Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo

advertisement
KARAKTERISTIK BAHASA PENYIAR
RADIO JPI FM SOLO
Muhammad Rohmadi
ABSTRAK
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penyiar Radio JPI FM Solo untuk
berkomunikasi dengan para pendengarnya . Bahasa penyiar radio memiliki berbagai variasi
dan karaktertersendiri dibandingkan bahasa-bahasayangdigunakan dalam ranah pendidikan,
pemerintahan, dan keluarga . Karakteristik ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo diwarnal
campur kode, alih kode, dan nuansa humor dalam siarannya . Tujuan utama penyiar Radio JPI
FM Solo adalah untuk menarik simpati pendengar dan berinteraksi dengan para pendengar
Radio JPI FM Solo secara kreatif . Selain itu, ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo
memanfatkan beberapa fungsi utama ketika berkomunikasi dengan pendengarnya . Fungsifungsi tersebut adalah fungsi puitik, fungsi direktif, fungsi fatis, fungsi ekspresif, dan fungsi
referensial dalam siaran Radio JPI FM Solo .
Kata kunci : karakteristik bahasa - bahasa penyiar -penyiar radio - radio JPI FM solo interaksi
PENGANTAR
ahasa adalah sarana utama dalam
berkomunikasi di dalam masyarakat
baik secara lisan maupun tertulis .
Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
digunakan dalam berbagai sendi kehidupan,
seperti keluarga, pendidikan, pemerintahan,
dan perdagangan . Manusia akan mengalami
kesulitan berkomunikasi tanpa bahasa .
Bahasa, media komunikasi, dan manusia
tidak dapat dipisahkan sebagai unsur-unsur
pendukung interaksi dalam kehidupan masyarakat . Oleh karena itu, manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi
untuk memenuhi segala kebutuhannya .
Pemanfaatan potensi bahasa sebagai
alat komunikasi dapat dilihat dalam dunia
B
pendidikan, media massa cetak, dan elektronik, presenter, perdagangan, dan hampir
semua ranah kehidupan membutuhkan
bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat . Jadi
bahasa memiliki peran dan fungsi strategis
dalam kehidupan sehari-hari . Hal itu senada
dengan pendapat Kridalaksana (1984 :21)
bahwa bahasa sebagai lambang bunyi yang
arbitrer dipergunakan oleh masyarakat untuk
berhubungan dan bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri . Sementara itu,
Kentjono (1992 :2) ; Pateda (1987 :4); Nababan
(1993 :1) berpendapat bahwa fungsi bahasa
adalah sebagai alat komunikasi, yaitu alat
pergaulan dan berhubungan sesama manusia, sehingga terbentuklah suatu sistem
sosial masyarakat.
Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta
211
Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi penyiar radio . Penyiar
radio adalah seseorang yang bertugas
sebagai penjembatan untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat luas baik
yang bersifat informatif, seni, dan hiburan .
Senada dengan penyiar radio bahwa
pengeluaran dari organisasi penyiaran radio
adalah siaran . Setiap acara siaran direncanakan, diproduksi, dan disajikan kepada
pendengar dengan isi pesan yang bersifat
informatif, edukatif, persuasif, simulatif, dan
komunikatif (Wahyudi, 1994 :7) . Penggunaan
bahasa sangat beraneka ragam sesuai
dengan situasi dan kondisi pemakaiannya .
Oleh sebab itu, seorang penyiar radio pun
akan menentukan bahasa yang komunikatif
dengan pendengarnya di saat mengudara .
Hal ini berarti bahwa seorang penyiar harus
dapat membedakan penggunaan bahasa
dalam situasi formal dan informal pada saat
siaran .
Penyiar adalah seorang kreator .
Penyiar memiliki beribu-ribu kreativitas untuk
disuguhkan kepada pendengarnya secara
sepontan maupun terencana . Hal itu dilakukan oleh seorang penyiar karena tuntutan
situasional dan kesepahaman komunikasi
antara penyiar dan pendengarnya . Tulisan
ini akan mengkaji bahasa penyiar Radio JPI
FM dari sudut pandang sosiolinguistik .
Sosiolinguistik memandang bahasa, pertama-tama sebagai sistem sosial dan komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sehingga
pemakaian bahasa inilah (language use)
sebagai bentuk interaksi dalam situasi yang
konkret (Appel dalam Suwito,1996 :5) .
Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini
akan mengkaji karakteristik bahasa penyiar
Radio JPI FM Solo dari sudut pandang
sosiolinguistik . Dengan demikian, nantinya
dapat diketahui bersama mengenai karakteristik, wujud pemakalan bahasa, dan fungsi
bahasa dalam siaran Radio JPI FM Solo .
Karakter penyiar Radio JPI FM Solo dapat
digambarkan dari berbagai unsur yang
mempengaruhi terjadinya komunikasi antara
penyiar dan pendengar Radio JPI FM Solo .
Hudson (1980 :4) mengatakan bahwa
"Sociolinguistics as the study of language
2 12
in relation to society, intentionally that
sociolinguistics is parts of the study language and society." Hudson memandang
sosiolinguistik sebagai studi bahasa dalam
hubungannya dengan sosial, sedangkan
Holmes (1992 :381) mengatakan bahwa
"Sociolinguistics society look for general
patterns in relationship between language
and society." Holmes memandang sosiolinguistik sebagai sistem yang mencari polapola umum dalam hubungannya bahasa dan
sosial . Sementara itu Pride berpendapat
bahwa "Sociolinguistics to study every aspect of use language that relates to its social and cultural functions" (periksa
Chaklander, 1990 :2) . Pride memandang
sosiolinguistik sebagai ilmu yang mempelajari setiap aspek dari penggunaan bahasa
yang berhubungan dengan fungsi sosial
budaya . Berdasarkan pendapat-pendapat
para pakar sosiolinguistik tersebut, maka
dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik
bersifat interdisipliner yang menggarap
masalah-masalah kebahasaan dalam
hubungannya dengan faktor-faktor sosial,
situasional dan kultural sehingga dalam
komunikasi kita selalu memperhatikan
pendapat Fishman (1975 :15) "Who speaks
what language to whom and when?" Siapa
penuturnya, menggunakan bahasa apa,
untuk siapa diucapkan, dan kapan bahasa
tersebut dikatakan pada lawan tuturnya?
