B.5. Inovasi khusus di Industri PT. Semen Padang - PEEN

advertisement
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Special Submission:
PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG
DENGAN TEKNOLOGI
WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG)
PT. SEMEN PADANG
2013
0
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
KATEGORI: □ Gedung
 Industri – Special Submission
NAMA KEGIATAN:
PENGHEMATAN ENERGI MELALUI PEMANFAATAN GAS BUANG DENGAN TEKNOLOGI
WASTE HEAT RECOVERY POWER GENERATION (WHRPG) DI PT. SEMEN PADANG
INFORMASI UMUM:
Nama Perusahaan
: PT. Semen Padang
Alamat
: Jalan Raya Indarung, Padang, Sumatera Barat
Jumlah Pegawai
: 1748 orang
Jenis Industri/Gedung : Industri Semen
Usia Industri/Gedung : 103 tahun
Bidang Usaha
: Manufaktur Semen
Contact Person:
Nama
: Ir. Ahmad Aris
Jabatan
: Ka. Departemen Litbang dan Jaminan Kualitas
Telephone
: (0751) 202071
Mobile phone
: 08126601808
Fax
: (0751) 202044
E-mail
: ahmad.aris@semen padang.co.id
RINGKASAN KEGIATAN:
PT. Semen Padang (PTSP) adalah industri semen tertua di Asia Tenggara, berdiri
sejak 1910. PTSP berada di Indarung, Padang, Sumatera Barat dan memiliki 4 (empat) line
produksi, yaitu : Indarung II (1980), Indarung III (1984), Indarung IV (1993), dan Indarung
V (1998). Total kapasitas produksi semen adalah 6.500.000 ton/tahun. Saat ini PTSP
tergabung dalam Semen Indonesia Group.
Untuk meningkatkan daya saing, PTSP melakukan efisiensi pada semua bidang
termasuk energi. Program efisiensi energi yang telah diimplementasikan adalah
pemanfaatan gas buang yang dikonversikan menjadi energi listrik melalui teknologi Waste
Heat Recovery Power Generation (WHRPG) rr
pada line pabrik Indarung V.
Biaya proyek pembangunan WHRPG adalah Rp. 240 Miliar, melalui investment
cost sharing 60:40 (Nedo–Jepang dengan PTSP). Dengan pola ini maka implementasi
WHRPG menjadi layak bagi PTSP dengan parameter kelayakan: IRR 29.2% dan payback
period 3.87 tahun. Proyek WHRPG ini meliputi pemasangan Boiler, Turbine & Generator ,
Cooling Tower, dan Demineralizer Water Plant.
1. DAMPAK
Dengan beroperasinya WHRPG terdapat pengurangan pemakaian listrik PLN
sebesar 8.5MW (7.6MW nett) setara dengan 19% konsumsi listrik Pabrik Indarung V atau
7% dari total konsumsi listrik PTSP. WHRPG juga memberikan dampak terhadap
peningkatan kinerja Electrostatic Precipitator, penurunan pemakaian air pendingin yang
dibuang ke lingkungan dari 145 m3/h menjadi 30 m3/h, penurunan pemakaian air pendingin
conditioning tower dari 26.704 kg/h menjadi 4.806 kg/h, penurunan temperatur gas buang
cooler dari 310°C menjadi 125°C, dan pengurangan emisi CO2 sebesar 43.117 ton/tahun.
1
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
SERTIFIKASI DAN DUKUNGAN
PT Semen Padang dengan ini setuju untuk mengizinkan Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(DJEBTKE-ESDM) untuk mengunjungi pabrik dan memverifikasi keaslian data.
Pemberitahuan dua minggu di awal sebelum kunjungan untuk pengaturan dan persiapan yang
diperlukan.
Kami dengan ini juga mengizinkan DJEBTKE-ESDM untuk mempublikasikan seluruh
bentuk informasi yang kami sampaikan, tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PT Semen
Padang untuk kebutuhan publikasi internal dan website. Selain hal tersebut, diperlukan izin
tertulis dari PT Semen Padang.
Kami, yang bertanda tangan menyatakan bahwa informasi yang diberikan adalah benar dan
akurat dan siap dengan persetujuan dari pihak terkait.
PT. Semen Padang,
Ir. Ahmad Aris
Department of Research Development & Quality Assurance
Email : [email protected]
2
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
1. LATAR BELAKANG INOVASI
Gambar 1.1: Proses Pembuatan Semen dan Potensi Inovasi
Pembangunan WHRPG dilatarbelakangi oleh:
1. Adanya potensi gas panas buang yang diperoleh dari suspension preheater (360 °C)
dan Air Quenching Cooler (310°C) untuk membangkitkan tenaga listrik yang cukup
signifikan.
