STATISTIKA Dalam statistika, angka dikumpulkan dan diatur sedemikian rupa sehingga orang dapat memahaminya, menarik kesimpulan, dan membuat perkiraan berdasarkan angka–angka itu. 7.1 ISTILAH-ISTILAH DALAM STATISTIKA A. Pengertian Statistika, Statistik, Populasi, dan Sampel Agar suatu permasalahan dapat diuraikan, maka diperlukan keteranganketerangan penunjang yang terkait. Keterangan-keterangan tersebut dapat berupa angka atau yang lainnya. Keterangan-keterangan berupa angka disebut data kuantitatif, sedangkan keterangan-keterangan bukan angka disebut data kualitatif. Data kuantitatif itu sendiri dibedakan menjadi 2 macam yaitu, data diskrit dan data kontinu. Data diskrit diperoleh dari hasil penghitungan, sedangkan data kontinu diperoleh dari hasil pengukuran. Permasalahan Data Data Kuantitatif Data Diskrit Data kualitatif Data Kontinu Statistika berkaitan dengan pengumpulan informasi/keterangan, penyajian dalam bentuk daftar, diagram, atau grafik sehingga memudahkan untuk dianalisa selanjutnya disimpulkan dan diambil kesimpulan. Matematika Dasar Page 65 Setiap informasi atau keterangan yang diperoleh disebut datum, dalam bentuk jamak adalah data. Tahap statistika yang melukiskan dan menganalisa kelompok data tanpa menarik kesimpulan disebut statistika deskriptif, sedangkan tahap statistika yang berkaitan dengan kondisi suatu kesimpulan diambil disebut statistika inferensi atau statistika induktif. Definisi : Statistika adalah ilmu pengetahuan tentang metode pengumpulan, pengolahan, penafsiran, dan penarikan kesimpulan dari data penelitian. Perhatikan kalimat – kalimat berikut ini : a. Lima puluh juta pemirsa TV di Indonesia menyaksikan sinetron “Si Doel Anak Sekolahan”. b. Delapan dari sepuluh aktris menggunakan pasta gigi X. c. Baterai XYZ tahan lebih lama. Kalimat di atas menyangkut himpunan yang universal, yaitu semua pemirsa TV di Indonesia, semua aktris, dan semua baterai. Dalam statistika, himpunan universal (semesta) dengan karakteristik tertentu disebut populasi. Pada praktiknya, pengamatan terhadap populasi tidak dapat dilakukan sebab membutuhkan waktu yang lama, memerlukan biaya yang besar, ataupun merusak populasi itu sendiri, misalnya mungkinkah kita menanyai semua pemirsa TV di Indonesia ? Mungkinkah kita menanyai semua aktris tentang merek pasta gigi yang mereka gunakan ? Bagaimanakah jika semua baterai kita tes daya tahannya ? Untuk keperluan itu, kita dapat menggunakan atau mengambil contoh yang dipilih dari populasi, yang disebut sampel. Jadi, sampel adalah himpunan bagian dari populasi. Metode statistika tentang cara mengambil sampel yang tepat disebut teknik sampling. Nilai – nilai yang diperoleh dari sampel disebut statistik. Statistik inilah yang digunakan untuk menduga populasi. Nilai – nilai populasi disebut parameter. Matematika Dasar Page 66 B. Pengumpulan, Pembulatan, dan Pemeriksaan terhadap Data Usaha untuk memperoleh informasi yang objektif merupakan langkah yang penting dalam suatu penyelidikan (observasi). Hal ini berkaitan dengan tujuan penyelidikan itu sendiri. Sesuai dengan tujuan penyelidikan, maka pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode : 1. Pengamatan (observasi), yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati secara langsung subjek yang diteliti. 2. Penelusuran literatur, yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang telah ada dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur disebut juga pengamatan tidak langsung. 3. Penggunaan kuesioner (angket), yaitu cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) atau daftar isian terhadap subjek yang teliti. 4. Wawancara (interview), yaitu cara pengumpulan data dengan langsung mengadakan Tanya jawab kepada subjek yang diteliti. Data yang diperoleh disebut data mentah. Berdasarkan banyaknya data yang diambil, cara pengumpulan data dibagi atas dua cara, yaitu sebagai berikut: 1. Sensus, yaitu cara pengumpulan data, di mana data diperoleh dari setiap anggota populasi. 