BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau

advertisement
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolah‐
olah, berpura‐pura menjadi seseorang, memainkan bagian dari suatu drama dengan fungsi spesifik. Itulah tugas seorang pemeran, yaitu membawakan dan menghidupkan laku (Suyatna Anirun 1998 : xxiii). Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. Ia memainkan salah satu dari sederetan peranan yang ada dalam sebuah lakon. Peran dalam sebuah lakon merupakan refleksi peristiwa yang dipaparkan. Peristiwa yang digambarkan pengarang (penulis naskah) bukan hanya gambaran keindahan alam dan suasana, melainkan juga hal lain termasuk di antaranya perilaku, gerak, serta hal lain yang membuat satu kesatuan. Sehubungan dengan itu, boleh jadi satu lakon akan didukung oleh aktor yang memiliki karakter, postur, maupun status sosial yang beraneka ragam. Semuanya merupakan satu kesatuan yang saling mendukung sehingga peristiwa yang dipaparkan nampak hidup seperti gambaran nyata. Selain aktor, setiap naskah didukung oleh berbagai unsur, seperti tema, plot, struktur dramatik, dan sebagainya. Namun demikian, setiap naskah biasanya memiliki keunikan atau perbedaan antara satu dengan lainnya. Demikian juga halnya dengan konflik‐konflik yang menjadi sumber idenya. Konflik biasanya terjadi karena adanya perbedaan karakter yang dimiliki oleh setiap tokoh. Perbedaan karakter ini akan berdampak kepada perbedaan sikap atau perilaku. Oleh karena itu, konflik tidak hanya terjadi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, melainkan juga bisa terjadi dalam diri manusia itu sendiri. Tokoh yang berperan dalam sebuah naskah secara garis besarnya terdiri atas 2 jenis, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh utama yang menjadi pusat atau sentral cerita. Keberadaan peran adalah untuk mengatasi persoalan‐
persoalan yang muncul ketika mencapai suatu cita‐cita. Peran ini juga menentukan jalannya cerita. Antagonis adalah peran lawan dari protagonis, karena dia sering kali menjadi musuh yang menyebabkan konflik itu terjadi. Dengan kata lain konflik dapat muncul dari pertikaian antaran tokoh protagonis dengan antagonis. Tokoh protagonis dan antagonis harus memungkinkan menjalin pertikaian, dan pertikaian yang terus berkembang hingga klimaks. Tokoh antagonis harus memiliki watak yang kuat dan kontradiktif terhadap tokoh protagonis. (Durachman dan Sembung, 1985/1986:26). Hal lain yang berkaitan dengan pemunculan konflik adalah tema. Tema sangat memungkinkan pemeran untuk mengeksplorasi. Salah satu jenis tema yang terdapat dalam naskah adalah tema psikologis, yaitu tema yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang dan atau berhubungan dengan situasi dan kondisi jiwa seseorang. Oleh karena itu, tema ini muncul dari karakter dan atau perilaku tokoh dalam naskah. Permasalahan yang berkaitan dengan tokoh, baik menyangkut peranan tokoh, karakter tokoh, dan tema dalam sebuah naskah merupakan hal yang menarik untuk diekspresikan dalam sebuah pertunjukan. B. Rumusan Ide Seperti disebutkan di atas bahwa hal yang menarik dalam naskah pentas teater adalah pemunculan konflik yang dihasilkan oleh karakter, perbedaan karakter, dan tema. Penyajian konflik yang bersumber dari karakter, perbedan karakter serta tema, ternyata tidak hanya terdapat dalam satu naskah. Oleh karena itu, untuk memfokuskan garapan, penyaji memilih naskah “Anna Und Martha”. Tokoh yang menarik untuk diangkat ke atas pentas adalah tokoh Martha. Tokoh ini adalah figur wanita pekerja keras yang berusaha untuk mempertahankan kehidupannya bersama Anna, rekan kerjanya. Mereka tetap bertahan walau selalu diperlakukan semena‐mena oleh majikannya. Kondisi itu membuat Martha berfikir dan berencana untuk membalas dendam pada majikannya, Ny. Bierbaum. Akhirnya Martha dan Anna berhasil menyekap Ny. Bierbaum di dalam peti barang. Selain itu, Martha merupakan tokoh yang mempresentasikan hasrat‐
hasrat manusia tentang impian untuk memperoleh kebebasan. Tetapi apa yang diimpikan manusia kadang tidak disadari akan berdampak fatal. Namun itulah manusia, impian dan hasrat tokoh dapat menimpa akal pikiran yang sehat dan selalu menginginkan adanya perubahan. Sebelum memainkan peran di atas pentas, seorang aktor harus dapat menafsirkan bagaimana keadaan lahir batin serta kecendrungan lain dari tokoh yang akan diperankan. Ada banyak cara dan upaya untuk menganalisa dan menafsirkan perannya. Di antaranya kita dapat observasi di lingkungan sekitar atau mengikuti metode‐metode pemeranan yang biasa dijadikan pedoman bagi aktor yang hendak melakukan proses kreatif. Untuk itu seorang aktor harus konsisten pada proses latihan, karena dalam proses latihan itulah seorang aktor dapat merubah dirinya menjadi sosok tokoh yang akan diperankan. C. Sumber / Referensi Beberapa buku pegangan yang menjadi dasar penulisan dan penggarapan pertunjukan ini adalah: 
Psikoanalisis, karya Sigmund Freud, PT. Gramedia Pustaka Utama, tahun 1934, halaman 414 Buku ini menggambarkan tentang sudut pandang ego seseorang. Buku ini mendukung kepribadian manusia dimana seseorang tertekan maka dia akan mengalami perdebatan dengan lawan yang bersangkutan. Buku ini juga membantu saya untuk menggali karakter tokoh secara psikologis. 
