REAKSI TANAH (pH)

advertisement
REAKSI TANAH (pH)
 Reaksi Tanah merupakan ukuran keasamaan dan
kebasaan larutan tanah
+
 pH = - log (H )
 pH tanah merupakan indikator pelapukan tanah,
kandungan mineral dalam batuan induk, lama waktu
dan intensitas pelapukan, terutama pelindihan kationkation basa dari tanah
 Tanah asam banyak mengandung H yang dapat
ditukar, sedang tanah alkalis banyak mengandung
basa dapat ditukar
 pH > 7 Ca dan Mg bebas; pH>8.5 pasti terdapat Na
tertukar
 Kandungan unsur-unsur hara seperti besi, copper,
fosfor, Zn, dan hara lainnya serta substansi toksik
(Al3+, Pb2+) dikontrol oleh pH. Kandungan Al3+, Pb2+
akan
berpengaruh
sedikit
bagi
pertumbuhan
tanaman pada tanah alkali calcareous tapi akan
sangat serius pada tanah asam.
 Nutrient seperti P banyak tersedia (optimum) pada pH
asam sampai netral, dan akan sedikit pada pH
dibawah atau diatas nilai optimum tersebut
1
Nutrient availability sangat tergantung pH
yaitu :
Pada pH rendah (< 5,5) :
a. P : terikat oleh Al dan Fe membentuk senyawa
yang tidak tersedia bagi tanaman
b. Micronutrient : semua micronutrients kecuali Mo
akan lebih tersedia; deficiency jarang terjadi pada
pH<7
c. Al : Al akan terlepas dari clay lattice pada pH<5.5
d. Nitrifikasi : pH dibawah 5.5 maka aktivitas bakteri
akan tereduksi dan nitrifikasi terhambat
Pada pH tinggi (>8.0) :
a. P ; terikat oleh Ca (jika Ca ada) dan menjadi tidak
tersedia bagi tanaman.
b. B : keracunan B merupakan hal yang umum pada
saline soil dan sodic soil
c. Sodium
: pH>8.5 mengindikasikan persentase
exchangeable sodium > 15 dan kemungkinan
problema pembentukan struktur dan reklamasi
lahan
d. Nitrifikasi : menghambat nitrifikasi
e. Micronutrients
: ketersediaan akan berkurang
dengan meningkatkan pH kecuali Mo
 Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah tipe
vegetasi, jumlah curah hujan, drainase tanah internal,
dan aktivitas manusia
2
Proses umum
1.Peranan Air
 Air berperanan penting dalam sistem aqueous baik
sebagai pelarut maupun dalam reaksi asam-basa
+
 Air akan terhidrolisa menjadi ion hidronium (H3O )
atau sering ditulis sebagai ion hidrogen, dan ion
hidroksil (OH-)
2H2O → H3O+ + OHatau
H2O ↔ H+ + OH- Kw = 10-14 pada 25°C
Dimana : Kw = konstanta equilibrium untuk hidrolisa
air
Kw = (H+)(OH-) = 10-14
Dalam bentuk logaritma :
Log (H+) + log (OH-) = -14
Apabila : p = -log dan pH = -log (H+) maka : pH +
pOH = 14
2.Asam dan Basa (Lemah, Kuat) dan Garam
 Asam dan basa kuat adalah asam dan basa yang
terdisosiasi secara sempurna menjadi kation dan
anion misalnya asam sulfur (H2SO4) merupakan asam
kuat
 Asam dan basa lemah adalah asam dan basa yang
terdisosiasi secara tidak sempurna menjadi kation dan
anion misalnya asam karbonat (H2CO3) merupakan
asam lemah
 Contoh:
Asam kuat H2SO4 (sulfuric acid)
H2SO4 ↔ HSO4- + H+ Ka1 = 101.98
HSO4- ↔ SO42- + H+
Ka2 = 10-1.98
Dimana Ka1 dan Ka2 merupakan konstanta disosiasi.
3
Ka2 = {SO42-} {H+} = 10-1.98
[HSO4-]
Jika (H+)= Ka2 atau pH = 1.98, konsentrasi SO42- dan
HSO4- akan sama. Pada pH lebih dari 1.98 H2SO4 akan
terdisosiasi sempurna menjadi SO42- dan H+. artinya
jika asam sulfuric ditambahkan ke tanah pada pH lebih
dari 1.98 maka asam sulfuric akan terdisosiasi
sempurna menjadi ion sulfat dan ion hidrogen. Atau
dengan kata lain jika ion sulfat ditambahkan pada pH
kurang dari 1.98 maka akan bereaksi dengan air
membentuk asam sulfuric.
