KARAKTERISTIK BAHASA PENYIAR RADIO JPI FM SOLO Muhammad Rohmadi ABSTRAK Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penyiar Radio JPI FM Solo untuk berkomunikasi dengan para pendengarnya . Bahasa penyiar radio memiliki berbagai variasi dan karaktertersendiri dibandingkan bahasa-bahasayangdigunakan dalam ranah pendidikan, pemerintahan, dan keluarga . Karakteristik ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo diwarnal campur kode, alih kode, dan nuansa humor dalam siarannya . Tujuan utama penyiar Radio JPI FM Solo adalah untuk menarik simpati pendengar dan berinteraksi dengan para pendengar Radio JPI FM Solo secara kreatif . Selain itu, ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo memanfatkan beberapa fungsi utama ketika berkomunikasi dengan pendengarnya . Fungsifungsi tersebut adalah fungsi puitik, fungsi direktif, fungsi fatis, fungsi ekspresif, dan fungsi referensial dalam siaran Radio JPI FM Solo . Kata kunci : karakteristik bahasa - bahasa penyiar -penyiar radio - radio JPI FM solo interaksi PENGANTAR ahasa adalah sarana utama dalam berkomunikasi di dalam masyarakat baik secara lisan maupun tertulis . Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi digunakan dalam berbagai sendi kehidupan, seperti keluarga, pendidikan, pemerintahan, dan perdagangan . Manusia akan mengalami kesulitan berkomunikasi tanpa bahasa . Bahasa, media komunikasi, dan manusia tidak dapat dipisahkan sebagai unsur-unsur pendukung interaksi dalam kehidupan masyarakat . Oleh karena itu, manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi untuk memenuhi segala kebutuhannya . Pemanfaatan potensi bahasa sebagai alat komunikasi dapat dilihat dalam dunia B pendidikan, media massa cetak, dan elektronik, presenter, perdagangan, dan hampir semua ranah kehidupan membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat . Jadi bahasa memiliki peran dan fungsi strategis dalam kehidupan sehari-hari . Hal itu senada dengan pendapat Kridalaksana (1984 :21) bahwa bahasa sebagai lambang bunyi yang arbitrer dipergunakan oleh masyarakat untuk berhubungan dan bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri . Sementara itu, Kentjono (1992 :2) ; Pateda (1987 :4); Nababan (1993 :1) berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, yaitu alat pergaulan dan berhubungan sesama manusia, sehingga terbentuklah suatu sistem sosial masyarakat. Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 211 Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222 Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi penyiar radio . Penyiar radio adalah seseorang yang bertugas sebagai penjembatan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat luas baik yang bersifat informatif, seni, dan hiburan . Senada dengan penyiar radio bahwa pengeluaran dari organisasi penyiaran radio adalah siaran . Setiap acara siaran direncanakan, diproduksi, dan disajikan kepada pendengar dengan isi pesan yang bersifat informatif, edukatif, persuasif, simulatif, dan komunikatif (Wahyudi, 1994 :7) . Penggunaan bahasa sangat beraneka ragam sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya . Oleh sebab itu, seorang penyiar radio pun akan menentukan bahasa yang komunikatif dengan pendengarnya di saat mengudara . Hal ini berarti bahwa seorang penyiar harus dapat membedakan penggunaan bahasa dalam situasi formal dan informal pada saat siaran . Penyiar adalah seorang kreator . Penyiar memiliki beribu-ribu kreativitas untuk disuguhkan kepada pendengarnya secara sepontan maupun terencana . Hal itu dilakukan oleh seorang penyiar karena tuntutan situasional dan kesepahaman komunikasi antara penyiar dan pendengarnya . Tulisan ini akan mengkaji bahasa penyiar Radio JPI FM dari sudut pandang sosiolinguistik . Sosiolinguistik memandang bahasa, pertama-tama sebagai sistem sosial dan komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu, sehingga pemakaian bahasa inilah (language use) sebagai bentuk interaksi dalam situasi yang konkret (Appel dalam Suwito,1996 :5) . Berdasarkan uraian di atas, tulisan ini akan mengkaji karakteristik bahasa penyiar Radio JPI FM Solo dari sudut pandang sosiolinguistik . Dengan demikian, nantinya dapat diketahui bersama mengenai karakteristik, wujud pemakalan bahasa, dan fungsi bahasa dalam siaran Radio JPI FM Solo . Karakter penyiar Radio JPI FM Solo dapat digambarkan dari berbagai unsur yang mempengaruhi terjadinya komunikasi antara penyiar dan pendengar Radio JPI FM Solo . Hudson (1980 :4) mengatakan bahwa "Sociolinguistics as the study of language 2 12 in relation to society, intentionally that sociolinguistics is parts of the study language and society." Hudson memandang sosiolinguistik sebagai studi bahasa dalam hubungannya dengan sosial, sedangkan Holmes (1992 :381) mengatakan bahwa "Sociolinguistics society look for general patterns in relationship between language and society." Holmes memandang sosiolinguistik sebagai sistem yang mencari polapola umum dalam hubungannya bahasa dan sosial . Sementara itu Pride berpendapat bahwa "Sociolinguistics to study every aspect of use language that relates to its social and cultural functions" (periksa Chaklander, 1990 :2) . Pride memandang sosiolinguistik sebagai ilmu yang mempelajari setiap aspek dari penggunaan bahasa yang berhubungan dengan fungsi sosial budaya . Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar sosiolinguistik tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik bersifat interdisipliner yang menggarap masalah-masalah kebahasaan dalam hubungannya dengan faktor-faktor sosial, situasional dan kultural sehingga dalam komunikasi kita selalu memperhatikan pendapat Fishman (1975 :15) "Who speaks what language to whom and when?" Siapa penuturnya, menggunakan bahasa apa, untuk siapa diucapkan, dan kapan bahasa tersebut dikatakan pada lawan tuturnya? Mengacu pada konsep tutur Fishman tersebut, maka dapat dikatakan bahwa dalam berkomunikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor situasional di sekitarnya . Konteks situasional yang berpengaruh terhadap komunikasi di dalam masyarakat erat hubungannya dengan konsep situasi tutur . Situasi tutur yang berbeda akan menimbulkan maksud tuturan yang berbeda . Dengan demikian, maksud tuturan terikat pada situasi tutur (speech situation) . Seperti konsep situasi tutur yang dikatakan oleh Leech (dalam Wijana, 1997) berikut : (1) Penutur dan lawan tutur yang meliputi pembicara dan pendengar (wacana lisan) dan penulis dan pembaca. (wacana tulis) ; (2) Konteks tuturan yang meliputi konteks dalam semua aspek fisik (konteks) atau setting sosial (konteks) yang relevan dari Muhammad Rohmadi, Karakterisfik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo sebuah tuturan . ; (3) Maksud tuturan dalam arti bahwa tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu . Bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama . Sebaliknya, berbagai macam maksud dapat diung kapkan dengan tuturan yang sama . Dengan demikian, berbicara adalah aktivitas yang berorientasi pada tujuan (goal oriented activities) . Selanjutnya, (4) tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas yang terjadi pada situasi tertentu . Dengan demikian, ujaran adalah entitas yang kongkret bukan abstrak . dan (5) ada perbedaan yang mendasar antara kalimat dan ujaran . Kalimat merupakan entitas yang abstrak, sedangkan ujaran merupakan entitas yang kongkret . Konsep situasi tutur Leech membuktikan bahwa maksud suatu tuturan sangat dipengaruhi oleh konteks situasi tutur di sekitarnya dan background knowledge yang dipahami bersama penutur dan lawan tutur . Ragam bahasa adalah variasi bahasa, balk variasi bentuk dan maknanya (Nababan, 1991 :45) . Oleh karena itu, masyarakat menggunakan bermacam-macam variasi bahasa . Masyarakat modern menunjukkan bahwa adanya masyarakat tutur yang lebih terbuka dan cenderung menggunakan beberapa variasi dalam bahasa yang sama, sedangkan masyarakat tradisional lebih tertutup dan cenderung menggunakan variasi dan beberapa bahasa yang berlainan (Fishman, 1975 :33 ; Gumperz, 1946 :37-53) . Faktor-faktor sosial dan kulturallah yang mempengaruhi adanya berbagai variasi dan bahasa di dalam masyarakat . Berkaitan dengan masalah peristiwa tutur (Hymes dalam Suwito, 1996 :39) mengemukakan bahwa ada faktor-faktor utama yang menandai terjadinya peristiwa tutur yang dikenal dengan istilah SPEAKING, yaitu bahwa kode adalah sistem tutur yang penerapan unsur bahasanya mempunyai ciri-ciri bahasa sesuai dengan latar belakang penutur (01) dengan lawan tutur (02) dan situasi tutur yang ada . Dalam komunikasi tidak mungkin hanya menggunakan satu kode atau satu bahasa, karena masyarakat kita multilingual . Oleh karena itu, dalam peristiwa tutur biasanya selalu dicampuri dengan kode-kode yang lain . Antara lain adalah dipakainya kode bahasa Jawa, Inggris, Arab, dan sebagainya . Dalam komunikasi yang sering dikenal dengan istilah alih kode dan campur kode . Bahasa sangat bervariasi dalam proses komunikasi . Bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tutur ternyata memiliki berbagai fungsi kemasyarakatan . Jakobson (dalam Holmes 1995 :286-287) membedakan fungsi kemasyarakatan bahasa itu menjadi : (1) ekspresif, untuk menyatakan perasaan, seperti saya benar-benar merasa senang sekarang ; (2) direktif, untuk menyuruh orang lain, seperti "Bersihkan mobil ini! dan Dapatkan segera buku ini di toko terdekat!" ; (3) referensial, untuk memberikan informasi, misalnya Sapi adalah binatang berkaki empat ; Universitas Sebelas Maret akan mengadakan peringatan Bulan Bahasa ." ; (4) metalinguistik, untuk menerangkan bahasa itu sendiri, misalnya Kursi adalah sejenis tempat duduk; (4) puitik, untuk menciptakan karya yang estetis, seperti syair, slogan, motto, dsb . Misalnya, Rawe-rawe rantas, Malang-malang putung; (5) fatis, untuk mengadakan kontak dengan orang lain, misalnya "Hai, Hallo, Apa kabar, Hallo Bung, Pergi ke kampus ya" Berdasarkan fungsi kemasyarakatan bahasa yang digunakan penutur dan lawan tutur dalam berinteraksi membuktikan bahwa fungsi hakiki bahasa adalah untuk berkomunikasi . Setting, Participant, End, Act, Key, Instrument, Norms, dan Genre. Dengan ber- RAGAM BAHASA PENYIAR RADIO JPI FM SOLO pedoman pada ancangan pemikiran Hymes tersebut, maka dapat ditentukan kode bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi di dalam masyarakat . Demikian juga dalam pemakaian bahasa para penyiar Radio JPI FM Solo . Terkait dengan kode, Poedjosoedarmo (1986 :3) berpendapat Perkembangan teknologi di Indonesia berimbas pada segala bidang . Salah satunya adalah dunia media massaelektronik . Dunia media massa elektronik di Indonesia semakin berkembang pesat beberapa tahun terakhir sejak reformasi 1998 . Media massa 21 3 Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222 elektronik berfungsi sebagai media hiburan, media promosi, dan media penyampai karya jurnalistik dan artistik . Siaran radio lahir karena perkembangan teknologi elektronik yang diaplikasikan ke dalam bentuk teknologi komunikasi dan informasi serta dirancang untuk keperluan proses komunikasi antarmanusia dengan cara pemancaran atau transmisi melalui gelombang elektromagnetik . Proses komunikasi antarmanusia dengan menggunakan teknologi elektronik dapat bersifat dari titik ke titik (point to point) dan dapat juga bersifat dari titik ke khalayak (point to audience) (Wahyudi, 1996 :12 ; periksa Indriastuti, 1996) . Penyiar adalah mediator komunikasi dengan masyarakat pada stasiun radio pemerintah maupun swasta . Seorang penyiar dituntut memiliki kelincahan dan kreativitas dalam berbahasa, bertindak, dan berpikir. Kelincahan tersebut harus dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku, tindakan, dan ekspresi lisan pada waktu siaran . Hal ini dikarenakan pendengar Radio JPI FM Solo tidak hanya seorang tetapi beribu-ribu masyarakat dan berstrata sosial ekonomi, pendidikan, dan pola pikir yang berbedabeda . Kita tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya jika seorang penyiar memiliki sifat emosional, judes, dan tidak kreatif dalam bertindak sebagai penyiar . Mungkin akan tamatlah citra dan riwayat radio siarannya . Ragam bahasa penyiar Radio JPI FM sangat bervariasi . Bahasa yang digunakan tidak monoton hanya bahasa baku . Bahasa yang digunakan para penyiar Radio JPI FM Solo sangat santai dan mudah diterima oleh pendengarnya. Sebagai contoh dapat diperhatikan pada contoh data (1) berikut ini . Data (1) Penyiar: "Halo-halo . Met jumpa lagi para pendengar Radio JPI FM . Radionya wong Solo sing cedhak semanak 'yang ramah tamah' . Good Morning menjelang afternoon semuanya . Yang lagi belajar, yang lagi kerja, yang lagi nglamunin pacar, yang lagi susah dan gembira . Man kita sama2 14 sama dengerin lagu-lagu dangdutnya Radio JPI FM . Radionya wong Solo sing cedhak semanak di hati masyarakat. (Radio JPI FM, 5 Maret 2003) Pada data (1) di atas dapat dicermati pemakaian bahasa seorang penyiar Radio JPI FM Solo yang sedang mengudara . Bahasa yang digunakan penyiar Radio JPI FM sangat bervariasi dan campuran . Artinya ragam yang digunakan ragam bahasa formal dan informal . Hal itu tampak dalam siarannya sebagai berikut . "Halo-halo . Met jumpa lagi para pendengar radio JPI FM . Radionya wong Solo sing cedhak semanak 'yang ramah tamah' . Good morning menjelang afternoon semuanya . Yang lagi belajar, yang lagi kerja, yang lagi nglamunin pacar, yang lagi susah dan gembira ." (JPI FM, 5 Maret 2003) . Penyiar sengaja menggunakan katakata yang informal dengan tujuan agar lebih komunikatif dan mudah dipahami oleh pendengarnya . Sebagian besar pendengarnya adalah lapisan masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga diperlukan komunikasi yang memasyarakat dan cedhak semanak . Dengan demikian akan dapat terjalin komunikasi yang yang interaktif dan terasa akrab, santai, dan familier kepada seluruh pendengar Radio JPI FM di Solo . Penekanan ragam bahasa penyiar radio yang kreatif dan kekeluargaan tersebut tampak dalam kalimat pembuka yang diucapkan oleh penyiar Radio JPI FM berikut : "Halo-halo . Met jumpa lagi para pendengar Radio JPI FM . Radionya wong Solo sing cedhak semanak 'orang Solo yang ramah tamah' . Good morning menjelang afternoon semuanya ." Selain tuturan-tuturan penyiar Radio JPI FM Solo di atas, dapat juga diperhatikan berbagai variasi bahasa penyiar yang lebih menekankan pemanfaatan campur kode dan alih kode untuk memikat para pendengamya . Hal itu tampak pada data (2) berikut ini . Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo Data (2) Penyiar : Halo-halo, "Met jumpa lagi wonten'dalam' pilihan lagu ndangdute JPI FM . Mas Bono telah slap "Nemeni joget Ian ngguyu barengbareng" ' menemani goyang dan tertawa bersama-sama' . DimasDiajeng di Solo, Sragen, dan sekitarnya . "Yo, yo,yo, sekarang joget bersama Mbak Evitamala . (Radio JPI FM, 7 Maret 2003) . Mengacu pada data (2) di atas bahwa penyiar menggunakan bahasa informal dan justru lebih menekankan pada penggunaan campur kode . Hal itu memang disengaja dan difungsikan untuk medekatkan komunikasi dengan para pendengarnya . Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor topik/acara siaran pada saat itu adalah "siaran joget bersama" . Oleh karena itu, ragam bahasa yang digunakan tentu saja ragam informal, sehingga dapat mendukung komunikasi secara interaktif dan menarik pendengar Radio JPI FM Solo . Meskipun demikian, tidak semua siaran menggunakan bahasa informal . Hal itu tampak pada saat siaran berita, informasi keluarga, dan siaran-siaran resmi dari RRI penyiar Radio JPI FM Solo yang menggunakan ragam bahasa formal . Penggunaan ragam bahasa formal dan informal silih berganti sesuai dengan konteksnya . FUNGSI RAGAM BAHASA PENYIAR RADIO JPI FM Pemakaian ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo sangat bervariasi dan diwarnai oleh campur kode dan alih kode . Hal itu memang disengaja oleh para penyiar radio untuk menarik simpati dari para pendengar Radio JPI FM Solo . Berdasarkan pengamatan penulis dari hasil siaran di Radio JPI FM Solo pemakaian variasi, kode, alih kode, campur kode dalam siarannya disengaja oleh penyiar dan memiliki fungsifungsi kemasyarakatan tertentu . Fungsifungsi kemasyarakatan variasi bahasa yang digunakan penyiar Radio JPI FM Solo dapat diuraikan sebagai berikut . Fungsi Puitik Fungsi puitik yaitu pemakaian bahasa untuk menciptakan karya yang estetis, seperti syair, slogan, dan motto . Para penyiar Radio JPI FM berusaha menarik simpati pendengarnya dengan memanfaatkan berbagai slogan, syair, lagu dan motto tertentu . Hal itu dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo untuk memperoleh sesuatu respon puitis dari para pendengamya . Fungsi puitik ini tampak pada data (3) berikut. Data (3) Penyiar : Selamat pagi Dimas diajeng. Jumpa lagi dengan Mas Ari dalam acara pilihan lagu pendengar. Dimas diajeng ingkang taksih tilem enggal wungu, ingkang dereng siram enggalenggal siram, Ian ingkang sampun slap tindak kantor ampun ngantos kesupen perlengkapanipun . 'Mark mari, yang masih tidur segera bangun, yang belum mandi segera mandi, dan yang sudah siap ke kantor jangan lupa peniengkapannya' . Bagaimana Dimas diajeng kalau kita dengarkan lagu "Kapan-kapan" dari Koes Plus sebagai pengiring aktivitas kerja Dimas diajeng . Selamat mendengarkan dan selamat beraktivitas. Penyiar : Dimas diajeng selamat bersantap pagi bersama Radio JPI FM Solo . Dimas diajeng yang berada di Solo Berseri, Sragen Asri, Klaten Bersinar, Boyolali Tersenyum, Wonogiri Sukses, dan dimana saja Dimas diajeng berada marl kita dengarkan lagu Ari Laso yang berjudul "Misted Illahi" . Dimas diajeng yang budiman, selamat mendengarkan . (Radio JPI FM, 8 Maret 2003) Merujuk data (3), penyiar (01) mencoba menyapa pendengar (02) dengan ragam bahasa Indonesia formal, seperti "Selamat 2 15 Humaniora Volume 16, No. 2, Juni 2004 : 211-222 pagi Dimas diajeng. Jumpa lagi dengan Mas Ari dalam acara pilihan lagu pendengar" . Sapaan penyiar Radio JPI FM Solo tersebut dimaksudkan untuk mencoba mencari simpati para pendengarnya . Dalam falsafah Jawa dikatakan bahwa tegur sapa adalah jalan komunikasi antara penutur (01) dan lawan tutur (02) . Penyiar Radio JPI FM Solo mencoba menerapkan falsafah Jawa tersebut untuk menjalin komunikasi dengan para pendengar setianya . Penyiar Radio JPI FM melanjutkan komunikasinya dengan beralih kode ke dalam bahasa Jawa berikut ini . Dimas diajeng ingkang taksih tilem enggal wungu, ingkang dereng siram enggal-enggal siram, Ian ingkang sampun slap tindak kantor ampun ngantos kesupen perlengkapanipun . 'Marl-man, yang masih tidur segera bangun, yang belum mandi segera mandi, dan yang sudah siap ke kantor jangan lupa perlengkapannya' .(Radio JPI FM Solo, 8 Maret 2003) Alih kode ke dalam bahasa Jawa dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo agar pendengar lebih merespon, lebih dekat, lebih semanak, dan menyesuaikan dengan karakter njawani masyarakat Solo . Pemakaian alih kode bahasa Jawa di atas dilakukan dengan kreatif dan bervariasi . Komunikasi yang dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo selain bertujuan untuk mendapatkan respon positif dan simpati dari para pendengar Radio JPI FM Solo juga dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi secara lisan pada saat penyiar Radio JPI FM Solo mengudara . Para penyiar Radio JPI FM mencoba menarik empati para pendengar Radio JPI FM yang tinggal di Solo, Sragen, Boyolali, Wonogiri, dan sekitarnya dengan menggunakan pilihan kata yang bernuansa puitik . Hal itu tampak dalam sapaan penyiar Radio JPI FM Solo pada saat mengudara berikut ini . Dimas diajeng selamat bersantap pagi bersama Radio JPI FM Solo . Dimas diajeng yang berada di Solo 216 Berseri, SragenAsri, Klaten Bersinar, Boyolali Tersenyum, Wonogiri Sukses, dan di mana saja Dimas diajeng berada marl kita dengarkan lagu Ari Laso yang berjudul "Misteri Illahi" . (Radio JPI FM Solo, 9 Maret 2003) Penyiar Radio JPI FM Solo menyapa penggemarnya dengan menyebutkan slogan daerah masing-masing dimaksudkan untuk lebih mendekatkan diri kepada para pendengar secara budaya dan karakteristik geografis masing-masing daerah . Fungsi tuturan penyiar Radio JPI FM yang puitik tersebut akan lebih menyentuh hati para pendengar Radio JPI FM Solo . Hal ini dilakukan karena warga Solo mayoritas berbudaya Jawa dan memiliki karakteristik berdasarkan adat, logat atau dialek sesuai dengan daerahnya masing-masing . Penyiar Radio JPI FM Solo memiliki kiat-kiat kreatif dengan nuansa puitik untuk menarik para pembacanya . Hal itu tampak dalam tuturan berikut ini . Para pendengar Radio JPI FM Solo yang budiman, Mas Bono sering mendengar bahwa para pendengar menginginkan puisi-puisi yang