1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah
bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya.
Penambahan dana, misalnya dengan masuknya investor baru, tentu tidak secara
langsung berarti peningkatan likuiditas kepemilikan. Perusahaan yang belum
menjadi perusahaan publik dapat meningkatkan kebutuhan dana dengan
menempuh beberapa alternatif, Jogiyanto (2010). Pertama, menjual saham
langsung kepada pemegang saham yang sudah ada sebelumnya. Kedua, menjual
saham kepada karyawan melalui Employee Stock Ownership Plan (ESOP).
Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment
plan). Keempat, menjual langsung saham kepada pembeli tunggal (misalnya,
investor institusional). Kelima, menjual saham kepada publik lewat pasar saham.
Menjual saham kepada publik melalui pasar modal disebut juga dengan go public
(Fitriani 2012).
Initial Public Offerings (IPO) atau disebut juga unseasoned equity offerings
adalah suatu peristiwa ketika untuk pertama kalinya suatu perusahaan menjual
atau menawarkan sahamnya kepada khalayak ramai (publik) di pasar modal.
Sebagian orang masih menganggap bahwa IPO merupakan salah satu cara
termudah dan termurah bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sebagai
konsekuensi dari semakin besarnya atau berkembangnya perusahaan serta
1
2
meningkatnya kebutuhan dana untuk investasi. Untuk itu banyak perusahaan
menempuh langkah IPO sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan kebutuhan
dana (Fitriani, 2012).
Ketika perusahaan akan melakukan IPO, perusahaan harus membuat
prospektus yang merupakan ketentuan yang ditetapkan oleh BAPEPAM, Husnan
(2005). Informasi prospektus dapat dibagi menjadi dua, yaitu informasi akuntansi
dan informasi non akuntansi. Informasi akuntansi adalah laporan keuangan yang
terdiri dari neraca, perhitungan rugi/laba, laporan perubahan ekuitas, laporan arus
kas, dan penjelasan laporan keuangan. Informasi non akuntansi adalah informasi
selain laporan keuangan seperti underwriter (penjamin emisi), auditor
independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang
ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lainnya. Investor menggunakan
informasi keuangan dan non- keuangan yang ada dalam prospektus ketika mereka
membuat investasi di pasar modal. Oleh karena itu prospektus merupakan salah
satu kunci dari berhasil tidaknya suatu IPO (Fitriani, 2012).
Pada saat perusahaan melakukan IPO, investor belum dapat mengetahui
banyak informasi mengenai perusahaan tersebut. Investor hanya memperoleh
informasi dari prospektus yang diterbitkan perusahaan sebelum melakukan
penawaran perdana. Dari informasi akuntansi dan non akuntansi dalam prospektus
itulah investor dapat menganalisis atau melakukan penilaian terhadap perusahaan
tersebut. Hasil analisis atau penilaian prospektus ini dapat digunakan investor
untuk membuat berbagai keputusan atau kesimpulan. Misalnya, apakah investor
akan membeli saham perusahaan tersebut, apakah prospek perusahaan tersebut
3
bagus, dan apakah harga saham perdana yang ditawarkan relatif sesuai atau wajar
dengan kondisi perusahaan, Kim et al.(1995) dalam Ardiansyah (2004).
Harga saham perusahaan yang melakukan IPO, dijual di pasar perdana
ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi
(underwriter). Sedangkan harga saham di pasar sekunder (setelah IPO) ditentukan
oleh mekanisme pasar, yaitu permintaan dan penawaran, Ardiansyah (2004).
Harga saham perdana biasanya dipengaruhi oleh biaya emisi di pasar modal.
Biaya tersebut meliputi: biaya administrasi, biaya pencatatan awal, biaya untuk
mengikuti peraturan pasar yang ditentukan, biaya penerbitan prospektus untuk
publikasi, public expose, dan fee akuntan (Fitriani, 2012).
Ada tiga kemungkinan yang akan terjadi dalam menentukan harga saham.
Pertama, harga di pasar sekunder lebih rendah dari harga di pasar perdana
(overpricing). Kedua, harga di pasar sekunder sama besar dengan harga di pasar
perdana (truepricing). Kemungkinan terakhir, harga di pasar sekunder lebih besar
dibanding harga di pasar perdana (underpricing), Nilmawati (2007). Underpricing
adalah adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga
saham di pasar perdana atau saat IPO. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai
initial return (IR) atau positif return bagi investor. Kondisi ini mendorong para
penanam modal untuk membeli saham. Selanjutnya harga akhirnya kuat pada
suatu titik keseimbangan tertentu antara kekuatan permintaan dan penawaran
(Fitriani, 2012).
Kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan
go public, karena dana yang diperoleh dari go public tidak maksimum. Sebaliknya
4
bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi, karena mereka tidak
menerima Initial Return (return awal). Initial Return (IR) adalah keuntungan yang
diperoleh pemegang saham karena perbedaan harga saham yang dibeli di pasar
perdana (saat IPO) dengan harga jual saham yang bersangkutan di hari pertama di
pasar sekunder. Para pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisir
underpricing, karena terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer
kemakmuran dari pemilik kepada para investor, Beatty(1989) dalam Arman
(2012) .
Fenomena underpricing yang terjadi di berbagai pasar modal disebabkan oleh
adanya informasi asimetri. Informasi asimetri ini dapat terjadi antara emiten dan
penjamin emisi, maupun antar investor. Untuk mengurangi adanya informasi
asimetri maka perusahaan yang akan go public menerbitkan prospektus yang
berisi berbagai informasi perusahaan yang bersangkutan. Prospektus memuat
rincian informasi serta fakta material mengenai penawaran umum emiten baik
berupa informasi keuangan maupun non keuangan. Informasi yang diungkapkan
dalam prospektus akan membantu investor untuk membuat keputusan yang
rasional mengenai resiko dan nilai saham sesungguhnya yang ditawarkan emiten,
Kim et al.(1995) dalam Ardiansyah (2004).
Penelitian ini mencoba untuk menganalisis serta menduga bahwa terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi return saham baik pada saat IPO (initial return)
maupun return di pasar sekunder (return 7 hari setelah IPO). Penelitian ini
menggunakan periode pengamatan 7 hari setelah IPO untuk mengetahui apakah
informasi dalam prospektus juga berpengaruh pada return saham di pasar
5
sekunder, dengan menggunakan informasi yang berupa prosentase penawaran
saham, umur perusahaan, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen
yang diduga mempengaruhi variable dependen yang berupa initial return dan
return 7 hari setelah IPO. Variabel-variabel independen tersebut diambil karena
dari berbagai penelitian terdahulu terdapat ketidakkonsistenan hasil penelitian,
sehingga masih perlu dilakukan penelitian kembali terhadap variabel-variabel
tersebut.
Pada variabel prosentase penawaran saham , hasil penelitian Emilia et al.
(2008) menyatakan bahwa prosentase penawaran saham secara negatif tidak
berpengaruh signifikan terhadap initial return dan return 1 bulan setelah IPO.
Penelitian Apriliani dan Nikmah (2006) menyatakan bahwa prosentase penawaran
saham tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return awal dan return 15
hari setelah IPO. Sedangkan penelitian Nasirwan (2000) menemukan bahwa
secara statistis signifikan variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap return 15
hari setelah IPO.
Pada variabel umur perusahaan, hasil penelitian Arman (2012) menyatakan
bahwa umur perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham, penelitian Apriliani dan Nikmah (2006) menyatakan bahwa variabel
kontrol umur perusahaan menunjukkan pengaruh signifikan terhadap return awal
dan return 15 hari sesudah IPO. Sedangkan hasil penelitian Nasirwan (2000)
membuktikan bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
return awal dan retur 15 hari setelah IPO.
6
Pada variabel ukuran perusahaan, hasil penelitian Arman (2012) menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing
saham. Penelitian Apriliani dan Nikmah (2006) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan dan positif terhadap return awal. Sedangkan
penelitian Ardiansyah (2004) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap Initial Return.
1.2
Rumusan Masalah
Permasalahan yang muncul berkaitan dengan kinerja perusahaan terhadap
initial return dan return 7 hari setelah IPO adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh antara prosentase penawaran saham terhadap initial
return ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap initial return ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap initial return ?
4. Apakah terdapat pengaruh antara prosentase penawaran saham terhadap return
7 hari setelah IPO ?
5. Apakah terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap return 7 hari
setelah IPO ?
6. Apakah terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap return 7 hari
setelah IPO ?
7
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh prosentase penawaran saham terhadap initial return
2. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap initial return
3. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap initial return
4. Menganalisis pengaruh prosentase penawaran saham terhadap return 7 hari
setelah IPO
5. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap return 7 hari setelah IPO
6. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap return 7 hari setelah IPO
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat bagi investor maupun calon investor saham adalah dapat menjadi
tambahan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dan
agar diperoleh return secara optimal.
2. Manfaat bagi perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
perusahaan dalam melakukan penawaran perdana (IPO) untuk memperoleh
dana yang maksimal.
3. Manfaat bagi masyarakat umum adalah dapat mengamati kinerja pasar modal
dengan melihat efisiensi pasar modal yang digambarkan dengan kinerja
perusahaan.
8
4. Manfaat bagi kalangan akademis adalah diharapkan bisa sebagai dasar acuan
bagi pengembangan penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya manajemen keuangan.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dilakukan pada perusahan yang bergerak pada
industri perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga akhir tahun 2012.
Sedangkan variabel yang diteliti antara lain: prosentase penawaran saham, umur
perusahaan, dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Sedangkan
variabel dependen adalah Initial Return dan Return 7 hari setelah IPO.
Download