 Proses yang menghasilkan keasaman tanah
a. karbon dioksida hasil dari dekomposisi seresah akan
terlarut dalam air akan bereaksi dengan molekul air
menghasilkan asam karbonat
CO2(gas) ↔ CO2 (aq) K1 = 10-1,41
CO2 (aq) + H2O ↔ H2CO3 K2 = 10-2,62
b. asam-asam organik hasil dekomposisi
+
c. H yang dilepas oleh akar tanaman dan organisme
yang lain pada waktu pengambilan hara. Prinsip
elektroneutrality adalah pengambilan kation oleh akar
harus diimbangi dengan pengambilan anion atau
dengan pelepasan ion hidrogen atau kation lain
d. Oksidasi dari substansi tereduksi sepeti mineral
sulfida, bahan organik, fertilizer yang mengandung
ammonium
 Proses yang menghasilkan kebasaan tanah
1. Reduksi dari Ferri, mangan, dan oxidized
substances membutuhkan H+ atau melepas OHdan meningkatkan pH (terjadi pada tanah yang
aerasinya jelek)
Misal : Fe(OH)3 (amorf) + e- ↔ Fe(OH)2 (amorf) +
OH4
2. Pengambilan kation oleh akar tanaman, kemudian
setelah tanaman mati maka akan terdeposisi di
permukaan tanah
 PH
tanah dikontrol oleh berbagai mekanisme.
Sebagian mekanisme adalah sumber langsung H+ dan
atau OH- dan sebagian bekerja dengan bereaksi
dengan H+ dan atau OH- untuk buffer pada larutan
tanah.
 Mekanisme tersebut adalah : (1) oksidasi dan reduksi
besi, mangan dan senyawa sulfur (2) dissolution dan
presipitasi mineral tanah (3) Reaksi gas misal CO2
dengan larutan tanah (4) dissosiasi grup asam lemah
pada tepi lempung silikat, hidrous oksida, atau
substansi humus (5) reaksi ion-exchange
Table. Mechanism that control soil pH
Soil pH
Major Mechanism(s) controlling soil
range
pH
2-4
Oxidation of Pyrite and other reduced
sulfur minerals; dissolution of soil
minerals
4-5.5
Exchangeable Al3+ and its dissociate
hydroxy ions; exchangeable H+
5.5-6.8
exchangeable H+; weak acid groups
associated with soil minerals and
humic substances; dissolved CO2
(gas) and other aqueous species of
dissolved CO2 (gas)
6.8-7.2
Weak acid groups on humic subtances
and soil minerals
7.2-8.5
Dissolution
of
solid
divalen
carbonates, such as CaCO3 (calcite)
8.5-10.5
Exchangeable Na+ under normal salt
condition; dissolution of solid Na2CO3
(s)
5
Oksidasi senyawa sulfur tereduksi
 Tanah yang mengandung sulfur tereduksi, misalnya
pirit (FeS2) apabila teroksidasi menghasilkan ion H+
yang dilepas ke larutan tanah
2FeS2 + 7.5O2(gas) + 4H2O ↔ αFe2O3(hematit)+8H+
+ 4SO42
Oksidasi senyawa sulfur tereduksi ini (juga terjadi
pada tanah pH netral) dibantu oleh bakteri
khemoautotrof misalnya Thiobacillus ferroxidans.
 Proses ini akan alami
mempunyai pH sekitar
reaksinya sbb :
(abiotik) apabila tanah
atau kurang dari 3.5;
8Fe3+ + S2- + 4H2O ↔ 8Fe2+ + SO42- + 8H+
 Sumber keasaman pada tanah ini adalah oksidasi
darai reduksi sulfur dimana lajunya tergantung pada
kecepatan oksidasi dan mekanisme oksidasi chemis
Exchangeable Al (Al tertukar/Aldd)
 Trivalen aluminium merupakan kation basa lemah
sehingga mampu menghidrolisa air menghasilkan ion
hidrogen
3+
 Kombinasi Al , hidrolisis, basa lemah tidak terlarut
{Al(OH)3s} merupakan buffer tanah pada pH 4-5.5
3+
2+
+
 Bentuk : Soluble : Al , AlOH , Al(OH)2
Soild : Al(OH)3 (amorf)
 Reaksi :
Al(OH)3 (amorf) + H+ ↔ AlOH2+ + H2O
K1=100.081
6
AlOH2+ + H+ ↔ Al(OH)2++ H2O
K2=104.7
Al(OH)2++ H+ ↔ Al3++ H2O
K3=105.0
 Terlihat bahwa dissolusi Al dari bentuk padatan
menjadi cair mengkonsumsi ion H+ dan berperanan
sebagai
buffer
dalam
memperlambat
proses
pengasaman.
