Jurnal IS _1,5 space_ - Repository Universitas Gunadarma

advertisement
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2007 – 2011)
MUHAMMAD DEVRI SAPUTRA
Jl. Sungai Kampar Blok F Nomor 35 RT 07 RW 19 Harapan jaya II Bekasi Utara.
([email protected])
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi.
ABSTRAK
Perataan laba (income smoothing) adalah praktik yang umum dilakukan oleh
manajer perusahaan untuk mengurangi fluktuasi laba, yang diharapkan mempunyai
pengaruh yang bermanfaat bagi evaluasi kinerja manajemen. Namun demikian, praktik
ini telah dikritik oleh banyak pihak karena dapat menyebabkan pengungkapan dalam
laporan keuangan menjadi tidak memadai. Akibatnya, laporan keuangan tidak lagi
mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan yang
seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi praktik
perataan laba yaitu Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage,
dan Debt to Equity Ratio. Sampel terdiri dari 31 perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun dari tahun 2007-2011,
dengan subsampel sebanyak 155 laporan keuangan.
Untuk mengidentifikasi perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan
tidak melakukan praktik perataan laba dengan menggunakan Indeks Eckel. Perhitungan
Indeks Eckel dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahun 2007-2009,
2007-2010, dan
2007-2011. Analisis statistik yang digunakan terdiri dari (1) Uji Normalitas, dalam hal
ini menggunakan One - Sample Kolmogorov - Smirnov jika nilai probabilitas ≥ 0.05,
maka data tersebut terdistribusi normal, (2) Uji Asumsi Klasik, dengan menggunakan
uji Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heteroskedastisitas, (3) Uji parsial (t - test),
untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap perataan laba, (4) Uji
Simultan (f - test), untuk mengetahui pengaruh secara bersama terhadap perataan laba.
1
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda secara terpisah terhadap
keempat variabel independen, variabel Financial Leverage dan Debt to Equity Ratio
yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba, sedangkan variabel
Net Profit Margin dan Operating Profit Margin yang berpengaruh secara signifikan
terhadap perataan laba. Namun, variabel Operating Profit Margin paling berpengaruh
terhadap perataan laba karena memiliki pengaruh besar.
ABSTRACT
Income smoothing is a common practice by corporate managers to reduce
fluctuations in earnings, which are expected to have beneficial effects for management
performance evaluation. However, this practice has been criticized by many people
because it can lead to disclosures in the financial statements to be inadequate. As a
result, the financial statements no longer reflect the real situation about the things that
happen in companies that should have known by the users of financial statements.
This study aims to examine the factors that influence the practice of income
smoothing is Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, and
Debt to Equity Ratio. The sample consists of 31 manufacturing companies of various
industry sector listed in Indonesia Stock Exchange during five years from 2007 to 2011,
with a subsample of 155 financial statements.
To identify companies that practice income smoothing and income smoothing
practice using Eckel Index. Eckel index calculations done through three stages, namely
in 2007-2009, 2007-2010, and 2007-2011. Statistical analysis was used consisted of (1)
Normality Test, in this case using the One-Sample Kolmogorov-Smirnov if probability
values ≥ 0.05, then the data is normally distributed, (2) Test Assumptions Classic, using
autocorrelation test, Multicollinearity, and heteroscedasticity , (3) partial test (t-test), to
determine the most influential variable on income smoothing, (4) Simultaneous Test (ftest), to work together to determine the effect of income smoothing.
Based on the results of multiple regrresion linier analysis separately to the four
independent variables, variables financial leverage and debt to equity ratio are not
significantly affect the earnings smoothing, while the variable Net Profit Margin and
Operating Profit Margin has the significant impact of income smoothing . However,
2
Operating Profit Margin variables most influence on earnings smoothing because it
has a big influence.
