Peran Selenium dalam Kasus Malnutrisi Pasien

advertisement
BERITA TERKINI
Peran Selenium dalam Kasus Malnutrisi Pasien
Penyakit Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisis
M
alnutrisi cukup umum ditemukan
pada pasien penyakit ginjal kronis
yang
menjalani
hemodialisis,
sebagai bagian dari kondisi yang disebut
sindrom
kompleks
malnutrisi-inflamasi
malnutrition–inflammation complex syndrome
(MICS). Salah satu faktor yang mempengaruhi
patogenesis MICS adalah stres oksidatif.
Tingginya stres oksidatif pada pasien penyakit
ginjal kronis meningkatkan produksi senyawa
oksigen reaktif dan mengganggu produksi
antioksidan endogen.1
Salah satu mikronutrien yang cukup sering
defisien pada pasien hemodialisis adalah
selenium. Selenium merupakan mikromineral
yang berperan sebagai kofaktor bagi
beberapa enzim (selenoprotein, misalnya
glutathione peroxidase) yang berperan dalam
regulasi hormon tiroid, pertahanan tubuh
terhadap radikal bebas (sebagai antioksidan),
dan imunitas tubuh2. Salah satu enzim yang
diketahui membutuhkan kofaktor selenium
yaitu glutathione peroxidase.1 Sudah pernah
terbukti pula bahwa kadar selenium dan
penanda status gizi, seperti albumin serum,
memiliki korelasi positif kuat (r=0,61, p<0,01).
Bahkan abnormalitas kadar albumin serum
lebih sering ditemukan pada pasien yang
menjalani peritoneal dialysis.3 Defisiensi
selenium, selain berhubungan dengan
kejadian malnutrisi pada pasien penyakit
ginjal kronis yang menjalani hemodialisis;
telah diketahui berhubungan dengan
penyakit kardiovaskular terkait aterosklerosis,
peningkatan risiko infeksi virus, dan bahkan
peningkatan risiko mortalitas.2
Kebutuhan selenium orang sehat menurut
Angka Kecukupan Gizi orang Indonesia (2004)
adalah 30 mg/hari.4 Makin lanjut stadium
penyakit ginjalnya, kadar selenium cenderung
makin rendah. Kandungan selenium dalam
makanan sangat tergantung dari tanah tempat
sumber makanan (baik hewani maupun
nabati). Jika tanah setempat mengandung
cukup selenium, praktis tidak akan ada kasus
hiposelenemia. Telah diketahui pula bahwa
suplementasi selenium pada pasien penyakit
ginjal kronis tidak berefek terhadap aktivitas
glutathione peroxidase, namun pada pasien
dialisis, efek ini justru ada.5
Untuk menilai peran selenium dalam konteks
malnutrisi; Salehi dkk melakukan sebuah
penelitian acak, tersamar ganda, placebo-
controlled melibatkan 80 orang pasien
hemodialisis stabil tanpa penyakit akut
atau infeksi aktif selama minimal 3 bulan.
Subjek dibagi atas dua kelompok yaitu
kelompok penerima suplemen selenium
200 mcg per oral atau plasebo, sekali sehari
selama 12 minggu. Subjek yang sudah
mendapat terapi antioksidan seperti vitamin
E, vitamin C, alpha-lipoic acid (ALA), asam
lemak omega-3; dieksklusi dari penelitian
ini. Kemudian dilakukan pengukuran kadar
beberapa parameter seperti lipoprotein
serum, malondialdehyde (MDA), interleukin-6
(IL-6), high-sensitivity C-reactive protein (hsCRP),
homocysteine, ferritin, dan transferrin. Hasil akhir
penelitian diambil berdasarkan perubahan
hasil penilaian subjektif global subjek dan
skor malnutrisi-inflamasi di akhir fase terapi.
Ternyata kedua hasil akhir penelitian ini
berbeda bermakna antara kelompok yang
mendapat selenium dan yang tidak (p<0,001
untuk kedua parameter). Kadar MDA serum
turun signifikan (p<0,001) dan kadar IL-6
meningkat (p=0,016). Untuk parameter
sisanya, tidak ada perbedaan bermakna antara
kelompok selenium dan plasebo.1
Disimpulkan bahwa selenium sebagai salah
satu komponen suplementasi mikronutrien
cenderung berperan untuk pasien penyakit
ginjal kronis dengan hemodialisis, khususnya
dalam aspek memperbaiki kondisi malnutrisi
dengan meredakan stres oksidatif dan
inflamasi.1 Studi ini tidak menilai efek
hiposelenemia terkait progresivitas penyakit
ginjal pada pasien-pasien penyakit ginjal
kronis, sampai saat ini uji klinis masih relatif
sedikit dan belum dapat disimpulkan besarnya
pengaruh hiposelenemia terhadap perjalanan
klinis penyakit ginjal.2 (HLM)
REFERENSI:
1.
Salehi M, Sohrabi Z, Ekramzadeh M, Fallahzadeh MK, Ayatollahi M, Geramizadeh B, et al. Selenium supplementation improves the nutritional status of hemodialysis patients: a randomized,
double-blind, placebo-controlled trial. Nephrol Dial Transplant 2013; 28: 716-23.
2.
3.
Iglesias P, Selgas R, Romero S, Diez JJ. Selenium and kidney disease. J Nephrol 2013; 26 (2): 266-272.
Dworkin B, Weseley S, Rosenthal WS, Schwartz EM, Weiss L. Diminished blood selenium levels in renal failure patients on dialysis: correlations with nutritional status. Am J Med Sci 1987;
293 (1): 6-12.
4.
5.
Tabel Angka Kecukupan Gizi 2004 bagi Orang Indonesia.
NKF KDOQI Guidelines. KDOQI Clinical Practice Guideline for Nutrition in Children with CKD: 2008 Update [Internet]. 2008 [accessed 2013 Jul 21]. Available from: http://www.kidney.org/
professionals/KDOQI/guidelines_ped_ckd/cpr6.htm
CDK-215/ vol. 41 no. 4, th. 2014
277
Download