2. Sampling, yaitu cara pengumpulan data, di mana hanya sebagian anggota populasi (sampel) saja yang diteliti. Akan tetapi, dari sebagian anggota populasi ini diharapkan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Selanjutnya, setelah data diperoleh, untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang diteliti, peneliti harus melakukan penganalisisan data.Untuk pengamatan lebih lanjut, data dibedakan : a. Data Kuantitatif, yaitu data berupa kumpulan angka, misalnya tinggi siswa, banyaknya siswa yang tidak masuk hari ini di suatu sekolah. Matematika Dasar Page 67 Ditinjau dari cara memperolehnya, data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu. 1. Data Cacahan Data cacahan adalah data yang diperoleh dengan cara mencacah, membilang, atau menghitung banyak objek. Sebagai contoh adalah data tentang banyak petak sawah untuk masing-masing desa di lima desa. 2. Data Ukuran Data ukuran adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur besaran objek. Sebagai contoh data tentang luas petak sawah dan data tentang berat padi gabah kering. b. Data Kualitatif, yaitu data yang diamati berdasarkan atribut, misalnya pendapat siswa terhadap pelajaran Matematika, seperti amat senangsenang-kurang senang-tidak senang. Untuk keperluan perhitungan maupun analisis, sering dikehendaki data kuantitatif dalam bentuk yang lebih sederhana. Untuk menyederhanakan bilangan-bilangan, diadakan aturan pembulatan sebagai berikut : a. Aturan umum, yaitu jika kurang dari 0,5 dihilangkan dan jika sama atau lebih dari 0,5 menjadi 1, Misal : 3,48 dibulatkan menjadi 3 2,5 dibulatkan menjadi 3 8,45678 dibulatkan menjadi 8,46 (sampai dua tempat desimal). b. Aturan genap terdekat, yaitu kurang dari 0,5 dihilangkan, lebih dari 0,5 menjadi 1, dan sama dengan 0,5 dihilangkan jika angka yang mendahului genap atau menjadi 1 jika angka yang mendahului ganjil, Misal : 6,948 dibulatkan menjadi 6,9 (sampai satu tempat desimal) 17,52 dibulatkan menjadi 18,00 Matematika Dasar Page 68 12,50 dibulatkan menjadi 12,00 13,50 dibulatkan menjadi 14,00 Sebelum data diolah lebih lanjut, perlu diadakan pemeriksaan data kembali. Hal ini untuk menghindari kekeliruan dalam analisa maupun kesimpulan yang diambil. Beberapa data yang dipandang meragukan hendaknya diyakini kebenarannya. Kemungkinan kesalahan terjadi pada alat ukur, kesalahan mengukur, kekeliruan mencatat, instruksi yang tidak jelas, atau kecerobohan dalam mengumpilkan data. Semua kesalahan itu perlu diperhatikan agar diperoleh data yang akurat. 7.2 PEYAJIAN DATA STASTITIKA Data statistik dapat disajikan dalam beberapa bentuk, sesuai dengan jenis data. Data statistik dapat berupa daftar bilangan yang mempunyai satuan yang sama atau disebut data tunggal. Data dapat dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan. A. Daftar Bilangan Data tunggal dapat dituliskan sebagai daftar bilangan sebagaimana contoh berikut. Data nilai matematika 10 anak kelas 2 SD adalah : 60, 75, 65, 80, 95, 74, 88, 87, 76 dan 90. B. Tabel Distribusi Frekuensi Tabel distribusi frekuensi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tabel distribusi frekuensi data tunggal dan tabel distribusi frekuensi data berkelompok. a) Tabel Distribusi Frekuensi Data Tunggal Penyajian data tunggal frekuensi dilakukan dengan membuat tabel yang terdiri atas frekuensi dilakukan dengan membuat tabel yang terdiri atas kolom, yaitu kolom nilai (x), kolom turus dan kolom frekuensi (f) Matematika Dasar Page 69 Contoh 7.1 Skor tes matematika dari 50 siswa di suatu kelas adalah 29 23 27 25 23 25 25 27 25 27 28 26 24 27 25 22 21 26 24 24 24 23 25 23 26 25 26 25 27 25 28 27 24 25 24 26 23 21 26 22 26 28 25 23 24 24 30 22 26 26 Sajikan data di atas dalam daftar distribusi frekuensi tunggal ! Jawab: Skor 21 22 23 24 25 26 37 28 29 30 Turus II III IIII IIII IIII IIII IIII III I I I III IIII I IIII I b) Tabel DistribusiFrekuensi Data Berkelompok Banyak Siswa (Frekuensi) 2 3 6 8 11 9 6 3 1 1 n = ∑ f = 50 Jika sekumpulan data memiliki jumlah dan variasi data yang cukup banyak, maka data tersebut dapat disederhanakan dengan cara mengelompokkannya dalam kelas – kelas. Dengan demikian diperoleh tabel distribusi frekuensi data berkelompok. Beberapa istilah yang penting dalam membuat tabel distribusi frekuensi berkelompok antara lain sebagai berikut : 1) Kelas Interval Kelas interval adalah kelas – kelas yang memuat beberapa data tertentu. Matematika Dasar Page 70 = I = interval Kelas R = jangkauan (data tertinggidata terendah K = banyak kelas 2) Batas Kelas Batas kelas adalah nilai – nilai ujung yang terdapat pada suatu kelas interval. 