indah dalam pilihan lagu pendengar. Tenang saja, Mas Bono tidak akan mengecewakan Dimas diajeng pendengar Radio JPI FM Solo yang setia . Dimas diajeng yang tersayang, ada gurindam //Gendang gendut tali kecapi/Kenyang di perut senang di hati/Dimas diajeng bersenang hati/ Kalau dengarkan Radio JPI// . Nah, dengan gurindam tersebut, para pendengar Radio JPI FM Solo jangan sedih dan susah dengarkan terus Radio JPI FM Solo . (Radio JPI FM Solo, 9 Maret 2003). Gurindam yang disiarkan oleh penyiar Radio JPI FM Solo di atas menunjukkan contoh-contoh bahasa penyiar yang bernuansa puitik . Hal itu dilakukan penyiar Radio JPI FM Solo untuk menarik perhatian pendengar. Para pendengar Radio JPI FM Solo pada umumnya senang terhadap Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo bahasa humor yang bernuansa putik . Selain itu pendengar juga sering dihibur dengan humor dan diajak bercanda dengan bahasa . Sebagai contoh dapat diperhatikan contoh berikut ini . Para pendengar yang budiman, dengarkan gurauan Mas Boni berikut ini . Kandang beruang yang beruang lima itu dibuat oleh orang yang beruang . Setelah diamati oleh dokter, ternyata dia mati . Nah, coba tebak siapa beruang dan siapa yang mati? (Radio JPI FM Solo, 9 Maret 2003) Contoh di atas digunakan penyiar Radio JPI FM Solo untuk menimbulkan humor dengan bahasa . Penyiar memanfaatkan relasi kata hominim . Relasi kata beruang yang memiliki arti nama hewan, ruangan, dan orang kaya . Selain itu jugs memanfaatkan kata diamati dan dia mati . Penyiar juga memberikan slogan dan semangat yang puitik kepada para pendengar Radio JPI FM Solo untuk mendengarkan terus Radio JPI FM Solo . Hal itu tampak dalam siaran penyiar Radio JPI FM Solo berikut ini . Para pendengar Radio JPI FM yang cedhak semanak, rapatkan barisan, bulatkan tekad, dengarkan terus Radio JPI FM Solo . Kita jangan lupa puisi Chairil Anwar untuk selalu bersemangat "Tembus jelajah dunia, putar dan balikkan" . Jangan siasiakan hidup, dengarkan dan nikmati Radio JPI FM Solo, radionya orang Solo . (Radio JPI FM Solo, 10 Maret 2003) Siaran yang dikemukakan penyiar Radio JPI FM Solo di atas mengajak para pendengar Radio JPI FM Solo untuk senantiasa setia kepada Radio JPI FM Solo . Selain itu penyiar Radio JPI FM Solo juga berusaha untuk memberikan semangat dan motivasi dalam berjuang mengarungi kehidupan dengan bahasa-bahasa puitiknya . Fungsi Direktif Fungsi direktif yaitu penggunaan bahasa untuk menyuruh orang lain atau pendengar berbuat atau mengerjakan sesuatu . Komunikasi antarmanusia akan menimbulkan sikap memberi dan menerima dalam berbagai konteks . Para penyiar Radio JPI FM Solo menggunakan bahasa untuk menyuruh para pendengarnya melakukan aktivitas secara langsung dan tidak langsung . Para penyiar radio JPI FM Solo tidak mungkin diam seribu bahasa tanpa melakukan aktivitas komunikasi dengan pendengarnya . Oleh karena itu, penyiar Radio JPI FM Solo berusaha secara interaktif berkomunikasi dengan penggemar Radio JPI FM Solo . Fungsi direktif bahasa penyiar Radio JPI FM Solo untuk menyuruh pendengar melakukan sesuatu tampak pada data (4) berikut ini . Data (4) Penyiar : Dimas diajeng, kita ketemu lagi dalam pilihan lagu untuk pendengar . Dimas diajeng ingkang badhe kirim lagu 'Dimas diajeng silahkan yang akan berkirim lagu' . Nggak usah pekewuh'Tidak perlu malu' langsung saja tekan nomor 354578 JPI FM Solo . Kring . . .kring . . . kring (suara telepon dari pendengar) . Penyiar : Pagi . . . JPI FM . Di sini Mas AN stand by terus sepanjang hari . . . . ! Penelpon : Pagi juga Mas Ari . Badhe nyuwun lagu Mas AN . . . . Penyiar : Oke, silahkan Diajeng sapasapa keluarga dan teman-teman dahulu . Baru nanti saya putarkan lagu yang kamu inginkan . Pilih lagu apa aja boleh deh, asal bukan lagunya Jin dan Jun . Oke ? (Radio JPI FM, 8 Maret 2003) Merujuk data (4) di atas dapat diperhatikan komunikasi antara penyiar (01) dan pendengar (02) yang atraktif . Penyiar Radio JPI FM Solo menyapa pendengarnya dengan sopan santun, bahasa yang formal, dan dikuti alih kode dalam bahasa Jawa . Hal 217 Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222 itu dilakukan untuk memerintah atau menyuruh pendengar agar berkirim-kirim lagu melalui Radio JPI FM Solo via telepon . Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM Solo tersebut direspon oleh pendengarnya dengan menelpon ke Radio JPI FM Solo untuk meminta lagu kepada Mas Ari . Komunikasi antara penyaiar Radio JPI FM Solo dengan para pendengarnya menunjukkan fungsi direktif dari ragam bahasa yang digunakan oleh penyiar sudah tertata dengan baik sesuai dengan situasi, konteks, dan karakter pendengarnya . Hal itu dibuktikan simpati atau respon dad pendengarnya yang tampak pada percakapan pada data (4) tersebut . Interaksi tersebut tampak dalam sapaan penyiar Radio JPI FM Solo berikut. Penyiar : Dimas diajeng, kita ketemu lagi dalam pilihan lagu untuk pendengar" . Dimas diajeng ingkang badhe kirim lagu 'Marl-marl, silakan yang akan berkirim lagu' . Nggak usah pekewuh 'Tidak perlu malu' langsung saja tekan nomor 354578 JPI FM Solo . Kring . . .kring . . .kring (suara telepon dari pendengar) . Pendengar : Oke, silahkan Diajeng sapa-sapa keluarga dan temanteman dahulu . Baru nanti saya putarkan lagu yang kamu inginkan . Pilih lagu apa aja boleh deh, asal bukan lagunya Jin dan Jun . Oke ? (Radio JPI FM Solo) Penyiar Radio JPI FM Solo mencoba meminta para pendengar yang ingin diputarkan lagu agar berkirim salam dahulu kepada keluarga dan teman-temannya . Hal ini membuktikan bahwa komunikasi aktif penyiar Radio JPI FM Solo menyuruh para pendengarnya untuk berkirim-kirim salam dan meminta lagu kesukaannya mendapatkan respon positif dari para pendengar . Fungsi direktif yang dilakukan dalam komunikasi tersebut menunjukkan adanya hubungan interaktif antara penyiar Radio JPI FM Solo dan para penggemarnya . 