ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR ANEKA INDUSTRI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2007 – 2011) MUHAMMAD DEVRI SAPUTRA Jl. Sungai Kampar Blok F Nomor 35 RT 07 RW 19 Harapan jaya II Bekasi Utara. ([email protected]) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Jl. KH. Noer Ali, Kalimalang, Bekasi. ABSTRAK Perataan laba (income smoothing) adalah praktik yang umum dilakukan oleh manajer perusahaan untuk mengurangi fluktuasi laba, yang diharapkan mempunyai pengaruh yang bermanfaat bagi evaluasi kinerja manajemen. Namun demikian, praktik ini telah dikritik oleh banyak pihak karena dapat menyebabkan pengungkapan dalam laporan keuangan menjadi tidak memadai. Akibatnya, laporan keuangan tidak lagi mencerminkan keadaan sebenarnya mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan yang seharusnya perlu diketahui oleh pemakai laporan keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi praktik perataan laba yaitu Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio. Sampel terdiri dari 31 perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 5 tahun dari tahun 2007-2011, dengan subsampel sebanyak 155 laporan keuangan. Untuk mengidentifikasi perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan tidak melakukan praktik perataan laba dengan menggunakan Indeks Eckel. Perhitungan Indeks Eckel dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahun 2007-2009, 2007-2010, dan 2007-2011. Analisis statistik yang digunakan terdiri dari (1) Uji Normalitas, dalam hal ini menggunakan One - Sample Kolmogorov - Smirnov jika nilai probabilitas ≥ 0.05, maka data tersebut terdistribusi normal, (2) Uji Asumsi Klasik, dengan menggunakan uji Autokorelasi, Multikolinieritas, dan Heteroskedastisitas, (3) Uji parsial (t - test), untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap perataan laba, (4) Uji Simultan (f - test), untuk mengetahui pengaruh secara bersama terhadap perataan laba. 1 Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda secara terpisah terhadap keempat variabel independen, variabel Financial Leverage dan Debt to Equity Ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba, sedangkan variabel Net Profit Margin dan Operating Profit Margin yang berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba. Namun, variabel Operating Profit Margin paling berpengaruh terhadap perataan laba karena memiliki pengaruh besar. ABSTRACT Income smoothing is a common practice by corporate managers to reduce fluctuations in earnings, which are expected to have beneficial effects for management performance evaluation. However, this practice has been criticized by many people because it can lead to disclosures in the financial statements to be inadequate. As a result, the financial statements no longer reflect the real situation about the things that happen in companies that should have known by the users of financial statements. This study aims to examine the factors that influence the practice of income smoothing is Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, and Debt to Equity Ratio. The sample consists of 31 manufacturing companies of various industry sector listed in Indonesia Stock Exchange during five years from 2007 to 2011, with a subsample of 155 financial statements. To identify companies that practice income smoothing and income smoothing practice using Eckel Index. Eckel index calculations done through three stages, namely in 2007-2009, 2007-2010, and 2007-2011. Statistical analysis was used consisted of (1) Normality Test, in this case using the One-Sample Kolmogorov-Smirnov if probability values ≥ 0.05, then the data is normally distributed, (2) Test Assumptions Classic, using autocorrelation test, Multicollinearity, and heteroscedasticity , (3) partial test (t-test), to determine the most influential variable on income smoothing, (4) Simultaneous Test (ftest), to work together to determine the effect of income smoothing. Based on the results of multiple regrresion linier analysis separately to the four independent variables, variables financial leverage and debt to equity ratio are not significantly affect the earnings smoothing, while the variable Net Profit Margin and Operating Profit Margin has the significant impact of income smoothing . However, 2 Operating Profit Margin variables most influence on earnings smoothing because it has a big influence. Keyword: Income Smoothing, Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, Debt to Equity Ratio PENDAHULUAN Perkembangan zaman telah banyak membawa perubahan. Kemajuan teknologi dan perkembangan dunia usaha dalam memasuki pasar bebas telah menciptakan tingkat persaingan yang tinggi antar perusahaan. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi setiap perusahaan untuk bisa mempertahankan posisinya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Disamping itu, situasi perekonomian yang tidak menentu mendorong manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar perusahaan mampu menjaga kestabilan aktifitas operasinya sekaligus meningkatkan kinerja manajemen untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi perusahaan. Sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan dari luar, yaitu masyarakat dan para investor. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari sebuah proses akuntansi dan media umum yang dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun oleh manajemen sebagai pertanggungjawaban kepada pemakai laporan keuangan, sehingga laporan keuangan menunjukkan kinerja manajemen sekaligus digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kinerja manajemen perusahaan adalah laba yang dihasilkan. Sebagaimana disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1 bahwa informasi laba pada umumnya merupakan perhatian utama dalam menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen dan informasi laba membantu pemilik atau pihak lain melakukan penaksiran atas earning power perusahaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi lebih baik. Salah satu tindakan yang dilakukan manajemen adalah melakukan praktik perataan laba (income smoothing). 3 Praktik perataan laba merupakan fenomena yang umum dan dilakukan di banyak negara. Namun demikian, praktik perataan laba ini jika dilakukan dengan sengaja dan dibuat-buat dapat menyebabkan pengungkapan laba yang tidak memadai dan menyesatkan. Akibatnya, investor mungkin tidak memperoleh informasi akurat yang memadai mengenai laba untuk mengevaluasi hasil dan risiko dari portofolio mereka. Menurut Juniarti (2001) bahwa tindakan manajemen untuk melakukan perataan laba umumnya didasarkan atas berbagai alasan baik untuk memuaskan kepentingan pemilik perusahaan, seperti menaikkan nilai dari perusahaan, sehingga muncul anggapan bahwa perusahaan yang bersangkutan memiliki resiko yang rendah. Menurut Masodah (2007) bahwa meratakan earnings yang dilaporkan sebagai pengurangan secara sengaja fluktuasi di sekitar tingkat earnings tertentu dianggap normal bagi sebuah perusahaan. Dalam hal ini praktik perataan laba menunjukkan suatu usaha manajemen dalam menstabilkan laba yang dihasilkan selama masih dalam kaidah-kaidah yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Praktik perataan laba yang dilakukan secara artifisial oleh manajemen perusahaanperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai suatu usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang diperoleh perusahaan. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian sebelumnya terlihat adanya keterkaitan antara variabel - variabel tertentu seperti Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio yang dapat mempengaruhi perataan laba pada sebuah perusahaan. Oleh karena itu, rumusan masalah penelitian ini adalah pengaruh Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio terhadap Perataan Laba, maka dapat dibuat pertanyaan penelitian sebagai berikut : (1) Apakah Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? (2) Faktor apakah yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ? Berdasarkan uraian rumusan masalah penelitian diatas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Untuk mengetahui apakah Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang 4 terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. (2) Untuk mengetahui faktor apakah yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian Laba Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan aktiva sangat tergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Laba hanya merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan tersendiri seperti halnya aktiva atau hutang (Ghozali, 2003). Manajemen Laba Menurut Yulianto (2007: 8) manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa. Manajemen laba sebagai suatu proses mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Principle (GAAP). Perataan Laba Menurut Hasanah (2007: 15) mendefinisikan perataan laba sebagai suatu alat yang digunakan oleh manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar sesuai dengan target yang diinginkan baik secara artifisial maupun riil. Menurut Harahap (2007: 245) perataan laba adalah upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk menstabilkan laba. Menurut Atmini (2000) tindakan perataan laba mempunyai dua tipe, yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik perataan laba artifisial. 5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan Laba Menurut Juniarti (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi perataan laba suatu perusahaan sangatlah beragam, sebagaimana dikemukakan oleh beberapa peneliti terdahulu. Faktor-faktor tersebut antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, sektor industri, harga saham, leverage operasi, rencana bonus dan kebangsaan. Tetapi dalam beberapa hal, hasil dari penelitian tersebut berbeda meskipun mengukur hal yang sama. Perataan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendorong manajer untuk melakukan perataan laba. Banyak penelitian empiris terdahulu telah menguji faktor-faktor tersebut dan temuan empiris yang didapat menunjukkan kesimpulan yang belum disepakati, karena untuk beberapa faktor masih disimpulkan berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Berikut ini disajikan penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi perataan laba. Pada Tabel 2.1 berikut ini akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan tidak mempengaruhi perataan laba. Tabel 2.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Tidak Mempengaruhi Perataan Laba No. 1. Faktor yang berpengaruh Besaran perusahaan : No. Faktor yang tidak berpengaruh 1. Besaran perusahaan : Total aktiva Total aktiva Penjualan Nilai pasar saham 2. Profitabilitas 2. Profitabilitas 3. Kelompok usaha 3. Kelompok usaha 4. Kebangsaan 4. Rencana bonus 5. Harga saham 5. Proporsi kepemilikan 6. Perbedaan laba aktual dan laba 6. Status badan usaha normal 7. Kebijakan akuntansi mengenai laba 8. Leverage operasi Sumber : Yusuf dan Soraya (2004) 6 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2011. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan metode judgement sampling, dimana perusahaan yang dijadikan objek penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan (Cooper dan Emory, 1992). Pemilihan dan Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode judgement sampling yaitu sampel dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007 – 2011. 2. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang menerbitkan laporan keuangan tahun 2007 – 2011. 3. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang tidak melakukan akuisisi atau merger selama periode pengamatan. 4. Perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang laporan keuangannya (laba bersih setelah pajak) selama tahun 2007 – 2011 tidak mengalami kerugian minimal sebanyak 3 tahun. Berdasarkan karakteristik pemilihan sampel diatas diperoleh perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Pada Tabel 3.1 berikut ini akan disajikan hasil seleksi sampel dengan metode judgement sampling : 7 Tabel 3.1 Seleksi Sampel Keterangan Jumlah Total perusahaan manufaktur sektor aneka industri 40 Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 1 Emiten yang tidak terdaftar sebelum 31 Desember 2007 dan delisting selama 31 Desember 2007 – 31 Desember 2011. 1 Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 2 Emiten yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahun 2007 – 2011. 5 Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 3 Emiten yang melakukan akuisisi atau merger minimal sekali selama periode 31 Desember 2007 – 31 Desember 2011, melakukan restrukturisasi, dan mengalami perubahan kelompok usaha. 