3) Tepi kelas Tepi kelas adalah setengah dari jumlah batas atas dan batas bawah dua kelas interval yang berurutan. Tepi atas kelas (ta) adalah batas kelas ditambah setengah. Sedangkan tepi bawah kelas (tb) adalah batas kelas dikurang setengah. 4) Panjang Kelas Panjang kelas disebut juga lebar kelas atau interval kelas, yaitu selisih antara tepi atas dan tepi bawah dari tiap kelas dalam kelas interval yang sama 5) Titik Tengah Kelas Nilai titik tengah kelas adalah setengah dari jumlah tepi bawah kelas dan tepi atas kelas. c) Cara Menyusun Tabel Distribusi Kelompok Beberapa langkah yang perlu diperhatiakn dalam menyusun tabel distribusi frekuensi berkelompok adalah sebagai berikut. Menentukan nilai data terbesar (xmaks) dan nilai data terkecil (xmin) kemudian ditentukan jangkauannya (J) dengan rumus : J = xmaks – xmin Menentukan banyaknya kelas interval (k) dari n buah data adalah berdasarkan aturan Sturgess, yaitu : Matematika Dasar Page 71 k = 1 + 3,3 log n Menentukan panjang kelas (c) dengan rumus : = Menentukan daftar distribusi frekuensi dengan menetapkan kelas – kelas sehingga nilai statistik minimum termuat dalam kelas interval terendah, tetapi tidak harus sebagai batas bawah kelas. Selanjutnya, menetapkan frekuensi tiap kelas yang dapat dilakukan dengan menggunakan turus atau bisa saja langsung dituliskan . Contoh 7.2 Dari 48 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 54 50 53 54 60 56 62 54 58 65 71 58 58 65 56 58 52 70 74 62 52 62 58 60 70 73 45 60 56 54 52 53 67 54 59 64 57 49 48 56 58 58 60 64 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut ! Jawab: Data pengukuran tersebut terdiri dari 48 data, sehingga n = 48 Nilai statistik minimum , xmin = 45 , dan nilai statistik maksimum, xmaks=74 Jangkauan = − = 74 − 45 = 29 Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 +3,3 log 48 = 6,548…, dibulatkan ke atas menjadi k=7 Panjang Kelas p = ' = & dalam kelas interval. Matematika Dasar () * =4,14,…, dibulatkan ke atas menjadi tercakup Page 72 Tabel distribusi frekuensi : Hasil Pengukuran (dalam cm) 43 – 47 48 – 52 53 – 62 58 – 62 63 – 67 68 – 72 73 – 77 Titik Tengah (xi) Frekuensi (f) 45 50 55 60 65 70 75 1 6 13 16 6 4 2 + f = 48 d) Tabel Distribusi Frekuensi Komulatif dan Frekuensi Relatif Tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat disusun dari tabel distribusi frekuensi berkelompok. Terdapat dua jenis frekuensi kumulatif, yaitu frekuensi kumulatif kurang dari tepi atas f' ≤ t / dan frekuensi kumulatif lebih dari tapi bawah f' ≥ t 1 Setiap frekuensi (fi) dalam tabel distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam persentase disebut frekuensi relatif. Frekuensi relatif (fr) dapat ditentukan dengan rumus : 23 = 24 × 677% Selanjutnya, daftar distribusi frekuensi kumulatif relatif dapat disusun dari daftar distribusi frekuensi kumulatif. Contoh 7.3 Buatlah tabel distribusi frekuensi kumulatif relative berdasarkan tabel Contoh 1.2 Jawab: Berdasarkan tabel pada contoh 1.2 perhatikan perhitungan – perhitungan berikut. Dengan cara perhitungan yang sama, akan kita dapatkan tabel distribusi frekuensi kumulatif relatif berikut. Matematika Dasar Page 73 Hasil Pengukuran (dalam cm) 43 – 47 48 – 52 53 – 57 58 – 62 63 – 67 68 – 72 73 – 77 Frekuensi (f) Frekuensi Relatif (fr) 1 6 13 16 6 4 2 0,021 0,125 0,271 0,333 0,125 0,083 0,042 Frekuensi Kumulatif f' ≤ t / f' ≥ t 1 1 48 7 47 20 41 36 28 42 12 46 6 48 2 Frekuensi Kumulatif Relatif f'9 ≤ t / f'9 ≥ t 1 0,021 1 0,146 0,979 0,417 0,854 0,750 0,583 0,875 0,250 0,958 0,125 1 0,042 7.3 PENYAJIAN DATA DALAM BENTUK DIAGRAM A. Diagram Batang Dalam penyajian dengan diagram batang, data disajikan dalam bentuk batang persegi panjang yang di gambarkan vertical atau horizontal dengan lebar sama. Disamping diagram batang