218 Fungsi Fatis Fungsi fatis yaitu pemakaian bahasa untuk menciptakan suatu suasana hubungan antarpribadi (seperti pengucapan salam, selamat, dan ucapan kegembiraan mengadakan kontak dengan orang lain . Fungsi fatis akan terjadi ketika ada hubungan interaksi antarmanusia dalam kehidupan . Demikian pula halnya, pada saat penyiar Radio JPI FM Solo berkomunikasi dengan para pendengarnya . Fungsi fatis ini terlihat dalam setiap komunikasi penyiar Radio JPI FM Solo dalam berbagai acara yang disiarkan, balk berita, pilihan lagu, dan acara-acara lain . Para penyiar Radio JPI FM berinteraksi secara aktif dengan para penggemarnya . Fungsi fatis bahasa penyiar Radio JPI FM Solo dengan para penggemar Radio JPI FM Solo tampak pada data (5) berikut ini . Data (5) Penyiar : Halo, halo . . . Radionya JPI FM Solo di sini . . . . Penelpon : Assalamu'alaikum, Pak Guru . . . . Penyiar: Wa'alaikumsalam, Bu Guru Siapa ya ? Penelpon : Ah . . . Mas Ari ini pura-pura lupa atau benar-benar lupa ya . I N kan Bu Maryati, Mas Ari . . . kesupen ta? 'Masak lupa ' Penyiar : 0 . . . Bu Guru Maryati ta . . . . Selamat slang Bu Maryati . Gimana kabarnya nih keluarga di rumah . Semoga baik-baik aja, diberi rejeki yang banyak, dan tercapai apa yang dicita-citakan . Ha . . . . ha . . . . haOke Bu Maryati, sekarang silakan Ibu kirim-kirim salam deh kepada para pendengar di rumah . Penelpon : Oke Mas Ari,Saya mau kirim-kirim salam dulu deh . (Radio JPI FM Solo, 9 Maret 2003) Komunikasi pada data (5) menunjukkan hubungan interaktif antara penyiar Radio JPI FM dengan pendengarnya secara berkesinambungan, santai, dan bersahaja . Hal itu sangat jelas ditunjukkan dari sikap bahasa Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JPI FM Solo penyiar Radio JPI FM yang disesuaikan dengan keinginan pendengarnya . Kerjasama penyiar Radio JPI FM Solo dengan pendengarnya tampak dalam tuturan pembuka penelpon yang dijawab sinergis oleh penyiar Radio JPI FM Solo berikut ini . Penyiar : Halo, halo . . . Radionya JPI FM Solo di sini . . . . Penelpon : Assalamu'alaikum, Pak Guru . . . Penyiar: Wa'alaikumsalam, Bu Guru Siapa ya . .? Tuturan pembuka dari penelpon Radio JPI FM Solo yang merespon tuturan pembuka dari penyiar Radio JPI FM Solo diikuti dengan sapaan yang sepadan dan menyesuaikan, yaitu dengan kode bahasa Arab Assalamu'alaikum Pak Guru . Sapaan penelpon Radio JPI FM Solo tersebut disambut dengan jawaban penyiar Radio JPI FM Wa'alaikum salam Bu Guru . Percakapan interaktif tersebut terjadi dengan ragam bahasa yang santai dan penyiar Radio JPI FM menyesuaikan karakter bahasanya dengan karakter penggemar atau penelpon . Penyiar pun mengunakan ragam bahasa santai dan bersahaja karena menyesuaikan dengan konteks dan situasi pendengarnya yang memanggilnya dengan "Pak Guru" . Penyiar Radio JPI FM Solo tidak marahmarah sewaktu dipanggil "Pak Guru" tetapi justru mengikuti arus pendengar Radio JPI FM Solo dengan menjawab sapaan "Bu Guru" . Hal itu dilakukan oleh penyiar Radio JPI FM Solo untuk mengimbangi interaksi penggemarnya . Setelah diketahui identitasnya ternyata yang menelpon adalah Bu Guru Maryati . Komunikasi antara penyiar clan para penggemarnya menunjukkan hubungan interaktif dari ragam bahasa penyiar . Dengan demikian, .penyiar Radio JPI FM Solo sudah memanfaatkan bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi secara fatis . Fungsi Ekspresif Fungsi Ekspresif, yaitu pemakaian bahasa yang menunjukkan siapa pembicara, bagaimana perasaan atau sikapnya terhadap sesuatu . Fungsi ekspresif dalam komunikasi penyiar dan pendengar Radio JPI FM Solo terlihat jelas untuk menyampaikan perasaan seoarang penyiar maupun pendengar Radio JPI FM Solo . Perasaan yang dimaksud adalah perasaan senang, sedih, dan perasaan apa saja yang ingin diungkapkan atau diekspresikan kepada para pendengarnya . Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM Solo yang menunjukkan fungsi ekspresif ini dapat dilihat pada data (6) berikut ini . Data (6) Penyiar: Halo Dimas diajeng . . .di kota Solo . Met dengerin Radio JPI FM Solo . . . radionya wong Solo sing cedhak semanak . Kita Ketemu dalam acara pilihan lagu untuk kamu semuanya . Untuk yang kerja, yang main, yang tidur, yang bersedih dan semuanya . . . met dengerin lagu andalan Mas Didi Kempot "Stasiun Balapan" (Radio JPI FM Solo, 13 Maret 2003) . Penyiar: Dimas diajeng di kota Solo dan sekitarnya . Malam ini kita akan mendengarkan dan karaoke ria lagulagu campur sari . Lagu-lagu yang bernuansa Jawa yang cedhak semanak di hati masyarakat Solo dan sekitarnya . Sebelum kita dengarkan, saya akan menyanyikan salah satu lagu campur sari yang berjudul "Kena Godha" .