Mengacu pada konsep tutur Fishman
tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh
berbagai faktor situasional di sekitarnya .
Konteks situasional yang berpengaruh
terhadap komunikasi di dalam masyarakat
erat hubungannya dengan konsep situasi
tutur . Situasi tutur yang berbeda akan
menimbulkan maksud tuturan yang berbeda .
Dengan demikian, maksud tuturan terikat
pada situasi tutur (speech situation) . Seperti
konsep situasi tutur yang dikatakan oleh
Leech (dalam Wijana, 1997) berikut : (1)
Penutur dan lawan tutur yang meliputi
pembicara dan pendengar (wacana lisan) dan
penulis dan pembaca. (wacana tulis) ; (2)
Konteks tuturan yang meliputi konteks
dalam semua aspek fisik (konteks) atau
setting sosial (konteks) yang relevan dari
Muhammad Rohmadi, Karakterisfik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo
sebuah tuturan . ; (3) Maksud tuturan dalam
arti bahwa tuturan yang diutarakan oleh
penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan
tujuan tertentu . Bentuk tuturan yang
bermacam-macam dapat digunakan untuk
menyatakan maksud yang sama . Sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diung
kapkan dengan tuturan yang sama . Dengan
demikian, berbicara adalah aktivitas yang
berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) . Selanjutnya, (4) tuturan sebagai
bentuk tindakan atau aktivitas yang terjadi
pada situasi tertentu . Dengan demikian,
ujaran adalah entitas yang kongkret bukan
abstrak . dan (5) ada perbedaan yang mendasar antara kalimat dan ujaran . Kalimat
merupakan entitas yang abstrak, sedangkan ujaran merupakan entitas yang kongkret .
Konsep situasi tutur Leech membuktikan
bahwa maksud suatu tuturan sangat dipengaruhi oleh konteks situasi tutur di
sekitarnya dan background knowledge yang
dipahami bersama penutur dan lawan tutur .
Ragam bahasa adalah variasi bahasa,
balk variasi bentuk dan maknanya (Nababan, 1991 :45) . Oleh karena itu, masyarakat
menggunakan bermacam-macam variasi
bahasa . Masyarakat modern menunjukkan
bahwa adanya masyarakat tutur yang lebih
terbuka dan cenderung menggunakan beberapa variasi dalam bahasa yang sama,
sedangkan masyarakat tradisional lebih
tertutup dan cenderung menggunakan
variasi dan beberapa bahasa yang berlainan
(Fishman, 1975 :33 ; Gumperz, 1946 :37-53) .
Faktor-faktor sosial dan kulturallah yang
mempengaruhi adanya berbagai variasi dan
bahasa di dalam masyarakat . Berkaitan
dengan masalah peristiwa tutur (Hymes
dalam Suwito, 1996 :39) mengemukakan
bahwa ada faktor-faktor utama yang menandai terjadinya peristiwa tutur yang
dikenal dengan istilah SPEAKING, yaitu
bahwa kode adalah sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri-ciri
bahasa sesuai dengan latar belakang
penutur (01) dengan lawan tutur (02) dan
situasi tutur yang ada . Dalam komunikasi
tidak mungkin hanya menggunakan satu
kode atau satu bahasa, karena masyarakat
kita multilingual . Oleh karena itu, dalam
peristiwa tutur biasanya selalu dicampuri
dengan kode-kode yang lain . Antara lain
adalah dipakainya kode bahasa Jawa,
Inggris, Arab, dan sebagainya . Dalam
komunikasi yang sering dikenal dengan
istilah alih kode dan campur kode .
Bahasa sangat bervariasi dalam proses
komunikasi . Bahasa yang digunakan oleh
penutur dan lawan tutur ternyata memiliki
berbagai fungsi kemasyarakatan . Jakobson
(dalam Holmes 1995 :286-287) membedakan
fungsi kemasyarakatan bahasa itu menjadi :
(1) ekspresif, untuk menyatakan perasaan,
seperti saya benar-benar merasa senang
sekarang ; (2) direktif, untuk menyuruh orang lain, seperti "Bersihkan mobil ini! dan
Dapatkan segera buku ini di toko terdekat!" ;
(3) referensial, untuk memberikan informasi,
misalnya Sapi adalah binatang berkaki
empat ; Universitas Sebelas Maret akan
mengadakan peringatan Bulan Bahasa ." ; (4)
metalinguistik, untuk menerangkan bahasa
itu sendiri, misalnya Kursi adalah sejenis
tempat duduk; (4) puitik, untuk menciptakan
karya yang estetis, seperti syair, slogan,
motto, dsb . Misalnya, Rawe-rawe rantas,
Malang-malang putung; (5) fatis, untuk
mengadakan kontak dengan orang lain,
misalnya "Hai, Hallo, Apa kabar, Hallo Bung,
Pergi ke kampus ya" Berdasarkan fungsi
kemasyarakatan bahasa yang digunakan
penutur dan lawan tutur dalam berinteraksi
membuktikan bahwa fungsi hakiki bahasa
adalah untuk berkomunikasi .
Setting, Participant, End, Act, Key, Instrument, Norms, dan Genre. Dengan ber-
RAGAM BAHASA PENYIAR RADIO JPI FM
SOLO
pedoman pada ancangan pemikiran Hymes
tersebut, maka dapat ditentukan kode
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi di dalam masyarakat . Demikian juga
dalam pemakaian bahasa para penyiar Radio JPI FM Solo . Terkait dengan kode,
Poedjosoedarmo (1986 :3) berpendapat
Perkembangan teknologi di Indonesia
berimbas pada segala bidang . Salah satunya
adalah dunia media massaelektronik . Dunia
media massa elektronik di Indonesia semakin berkembang pesat beberapa tahun
terakhir sejak reformasi 1998 . Media massa
21 3
Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222
elektronik berfungsi sebagai media hiburan,
media promosi, dan media penyampai karya
jurnalistik dan artistik . Siaran radio lahir
karena perkembangan teknologi elektronik
yang diaplikasikan ke dalam bentuk
teknologi komunikasi dan informasi serta
dirancang untuk keperluan proses komunikasi antarmanusia dengan cara pemancaran
atau transmisi melalui gelombang elektromagnetik . Proses komunikasi antarmanusia
dengan menggunakan teknologi elektronik
dapat bersifat dari titik ke titik (point to point)
dan dapat juga bersifat dari titik ke khalayak
(point to audience) (Wahyudi, 1996 :12 ;
periksa Indriastuti, 1996) .