Buku Seni Peran, karya Adang Ismet, tahun 2007, kelir, hal 5‐11 Buku karya “Adang Ismet” ini memaparkan bahwa seorang pemeran pada dasarnya harus menguasai dan mampu melewati tiga tahapan pelatihan yakni pelatihan terhadap tubuh dan suara, pelatihan atas kepekaan sukma, dan pelatihan atas daya intelektualitas. Jasmani dan rohani seorang tubuh aktor harus terlatih untuk menemukan jati dirinya. Dalam buku ini kita dapat melatih tubuh, vocal, dan daya imajinasi kita sebagai aktor untuk mencapai tokoh yang kita inginkan. 
Buku Menjadi Aktor, karya Suyatna Anirun, Studi Klub Teater Bandung, tahun 1998, Reka media Multi prakarsa Bandung Buku ini memberikan gambaran khususnya bidang keaktoran dalam minat pemeranan. Bahwa seorang pemeran harus memiliki jati diri yang mampu menjadi nilai khusus dalam pembawaan permainan di atas panggung pertunjukan, karena seorang pemeran teater harus menguasai sarana pentas. Suyatna Anirun mengajarkan bagaimana mencari bentuk peran yang tepat. Didalam buku ini juga terdapat materi yang bisa membantu kita untuk lebih mempelajari dengan benar bagaimana cara untuk menjadi seorang aktor yang baik. Itu bisa dilakukan dengan cara merancang bentuk, latihan membaca dialog atupun mengembangkan imaji yang dimiliki aktor. 
Pengetahuan Teater, Yoyo C. Durachman dan Willy F. Sembung, tahun 1985/1986 Buku ini memaparkan tentang hal‐hal yang berkaitan dengan anatomi naskah, seperti tema, bentuk, aliran, struktur dramatik, dan hal‐hal lainnya yang berkenaan dengan unsur‐
unsur yang terdapat dalam teater. Paparan yang dibahas sangat penting artinya bagi penulis untuk untuk menganalisa tema, plot, konflik serta struktur dramatik yang ada di dalam lakon yang akan dipentaskan. 
Naskah “Anna Und Martha (Sektor Ketiga)”, Dea Loher, Tahun 2001 Naskah ini merupakan naskah yang berlatar belakang negara Jerman saat perang dunia ke‐2. Isi yang terkandung dalam naskah ini sangat menarik, sebab di dalamnya membahas tentang konflilk‐konflik batin manusia yang muncul dari nasib, keinginan, dan ketidakpuasan diri terhadap perilaku majikan. Sajian konflik‐konflik inilah yang memberikan inspirasi dan aspirasi penyaji untuk mempresentasikannya ke dalam penyelesaian tugas akhir penyaji dalam bentuk seni pertunjukan. D. Tujuan dan Manfaat Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh tugas akhir. 2. Memberikan tafsir terhadap naskah dalam bentuk ide/gagasan yang dituangkan ke dalam bentuk pentas. Manfaat : 1. Diharapkan akan menjadi bahan acuan penyajian pentas bagi insan yang memerlukannya di masa yang akan datang. 2. Menjadi bahan acuan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan tugas akhir. 3. Menjadi arsip karya tulis penyajian yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam proses belajar mengajar teater. 
Download