Keyword: Income Smoothing, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial
Leverage, Debt to Equity Ratio
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman telah banyak membawa perubahan. Kemajuan teknologi
dan perkembangan dunia usaha dalam memasuki pasar bebas telah menciptakan tingkat
persaingan yang tinggi antar perusahaan. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi
setiap perusahaan untuk bisa mempertahankan posisinya dan menjaga kelangsungan
hidup perusahaannya. Disamping itu, situasi perekonomian yang tidak menentu
mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar
perusahaan mampu menjaga kestabilan aktifitas operasinya sekaligus meningkatkan
kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan dari luar, yaitu masyarakat dan para
investor.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sebuah proses akuntansi dan
media umum yang dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan keuangan perusahaan.
Laporan keuangan disusun oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban kepada
pemakai laporan keuangan, sehingga laporan keuangan menunjukkan kinerja
manajemen sekaligus digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Salah satu
indikator untuk mengukur tingkat kinerja manajemen perusahaan adalah laba yang
dihasilkan. Sebagaimana disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts
(SFAC) No. 1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam
menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu
pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk
melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih baik. Salah
satu tindakan yang dilakukan manajemen adalah melakukan praktik perataan laba
(income smoothing).
3
Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum dan dilakukan di banyak
negara. Namun demikian, praktik perataan laba ini jika dilakukan dengan sengaja dan
dibuat-buat dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai dan
menyesatkan. Akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi akurat yang
memadai mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan risiko dari portofolio mereka.
Menurut Juniarti (2001) bahwa tindakan manajemen untuk melakukan perataan
laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan baik untuk memuaskan kepentingan
pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai dari perusahaan, sehingga muncul
anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki resiko yang rendah.
Menurut Masodah (2007) bahwa meratakan earnings yang dilaporkan sebagai
pengurangan secara sengaja fluktuasi di sekitar tingkat earnings tertentu dianggap
normal bagi sebuah perusahaan. Dalam hal ini praktik perataan laba menunjukkan suatu
usaha manajemen dalam menstabilkan laba yang dihasilkan selama masih dalam
kaidah-kaidah yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Praktik perataan laba yang dilakukan secara artifisial oleh manajemen perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai suatu usaha manajemen
untuk mengurangi fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya terlihat adanya
keterkaitan antara variabel - variabel tertentu seperti Net Profit Margin, Operating
Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio yang dapat mempengaruhi
perataan laba pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian ini
adalah pengaruh Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan
Debt to Equity Ratio terhadap Perataan Laba, maka dapat dibuat pertanyaan penelitian
sebagai berikut : (1) Apakah Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial
Leverage, dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi perataan laba pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? (2) Faktor
apakah yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
Berdasarkan uraian rumusan masalah penelitian diatas dapat diketahui bahwa
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui apakah Net
Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio
mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
4
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. (2) Untuk mengetahui faktor apakah yang paling
berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur
sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengertian Laba
Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba
akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya
laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran
pendapatan dan biaya. Laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan
tersendiri seperti halnya aktiva atau hutang (Ghozali, 2003).
Manajemen Laba
Menurut Yulianto (2007: 8) manajemen laba merupakan salah satu faktor yang
dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias
dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang
mempercayai angka laba hasil rekayasa. Manajemen laba sebagai suatu proses
mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum
baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP).
Perataan Laba
Menurut Hasanah (2007: 15) mendefinisikan perataan laba sebagai suatu alat
yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar
sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial maupun riil.
Menurut Harahap (2007: 245) perataan laba adalah upaya yang dilakukan oleh
manajemen untuk menstabilkan laba.
Menurut Atmini (2000) tindakan perataan laba mempunyai dua tipe, yaitu
perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang
terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai akibat dari proses
menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan laba yang disengaja
dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik perataan laba artifisial.
5
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba
Menurut Juniarti (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba suatu
perusahaan sangatlah beragam, sebagaimana dikemukakan oleh beberapa peneliti
terdahulu. Faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor
industri, harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsaan. Tetapi dalam
beberapa hal, hasil dari penelitian tersebut berbeda meskipun mengukur hal yang sama.
Perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong manajer
untuk melakukan perataan laba. Banyak penelitian empiris terdahulu telah menguji
faktor-faktor tersebut dan temuan empiris yang didapat menunjukkan kesimpulan yang
belum disepakati, karena untuk beberapa faktor masih disimpulkan berpengaruh dan
tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Berikut ini disajikan penelitian-penelitian
terdahulu yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi
perataan laba. Pada Tabel 2.1 berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi dan tidak mempengaruhi perataan laba.
Tabel 2.1
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Tidak Mempengaruhi Perataan Laba
No.
1.
Faktor yang berpengaruh
Besaran perusahaan :
No. Faktor yang tidak berpengaruh
1.
Besaran perusahaan :
Total aktiva
Total aktiva
Penjualan
Nilai pasar saham
2.
Profitabilitas
2.
Profitabilitas
3.
Kelompok usaha
3.
Kelompok usaha
4.
Kebangsaan
4.
Rencana bonus
5.
Harga saham
5.
Proporsi kepemilikan
6.
Perbedaan laba aktual dan laba
6.
Status badan usaha
normal
7.
Kebijakan akuntansi mengenai laba
8.
Leverage operasi
Sumber : Yusuf dan Soraya (2004)
6
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor
aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2011.
Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode judgement sampling, dimana
perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriteria
yang telah ditentukan (Cooper dan Emory, 1992).
Pemilihan dan Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode judgement sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik
sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai berikut :
1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2007 – 2011.
2. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang menerbitkan laporan keuangan
tahun 2007 – 2011.
3. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang tidak melakukan akuisisi atau
merger selama periode pengamatan.
4. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang laporan keuangannya (laba bersih
setelah pajak) selama tahun 2007 – 2011 tidak mengalami kerugian minimal
sebanyak 3 tahun.
Berdasarkan karakteristik pemilihan sampel diatas diperoleh perusahaan yang
akan digunakan sebagai sampel penelitian. Pada Tabel 3.1 berikut ini akan disajikan
hasil seleksi sampel dengan metode judgement sampling :
7
Tabel 3.1
Seleksi Sampel
Keterangan
Jumlah
Total perusahaan manufaktur sektor aneka industri
40
Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 1
Emiten yang tidak terdaftar sebelum 31 Desember 2007 dan delisting
selama 31 Desember 2007 – 31 Desember 2011.
1
Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 2
Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2007 – 2011.
5
Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 3
Emiten yang melakukan akuisisi atau merger minimal sekali selama
periode
31
Desember
2007
–
31
Desember
2011,
melakukan
restrukturisasi, dan mengalami perubahan kelompok usaha.
1
Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 4
0
Emiten yang mengalami kerugian minimal 3 tahun.
Laporan keuangan disajikan dalam bentuk mata uang rupiah
Jumlah sampel akhir
2
31
Sumber: Indonesia Capital Market Directory (data diolah)
Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 31 perusahaan merupakan 77,5 % dari
seluruh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama jangka waktu 2007 – 2011.
Identifikasi dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
Variabel Terikat (dependent variable)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status perataan laba yang diukur
dengan Indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat mengetahui apakah perusahaan
melakukan praktik perataan laba atau tidak.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Perhitungan Indeks
Eckel dilakukan melalui 3 tahap yaitu dari tahun 2007 – 2009, 2007 – 2010, dan 2007
– 2011. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejak kapan perusahaan melakukan praktik
perataan laba Pendeteksian perataan laba dengan Indeks Eckel sesuai dengan penelitian
Eckel (1981), Yusuf (2004), Juniarti (2005), Suwito (2005), Masodah (2007), Hasanah
(2007), Mawarti (2007), dan Budiasih (2009). Adapun untuk menghitung Indeks Eckel
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Indeks Eckel =
CV ∆I
CV ∆S
Keterangan:
∆I
= Perubahan laba dalam satu periode
∆S
= Perubahan penjualan dalam satu periode
CV
= Koefisien variasi (standard deviation/ expected value) yaitu standar
deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan.