Penyiar adalah mediator komunikasi
dengan masyarakat pada stasiun radio
pemerintah maupun swasta . Seorang
penyiar dituntut memiliki kelincahan dan
kreativitas dalam berbahasa, bertindak, dan
berpikir. Kelincahan tersebut harus dapat
diwujudkan dalam bentuk perilaku, tindakan,
dan ekspresi lisan pada waktu siaran . Hal
ini dikarenakan pendengar Radio JPI FM Solo
tidak hanya seorang tetapi beribu-ribu
masyarakat dan berstrata sosial ekonomi,
pendidikan, dan pola pikir yang berbedabeda . Kita tidak dapat membayangkan
bagaimana jadinya jika seorang penyiar
memiliki sifat emosional, judes, dan tidak
kreatif dalam bertindak sebagai penyiar .
Mungkin akan tamatlah citra dan riwayat
radio siarannya .
Ragam bahasa penyiar Radio JPI FM
sangat bervariasi . Bahasa yang digunakan
tidak monoton hanya bahasa baku . Bahasa
yang digunakan para penyiar Radio JPI FM
Solo sangat santai dan mudah diterima oleh
pendengarnya. Sebagai contoh dapat diperhatikan pada contoh data (1) berikut ini .
Data (1)
Penyiar: "Halo-halo . Met jumpa lagi para
pendengar Radio JPI FM . Radionya
wong Solo sing cedhak semanak
'yang ramah tamah' . Good Morning
menjelang afternoon semuanya .
Yang lagi belajar, yang lagi kerja,
yang lagi nglamunin pacar, yang lagi
susah dan gembira . Man kita sama2 14
sama dengerin lagu-lagu dangdutnya
Radio JPI FM . Radionya wong Solo
sing cedhak semanak di hati
masyarakat. (Radio JPI FM, 5 Maret
2003)
Pada data (1) di atas dapat dicermati
pemakaian bahasa seorang penyiar Radio
JPI FM Solo yang sedang mengudara .
Bahasa yang digunakan penyiar Radio JPI
FM sangat bervariasi dan campuran . Artinya
ragam yang digunakan ragam bahasa formal dan informal . Hal itu tampak dalam
siarannya sebagai berikut .
"Halo-halo . Met jumpa lagi para pendengar radio JPI FM . Radionya wong
Solo sing cedhak semanak 'yang
ramah tamah' . Good morning menjelang afternoon semuanya . Yang
lagi belajar, yang lagi kerja, yang lagi
nglamunin pacar, yang lagi susah
dan gembira ." (JPI FM, 5 Maret
2003) .
Penyiar sengaja menggunakan katakata yang informal dengan tujuan agar lebih
komunikatif dan mudah dipahami oleh
pendengarnya . Sebagian besar pendengarnya adalah lapisan masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga diperlukan komunikasi yang memasyarakat dan cedhak
semanak . Dengan demikian akan dapat
terjalin komunikasi yang yang interaktif dan
terasa akrab, santai, dan familier kepada
seluruh pendengar Radio JPI FM di Solo .
Penekanan ragam bahasa penyiar radio
yang kreatif dan kekeluargaan tersebut
tampak dalam kalimat pembuka yang
diucapkan oleh penyiar Radio JPI FM
berikut : "Halo-halo . Met jumpa lagi para
pendengar Radio JPI FM . Radionya wong
Solo sing cedhak semanak 'orang Solo
yang ramah tamah' . Good morning menjelang afternoon semuanya ."
Selain tuturan-tuturan penyiar Radio JPI
FM Solo di atas, dapat juga diperhatikan
berbagai variasi bahasa penyiar yang lebih
menekankan pemanfaatan campur kode dan
alih kode untuk memikat para pendengamya .
Hal itu tampak pada data (2) berikut ini .
Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo
Data (2)
Penyiar : Halo-halo, "Met jumpa lagi
wonten'dalam' pilihan lagu ndangdute
JPI FM . Mas Bono telah slap
"Nemeni joget Ian ngguyu barengbareng" ' menemani goyang dan
tertawa bersama-sama' . DimasDiajeng di Solo, Sragen, dan sekitarnya . "Yo, yo,yo, sekarang joget bersama Mbak Evitamala . (Radio JPI
FM, 7 Maret 2003) .
Mengacu pada data (2) di atas bahwa
penyiar menggunakan bahasa informal dan
justru lebih menekankan pada penggunaan
campur kode . Hal itu memang disengaja
dan difungsikan untuk medekatkan komunikasi dengan para pendengarnya . Selain itu
juga dipengaruhi oleh faktor topik/acara
siaran pada saat itu adalah "siaran joget
bersama" . Oleh karena itu, ragam bahasa
yang digunakan tentu saja ragam informal,
sehingga dapat mendukung komunikasi
secara interaktif dan menarik pendengar
Radio JPI FM Solo . Meskipun demikian,
tidak semua siaran menggunakan bahasa
informal . Hal itu tampak pada saat siaran
berita, informasi keluarga, dan siaran-siaran
resmi dari RRI penyiar Radio JPI FM Solo
yang menggunakan ragam bahasa formal .
Penggunaan ragam bahasa formal dan informal silih berganti sesuai dengan
konteksnya .
FUNGSI RAGAM BAHASA PENYIAR
RADIO JPI FM
Pemakaian ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo sangat bervariasi dan
diwarnai oleh campur kode dan alih kode .
Hal itu memang disengaja oleh para penyiar
radio untuk menarik simpati dari para
pendengar Radio JPI FM Solo . Berdasarkan
pengamatan penulis dari hasil siaran di Radio JPI FM Solo pemakaian variasi, kode,
alih kode, campur kode dalam siarannya
disengaja oleh penyiar dan memiliki fungsifungsi kemasyarakatan tertentu . Fungsifungsi kemasyarakatan variasi bahasa yang
digunakan penyiar Radio JPI FM Solo dapat
diuraikan sebagai berikut .
Fungsi Puitik
Fungsi puitik yaitu pemakaian bahasa
untuk menciptakan karya yang estetis,
seperti syair, slogan, dan motto . Para penyiar Radio JPI FM berusaha menarik simpati pendengarnya dengan memanfaatkan
berbagai slogan, syair, lagu dan motto tertentu . Hal itu dilakukan penyiar Radio JPI
FM Solo untuk memperoleh sesuatu respon
puitis dari para pendengamya . Fungsi puitik
ini tampak pada data (3) berikut.