1 Perusahaan yang tidak termasuk kriteria 4 0 Emiten yang mengalami kerugian minimal 3 tahun. Laporan keuangan disajikan dalam bentuk mata uang rupiah Jumlah sampel akhir 2 31 Sumber: Indonesia Capital Market Directory (data diolah) Jumlah sampel yang terpilih sebanyak 31 perusahaan merupakan 77,5 % dari seluruh perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama jangka waktu 2007 – 2011. Identifikasi dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 8 Variabel Terikat (dependent variable) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status perataan laba yang diukur dengan Indeks Eckel. Penggunaan indeks ini dapat mengetahui apakah perusahaan melakukan praktik perataan laba atau tidak. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal. Perhitungan Indeks Eckel dilakukan melalui 3 tahap yaitu dari tahun 2007 – 2009, 2007 – 2010, dan 2007 – 2011. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejak kapan perusahaan melakukan praktik perataan laba Pendeteksian perataan laba dengan Indeks Eckel sesuai dengan penelitian Eckel (1981), Yusuf (2004), Juniarti (2005), Suwito (2005), Masodah (2007), Hasanah (2007), Mawarti (2007), dan Budiasih (2009). Adapun untuk menghitung Indeks Eckel dapat menggunakan rumus sebagai berikut : Indeks Eckel = CV ∆I CV ∆S Keterangan: ∆I = Perubahan laba dalam satu periode ∆S = Perubahan penjualan dalam satu periode CV = Koefisien variasi (standard deviation/ expected value) yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai yang diharapkan. Indeks Eckel untuk perusahaan bukan perata laba adalah ≥ 1, sedangkan untuk perusahaan perata laba adalah < 1 (Eckel, 1981). CV ∆S atau CV ∆I dapat dihitung sebagai berikut : Variance CV ∆S atau CV ∆I = Expected Value 9 atau, Σ (∆X – ∆X)2 CV ∆S atau CV ∆I = : ∆X n-1 Keterangan: ∆X = Perubahan laba (I) atau penjualan (S) ∆X = Rata-rata perubahan laba (I) atau penjualan (S) n = Banyaknya tahun yang diamati Variabel Bebas (independent variable) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Net Profit Margin (NPM) yang diukur dari rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total penjualan. 2. Operating Profit Margin (OPM) yang diukur dari rasio antara laba operasi dengan total penjualan. 3. Financial Leverage yang diukur dari rasio antara total kewajiban dengan total aktiva. 4. Debt to Equity Ratio diukur dari rasio antara total utang dibagi dengan total modal. Teknik Analisis Yang Digunakan Teknik analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode : Analisis Deskriptif 1. Uji Normalitas 2. Analisis Regresi Linier Berganda 3. Uji Simultan dengan f test 10 Analisis Kuantitatif ♦ Net Profit Margin = laba bersih setelah pajak x 100% Penjualan ♦ Operating Profit Margin = laba operasi x 100% Penjualan ♦ Leverage Ratio = Total kewajiban x 100% Total aktiva ♦ Debt to Equity Ratio = Total kewajiban x 100% Total modal Alat Analisis Statistik Alat analisis statistik yang dipergunakan adalah SPSS versi 17 untuk menguji apakah ada pengaruh dari faktor Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio terhadap perataan laba. Namun sebelum dilakukan Uji Regresi tersebut harus dilakukan uji normalitas kemudian dilanjutkan kedalam uji asumsi klasik yang terdiri dari autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik bertujuan agar nilai parameter penduga tidak biasa. Model regresi yang baik dalam melakukan peramalan adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Indeks Eckel Tahun 2007 – 2011 No. KODE CV ΔI CV ΔS Indeks Eckel Status 1 ARGO 1.003971 0.780647 1.286076 Bukan perata 2 BATA 1.043624 0.191962 5.436628 Bukan perata 3 ESTI 1.134768 0.437479 2.593881 Bukan perata 4 GJTL 1.09089 0.693796 1.572350 Bukan perata 5 IMAS 0.98212 0.464821 2.112898 Bukan perata 6 INDS 0.564729 0.28985 1.948348 Bukan perata 7 KBLI 0.938171 0.382816 2.450712 Bukan perata 8 KBLM 1.25789 0.177806 7.074521 Bukan perata 9 MASA 1.326563 0.504873 2.627519 Bukan perata 10 POLY 0.933255 0.841717 1.108751 Bukan perata 11 11 PRAS 0.761312 0.603113 1.262304 Bukan perata 12 UNTX 0.668587 0.585762 1.141398 Bukan perata 13 VOKS 0.448358 0.330423 1.356921 Bukan perata 14 NIPS 0.916656 0.470556 1.948027 Bukan perata 15 ADMG 0.634889 0.691878 0.917631 Perata 16 ASII 0.523967 0.691878 0.917631 Perata 