Bahasa tak sekadar sistem tanda: Berkenalan dengan Ludwig Wittgenstein Mata kuliah Filsafat Bahasa Riko, S.S. Bahasa adalah…. Wittgenstein memang tidak seperti Saussure yang dengan sengaja menelusuri hakikat bahasa. Sebab, pemikirannya mengenai bahasa lebih terfokus kepada analisis konsep-konsep filosofis. Para filsuf abad XX semakin menyadari bahwa problem-problem dan konsep-konsep filsafat dapat dijelaskan melalui analisis bahasa. Konsep-konsep seperti, “kebenaran”, “keadilan”, “kewajiban”, dan “kebaikan”, akan mendapatkan kejelasan ketika diuraikan melalui analisis bahasa atau analisis penggunaan ungkapan bahasa. Tradisi inilah yang dikelompokkan sebagai “Filsafat Analitik” atau “Filsafat Analitika Bahasa”. Tradisi ini berkembang menjadi berbagai macam aliran seperti, (1) Atomisme Logis; (2) Positivisme Logis; dan (3) Filsafat Bahasa Biasa. Kendati demikian, secara sistematis dapat dipahami bahwa Wittgenstein melihat bahasa (hakikat bahasa) di dalam bukunya yang monumental Philosophical Investigations sebagai “Bentuk Kehidupan” atau “Form of Life”. “Here the term "language-game" is meant to bring into prominence the fact that the speaking of language is part of an activity, or of a form of life” (Wittgenstein,1986:23). Menurut Marie McGinn (2002:57) …. Pemikiran Wittgenstein tentang bahasa tersebut mengindikasikan bahwa bahasa secara esensial terlekat di dalam struktur aktivitas yang merupakan bentuk kehidupan. Hampir semua aktivitas yang dilakukan manusia selalu melibatkan penggunaan bahasa. Keterlibatan tersebut bisa terjadi secara instrinsik, atau bahkan kadang bahasa adalah landasan bagi setiap aktivitas manusia. Language-Games … Oleh karena beragamnya “Bentuk Kehidupan” yang terdapat di dalam kehidupan sehari-hari, maka Wittgenstein menamakan Bentuk-Bentuk Kehidupan tersebut sebagai Language-Games. Contoh language-games… (Wittgenstein, 1986:23) Giving orders, and obeying them— Describing the appearance of an object, or giving its measurementsConstructing an object from a description (a drawing)— Reporting an event— Speculating about an event— Forming and testing a hypothesis— Presenting the results of an experiment in tables and diagrams— Making up a story; and reading it— Play-acting— Singing catches— Guessing riddles— Making a joke; telling it— Solving a problem in practical arithmetic— Translating from one language into another— Asking, thanking, cursing, greeting, praying. Tapi… Meskipun Wittgenstein mengemukakan beberapa contoh language-games di atas, bukan berarti Wittgenstein bermaksud untuk memberikan rumus baku tentang cara menggunakan masing-masing language-games tersebut. Wittgenstein mengatakan, “And this multiplicity is not something fixed, given once for all; but new types of language, new language-games, as we may say, come into existence, and others become obsolete and get forgotten” (Wittgenstein, 1986:23). Metode Pengkajian Bahasa menurut Wittgenstein … Prinsip pengkajian bahasa dalam perspektif language-games adalah grammatical investigations. Wittgenstein mendeskripsikan grammatical investigations sebagai sesuatu yang mengingatkan diri sendiri tentang jenisjenis pernyataan yang diungkapkan manusia ketika menghadapi suatu fenomena (Wittgenstein, 1986:90; McGinn, 2002:13). Pengkajian bahasa berdasarkan sistem tanda tidak akan mengungkapkan apa-apa, selain hanya mendapatkan perbedaan tanda-tanda (Wittgenstein, 1986:13). Jika tanda-tanda itu ingin dianggap sebagai sesuatu yang bermakna (memiliki kehidupan), maka tanda-tanda itu harus digunakan (Wittgenstein, 1998:4). Maka, pengkajian bahasa yang tepat adalah dengan mendeskripsikan penggunaan tandatanda yang terdapat di dalam suatu ungkapan bahasa. Ungkapannya yang terkenal … For a large class of cases—though not for all—in which we employ the word "meaning" it can be defined thus: the meaning of a word is its use in the language (Wittgenstein, 1986:43). Menurut McGinn (2002:13-14) … Penggunaan konsep “grammar” di dalam prinsip grammatical investigations tidak merujuk kepada konsep bahasa dalam pandangan tradisional maupun sistem tanda, melainkan tentang cara kita menggunakan kata-kata dan struktur praktik tentang cara kita menggunakan bahasa. Wittgenstein mengungkapkan contoh tentang penggunaan istilah “grammar” sebagai berikut: “The grammar of the word "knows" is evidently closely related to that of "can“, "is able to". But also closely related to that of "understands". ('Mastery' of a technique)” (Wittgenstein, 1986:150) Menurut Fogelin (2006:49) … Jika kita ingin mengerti makna suatu kata atau ekspresi dengan cara menguji penggunaannya di dalam bahasa, maka pencarian aturan-aturan yang mengatur penggunaan suatu kata atau ekspresi adalah hal yang wajar. Wittgenstein mengemukakan keterkaitan antara makna dan aturan sebagai berikut: “A meaning of a word is a kind of employment of it. For it is what we learn when the word is incorporated into our language” (Wittgenstein, 1969:61). “That is why there exists a correspondence between the concepts 'rule' and 'meaning‘” (Wittgenstein, 1969:62). Auf Wiedersehen… Udeh yee….