Economic Commentary QNB Economics [email protected] 11 Juni 2017 Gunung utang China menimbulkan risiko jangka panjang terhadap pertumbuhan Pada tanggal 24 Mei lalu, lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat kredit China untuk pertama kalinya sejak 1989 karena adanya kekhawatiran terhadap kenaikan utang dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meskipun mengalami penurunan peringkat, China tetap nyaman mempertahankan status investment grade yang tinggi dan dampak dari penurunan peringkat tersebut di pasar keuangan terbatas. Namun, langkah mengejutkan tersebut membawa kembali fokus risiko jangka panjang yang ditimbulkan oleh akumulasi utang yang cepat terhadap ekonomi China. Pemerintah China telah melakukan beberapa langkah untuk mengurangi risiko dan hal ini akan membantu pertumbuhan untuk terus berlanjut secara moderat dengan kecepatan yang teratur di tahun 2017 ini. Namun, tidak adanya kemajuan reformasi yang signifikan, risiko akan gunung utang China akan menyebabkan pertumbuhan turun secara tajam di tahun-tahun mendatang. Total utang China (% PDB) 300 250 200 150 100 50 0 200 7 200 9 201 1 201 3 201 5 Sumber: Bank of International Settlements and QNB Economics Utang China telah meningkat ke tingkat yang sangat besar. Total utang mencapai lebih dari 250% dari PDB pada tahun 2016, dimana sekitar 160% dimiliki oleh sektor korporasi atau badan usaha milik negara (BUMN). Sebagai akibat dari krisis keuangan, pemerintah China telah meningkatkan kredit korporasi untuk membiayai proyek infrastruktur, industri dan real estat guna mengimbangi penurunan permintaan eksternal untuk produk ekspor, yang sebelumnya merupakan mesin pertumbuhan. Selain itu, pemerintah China juga memberikan jaminan pinjaman implisit dan subsidi suku bunga guna memberi insentif pinjaman tambahan agar dapat mempertahankan pertumbuhan jangka pendek. Namun, proses ini menciptakan kelebihan kapasitas yang signifikan pada beberapa sektor. Dampak dari akumulasi utang yang cepat terhadap ekonomi China berpotensi berdampak negatif dan membahayakan pertumbuhan jangka panjang. Ada tiga jalur dimana hal ini dapat terjadi. Pertama, kelebihan kapasitas akan menekan penjualan dan menurunkan keuntungan yang berpotensi menyebabkan PHK, melemahkan konsumsi dan meluas ke sektor ekonomi lainnya. Kedua, beban utang yang lebih tinggi akan menyulitkan BUMN untuk melunasi hutang mereka, sekaligus memukul keuntungan mereka. Hal ini dapat meningkatkan kredit macet dan mempengaruhi neraca bank, yang berpotensi mendorong intervensi pemerintah dan memicu penghematan sektor konsumsi dan investasi. Ketiga, ekspektasi pertumbuhan laba yang lebih rendah atau ketidakmampuan untuk membayar hutang akan menjauhkan investor institusional dan menyebabkan pelarian modal untuk mencari tingkat keuntungan investasi yang lebih tinggi di pasar lain. Setelah itu mata uang Yuan akan melemah dan beban utang luar negeri China juga akan terus meningkat sehingga mamicu utang yang lebih tinggi. Selama dua tahun terakhir, ketiga faktor ini telah terealisasi namun tidak sampai pada tingkatan yang dapat memicu hilangnya tingkat kepercayaan yang berlarut-larut atau perlambatan pertumbuhan yang tajam seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak. Pertumbuhan laba telah menurun di sektor-sektor yang memiliki kelebihan kapasitas seperti batu bara dan baja, kredit resmi bermasalah meningkat dari 1,0% dari total kredit pada tahun 2011 menjadi 1,7% pada akhir 2016 (walaupun tingkat kredit macet yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi) dan China mengalami arus modal keluar untuk pertama kalinya di tahun 2015-2016 sejak 19992000. Page 1 of 2 Economic Commentary Menyadari risiko ini, pemerintah China telah meningkatkan fokus mereka untuk memastikan stabilitas keuangan. Sepanjang tahun 2016 dan awal tahun 2017, People’s Bank of China telah memperketat posisi kebijakan moneter, pengawasan modal dan pengawasan peraturan. Pemerintah China menargetkan untuk mengurangi sektor-sektor yang kelebihan kapasitas seperti batubara, baja dan perumahan di samping upaya-upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi BUMN-BUMN yang memiliki kinerja kurang baik untuk menjalani restrukturisasi atau privatisasi. Meskipun tindakan tersebut membantu dan seharusnya dapat mencegah kenaikan utang dan penurunan yang tajam pada pertumbuhan di tahun 2017, pemerintah China juga telah mengambil langkah mundur. Secara keseluruhan utang telah meningkat dalam perekonomian pada tahun 2016, terutama karena pelonggaran fiskal untuk mendukung pertumbuhan. Oleh karena itu, memprioritaskan stabilitas keuangan atas pertumbuhan tetap menjadi tantangan tersendiri. QNB Economics [email protected] 11 Juni 2017 Singkatnya, China menyaksikan ledakan kredit yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mendorong pertumbuhannya setelah krisis keuangan. Untuk memastikan bahwa penumpukan utang secara besar-besaran tidak menciptakan krisis keuangan yang besar, pembuat kebijakan harus menunjukkan kemajuan yang lebih besar pada reformasi yang dapat mencegah berlanjutnya kenaikan utang. Selain itu, China harus menghadapi trade-off antara stabilitas keuangan dan pertumbuhan. Mempertahankan tingkat pertumbuhan yang tinggi memerlukan dukungan dari kebijakan, yang dapat meningkatkan beban hutang. Untuk mengurangi risiko jangka panjang melalui deleveraging yang substansial, pemerintah China harus menyadari realita akan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang dimiliki saat ini. QNB Economics Team: Ziad Daoud Head of Economics +974-4453-4642 Rory Fyfe Senior Economist +974-4453-4643 Ali Jaffery* Economist +974-4453-4423 Nancy Fahim Economist +974-4453-4648 Abdulrahman Al-Jehani Analyst +974-4453-4436 * Corresponding author Disclaimer dan Pemberitahuan Hak Cipta: QNB Group tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul dari penggunaan laporan ini. Pendapat yang diungkapkan, kecuali telah ditentukan sebelumnya, adalah pendapat analis atau penulis saja. Setiap keputusan investasi harus tergantung pada keadaan individual investor dan berdasarkan pada saran investasi khusus. Laporan ini didistribusikan secara gratis dan tidak dapat direproduksi secara keseluruhan atau sebagian tanpa izin dari QNB Group. Page 2 of 2