Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN INTERNET DAN GAYA FASHION MAHASISWA Prijana Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Padjadjaran [email protected] ABSTRACT – The aim of the research: to know and explain the behavior of shopping on line with the presence of internet campus; know and explain the result of consuming the internet information that is associated with the orientation of the actions symbolically. Research Method: grounded research. Research Results: Students provide the welcoming response of the presence of free internet. They choose to approach the library campus with free internet. The intensity of the visit to the library increased since the presence of free internet. Users like line online for information fashion. User Men prefer merk and newness to select fashion. While user women prefer unique to choose fashion. User men like fashion hair that moderate, such as old school. While user women tend to select hair care and more conservative. Here consumers online have dual needs response. The presence of students as consumers online in the library campus original purpose to do the task - the task lecture and then ( secondary ) to shopping online information world fashion. In the habit of behavior ( information behavior ), the destination position can may upside down, even before they were looking for lecture material online, they first need rilek moment (enjoy) with internet browsing activities. They have the level of need, i.e. if an information that is he was looking for it to have the value of the high needs, then they will find the information in more detail, complete, and hunt ( Quarry ). If a information while he was looking for it have the value that needs less, so they will search for information hopefully alone without you walk further. They prefer to compare fashion that used in its social environment. Online information about fashion looks powerful and made the primary source of information. While they are rarely use secondary sources of information. In his social environment, they usually prefer a friend that gadgetry and fashionable as a source of information. Keywords: Shoping online, fashionable, internet ABSTRAK - Tujuan penelitian: untuk mengetahui dan menjelaskan perilaku shopping on line dengan hadirnya internet kampus; mengetahui dan menjelaskan akibat mengkonsumsi informasi internet, yang dikaitkan dengan orientasi tindakan simboliknya. Metode penelitian: grounded research. Hasil penelitian: Mahasiswa memberikan respon welcoming atas kehadiran internet gratis. Mereka memilih untuk mendekat perpustakaan kampus dengan internet gratis. Intensitas kunjungan ke perpustakaan meningkat semenjak hadirnya internet gratis. Users menyukai shoping online untuk informasi fashion. User laki-laki lebih menyukai merk dan newness untuk memilih fashion. Sementara user perempuan lebih menyukai yang unik untuk memilih fashion. User laki-laki menyukai fashion rambut yang moderat, seperti old school. Sementara user perempuan cenderung untuk memilih perawatan rambut dan lebih konservatif. Disini konsumen online memiliki respon kebutuhan ganda. Kehadiran mahasiswa sebagai konsumen online di perpustakaan kampus tujuan awalnya untuk mengerjakan tugas – tugas perkuliahan dan selanjutnya ( secondary ) untuk shopping online informasi dunia fashion. Dalam kebiasaan perilakunya ( information behavior ), posisi tujuan bisa mungkin terbalik, yakni sebelum mereka mencari materi perkuliahan online, mereka terlebih dahulu butuh rilek sejenak (enjoy) dengan melakukan aktivitas browsing internet. Mereka memiliki level of need, yakni jika suatu informasi yang sedang ia cari itu memiliki nilai kebutuhan yang tinggi, maka mereka akan mencari informasi itu secara lebih detail, lengkap, dan memburu ( Quarry ). Jika suatu informasi yang sedang ia cari itu memiliki nilai kebutuhan yang kurang, maka mereka akan mencari informasi sedapatnya saja tanpa menelusur lebih jauh. Mereka suka membandingkan fashion yang digunakan di lingkungan sosialnya. Informasi online tentang fashion tampak kuat sekali dan dijadikan sumber informasi primer. Sementara mereka itu jarang sekali menggunakan sumber informasi sekunder. Dalam lingkungan sosialnya, biasanya mereka lebih memilih teman yang gadget dan fashionable sebagai sumber ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 283 284 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN informasi. Denis McQuail (1989) sudah jauh-jauh Kata kunci: Belanja Online, Fashionable, Internet hari mengatakan bahwa media baru internet akan membangkitkan lembaga PENDAHULUAN peran informasi perpustakaan yang selama sebagai ini tidak Up date fasilitas perpustakaan dengan didapatkan dari Media Massa. Peran inilah yang memperluas akses internet gratis tampak seperti membuka jalan dan memberi ruang interaktif gayung bersambut dengan semakin tingginya penggunanya. Media interaktif ini jumlah kampus. mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan Fasilitas layanan yang ditawarkan saat ini tidak kampus. Sebelumnya Lerner (1958) dalam karya lagi terbatas pada informasi buku teks, melainkan yang terkenal ‘The Passing of Traditional Society’ juga informasi digital. mengemukakan bahwa media, khususnya internet pengunjung perpustakaan memikat Munculnya kesadaran baru akan informasi bisa mendobrak tradisionalisme dan mendorong fashion di komunitas mahasiswa membangkitkan gerak modernitas. Ia mengatakan bahwa Internet mereka untuk menjadi ingin tahu tentang trend mempertinggi fashion. Mereka berbondong-bondong memburu inspirasi, memperluas wawasan, memungkinkan internet gratis yang difasilitasi perpustakaan manusia untuk membayangkan, untuk