Data (3)
Penyiar : Selamat pagi Dimas diajeng.
Jumpa lagi dengan Mas Ari dalam
acara pilihan lagu pendengar. Dimas
diajeng ingkang taksih tilem enggal
wungu, ingkang dereng siram enggalenggal siram, Ian ingkang sampun
slap tindak kantor ampun ngantos
kesupen perlengkapanipun . 'Mark
mari, yang masih tidur segera
bangun, yang belum mandi segera
mandi, dan yang sudah siap ke
kantor jangan lupa peniengkapannya' .
Bagaimana Dimas diajeng kalau kita
dengarkan lagu "Kapan-kapan" dari
Koes Plus sebagai pengiring aktivitas kerja Dimas diajeng . Selamat
mendengarkan
dan
selamat
beraktivitas.
Penyiar : Dimas diajeng selamat bersantap pagi bersama Radio JPI FM
Solo . Dimas diajeng yang berada di
Solo Berseri, Sragen Asri, Klaten
Bersinar, Boyolali Tersenyum, Wonogiri Sukses, dan dimana saja Dimas
diajeng berada marl kita dengarkan
lagu Ari Laso yang berjudul "Misted
Illahi" . Dimas diajeng yang budiman,
selamat mendengarkan . (Radio JPI
FM, 8 Maret 2003)
Merujuk data (3), penyiar (01) mencoba
menyapa pendengar (02) dengan ragam
bahasa Indonesia formal, seperti "Selamat
2 15
Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004 : 211-222
pagi Dimas diajeng. Jumpa lagi dengan Mas
Ari dalam acara pilihan lagu pendengar" .
Sapaan penyiar Radio JPI FM Solo tersebut
dimaksudkan untuk mencoba mencari
simpati para pendengarnya . Dalam falsafah
Jawa dikatakan bahwa tegur sapa adalah
jalan komunikasi antara penutur (01) dan
lawan tutur (02) . Penyiar Radio JPI FM Solo
mencoba menerapkan falsafah Jawa tersebut untuk menjalin komunikasi dengan
para pendengar setianya . Penyiar Radio JPI
FM melanjutkan komunikasinya dengan
beralih kode ke dalam bahasa Jawa berikut
ini .
Dimas diajeng ingkang taksih tilem
enggal wungu, ingkang dereng siram
enggal-enggal siram, Ian ingkang
sampun slap tindak kantor ampun
ngantos kesupen perlengkapanipun .
'Marl-man, yang masih tidur segera
bangun, yang belum mandi segera
mandi, dan yang sudah siap ke kantor jangan lupa perlengkapannya' .(Radio JPI FM Solo, 8 Maret
2003)
Alih kode ke dalam bahasa Jawa
dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo agar
pendengar lebih merespon, lebih dekat, lebih
semanak, dan menyesuaikan dengan karakter njawani masyarakat Solo . Pemakaian alih
kode bahasa Jawa di atas dilakukan dengan
kreatif dan bervariasi . Komunikasi yang
dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo selain
bertujuan untuk mendapatkan respon positif
dan simpati dari para pendengar Radio JPI
FM Solo juga dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam komunikasi secara
lisan pada saat penyiar Radio JPI FM Solo
mengudara .
Para penyiar Radio JPI FM mencoba
menarik empati para pendengar Radio JPI
FM yang tinggal di Solo, Sragen, Boyolali,
Wonogiri, dan sekitarnya dengan menggunakan pilihan kata yang bernuansa puitik . Hal
itu tampak dalam sapaan penyiar Radio JPI
FM Solo pada saat mengudara berikut ini .
Dimas diajeng selamat bersantap
pagi bersama Radio JPI FM Solo .
Dimas diajeng yang berada di Solo
216
Berseri, SragenAsri, Klaten Bersinar,
Boyolali Tersenyum, Wonogiri Sukses, dan di mana saja Dimas diajeng
berada marl kita dengarkan lagu Ari
Laso yang berjudul "Misteri Illahi" .
(Radio JPI FM Solo, 9 Maret 2003)
Penyiar Radio JPI FM Solo menyapa
penggemarnya dengan menyebutkan slogan
daerah masing-masing dimaksudkan untuk
lebih mendekatkan diri kepada para pendengar secara budaya dan karakteristik
geografis masing-masing daerah . Fungsi
tuturan penyiar Radio JPI FM yang puitik
tersebut akan lebih menyentuh hati para
pendengar Radio JPI FM Solo . Hal ini
dilakukan karena warga Solo mayoritas
berbudaya Jawa dan memiliki karakteristik
berdasarkan adat, logat atau dialek sesuai
dengan daerahnya masing-masing .
Penyiar Radio JPI FM Solo memiliki
kiat-kiat kreatif dengan nuansa puitik untuk
menarik para pembacanya . Hal itu tampak
dalam tuturan berikut ini .
Para pendengar Radio JPI FM Solo
yang budiman, Mas Bono sering
mendengar bahwa para pendengar
menginginkan puisi-puisi yang indah
dalam pilihan lagu pendengar. Tenang
saja, Mas Bono tidak akan mengecewakan Dimas diajeng pendengar
Radio JPI FM Solo yang setia .
Dimas diajeng yang tersayang, ada
gurindam //Gendang gendut tali
kecapi/Kenyang di perut senang di
hati/Dimas diajeng bersenang hati/
Kalau dengarkan Radio JPI// . Nah,
dengan gurindam tersebut, para
pendengar Radio JPI FM Solo jangan
sedih dan susah dengarkan terus
Radio JPI FM Solo . (Radio JPI FM
Solo, 9 Maret 2003).
Gurindam yang disiarkan oleh penyiar
Radio JPI FM Solo di atas menunjukkan
contoh-contoh bahasa penyiar yang bernuansa puitik . Hal itu dilakukan penyiar
Radio JPI FM Solo untuk menarik perhatian
pendengar. Para pendengar Radio JPI FM
Solo pada umumnya senang terhadap
Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo
bahasa humor yang bernuansa putik . Selain
itu pendengar juga sering dihibur dengan
humor dan diajak bercanda dengan bahasa .
Sebagai contoh dapat diperhatikan contoh
berikut ini .