 Pada tanah pH netral, keterlarutan aluminium padat
sangat rendah. Misal pada pH 7 konsentrasi
keseimbangan (Kw) Al(OH)2+ dengan Al(OH)3 (amorf)
adalah 8.3 x 10-7 M; jika pH menjadi 5 maka
konsentrasi Al(OH)2+ meningkat 8.3 x 10-5 M.
Pengukuran pH
♦ Faktor yang mempengaruhi akurasi pengukuran pH:
(1) nature dan tipe dari bahan inorganik dan organik
(2) perbandingan tanah dengan larutan
(3) kandungan garam
(4) kandungan gas CO2 pada tanah dan larutan
(5) Error yang terjadi baik ketika menstandardisasi
alat maupun larutan buffer-nya
♦ Perbandingan tanah dengan larutan yang sering
digunakan 1:1; 2,5:1; 10:1
♦ Pengukuran pH menggunakan cara elektrometrik
(misal pH meter menggunakan glass elektroda) dan
kalorimetrik (pH stick, pasta pH, larutan pH universal)
7
Sifat koloid tanah
 Koloid : Ukuran partikel semakin kecil luas permukaan
akan semakin besar.
 Efeknya adalah proses-proses yang penting dalam
tanah terjadi misal penyerapan hara, penyerapan air
 Koloid didominasi oleh mineral phyllosilicates, koloid
organik, hydrous oxides dari Fe, Al dan Mn
Mineral lempung
Sifat kembang kerut mineral lempung
 Terjadi jika air masuk ke dalam lapisan clay mineral sehingga
bertambah beberapa nanometer; akan meningkatkan volume
dari clay.
 Untuk terjadinya swelling, air harus masuk ke interlayer.
 Swelling artinya (1) pada interlayer memungkinkan proses
seperti KPK, penyerapan air. (2) clay akan mengembang
sehingga luas permukaan lebih besar per unit berat terhadap
larutan tanah sehingga lebih rekatif secara kimia.
 Swelling tergantung pada tipe mineral, unit-layer charge of
the clay* dan sifat alami dari cation interlayer
Mineral 1:1
 Satu permukaan adalah oksigen (dari tetrahedra), satu
permukaan adalah hydroxyl (dari oktahedra)
 Oksigen merupakan elemen yang bersifat elektrofilik
(electron-loving)
 Terjadi ikatan hidrogen (kalau tunggal lemah, tetapi banyak
akan sangat kuat) yang mencegah mineral 1:1 untuk
berkembang kerut
Mineral 2:1
• Satu permukaan oksigen, permukaan yang lain juga
oksigen
8
•
•
•
•
•
•
Pada mineral 2:1 unsubstitute, lapisan yang
berdekatan akan saring menarik karena adanya gaya
van der Waals yang lemah
Pada mineral 2:1 substitute, layer yang berdekatan
saling menarik karena adanya tarikan pada kation
interlayer dan gaya van der Waals
Swelling akan sangat tergantung pada ikatan antar 2
lapisan
yang
berdekatan.
Pada
mineral
2:1
unsubstitute ikatan tersebut lemah sehingga air tidak
masuk ke interlayer.