berkhayal, fakultas. Memang diakui bahwa layanan internet dan menginginkan alternatif lebih baik bagi diri gratis diadakan semenjak gedung perpustakaan sendiri maupun lingkungannya. harapan Mahasiswa pindah ke tempat yang baru. Mahasiswa tampak manusia, menyukai memberi internet untuk asik-asik menyukai layanan internet. Mereka mencari informasi akademik dan up date fashion. terkadang melakukannya dengan berkelompok Tampilan fashion mereka memenuhi ruang-ruang ataupun sendiri saja. Mereka terlihat sekali happy- layanan perpustakaan, seperti layaknya di Mall. happy Setiap tertawa riang kecil yang terkadang ke kampus, mereka selalu setia membuat noise lingkungan ruangan. Sesekali mengunjungi perpustakaan untuk maksud mencari tingkah laku mereka di hadapan internet dengan informasi fashion di internet. Perilaku pencarian tiba-tiba memekik suara dan tak jarang menjadi informasi yang demikian ini, apakah yang disebut pusat dengan litered atau melek informasi. perhatian orang sekitarnya. Tindakan mereka itu bukanlah tindakan impulsif. Mereka Menarik untuk dilakukan suatu penelitian semangat sekali tatkala menemukan informasi yang lebih up to date tentang fenomena pencarian yang amat dicari. Perilaku rame-rame bareng- informasi fashion yang diakses mahasiswa melalui bareng teman itulah perilaku mereka ketika internet perpustakaan Kampus. Penelitian ini tidak mencari informasi internet di Perpustakaan. hanya membatasi ruang kajian yang hanya fokus Perilaku demikian dikatagorikan sebagai tindakan pada proses perilaku pencarian informasi saja, kolektif dalam pencarian informasi di internet melainkan juga akan mengkaji tentang efek (collective seeking-information). mengkonsumsi informasi fashion yang akan dikaitkan dengan orientasi tindakan simboliknya. Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 285 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Rumusan masalah dalam penelitian ini Barangkali hasil penelitian Kuhlthau ini menarik adalah mengamati perilaku shopping on line dan untuk dijadikan conseptual framework dalam mengkaji efek mengkonsumsi informasi yang mencari informasi fashion di internet. dikaitkan dengan orientasi tindakan simboliknya, Sebelumnya Wersig & Neveling (1976) yang diuraikan sebagai berikut: 1. Bagaimana dalam karyanya: ‘The phenomena of Interest to proses eksplorasi informasi; 2. Bagaimana proses Information Science’ menemukan adanya situasi seleksi proses problematik dalam diri seseorang ketika mencari representasi informasi; 4. Sejauhmana keterkaitan informasi. Awalnya Wersig & Neveling tertarik (genus untuk informasi; proximum) 3. Bagaimana faktor-faktor antasenden meneliti tentang efek mengkonsumsi dengan tindakan shopping on line informasi informasi. Unsur ini penting untuk diketahui fashion, karena sebagai bagian dari aktivitas manusia yang kemudian dikaitkan dengan orientasi tindakan simboliknya. Tujuan penelitian informasi. Orang mencari informasi karena ia ingin mencapai suatu kondisi mengetahui dan menjelaskan perilaku shopping on yang lebih baik. Wersig & Neveling memandang line dan mengkaji efek mengkonsumsi informasi bahwa tindakan manusia mencari informasi yang dilandasi dengan adalah mencari untuk dikaitkan ini dalam orientasi tindakan oleh sebuah gambaran tentang simboliknya, yang diuraikan sebagai berikut: 1. lingkungan, pengetahuan, situasi, dan tujuan yang Untuk mengetahui dan menjelaskan aktivitas ada dalam dirinya. Disini Wersig & Neveling konsumen dalam eksplorasi informasi/ shopping merasa on line; 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pencarian informasi yang diawali dengan adanya aktivitas konsumen dalam seleksi informasi/ situasi problematik dalam diri seseorang. shopping on line; 3. Untuk mengetahui dan menjelaskan aktivitas konsumen dalam penting Sementara untuk Carol mengetahui C. Kuhlthau proses (1991) memandang bahwa proses pencarian informasi itu representasi informasi/shopping on line; 4. Untuk dimulai saat individu mengetahui dan menjelaskan keterkaitan (genus kebutuhan informasi dan muncul keinginan untuk proximum) antara faktor-faktor antasenden dengan memenuhinya. Perasaan tidak yakin menyebabkan aktivitas shopping on line, yang kemudian juga individu dikaitkan dengan orientasi tindakan simboliknya. dihadapi dengan pengalamannya sendiri untuk tersebut menyadari mengkaitkan adanya situasi yang merumuskan kebutuhan informasi. Dari hasil temuan-temuan TINJAUAN PUSTAKA tersebut, kiranya fenomena Carol C. Kuhlthau (1991) dalam karyanya: perilaku pencarian informasi masih cukup relevan ‘Inside the search process: information seeking dan masih memiliki ruang untuk dikaji secara from the users perspective’ menemukan enam interpretif. langkah ketika seseorang mencari informasi yang diawali dari inisiasi, seleksi, eksplorasi, formulasi, koleksi, dan diakhiri dengan presentasi. ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 286 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN dan axial coding merupakan metode analisis dan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam prosedur yang khas dalam grounded, peneliti penelitian ini adalah grounded research. Grounded menggunakan keduanya secara bergantian pada merupakan penelitian kualitatif tentang fenomena saat melakukan analisis. yang dijelaskan dan teori yang diperolehnya secara induktif. Dalam grounded, perihal data, HASIL DAN PEMBAHASAN analisis, dan teori saling terkait dalam hubungan Infrastruktur on line timbal-balik. Disini teori digunakan bukan sebagai Universitas Padjadjaran kampus Jatinangor pembatas, tetapi lebih berperan sebagai kontrol memiliki Infrastruktur Online yang ditempatkan peneliti terhadap fenomena. di beberapa titik yang berada di fakultas – fakultas Grounded menempatkan analisis situasi secara kritis dan berpikir secara abstrak. yang sampai saat ini dengan bandwich yang berbeda-beda. Fakultas Ilmu Komunikasi Pentingnya studi lapangan untuk mengetahui apa memiliki bandwich yang lebih tinggi dibanding yang terjadi. Memandang bahwa kondisi, makna, dengan fakultas-fakultas lainnya. Tentunya suatu dan tindakan memiliki hubungan timbal balik. hal yang logis kalau mahasiswa memberi respon Grounded dapat memberikan prosedur untuk positif dan mereka menyukai Infrastruktur Online analisis gratis. Mereka memilih untuk mendekat ke data yang akan mengarah pada pengembangan teori. Populasi perpustakaan penelitian karena memiliki konsumen Infrastruktur Online gratis, fasilitas ruang layanan /mahasiswa yang mengakses informasi fashion yang representatif, fasilitas layanan komputer, dan melalui internet perpustakaan kampus Fakultas layanan buku koleksi. Kelengkapan yang dimiliki Ilmu perpustakaan fakultas merupakan daya tarik Komunikasi adalah fakultas Universitas Padjadjaran. Sampling yang digunakan adalah sampling nonpropabilitas, yakni Judgmental sampling: para mahasiswa. Intensitas kunjungan mahasiswa ke konsumen informasi fashion yang mengakses perpustakaan setidaknya satu kali dalam seminggu informasi internet perpustakaan kampus. atau tak jarang ada juga yang dua kali dalam Metode analisis grounded yang digunakan seminggu. Mereka setiap kali kunjungan ke adalah sbb: menyusun teori, menekankan pada perpustakaan bisa mencapai dua jam, atau ada proses juga yang sampai lima jam dalam menggunakan penelitian memberikan sampai landasan menjadi ilmiah, teori, memberikan kepadatan makna, mengembangkan kepekaan fasilitas internet kampus. Makin tingginya minat mahasiswa teori (Theoretical sensitivity) dan kesesuaian berkunjung ke perpustakaan kampus ditandai oleh realitas yang terbaik, bukan yang tercocok. pemandangan di ruang – ruang layanan yang Analisis semakin tampak grounded dilakukan dengan ramai dan crowdet, seperti menggunakan metode coding, yakni pada level layaknya keramaian di pusat-pusat perbelanjaan. open coding sampai axial coding. Open coding Konon karena pemakaian internet yang banyak Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 287 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN dalam waktu yang bersamaan, koneksi internetnya memiliki semacam ikatan psikologis dengan sering lemot. Mereka bersedia menunggu sampai komunitas dunia maya-nya. Diakuinya bahwa koneksi kembali stabil, tetapi ada juga yang tak pendapat dan saran komunitas dunia maya selalu sabar sabar mereka dengar dan memiliki kekuatan tersendiri menunggu memilih untuk mengakhiri aktivitas dalam pengambilan keputusan untuk memilih online di ruang layanan dan bergegas untuk produk. menunggu. Mereka yang tak meninggalkan perpustakaan. Mereka mencoba Untuk gaya rambut pria. Konsumen online mencari area – area lain sekitar kampus yang menyukai shopping gaya rambut yang simpel, menurutnya memiliki koneksi lebih bagus, atau rapi, mudah diatur, atau model rambut old school. mereka Mereka menyukai gaya rambut yang trendy yang terkadang menyesuaikan mengakhiri mencoba waktu, aktivitas atau berpikir untuk mereka akan online-nya. Terkadang sedang digemari kharakteristik anak muda, kepribadiannya. atau Jika sesuai mereka mereka mengalami gangguan server error saat hendak merubah gaya rambutnya, hampir dapat mengakses internet. Jika terjadi adanya server dipastikan bahwa mereka akan mencari informasi error, mereka merefresh laman Web tersebut terlebih dahulu secara online. Mereka begitu sampai bisa terbuka kembali. memperhatikan saran yang didapat secara online, dan tampak merasa cukup puas ( presentation ) Product Involvement (Hal sesuatu yang dengan apa yang didapat dari informasi internet, karena banyak pilihan. berkaitan dengan produk) Untuk fashion baju kemeja dan kaos pria. Untuk gaya rambut wanita. Konsumen konsumen online menyukai shopping fashion online menyukai shopping gaya rambut yang yang bergaya casual misalnya kemeja semiformal, memiliki belahan tengah, poni panjang, hitam kemeja flannel, kemeja polo, kaos polos, dan kaos berkilau, wangi, sehat, tebal dan bergelombang. oblong. Mereka mengunjungi website resmi merk Mereka – merk baju kemeja dan kaos. Mereka sebut merk melambangkan rambut idamannya. Mereka juga dan begitu tertarik dengan sesuatu yang newness, memiliki selera rambut yang lurus, panjang, yakni mudah diatur, hitam, dan tebal. Menurutnya memburu produk terbaru dan terus berkeinginan untuk melakukan up date informasi. juga suka tokoh idola yang rambut lurus itu akan mudah diatur dan lebih Untuk fashion pakaian wanita. konsumen tampak rapi. Bagi wanita tomboy, mereka online menyukai shopping fashion yang bergaya menyukai gaya rambut pemain sepak bola seperti casual dan chic. Mereka tidak mengungkapkan Messy dari club Barcelona; rambutnya yang merk pakaian, namun memberikan kriteria seperti hitam, potongan pendek, memiliki jambang yang suka yang unik dan berwarna. Mereka juga suka tebal, dan terlihat acak-acakan. up date informasi. Dalam hal kriteria, mereka Untuk fashion arloji pria. Konsumen sering memperhatikan saran blogernya. Mereka online menyukai shopping arloji yang memiliki merk dan original. Mereka juga menyukai arloji ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 288 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN analog, karena fungsinya yang memiliki informasi lebih detail, lengkap, dan memburu ( Quarry ). tanggal, hari, stopwatch, timer, bahkan alarm. Jika suatu informasi yang sedang ia cari itu Mereka memilih arloji yang nyaman dipakai dan memiliki nilai kebutuhan yang