Fulltext - Jurnal Ilmiah Mahasiswa

advertisement
Public Perceptions About the Existence of PLTS in Jorong Eel River in Community
Economic Improvement in District Mapattunggul Pasaman.
By :
Parbawati* Edi Suarto**Ade Irma Suryani**
Geography Education College Student of STKIP PGRI Western Sumatra*
Geography Education Lecturers of STKIP PGRI Western Sumatra**
ABSTRACT
The background of this research conditions in the Eel River District of Mapattunggul
Jorong Pasaman before any assistance from the government in the form of solar useful for lighting.
Before the existence of PLTS in Jorong Eel River District of Mapatunggul Pasaman public use
kerosene lamps, and sebagain again using diesel or ginset to meet the electricity needs. Existence
of PLTS in Jorong Eel River District of Mapatunggul Pasaman expected to increase rural
productivity both in the field of agriculture and industry folk handicrafts and cottage industries as
well as an increase in social activities. This study aims to know and analyze how public perception
of the existence of PLTS in Jorong Eel River in the economic boom in the District Mapattunggul
Pasaman. This type of research is classified into qualitative research, here informants were taken
by purposive sampling and informants in this study is the people who use solar as a means of
illumination in Jorong Eel River District of Mapattunggul Pasaman. Selanjtnya data were collected
through wawancra, observation and documentation, after the data were obtained, the data were
analyzed melalului imaging techniques words. The results of field research that people have the
perception of the existence of solar in the economic boom in Jorong Eel River District of
Mapattunggul Pasaman as follows: First. Existence of PLTS can help in reducing the burden on
the community to fund the lighting equipment, people feel more satisfied with their solar because
it costs little, and PLTS can operate for 24 hours. Second. Found no negative impact on the
economy in the awakening PLTS communities Jorong Eel River. Society has constraints in
operating PLTS for operators in Eel River Jorong not fully understand about solar.
Keywords: Public Perception, PLTS
Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan PLTS di JorongSungai Belut Dalam
Peningkatan Ekonomi Masyarakat DiKecamatan Mapattunggul
KabupatenPasaman
Oleh:
Parbawati*Edi Suarto**Ade Irma Suryani**
Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat*
Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat**
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi kondisi masyarakat di Jorong Sungai Belut Kecamatan
Mapattunggul Kabupaten Pasaman sebelum adanya bantuan dari pemerintah berupa PLTS yang
berguna untuk penerangan. Sebelum keberadaan PLTS di Jorong Sungai Belut Kecamatan
Mapatunggul Kabupaten Pasaman masyarakat memakai lampu minyak tanah, dan sebagain lagi
menggunakan diesel atau ginset untuk memenuhi kebutuhan listrik. Keberadaan PLTS di Jorong
Sungai Belut Kecamatan Mapatunggul Kabupaten Pasaman diharapkan dapat untuk meningkatkan
produktifitas desa baik dalam lapangan pertanian maupun industri kerajinan rakyat dan industri
rumah tangga serta peningkatan kegiatan dibidang sosial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana persepsi
masyarakat tentang keberadaan PLTS di Jorong Sungai Belut dalam peningkatan ekonomi
masyarakat di Kecamatan Mapattunggul Kabupaten Pasaman. Jenis penelitian ini tergolong
kedalam penelitian kualitatif, disini informan penelitian diambil secara Purposive sampling
daninforman dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menggunakan PLTS sebagai alat
penerangan di Jorong Sungai Belut Kecamatan Mapattunggul Kabupaten Pasaman. Selanjtnya data
dikumpulkan melalui wawancra, observasi dan studi dokumentasi, setelah data penelitian
diperoleh maka data dianalisis melalului teknik penggambaran kata-kata.