Mineral 2:1 unsubtitute secara alami bersifat
hidrofobic (water repelling). Karena tidak ada kation
di interlayer yang menjadi subyek untuk terhidrasi
maka sifat hidrofilik-nya (water-loving) terletak pada
>SiOH (hasil dari ketidakteraturan kristal)
Pada mineral 2:1 substitute, affinitas tergantung dari
tarikan muatan negatif (pada 2 sisi) dengan kation
interlayer. Derajad ikatan merupakan fungsi dari
banyaknya isomorphous substitution dan ukuran
kation interlayer terhidrasi
Jika affinitas layer ke kation interlayer kuat, akan
terjadi air tidak dapat masuk ke interlayer,
menghidrasi kation interlayer dan mengikat bagian
hidrofilik. Jika affinitas lemah, air akan masuk dan
terjadi swelling karena meningkatnya hidrasi kation
interlayer dan pembasahan bagian hidrofilik. Hidrofilik
pada interlayer berupa penarikan/pengikatan air oleh
kation sebagai hidrasi air dan adanya >SiOH
Mika
 Mempunyai unit-layer charge tinggi (k.l. 2) karena
banyaknya isomorphous substitution
 Negatif charge diimbangi oleh adanya kation misal K
atau Ca
9

Besarnya unit-layer charge menyebabkan kation
terikat kuat, air tidak dapat masuk sehingga tidak
terjadi swelling dan kation tidak dapat tertukar (non
exchangeable) (kecuali ada pelapukan)
Illit dan Vermiculites
 Unit-layer charge rendah (1.0-1.5) sehingga bersifat
hanya mengikat kation ukuran tertentu saja dengan
sangat kuat, air tidak masuk dan mencegah swelling.
+
+
 K dan NH4 karena ukuran hidrasi kecil maka dapat
masuk “hole” (hole merupakan hasil dari ring pattern
pada tetrahedron dalam lembar terahedral). Karena
itu, kation akan dekat dengan sumber muatan negatif,
jarak antar layer akan dekat sehingga pengikatannya
sangat kuat.
+
+
 Ca dan Mg karena ukuran hidrasinya besar maka
tidak dapat masuk ke “hole”. Selain itu akan
menyebabkan jarak antar layer jauh sehingga
penarikan kation rendah, air dapat masuk dan terjadi
swelling. Kation akan dapat terukar.
+
 Illit ditemukan dalam tanah umumnya mengikat K
sehingga mineral ini tidak berswelling. Vermiculite
sangat banyak mengandung Ca+ dan Mg+ sehingga
mineral ini berswelling. Vermikulit tidak berswelling
kalau kationnya tertukar oleh K.
Smectites
 Mempunyai
unit-layer charge rendah (0.5-0.9)
sehingga kekuatan penarikan lebih rendah dari illit,
vermikulit dan mika
 Kation akan terikat lemah dalam interlayer sehingga
semua kation akan mudah tertukar
10
Table. Comparative Properties of clay minerals
Properties
Montmorill
Illit
Kaolini
onit
t
0.01-1.0
0.1-2.0 0.1-5.0
Size (µM)
Total Surface Area
700-800
100-200
5-20
(m2/g)
External
surface
High
Medium
Low
area
Internal
surface Very high
Low to
None
area
none
Plasticity
High
Medium
Low
Cohesiveness
High
Medium
Low
Swelling capacity
High
Low to
Low
none
CEC
80-100
15-25
3-15
Unit-Layer Charge
0.5-0.9
1.0-1.5
0
ORGANIC COLLOIDS
 Humus terdiri dari 2 senyawa utama yaitu substansi
non humus (misal lipid, amino acids, carbohydrates)
dan subtansi humus (merupakan senyawa amorf
dengan berat molekul tinggi, warna coklat sampai
hitam, hasil pembentukan kedua dr dekomposisi)
 Substansi humus dibagi menjadi :
a. Humic acid : warna gelap, amorf; dapat diekstraksi
(larut) dengan basa kuat, garam netral, tidak larut
dalam asam; mengandung gugus fungsional asam
seperti phenolic dan carboxylic; aktif dalam reaksi
kimia; Berat Molekul (BM) 20.000-1.360.000
b. Fulvic acid : dapat diekstraksi dengan basa kuat →
gugus fungsional asam; larut juga dalam asam →
mengandung gugus fungsional basa; aktif dalam
reaksi kimia; BM 275-2110
11
c.