Indeks Eckel untuk perusahaan bukan perata laba adalah ≥ 1, sedangkan untuk
perusahaan perata laba adalah < 1 (Eckel, 1981).
CV ∆S atau CV ∆I dapat dihitung sebagai berikut :
Variance
CV ∆S atau CV ∆I =
Expected Value
9
atau,
Σ (∆X – ∆X)2
CV ∆S atau CV ∆I =
: ∆X
n-1
Keterangan:
∆X
= Perubahan laba (I) atau penjualan (S)
∆X
= Rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S)
n
= Banyaknya tahun yang diamati
Variabel Bebas (independent variable)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Net Profit Margin (NPM) yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak
dengan total penjualan.
2. Operating Profit Margin (OPM) yang diukur dari rasio antara laba operasi
dengan total penjualan.
3. Financial Leverage yang diukur dari rasio antara total kewajiban dengan total
aktiva.
4. Debt to Equity Ratio diukur dari rasio antara total utang dibagi dengan total
modal.
Teknik Analisis Yang Digunakan
Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode :
Analisis Deskriptif
1. Uji Normalitas
2. Analisis Regresi Linier Berganda
3. Uji Simultan dengan f test
10
Analisis Kuantitatif
♦ Net Profit Margin
= laba bersih setelah pajak x 100%
Penjualan
♦ Operating Profit Margin =
laba operasi x 100%
Penjualan
♦ Leverage Ratio
=
Total kewajiban x 100%
Total aktiva
♦ Debt to Equity Ratio
=
Total kewajiban x 100%
Total modal
Alat Analisis Statistik
Alat analisis statistik yang dipergunakan adalah SPSS versi 17 untuk menguji
apakah ada pengaruh dari faktor Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial
Leverage, dan Debt to Equity Ratio terhadap perataan laba. Namun sebelum dilakukan
Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji
asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas.
Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak biasa. Model regresi
yang baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang
seminimal mungkin.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Hasil Perhitungan Indeks Eckel Tahun 2007 – 2011
No.
KODE
CV ΔI
CV ΔS
Indeks Eckel
Status
1
ARGO
1.003971
0.780647
1.286076 Bukan perata
2
BATA
1.043624
0.191962
5.436628 Bukan perata
3
ESTI
1.134768
0.437479
2.593881 Bukan perata
4
GJTL
1.09089
0.693796
1.572350 Bukan perata
5
IMAS
0.98212
0.464821
2.112898 Bukan perata
6
INDS
0.564729
0.28985
1.948348 Bukan perata
7
KBLI
0.938171
0.382816
2.450712 Bukan perata
8
KBLM
1.25789
0.177806
7.074521 Bukan perata
9
MASA
1.326563
0.504873
2.627519 Bukan perata
10
POLY
0.933255
0.841717
1.108751 Bukan perata
11
11
PRAS
0.761312
0.603113
1.262304 Bukan perata
12
UNTX
0.668587
0.585762
1.141398 Bukan perata
13
VOKS
0.448358
0.330423
1.356921 Bukan perata
14
NIPS
0.916656
0.470556
1.948027 Bukan perata
15
ADMG
0.634889
0.691878
0.917631 Perata
16
ASII
0.523967
0.691878
0.917631 Perata
17
AUTO
0.576606
0.650904
0.885854 Perata
18
BRAM
0.384736
0.642183
0.599106 Perata
19
GDYR
0.488812
0.723446
0.675672 Perata
20
JECC
0.318431
0.596773
0.533589 Perata
21
KARW
0.632262
1.334007
0.473957 Perata
22
LPIN
0.744654
1.033886
0.473957 Perata
23
MYRX
0.983117
1.037172
0.947883 Perata
24
MYTX
0.411403
0.543352
0.757158 Perata
25
PAFI
0.245051
1.224106
0.200188 Perata
26
PBRX
0.728963
0.974816
0.747795 Perata
27
RICY
0.995494
-2.97849
-0.33423 Perata
28
SCCO
0.537072
1.716053
0.312969 Perata
29
SIMM
0.986048
1.21641
0.810622 Perata
30
SSTM
0.633274
1.571137
0.403067 Perata
31
UNIT
1.033211
1.206306
0.856508 Perata
Keterangan:
∆I
= Perubahan laba dalam satu periode
∆S
= Perubahan penjualan dalam satu periode
CV
= Koefisien variasi (standard deviation/ expected value)
Dari perhitungan Indeks Eckel tahun 2007 – 2011 diatas diperoleh sebanyak 17
perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, terlihat dari Indeks Eckel yang
nilainya kurang dari 1 dan terdapat 14 perusahaan yang Indeks Eckelnya lebih dari 1
sehingga dapat digolongkan menjadi perusahaan bukan perata laba.
