Perkembangan Anak Usia Dini Pertemuan 2 : Pendidikan Anak Usia Dini “Unita Werdi Rahajeng” DAP • Developmentally Appropriate Practices • Prinsip DAP: 1. Masa-masa perkembangan anak usia dini yang khas dan memiliki kebutuhan yang khas 2. Setiap anak merupakan individu yang unik dan memiliki kebutuhan yang khas 3. Setiap anak memiliki latar belakang sosial dan budaya yang khas http://www.naeyc.org/DAP Contoh Praktek DAP Prinsip No Contoh 1 • Program TK tidak menuntut anak mampu membaca • TPA mengajarkan toilet training kepada anak usia 2-3 tahun • Fasilitas dibangun sesuai dengan ukuran fisik anak 2 • Pendidikan inklusi memfasilitasi anak kebutuhan khusus • IEP (Individual Education Program)/PPI (Program Pendidikan Individual) • Peniadaan sistem rangking 3 • Sekolah berbasis agama sesuai dengan latar belakang keluarga • Pengenalan budaya dan nilai masyarakat setempat dalam program PAUD • Penanganan anak dengan latar belakang khusus, misal perceraian orang tua, etnis minoritas, dll 1.Psikoanalitis Sigmund Freud 2.Psikososial Erik Erikson 3.Behaviorisme Reinforcement dan Modelling 4.Kognitif Jean Piaget 5.Sosiokultural Lev Vygotsky 6.Multiple Intelligence Howard Gardner 7.Ecological theory Urie Brofenbrenner 8.Humanistik Abraham Maslow 9.Attachment John Bowlby 10.Brain Based Learning Referensi : Gordon, Ann Milles; Browne, Kathryn W. (2011). Beginning and Beyond : Foundations in Early Childhood Education. Wadsworth : Cengage Learning. Chapter 4 Teori Sigmund Frued • Perkembangan psikoseksual • Masa anak-anak berperan dalam pembentukan kepribadian di masa mendatang • Konflik-konflik kebutuhan seksual/dasar di masa kanak-kanak yang harus diresolusi dengan baik • Fase-fase perkembangan psikoseksual anak : 1. 0-2 thn : Oral di mulut 2. 2-3 thn : Anal di anus 3. 3-6 thn : Falik di alat kelamin Kontribusi Freud pada PAUD Fase Kebutuhan Peran PAUD Oral Pemenuhan kebutuhan dasar (makan, minum, kenyamanan, kontak fisik) Perhatian pada pemenuhan kebutuhan makan dan minum bayi Anal Pengendalian anus Toilet training Falik Perhatian pada perbedaan gender Kesadaran atas gender, peran gender, pendidikan seks dini Teori Erik Erikson • Perkembangan sosioemosi • Ketrampilan sosial dan emosi anak dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, seperti keluarga, teman, sekolah • Fase-fase perkembangan sosioemosi anak : 1. 0 s/d 18 bln : Trust vs Mistrust 2. 18 bln s/d 3 thn: Autonomy vs Shame & Doubt 3. 3 s/d 5 thn : Initivative vs Guilt 4. 5 s/d 12 thn : Industry vs Inferiority Kontribusi Erikson pada PAUD Fase Kebutuhan Peran PAUD Basic trust vs mistrust Pemenuhan kebutuhan dasar (makan, minum, kenyamanan, kontak fisik) Pemenuhan kebutuhan dasar secara konsistensi dan terus menerus Autonomy vs Shame&Doubt Kemandirian untuk menguasi ketrampilan bantu diri (makan, minum, toileting) Mendorong anak untuk mandiri dalam aktivitas-aktivitas dasar dan menghindari mempermalukan anak dari kekurangmampuan itu Initiative vs Guilt Keinginan untuk mencoba aktivitas orang dewasa (kadang melawan aturan orang dewasa) Mendorong anak mencoba beragam aktivitas dan menjaga lingkungan tetap anak untuk mengeksplorasi aktivitasaktivitasnya Teori Behaviourisme • Reinforcement perilaku dapat terbentuk dengan pemberian penguatan, negatif atau positif • Social learning perilaku terbentuk dari pengamatan. Misal perilaku agresif (penelitian Albert Bandura) Kontribusi Behaviourisme pada PAUD • Perancangan pembelajaran haruslah menyenangkan karena berfungsi sebagai reinforcement positif untuk anak • Penggunaan reinforcement negatif dan hukuman harus memperhatikan efeknya • Rutinitas dan penjadwalan untuk membangun kebiasaan/habit • Guru sebagai teladan perilaku Perkembangan Kognitif Jean Piaget • Menekankan pada perkembangan kognitif dan bersifat konstruktif • Konsep dasar proses konstruktif pengetahuan melibatkan: skema, proses adaptasi, asimilasi, akomodasi,equilibrium Proses Konstruktif Pengetahuan Pengalaman baru Konflik dengan skema lama Asimil asi Akom odasi Equilibrium Skema baru Tahap Perkembangan Kognitif Sensorimotor (lahir sd 18 bln /2 thn) • Tergantung dengan gerakan refleks • Perkembangan permanensi objek •Egosentris