tunggal, dikenal dua diagram batang yang lain, yaitu: 1. Diagram batang majemuk 2. Diagram batang bertingkat Contoh 7.4 Sekelompok siswa mengadakan penelitian tentang tayangan swasta. Mereka menanyakan, manakah yang lebih digemari tayangan ABTV atau CDTV kepada teman – temannya di sekolah. Daftar di bawah ini menunjukkan hasil penelitian tersebut : Yang Menggemari AATV BBTV Matematika Dasar Kelas A 30 15 Kelas B 26 18 Kelas C 26 20 Kelas D 23 23 Kelas E 17 18 Kelas F 11 20 Page 74 Diagram batang informasi di atas dapat di gambarkan sebagai berikut : 35 30 25 20 Column1 15 AATV2 10 BBTV2 5 0 A B C D E F B. Diagram Garis Diagram garis digunakan untuk menyajikan data yang menunjukkan perkembangan suatu data dari waktu ke waktu. Selain dibaca dan ditafsirkan , diagram garis juga dipakai untuk memperkirakan suatu nilai yang belum diketahui. Dalam memperkirakan nilai yang belum belu diketahui ini ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan interpolasi linear dan pendekatan ekstrapolasi linear. Diagram garis digambar pada bidang Cartecius. Sumbu X ditempati oleh waktu pengamatan sedangkan sumbu Y ditempati oleh nilai data yang diamati. a. Interpolasi Linear Pendekatan interpolasi linear adalah menafsirkan atau memperkirakan suatu nilai data yang berada di antara dua titik yang berdekatan. b. Ekstrapolasi Linear Pendekatan ekstrapolasi linear adalah menaksir atau memperkirakan suatu nilai data ata yang terletak sesudah titik data terakhir yang diketahui. Ekstrapolasi semacam ini dapat dilakukan dengan cara memperpanjang Matematika Dasar Page 75 garis dalam arah ke kanan atas atau ke kanan bawah tergantung pada kecenderungan nilai – nilai data sebelumnya. Contoh 7.5 Data jumlah siswa yang lulus ke Perguruan Tinggi Negeri sepuluh tahun terakhir tahun di Kabupaten Semarang Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah siswa yang lulus 150 170 180 165 145 176 190 178 200 210 Berikut diagram garis dari data di atas : 200 150 100 Jumlah Siswa 50 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 C. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran digunakan untuk menunjukkan perbandingan antaritem data dengan cara membagi lingkaran dalam juring – juring lingkaran yang sudut pusatnya sesuai dengan perbandingan tersebut. Contoh 7.6 Daftar jumlah siswa yang mengikuti ekstrakurikuler e menari di setiap kelas VII SMP N 7 Semarang Buatlah diagram lingkaran karan yang sesuai dengan data di atas Matematika Dasar Page 76 Ekstrakurukuler menari VII A VII B VII C VII D VII E Banyaknya siswa 10 4 6 8 12 Jawab : Jumlah seluruh uh siswa= 10 + 4 + 6 + 8 + 12 =40. =4 Perbandingan dan persentase untuk masing-masing masing kelas adalah : VII A = :; <; = 25 % , VII B= 20% , VII E= :( <; = 30 % < <; = 10 % , VII C= yang = 15 ikut% , VII D= Presentase Siswa C <; Ekatrakurikuler Menari D <; = ah dalam ukuran derajat, maka diperoleh sudut pusat sebagai berikut. Jika diubah VII A : VII B : ) <; A <; × 360? = 81? VII E 30% × 360B = 45B VII C : <; × 360? = 54? VII D : VII E : C D <; :( <; VII D 20% × 360? = 72? VII A 25% VII C 15% VII B 10% × 360B = 108B D. Histogram Data ukuran (data kontinu) yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi dapat disajikan dalam bentuk diagram yang disebut histogram.Gambar .Gambar histogram berbentukdiagram batang di mana antara dua batang yang berdampingan saling berimpit. Langkah – langkah untuk membuat histogram suatu data berkelompok adalah sebagai berikut : Menggambar sumbu horizontal (untuk nilai) dan sumbu vertikal (untuk frekuensi) Menggambar persegi panjang untuk setiap interval. Alas persegi panjang menunjukkan panjang kelas (p), yaitu dari tepi bawah kelas sampai tepi atas kelas, sedangkan tinggi persegi panjang menunjukkan frekunsinya. Matematika Dasar Page 77 Di atas tiap persegi panjang dapat ditulis frekuensi masing – masing agar histogram mudah dibaca. Contoh 7.7 Gambarlah histogram dari data yang disajikan di bawah ini seperti contoh 1.2 54 58 70 57 50 65 73 49 53 56 45 48 54 58 60 56 60 52 56 58 56 70 54 58 62 74 52 60 54 62 53 64 58 52 67 63 65 62 54 68 71 58 59 57 58 60 64 