Para pendengar yang budiman,
dengarkan gurauan Mas Boni berikut
ini . Kandang beruang yang beruang
lima itu dibuat oleh orang yang
beruang . Setelah diamati oleh
dokter, ternyata dia mati . Nah, coba
tebak siapa beruang dan siapa yang
mati? (Radio JPI FM Solo, 9 Maret
2003)
Contoh di atas digunakan penyiar Radio JPI FM Solo untuk menimbulkan humor
dengan bahasa . Penyiar memanfaatkan
relasi kata hominim . Relasi kata beruang
yang memiliki arti nama hewan, ruangan,
dan orang kaya . Selain itu jugs memanfaatkan kata diamati dan dia mati . Penyiar juga
memberikan slogan dan semangat yang
puitik kepada para pendengar Radio JPI FM
Solo untuk mendengarkan terus Radio JPI
FM Solo . Hal itu tampak dalam siaran
penyiar Radio JPI FM Solo berikut ini .
Para pendengar Radio JPI FM yang
cedhak semanak, rapatkan barisan,
bulatkan tekad, dengarkan terus
Radio JPI FM Solo . Kita jangan lupa
puisi Chairil Anwar untuk selalu
bersemangat "Tembus jelajah dunia,
putar dan balikkan" . Jangan siasiakan hidup, dengarkan dan nikmati
Radio JPI FM Solo, radionya orang
Solo . (Radio JPI FM Solo, 10 Maret
2003)
Siaran yang dikemukakan penyiar Radio JPI FM Solo di atas mengajak para pendengar Radio JPI FM Solo untuk senantiasa
setia kepada Radio JPI FM Solo . Selain itu
penyiar Radio JPI FM Solo juga berusaha
untuk memberikan semangat dan motivasi
dalam berjuang mengarungi kehidupan
dengan bahasa-bahasa puitiknya .
Fungsi Direktif
Fungsi direktif yaitu penggunaan
bahasa untuk menyuruh orang lain atau pendengar berbuat atau mengerjakan sesuatu .
Komunikasi antarmanusia akan menimbulkan sikap memberi dan menerima dalam
berbagai konteks . Para penyiar Radio JPI
FM Solo menggunakan bahasa untuk
menyuruh para pendengarnya melakukan
aktivitas secara langsung dan tidak langsung . Para penyiar radio JPI FM Solo tidak
mungkin diam seribu bahasa tanpa melakukan aktivitas komunikasi dengan pendengarnya . Oleh karena itu, penyiar Radio JPI FM
Solo berusaha secara interaktif berkomunikasi dengan penggemar Radio JPI FM Solo .
Fungsi direktif bahasa penyiar Radio JPI FM
Solo untuk menyuruh pendengar melakukan
sesuatu tampak pada data (4) berikut ini .
Data (4)
Penyiar : Dimas diajeng, kita ketemu lagi
dalam pilihan lagu untuk pendengar .
Dimas diajeng ingkang badhe kirim
lagu 'Dimas diajeng silahkan yang
akan berkirim lagu' . Nggak usah
pekewuh'Tidak perlu malu' langsung
saja tekan nomor 354578 JPI FM
Solo . Kring . . .kring . . . kring (suara
telepon dari pendengar) .
Penyiar : Pagi . . . JPI FM . Di sini Mas AN
stand by terus sepanjang hari . . . . !
Penelpon : Pagi juga Mas Ari . Badhe
nyuwun lagu Mas AN . . . .
Penyiar : Oke, silahkan Diajeng sapasapa keluarga dan teman-teman
dahulu . Baru nanti saya putarkan
lagu yang kamu inginkan . Pilih lagu
apa aja boleh deh, asal bukan lagunya Jin dan Jun . Oke ? (Radio JPI
FM, 8 Maret 2003)
Merujuk data (4) di atas dapat diperhatikan komunikasi antara penyiar (01) dan
pendengar (02) yang atraktif . Penyiar
Radio JPI FM Solo menyapa pendengarnya
dengan sopan santun, bahasa yang formal,
dan dikuti alih kode dalam bahasa Jawa . Hal
217
Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222
itu dilakukan untuk memerintah atau menyuruh pendengar agar berkirim-kirim lagu
melalui Radio JPI FM Solo via telepon .
Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM
Solo tersebut direspon oleh pendengarnya
dengan menelpon ke Radio JPI FM Solo
untuk meminta lagu kepada Mas Ari .
Komunikasi antara penyaiar Radio JPI FM
Solo dengan para pendengarnya menunjukkan fungsi direktif dari ragam bahasa yang
digunakan oleh penyiar sudah tertata dengan
baik sesuai dengan situasi, konteks, dan
karakter pendengarnya . Hal itu dibuktikan
simpati atau respon dad pendengarnya yang
tampak pada percakapan pada data (4)
tersebut . Interaksi tersebut tampak dalam
sapaan penyiar Radio JPI FM Solo berikut.
Penyiar : Dimas diajeng, kita ketemu lagi
dalam pilihan lagu untuk pendengar" .
Dimas diajeng ingkang badhe kirim
lagu 'Marl-marl, silakan yang akan
berkirim lagu' . Nggak usah pekewuh
'Tidak perlu malu' langsung saja
tekan nomor 354578 JPI FM Solo .
Kring . . .kring . . .kring (suara telepon
dari pendengar) .
Pendengar : Oke, silahkan Diajeng
sapa-sapa keluarga dan temanteman dahulu . Baru nanti saya
putarkan lagu yang kamu inginkan .
Pilih lagu apa aja boleh deh, asal
bukan lagunya Jin dan Jun . Oke ?
(Radio JPI FM Solo)
Penyiar Radio JPI FM Solo mencoba
meminta para pendengar yang ingin diputarkan lagu agar berkirim salam dahulu kepada
keluarga dan teman-temannya . Hal ini
membuktikan bahwa komunikasi aktif
penyiar Radio JPI FM Solo menyuruh para
pendengarnya untuk berkirim-kirim salam
dan meminta lagu kesukaannya mendapatkan respon positif dari para pendengar .
Fungsi direktif yang dilakukan dalam komunikasi tersebut menunjukkan adanya hubungan interaktif antara penyiar Radio JPI FM
Solo dan para penggemarnya .