Humin : tidak larut dalam asam dan basa; BM
terbesar; tidak aktif; warna paling gelap
Table. Composition of humic and fulvic acids (percent)
Elemen Humic acid Fulvic acid
t
C
50-60
40-50
O
30-35
44-50
H
4-6
4-6
N
2-6
<2-6
S
0-2
0-2
Source : F.J. Stevenson, Humus Chemistry :
Genesis, Composition, Reaction, 1982
Humic acid dan Fulvic acid merupakan koloid hidrofilik
sehingga mempunyai affinitas tinggi thd air;
mempunyai muatan negatif karena adanya disosiasi
gugus fungsional karboksil dan phenolic. Muatan
negatif akan dinetralisir oleh kation misalnya Ca2+ dan
Mg2+
 Humic acids are viewed as being coiled long-chain
molecules, which are cross-linked from one portion of
the coil to another. The cross-linking is probably due
to the bonding of hydrophobic (i.e., hydrocarbon)
portions of the molecule to other hydrophobic sites,
with the hydrophilic (polar functional groups) oriented
out into the soil solution or toward mineral surfaces
(see the figure)
 Substansi humus mempunyai kontribusi dalam
pertukaran anion dan kation, kompleks atau khelat
beberapa ion logam, berpera sebagai pH buffer;
pembentukan horison tanah, pembentukan struktur
tanah melalui sementasi, sebagai mantel (coat)
partikel sehingga tidak dapat terlapukkan

12
Adsorption
• Adsorption is the process by which atoms, molecules,
or ions are taken up and retained on the surfaces of
solids by chemical or physical binding (e.g., the
adsorption of cations by negatively charged minerals)
(Glossary of Soil Science Terms, SSSA, 1987)
• Berbagai gaya yang mempengaruhi adsorpsi adalah :
a. van der Waals forces
b. Coulombic
or Electrostatic Attraction : gaya
elektrostatik yang dihasilkan dari tarik menarik
antara 2 ion yang berbeda muatan, contohnya tarik
menarik kation dengan muatan negatif pada clay
minerals
c. Charge Trasfer : terjadi karena adanya kompleks
donor-acceptor antara molekul electron-donor dan
molekul electron-acceptor. Contohnya : ikatan
hidrogen dan ikatan π
d. Dipole-Dipole and Dipole-Induced Dipole. Dipole
adalah molekul yang mempunyai muatan positif
dan negatif yang dipisahkan oleh jarak tertentu
(misal molekul air). Hasilnya adalah unequal
sharing of electrons
Cation Exchange Capacity (CEC/KPK)
• Merupakan hasil netralisasi muatan negatif koloid
tanah
• Kation
diikat oleh permukaan koloid dengan
Coulombic attraction, van der Waals forces, dan
induced dipoles
• Model pertukaran kation.
1. Kation mempunyai energi panas sehingga terdapat
seperti hemisphere of motion disekitar permukaan
koloid
• Pertukaran kation terjadi apabila ion yang berada
dalam larutan tanah bergerak ke hemisphere
13
motion (hemisphere motion dihasilkan oleh kation
yang terikat oleh koloid) suatu kation bertepatan
dengan kation tersebut jaraknya jauh dari
permukaan koloid. Akhirnya ion tadi tertangkap
oleh muatan negatif sedang kation akan bergerak
ke larutan tanah
• Faktor yang berpengaruh terhadap distribusi kation
antara larutan tanah dengan permukaan koloid
adalah (1) konsentrasi kation dalam larutan tanah,
(2) valensi dari kation yang tertukar, (3) hydratedsize dari kation, (4) kepadatan muatan pada
permukaan koloid
2. Model 2 : Mass-Action Model
2+
+
• Misal, 2Na-clay + Ca (aq) ↔ Ca-clay + 2 Na (aq)
2+
• Apabila konsentrasi Ca
(aq) pada larutan tanah
meningkat maka reaksi bergerak ke kanan, sehingga
konsentrasi Ca pada
clay
meningkat
sambil
melepaskan ion Na ke larutan tanah.
• Jika konsetrasi ion Ca menurun, maka reaksi bergerak
ke kiri sehingga ion Ca terlepas ke larutan tanah
 KPK berguna untuk mengetahui kesuburan tanah,
kemungkinan pemberian pupuk, mengethaui tipe clay
mineral
 Pengukuran KPK dengan menggunakan (1) 1 M
ammonium acetate pada pH 7 dan (2) 0.25 barium
chloride dengan triethanolamine pada pH 8.2 (see
Hardjowigeno, 1987 p. 65-66; Sanchez, 1976 for
further explanation)
 KPK dinyatakan dalam me/100 gr tanah atau me/100
gr clay
14
Table. CEC Values of clay minerals and organic matter
Type
Kaolinite
Halloysite
Illite
Latti Nutrient
ce Reserves
and
1:1
2:1
Montmorillonite
2:1
Vermiculite
2:1
Organic matter
Source : Landon, 1984
Few Nutrient
Reserves
Reserves of
potassium
Generally
with reserves
of Mg, K, Fe,
etc
Generally
with reserves
of Mg, K, Fe,
etc
-
Approximate
CEC at pH 7
(me/100 g of
clay)
< 10
15-40
80-100
About 100
About 200
 Untuk tanah dengan BO rendah, KPK diekspresikan
sebagai proporsi dari clay:
KPK (me/100 g clay) = KPK (me/100 g tanah) x
100% clay
Satu ekuivalen merupakan jumlah yang setara
dengan 1 g hidrogen. Jumlah atom dalam setiap
ekuivalen = 6.02 x 1023
1 me = 1 mg H = 6.02 x 1020
1 me dapat diubah menjadi satuan berat misal ppm.