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah histogramnya TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI Hasil Pengukuran Titik Tengah (dalam cm) 45 43 – 47 50 48 – 52 55 53 – 62 60 58 – 62 65 63 – 67 70 68 – 72 75 73 – 77 Frekuensi (f) 1 6 13 16 6 4 2 + f = 48 Jawab : Dengan mengikuti langkah – langkah membuat histogram suatu data berkelompok, histogram dari data tersebut diperlihatkan pada gambar di bawah ini: Matematika Dasar Page 78 16 14 12 10 8 6 4 2 Nilai 42,5 47,5 52,5 57,5 62,5 67,5 72,5 E. Poligon Jika titik – titik tengah dari sisi atas tiap persegi panjang yang berdekatan pada histogram dihubungkan, maka akan diperoleh grafik garis yang disebut polyangon distribusi frekuensi. Selain dengan cara tersebut, polyangon distribusi frekuensi dapat dibuat dengan langkah – langkah sebagai berikut : Menambahkan satu kelas interval sebelum kelas pertama dan satu kelas interval sesudah kelas terakhir. Menentukan titik tengah setiap kelas Menggambar sumbu horizontal dan sumbu vertical Menggambar titik – titik dengan titik tengah kelas interval sebagai absis dan frekuensi kelas interval sebagai ordinat Menghubungkan titik – titik yang berdekatan dengan suatu aris lurus Contoh 7.8 Gambar polyangon distribusi frekuensi dari data pada contoh 1.2 Dari 48 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 54 50 53 54 60 56 62 54 58 65 71 58 Matematika Dasar Page 79 58 65 56 58 52 70 74 62 52 62 58 60 70 73 45 60 56 54 52 53 67 54 59 64 57 49 48 56 58 58 60 64 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah poligonnya ! Hasil Pengukuran (dalam cm) 43 – 47 48 – 52 53 – 62 58 – 62 63 – 67 68 – 72 73 – 77 Titik Tengah Frekuensi (f) 45 50 55 60 65 70 75 1 6 13 16 6 4 2 + f = 48 Jawab : Poligon distribusi dari data tersebut diperlihatkan oleh gambar di bawah 16 14 12 10 8 2 40 45 50 55 60 65 70 75 80 F. Ogive Tabel distribusi frekuensi kumulatif yang disajikan dalam bentuk kurva, disebut polyangon distribusi frekuensi kumulatif atau ogive. Ogive terdiri dari 2 macam yaitu ogive positif (ogive kurang dari) dan ogive negatif (ogive lebih dari). Ogive positif dibentuk dengan menghubungkan titik – titik , Matematika Dasar Page 80 dengan tepi atas sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Sementara itu, ogive negatif dapat dibentuk dengan cara menghubungkan titik –titik, dengan tepi bawah sebagai absis dan frekuensi kumulatif sebagai ordinat. Contoh 7.9 Gambarlah ogive dari data yang terdapat pada contoh 1.2 Dari 48 kali pengukuran lembaran kain (ketelitian sampai cm terdekat), diperoleh data sebagai berikut. 54 50 53 54 60 56 62 54 58 65 71 58 58 65 56 58 52 70 74 62 52 62 58 60 70 73 45 60 56 54 52 53 67 54 59 64 57 49 48 56 58 58 60 64 63 68 57 59 Buatlah daftar distribusi frekuensi berkelompok dari data tersebut dan buatlah ogive nya! Jawab : Perhatikan kembali tabel distribusi kumulatif yang terdapat pada Contoh 1.3 Hasil Pengukuran (dalam cm) 43 – 47 48 – 52 53 – 57 58 – 62 63 – 67 68 – 72 73 – 77 Frekuensi (f) Frekuensi Relatif (fr) 1 6 13 16 6 4 2 0,021 0,125 0,271 0,333 0,125 0,083 0,042 Matematika Dasar Frekuensi Kumulatif f' ≤ t / f' ≥ t 1 1 48 7 47 20 41 36 28 42 12 46 6 48 2 Frekuensi Kumulatif Relatif f'9 ≤ t / f'9 ≥ t 1 0,021 1 0,146 0,979 0,417 0,854 0,750 0,583 0,875 0,250 0,958 0,125 1 0,042 Page 81 Ogive 60 50 40 30 20 10 0 ogive positif ogive negatif 0 20 40 60 80 100 7.4 UKURAN STATISTIK DATA A. Ukuran Pemusatan Data a. Mean (Rataan Hitung) Mean (rataan hitung) didefinisikan sebagai jumlah data kuantitatif dibagi banyaknya data. Atau dapat dinyatakan sebagai jumlah seluruh data dibagi banyaknya data. Notasi atau lambing / symbol untuk sampel dan populasi dibedakan : Sampel X n xH Data Banyaknya data Rataan Mean xH, dari data x: , x( , xK , … , xM dirumuskan : xH = x: + x( + xK + ⋯ + xM n : ̅ = Data Kelompok : ̅ = data tunggal Matematika Dasar Populasi X N μ ∑ Q ∑ F ∑ F Page 82 Dengan : xi = titik tengah kelas interval fi = frekuensi dari xi k = banyaknya kelas interval Selain menggunkan rumus dan cara di atas, kita dapat menentukan rataan dari sekumpulan data dengan terlebih dahulu menentukan rataan