// Nalikane dhek zaman semana/Tresnaku setya Ian mung tansah tuhu/ Anane ngalembana/ Sasat ore nate cidral Mule aku tansah animbangi/ Tresnaku ginawa math Ora ana lintang kang sumunar/Amung ndika pepujaku//. . . . Oke . Dimas diajeng sekarang kita dengarkan bersamasama lagu Mas Didi Kempot. (Radio JPI FM Solo, 14 Maret 2003) . Tuturan penyiar Radio JPI FM Solo pada data (6) menggunakan ragam nonformal untuk menyapa pendengarnya . Ragam nonformal tersebut dilakukan untuk menunjukkan sikap antusias dan simpatiknya kepada para pendengar . Tuturan sapaan yang 21 9 I#ananiaa Ht&rne 14 Alb . 2, ,Iuni 2004 : 211-222 dgtmakan oleh penyiar Radio JPI FM sangat akrab dan santai . Hal itu disesuaikan dengan slogan Radio JPI FM Solo -Radix" 1'h. Solo sing caak sentanak . Pang,* an akrab pare pendengar JPI FM Sob yaitu Dimas diajeng. Panggilan Dimas diajeng sebagai sebutan akrab pare pendengar Radio JPI FM Solo untuk menunjukkan kedekatan pare penyiar dan pendengar . Para pendengar Radio JPI FM Solo mendengarkan tuturan yang disampaikan oleh penyiar dengan ekspresif. Para pendwQw clan penyiar Radio mencoba mengekspresikan keinginannya . Para penyiar meminta pare pendengar Radio JPI FM Solo t ntA mendengarkan lagu-lagu camper sari . Dipiimya lagu-lagu campur sari karena lagu campur sari sangat dekat d hail masyarakat Solo dan bemuansa budaya Jawa. Oleh karena itu, penyiar Radio JPI FM mencoba mengekspresikan dengan menyanyikan lagu campur sari tersebut untuk menarik pe halan pare pendengamya. Hal iu tampak daiwn tuhxan penyiar Radio JPI FM Solo beriait ML Dimas diajeng di kota Solo dan sekitamya . Malam ini kita akan mendengarkan dan karaoke ria lagulagu campur sari . l.agu-lagu yang bemuansa Jawa yang cedrak semanak di hati masyarakat Solo dan selfarnya . Sebehan kia dengarkan, says akan menyanyikan salah sate lagu canrpcrsari yang berjuduf 9Cena Godha'. IlNalikane dhek zaman semana/Tresnaku setya Ian tuhul Anane mung tansah ngalembanal sasatora nails cadh Mida aku tansah animbangUriesnaku ginawa mats/ Ora ana lintang kang sumunarl Amung ndika pepujakull . . . . Oke. Dimas diajeng sekarang kita dwigarkan bersma-same lagu Mas Didi Kempot. (Radio JPI FM Solo, 14 Maret 2003). Dengan demican, tmjadlah hubungan irderak6f yang kompreherasr7 antara penyiar dan pendengar Radio JPI FM Solo . Penyiar 220 bra WW dekat d hail pare pendengar= nya dengan berbagai tuhuran ekspresif dan interaktif. Dengan begitu komunikasi aktif penyiar Radio JPI FM Solo dengan penggemamya dapat bedwgscxg secera *wgis . Fungal Referensial Fungsi referensial lebih menekankan pads pemakaian bahasa untuk menemukan, memecahkan dan memberikan informasi suatu permasalahan. Fungsi bahasa referensial ini tarnpak dalam berbagai acara di Radio JPI FM Solo, balk acara formal maupun nonfomial. Pemakaian bahasa penyiar Radio JPI FM Solo sangat bervariasi . Fungsi referensial bahasa penyiar Radio JPI FM Solo ini tampak dalam acara konsultasi psicologi atau keluarga . Had ifu tampak pads data (7) beriwt ini . Data 7 Penyiar: Dimas diajeng, ketemu lagi dalam acara konsultasi keluarga . Pada kesernpat n ini menghadrkan seorang psikolog dad UMS Ibu Chaia. Sebelumnya says perkenalkan bahwa lbu Chaia inl seorang psikolog dan juga staf pengajar psicologi di UMS. Pada kesempat an iii beiau dwndang ke Radio JPI FM Solo untuk menlaiwab pertanyaan-pertanyan para p yang budiman . Selanjutnya Bapakl lbul Dimas diajeng dapat langsung pencet nomor 375678. Penelpon : Sugeng slang Mas Bono? Mau bnya Mas Bono .. .. Bagaimana untuk memberitahu anak yang berani same prang tea. Kalau bisa dijawab yang jelas dan diberikan garbaran dalam sihuasi keluarga ya Mas Bono. Oke, gitu saja ya Mas Bono . Tak tunggu jawaban ya . Penylar : Sugeng siang juga Mbak., Gimana Bu Chada untolc menjawab pertanyaan tersebut? Sekarang ire penelpon Iota mergingiNcan gambaran nyata dalam kehidupan kekrarga . Muhammad Rohmadi, Karakteristik Bahasa Penyiar Radio JP! FM Solo Maksudnya bagaimana orang tua memberitahu anak agar tidak bandel . Silakan Bu Chaila . (Radio JPI FM, 20 Maret 2003) Dilihat dari data (7) tersebut dapat diketahui bahwa percakapan antara penyiar Radio JPI FM Solo dan pendengarnya dalam acara konsultasi keluarga dengan mendatangkan seorang psikolog dari UMS yaitu Ibu Chaila . Dengan demikian, variasi bahasa yang digunakan pun tetap semiformal tetapi tetap bersahaja . Hal itu dilakukan agar tetap terjalin komunikasi yang interaktif dan persuasif dengan pendengar Radio JPI FM Solo yang budiman . Tuturan tersebut tampak berikut : Dimas diajeng, ketemu lagi dalam acara konsultasi keluarga . Pada kesempatan ini menghadirkan seorang psikolog dad UMS Ibu Chaila . Sebelumnya saya perkenalkan bahwa Ibu Chaila ini seorang psikolog dan juga staf pengajar psikologi di UMS . Pada kesempatan ini beliau diundang ke Radio JPI FM Solo untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para pendengar yang budiman . Selanjutnya Bapak/Ibu/Dimas diajeng dapat langsung pencet nomor 375678 . Berdasarkan beberapa data di atas