12
Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel
Mean
Standard
Variabel
N
Net Profit Margin
51
0.0204379
0.47980
-1.07667
2.47333
Operating Profit Margin
51
0.6012451
1.79866
-3.95750
6.36750
Financial Leverage
51
1.7476601
4.36278
0.24600
24.57333
Debt to Equit Ratio
51
3.3701242
14.99856
-11.52333
82.87500
Deviation
Minimum
Maximum
Berdasarkan analisis statistik deskriptif, jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 51 sampel. Untuk variabel Net Profit Margin rata-ratanya
sebesar 0.0204379, memiliki standar deviasi sebesar 0.47980, nilai minimum sebesar 1.07667, dan nilai maksimum sebesar 2.47333. Untuk variabel Operating Profit Margin
rata-ratanya sebesar 0.6012451, memiliki standar deviasi sebesar 1.79866, nilai
minimum sebesar -3.95750, dan nilai maksimum sebesar 6.36750. Untuk variabel
Financial Leverage rata-ratanya sebesar 1.7476601, memiliki standar deviasi sebesar
4.36278, nilai minimum sebesar 0.24600, dan nilai maksimum sebesar 24.57333. Untuk
variabel Debt to Equity Ratio rata-ratanya sebesar 3.3701242, memiliki standar deviasi
sebesar 14.99856, nilai minimum sebesar -11.52333, dan nilai maksimum sebesar
82.87500.
Uji Normalitas
13
Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat bahwa
titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran mengikuti arah garis
diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal
atau memenuhi asumsi normalitas.
Hasil Uji Kolmogomogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
51
N
Normal Parameters
a,,b
.0000000
Mean
.26839099
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.126
Positive
.100
Negative
-.126
Kolmogorov-Smirnov Z
.901
Asymp. Sig. (2-tailed)
.392
a. Test distribution is Normal.
b.
Calculated from data.
Pada hasil uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat
bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,901 dan tidak signifikan pada 0,05 (karena
p = 0,392 > 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa residual terdistribusi normal.
Pengujian Multikolinieritas
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
1
Std. Error
B
Model
Collinearity Statistics
Coefficients
Beta
Sig.
t
VIF
Tolerance
13.581
.000
.304
2.337
.024
.904
1.106
.023
-.485
-3.724
.001
.904
1.106
.013
.009
.178
1.427
.160
.987
1.013
.003
.003
.141
1.139
.261
.997
1.003
(Constant)
.623
.046
NPM
.203
.087
OPM
-.086
FL
DER
a. Dependent Variable: IE
14
Dapat diketahui bahwa NPM, OPM, FL, dan DER menunjukan nilai tolerance >
0.10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independent
yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolinieritas
atau dapat dipercaya dan objektif.
