikal. 2.2.1 Analisa Fundamental Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari. Menurut Husnan (2003:345) menyatakan bahwa: “Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan (i) mengestimate nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh takdiran harga saham. ” 21 Analisis fundamental bermula dari anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi dasarnya jelas bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik pada suatu saat, tetapi juga dan bahkan lebih penting bagi harapan akan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari. Informasi-informasi fundamental diantaranya : a. Kemampuan manajemen perusahaan b. Prospek perusahaan c. Prospek pemasaran d. Perkembangan teknologi e. Kemampuan menghasilkan keuntungan f. Kemampuan terhadap perekonomian nasional g. Kebijakan pemerintah h. Hak-hak yang diterima investor 2.2.2 Analisis Teknikal Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang irasional. Bursa pada dasarnya adalah cerminan mass behavior. Seorang individu yang bergabung ke dalam suatu massa, bukan hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya, tapi sering juga melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham sebagai penawaran yang merupakan manivestasi dari kondisi psikologis pemodal. Model ini pada intinya menggambarkan bahwa harga saham selalu berfluktuasi naik dan turun, namun naik dan turunnya harga saham tersebut ada batasannya yaitu batas atas dan batas bawah. Menurut Husnan (2003:345) bahwa: “Analisis teknikal mencoba memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar) di waktu yang lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut 22 adalah (i) bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan (ii) bahwa informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu yang lalu, dan (iii) karenanya perubahan harga saham akan mempunyai pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Data yang digunakan dalam analisis teknikal biasanya berupa grafik atau program komputer. Dari grafik atau program komputer dapat diketahui bagaimana kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan dipilih dalam berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan. 2.3 Laporan Keuangan 2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sebuah pernyataan tertulis mengenai informasi kinerja keuangan, posisi keuangan perusahaan, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu yang banyak digunakan sebagai acuan dasar untuk menagmbil keputusan ekonomi bagi para penggunanya. Manurut Brigham & Houston (2010: 84) menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang berada dibalik angka tersebut. Menurut Munawir (2010;35) analisis laporan keuangan adalah : “Analisis laporan keuangan yang terdiri dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.” Sedangkan menurut Harahap (2009:190) analisis laporan keuangan berarti : “Menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik 23 antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.” Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan pernyataan tertulis mengenai posisi keuangan dan kinerja keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan yang digunakan sebagai salah satu dasar untuk proses pengambilan keputusan oleh para penggunanya. 2.3.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2008:07) laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan yang diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan keuangan seperti: 1. Neraca Dalam neraca disajikan bebagai informasi yang berkaitan dengan komponen yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi: 1) Jenis-jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki; 2) Jumlah rupiah masing-masing jenis aktiva; 3) Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability); 4) Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban; 5) Jenis-jenis modal (equity); 6) Jumlah rupiah masing-masing jenis modal. 2. Laporan Laba Rugi Seperti halnya neraca, laporan laba rugi memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan. Adapun informasi yang disajikan perusahaan dalam laporan laba rugi meliputi: 1) Jenis-jenis pendapat yang diperoleh dalam suatu periode; 2) Jumlah rupiah dari masing-masing jenis pendapatan; 3) Jumlah keseluruhan pendapatan; 4) Jenis-jenis biaya atau beban dalam suatu periode; 24 5) Jumlah rupiah masing-masing biaya atau beban yang dikeluarkan 6) Jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan; 7) Hasil usaha yang diperoleh dengan mengurangi jumlah pendapatan dan biaya. Selisih ini disebut laba atau rugi. 3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan saat ini. Kemudian, laporan ini juga menunjukan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya modal. Informasi yang diberikan dalam laporan perubahan modal meliputi: 1) Jenis-jenis dan jumlah modal yang ada saat ini; 2) Jumlah rupiah tiap jenis modal; 3) Jumlah rupiah modal yang berubah; 4) Sebab-sebab berubahnya modal; 5) Jumlah rupiah modal sesudah perubahan. 4. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang disajikan 5. Laporan Kas Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biayabiaya yang telah dikeluarkan perusahan. Baik arus kas masuk maupun arus kas keluar dibuar untuk periode tertentu. Jenis –jenis laporan keuangan menurut Gitman (2006:46) adalah : 25 “The four key financial statement required by the SEC for reporting to shareholder are (1) the income statement, (2) the balance sheet, (3) the statement of stockholder’s equity and (4) the statement of cash flows.” Artinya bahwa empat laporan keuangan kunci yang diperlukan oleh SEC untuk pelaporan kepada pemegang saham adalah (1) laporan rugi-laba, (2) neraca, (3) laporan keuangan ekuitas pemegang saham, dan (4) laporan keuangan arus kas. Sedangkan menurut Sundjana dan Berlian (2002;4) jenis laporan keuangan adalah : “Laporan keuangan meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti. Misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi pembahasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.” Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada tiga jenis laporan keuangan yang sering digunakan, yaitu laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas. Sedangkan laporan lainnya yang tercantum diatas merupakan bagian integral dari laporan keuangan yang merupakan pendukung dari laporan keuangan dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri. 2.3.3 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), 26 “Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Menurut Kasmir (2008:68) secara umum dikatakan bahwa tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah: 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode; 2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan; 3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki; 4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini; 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal; 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai. Tujuan dari penyusunan laporan keuangan menurut Dwi Martani dkk (2012:9) adalah : 1. Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi 2. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen dan pertanggung jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya 3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai 4. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu. 27 Bedasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa dengan laporan keuangan, informasi mentah dapat dibaca melalui laporan keuangan dan hubungan satu pos dengan pos lain akan menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan 2.4 Rasio keuangan Untuk mengetahui kemampuan finansial perusahaan, adalah dilihat dari laporan keuangan. Salah satu cara menganalisis laporan keuangan adalah melalui analisis rasio keuangan. Analisis ini akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa dan prospeknya di masa yang akan datang serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang business enterprise. 2.4.1 Pengertian Rasio Keuangan Pengertian rasio keuangan Menurut Brigham and Houston (2006:94), adalah sebagai berikut : “Rasio keuangan dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.” Pengertian rasio keuangan menurut Harahap (2009:297) adalah sebagai berikut : “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).” Pengertian rasio keuangan menurut Kasmir (2010:104) adalah sebagai berikut : “Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada di antara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun berbeda periode” 28 Maka dapat di ambil kesimpulan bahwa rasio keuangan perusahaan adalah perbandingan antara komponen-komponen dalam laporan keuangan yang mempunyai hubungan yang relevan sehingga dapat diketahui kinerja keuangan perusahaan. 2.4.2 Jenis-jenis rasio Keuangan Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Menurut J. Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir (2010:106), bentukbentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage) Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage) 3. Rasio Aktivity (Activity Ratio) Perputaran persediaan (Inventory Turn Over) Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Period) Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Margin laba penjualan (Profit Margin on Sales) Daya laba dasar (Basic Earing Power) 29 Hasil pengembalian total aktiva (Return on Assets) Hasil pengembalian ekuitas (Return on Equity) 5. Rasio Pertumbuhan menggambarkan (Growth kemampuan Ratio) perusahaan merupakan rasio yang mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Pertumbuhan penjualan Pertumbuhan laba bersih Pertumbuhan pendaptan per saham Pertumbuan dividen per saham 6. Rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi. Rasio harga saham terhadap pendapatan Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku Selanjutnya menurut James O Gill yang dikutip oleh Kasmir (2010:109), jenis rasio keuangan terdiri atas: 1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) Rasio lancar (Current Ratio) Rasio perputaran kas Rasio utang terhadap kekayaan bersih 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Rasio laba bersih Tingkat laba atas penjualan Tingkat laba atas investasi 3. Rasio Efisiensi (Activity Ratio) Waktu pengumpulan piutang Rasio sediaan (Inventory Turn Over) Rasio aktiva tetap terhadap nilai bersih (Total Assets Turn Over) Rasio perputaran investasi 30 Sedangkan menurut Horne (2009:205), jenis rasio terdiri atas: 1. Rasio Likuiditas (Liquiditiy Ratio) Rasio lancar (Current Ratio) Rasio Sangat Cepat (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2. Rasio Pengungkit (Leverage Ratio) Total utang terhadap ekuitas Total utang terhadap total aktiva 3. Rasio Pencakupan (Coverage Ratio) Bunga penutup 4. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) Perputaran piutang (Receivable Turn Over) Rata-rata penagihan piutang (Average Collection period) Perputaran sediaan (Inventory Turn Over) Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 5. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) Margin laba bersih Pengembalian investasi Pengembalian ekuitas 2.5 Rasio Profitabilitas Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses atau tidaknya manajemen di dalam mengelola perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan laba terutama dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor harga jual produk, biaya dan volume penjualan” menurut Syamsuddin (2009:90). Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Harga jual mempengaruhi volume penjualan sedangkan volume penjualan mempengaruhi volume produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu didalam perencanaan hubungan antara biaya, volume penjualan dan laba memegang peranan yang sangat penting, sehingga di dalam 31 pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa yang akan datang manajemen memerlukan data untuk menilai berbagai macam kemungkinan yang berakibat pada laba yang akan datang. 2.5.1 Return On Asset Return on asset merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan perusahaan. Menurut Simamora (2006:529), adalah: “Return on asset merupakan suatu ukuran keseluruhan profitabilitas perusahaan.” Menurut Mardiyanto (2009:196), sebagai berikut: “Return on asset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi.” Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:148), “Return on asset (ROA) adalah rasio yang mengukur pengembalian penjualan bersih terhadap jumlah aktiva prusahaan. Rasio ini diperoleh dari pendapatan bersih dibagi dengan jumlah aktiva.” Untuk mengukur return on asset (ROA) dapat dirumuskan sebagai berikut: Return on assets menunjukan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dengan menggunakan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. 2.5.2 Return On Equity Sutrisno (2005:239) menjelaskan bahwa Return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan modal sendiri yang dimiliki. Menurut Mardiyanto (2009: 196), adalah : 32 “Rasio yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba bagi para pemegang saham.” Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2010:148), adalah : “Return On Equity adalah rasio yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa.” Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa Return on equity (ROE) merupakan suatu rasio yang mengukur tingkat pengembalian keuntungan atas modal yang dikeluarkan oleh investor kepada perusahaan. Menurut Sutrisno (2007) untuk menghitung ROE rumusnya adalah sebagai berikut : Earnings after taxes (EAT) yang dimaksudkan dalam perhitungan ini yaitu merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dikurangi dividen untuk para pemegang saham dalam satu periode. Selain itu yang dimaksud dengan modal sendiri (shareholder’s equity) merupakan total aktiva dikurangi dengan total kewajiban perusahaan. Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) berperan untuk para investor atau kreditur yang akan tertarik dengan ukuran rasio profitabilitas yang bisa dialokasikan kepada para pemegang saham. Seperti diketahui pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keutungan yang diperoleh oleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga, hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (jika ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa. 2.5.3 Net Profit Margin Brigham dan Houston (2010:146) menjelaskan bahwa net profit margin atau disebut juga profit margin on sales adalah rasio yang mengukur laba bersih dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dengan penjualan. 33 Menurut Alexandri (2008: 200) adalah : “Rasio yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.” Sedangkan menurut Sutrisno (2009:222) NPM adalah : “Net Profit Margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai”. Maka dari itu dapat disimpulkan untuk menghitung nilai Net Profit Margin dari suatu perusahaan dapat membandingkan jumlah laba bersih perusahaan di bandingkan tingkat penjualan perusahaan. Untuk menghitung Net Profit Margin menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:304) adalah : 2.5.4 Earning Per Share (EPS) Earning per share yang tinggi merupakan daya tarik bagi investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin tinggi. EPS menggambarkan jumlah laba yang diperoleh setiap lembar selama periode tertentu. Menurut Tandelilin (2010:373) Earning Per Share (EPS) adalah: “Earning per share adalah laba bersih yang siap di bagikan kepada pemegang saham di bagi dengan jumlah lembar saham perusahaan.” Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Earning per Share adalah jumlah keuntungan dari setiap lembar saham yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat memberikan informasi bagi calon investor sebagai bahan pertimbangan. Untuk mengukur Earning per Share Menurut Eduardus Tandelilin (2010:373) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : 34 2.5.5 Basic Earning Power (BEP) Ratio Brigham dan Houston (2010:148) menjelaskan bahwa Basic Earning Power ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba operasi dihitung. Rasio ini dihitung dengan membagi EBIT dengan total asset. Rasio in dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 2.6 Saham 2.6.1 Pengertian Saham Bagian dari efek yang paling banyak diperdagangkan pada pasar modal adalah saham. Saham merupakan bentuk kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Definisi menurut Sunariyah (2007: 126) yang dimaksud dengan saham adalah: “Surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan tersebut. 2.6.1.1 Jenis-jenis saham Saham yang beredar di masyarakat terdapat dalam berbagai jenis. Adapun maksud dari pembagian ini adalah hanya untuk membedakan dari karakteristik saham itu sendiri. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007;367), saham dapat dibedakan menjadi: 1. Berdasarkan cara pengalihannya a. Saham atas unjuk (Bearer stock) 35 Di atas sertifikat ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham atas unjuk, seorang pemilik sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain karena sifatnya mirip dengan uang. Pemilik saham atas unjuk ini harus berhati-hati membawa dan menyimpannya, karena jika saham tersebut hilang, maka pemilik tidak dapat meminta gantinya. b. Saham atas nama (Registered stock) Di atas sertifikat saham dituliskan nama pemiliknya. Cara peralihan dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya. 2. Berdasarkan manfaatnyaa. a. Saham biasa (Common stock) Saham biasa selalu ada dalam struktur modal saham. Jenis-jenis saham biasa antara lain: saham biasa unggulan, saham biasa yang tumbuh, saham biasa yang stabil, dan lain-lain. b. Saham preferen (Prefered stock) Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, antara lain: saham preferen kumulatif, saham preferen bukan kumulatif, dan lain-lain. Kelebihan saham biasa adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang cukup besar, bergantung kepada perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Di samping mendapatkan penghasilan dari dividen, pemilik saham biasanya juga memperoleh keuntungan dari capital gain. Adapun karakteristik saham biasa yaitu: 1. Saham biasa tidak menjanjikan pendapatan yang bersifat tetap dan pasti. Pendapatan investasi saham dapat berupa dividen dan capital gain. Pembayaran dividen kepada investor bergantung pada kebutuhan 36 manajemen perusahaan yang menyangkut kondisi dan rencana perusahaan di masa yang akan datang. 2. Pemilik saham biasa mempunyai hak untuk mengikuti rapat umum pemegang saham yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu perusahaan. Hak suara yang dimiliki pemegang saham adalah sebanding dengan jumlah saham yang dimilikinya. Dengan demikian setiap pembelian saham dapat berperan untuk menentukan masa depan perusahaan. 3. Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo tertentu. Dengan demikian emiten tidak perlu berkewajiban untuk membayar kembali harga pembelian saham yang telah diterbitkannya. Berbeda dengan obligasi, perusahaan memiliki kewajiban unutk mengembalikan baik itu berupa bunga atau nominalnya. 2.6.2 Harga Saham Dalam Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang sahamnya,termasuk hak klaim atas aset perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim pemegang surat berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Menurut menurut Martono (2007:13) mendefinisikan sebagai berikut : “Harga saham merupakan refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakan dividen) dan pengelolaan aset.” Menurut (Jogiyanto 2008:167), menyatakan bahwa: “Harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.” Sedangkan Rusdin (2008:66), menyatakan bahwa: “Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan-penawaran 37 atau kekuatan tawar-menawar. Makin banyak orang yang ingin membeli, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, makin banyak orang yang ingin menjual saham, maka saham tersebut akan bergerak turum.” Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk dari kesepakatan penjual dan pembeli saham atau harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu. 2.6.2.1 Macam-Macam Harga Saham Harga saham menurut Widiatmojo (2001:45), dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: 1. Harga Nominal Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut. 2. Harga Perdana Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut dicatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin emisi. 3. Harga Pasar Harga pasar adalah hargainvestor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatat di bursa efek. 4. Harga Pembukaan Harga pembukaan adalah harga yang diminta penjual dari pembeli pada saat jam bursa dibuka. 5. Harga Penutupan Harga penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli saat akhir hari buka. 6. Harga Tertinggi Harga saham tidak hanya sekali atau dua kali dalam satu hari, tetapi bisa berkali dan tidak terjadi pada harga saham yang lama. Dari harga-harga 38 yang terjadi tentu ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut, harga itu disebut harga tertinggi. 7. Harga Terendah Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi, yaitu harga yang paling rendah pada satu hari bursa. 8. Harga Rata-rata Harga rata-rata merupakan rata-rata dari harga tertinggi dan terendah. Harga ini bisa dicatat untuk transaksi harian, bulanan, atau tahunan. 2.7 Pasar Modal 2.7.1 Pengertian Pasar Modal Salah satu sumber dana eksternal yang utama selain supplier yang memberikan kredit jangka pendek ataupun jangka panjang dan kredit investasi bank. Oleh karena itu, pasar modal dapat dijadikan wahana penting diluar perbankan yang menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower dan menyediakan dana bagi dunia usaha melalui penjualan instrumeninstrumen keuangan jangka panjang yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Husnan (2004:3) mendefinisikan bahwa pasar modal yaitu : “Pasar modal dapat didefinisikan juga sebagai pasar untuk berbagi instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah, public aothorities, maupun perusahaan swasta.“ Berdasarkan definisi di atas, disebutkan bahwa di pasar modal diperdagangkan berbagai komoditas modal sebagai instrument jangka panjang. Komoditas modal tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu modal hutang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah surat berharga yang bersifat penyertaan atau ekuitas seperti saham, waran, dan right. Sedangkan modal hutang adalah surat berharga yang bersifat hutang atau sering juga disebut sebagai surat berharga pendapatan tetap (fixed income) seperti obligasi dan obligasi konversi. 39 Lebih luas lagi, Jogiyanto (2008:3) mendefinisikan tiga istilah yang berkaitan dengan pasar modal yaitu pasar, modal, dan pasar modal yaitu sebagai berikut : “Pasar adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual dan pembeli) dapat menegosiasikan pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas. Modal adalah suatu yang digunakan oleh perusahaan sebagai sumber dana untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan pasar modal merupakan suatu situasi dimana para pemjual dan pembeli dapat melakukan negosiasi terhadap pertukaran suatu komoditas atau kelompok komoditas dan komoditas yang dipertukarkan disini adalah modal”. Sedangkan menurut Rusdin (2008:1) definisi capital market atau pasar modal dalam pengertian luas dan pengertian khusus adalah sebagai berikut: “Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.” Berdasarkan kedua teori diatas, penulis berpendapat bahwa pasar modal layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana (pembeli efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang terhimpun dalam wadah jual beli instrumen pasar modal hingga terbentuknya permintaan dan penawaran atas efek. Dari berbagai definisi yang telah diuraikan diatas, maka terdapat berbagai karakteristik dari pasar modal, yaitu: Sebagai jembatan perdagangan antara dua pihak, yaitu pihak yang menegluarkan dana (investor/Leender), dan pihak yang membutuhkan dana (Emiten/borrower). Komoditas yang diperdagangkan adalah komoditas modal. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panajng) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal. 40 Pasar yang menggunakan sistem terorganisir dengan melalui jasa para komissioner, underwriter dan pialang. Alternative investasi yang memberikan potensi keuntungan 2.7.2 Peranan Pasar Modal Martalena & Malinda (2011:3) menjelaskan bahwa pasar modal memiliki beberapa peran dan manfaat, yaitu: 1. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien 2. Pasar modal sebagai alternatif investasi 3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik 4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan 5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional 2.7.3 Jenis-jenis Pasar Modal Berdasarkan transaksi pasar modal dibagi menjadi dua yaitu pasar perdana dan pasar sekunder. Jika saham diperdagangkan di bursa, sham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Menurut Jogiyanto (2003:15) terdapat empat jenis pasar modal, yaitu: 1. Primary market, yaitu pasar modal yang menjual pertama sham sekuritas lainnya sebelum sekuritas tersebut dicatatkan di bursa efek. Harga pasar di pasar modal ini ditentukan oleh penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan yang go-public (emiten). Di Indonesia primary market adalah pasar perdana. 2. Secondary Market, yaitu pasar modal dalam bentuk bursa efek yang memperjualbelikan sham dan sekuritas pada umumnya setelah masa penjualan di primary market. Harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran yang dipengaruhi berbagai factor dari emiten kebijakan laba per saham atau kebijakan dividen hingga faktor diluar dividen. Di Indonesia secondary market adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). 41 3. Third Market, yaitu pasar modal tempat saham dan sekuritas lain diperdagangkan diluar bursa efek, pasar ini disebut pula over the counter market atau dengan kata lain pasar ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan penjual dan pembeli pada saat pasar kedua ditutup. Di Indonesia disebut bursa parallel yang dikelola Perserikatan Pedagang Uang dan efek. 4. Fourth Market, yaitu pasar perdagangan saham antar investor atau antar pemegang saham tenpa melalui pialang atau perantara pedagang efek. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok yang besar. Di Indonesia contoh fourth market adalah Instinet yang dimiliki oleh Reuter yang menangani lebih dari satu milyar lembar saham tiap tahunnya. Sedangkan jika ditinjau dari segi proses transaksinya, pasar modal terbagi atas tiga jenis pasar, yaitu: a. Pasar Spot, yaitu bentuk pasar keuangan yang memperdagangkan sekuritas atau jasa keuangan untuk diserahterimakan secara spontan. b. Pasar Futures atau Forward, yaitu pasar keuangan dimana sekuritas atau jasa keuangan yang akan diselesaikan pada kemudian hari atau beberapa waktu sesuai dengan ketentuan. c. Pasar Opsi, yaitu pasar keuangan yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan terhadap saham atau obligasi. 2.7.4 Instrumen Pasar Modal Terdapat bebagai instrumen yang diperjual-belikan di pasar modal. Masing-masing instrumen tersebut memiliki perbedaan, ketentuan, dan ciri-ciri tersendiri. Martalena dan Malinda (2011:12-17) menjelaskan instrumeninstrumen yang terdapat pada pasar modal sebagai berikut: 1. Saham (Stock) Saham merupakan salah satu instumen pasar keuangan yang paling popoler. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain, saham 42 merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu emberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham merupakan tanda penyertaan seseoran atau pihak (badan usaha) dalam sautu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan dan berhak hadir dalam RUPS. 2. Obligasi (Bond) Obligasi adalah efek yang bersifat hutang jangka panjang. Jenis-jenis obligasi terdiri dari obligasi biasa dan obligasi konversi. a. Obligasi Biasa Obligasi biasa merupakan suatu bentuk hutang jangka panjang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pihak lain dengan kewajiban membayar bunga setiap periode terentu dan pokok pinjaman pada akhir periode (jatuh tempo) b. Obligasi Konversi Obligas konversi adalah obligasi yang dapat dikonversikan ke saham obligasi adalah surat berharga yang menunjukan bahwa penerbit obligasi meminjam sejumlah dana kepada masyarakat dan memiliki kewajiban untuk membayar bunga secara berkala, dan kewajiban melunasi pokok hutang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. 