sementaranya. Rataan sementara biasanya diambil dari nilai tengah yang mempunyai frekuensi terbesar. Untuk menghitung rata – rata bisa menggunakan rata – rata sementara. Kesulitan dalam menghitung rata – rata adalah apabila dijumpai bilangan besar atau tidak bulat.Untuk mengatasi hal ini, kita menyederhanakan data, yaitu dengan cara memperkirakan nilai rata rata yang disebut rata – rata sementara. Caranya adalah sebagai berikut: a) Tetapkan rata – rata sementara HHHHHH x; , dipilih pada kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dan letaknya di tengah. b) Tentukan simpangan (deviasi) terhadap rata – rata sementara, dengan rumus: R = − HHH ; c) Tentukan rata – rata sesungguhnya, dengan rumus: ̅ = HHH ; + ∑ F R ∑ F d) Atau jika dengan memfaktorkan interval kelasnya maka rumusnya menjadi: Matematika Dasar ∑ F R ̅ = HHH ; + S TU ∑ F Page 83 Contoh 7.10 Dua belas orang mengikuti pertandingan menembak pada jarak tertentu, setiap peserta menembak 10 kali. Hasil tembakan yang mengenai sasaran dari tiap – tiap peserta adalah 4, 8, 5, 8, 6, 4, 7, 7, 2, 3, 5, 7. Tentukan rataan tembakan yang menenai sasaran! Jawab : Data Tunggal Data di atas dipandang sebagai sampel, maka : + x = 4 + 8 + 5 + 8 + 6 + 4 + 7 + 7 + 2 + 3 + 5 + 7 = 66 dan n = 12 xH = ∑ x 66 = = 5,5 n 12 Data Kelompok Tentukan Rata – rata dari data berikut : Nilai 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 - 99 Frekuensi (fi) 4 6 10 4 4 2 + 24 = X7 xH = Titik Tengah (xi) 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 ∑ f] x] 1975 = = 65,83 f] 30 (fixi) 178 327 645 298 338 189 + 24 Y 4 = 6Z[\ Jadi, rata – ratanya adalah 65,83 b. Modus (Nilai terbanyak) Modus adalah nilai yang paling banyak muncul. Untuk data tunggal, modus sangat mudah ditentukan, yaitu data yang yang mempunyai frekuensi terbanyak. Modus mempunyai kelemahan, yaitu apabila kelompok data yang dimaksud memiliki dua nilai modus (bimodal) atau Matematika Dasar Page 84 lebih, atau tidak memiliki modus, misal : Data 5, 7, 8, 10, 10,12,12 memiliki dua modus yaitu 10 dan 12. Untuk data distribusi frekuensi dalam bentuk kelas – kelas interval, nilai modus tidak dapat ditentukan dengan tepat tetapi dengan pendekatan. Ada yang berpendapat nilai modus sama dengan nilai tengah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Cara lain yang dianggap lebih tepat, yaitu dengan memperhatikan frekuensi kelas sebelum dan sesudah kelas modus. Rumus Modus : Dengan : ^_ = ` + a `: `: + `( b = batas bawah kelas modal, ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjanng kelas modal b1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal b 2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal. Contoh 7.11 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahan. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti, dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) 281 – 283 284 – 286 287 – 289 290 – 292 293 – 295 296 – 298 Matematika Dasar Frekuensi (f) 4 18 36 82 50 10 Frekuensi Kumulatif (fk) 4 22 58 140 190 200 Page 85 Langkah – langkah mengerjakan modus : a) Kelas modal = kelas keempat b) b = 289,5 c) b1 = 82 – 36 = 46 d) b2 = 82 – 50 = 32 e) p = 284 – 281 = 3 b: k Mo = b + p j b: + b( Mo = 289,5 + 3 l Mo = 291,26 <C n <CmK( c. Median Median adalah nilai yang membagi data menjadi dua bagian yang sama banyaknya setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Untuk mendapatkan nilai median dari daftar distribusi frekuensi dapat digunakan rumus median, selain itu didapatkan nilai median menggunakan histogram, yang berarti median membagi histogram menjadi dua bagian yang sama luasnya. Rumus Median : 1d Q − e ^b = ` + a c 2 f F Dengan : b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak p = panjang kelas median n = ukuran sampel atau banayak data F = jumlah semua fekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = frekuensi kelas median Matematika Dasar Page 86 Contoh 7.12 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti , dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) 281 – 283 284 – 286 287 – 289 290 – 292 293 – 295 296 – 298 Frekuensi (f) 4 18 36 82 50 10 Frekuensi