Sistem Pemetaan Rumah Kabel dan Distribution Point Telkom Witel

advertisement
Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017
STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017
Sistem Pemetaan Rumah Kabel dan Distribution Point
Telkom Witel Bali Selatan
Gde Sastrawangsa1), Agus Nam Arta Wiranata 2)
STMIK STIKOM Bali
Jl.Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar Telp. (0361)244445 Fax (0361)264773)
Email : [email protected]), [email protected])
Abstrak
Sebagai penyedia layanan komunikasi terbesar di Indonesia, PT. Telkom terus melakukan
peningkatan layanan jaringan telekomunikasi diseluruh Indonesia. Untuk menjaga kinerja layanan, salah
satunya dilakukan pemetaan terhadap rumah kabel dan distribution point. Pemetaan dilakukan dengan
tujuan memudahkan pencarian rumah kabel ataupun distribution point apabila terjadi gangguan pada
jaringan dan untuk perancangan jaringan fiber optic. Namun pemetaan ini masih dilakukan secara
manual yang menyebabkan kegiatan berjalan tidak efisien dan dibutuhkan sistem yang dapat
memanajemen data pemetaan. Untuk mendukung kegiatan ini, dibuatlah sebuah sistem pemetaan yang
berbasiskan Android dan web. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat sistem yang dapat
digunakan untuk mecatat data pemetaan, memanajemen data pemetaan, menampilkan data dalam peta
dan melakukan pencarian lokasi dari rumah kabel dan distribution point. Perekayasaan ini menghasilkan
sistem terintegrasi terdiri dari aplikasi Android yang digunakan mencatat dan mengirim data pemetaan,
dan aplikasi web dashboard yang digunakan memonitoring kegiatan pemetaan, memanajemen data
pemetaan dan melakukan pencarian lokasi rumah kabel dan distribution point.
Kata kunci: Pemetaan, Rumah Kabel dan Distribution Point, Android, Web
1. Pendahuluan
Divisi Access PT. Telkom Witel Bali Selatan mengatur layanan broadband untuk menghadirkan
akses informasi dan komunikasi di area Bali Selatan. Divisi ini mengelola sejumlah besar Rumah Kabel
(RK) dan Distribution Point (DP) yang menunjang pelayanan di wilayahnya. Rumah Kabel adalah
kabinet yang menghubungkan jaringan kabel primer dari Main Distribution Frame (MDF) dengan kabel
sekunder yang terhubung ke distribution point. Distribution Point adalah titik penyebaran kabel dropwire
yang menuju ke rumah-rumah pelanggan. Pemetaan RK dan DP dilakukan untuk memudahkan pencarian
lokasi RK dan DP ketika terjadi gangguan jaringan telepon. Hasil pemetaan juga digunakan sebagai
pertimbangan untuk merancang jaringan fiber optic nantinya. Sebelum melakukan pemetaan, para petugas
dilengkapi dengan perlengkapan berupa, perangkat GPS (Global Positioning System) peta kabel dan form
pencatatan.
Kegiatan pemetaan RK dan DP dilakukan dengan cara mencari letak RK dan DP secara
langsung di lapangan sesuai dengan peta kabel, lalu mencari koordinat menggunakan GPS ketika sudah
berada pada posisi RK atau DP yang dicari. Setelah koordinat RK atau DP didapatkan maka kemudian
dilakukan pencatatan alamat dan koordinat lokasi RK atau DP ke dalam form secara manual. Proses ini
dilakukan hingga semua lokasi dan koordinat RK dan DP yang terdapat pada peta kabel telah dicatat.
Kemudian dilakukan penggabungan data dari setiap petugas pemetaan, selanjutnya data di-input ke dalam
Microsoft Excel dan ditampilkan dalam aplikasi Google Earth. Proses di atas masih belum berakhir
karena petugas harus memberikan hasil pencatatan yang disimpan dalam format Microsoft Excel kepada
asisten manajer dan juga meng-copy file koordinat letak RK dan DP ke Google Earth milik asisten
manajer.
Selama proses pencatatan koordinat hingga proses penyampaian informasi RK dan DP, petugas
beberapa kali melakukan proses penyalinan data. Proses ini tentunya mengakibatkan tidak efisiennya
waktu pengerjaan dan kurang efektifnya pekerjaan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan ini juga
ditemukan beberapa masalah yakni kerap terjadinya kesalahan dalam pencatatan data koordinat di
lapangan, kesalahan dalam penyalinan data koordinat ke dalam Microsoft Excel yang mengakibatkan
kesalahan posisi koordinat ketika di-input-kan ke dalam aplikasi Google Earth.