3. Right Right adalah hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu, diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat (2 minggu). 4. Waran Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga tertentu di masa yang akan datang. waran dapat diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan dengan masa beraku sekitar 3-5 tahun. 43 2.7.5 Mekanisme Perdagangan di Pasar Modal Pada dasarnya, kegiatan perdagangan efek tidak bebeda dengan kegiatan pasar pada umumnya yang melibatkan pembeli dan penjual. Dipasar modal, pihak-pihak yang terlibat tersebut dikenal dengan istilah emiten dan investor. Menurut Undang-Undang Pasar Modal pasal 1 angka 6: ”Istilah emiten mengacu kepada kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menjual bebagai sahamnya kepada masyarakat investor melalui penawaran umum (pasar perdana). Saham yang telah dijual kepada investor tersebut akan diperjualbelikan kembali antara investor melalui bursa efek (pasar sekunder)”. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa istialah emiten ialah perusahaan yang memperoleh dana lewat pasar modal dengan cara menerbitkan saham atau efek lainnya ke publik. Berdasarkan pernyataan UUPM tersebut, perdagangan saham dipasar modal dilakukan melalui dua jenis pasar yaitu pasar perdana dan pasar sekunder. Lebih spesifik mengenai pasar perdana dan pasar sekunder dikatakan oleh para ahli antara lain: Menurut Dahlan Siaman (2002:371) mendefinisikan Pasar perdana adalah sebagai berikut: “Pasar perdana adalah penawaran efek secara langsung oleh emiten kepada investor tanpa melalui bursa efek. Pemasaran efek dilakukan berdasarkan perjanjian emisi efek. Harga efek yang ditawarkan dipasar perdana tidak berpluktuasi. Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder”. Berdasarkan definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pasar pedana merupakan pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertamakalinya, sebelum dicatatkan di Bursa efek. Disini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak Penjamin Emisi (Underwriter) melalui perantara pedagang efek (Broker) yang bertindak sebagai agen penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan penawaran umum perdana (Initial Publik offering/IPO). Setelah selesai masa penawaran dipasar perdana efek tersebut akan 44 diperdagangkan secara terus menerus dan harganya juga akan berfluktuasi. Transaksi jual beli efek di bursa efek tersebut pasar sekunder. Menurut Jogiyanto (2008:56), pengertian pasar sekunder adalah sebagai berikut: ”Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efekefek yang tercatat di bursa setelah terlaksananya penewaran perdana” Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pasar sekunder merupakan tempat terjadi proses jual beli efek setelah melakukan mekanisme perdagangan dipasar perdana. Dipasar sekunder efek-efek dapat diperdagangkan dari satu investor ke investor lainnya. 2.8 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Peneliti Andini Tahun 2011 Variable X Harga E D F N R R E P P L P O O V S S A V V V M A E Simpulan saham V Miranda Secara Simultan, variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial DPS tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial Financial Leverage tidak berpengaruh terhadap harga saham 45 Ina Rinati 2009 Dewi 2007 V 2008 V 2012 V V V V V V V Anggraini Wahyu V V Handoko Sri Wahyuni V V V Secara Simultan, variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara Parsial NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara simultan variable tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial NPM tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara Simultan, variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial EPS berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara parsial ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham Secara Simultan, variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham 46 Angga 2012 V V V V Agwin Pradana Secara parsial NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial ROE berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara Simultan, variable tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham Secara parsial EPS berpengaruh signifikan terhadap harga saham