17 AUTO 0.576606 0.650904 0.885854 Perata 18 BRAM 0.384736 0.642183 0.599106 Perata 19 GDYR 0.488812 0.723446 0.675672 Perata 20 JECC 0.318431 0.596773 0.533589 Perata 21 KARW 0.632262 1.334007 0.473957 Perata 22 LPIN 0.744654 1.033886 0.473957 Perata 23 MYRX 0.983117 1.037172 0.947883 Perata 24 MYTX 0.411403 0.543352 0.757158 Perata 25 PAFI 0.245051 1.224106 0.200188 Perata 26 PBRX 0.728963 0.974816 0.747795 Perata 27 RICY 0.995494 -2.97849 -0.33423 Perata 28 SCCO 0.537072 1.716053 0.312969 Perata 29 SIMM 0.986048 1.21641 0.810622 Perata 30 SSTM 0.633274 1.571137 0.403067 Perata 31 UNIT 1.033211 1.206306 0.856508 Perata Keterangan: ∆I = Perubahan laba dalam satu periode ∆S = Perubahan penjualan dalam satu periode CV = Koefisien variasi (standard deviation/ expected value) Dari perhitungan Indeks Eckel tahun 2007 – 2011 diatas diperoleh sebanyak 17 perusahaan yang melakukan praktik perataan laba, terlihat dari Indeks Eckel yang nilainya kurang dari 1 dan terdapat 14 perusahaan yang Indeks Eckelnya lebih dari 1 sehingga dapat digolongkan menjadi perusahaan bukan perata laba. 12 Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel Mean Standard Variabel N Net Profit Margin 51 0.0204379 0.47980 -1.07667 2.47333 Operating Profit Margin 51 0.6012451 1.79866 -3.95750 6.36750 Financial Leverage 51 1.7476601 4.36278 0.24600 24.57333 Debt to Equit Ratio 51 3.3701242 14.99856 -11.52333 82.87500 Deviation Minimum Maximum Berdasarkan analisis statistik deskriptif, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 51 sampel. Untuk variabel Net Profit Margin rata-ratanya sebesar 0.0204379, memiliki standar deviasi sebesar 0.47980, nilai minimum sebesar 1.07667, dan nilai maksimum sebesar 2.47333. Untuk variabel Operating Profit Margin rata-ratanya sebesar 0.6012451, memiliki standar deviasi sebesar 1.79866, nilai minimum sebesar -3.95750, dan nilai maksimum sebesar 6.36750. Untuk variabel Financial Leverage rata-ratanya sebesar 1.7476601, memiliki standar deviasi sebesar 4.36278, nilai minimum sebesar 0.24600, dan nilai maksimum sebesar 24.57333. Untuk variabel Debt to Equity Ratio rata-ratanya sebesar 3.3701242, memiliki standar deviasi sebesar 14.99856, nilai minimum sebesar -11.52333, dan nilai maksimum sebesar 82.87500. Uji Normalitas 13 Berdasarkan hasil dari uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penyebaran data mendekati normal atau memenuhi asumsi normalitas. Hasil Uji Kolmogomogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual 51 N Normal Parameters a,,b .0000000 Mean .26839099 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute .126 Positive .100 Negative -.126 Kolmogorov-Smirnov Z .901 Asymp. Sig. (2-tailed) .392 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Pada hasil uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,901 dan tidak signifikan pada 0,05 (karena p = 0,392 > 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa residual terdistribusi normal. Pengujian Multikolinieritas a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients 1 Std. Error B Model Collinearity Statistics Coefficients Beta Sig. t VIF Tolerance 13.581 .000 .304 2.337 .024 .904 1.106 .023 -.485 -3.724 .001 .904 1.106 .013 .009 .178 1.427 .160 .987 1.013 .003 .003 .141 1.139 .261 .997 1.003 (Constant) .623 .046 NPM .203 .087 OPM -.086 FL DER a. Dependent Variable: IE 14 Dapat diketahui bahwa NPM, OPM, FL, dan DER menunjukan nilai tolerance > 0.10 dan nilai VIF < 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel independent yang digunakan dalam model regresi penelitian ini adalah terbebas dari multikolinieritas atau dapat dipercaya dan objektif. Pengujian Autokorelasi Model R R Square 1 .544a .296 Adjusted R Std. Error of the Durbin- Square Estimate Watson .235 .2798 2.133 Hasil uji autokorelasi dengan uji Durbin Watson menunjukan nilai sebesar 2.133. Nilai tersebut berada diantara nilai du = 1.7218 dan (4-du) = 2.2782 yang menunjukan tidak adanya masalah pada autokorelasi. Pengujian Heteroskedastisitas Dari scatterplots ini terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 dan sumbu Y, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk digunakan dalam melakukan pengujian. 