menunjukkan bahwa ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo sangat bervariasi dan kreatif dalam memunculkan ide dan gagasannya kepada para pendengarnya . Ragam bahasa yang digunakan banyak diwarnai campur kode dan alih kode bahasa Jawa khususnya karena para pendengar Radio JPI FM Solo mayoritas masyarakat Solo yang berbahasa Jawa, berbudaya Jawa adiluhung, dan memiliki loyalitas kejawaan yang sangat tinggi . Oleh karena itu, penyiar Radio JPI FM Solo pun memanfaatkan berbagai sisi dan kontekstual budaya untuk dapat mengisi dan mendekati pendengar Radio JPI FM Solo dengan pendekatan budaya dan bahasa, yaitu bahasa Jawa yang erat dengan kehidupan keseharian pendengar. Karakter masyarakat Solo yang dekat dengan budaya Jawa mendorong penyiar Radio JPI FM untuk menggunakan fungsi referensial sebagai salah satu alternatif untuk pendekatan kepada para pendengarnya . Penyiar Radio JPI FM Solo berusaha menyampaikan berbagai informasi, balk sosial, ekonomi, budaya, hukum, dan pendidikan . Hal itu dilakukan oleh penyiar Radio JPI FM Solo dalam berbagai acara, balk diskusi, tanya jawab, dan serba-serbi keluarga . Salah satu acara yang digunakan oleh penyiar Radio JPI FM Solo untuk memanfaatkan fungsi bahasa sebagai fungsi referensial itu tampak dalam acara konsultasi keluarga pada data (7) berikut ini . Data (7) Penelpon : Sugeng slang Mas Bono? Mau tanya Mas Bono . . . . Bagaimana untuk memberitahu anak yang berani sama orang tua . Kalau bisa dijawab yang jelas dan diberikan gambaran dalam situasi keluarga ya Mas Bono . Oke, gitu saja ya Mas Bono . Tak tunggu jawabannya . Penyiar: Sugeng slang juga Mbak ., Gimana Bu Chaila untuk menjawab pertanyaan tersebut? Sekarang ini penelpon kita menginginkan gambaran nyata dalam kehidupan keluarga . Maksudnya bagaimana orang tua memberitahu anak agar tidak bandel . Silakan Bu Chaila . (Radio JPI FM, 20 Maret 2003) SIMPULAN Berdasarakan uraian data-data siaran penyiar Radio JPI FM Solo di atas, dapat disimpulkan bahwa ragam bahasa penyiar banyak diwarnai campur kode dan alih kode ke dalam bahasa Jawa . Selain itu ragam penyiar Radio JPI FM Solo menggunakan bahasa formal dan informal dalam siarannya . Dalam siaran berita dan informasi-informasi formal para penyiar Radio JPI FM Solo menggunakan bahasa formal, sedangkan dalam acara-acara santai, seperti pilihan lagu untuk pendengar, konsultasi remaja, dan lain-lain, sering menggunakan bahasa 22 1 Humaniora Volume 16, No . 2, Juni 2004 : 211-222 gaul dan bersahaja . Hal itu memang disengaja oleh para penyiar Radio JPI FM Solo untuk menarik dan mendekati pendengar melalui pendekatan budaya khususnya bahasa Jawa. Karakteristik ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo tersebut selain untuk menarik simpati pendengar, juga memiliki fungsi-fungsi kemasyarakatan dalam pemakaian bahasanya . Fungsi ragam bahasa penyiar Radio JPI FM Solo antara lain memanfaatkan fungsi puitik, direktif, ekspresif, fatis, referensial, dan metalingual dalam interaksi pemecahan masalah antara penyiar dan pendengar. Selain itu, penyiar Radio JPI FM Solo berusaha untuk menghibur para pendengar dalam situasi dan kondisi tertentu . Hal ini menunjukkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang atraktif dan bervariatif dalam komunikasi individu maupun kelompok . Halliday, MAX 1973 . Exploration in the Function o f Language . London : Edward Arnold . DAFTAR RUJUKAN Nababan, RW J . 1991 . Sosiolinguistik . Jakarta : Gramedia Austin, J .L . 1962 . How to Things with Words . Cambridge : Harvard University Press . Anwar, Khaidir. 1989 . Fungsi Bahasa dan Peranan Bahasa : Sebuah I engantar. Yogyakarta. UGM Press. Bolinger, D . 1968 . Aspect of Language . New York: Harcourt, Brace and World, Inc . Devitt Michael and Kim Sterelny. 1989 . Language Pateda, Mansoer. 1990 . Sosiolinguistik. Bandung: Angkasa and Reality: An Introduction to The Philosophy of Language . Massachusetts : Massachusetts Institute of Teknology Fishman, J .A. 1975 . Sociolinguistics a Brief Introduction . Newbury House Publisher: Massachusetts. 222 Holmes, Janet . 1992 . An Introduction to Sociolinguistics . New York: Addision Wesley Logman Inc. Hudson . 1980 . An Introduction to Sociolinguistics . New York : Addision Wesley Logman Inc . Hymes, D . 1976 . "On the Comunicative Competence" dalam Pride dan Holmes (ed) . Sociolinguistics . Harmondsworth England : Pinguin Books . Hymes, Dell . 1989 . "Models of The Interaction of Language and Social Life" . In JJ Gumperz & Dell Hymes (Eds). Direction in Sociolinguistics . New York: Basil Blackwell Indriastuti, N .S .K. 1996. "Alih Kode dan Campur Kode dalam Siaran Radio : Analisis Sosiolinguistik" . Makalah PIBSI XVIII, 9-10 Desember 1996 . Yogyakarta : Sanata Dharma Press . Poedjosoedarmo, Soepomo . 1986. Kode dan Alih Kode . Yogyakarta : Balai Penelitian Bahasa. Suwito, 1996 . Sosiolinguistik . Surakarta : UNS Press . Wardaugh, Ronald . 1986 . An Introduction to Sociolinguistics . New York : Basi ; Blackwell Inc. Wahyudi, J .B . 1994 . Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran . Jakarta: Gramedia. Wijana, Putu . 1996 . Dasar-Dasar Pragmatik . Yogyakarta: Andi Offset.