Pengujian Autokorelasi
Model
R
R Square
1
.544a
.296
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
.235
.2798
2.133
Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson menunjukan nilai sebesar
2.133. Nilai tersebut berada diantara nilai du = 1.7218 dan (4-du) = 2.2782 yang
menunjukan tidak adanya masalah pada autokorelasi.
Pengujian Heteroskedastisitas
Dari scatterplots ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik
diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk
digunakan dalam melakukan pengujian.
15
Hasil Uji F (F test)
ANOVAb
Sum of Squares
Model
1
Mean Square
Df
Regression
1.514
4
.378
Residual
3.602
46
.078
Total
5.115
c50
F
4.833
Sig.
a
.002
a. Predictors: (Constant), DER, NPM, FL, OPM
b. Dependent Variable: IE
Dari hasil pengujian ini dapat dilihat pada F hitung sebesar 0,4833 dan
signifikan pada 0,002. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5% maka H0
gagal ditolak dan H1 berhasil ditolak. Penerimaan H0 dibuktikan dengan hasil
perhitungan bahwa nilai sig. (0,002) < dari α (alfa) = 0,05, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel NPM, OPM, FL, dan DER secara bersama-sama (simultan)
mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri.
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model
R
R Square
1
.544a
.296
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
.235
.2798
2.133
a. Predictors: (Constant), DER, NPM, FL, OPM
b. Dependent Variable: IE
Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat dilihat besar adjusted R2 sebesar 0.235
yang berarti variabel variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independent sebesar
23.5 %. Hal ini berarti 23.5 % tindakan perataan laba dipengaruhi NPM, OPM, FL, dan
DER. Sedangkan sisanya 76.5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
16
Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
1
Beta
Std. Error
B
Model
Collinearity Statistics
Coefficients
Unstandardized Coefficients
T
Tolerance
Sig.
VIF
13.581
.000
.304
2.337
.024
.904
1.106
.023
-.485
-3.724
.001
.904
1.106
.013
.009
.178
1.427
.160
.987
1.013
.003
.003
.141
1.139
.261
.997
1.003
(Constant)
.623
.046
NPM
.203
.087
OPM
-.086
FL
DER
a. Dependent Variable: IE
Digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent secara
parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependent. Derajat signifikan
yang digunakan adalah 0.05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat
kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa suatu
variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent.
Analisis Regresi Linier Berganda
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients
1
Std. Error
B
Model
Collinearity Statistics
Coefficients
Beta
T
Sig.
Tolerance
VIF
13.581
.000
.304
2.337
.024
.904
1.106
.023
-.485
-3.724
.001
.904
1.106
.013
.009
.178
1.427
.160
.987
1.013
.003
.003
.141
1.139
.261
.997
1.003
(Constant)
.623
.046
NPM
.203
.087
OPM
-.086
FL
DER
a. Dependent Variable: IE
Y = 0.623 + 0.203 NPM – 0.086 OPM + 0.013 FL + 0.003 DER + e
Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut :
17
1. Konstanta (a)
Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel
terikat (b) sebesar 0.623.
2. NPM (X1) terhadap IE (Y)
Nilai koefisien NPM untuk variabel X1 sebesar 0.203. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan NPM satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik
sebesar 0.203 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap.
3. OPM (X2) terhadap IE (Y)
Nilai koefisien OPM untuk variabel X2 sebesar - 0.086. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan OPM satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun
sebesar 0.086 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap.
4. FL (X3) terhadap IE (Y)
Nilai koefisien FL untuk variabel X3 sebesar 0.013. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan FL satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar
0.013 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah
tetap.
