BERITA TERKINI Kombinasi Montelukast Plus Corticosteroid Intranasal Efektif Mengatasi Obstructive Sleep Apnea pada Anak penelitian ini, 752 pasien diterapi (secara terbuka, open label) dengan kombinasi montelukast oral dan corticosteroid intranasal selama 12 minggu. Terapi montelukast kemudian dilanjutkan selama 6-12 bulan lebih lanjut bila gejala menetap; jika tidak berespons dengan terapi direkomendasikan operasi tonsiladenektomi. T erapi kombinasi montelukast bersamaan dengan corticosteroid intranasal merupakan alternatif yang efektif di samping operasi sebagai terapi pasien anak-anak dengan OSA (obstructive sleep apnea) ringan. Simpulan ini merupakan hasil penelitian retrospektif Dr. David Gozal dkk. dari Chicago’s Comer Children’s Hospital. Hasil penelitian ini sudah disampaikan dalam jurnal CHEST 2014. OSA (obstructive sleep apnea) merupakan kondisi yang sering terjadi dan mengenai kurang lebih 1-3% anak-anak. Morbiditas pada anak-anak yang menderita OSA diantaranya adalah gangguan tidur, gangguan perkembangan dan cor pulmonale. Selain itu juga ditemukan potensi gangguan neuropsikologik dan kognitif, termasuk performa akademik yang lebih rendah, dan gangguan behavioral dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mengalami gangguan OSA. Pada umumnya anak-anak dengan OSA memiliki pembesaran kelenjar adenotonsil dan adenotonsilektomi biasanya menjadi terapi yang efektif. Dahulu diperkirakan bahwa operasi dapat menyembuhkan 100% penyakit ini, namun ternyata angka kekambuhan cukup tinggi dan operasi juga disertai dengan risiko. Beberapa alternatif non-bedah diantaranya adalah pemberian obat anti inflamasi, namun hingga kini efektivitasnya belum diketahui pasti. Penelitian memperlihatkan bahwa pemberian terapi corticosteroids atau montelukast bisa mengurangi proliferasi jaringan tonsiler dan adenoid. Penelitian Dr David Gozal dkk. adalah penelitian retrospektif yang melibatkan data dari 3071 anak penderita OSA dari tiga pusat penelitian, diantaranya 836 anak sehat usia 2-14 tahun yang secara klinik dan secara polisomnografi didiagnosis OSA ringan. Diantara pasien yang diikutsertakan dalam Hasil penelitian secara keseluruhan memperlihatkan bahwa manfaat terapi kombinasi pada >80% pasien. Tindakan tonsiladenektomi terpaksa dilakukan pada 12,3% anak dalam penelitian ini. Polysomnography pada 445 anak dalam penelitian memperlihatkan adanya perbaikan tidur hingga normal pada 62% anak; sejumlah 17,1% tidak memperlihatkan perbaikan tidur atau perburukan OSA. Pada pasien anak yang tidak mengalami perbaikan, anak-anak dengan usia yang lebih besar (>7 tahun dengan odds ratio 2,3, 95% CI 1,43-4,13) dan obesitas (OR 6.3 dengan skor z indeks masa tubuh lebih dari 1,65, 95% CI 4,23-11,18) tampaknya lebih tidak berespons terhadap terapi kombinasi. Para ahli dalam penelitian ini berpendapat bahwa kombinasi terapi ini dapat menggantikan operasi yang biasanya dilakukan pada anak-anak dengan OSA ringan. Banyak ahli lain mengatakan tidak ada salahnya mencoba terapi kombinasi ini sebelum mengambil keputusan operasi. Walau demikian para ahli setuju perlu dilakukanya penelitian acak prospektif. Simpulannya, terapi kombinasi montelukast plus corticosteroids intranasal merupakan terapi alternatif yang efektif di samping operasi pada pasien anak dengan OSA ringan. (YYA) REFERENSI: 1. Anuntaseree W, Rookkapan K, Kuasirikul S, Thongsuksai P. Snoring and obstructive sleep apnea in Thai school-age children: prevalence and predisposing factors. Pediatr Pulmonol. 2. Goldbart AD, Greenberg-Dotan S. Tal A. Montelukast for children with obstructive sleep apnea: A double-blind, placebo-controlled study Pediatrics 2012; 130: e575–80. 3. Kheirandish-Gozal L, Bhattacharjee R, Bandla HPR, Gozal D. Anti-inflammatory therapy outcomes for mild OSA in children. Chest. 2014. doi:10.1378/chest.13-2288. Internet [cited 2014 Feb 4. Nixon GM, Kermack AS, Davis GM, Manoukian JJ, Brown KA, Brouilette RT. Planning adenotonsillectomy in children with obstructive sleep apnea: The Role of Overnight Oximetry. 2001;32:222–7. 10]. Available from: http://journal.publications.chestnet.org/article.aspx?articleid=1828401 Pediatrics 2004;113;e19–25. 836 CDK-222/ vol. 41 no. 11, th. 2014