218
Fungsi Fatis
Fungsi fatis yaitu pemakaian bahasa
untuk menciptakan suatu suasana hubungan antarpribadi (seperti pengucapan salam,
selamat, dan ucapan kegembiraan mengadakan kontak dengan orang lain . Fungsi fatis
akan terjadi ketika ada hubungan interaksi
antarmanusia dalam kehidupan . Demikian
pula halnya, pada saat penyiar Radio JPI
FM Solo berkomunikasi dengan para
pendengarnya . Fungsi fatis ini terlihat dalam
setiap komunikasi penyiar Radio JPI FM
Solo dalam berbagai acara yang disiarkan,
balk berita, pilihan lagu, dan acara-acara
lain . Para penyiar Radio JPI FM berinteraksi
secara aktif dengan para penggemarnya .
Fungsi fatis bahasa penyiar Radio JPI FM
Solo dengan para penggemar Radio JPI FM
Solo tampak pada data (5) berikut ini .
Data (5)
Penyiar : Halo, halo . . . Radionya JPI FM
Solo di sini . . . .
Penelpon : Assalamu'alaikum, Pak
Guru . . . .
Penyiar: Wa'alaikumsalam, Bu Guru
Siapa ya ?
Penelpon : Ah . . . Mas Ari ini pura-pura
lupa atau benar-benar lupa ya . I N kan
Bu Maryati, Mas Ari . . . kesupen ta?
'Masak lupa '
Penyiar : 0 . . . Bu Guru Maryati ta . . . .
Selamat slang Bu Maryati . Gimana
kabarnya nih keluarga di rumah .
Semoga baik-baik aja, diberi rejeki
yang banyak, dan tercapai apa yang
dicita-citakan . Ha . . . . ha . . . . haOke
Bu Maryati, sekarang silakan Ibu
kirim-kirim salam deh kepada para
pendengar di rumah .
Penelpon : Oke Mas Ari,Saya mau
kirim-kirim salam dulu deh . (Radio
JPI FM Solo, 9 Maret 2003)
Komunikasi pada data (5) menunjukkan
hubungan interaktif antara penyiar Radio JPI
FM dengan pendengarnya secara berkesinambungan, santai, dan bersahaja . Hal itu
sangat jelas ditunjukkan dari sikap bahasa
Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo
penyiar Radio JPI FM yang disesuaikan
dengan keinginan pendengarnya . Kerjasama
penyiar Radio JPI FM Solo dengan pendengarnya tampak dalam tuturan pembuka
penelpon yang dijawab sinergis oleh penyiar
Radio JPI FM Solo berikut ini .
Penyiar : Halo, halo . . . Radionya JPI FM
Solo di sini . . . .
Penelpon : Assalamu'alaikum, Pak
Guru . . .
Penyiar: Wa'alaikumsalam, Bu Guru
Siapa ya . .?
Tuturan pembuka dari penelpon Radio
JPI FM Solo yang merespon tuturan pembuka dari penyiar Radio JPI FM Solo diikuti
dengan sapaan yang sepadan dan menyesuaikan, yaitu dengan kode bahasa Arab
Assalamu'alaikum Pak Guru . Sapaan penelpon Radio JPI FM Solo tersebut disambut
dengan jawaban penyiar Radio JPI FM
Wa'alaikum salam Bu Guru . Percakapan
interaktif tersebut terjadi dengan ragam
bahasa yang santai dan penyiar Radio JPI
FM menyesuaikan karakter bahasanya
dengan karakter penggemar atau penelpon .
Penyiar pun mengunakan ragam bahasa
santai dan bersahaja karena menyesuaikan
dengan konteks dan situasi pendengarnya
yang memanggilnya dengan "Pak Guru" .
Penyiar Radio JPI FM Solo tidak marahmarah sewaktu dipanggil "Pak Guru" tetapi
justru mengikuti arus pendengar Radio JPI
FM Solo dengan menjawab sapaan "Bu
Guru" . Hal itu dilakukan oleh penyiar Radio
JPI FM Solo untuk mengimbangi interaksi
penggemarnya . Setelah diketahui identitasnya ternyata yang menelpon adalah Bu Guru
Maryati . Komunikasi antara penyiar clan para
penggemarnya menunjukkan hubungan
interaktif dari ragam bahasa penyiar . Dengan
demikian, .penyiar Radio JPI FM Solo sudah
memanfaatkan bahasa sebagai alat
komunikasi dan berinteraksi secara fatis .
Fungsi Ekspresif
Fungsi Ekspresif, yaitu pemakaian
bahasa yang menunjukkan siapa pembicara,
bagaimana perasaan atau sikapnya terhadap
sesuatu . Fungsi ekspresif dalam komunikasi
penyiar dan pendengar Radio JPI FM Solo
terlihat jelas untuk menyampaikan perasaan
seoarang penyiar maupun pendengar Radio
JPI FM Solo . Perasaan yang dimaksud adalah perasaan senang, sedih, dan perasaan
apa saja yang ingin diungkapkan atau diekspresikan kepada para pendengarnya .
Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM
Solo yang menunjukkan fungsi ekspresif ini
dapat dilihat pada data (6) berikut ini .
Data (6)
Penyiar: Halo Dimas diajeng . . .di kota
Solo . Met dengerin Radio JPI FM
Solo . . . radionya wong Solo sing
cedhak semanak . Kita Ketemu
dalam acara pilihan lagu untuk kamu
semuanya . Untuk yang kerja, yang
main, yang tidur, yang bersedih dan
semuanya . . . met dengerin lagu
andalan Mas Didi Kempot "Stasiun
Balapan" (Radio JPI FM Solo, 13
Maret 2003) .
Penyiar: Dimas diajeng di kota Solo dan
sekitarnya . Malam ini kita akan
mendengarkan dan karaoke ria lagulagu campur sari . Lagu-lagu yang
bernuansa Jawa yang cedhak
semanak di hati masyarakat Solo
dan sekitarnya . Sebelum kita dengarkan, saya akan menyanyikan salah
satu lagu campur sari yang berjudul
"Kena Godha" .// Nalikane dhek
zaman semana/Tresnaku setya Ian
mung tansah
tuhu/ Anane
ngalembana/ Sasat ore nate cidral
Mule aku tansah animbangi/
Tresnaku ginawa math Ora ana
lintang kang sumunar/Amung ndika
pepujaku//. . . . Oke . Dimas diajeng
sekarang kita dengarkan bersamasama lagu Mas Didi Kempot. (Radio
JPI FM Solo, 14 Maret 2003) .