5. DER (X4) terhadap IE (Y)
Nilai koefisien DER untuk variabel X1 sebesar 0.003. Hal ini mengandung arti
bahwa setiap kenaikan DER satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik
sebesar 0.003 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya praktik perataan laba yaitu Net Profit Margin, Operating
Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equiy Ratio maka dapat diketahui
sebagai berikut :
1. Financial Leverage dan Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi perataan laba
secara terpisah. Namun, variabel Net Profit Margin dan Operating Profit Margin
18
yang berpengaruh secara bersama maupun terpisah terhadap perataan laba pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
a.
Berpengaruhnya Net Profit Margin terhadap perataan laba karena laba bersih
setelah pajak sering dijadikan tujuan perataan laba dan digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh investor. Oleh karena itu,
manajemen ingin menunjukkan kepada investor bahwa kinerja perusahaan
tersebut efektif.
b.
Berpengaruhnya Operating Profit Margin terhadap perataan laba karena laba
operasi menggambarkan laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional
perusahaan manufaktur. Apabila laba operasi perusahaan manufaktur terlihat
baik dan stabil, maka akan menunjukkan kegiatan manufaktur yang baik pula
sehingga manajer memiliki kecenderungan untuk meratakan laba tersebut agar
dapat menarik investor.
c.
Tidak berpengaruhnya Financial Leverage terhadap perataan laba karena
semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi
oleh investor sehingga investor akan meminta keuntungan yang semakin
tinggi. Selain itu, peningkatan leverage dapat mengakibatkan peningkatan
risiko tetapi juga dapat meningkatkan keuntungan. Oleh karena kondisi
tersebut manajemen tidak menggunakan variabel ini untuk melakukan praktik
perataan laba.
d.
Tidak berpengaruhnya Debt to equity Ratio terhadap perataan laba karena debt
to equity ratio sebagai salah satu aspek dalam laporan keuangan yang tidak
diperhatikan manajemen untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan
kepada stakeholder. Para pelaku pasar modal di Indonesia pada umumnya
belum menggunakan informasi keuangan yang dipublikasikan secara
maksimal dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga mereka lebih
banyak memperhatikan informasi laba seperti tingkat profitabilitas yang akan
diterima sebagai hasil investasi modalnya dari pada struktur modal atau kinerja
keuangan lainnya seperti debt to equity ratio.
2. Dari keempat faktor yang diuji hanya Net Profit Margin, Operating Profit Margin,
Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio yang berpengaruh secara signifikan
terhadap perataan laba. Namun, variabel Operating Profit Margin lebih berpengaruh
19
secara signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya, karena variabel Operating
Profit Margin memiliki nilai p-value paling kecil dibandingkan dengan vaiabel
lainnya. Dengan demikian, Operating Profit Margin adalah faktor yang paling
berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara keseluruhan maka terlihat bahwa yang
terbukti efektif untuk menguji keberadaan praktik perataan laba yang sering
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu dengan menggunakan
variabel Net Profit Margin dan Operating Profit Margin.
SARAN
Penelitian di masa yang akan datang hendaknya dapat meningkatkan cara untuk
mendeteksi adanya praktik perataan laba serta mengamatinya dalam konteks yang
berbeda, siklus ekonomi, jumlah perusahaan yang dijadikan sampel, kebijakan
akuntansi, peraturan pajak, dan sebagainya.
Karena ada dua faktor yang berpengaruh yaitu Net Profit Margin dan, Operating
Profit Margin maka untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan beberapa faktor
lainnya seperti, harga saham, leverage operasi, pos-pos luar biasa (extraordinary items),
kelompok usaha, dan sebagainya. Selain itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya
menambah sampel objek perusahaannya agar terhindar dari uji asumsi klasik dan
terdistribusi normal. Sehingga usaha manajemen untuk meratakan laba melalui faktorfaktor lain dapat terdeteksi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, K., Subekti, I., dan Atmini, S. (2000). “Investigasi Motivasi dan Strategi
Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Makalah Simposium
Nasional Akuntansi X. Makasar: 25-26 Juli.
Azhari, Fadhli. (2010). “ Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di
20
Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma,
Jakarta.