Kumulatif (fk) 4 22 58 140 190 200 Langkah – langkah untuk mengerjakan median : i. : ( n= ii. p = 3 : ( × 200 = 100 iii. b = 289,5 iv. f = 82 v. F = 58 Me = b + p j :d Mop ( k q Me = 289,5 + 3l = 291,03 n :;;oAD D( B. Ukuran Letak Data a. Kuartil (Qi) Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Terdapat 3 buah kuartil , yaitu kuartil bawah atau kuartil pertama dilambangkan Q1, kuartil tengah atau kuartil kedua atau median dilambangkan q2, dan kuartil atas atau kuartil ketiga dilambangkan Q3. Sama halnya dengan median, maka nilai kuartil dapat dihitung dengan cara : Matematika Dasar Page 87 1. Menentukan kelas dimana kuatrtil itu terletak yaitu n + 1, : < 2. Gunakan atruran : ]M Q] = b + p s < − tk f Dengan : n = jumlah data dan i =1,2,3… b = batas bawah kelas Q, ialah kelas interval di mana Qi akan terletak p = panjang kelas Qi F = fk = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Qi f = frekuensi v Contoh 7.13 • Data Tunggal Tentukan Q1, Q2, dan Q3 untuk data berikut! 1. 6, 8, 4, 2, 4, 7, 5, 4 2. 3, 5, 1, 5, 4, 7, 8, 4, 2 Jawab: 1. Banyak data, n = 8 Data yang telah diurutkan : 2, 4, 4, 4, Q1 5, 6, Q2 7, 8 Q3 1 1 1 Q: = 4 + 4 = 4 ; Q( = 4 + 5 = 4,5 ; QK = 6 + 7 = 6,5 2 2 2 Jadi, Q1 = 4 ; Q2 = 4,5 ; Q3 = 6,5. 2. Banyak data, n = 9 Data yang telah diurutkan : 1, 2, 3, Q1 Matematika Dasar 4, 4, Q2 5, 5, 7, 8 Q3 Page 88 Q1 = 2 + 3 = 2,5 ; QK = 4 ; QK = 5 + 7 = 6 : : ( Jadi, Q1 = 2,5 ; Q2 = 4 ; Q3 = 6 ( • Data Berkelompok Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti , dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) 281 – 283 284 – 286 287 – 289 290 – 292 293 – 295 296 – 298 Frekuensi (f) 4 18 36 82 50 10 Frekuensi Kumulatif (fk) 4 22 58 140 190 200 Carilah nilai Q3 nya ! Jawab: a) Dengan i = 3 dan n = 200 b) p = 3 c) K < × 200 = 150 z = ` + a s < − e F K×(;; zK = 292,5 + 3 s d) b = 292,5 zK = 292,65 e) f = 190 f) F = 140 v < − 140 190 v b. Desil (Di) Desil adalah nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama banyak , setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Untuk menentukan desil degunakan rumus sebagai berikut. - Data Tunggal x = Matematika Dasar yQ + 1 10 Page 89 - Data Berkelompok x = ` + a s:; −e F v Dengan : n = jumlah data dan i =1,2,3… b = batas bawah kelas Di, ialah kelas interval di mana Di akan terletak p = panjang kelas Di F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di (frekensi kumulatif) f = frekuensi pada kelas Di Contoh 7.14 • Data Tunggal Tentukan nilai desil ke-3 dari data berikut! 7 5 8 7 9 6 6 6 8 5 9 8 6 7 9 Jawab: Data yang telah diurutkan : 5 5 6 6 6 6 7 7 7 Bnayak data, n = 15. Letak Desil ke-3 diurutkan data ke-3 adalah: D3 terletak pada urutan ke-4,8. Sehingga: K:Am: :; 8 8 8 9 9 9 = 4,8 D3 = x4 + 0,8( x5 – x4 ) = 6 + 0,8 (6 - 6) = 6 Jadi, nilai D3 adalah 6 • Data Kelompok Ambil data dari contoh 7.12 Matematika Dasar Page 90 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti , dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) 281 – 283 284 – 286 287 – 289 290 – 292 293 – 295 296 – 298 Frekuensi (f) 4 18 36 82 50 10 Frekuensi Kumulatif (fk) 4 22 58 140 190 200 Carilah nilai D2 dari data disamping ! Jawab: Dengan i = 2 dan n = 200 2 × 200 = 40 10 x = ` + a s:; −e F (×(;; p=3 x( = 286,5 + 3 s f = 50 = 287,58 b = 286,5 v :; − 22 50 v F = 22 c. Persentil (Pi) Dalam hal ini kita juga dapat membagi sekelompok data menjadi seratus bagian yang sama banyak, sehingga terdapat 99 nilai pembagi yang disebut persentil. Untuk menghitung nilai persentil digunakan rumus : P] = b + p s ]M :;; Dengan : −F f v n = jumlah data dan i =1,2,3… b = batas bawah kelas Pi , ialah kelas interval dimana Pi terletak p = panjang kelas Pi F = jumlah frekunsi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Pi Matematika Dasar Page 91 f = frekuensi Pi Contoh 7.15 • Data Berkelompok Gunakan data dari Contoh 7.12 Suatu mesin yang memproduksi kaleng roti diperkirakan terdapat kesalahn. Dari penelitian terhadap 200 kaleng roti , dicatat berat kaleng roti, disajikan pada daftar di bawah ini: Berat Kaleng (gram) 281 – 283 284 – 286 287 – 289 290 – 292 293 – 295 296 – 298 