Hasil dari penelitian dilapangan bahwa masyarakat mempunyai persepsi terhadap
keberadaan PLTS dalam peningkatan ekonomi masyarakat di Jorong Sungai Belut Kecamatan
Mapattunggul Kabupaten Pasaman sebagai berikut: Pertama. Keberadaan PLTS dapat membantu
dalam mengurangi beban masyarakat untuk membiayai alat penerangan, masyarakat merasa lebih
puas dengan adanya PLTS karena biayanya kecil, dan PLTS dapat beroperasi selama 24 jam.
Kedua. Tidak ditemukan dampak negatif di bangunnya PLTS terhadap perekonomian masyarakat
di Jorong Sungai Belut. Masyarakat mempunyai kendala dalam mengoperasikan PLTS karena
operator yang ada di Jorong Sungai Belut tidak memahami sepenuhnya tentang PLTS.
Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, PLTS
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pembangunan
pada
hakikatnya
merupakan suatu proses kemajuan dan
perbaikan yang terus menerus menuju
kepada tercapainya tujuan yang di inginkan.
Secara umum, tujuan yang ingin dicapai
adalah
terciptanya
peningkatan
kesejahteraan masyarakat secara lebih
merata dan adil untuk mencapai tujuan
tersebut, maka segenap potensi dan sumber
daya pembangunan yang ada harus
dialokasikan secara efisien dan efektifitas
demi
peningkatan
produksi
secara
keseluruhan.
Alam S (2007:32) menyatakan bahwa
tujuan pembanguna nasional yang dilakukan
mengarah pada suatu tujuan. Tujuan ini
terbagi atas tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek
pembangunan nasional adalah peningkatan
taraf hidup, kecerdasan, dan kesejehteraan
masyarakat yang semakin adil dan merata
serta meletakkan landasan yang kuat untuk
tahappembanguna berikutnya. Pembangunan
jangka panjang bertujuan mewujudkan suatu
masyarakat adil makmur dan merata,
material, spiritual, berdasarkan pancasila
didalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu
dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram,
merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
Penduduk merupakan kekayaan bangsa
dan sekaligus sebagai modal dasar
pembangunan, karena penduduk tidak hanya
berperan sebagai pelaksana pembangunan
tetapi juga menjadi sasaran pembangunan.
Oleh
sebab
itu
untuk
menunjang
keberhasilan pembangunan nasional dan
regional yang bertujuan meningkatkan
kesejahteraan
penduduk,
maka
perkembangan penduduk perlu diarahkan
kepada
pengendalian
kuantitas,
pengembangan kualitas, sehingga memiliki
ciri dan karakteristik yang menguntungkan
pembangunan.
Undang-undang RI No.25 tahun 2004
tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional telah menggaris bawahkan hakikat
pembangunan nasional adalah pembangunan
indonesia
seluruhnya.
Pembangunan
dilakukan secara merata diseluruh pelosok
tanah air dan tidak hanya satu golongan atau
sebagian masyarakat, serta harus dapat
diarasakan seluruh rakyat sebagai perbaikan
tingkat hidup, berkeadilan sosial yang
menjadi tujuan dan ciri-ciri kemerdekaan
bangsa.
Energi merupakan kebutuhan mutlak
bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia
dan
pembangunan
Negara,
namun
kenyataannya
masih
banyak
daerah
tertinggal dan terpencil di Indonesia yang
belum dapat menikmati energi listrik. Jorong
Sungai Belut termasuk daerah tertinggal
yang belum dialiri energi listrik dari PLN,
untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah
Pusat
melalui
Kementerian
Negara
Pembangunan Daerah Tertinggal (KNPDT)
memberikan bantuan berupa Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Undang-undang RI Nomor 30 tahun
2009 tentang ketenaga listrikan pada pasal 4,
yaitu: untuk penyediaan tenaga listrik
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 1,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menyediakan dana untuk:
1) Kelompok masyarakat tidak mampu
2) Pembangunan sarana penyediaan
tenaga di daerah yang belum
berkembang
3) Pembangunan tenaga listrik di daerah
terpencil dan perbatasan
4) Pembangunan listrik pedesaan.