Cooper dan Emory. (1992). “Metode Penelitian Bisnis”, Edisi kelima, Jilid Satu,
Erlangga, Jakarta.
Beidleman (1973) "Income Smoothing : The Role of Management", Accounting
Review, October, P.653-667
Budiasih, Igan, 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba”,
Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1: 1 – 14.
Dwimulyani, Susi, dan Yoga Abraham. (2006). “ Analisis Perataan Penghasilan
(Income Smoothing) : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Kaitannya
Dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik Di Indonesia”, Jurnal Informasi,
Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik, Vol 1, No. 1, Januari. Hal. 01-14.
Eckel, Norm. 1981. The Income Smoothing Hypothesis Revisited. Abacus , Juni : 2640.
Budhijono, Fongnawati (2006). “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur
dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”, Akuntabilitas, September
2006,htm.70-79.Vol.6 No.1.
Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Cetakan
Kelima. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro
Halim, Julia, Carmel Meidan, dan Rudolf Lumban Tobing, 2005. “Pengaruh
Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45”, Simposium
Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September.
Handayani, Sri (2009). “ Deteksi Atas Praktik Income Smoothing Serta Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
BursaEfek Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul
Jakarta.
Hendrikson, (1993). Eldon. Accounting Theory. Fifth Edition. Illinois: Richard D.
Irwin Inc.
Hall,
B. (2002). “Earnings Management and Earnings Quality”, (online),
(http://140.112.111.20/~mingshen/2004322.doc).
21
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Hasanah, Nurul. 2007. “Pengaruh Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar Atas
Pengumuman Informasi Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar
LQ-45)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Irawati, Zulfa dan Anugrah Maya A. 2007. “Analisis Perataan Laba (Income
Smoothing): Faktor yang mempengaruhi dan Pengaruhnya Terhadap Return dan
Resiko Saham Perusahaan GO Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen
dan Bisnis. Vol. 11. No. 1. 46-58.
Ilmainir. 2003. “ Perataan Laba dan Faktor Pendorongnya pada Perusahaan Publik di
Indonesia” . Thesis. Program Pasca Sarjana UGM.
Juniarti dan Corolina, 2005. “Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2: 148 – 162.
Kustono, Alwan Sri. 2007. “Pengaruh Ukuran, Deviden Payout, Risiko Spesifik, dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan
Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006”. Jurnal Ekonomi
Bisnis, Vol. 14. No. 3. 200-205. Universitas Jember.
Masodah, 2007. “Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga
Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya”, Proceeding PESAT,
Vol. 2: A16 – A23.
Mudjiono, 2006. “Pengaruh Tindakan Pertaan Laba Terhadap Reaksi Pasar Dengan
Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi”,
Vol. 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010.
Nasser, Etty M. dan Herlina, 2003. “Pengaruh Size, Profitabilitas dan Leverage terhadap
Perataan Laba pada Perusahaan GO Public”. Jurnal Ekonomi, Vol. 7, No. 3:
291-305.
Santoso S, 2000, “Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik” PT. Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
22
Salno, Hanna Meilani dan Zaki Baridwan. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan
(Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan
Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia. Vol. 3. No. 1. 17-34.
Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiarto, Sopa. (2003). “Perataan Laba dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek”. Simposium Nasional
Akuntansi VI, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, h. 350-358.
Suwito, Edy dan Arleen Herawaty, 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan oleh Perusahaan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15 –
16 September.
Syahriana, Nani. 2006. ”Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (2000 – 2004)”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Trihendradi, C.2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan
SPSS17. Yogyakarta : ANDI
Widyaningdyah, Agnes Utari, 2001. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia”,
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3, No. 2: 89 – 101.
Yulianto, Agus. 2007. “Analisis Perataan Laba: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan
Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta : Panser Pustaka
Yusuf, Muhammad dan Soraya, 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik
Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia”, Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 8, No. 1: 99 – 125.
www.idx.co.id
23
Download