kurang, maka tahan lama. Mereka suka up date informasi mereka akan mencari informasi itu sedapatnya tentang merk arloji yang sedang trendy. Mereka saja ( accidental ) tanpa menelusur lebih jauh. memiliki arloji lebih dari satu dan mereka akan gunakan sesuai dengan tema pakaian. Kedua aktivitas online tersebut mereka lakukan di ruang dan di saat waktu yang sama. Untuk fashion topi pria. Konsumen online Respon yang ada dalam diri mereka inilah yang menyukai shopping topi dengan melihat merk dan barangkali bisa kita namakan sebagai respon harga. inspirasi kebutuhan ganda (double need respond). Dimana penggunaan topi dari band idolanya. Model topi dorongan shopping online informasi fashion yang mereka sukai adalah model new era dan hampir tak dapat dipisahkan dengan aktivitas mereka mengetahui merk – merk akademiknya secara online. Respon kebutuhan Mereka juga memperoleh topi seperti, Evil Army, RSCH, dan OINK. Mereka itu tidak ganda cukup mewarnai keseharian pernah merencanakan untuk pembelian topi dan konsumen online. pemakaiannya disesuaikan dengan tema pakaian. mahasiswa Menurut mereka perform diri di kampus membutuhkan dukungan dari diri sendiri seperti Respon to Need (Respon Terhadap Kebutuhan) Konsumen online memiliki penampilan diri yakni suatu kebutuhan manusia respon akan simbolisasi. Kebutuhan inilah yang menurut kebutuhan ganda. Kehadiran mahasiswa sebagai Ernst Cassirer ( 1974 ) merupakan kebutuhan konsumen online di perpustakaan kampus tujuan manusia awalnya untuk mengerjakan tugas – tugas symbolicum. yang istimewa, yakni animal perkuliahan dan berikutnya ( secondary ) untuk Respon kebutuhan akan baju kemeja dan shopping online informasi dunia fashion. Dalam kaos pria yang fashionable dan mengikuti trend kebiasaan perilakunya, posisi tujuan bisa mungkin terkini akan lebih menambah rasa percaya diri dan terbalik, yakni sebelum mereka mencari materi lebih nyaman. Munculnya dorongan perform yang perkuliahan online, mereka butuh rilek sejenak ( kompetitif dilingkungan gaul juga mereka rasakan enjoy ) dengan melakukan aktivitas browsing dan tak dapat mereka hindari. Mereka tidak mau ringan, seperti mencari informasi fashion. Sampai dianggap ketinggalan zaman (out of date) di dirasa cukup, mereka akan melakukan aktivitas dalam lingkungan gaulnya. Mereka menyukai browsing materi perkuliahan dengan cara lebih terus dan terus akan menyukai citra baru ( fokus. newness ), itu melekat pada dirinya dan itu ada Mereka sepertinya memiliki level of need, pada baju kemeja, dan kaos yang mereka pakai yakni jika suatu informasi yang sedang ia cari ( sehari-hari di kampus. Mereka tampak respon Quarry ) itu memiliki nilai kebutuhan yang tinggi, terhadap merk. maka mereka akan mencari informasi itu secara Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 Berikutnya, respon 289 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN kebutuhan akan Social context (Konteks sosial) fashion pakaian wanita. Mereka begitu respon Mereka juga mengamati model – model terhadap sesuatu yang unik dan berwarna. Mereka baju kemeja dan kaos di lingkungan gaul kurang respon terhadap merk pakaian. Mereka sosialnya secara intens dan sesekali memberikan begitu memperhatikan saran dari blogernya untuk komentar tentang penggunaan fashionnya. Mereka hal pakaian. Sehingga saran bloger juga mendapat suka membandingkan fashion yang digunakan ruang yang istimewa di dalam diri mereka. oleh lingkungan gaulnya dengan trend Respon kebutuhan wanita terhadap kebutuhannya mereka ikuti dari media online. Informasi online sendiri tampak cukup unik dan itu berbeda dengan tentang fashion tampak kuat dan dijadikan sumber respon cenderung informasi primer. Sementara mereka itu jarang memiliki respon ganda yakni respon terhadap sekali menggunakan sumber informasi sekunder, produk dan respon terhadap blogernya. Keduanya misal dari teman – teman mereka sendiri untuk memiliki kekuatan yang sama silih berganti satu dijadikan sebagai sama lainnya, walau kekuatan respon bloger Kalaupun teman sering dijadikan pertimbangan pilihan. informasi primer tentang fashion, mereka meski kebutuhan pria. Wanita sumber mereka informasi dijadikan yang awal. sumber Respon kebutuhan akan gaya rambut pria. menunjukkan dulu pengetahuannya secara lebih Mereka mengekplor model rambut yang pas dan dibanding teman yang lainnya dan tentunya bagus. Menurutnya, gaya rambut menunjukkan setelah kepribadian dirinya. Sehingga mereka akan selalu Lingkungan gaul mereka, biasanya mereka lebih mencocokan model rambut dengan kepribadian memilih dirinya. Tak dipungkiri bahwa mereka menyukai fashionable sebagai sumber informasi dan itupun model yang simple dan mudah diatur. Terkadang mereka masih membandingkan lagi dengan untuk pertama kali mereka memilih model rambut informasi online. yang sedang trend, namun kemudian akan dicocokan dengan teman yang kepercayaan. gadget Dalam dan terlihat Dalam diri mereka itu tertanam pandangan dirinya. baru bahwa yang terpenting adalah bukan Selanjutnya, informasi internet menurutnya sudah memakai baju barunya, tetapi yang penting bagi cukup kurang mereka itu adalah dapat ambil bagian untuk berminat untuk minta pendapat dari orang lain. mengikuti trend fashion. Menggunakan baju baru Periode gaya rambut disesuaikan dengan waktu bukanlah impian dan juga bukan merupakan potong rambut atau berganti model. Walau tujuan dari up date informasi online, tetapi yang mereka menyukai model yang sedang trend bagi newness dan fashionable sesuai trend terkini yang anak – anak muda, mereka juga memiliki selera sesungguhnya yang mereka buru ( Quarry ). yang khas dalam memilih model rambut. Mereka seolah patuh pada nilai sosial yang memuaskan. karakteristik