 Contoh
1 me H = 1 mg (BA H = 1; valensi 1)
1me Na = 23 mg (BA Na = 23; valensi 1)
1 me Ca = 40/2 (BA Ca = 40; valensi 2)

15
Bila,
K = 0,6 me/100 g = 0,6 x 39 mg/100 g
= 23,4 mg/100.000 mg
= 234 mg/1.000.000 mg
= 234 ppm
Kejenuhan Basa/KB (Base Saturation)
 Konsentrasi suatu kation dikontrol oleh konsentrasi
kation tersebut terhadap konsentrasi semua kation
pada kompleks pertukaran
 Misal
konsentrasi H+ merupakan fungsi dari
perbandingan H+ dengan semua kation pada kompleks
pertukaran
+
 Note : H dapat diproduksi dengan menghidrolisis air
dengan Al3+ umumnya terjadi pada tanah dengan
pH<5.5 (Lihat exchangeable Al). Jadi konsentrasi H+
pada
kompleks
pertukaran
merupakan
fungsi
+
3+
pertukaran H dan Al .
+
3+
 Maka, H dan Al
merupakan kation asam (acidic
cations) sedang Ca2+, Mg2+, Na+, K+, atau NH4+
merupakan kation basa (basic cation)
 Kejenuhan basa menunjukkan kesuburan tanah.
Menurut FAO-UNESCO (1974): KB berdasar extraksi
ammonium acetate pada kedalaman 20-50 cm
digolongkan menjadi (1) > 50% : eutric (tanah subur)
(2)> 50% : dystrics (tanah kurang subur).
Penggolongan yang umum adalah (1) <20 : rendah
(2) 20-60 sedang, (3) >60 : tinggi
 KB (%) = konsentrasi kation basa tertentu x 100%
KPK (CEC)
16
Anion Exchange
Adsorbsi anion dikarenakan tarikan elektrostatik dari
muatan positif permukaan koloid atau reaksi spesifik
anion dengan permukaan adsorbsi (misal penggantian
hidroksil dari hidroksida logam)
Permukaan oksida-hidroksida logam (Fe dan Al
hidroksida dan oksida) dan juga muatan bergantung
pH pada clay mineral merupakan senyawa amphoter
 Muatan sangat tergantung dari perubahan pH.
Misalnya hematit (αFe2O3) bermuatan netral pada pH
mendekati 7. Jika pH lebih dari 7 maka >FeOH akan
terdisosiasi menghasilkan muatan negaif dan ion
hidrogen. Jika pH kurang dari 7 maka >FeOH akan
bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menghasilkan
muatan positif yang akan menarik anion (lihat
gambar)
Oksida-hidroksida logam sering berada sebagai
mantel (coating) bagi permukaan clay dan juga pada
lapisan interlayer
Adsorption of Organic Compounds
• Organic compounds : herbisida dan pestisida dapat
dibedakan secara kimia menjadi 3 : kation, netral,
anion
• Kemampuan clay mineral mengikat organic compound
tergantung
dari
kemampuan
mineral
untuk
berswelling dan klas dari organic compounds (bentuk
kation, anion atau netral)
• Adsorpsi
dikarenakan
adanya
Coulombic
attraction/electrostatic dan dipole-induced dipole
forces
• Adsorpsi pada external surface (reversible) tidak kuat
dibanding pada interlayer (irreversible)
17
• Organic netral : organic netral harus mempunyai
derajad polaritas. Semakin tinggi polaritas maka
semakin mudah masuk interlayer
• Penyerapan organic compound oleh soil organic
matter dipengaruhi oleh pH dependent charge;
bersifat reversible (karena tidak ada interlayer)
18
Download