Tuturan penyiar Radio JPI FM Solo pada
data (6) menggunakan ragam nonformal
untuk menyapa pendengarnya . Ragam nonformal tersebut dilakukan untuk menunjukkan sikap antusias dan simpatiknya kepada
para pendengar . Tuturan sapaan yang
21 9
I#ananiaa Ht&rne 14 Alb . 2, ,Iuni 2004 : 211-222
dgtmakan oleh penyiar Radio JPI FM sangat
akrab dan santai . Hal itu disesuaikan
dengan slogan Radio JPI FM Solo -Radix"
1'h.
Solo sing caak sentanak . Pang,*
an akrab pare pendengar JPI FM Sob yaitu
Dimas diajeng. Panggilan Dimas diajeng
sebagai sebutan akrab pare pendengar Radio JPI FM Solo untuk menunjukkan
kedekatan pare penyiar dan pendengar .
Para pendengar Radio JPI FM Solo
mendengarkan tuturan yang disampaikan
oleh penyiar dengan ekspresif. Para pendwQw clan penyiar Radio mencoba mengekspresikan keinginannya . Para penyiar
meminta pare pendengar Radio JPI FM Solo
t ntA mendengarkan lagu-lagu camper sari .
Dipiimya lagu-lagu campur sari karena lagu
campur sari sangat dekat d hail masyarakat
Solo dan bemuansa budaya Jawa. Oleh
karena itu, penyiar Radio JPI FM mencoba
mengekspresikan dengan menyanyikan
lagu campur sari tersebut untuk menarik
pe halan pare pendengamya. Hal iu tampak
daiwn tuhxan penyiar Radio JPI FM Solo
beriait ML
Dimas diajeng di kota Solo dan
sekitamya . Malam ini kita akan
mendengarkan dan karaoke ria lagulagu campur sari . l.agu-lagu yang
bemuansa Jawa yang cedrak semanak di hati masyarakat Solo dan
selfarnya . Sebehan kia dengarkan,
says akan menyanyikan salah sate
lagu canrpcrsari yang berjuduf 9Cena
Godha'. IlNalikane dhek zaman
semana/Tresnaku setya Ian tuhul
Anane mung tansah ngalembanal
sasatora nails cadh Mida aku tansah
animbangUriesnaku ginawa mats/
Ora ana lintang kang sumunarl
Amung ndika pepujakull . . . . Oke.
Dimas diajeng sekarang kita
dwigarkan bersma-same lagu Mas
Didi Kempot. (Radio JPI FM Solo,
14 Maret 2003).
Dengan demican, tmjadlah hubungan
irderak6f yang kompreherasr7 antara penyiar
dan pendengar Radio JPI FM Solo . Penyiar
220
bra WW dekat d hail pare pendengar=
nya dengan berbagai tuhuran ekspresif dan
interaktif. Dengan begitu komunikasi aktif
penyiar Radio JPI FM Solo dengan penggemamya dapat bedwgscxg secera *wgis .
Fungal Referensial
Fungsi referensial lebih menekankan
pads pemakaian bahasa untuk menemukan,
memecahkan dan memberikan informasi
suatu permasalahan. Fungsi bahasa referensial ini tarnpak dalam berbagai acara di Radio JPI FM Solo, balk acara formal maupun
nonfomial. Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM Solo sangat bervariasi . Fungsi
referensial bahasa penyiar Radio JPI FM
Solo ini tampak dalam acara konsultasi
psicologi atau keluarga . Had ifu tampak pads
data (7) beriwt ini .
Data 7
Penyiar: Dimas diajeng, ketemu lagi
dalam acara konsultasi keluarga .
Pada kesernpat n ini menghadrkan
seorang psikolog dad UMS Ibu
Chaia. Sebelumnya says perkenalkan bahwa lbu Chaia inl seorang
psikolog dan juga staf pengajar
psicologi di UMS. Pada kesempat
an iii beiau dwndang ke Radio JPI
FM Solo untuk menlaiwab pertanyaan-pertanyan para p
yang
budiman . Selanjutnya Bapakl lbul
Dimas diajeng dapat langsung
pencet nomor 375678.
Penelpon : Sugeng slang Mas Bono?
Mau bnya Mas Bono .. .. Bagaimana
untuk memberitahu anak yang
berani same prang tea. Kalau bisa
dijawab yang jelas dan diberikan
garbaran dalam sihuasi keluarga ya
Mas Bono. Oke, gitu saja ya Mas
Bono . Tak tunggu jawaban ya .
Penylar : Sugeng siang juga Mbak.,
Gimana Bu Chada untolc menjawab
pertanyaan tersebut? Sekarang ire
penelpon Iota mergingiNcan gambaran nyata dalam kehidupan kekrarga .
Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JP! FM Solo
Maksudnya bagaimana orang tua
memberitahu anak agar tidak bandel .
Silakan Bu Chaila . (Radio JPI FM,
20 Maret 2003)
Dilihat dari data (7) tersebut dapat
diketahui bahwa percakapan antara penyiar
Radio JPI FM Solo dan pendengarnya dalam
acara konsultasi keluarga dengan mendatangkan seorang psikolog dari UMS yaitu
Ibu Chaila . Dengan demikian, variasi bahasa
yang digunakan pun tetap semiformal tetapi
tetap bersahaja . Hal itu dilakukan agar tetap
terjalin komunikasi yang interaktif dan persuasif dengan pendengar Radio JPI FM Solo
yang budiman . Tuturan tersebut tampak
berikut :
Dimas
diajeng, ketemu lagi dalam
acara konsultasi keluarga . Pada
kesempatan ini menghadirkan seorang psikolog dad UMS Ibu Chaila .
Sebelumnya saya perkenalkan bahwa
Ibu Chaila ini seorang psikolog dan
juga staf pengajar psikologi di UMS .
Pada kesempatan ini beliau diundang ke Radio JPI FM Solo untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan
para pendengar yang budiman .
Selanjutnya
Bapak/Ibu/Dimas
diajeng dapat langsung pencet
nomor 375678 .