memperoleh Mereka tampak berkembang di kalangan teman – teman kampusnya dan mereka menghindari sanksi yang memberi kesan ketinggalan zaman. Suatu sanksi ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 290 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN sosial yang demikianlah yang berkemungkinan terus akan menyukai citra baru itu melekat pada akan bisa mereka rasakan sewaktu – waktu kapan dirinya dan itu ada pada pakaian kemeja dan kaos. saja ketika mereka bersama – sama di lingkungan Pakaian yang mereka pakai sehari-hari di kampus. kuliahnya, dan itu bisa menekan rasa percaya diri Kontak sekunder yang dilakukan oleh (self confident) secara mendalam bila sanksi konsumen online tampak berlanjut pada kontak tersebut melekat pada diri mereka. primer, yakni kontak sesama teman di lingkungan Kebutuhan akan simbolisasi juga tampak kampus. Kontak primer tampak semakin intens berkembang semakin luas, bukan hanya untuk dilakukan dan menunjukkan tanda-tanda yang menunjang penampilan dan kepercayaan diri (self meningkat, baik secara kuantitas maupun kualitas. confident), namun sudah berkembang lebih luas Kehadiran internet tak dapat terbantahkan bahwa lagi yakni berkeinginan untuk menjadi populer di kehadirannya membawa konsekuensi pada pola lingkungannya. hubungan antar mahasiswa di kampus. Charles H. Cooly ( 1930 ) dalam karya Keterkaitan Interpretif Shopping Informasi Fashion Baju Kemeja dan online bukunya yang berjudul : ‘Sociological Theory and Kaos Social Research’ mengatakan bahwa interaksi itu Pria dengan Respon Tindakan Simboliknya timbul apabila orang menyadari bahwa mereka Respon kebutuhan yang ada dalam diri mempunyai kepentingan – kepentingan yang konsumen online barangkali bisa dinamakan sama, dan pada saat yang bersamaan mempunyai sebagai Dimana cukup pengetahuan. Artinya bahwa interaksi itu dorongan untuk shopping on line informasi membutuhkan pengetahuan yang cukup. Jika fashion hampir tak dapat dipisahkan dengan pengetahuan mereka tidak cukup, maka akan sulit aktivitas akademiknya secara online. Respon terjadi interaksi dengan baik, apalagi akan terjadi kebutuhan ganda cukup mewarnai keseharian peningkatan interaksi. respon konsumen online kebutuhan kampus. Charles H. Cooly tampaknya menekankan Menurut pandangan mereka ; performa di kampus adanya peningkatan volume pengetahuan pada diri membutuhkan dukungan, yakni penampilan diri individu untuk mewujudkan interaksi yang lebih, dan itu ada pada pakaian kemeja dan kaos. yakni interaksi individu dengan individu, maupun Dengan yang individu dengan kelompok. Meningkatnya suplai fashionable dan mengikuti trend terkini akan lebih pengetahuan melalui kontak sekunder tidak akan merasa percaya diri dan lebih nyaman. Munculnya menurunkan kualitas interaksi kontak primer, dorongan dilingkungan justru sebaliknya akan juga meningkatkan kualitas gaulnya juga mereka rasakan dan tak dapat interaksi primer. Individu – individu sudah mereka hindari, bahkan cenderung kompetitif. memiliki ruang dan waktu untuk melakukan kotak Mereka sekunder maupun kontak primer. Meningkatnya tampilan untuk di ganda. perpustakaan kemeja perform memposisikan dan diri tidak kaos mau dianggap ketinggalan zaman (out of date) di dalam Interaksi kontak lingkungan gaulnya. Mereka menyukai terus dan mengantarkan sekunder mereka melalui pada online penambahan Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 291 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN pengetahuan, bukan pengurangan pengetahuan. kebutuhan Bertambahnya merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk ruang pengetahuan individu akan simbolisasi’. menunjuk primer dan akan muncul diketahui pada respon kesepakatan dalam kelompok ( Shrope, 1974 ). kebutuhan, Jika demikian, kebutuhan akan simbolisasi keren sebelumnya tidak mereka dapatkan. lainnya, itu mengantarkan pada perluasan ruang interaksi yang sesuatu Simbol berdasarkan merupakan kebutuhan pokok mahasiswa yang Shopping online informasi fashion kemeja terstimuli oleh hasil kontak sekunder melalui dan kaos pria membuka ruang baru pada interaksi media online, yang saat ini mereka aplikasikan primer di lingkungan kampus. Pengetahuan dalam orientasi tindakan sosial dalam ruang mereka telah mengantarkan pada dunia baru, kontak primer komunitas mereka. Munculnya yakni dunia fashion. Mereka awalnya hanya ingin kebutuhan pokok akan fashion kemeja dan kaos memiliki penampilan diri yang fashionable di memiliki kaitan yang erat (genus proximum) kampus, guna mendongkrak rasa percaya diri dengan hasil interaksi mereka di ruang media lebih sempurna. Namun dalam perkembangannya, online. Penambahan pengetahuan akan fashion tampil kampus mereka peroleh dengan mudah melalui kontak merupakan suatu kebutuhan yang sulit ditawar- sekunder. Disini penambahan pengetahuan akan tawar lagi, dan melahirkan suatu ikatan sosial dan fashion memiliki keterkaitan dengan respon bahkan sanksi sosial. Mereka ingin tampil kebutuhannya, yakni kebutuhan akan simbolisasi. newness setiap kali bertemu dengan teman- Disini dapat dikatakan bahwa respon kebutuhan temannya di kampus. Mereka sangat menghindari akan simbolisasi merupakan langkah awal atau penampilan yang ketinggalan zaman (out of date), yang mengawali mereka, atau yang menggerakkan kalau tak mau diperolok atau mendapat labelling. mereka untuk beraktivitas sekunder melalui media Mereka ingin tampil keren dimata teman- online. Ruang aktivitas sekunder melalui media temannya di kampus. Penampilan citra keren terus online itu mereka rasakan lebih bisa terjangkau mereka jaga dan pertahankan. Upaya up date dibandingkan dengan melalui ruang primer, atau informasi fashion tak dapat lagi mereka