15 Hasil Uji F (F test) ANOVAb Sum of Squares Model 1 Mean Square Df Regression 1.514 4 .378 Residual 3.602 46 .078 Total 5.115 c50 F 4.833 Sig. a .002 a. Predictors: (Constant), DER, NPM, FL, OPM b. Dependent Variable: IE Dari hasil pengujian ini dapat dilihat pada F hitung sebesar 0,4833 dan signifikan pada 0,002. Dengan menggunakan tingkat α (alfa) 0,05 atau 5% maka H0 gagal ditolak dan H1 berhasil ditolak. Penerimaan H0 dibuktikan dengan hasil perhitungan bahwa nilai sig. (0,002) < dari α (alfa) = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPM, OPM, FL, dan DER secara bersama-sama (simultan) mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri. Hasil Uji Koefesien Determinasi Model R R Square 1 .544a .296 Adjusted R Std. Error of the Durbin- Square Estimate Watson .235 .2798 2.133 a. Predictors: (Constant), DER, NPM, FL, OPM b. Dependent Variable: IE Berdasarkan hasil uji hipotesis dapat dilihat besar adjusted R2 sebesar 0.235 yang berarti variabel variabel yang dapat dijelaskan oleh variabel independent sebesar 23.5 %. Hal ini berarti 23.5 % tindakan perataan laba dipengaruhi NPM, OPM, FL, dan DER. Sedangkan sisanya 76.5 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 16 Hasil Uji t Coefficientsa Standardized 1 Beta Std. Error B Model Collinearity Statistics Coefficients Unstandardized Coefficients T Tolerance Sig. VIF 13.581 .000 .304 2.337 .024 .904 1.106 .023 -.485 -3.724 .001 .904 1.106 .013 .009 .178 1.427 .160 .987 1.013 .003 .003 .141 1.139 .261 .997 1.003 (Constant) .623 .046 NPM .203 .087 OPM -.086 FL DER a. Dependent Variable: IE Digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independent secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependent. Derajat signifikan yang digunakan adalah 0.05. Apabila nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternative, yang menyatakan bahwa suatu variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent. Analisis Regresi Linier Berganda a Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients 1 Std. Error B Model Collinearity Statistics Coefficients Beta T Sig. Tolerance VIF 13.581 .000 .304 2.337 .024 .904 1.106 .023 -.485 -3.724 .001 .904 1.106 .013 .009 .178 1.427 .160 .987 1.013 .003 .003 .141 1.139 .261 .997 1.003 (Constant) .623 .046 NPM .203 .087 OPM -.086 FL DER a. Dependent Variable: IE Y = 0.623 + 0.203 NPM – 0.086 OPM + 0.013 FL + 0.003 DER + e Interpretasi dari regresi diatas adalah sebagai berikut : 17 1. Konstanta (a) Ini berarti jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) maka nilai variabel terikat (b) sebesar 0.623. 2. NPM (X1) terhadap IE (Y) Nilai koefisien NPM untuk variabel X1 sebesar 0.203. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan NPM satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar 0.203 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 3. OPM (X2) terhadap IE (Y) Nilai koefisien OPM untuk variabel X2 sebesar - 0.086. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan OPM satu satuan maka variabel beta (Y) akan turun sebesar 0.086 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 4. FL (X3) terhadap IE (Y) Nilai koefisien FL untuk variabel X3 sebesar 0.013. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan FL satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar 0.013 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. 5. DER (X4) terhadap IE (Y) Nilai koefisien DER untuk variabel X1 sebesar 0.003. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan DER satu satuan maka variabel beta (Y) akan naik sebesar 0.003 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi adalah tetap. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis regresi linier berganda yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya praktik perataan laba yaitu Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equiy Ratio maka dapat diketahui sebagai berikut : 1. Financial Leverage dan Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi perataan laba secara terpisah. Namun, variabel Net Profit Margin dan Operating Profit Margin 18 yang berpengaruh secara bersama maupun terpisah terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. a. Berpengaruhnya Net Profit Margin terhadap perataan laba karena laba bersih setelah pajak sering dijadikan tujuan perataan