Permasalahan lain mucul dimana data terpecah menjadi beberapa file-file Excel yang
menyebabkan ketika asisten manajer membutuhkan data tersebut, maka asisten manajer harus membuka
724
beberapa file untuk mendapatkan data yang diperlukan. Selain itu, ketika melakukan penyalinan data dari
Google Earth milik petugas ke Google Earth milik asisten manajer. Apabila terjadi kesalahan dalam
penyalinan data koordinat seperti ter-overwrite-nya data lama yang mengakibatkan data lama hilang,
maka diharuskan untuk melakukan pemetaan kembali karena tidak adanya backup data.
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan maka dibutuhkan sistem yang bisa saling
terintegrasi sehingga dapat digunakan untuk melakukan pemetaan di lapangan dan data pemetaan tersebut
dapat ditampilkan langsung pada sebuah aplikasi. Untuk membuat sistem yang dapat terintegrasi maka
dipilihlah sistem yang berbasiskan mobile Android dan web.
Perangkat mobile dipilih karena perangkat mobile saat ini sangat berkembang hingga dapat
melakukan pekerjaan seperti komputer, selain itu juga perangkat mobile juga dilengkapi dengan koneksi
internet dan GPS serta perangkat mobile mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga dapat digunakan
ketika melakukan pemetaan. Sistem operasi Android dipilih karena merupakan sistem operasi yang paling
banyak digunakan pada perangkat mobile. Sedangkan aplikasi web dipilih karena web dapat dengan
mudah diakses di mana saja ketika dibutuhkan. Dari beberapa hal tersebut maka diharapkan dapat
digunakan untuk mencatat data ketika melakukan pemetaan dan hasil pemetan dapat diterima langsung
oleh asisten manajer tanpa harus melalui tahap penyalinan data.
2. Analisa Sistem
Analisis sistem adalah tahapan menganalisi kebutuhan pengguna, sehingga dapat ditentukan
fungsi, proses atau prosedur apa saja yang dapat dilakukan oleh perangkat lunak. Berdasarkan data yang
telah didapatkan, sistem yang akan dibuat terdiri dari 2 aplikasi yaitu aplikasi dashboard berbasis web dan
aplikasi berbasis mobile. Adapun kebutuhan fungsional sistem yang akan diimplementasikan dapat dilihat
pada Tabel 1
Tabel 1 Kebutuhan Fungsional Sistem
Kebutuhan
Platform
Keterangan
Login
Mobile & Web Proses untuk autentikasi akses ke dalam sistem.
Proses untuk manipulasi data pemetaan pada aplikasi
mobile.
Kelola data pemetaan
Mobile & Web
Proses menampilkan data pemetaan kedalam peta pada
aplikasi web.
Kelola Jadwal
Proses untuk mengelola data jadwal pemetaan pada
Web
Pemetaan
aplikasi web.
Proses untuk menampilkan informasi pemetaan ke
View Dashboard
Web
dalam sebuah dashboard.
Proses untuk melakukan pencarian lokasi rumah kabel
Pencarian Lokasi
Web
dan distribution point.
Kelola Area Pemetaan Web
Proses untuk mengelola data area pemetaan.
Download Data
Proses untuk men-download data pemetaan ke dalam
Web
Pemetaan
Format Excel.
Proses untuk memanipulasi marker lokasi rumah kabel
Kelola Marker
Mobile
dan distribution point.
Proses untuk menampilkan jadwal pelaksanaan
Kelola Jadwal Kerja
Mobile
pemetaan.
Pencarian Data
Mobile
Proses pencarian data pemetaan yang telah di-input-kan.
Pemetaan
Sinkronisasi Data
Mobile
Proses sinkronisasi data antar petugas pemetaan.
Pemetaan
Untuk membatasi akses, dalam sistem ini dibagi menjadi 3 hak akses yaitu :
1. Petugas Pemetaan adalah untuk hak akses yang diberikan pada petugas pemetaan untuk
mengakses aplikasi mobile,
2. Admin adalah hak akses untuk memanajemen pengguna sistem,
3. Asisten Manajer adalah hak akses yang diberikan pada asisten manajer untuk mengakses
aplikasi dashboard pemetaan.
3. Perancangan Sistem
Use case diagram adalah abstraksi dari interaksi antara sistem dan aktor [2]. Dimana, aktor
dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun.