hindari mereka memilih ruang sekunder itu karena cocok dan terus mereka lakukan melalui shopping online untuk dijadikan sumber informasi. Disini jika kita informasi fashion. Sehingga citra keren dimata amati mahasiswa merupakan orientasi baru dalam memperoleh jawaban yang lebih jelas lagi bahwa tindakan simboliknya. mereka percaya ( belief ) dengan sumber fashionable Ernst di Cassirer lingkungan cermat lagi, maka kita akan bahwa informasi online. Unsur belief inilah yang ‘keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah menggerakkan mereka untuk up date informasi keistimewaan animal melalui media online. Jadi mereka memilih symbolicum’. Selanjutnya dipertegas lagi oleh interaksi sekunder dalam memdapatkan sumber Susanne K. Langer yang mengatakan bahwa informasi, bukan yang berasal dari interaksi ‘salah satu kebutuhan pokok manusia adalah primer. mereka mengatakan lebih sebagai ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 292 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Dalam hubungannya budaya menjadi rival-ry. Mereka hanya pada pencapaian (culture) suatu komunitas atau subculture, maka posisi keren di komunitas, bukan pencapaian kebudayaan dan peran dalam sebuah organisasi. Jadi kompetisi mendorong terjadinya kompetisi. Apabila individu masih akan tampak berlangsung terkendali dan dihinggapi oleh suatu perasaan kurang percaya tanpa diri bahwa posisinya itu lebih rendah, maka ia mendapatkan predikat keren bisa banyak orang, hanya menginginkan posisi yang sederajat, bukan bukan satu orang saja. itu yang dengan mengarahkan adanya konflik fisik, karena yang posisi yang lain. Individu – individu yang mempunyai rasa kurang percaya diri yang tebal Keterkaitan memiliki kecenderungan yang sangat kuat sekali Customer dalam mengejar posisi yang sederajat tersebut. Pada Subculture di Lingkungan Kampus Respon Dengan Tindakan Munculnya Simbolik Stratifikasi Hal ini sebagai konsekuensi dari rasa kurang Keinginan menjadi populer dengan tampil percaya dirinya tersebut. Posisi apa yang dikejar, newness dan fashionable di kalangan rekan tergantung daripada yang paling dihargai oleh mahasiswa kampus merupakan fenomena menarik komunitas dan memiliki masa tertentu (Soekanto, di kalangan mahasiswa pria, setelah hadirnya 1982). Posisi keren merupakan posisi yang informasi internet gratis di perpustakaan kampus. diinginkan komunitas, karena itu mahasiswa akan Mereka ingin menjadi populer dengan mengakses menginginkan penampilan yang keren dalam informasi online tentang fashion baju kemeja dan komunitasnya. Kompetisi yang terjadi adalah kaos. Kalaupun mereka awalnya mengkonsumsi untuk informasi mendapatkan predikat keren dimata komunitas. fashion online untuk maksud mendongkrak penampilan dan rasa percaya diri, John L. Gillin & John P. Gillin ( 1954 ) ternyata sekarang maksud mengkonsumsi dalam karya bukunya yang berjudul : ‘Cultural informasi sudah berkembang lebih luas lagi, yakni Sociology’ memahami interaksi dalam konteks untuk maksud memperjuangkan popularitas. yang lebih luas, yakni suatu proses sosial. Masih banyak mahasiswa tampil dan Sehingga kompetisi bisa diartikan sebagai suatu berbusana karena kebiasaan saja, karena itulah proses sosial, dimana individu – individu atau cara orang tua mereka berpakaian. Mereka sering kelompok yang berkompetisi mencari keuntungan kritis terhadap cara berpakaian orang lain yang melalui bidang – bidang kehidupan yang pada berbeda dengan cara mereka, namun mereka tidak suatu masa tertentu menjadi pusat perhatiannya, pernah yakni dalam hal ini adalah predikat keren, dengan berpakaian mempertajam prasangka atau memberlakukan Selanjutnya dalam catatan Mulyana (2007) dapat sanksi dan kita ketahui bahwa sudah berabad-abad para berkembang dilingkungan mahasiswa kampus. orang tua anggota kerajaan telah menunjukkan Walau kompetisi yang berkembang bersifat status mereka melalui pakaian anak-anaknya. pribadi, akan tetapi nantinya tidak akan sampai Akan tetapi ada juga yang berpandangan bahwa sosial yang sudah ‘disepakati’ bertanya seperti mengapa yang mereka mereka sendiri lakukan. Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 293 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN pilihan seseorang atas pakaian mencerminkan perkembangannya kepribadiannya, untuk kemungkinan adanya proses penciptaan oleh yang anggota subculture, dan disadari atau tidak diinginkan pemakainya. Bahkan dalam bahasa disadari mereka itu ‘sepakat’ untuk memberi Latin sudah dikenal adanya suatu istilah ‘Uestis ruang yang lebih luas lagi, yakni mengejar uirum reddit’ yang artinya ‘pakaian menjadikan popularitas. dan memproyeksikannya digunakan citra tertentu orang atau pakaian adalah orang’. Mereka Fenomena bisa mengejar saja memiliki popularitas pada berpakaian bukan sekedar untuk menutupi tubuh lingkungan subculture dapat mungkin terjadi pada atau lingkungan asal pantas, namun juga berusaha menciptakan kesan yang lebih pada orang lain. yang terbuka ( open social stratification ), bukan lingkungan yang tertutup Pitirim A. Sorokin dalam karya bukunya (closed social stratification). Pada lingkungan yang berjudul : ‘Contemporary Sociological yang terbuka, setiap anggota subculture memiliki Theories’ memandang bahwa ‘selama itu dalam peluang kesempatan yang sama untuk berusaha suatu subculture ada sesuatu yang dihargai, dan dengan kecakapannya sendiri untuk memperoleh setiap subculture pasti memiliki sesuatu yang kedudukan yang lebih tinggi, atau mereka bisa dihargai, maka hal itu akan menjadi embrio yang jatuh ke posisi bawah. Karena itu up date dapat ( informasi terus mereka lakukan dan media yang Soekanto, 1982 ). Pemakaian fashion baju kemeja mereka pilih dan