laba dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi oleh investor. Oleh karena itu, manajemen ingin menunjukkan kepada investor bahwa kinerja perusahaan tersebut efektif. b. Berpengaruhnya Operating Profit Margin terhadap perataan laba karena laba operasi menggambarkan laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan manufaktur. Apabila laba operasi perusahaan manufaktur terlihat baik dan stabil, maka akan menunjukkan kegiatan manufaktur yang baik pula sehingga manajer memiliki kecenderungan untuk meratakan laba tersebut agar dapat menarik investor. c. Tidak berpengaruhnya Financial Leverage terhadap perataan laba karena semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi oleh investor sehingga investor akan meminta keuntungan yang semakin tinggi. Selain itu, peningkatan leverage dapat mengakibatkan peningkatan risiko tetapi juga dapat meningkatkan keuntungan. Oleh karena kondisi tersebut manajemen tidak menggunakan variabel ini untuk melakukan praktik perataan laba. d. Tidak berpengaruhnya Debt to equity Ratio terhadap perataan laba karena debt to equity ratio sebagai salah satu aspek dalam laporan keuangan yang tidak diperhatikan manajemen untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan kepada stakeholder. Para pelaku pasar modal di Indonesia pada umumnya belum menggunakan informasi keuangan yang dipublikasikan secara maksimal dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga mereka lebih banyak memperhatikan informasi laba seperti tingkat profitabilitas yang akan diterima sebagai hasil investasi modalnya dari pada struktur modal atau kinerja keuangan lainnya seperti debt to equity ratio. 2. Dari keempat faktor yang diuji hanya Net Profit Margin, Operating Profit Margin, Financial Leverage, dan Debt to Equity Ratio yang berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba. Namun, variabel Operating Profit Margin lebih berpengaruh 19 secara signifikan dibandingkan dengan variabel lainnya, karena variabel Operating Profit Margin memiliki nilai p-value paling kecil dibandingkan dengan vaiabel lainnya. Dengan demikian, Operating Profit Margin adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji hipotesis secara keseluruhan maka terlihat bahwa yang terbukti efektif untuk menguji keberadaan praktik perataan laba yang sering dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia, yaitu dengan menggunakan variabel Net Profit Margin dan Operating Profit Margin. SARAN Penelitian di masa yang akan datang hendaknya dapat meningkatkan cara untuk mendeteksi adanya praktik perataan laba serta mengamatinya dalam konteks yang berbeda, siklus ekonomi, jumlah perusahaan yang dijadikan sampel, kebijakan akuntansi, peraturan pajak, dan sebagainya. Karena ada dua faktor yang berpengaruh yaitu Net Profit Margin dan, Operating Profit Margin maka untuk penelitian selanjutnya bisa menambahkan beberapa faktor lainnya seperti, harga saham, leverage operasi, pos-pos luar biasa (extraordinary items), kelompok usaha, dan sebagainya. Selain itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya menambah sampel objek perusahaannya agar terhindar dari uji asumsi klasik dan terdistribusi normal. Sehingga usaha manajemen untuk meratakan laba melalui faktorfaktor lain dapat terdeteksi. DAFTAR PUSTAKA Achmad, K., Subekti, I., dan Atmini, S. (2000). “Investigasi Motivasi dan Strategi Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Makalah Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar: 25-26 Juli. Azhari, Fadhli. (2010). “ Analisis Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di 20 Bursa Efek Indonesia”. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta. Cooper dan Emory. (1992). “Metode Penelitian Bisnis”, Edisi kelima, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta. Beidleman (1973) "Income Smoothing : The Role of Management", Accounting Review, October, P.653-667 Budiasih, Igan, 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No. 1: 1 – 14. Dwimulyani, Susi, dan Yoga Abraham. (2006). “ Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing) : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi dan Kaitannya Dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik Di Indonesia”, Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik, Vol 1, No. 1, Januari. Hal. 01-14. Eckel, Norm. 1981. The Income Smoothing Hypothesis Revisited. Abacus , Juni : 2640. Budhijono, Fongnawati (2006). “Evaluasi Perataan Laba Pada Industri Manufaktur dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar di BEJ”, Akuntabilitas, September 2006,htm.70-79.Vol.6 No.1. Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS. Cetakan Kelima. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro Halim, Julia, Carmel Meidan, dan Rudolf Lumban Tobing, 2005. “Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk Dalam Indeks LQ-45”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. 15-16 September. Handayani, Sri (2009). “ Deteksi Atas Praktik Income Smoothing Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BursaEfek Indonesia”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Esa Unggul Jakarta. Hendrikson, (1993). Eldon. Accounting Theory. Fifth Edition. Illinois: Richard D. Irwin Inc. Hall, B. (2002). “Earnings Management and Earnings Quality”, (online), (http://140.112.111.20/~mingshen/2004322.doc). 21 Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hasanah, Nurul. 2007. “Pengaruh Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar Atas Pengumuman Informasi Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar LQ-45)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Irawati, Zulfa dan Anugrah Maya A. 2007. “Analisis Perataan Laba (Income Smoothing): Faktor yang mempengaruhi dan Pengaruhnya Terhadap Return dan Resiko Saham Perusahaan GO Public di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 11. No. 1. 46-58. Ilmainir. 2003. “ Perataan Laba dan Faktor Pendorongnya pada Perusahaan Publik di Indonesia” . Thesis. Program Pasca Sarjana UGM. Juniarti dan Corolina, 2005. “Analisa Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2: 148 – 162. Kustono, Alwan Sri. 2007. “Pengaruh Ukuran, Deviden Payout, Risiko Spesifik, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006”. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 14. No. 3. 200-205. Universitas Jember. Masodah, 2007. “Praktik Perataan Laba Sektor Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Lainnya dan Faktor yang Mempengaruhinya”, Proceeding PESAT, Vol. 2: A16 – A23. Mudjiono, 2006. “Pengaruh Tindakan Pertaan Laba Terhadap Reaksi Pasar Dengan Kualitas Auditor dan Kepemilikan Manajerial Sebagai Variabel Pemoderasi”, Vol. 5 Nomor 2 Edisi Oktober 2010. Nasser, Etty M. dan Herlina, 2003. “Pengaruh Size, Profitabilitas dan Leverage terhadap Perataan Laba pada Perusahaan GO Public”. Jurnal Ekonomi, Vol. 7, No. 3: 291-305. Santoso S, 2000, “Buku Latihan SPSS Statistic Parametrik” PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. 22 Salno, Hanna Meilani dan Zaki Baridwan. 2000. “Analisis Perataan Penghasilan (Income Smoothing): Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3. No. 1. 17-34. Suharyadi dan Purwanto, 2004, Statistika Dasar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Sugiarto, Sopa. (2003). “Perataan Laba dalam Mengantisipasi Laba Masa Depan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek”. Simposium Nasional Akuntansi VI, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, h. 350-358. Suwito, Edy dan Arleen Herawaty, 2005. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan oleh Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15 – 16 September. Syahriana, Nani. 2006. ”Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (2000 – 2004)”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Trihendradi, C.2009. 7 Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Menggunakan SPSS17. Yogyakarta : ANDI Widyaningdyah, Agnes Utari, 2001. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Earnings Management Pada Perusahaan Go Public di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3, No. 2: 89 – 101. Yulianto, Agus. 2007. “Analisis Perataan Laba: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dan Kaitannya dengan Kinerja Saham Perusahaan Publik di Indonesia”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta : Panser Pustaka Yusuf, Muhammad dan Soraya, 2004. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 8, No. 1: 99 – 125. www.idx.co.id 23