Alam S (2007:31-32) menyatakan
pembangunan merupakan suatu proses
perubahan yang terus menerus menuju
perbaikan
segala
bidang
kehidupan
masyarakat dengan berdasarkan pada
seperangkat nilai yang dianut, yang
menuntun masyarakat untuk mencapai
tingkat kehidupan yang didambakan.
Pembangunan disini lebih diarahkan pada
pembangunan potensi, inisiatif, daya kreasi,
dan kepribadian dari setiap warga
rakyat.dalam proses ini terjadi transformasi
kearah
yang
lebih
baik,
dengan
pembangunan,
masyarakat
diharapkan
semakin mampumengelola alam bagi
peningkatan kesejahteraannya. Namun hal
ini tidaklah berarti bahwa pembangunan
akhirnya hanya menganggu keseimbangan
ekosistem dan interaksi manusia dengan
alam. Pembangunan menurut orientasi masa
depan bagi kelestarian manusia dan alam.
Pembangunan
ketenaga
listrikan
bertujuan untuk menjamin ketersediaan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup,
kualitas yang baik, dalam rangka
meningkatkan
kesejahteraan
dan
kemakmuran rakyat secara adil dan merata
antara lain dengan: Mendorong peningkatan
ekonomi
masyarakat
pedesaan,
meningkatkan kualitas bidang pendidikan
dan kesehatan, mendorong produktifitas
ekonomi, sosial dan budaya masyarakat
perdeesaan, memudahkan dan mempercepat
masyarakat
perdesaan
memperoleh
informasi dari media elektronika serta media
komunikasi lainnya dan meningkatkan
keamanan dan ketertiban masyarakat
perdesaan.
Didalam upaya pemerintah dalam
menyukseskan
cita-cita
pembangunan
nasional untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pemerintah berupaya melakukan
pembangunan sarana dan prasarana fisik,
disamping meningkatkan sumber daya
manusia salah satu pembangunan sarana dan
prasarana adalah dengan adanya PLTS di
Jorong
Sungai
Belut
Kecamatan
Mapattunggul Kabupaten Pasaman demi
meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam
segala bidang, baik sosial, budaya, maupun
ekonomi.
Tidak berbeda halnya dengan rumah
tangga, masyarakat juga selalu dihadapkan
pada banyak keputusan dan pelaksanaan.
Suatu masyarakat harus memutuskan
pekerjaan-pekerjaan apa saja yang harus
dikerjakan,
siapa,
bangimana
mengerjakannya.
Suatumasyarakat
membutuhkan
orang-orang
untuk
menghasilkan
pangan,
oarang
yang
membuat sandang, oarang yang membangun
rumah, oarang yang membuat kendaraan,
dan
seterusnya.
Setelah
masyarakat
mengalokasikan tenaga kerjanya untuk
melakukan berbagai pekerjaan, masyarakat
harus mengalokasikan tenaga kerjanya untuk
melakukan banyak pekerjaan, masyarakat
harus mengalokasikan autput yaitu keluran
atau hasil dari suatu proses produksi barang
yang dihasilkan.
Keberadaan PLTS di Jorong Sungai
Belut Kecamatan Mapatunggul Kabupaten
Pasaman
diharapkan
dapat
untuk
meningkatkan produktifitas desa baik dalam
lapangan pertanian maupun industri
kerajinan rakyat dan industri rumah tangga
serta peningkatan kegiatan dibidang sosial
seperti, penyuluhan kelurga berencana,
kegiatan
pendidikan,
kesehatan
dan
keagamaan serta kegiatan keolahragaan.
Adanya PLTS di Jorong Sungai Belut
masyarakat tidak hanya sekedar menikmati
dan merasakan lampu listrik, tetapi juga
berupaya untuk meningkatkan taraf hidup
masyrakat di Jorong Sungai Belut.