Berdasarkan beberapa data di atas
menunjukkan bahwa ragam bahasa penyiar
Radio JPI FM Solo sangat bervariasi dan
kreatif dalam memunculkan ide dan gagasannya kepada para pendengarnya . Ragam
bahasa yang digunakan banyak diwarnai
campur kode dan alih kode bahasa Jawa
khususnya karena para pendengar Radio JPI
FM Solo mayoritas masyarakat Solo yang
berbahasa Jawa, berbudaya Jawa adiluhung,
dan memiliki loyalitas kejawaan yang sangat
tinggi . Oleh karena itu, penyiar Radio JPI
FM Solo pun memanfaatkan berbagai sisi
dan kontekstual budaya untuk dapat mengisi
dan mendekati pendengar Radio JPI FM Solo
dengan pendekatan budaya dan bahasa,
yaitu bahasa Jawa yang erat dengan kehidupan keseharian pendengar.
Karakter masyarakat Solo yang dekat
dengan budaya Jawa mendorong penyiar
Radio JPI FM untuk menggunakan fungsi
referensial sebagai salah satu alternatif
untuk pendekatan kepada para pendengarnya . Penyiar Radio JPI FM Solo berusaha
menyampaikan berbagai informasi, balk
sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan pendidikan . Hal itu dilakukan oleh penyiar Radio JPI FM Solo dalam berbagai acara, balk
diskusi, tanya jawab, dan serba-serbi
keluarga . Salah satu acara yang digunakan
oleh penyiar Radio JPI FM Solo untuk
memanfaatkan fungsi bahasa sebagai fungsi
referensial itu tampak dalam acara konsultasi keluarga pada data (7) berikut ini .
Data (7)
Penelpon : Sugeng slang Mas Bono?
Mau tanya Mas Bono . . . . Bagaimana
untuk memberitahu anak yang
berani sama orang tua . Kalau bisa
dijawab yang jelas dan diberikan
gambaran dalam situasi keluarga ya
Mas Bono . Oke, gitu saja ya Mas
Bono . Tak tunggu jawabannya .
Penyiar: Sugeng slang juga Mbak .,
Gimana Bu Chaila untuk menjawab
pertanyaan tersebut? Sekarang ini
penelpon kita menginginkan gambaran nyata dalam kehidupan keluarga .
Maksudnya bagaimana orang tua
memberitahu anak agar tidak bandel .
Silakan Bu Chaila . (Radio JPI FM,
20 Maret 2003)
SIMPULAN
Berdasarakan uraian data-data siaran
penyiar Radio JPI FM Solo di atas, dapat
disimpulkan bahwa ragam bahasa penyiar
banyak diwarnai campur kode dan alih kode
ke dalam bahasa Jawa . Selain itu ragam
penyiar Radio JPI FM Solo menggunakan
bahasa formal dan informal dalam siarannya .
Dalam siaran berita dan informasi-informasi
formal para penyiar Radio JPI FM Solo
menggunakan bahasa formal, sedangkan
dalam acara-acara santai, seperti pilihan
lagu untuk pendengar, konsultasi remaja,
dan lain-lain, sering menggunakan bahasa
22 1
Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222
gaul dan bersahaja . Hal itu memang
disengaja oleh para penyiar Radio JPI FM
Solo untuk menarik dan mendekati pendengar melalui pendekatan budaya khususnya bahasa Jawa.
Karakteristik ragam bahasa penyiar
Radio JPI FM Solo tersebut selain untuk
menarik simpati pendengar, juga memiliki
fungsi-fungsi kemasyarakatan dalam
pemakaian bahasanya . Fungsi ragam
bahasa penyiar Radio JPI FM Solo antara
lain memanfaatkan fungsi puitik, direktif,
ekspresif, fatis, referensial, dan metalingual
dalam interaksi pemecahan masalah antara
penyiar dan pendengar. Selain itu, penyiar
Radio JPI FM Solo berusaha untuk menghibur para pendengar dalam situasi dan
kondisi tertentu . Hal ini menunjukkan fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi yang
atraktif dan bervariatif dalam komunikasi
individu maupun kelompok .
Halliday, MAX 1973 . Exploration in the Function
o f Language . London : Edward Arnold .
DAFTAR RUJUKAN
Nababan, RW J . 1991 . Sosiolinguistik . Jakarta :
Gramedia
Austin, J .L . 1962 . How to Things with Words .
Cambridge : Harvard University Press .
Anwar, Khaidir. 1989 . Fungsi Bahasa dan Peranan
Bahasa : Sebuah I engantar. Yogyakarta. UGM
Press.
Bolinger, D . 1968 . Aspect of Language . New York:
Harcourt, Brace and World, Inc .
Devitt Michael and Kim Sterelny. 1989 . Language
Pateda, Mansoer. 1990 . Sosiolinguistik. Bandung:
Angkasa
and Reality: An Introduction to The Philosophy
of Language . Massachusetts : Massachusetts
Institute of Teknology
Fishman, J .A. 1975 . Sociolinguistics a Brief
Introduction . Newbury House Publisher:
Massachusetts.
222
Holmes, Janet . 1992 . An Introduction to
Sociolinguistics . New York: Addision Wesley
Logman Inc.
Hudson . 1980 . An Introduction to Sociolinguistics .
New York : Addision Wesley Logman Inc .
Hymes, D . 1976 . "On the Comunicative
Competence" dalam Pride dan Holmes (ed) .
Sociolinguistics . Harmondsworth England :
Pinguin Books .
Hymes, Dell . 1989 . "Models of The Interaction of
Language and Social Life" . In JJ Gumperz &
Dell Hymes (Eds). Direction in Sociolinguistics .
New York: Basil Blackwell
Indriastuti, N .S .K. 1996. "Alih Kode dan Campur
Kode dalam Siaran Radio : Analisis
Sosiolinguistik" . Makalah PIBSI XVIII, 9-10
Desember 1996 . Yogyakarta : Sanata
Dharma Press .
Poedjosoedarmo, Soepomo . 1986. Kode dan Alih
Kode . Yogyakarta : Balai Penelitian Bahasa.
Suwito, 1996 . Sosiolinguistik . Surakarta : UNS
Press .
Wardaugh, Ronald . 1986 . An Introduction to
Sociolinguistics . New York : Basi ; Blackwell
Inc.
Wahyudi, J .B . 1994 . Dasar-Dasar Manajemen
Penyiaran . Jakarta: Gramedia.
Wijana, Putu . 1996 . Dasar-Dasar Pragmatik .
Yogyakarta: Andi Offset.
Download