2. Harga beli listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang cenderung naik setiap
tahun.
3. Mengurangi beban pendinginan di conditioning tower sehingga bisa menjaga kadar
emisi gas di bawah ambang batas maksimal.
4. Isu lingkungan terkait pencemaran lingkungan oleh gas CO2 dapat dikurangi.
2. DESAIN TEKNOLOGI
1. Gas panas dari Suspension preheater (SP) yang memiliki suhu 360°C dengan flow
265.000 Nm3/jam, digunakan untuk memanaskan air dari Boiler Feed Water (BFW) yang
bersuhu 195°C dengan flow 15.5 ton/jam sehingga menghasilkan steam dengan suhu
320°C dengan flow 25.5 ton/jam.
2. Gas panas dari Air Quenching Cooler (AQC) dengan suhu 310°C dan flow 400.000
Nm3/jam, digunakan untuk memanaskan air dari Boiler Feed Water (BFW) dengan suhu
92°C dan flow 19.8 ton/jam sehingga menghasilkan steam dengan suhu 270°C dan flow
19.6 ton/jam.
3. Steam hasil pemanasan SP boiler dan AQC bolier digabungkan dan dialirkan ke turbin
yang menggerakkan generator dan mampu menghasilkan listrik mencapai 8.5 MW.
3
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Gambar 1.2: Desain Proses WHRPG
3. DAMPAK TEHADAP PERUSAHAAN
3.1 Investasi
Pembangunan WHRPG ini dilaksanakan dengan kerjasama antara Pemerintah Indonesia
dengan NEDO-Jepang melalui skema Clean Development Mechanism (CDM) dengan
total biaya Rp. 240 Miliar. Biaya proyek pembangunan tersebut ditanggung bersama
dengan pola investment cost sharing 60:40 (NEDO-Jepang dengan PTSP). Selama proyek
pembangunan terjadi transfer teknologi WHRPG antara PTSP dengan NEDO-Jepang dari
sisi perencanaan, engineering, konstruksi hingga commissioning.
Gambar 3.1: Aktifitas Proyek pembangunan WHRPG
4
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
3.2 Payback Period
Parameter kelayakan:
- IRR
29.24%
- NPV (Rp.)
- Payback Period (PBP)
109,263,369
3.87 Tahun
3.3 Dampak Lingkungan
WHRPG beroperasi dengan memanfaatkan air buangan bekas pendingin pabrik sebagai
sumber air baku. Pengoperasian WHRPG tidak menggunakan bahan bakar tambahan
(energi primer), hanya memanfaatkan energi yang tekandung dari sisa gas buang. Dengan
dioperasikannya WHRPG, dampak langsung terhadap lingkungan adalah sebagai berikut:
1. Penurunan emisi CO2 sebanyak 43.117
ton/tahun
2. Penurunan temperatur cerobong cooler
dari 310°C menjadi 125°C
3. Penurunan pemakaian air pendingin di
conditioning tower dari 26.704 kg/h
menjadi 4.806 kg/h.
4. Penurunan air buangan yang dibuang ke
lingkungan dari 145 m3/h menjadi 30
m3/h
Gambar 3.2: Environment Benefit
3.4 Dampak Ekonomi
 Produksi Energi Listrik
Pengoperasian WHRPG ini mengurangi kebutuhan listrik yang dipasok dari PLN
sebesar 7,6 MW (netto) atau setara dengan 19% dari total konsumsi energi listrik
Pabrik Indarung V, atau sekitar 7 % dari kebutuhan total konsumsi listrik PTSP. .
Berikut data produksi energi listrik WHRPG disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Produksi listrik WHRPG 2011-2013
Years
Total Produksi
Listrik WHRPG
(kWh)
2011
2012
2013*
10.198.505
47.921.196
40.070.500
Total energi
Listrik
98.190201
Harga
Listrik
PLN
(Rp/kWh)
642.07
625.74
675.19
Biaya Op.
WHRPG
(Rp/kWh)
2.33
76.91
80.73
Total
Benefit
Total Benefit (Rp.)
6,524,391,589
26,300,590,001
23,820,309,430
56,645,291,019
5
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 (bulan September), total produksi energi
listrik WHRPG adalah 98,190201 MWh atau setara dengan Rp. 56,645,291,019,00
 Konsumsi Energi Listrik
Berikut data konsumsi energi listrik dari PLN di Indarung V dari tahun 2010 s/d 2013
(bulan Oktober).