Kondisi masyarakat di Jorong Sungai
Belut Kecamatan Mapattunggul Kabupaten
Pasaman sebelum adanya bantuan dari
pemerintah berupa
PLTS yaitu untuk
penerangan sebagian masyarakat memakai,
lampu minyak tanah, dan sebgain lagi
menggunakan diesel atau ginset. Untuk
memenuhi kebutuhan listrik sebagian
masyarakat memaki diesel sebagai sumber
listriknya, untuk menghidupkan peralatan
elektronikanya seperti TV, kulkas dan lainlain. Tentunya masyarakat di Jorong Sungai
Belut untuk mengoperasi dieselnya pun
membutuhkan bahan bakar utnuk dieselnya
yang mana tarif BBM (bahan bakar minyak)
dari waktu terus meningkat, kebutuhan
bahan
bakar
bensin/
solar
untuk
mengoperasikan ginset yaitu sekitar Rp
120.000 perbulan dan hanya beroperasi
sekitar 5 jam pada malam harinya, yaitu dari
pukul 18.00 WIB-23.00 WIB, hal ini sangat
mempengaruhi perekonomian masyarakat,
yang dimana sebagian besar pekerjaan
masayarakat di Jorong Sungai Belut adalah
sebagai petani.
Berdasarkan latar belakang di atas
penulis tertarik meneliti dengan judul
“Persepsi
Masyarakat
Tentang
Keberadaan PLTS di Jorong Sungai
Belut dalam Peningkatan Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Mapattunggul
Kabupaten Pasaman”.
Tujuan Penelitian :
Berdasrkan fokus penelitian di atas,
maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis secara mendalam tentang:
Persepsi masyarakat tentang Keberadaan
PLTS
dalam
peningkatan
ekonomi
masyarakat di Jorong Sungai Belut
Kecamatan
Mapattunggul
Kabupaten
Pasaman.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara
holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata- kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
(Maleong, 2010:6).
Penelitian ini dilaksanakan di Jorong
Sungai Belut Kecamatan Mapattunggul
Kabupaten Pasaman pada tahun 2015.
Informan dalam penelitian ini adalah
masyarakat, wali Nagari dan pemuka
masyarakat yang bermukim di Jorong
Sungai Belut.
Informan penelitian ini diambil secara
propsive sampling yaitu penelitian yang
melakukan sendiri informan penelitian
berdasarkan tujuan penelitian. Untuk itu
dilakukan terlebih dahulu bahwa orang yang
dipilih dapat memberikan informasi yang
diinginkan.
Informan
adalah
orang
yang
dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Sebagai anggota masyarakat dan kebaikan
atau kesukarelaan dia dapat memberikan
pandangan tentang nilai, sikap dan
kebudayaan yang menjadi latar penelitian
setempat (Meleong, 2010:90).
PEMBAHASAN
Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) merupakan pembangkit listrik yang
mengubah energi surya menjadi listrik.
Pembangunan ketenaga listrikan bertujuan
untuk menjamin ketersediaan tenaga listrik
dalam jumlah yang cukup, kualitas yang
baik, dalam rangka
meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara adil dan merata antara lain dengan:
Mendorong
peningkatan
ekonomi
masyarakat pedesaan, meningkatkan kualitas
bidang
pendidikan
dan
kesehatan,
mendorong produktifitas ekonomi, sosial
dan
budaya
masyarakat
perdesaan,
memudahkan dan mempercepat masyarakat
perdesaan memperoleh informasi dari media
elektronika serta media komunikasi lainnya
dan meningkatkan keamanan dan ketertiban
masyarakat perdesaan.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Rahmat (2007: 51) menyatakan “persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
atau hubungan-hubungan yang diperoleh
dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan”. Dari kutipan diatas
dapat dikemukakan bahwa persepsi adalah
merupakan suatu opini atau tanggapan
seseorang terhadap pengalamannya tentang
PLTS.
