BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan energi dari bahan bakar dewasa ini semakin meningkat, padahal ketersediannya di alam semakin menipis. Untuk itu, banyak industri dan lembaga penelitian sekarang ini banyak melakukan penelitian guna meningkatkan efisiensi pembakaran bahan bakar dan meminimalkan efek polusi lingkungan. Salah satu solusi adalah pengunaan bahan bakar gas karena beberapa alasan yang menguntungkan, pertama ketersedian di alam masih cukup banyak, masih relatif murah dan sedikit mengandung sulfur, CO2 dan nitrogen organik. Pada mesin-mesin tenaga yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga dan jenis-jenis mesin lainnya yang menggunakan bahan bakar gas sebagai sumber energi, kestabilan api pada proses pembakaran harus dijaga selalu stabil, hal ini akan menaikan efisiensi sistem. Kestabilan api pembakaran dapat dijaga dengan menambahkan swirl pada aliran fluida pembakaran. Penelitian dengan menambahkan swirl sudah banyak dilakukan karena sudah terbukti cara ini dapat diaplikasikan pada banyak proses pembakaran dengan tingkat keberhasilan tinggi ( Lilley, 1977). Ada banyak model ruang bakar yang digunakan untuk menstabilkan api dengan penambahan swirl, khususnya untuk api difusi, salah satunya yang masih perlu diteliti adalah double concentic jet burner. Model ruang bakar ini menggunakan tiga buah pipa konsentrik. Bahan bakar melalui pipa bagian dalam dan udara pembakaran melalui dua pipa bagian luar, saluran udara primer dan sekunder. Swirl dipasangkan pada salah satu pipa fluida pembakaran. Kecepatan setiap aliran fluida dapat diatur menggunakan pipa dengan diameter tertentu sehingga perbandingan udara dan bahan bakar mudah dikontrol. Oleh karena itu diharapakan proses pencampuran pada model double concentic jet burner dapat dikontrol dengan mudah. Penambahan swirl untuk penstabilan api sudah banyak dilakukan para peneliti seperti, Monnot dkk. (1985), Shihadeh dkk (1994), Lin ( 1998), Zhao dkk. ( 1999), Solero dkk. (2000), dan Widodo (2002), dari hasil penelitiannya, mereka menyimpulkan secara umum bahwa swirl mempunyai pengaruh terhadap large scale medan aliran. Sebagai contoh adalah perkembangan jet, pengaturan aliran, ukuran api, bentuk api, stabilitas api, dan intensitas pembakaran sangat dipengarui oleh derajat swirl. Metode penelitian yang dilakukan para penelti yang telah disebutkan diatas, untuk memperoleh data yang menyeluruh agar bisa menjelaskan perilaku api pada proses pembakaran diperlukan pengukuran parameter-parameter yang memerlukan biaya cukup mahal untuk pengadaan alatnya dan tidak mudah dilakukan. Sebagai jalan keluar dari permasalahan di atas, pada saat ini terus dikembangkan metode simulasi numerik, sebagai contoh paket software khusus bidang dinamika fluida adalah Computational Fluid Dynamic (CFD). Dengan software CFD ini diharapkan dapat diperoleh data-data yang banyak pada semua domain ruang bakar, sehingga karakteristik struktur api proses pembakarannya dapat diketahui lebih lengkap dan jelas. Metode simulasi numerik ini dengan paket software CFD sudah banyak divalidasi oleh para peneliti, seperti Boguslawski dkk, (2002), Zhang, (2002), dan Hu (2002). Mereka melakukan validasi dari data-data eksperimen dari para peneliti lain atau penelitian mereka sendiri. Mereka meyimpulkan data-data hasil-hasil simulasi dan hasil-hasil eksperimen, tren datanya tidak jauh berbeda bahkan tren datanya berhimpitan. Tetapi ada sebagian kecil dari data hasil numerik berbeda dengan data dari exeprimen, seperti yang dilakukan oleh Boguslawski dkk, (2002), dari hasil penelitian mereka dapat dilihat data numerik trennya berbeda dengan tren data dari eksperimen. Boguslawski dkk, (2002) menjelaskan perbedaan ini disebabkan karena model persamaan turbulen yang dipakai untuk simulasi tidak tepat. Seperti yang telah diuraikan diatas pengadaan peralatan yang relatif mahal dan waktu yang lebih lama dalam pengambilan data menjadi kendala utama dalam penelitian eksperimen. Seperti eksperimen yang dilakukan widodo (2002), yaitu pengaruh penambahan swirl pada saluran udara primer di double concentric burner pada kestabilan api, kelihatan bahwa visualisasi api dan plot data pada grafik kestabilan, informasi yang didapat masih kurang lengkap untuk menjelaskan kestabilan api dan struktur api. Sehingga penelitian dengan metode simulasi numerik ini diharapkan diperoleh banyak data-data seperti distribusi parameter-parameter (arah aksial dan radial), kontur-kontur, dan vektor kecepatan pada semua domain ruang bakar. Data-data yang diambil yaitu kecepatan aksial, radial dan tangensial, temperatur , tekanan, fraksi campuran rata-rata dan fraksi massa spesies. Konturkontur yang diambil adalah kontur fraksi campuran rata-rata, kontur temperatur, kontur kecepatan dan vektor kecepatan. Data-data tersebut akan menambah informasi dari perilaku dan struktur api yang divisualisasikan oleh Widodo ( 2002). B. Rumusan Masalah Permasalahan yang perlu diamati pada simulasi numerik ini adalah pengaruh : a) Perbedaan besar sudut sudu swirl pada kecepatan udara primer, sekunder dan kecepatan bahan bakar yang konstan b) Perbedaan jumlah sudu swirl pada kecepatan udara primer, sekunder dan kecepatan bahan bakar yang konstan pada sudut sudu swirl 300 c) Perbedaan posisi penempatan swirl pada saluran udara primer pada kecepatan udara primer, sekunder dan kecepatan bahan bakar yang konstan pada sudut sudu swirl 300 d) Perbedaan kecepatan udara sekunder dengan kecepatan udara primer, dan kecepatan bahan bakar yang konstan pada sudut sudu swirl 300 terhadap karakteristik pembakaran api difusi pada double concentric diffusion jet burner. C. Tujuan Penelitian Pada penelitian dengan metode numerik ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik struktur api difusi pada semua domain, seperti yang telah disebutkan pada rumusan masalah. Hasil-hasil yang diperoleh digunakan untuk melengkapi imformasi struktur api stabil hasil penelitian eksperimen.