bahwa ia adalah pusat dunia dan semua terjadi karena dirinya • Informasi berdasarkan objek konkrit • Penggunaan simbol baru berkembang di akhir periode ini Praoperational (2 s/d 7 thn) • Perkembangan bahasa pesat • Ketergantungan pada gerak refleks semakin berkurang (gerakan semakin terkontrol) • Internalisasi pengalaman dan pikiran melalui simbol • Sudut pandang yang sempit dan sebab akibat yang bersifat kaku Kontribusi Piaget pada PAUD • Pola stimulasi belajar aktif • Anak diajak melakukan eksplorasi mandiri dan tidak sekedar “diberitahu” • Perancangan stimulasi sesuai tahapan perkembangan kognitif anak ditujukan untuk mendukung perkembangan tahap selanjutnya Teori Lev Vygotsky • Teori sosiokultural • Perkembangan mental, bahasa dan sosial anak didukung oleh orang lain melalui interaksi sosial • Konsep ZPD dan Scaffolding Kontribusi Vygotsky pada PAUD • Orang dewasa harus peka terhadap ZPD anak. Stimulasi pada ZPD yang tepat akan membantu anak mengembangkan diri • Pentingnya pendampingan • Cooporative learning, coaching, collaborative learning Multiple Intelligence • Konsep dari Howard Gardner • Konsep kecerdasan bukan hanya menyangkut satu aspek. Semua anak memiliki tipe kecerdasan yang unik, yaitu: • Musik, Tubuh, Logika-Matematis, Bahasa, Spasial, Interpersonal, Intrapersonal, Natural Kontribusi MI pada PAUD • Anak difasilitasi sesuai keunikannya/kecerdasannya • Mengoptimalkan kecerdasan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Misal: untuk anak cerdas intrapersonal, mengenalkan konsep berhitung dengan bermain drama penjual dan pembeli • Dibuat pojok-pojok, misal pojok drama, pojok bahasa, pojok musik, dll Teori Urie Brofenbrenner • Echological theory • Perkembangan anak dilihat dari hubungan konteks lingkungan yang saling berkaitan • Konteks lingkungan : microsystem, mesosystem, exosystem, macrosystem, chronosystem Kontribusi Bronfenbrenner pada PAUD • Pendidikan anak usia dini melibatkan berbagai elemen lingkungan, mulai elemen paling sederhana yaitu keluarga sampai kebijakan negara dan karakteristik zaman • Pendidikan anak usia dini menjadi tanggung jawab keluarga, komunitas, dan negara • Teori ini dapat digunakan untuk menganalisis secara utuh mengenai pengaruh lingkungan terhadap pendidikan anak usia dini Humanistik (Abraham Maslow) • Kemampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan tertinggi aktualisasi diri • Keberhasilan pencapaian aktualisasi diri adalah cermin pribadi yang sehat (wellbeing) • Memiliki pilihan bebas untuk beraktualisasi. • Untuk pencapaian aktualisasi diri maka tahapan sebelumnya harus terpenuhi Gambar Hierarki Need Maslow Kontribusi Teori Maslow pada PAUD Kebutuhan Contoh Fisik Biologis • Tidak memforsir dan membuat anak kecapekan istirahat • Anak tidak kelaparan snacktime dan lunchtime Rasa Aman • Perilaku guru yang konsisten membuat anak merasa aman dan mampu memprediksi perilakunya. Ketidakkonsistenan membuat anak cemas dan khawatir • Bebas dari ancaman bullying Kasih sayang • Perlakuan yang hangat dan perasaan disayangi Self-esteem • Dihargai usaha-usahanya Aktualisasi diri • Keleluasaan untuk menampilkan diri Attachment John Bowlby • Perilaku ketika menghadapi perpisahan dan bertemu dengan orang asing • Separation anxiety adalah pengalaman kecemasan yang khas dan normal pada anak usia dini • 3 Tipe Attachment : secure, anxious ambivalent (resistant), anxious avoidant Kontribusi Teori Attachment pada PAUD • Mengkonstruksi PAUD yang mengembangkan secure attachment (baik pada guru, orang tua maupun teman) • Strategi ketika menghadapi anak yang mengalami separation anxiety Brain Based Research • Prinsip “use or lose it” pada otak dendrit bertumbuh ketika koneksinya sering digunakan • Perkembangan otak pesat di usia 3-5 tahun pemahaman konteks sosial dan komunikasi • Pengalaman mempengaruhi perkembangan otak, misal early stress • Ukuran otak anak 7 tahun relatif mirip dengan otak dewasa. Korteks sensorimotor sudah mulai sempurna. Koneksi antar hemisphere juga semakin sempurna Kontribusi Brain Based Research pada PAUD • PAUD memperkaya pengalaman belajar anak untuk memaksimalkan pertumbuhan dendrit otak • Pembelajaran harus bebas stress