725
Dalam sistem yang dibuat terdapat 2 use case diagram yaitu Use Case Diagram Aplikasi Mobile
Pemetaan dan Use Case Diagram Aplikasi Web Dashboard Pemetaan. Kedua use case diagram ini dapat
dilihat pada Gambar 1
Gambar 1 Use Case Diagram Aplikasi Mobile Pemetaan (Kiri) dan Use Case Diagram Aplikasi Web
Dashboard Pemetaan (Kanan)
Class diagram menggambarkan interaksi antar kelas dalam sistem [2]. Class mengandung
informasi dan tingkah laku yang berkaitan dengan informasi tersebut. Dalam sistem yang dibuat terdapat
2 diagram yaitu Class Diagram Aplikasi Mobile Pemetaan dan Class Diagram Aplikasi Web Dashboard
Pemetaan.
Gambar 2 Class Diagram Aplikasi Web Dashboard Pemetaan
Gambar 3 Class Diagram Aplikasi Mobile Pemetaan (Bawah)
Entity Relationship Diagram adalah suatu bentuk perencanaan database secara konsep fisik yang
nantinya dipakai sebagai kerangka kerja dan pedoman dari struktur penyimpanan data [3]. ERD
726
digunakan untuk menggambarkan model hubungan data dalam sistem, dimana di dalamnya terdapat
hubungan entitas beserta atribut relasinya dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem
pemrosesan data. Entity relationship diagram pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Entity Relationship Diagram
4. Implementasi Sistem
4.1. Aplikasi Mobile
Sistem pemetaan pada aplikasi android dapat diakses oleh petugas dengan memilih area yang
akan dipetakan. Dalam tampilan ini dibagi menjadi 2 tab yaitu Tab Maps dan Tab Data yang memiliki
fungsinya masing-masing dan saling berhubungan untuk melakukan pemetaan. Implementasi Tampilan
Pemetaan dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Implentasi Sistem Android
4.2. Aplikasi Web
Halaman Dashboard adalah halaman utama pada sistem ini dari sisi admin yang diakses melalui
browser. Pada halaman ini terdapat informasi kegiatan pemetaan yang sedang berlangsung hari ini,
pemetaan yang sudah berlalu dan pemetaan yang akan datang. Dari halaman ini asisten manajer dapat
menon-aktifkan area pemetaan yang telah selesai dipetakan. Terdapat juga grafik yang menunjukkan
jumlah area yang telah dipetakan serta jumlah rumah kabel yang telah dipetakan. Data dalam grafik ini
dikelompokkan ke dalam masing-masing STO. Selain itu, terdapat juga tabel yang berisi data pemetaan
yang baru ditambahkan. Implementasi antarmuka halaman dashboard dapat dilihat pada Gambar 6.
727
Gambar 6 Dashboard pada Aplikasi Web
Halaman pemetaan adalah halaman yang digunakan oleh asisten manajer untuk melihat lokasi
atau peta dari rumah kabel dan distribution point yang telah dipetakan. Halaman ini dapat menampilkan
lokasi berdasarkan area ataupun dengan melakukan pencarian secara langsung. Implementasi antarmuka
Halaman Pemetaan dapat dilihat pada Gambar 7. Asisten manajer dapat men-download data pemetaan ke
dalam format Excel pada halaman Laporan Pemetaan. Data akan ditampilkan pada sistem dalam bentuk
tabel sebelum di-download.
Gambar 7 Halaman Pemetaan pada Aplikasi Web
5. Kesimpulan
Dengan penggunaan sistem ini maka petugas lapangan tidak lagi mencatan data pemetaan ke
dalam form tetapi disimpan langsung ke dalam database, sehingga tidak membutuhkan penyalinan data ke
dalam file Excel ataupun file Google Earth. Dengan dilengkapi peta pada aplikasi mobile, petugas
pemetaan dapat menentukan letak posisi rumah kabel dan distribution point pada peta dengan tepat
sehingga dapat menghindari kesalahan pencatatan koordinat. Dengan Aplikasi Web Dashboard Pemetaan,
728
data pemetaan dapat dikelola dalam satu sistem sehingga asisten manajer dapat dengan mudah mencari
data, men-download data ataupun menampilkan data pada peta.
Referensi
[1] I Gede Sastra K, Made Windu A. K, I Gede Mahendra D. Pengembangan Sistem Informasi
Administrasi Kepegawaian Undiksha Berbasis Web. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan
Teknik Informatika (KARMAPATI). 2013. 2(5):594-600.
[2] Sholiq. Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek dengan UML. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2006.
[3] Oky Dwi Cahyo. Aplikasi Inventarisasi Barang Keluar Masuk Pada CV. Arjuna Creative Surabaya.
Undergraduate Thesis. Surabaya: Stikom Surabaya. 2013.
729
Download