dianggap terpercaya adalah dan kaos di lingkungan kampus, bagi kaum laki- media online, bukan lagi media person to person. laki barangkali merupakan suatu pilihan yang Mereka dari hari ke hari, dari minggu ke minggu mereka hargai, walau awalnya sekedar untuk tetap terus mempertahankan kesimbangan dengan mendongkrak penampilan dan rasa percaya diri. cara up date informasi melalui media online di menumbuhkan adanya stratifikasi Bentuk – bentuk strata dalam subculture perpustakaan kampus. Sehingga dapat dikatakan itu berbeda-beda dan banyak sekali bentuknya, bahwa mereka itu sesungguhnya mengejar status akan tetapi strata-strata tersebut tetap tampak ada. yang dinamakan ‘achieved status’. Strata – strata itu sudah ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam SIMPULAN masyarakat sosial. Stratifikasi bisa terjadi dengan Mahasiswa memberikan respon welcoming sendirinya dalam proses pertumbuhan subculture atas kehadiran Infrastruktur Online gratis. Mereka itu sendiri, tetapi ada pula stratifikasi dalam memilih untuk mendekat ke perpustakaan fakultas subculture yang dengan sengaja disusun untuk untuk memanfaatkan waktu di kampus. Mereka mengejar tampak senang dengan adanya suatu tujuan. Dalam proses pertumbuhan gaul antar mahasiswa di kampus, fashion baju kemeja dan kaos awalnya tampak tumbuh dengan pergaulannya. sendirinya Akan dalam tetapi Infrastruktur Online gratis. Kelengkapan yang dimiliki perpustakaan proses fakultas saat ini merupakan daya tarik tersendiri dalam bagi mahasiswa. Intensitas kunjungan mahasiswa ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 294 Prijana JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN ke perpustakaan selalu hadir dalam seminggu. Untuk gaya rambut pria. Konsumen online Setiap kali kunjungan ke perpustakaan bisa menyukai shopping gaya rambut yang simpel dan mencapai dua jam atau lebih dalam menggunakan mudah diatur, misal model rambut old school. fasilitas internet kampus. Mereka menyukai gaya rambut trendy yang Ruang-ruang layanan semakin sedang digemari anak muda sekarang, dan tampak ramai dan crowdet. Konon karena disesuaikan dengan kharakteristik kepribadian dan pemakaian yang banyak dalam waktu yang selera. Jika mereka hendak merubah gaya bersamaan, koneksi internetnya sering lemot. rambutnya, Bagaimanapun menunggu mereka akan mencari informasi terlebih dahulu sampai koneksi kembali stabil. Ada juga yang tak secara online. Mereka begitu memperhatikan sabar sabar rekomendasi yang didapat secara online, dan menunggu biasanya memilih untuk mengakhiri tampak merasa cukup puas ( presentation ) aktivitas online dan bergegas meninggalkan dengan apa yang didapat dari informasi internet. mereka menunggu. yang bersedia Mereka yang tak hampir dapat dipastikan bahwa perpustakaan. Mereka mencoba mencari area – Untuk gaya rambut wanita. Konsumen area lain yang menurutnya memiliki koneksi online menyukai shopping gaya rambut yang bagus, atau mereka terkadang mencoba berpikir memiliki belahan tengah, poni panjang, hitam untuk menyesuaikan waktu dimana yang tidak berkilau, wangi, sehat, tebal dan bergelombang. banyak orang mengakses. Mereka juga suka tokoh idola yang Untuk hal sesuatu yang berkaitan dengan melambangkan rambut idamannya. Mereka juga produk sbb: Untuk fashion baju kemeja dan kaos memiliki selera rambut yang lurus, panjang, pria. Konsumen online menyukai shopping yang mudah diatur, hitam, dan tebal. Menurutnya bergaya casual. Mereka mengunjungi website rambut lurus itu akan mudah diatur dan lebih resmi merk – merk baju kemeja dan kaos. Mereka tampak rapi. begitu tertarik dengan merk dan newness. Untuk fashion arloji pria. Konsumen Khusus fashion pakaian wanita. Konsumen online menyukai shopping arloji yang memiliki online menyukai shopping bergaya casual dan merk dan original. Mereka menyukai arloji chic. Konsumen jarang mengungkapkan merk analog, karena fungsinya yang memiliki informasi pakaian, namun mereka memberikan kriteria tanggal, hari, stopwatch, timer, bahkan alarm. seperti suka yang unik dan berwarna. Dalam hal Mereka memilih arloji yang nyaman dipakai dan kriteria, mereka juga memperhatikan saran-saran tahan lama. Mereka suka up date informasi dari blogernya. Mereka memiliki semacam ikatan tentang merk arloji yang sedang trendy. Mereka psikologis yang cukup kuat dengan groupnya. memiliki arloji lebih dari satu dan mereka akan Bahwa pendapat dan saran group selalu mereka gunakan sesuai dengan tema pakaian. dengar dan memiliki kekuatan tersendiri dalam pengambilan keputusan memilih suatu produk. Untuk fashion topi pria. Konsumen online menyukai shopping topi dengan melihat merk dan harga. Mereka juga memperoleh inspirasi Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 295 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN penggunaan topi dari idolanya. Model topi yang dianggap ketinggalan zaman ( out of date ) di mereka sukai adalah model new dan mereka dalam lingkungan gaulnya. Mereka menyukai mengetahui merk – merk topi. Mereka itu tidak terus dan terus akan menyukai citra baru ( pernah merencanakan untuk pembelian topi dan newness ), itu melekat pada dirinya dan itu ada pemakaiannya disesuaikan dengan tema pakaian. pada baju kemeja dan kaos, pakaian yang mereka Baginya topi merupakan asesoris yang melekat pakai sehari-hari di kampus. Mereka tampak pada dirinya. respon terhadap merk baju kemeja dan kaos. Respon terhadap kebutuhan (respon to need). Konsumen online memiliki Respon kebutuhan akan fashion pakaian respon wanita. Mereka begitu respon terhadap sesuatu kebutuhan ganda. Kehadiran mahasiswa sebagai yang unik dan berwarna. Mereka kurang respon konsumen online di perpustakaan kampus tujuan terhadap