Gambar 3.3: Konsumsi Energi Listrik Indarung V
Diketahui dari data diatas bahwa rata-rata konsumsi energi listrik yang diperoleh dari
PLN setiap tahun di Indarung V turun sampai dengan 72.15 kWh/ton semen.
4. TINGKAT PARTISIPASI DAN KETERLIBATAN
 Komitmen Manajemen
Gambar 4.1: Kerangka kerjasama proyek WHRPG
6
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Proyek pembangunan WHRPG ini
merupakan
tindak
lanjut
program
kerjasama Kementerian Perindustrian
Republik Indonesia dengan Jepang
(NEDO)
berdasarkan
MoU
yang
disepakati tanggal 15 Januari 2009.
Kemudian ditindakalanjuti manajemen
PTSP dengan perjanjian kerjasama tanggal
17 Mei 2010. Berdasarkan perjanjian
diatas,
PTSP
berkomitmen
untuk
melakukan penghematan emisi CO2
sebesar 43.117 ton/tahun. Proyek ini
diresmikan pada tanggal 16 Oktober 2011.
 Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi proyek pembangunan WHRPG
Gambar 4.3: Struktur Organisasi Tim Proyek WHRPG
Setelah pembangunan WHRPG selesai, tugas dan tanggung jawab operasional WHRPG
dikelola dibawah Biro Tenaga, Departemen Produksi V - Direktorat Produksi. Berikut
struktur organisasinya:
7
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Gambar 4.4: Struktur Organisasi WHRPG di bawah Departemen Produksi V
 Aktivitas dan Training
Berikut jadwal pelaksanaan proyek WHRPG
Gambar 4.5: Jadwal Pelaksanaan Pembangunan WHRPG
8
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Kegiatan
training
sistem
pengoperasian WHRPG diberikan
kepada karyawan dengan instruktur
dari Jepang.berupa
1. On site training dan pendampingan
selama commisioning dan operasi
selama 1 bulan.
2.Training pengoperasian dan perawatan di workshop JFE-Jepang.
5. REPLICABILITY
5.1. Praktik dan Langkah-langkah Manajemen


Dilakukan studi kelayakan untuk proyek yang sama di Pabrik yang lain antara lain di
Project baru Indarung VI dengan kapasitas 8.5 MW
Tahun 2014 akan dilakukan pembangunan WHRPG di Tuban (Pabrik Semen
Indonesia Group) dengan kapasitas 28 MVA.
5.2. Teknologi
Pembangunan proyek WHRPG di PTSP ini adalah pembangunan WHRPG yang pertama kali
diterapkan di industri semen di Indonesia dan teknologi ini dapat diimplementasikan di
seluruh pabrik semen.
6. PERENCANAAN PROGRAM EFISIENSI ENERGI
Keberlanjutan kegiatan efisiensi energi di PTSP telah dituangkan dalam roadmap kegiatan
efisiensi energi listrik dan energi panas (thermal) yang akan dilakukan sampai dengan tahun 2015,
sebagai berikut
9
FORMULIR APLIKASI
PENGHARGAAN EFISIENSI ENERGI NASIONAL 2013
KATEGORI MANAJEMEN ENERGI PADA INDUSTRI DAN BANGUNAN GEDUNG
Gambar 6.1: Roadmap program efisiensi energi listrik
Gambar 6.2: Roadmap progam efisiensi energi panas(thermal)
7. KONSTRIBUSI KHUSUS DAN MANFAAT PROYEK UNTUK INDONESIA
Kontribusi khusus dan manfaat dari proyek WHRPG ini untuk Indonesia antara lain:
• Berpartisipasi dalam program pemerintah untuk mengurangi emisi CO2.
• Berpartisipasi dalam menghambat laju pemanasan global.
• Berpartisipasi mengurangi ketergantungan energi listrik dari energi primer.
8. KONSTRIBUSI KHUSUS DAN MANFAAT PROYEK UNTUK WILAYAH ASEAN
Teknologi ini dapat diimplementasikan di industri semen yang sama di negara-negara
ASEAN . Jika proyek ini dapat diadopsi dan segera diterapkan di kawasan ASEAN , maka
cadangan batubara, minyak atau bahan bakar tak terbaharukan lainnya yang digunakan
untuk menghasilkan energi listrik dapat dihemat dan emisi gas dapat dikurangi secara
signifikan .
10
Download