Frekuensi (f) 4 18 36 82 50 10 Frekuensi Kumulatif (fk) 4 22 58 140 190 200 Carilah nilai P3 dari data diatas! Jawab: 3 × 200 = 6 100 b =283,5 p=3 f = 18 } = ` + a s −e :;; F }K = 283,5 + 3 s = 283,83 v K×(;; −4 :;; 18 v F=4 C. Ukuran Peyebaran Data Ukuran penyebaran data yang biasa digunakan untuk data tunggal antara lain rentang, hamparan simpangan kuartil, simpangan rata – arta, ragam dan simpangan baku. a. Rentang atau jangkauan (J) Definisi : Jangkauan data atau rentang data adalah selisih antara data terbeasar (xmaks) dengan data terkecil (xmin). Matematika Dasar Page 92 J = X/' − X]M b. Hamparan (H) Definisi : Jangkauan antarkuartil atau hamparan adalah selisih antara kuartil ketiga dengan kuartil pertama c. Simpangan Kuartil (Qd) H = Q K − Q: Definisi: Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah kali panjang hamparan. 1 Q = QK − Q: 2 Contoh 7.16 Data Tunggal Diketahui data: 3, 4, 4, 5, 7, 8, 9, 9, 10. Tentukan jangkauan, jangkauan antarkuartil, dan simpangan kuartil dari data tersebut Jawab; Data: 3, 4, 4, Q1 Q: = 5 7, 8, 9, Q2 9, 10 Q3 1 1 4 + 4 = 4 ; Q( = 7 ; QK = 9 + 9 = 9 2 2 Jangkauan : xmaks – xmin = 10 – 3 = 7 Hamparan: zK − z: = 9 − 4 = 5 Simpangan Kuartil: ( zK − z: = ( 9 − 4 = 2,5 : Matematika Dasar : Page 93 Data Berkelompok Daftar berikut menyatakan upah tiap jam untuk 65 pegawai di suatu pabrik. Upah (Rupiah) 50,00 – 59,99 60,00 – 69,99 70,00 – 79,99 80,00 – 89,99 90,00 – 99,99 100,00 – 109,99 110,00 – 119,99 JUMLAH f 8 10 16 14 10 5 2 65 Tentukanlah hamparan dan simpangan kuartil dari data di atas! Jawab: Q1= Rp 68,25 dan Q3 = Rp 90,75 Maka Hamparan(jangkauan atar Kuartil) Q3 – Q1 = 90,75 – 68,25 = Rp 22,50 Simpangan Kuartil: Q = ( QK − Q: : Q = 90,75 − 68,25 = Rp 11,25 ( : d. Simpangan Rata – rata Simpanagan rata – rata atau deviasi rata – rata merupakan rata – rata jarak suatu data terhadap rataan hitungannya. Nilai simpangan rata – rata (SR) untuk data tunggal dapat ditentukan dengan rumus: 1 = + | − ̅ | Q : Dengan : n = banyaknya data xi = nilai data ke-i xH = rataan hitung Contoh 7.17 Tentukan simpangan rata – rata dari data:1, 3, 5, 8, 10, 12, 13. Matematika Dasar Page 94 Jawab: • Data Tunggal n =8 xH = :mKm<mAmDm!m:(m:K A = AC D =7 SR = |1 − 7| + |3 − 7| + |4 − 7| + |5 − 7| + |8 − 7| + |10 − 7| + |12 − 7| + |13 − 7| : D = 6 + 4 + 3 + 2 + 1 + 3 + 5 + 6 = 30 = 3,75 : : D D Jadi, simpangan rata = ratanya adalah 3,75 • Data Kelompok Nilai 40 – 49 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 90 – 99 Frekuensi (fi) 4 6 10 4 4 2 SR = ∑ q | oH| ∑ q = KK:,*; K; Titik Tengah (xi) 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 |Y − YH| 21,17 11,17 1,17 8,83 18,83 28,83 2|Y 4 − Y| 84,68 67,02 11,70 35,.32 75,32 57,66 = 11,06 Jadi, simpangan rata – ratanya adalah 11,06 e. Ragam dan Simpangan Baku Misalnya data x1 , x2 , x3 ,… xn mempunyai rataan, maka ragam atau varians (S2) dapat ditentukan dengan rumus: ∑Y 4 − YH −6 Sementara itu, simpangan baku atau deviasi baku (S) dapat ditentukan = dengan rumus: ∑Y 4 − YH = = −6 Matematika Dasar Dengan: n = banyaknya data xi = nilai data ke-i ̅ = rataan hitung Page 95 Contoh 7.18 Hitunglah ragam dan simpangan baku dari data: 1, 3, 4, 5, 8, 10, 12, 13 Jawab: • Data Tunggal Data: 1, 3, 4, 8, 10, 12, 13 n = 8 dan xH=7, maka: ∑D]:x] − xH( = 1 − 7( + 3 − 7( + 4 − 7( + 5 − 7( + 8 − 7( + 10 − 7( + 12 − 7( + 13 − 7( = 36 + 16 + 9 + 4 + 1 + 9 + 25 + 36 = 136 S ( = ∑D]:x] − xH( = 136 = 17 : : D D S = √S ( = √17 = 4,12 (teliti hingga 2 tempat desimal). Jadi, data tersebut mempunyai ragam , S2 = 17 dan simpangan baku , S= 4,12 • Data Kelompok 35 – 39 40 – 44 Frekuensi (fi) 1 5 Titik Tengah (xi) 37 42 37 210 45 – 49 50 – 54 55 – 59 60 – 64 4 7 19 14 47 52 57 62 188 364 1083 868 Berat + fi =50 fixi ∑ fi x i ∑ fi = xi -xH2 fi xi -xH2 -8 -3 2 7 64 9 4 49 256 63 76 686 -18 -13 + fi xi =2750 xH= xi -xH 2750 50 =55 324 169 324 845 + fi xi -xH2 =2250 Karena banyaknya data, n = 50 maka dikatakan sampel berukuran besar (n>30) sehingga S2 = ∑ fi (xi -xH )2 2250 = =45 n 50 S=√45=6,71 Jadi, data tersebut mempunyai ragam (S2) = 45 dan simpangan baku (S) = 6,71 Matematika Dasar Page 96