awalnya untuk mengerjakan tugas – tugas memperhatikan saran – saran dari blogernya untuk perkuliahan dan selanjutnya (secondary) untuk hal pakaian, sehingga saran-saran bloger juga shopping online informasi dunia fashion. Dalam mendapat ruang yang istimewa di dalam diri kebiasaan perilakunya (information behavior), mereka. Respon kebutuhan wanita terhadap posisi tujuan bisa mungkin terbalik, yakni kebutuhannya sendiri tampak cukup unik dan itu sebelum mereka mencari materi perkuliahan berbeda dengan respon kebutuhan pria. Wanita online, mereka terlebih dahulu butuh rilek sejenak cenderung memiliki respon ganda yakni respon (enjoy) dengan melakukan aktivitas browsing, terhadap produk dan respon terhadap teman seperti mencari informasi fashion. Sampai dirasa blogernya, khususnya wanita. Keduanya memiliki cukup, mereka akan melakukan aktivitas browsing kekuatan yang sama, silih berganti satu sama materi perkuliahan dengan cara lebih fokus. lainnya, walau kekuatan respon bloger wanita Mereka memiliki level of need, yakni jika merk pakaian. Mereka begitu yang sering dijadikan pertimbangan pilihan. suatu informasi yang sedang ia cari itu memiliki Respon kebutuhan akan gaya rambut pria. nilai kebutuhan yang tinggi, maka mereka akan Mereka mengekplor model rambut yang benar – mencari informasi itu secara lebih detail, lengkap, benar pas dan bagus. Menurutnya, gaya rambut dan memburu (Quarry). Jika suatu informasi yang menunjukkan sedang ia cari itu memiliki nilai kebutuhan yang mereka akan selalu mencocokan model - model kurang, maka mereka akan mencari informasi itu rambut sedapatnya saja tanpa menelusur lebih jauh. membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kepribadian dengan dirinya, dirinya. dan Sehingga terkadang Respon kebutuhan akan baju kemeja dan mengamati dan mencocokan. Tak dipungkiri kaos pria yang fashionable dan mengikuti trend bahwa mereka menyukai model yang simple dan terkini akan lebih menambah rasa percaya diri dan mudah diatur. Mereka tampak kurang berminat lebih nyaman. Munculnya dorongan perform yang untuk minta pendapat dari orang lain. Periode kompetitif dilingkungan gaul juga mereka rasakan gaya rambut, biasanya disesuaikan dengan waktu dan tak dapat mereka hindari. Mereka tidak mau potong rambut atau berganti model. Walau ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 296 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN Prijana mereka menyukai model yang sedang trend, tetapi bersama – sama di lingkungan kuliahnya, dan itu mereka juga memiliki selera yang khas dalam bisa menekan rasa percaya diri secara mendalam memilih model rambut. bila sanksi tersebut sampai melekat pada diri Mereka juga mengamati model – model mereka. Kebutuhan akan simbolisasi juga tampak baju kemeja dan kaos di lingkungan gaul berkembang semakin luas, bukan hanya untuk sosialnya secara intens dan sesekali memberikan menunjang penampilan dan kepercayaan diri (self komentar tentang penggunaan fashionnya. Mereka confident), namun sudah berkembang lebih luas suka membandingkan fashion yang digunakan lagi, yakni berkeinginan untuk menjadi populer di oleh lingkungan gaulnya dengan trend – tred yang lingkungan sosialnya. mereka ikuti dari media online. Informasi online tentang fashion tampak kuat sekali dan dijadikan sumber informasi primer. Sementara mereka itu jarang sekali menggunakan sumber informasi sekunder, misal dari teman – teman mereka sendiri. Dalam Lingkungan gaul mereka, biasanya mereka lebih memilih teman yang gadget dan terlihat fashionable sebagai sumber informasi dan itupun mereka masih membandingkan lagi dengan informasi online. Disini tampak bahwa informasi online adalah number one. Dalam diri mereka itu tertanam pandangan baru bahwa yang terpenting adalah bukan memakai baju barunya, tetapi yang penting bagi mereka itu adalah dapat ambil bagian untuk mengikuti trend fashion. Menggunakan baju baru bukanlah impian dan juga bukan merupakan tujuan dari up date informasi online, tetapi yang newness dan fashionable sesuai trend terkini yang sesungguhnya yang mereka buru ( Quarry ). Mereka seolah patuh pada nilai sosial yang berkembang di kalangan teman – teman mahasiswa kampusnya dan mereka menghindari sanksi yang memberi kesan ketinggalan zaman. Suatu sanksi sosial yang demikianlah yang berkemungkinan akan bisa mereka rasakan sewaktu – waktu kapan saja ketika mereka DAFTAR PUSTAKA Anselm, Strauss dan Juliet Corbin. (2003). Dasardasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Babbie, Earl R. (1986). The of Social Research. Belmont, Calif: Wadshworth Pub.Co. Belkin, Nicholas J dan A Vickery. (1985). Interaction in Information Systems: a Review of Research from Document Retrieval to Knowledge-Based Systems. London: British Library. Corbin, Juliet. (1987). Grounded Theory Methodology: An Overview. Harter, Stephen P. (1992). Psychological Relevance and Information Science.Journal of the American Society for Science. Vol.43 (9) pp. 602-615. Kuhlthau, Carol C. (1991). Inside the Search Process: Information Seeking From The Users Prespective. Journal of The American Society for Information Science, Vol.42 (5). pp.361-371 Lerner, Daniel. (1958). The Passing of Traditional Society: Modernizing the Middle East. Glencoe; Free Press. McQuail, Denis. (1989). Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Singarimbun, Masri dan Soifan Efendi (Ed.). (1989). Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES. Wersig, Gemot dan Ulrich Neveling. (1976). The Phenomena of Interest to Information Science. Information Scientist Vol.9 (4) – pp.127-140. Vol.3/No.2, Desember 2015, hlm. 283- 296 JURNAL KAJIAN INFORMASI & PERPUSTAKAAN ISSN: 2303-2677 / © 2015 JKIP 297