Masyarakat memiliki persepsi yang
baik tentang keberadaan PLTS karena
dengan keberadaan PLTS di Jorong Sungai
Belut
Masyarakat
dengan
mudah
menggukan listrik yang berasal dari Energi
surya menjadi listrik. Hal ini mengurangi
pembiayaan alat penerangan yang biasanya
menggunakan
lampu
dinding
yang
membutuhkan
minyak
tanah
utuk
menghidupnya dan sedangkan sekarang
menggunakan PLTS energi dari cahaya
matahari.
Pembangunan PLTS dapat membantu
masyarakat dalam mengurangi beban untuk
membiayai alat penerangan, Masyarakat
merasa lebih puas dengan adanya PLTS
karena biayanya lebih kecil. PLTS dapat
beroperasi selama 24 jam dan masyarakat
dapat menggunakannya untuk berbagai
pekerjaan seperti menghidupkan leptop,
memprint sehingga mengurangi biaya bagi
pemakai leptop dan mesin print, yang
biasanya masyarakat memprint ketempat
jauh dari jorong sungai belut dan
membutuhkan biaya untuk pergi kesana.
Dengan adanya PLTS ini yang beroperasi
selama 24 jam maka pengguna mesin print
dapat memprint kapan saja dan tidak
mengeluarkan
biaya
yang
banyak.
Keberadaan PLTS diterima dengan baik olah
masyarakat Jorong Sungai Belut karena
pengoperasiannya dianggap sangat mudah,
tidak berisik dan yang utama menghemat
pemakaian minyak tanah sabagai bahan
bakar lampu dinding dan ginset/disesel yang
biasa mereka gunakan untuk menghidupkan
televisi. Dengan berdirinya PLTS tidak
mempunyai dampak negatif terhadap
perekonomian masyarakat. Di Jorong Sungai
Belut masyarakat mempunyai kendala dalam
mengoperasikan PLTS karena operator yang
ada di Jorong Sungai Belut tidak memahami
sepenuhnya cara memperbaiki kerusakan
PLTS.
Operator
terpaksa
harus
menghubungi
operator
pusat,
untuk
menghubungi operator pusat kota sangat
susah karena tidak ada jaringan telepon dan
ponsel di Jorong Sungai Belut.
KESIMPULAN
1. Keberadaan PLTS dapat membantu
dalam mengurangi beban masyarakat
untuk membiayai alat penerangan,
masyarakat merasa lebih puas dengan
adanya PLTS karena biayanya kecil,
dan PLTS dapat beroperasi selama 24
jam.
2. Tidak ditemukan dampak negatif di
bangunnya
PLTS
terhadap
perekonomian
masyarakat
di
Kejorongan
Sungai
Belut.
Masyarakat mempunyai kendala
dalam mengoperasikan PLTS karena
operator yang ada di Jorong Sungai
Belut tidak memahami sepenuhnya
tentang PLTS.
SARAN
1. Diharapkan pada masyarakat di
Jorong Sungai Belut untuk lebih
memperhatikan dan mempelajari
bagaimana
cara
memperbaiki
kerusakan-kerusakan PLTS tersebut,
serta cara pengelolaannya sehingga
PLTS dapat bertahan lebih lama.
2. Diharapkan pada masyarakat untuk
memelihara lingkungan disekitar
PLTS sehingga PLTS akan tetap
terjaga.
3. Diharapkan pada pemakai PLTS
untuk menghemat pemakaian arus
listrik agar arus PLTS bisa
mencukupi setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong.
2010.
Metode
Kualitatif.
Bandung:
Rosdakarya.
Penelitian
Remaja
Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
S Alam, 2007. Ekonomi untuk SMA dan MA
Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Sugiono.2009.Metodologi
Penelitia
Kualitatif. Bandung : Cv alfabeta.
Undang-undang no 30 tahun 2009. Tentang
Ketenaga Listrikan. Jakarta
Download