skripsi pengaruh kualitas produk dan komunikasi word

advertisement
SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KOMUNIKASI WORD-OFMOUTH, TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH
MAKAN PRIMA DI ANDUONOHU KOTA KENDARI
Oleh:
NUR IMA
B1B1 13 058
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ABSTRAK
Ima Nur B1B1 13 058, Pengaruh Kualitas Produk dan Komunikasi Word-Of
Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Prima
Di Andonohu, Kota Kendari, Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari. Pembimbing 1.
Hastuti, dan 2. Sinarwati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-of-Mouth Terhadap keputusan Pembelian pada Rumah Makan
Prima di Anduonohu, Kota Kendari. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30
responden yang merupakan konsumen (Mahasiswa) yang datang berkunjung
untuk menikmati makanan yang dijual di Rumah Makan Prima. Analisis yang
digunakan adalah Regresi Linear Berganda dan menggunakan data yang
bersumber dari responden dan dokumentasi dari Rumah Makan Prima di
Anduonohu Kota Kendari.
Hasil uji Regresi Linear Berganda diperoleh bahwa Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-of-Mouth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
Keputusan Pembelian pada Rumah Makan Prima di Anduonohu, Kota Kendari.
Secara Parsial Kualitas Produk, berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima di Anduonohu, Kota Kendari.
Demikian pula dengan Komunikasi Word-of-Mouth, secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada Rumah Makan Prima di
Anduonohu, Kota Kendari.
Kata Kunci: Kualitas Produk, Komunikasi Word-of-Mouth, Keputusan
Pembelian.
iv
ABSTRAK
Ima Nur B1B1 13 058, the effect of Product Quality and Word-Of-Mouth
Communication on Purchase Decisions at Prima Food Stalls in
Anduonohu, Kendari City, thesis of Management Department,
Economics and Business Faculty in Halu Oleo University Kendari. First
supervisors is Hastuti and second supervisors is Sinarwati.
This study aims to determine the effect of product quality and word-ofmouth communication on purchase decisions at Prima Food Stalls Anduonohu in
Kendari City. The sample in this study were 30 respondents who were the
customers (university students) who came to enjoy the foods which were sold in
Prima Food Stalls. The analysis used multiple linear regression and used data
source from respondent and documentation from Prima Food Stalls in
Anduonohu, Kendari city.
The result of multiple linear regression showed that the product quality
and word-of-mouth communication were simultaneously significant to the
purchase decision at Prima Food Stalls in Anduonohu, Kendari city.
Partially the product quality significantly effect to the purchase decision at
Prima Food Stalls in Anduonohu, Kendari city. Furthermore, with word of mouth
communication, partially significantly effect to the puchase decision at Prima
Food Stalls in Anduonohu, Kendari city.
Keywords: Product quality, word-of-mouth communication, purchase decision.
v
RATAAGNAPAATAK
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas petunjuk dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh
Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-Mouth terhadap Keputusan
Pembelian pada Rumah Makan Prima di Anduonohu Kota Kendari.”
Penulis menyadari adanya berbagai hambatan dan rintangan yang dihadapi
selama proses pembuatan skripsi ini, namun berkat doa dari kedua orang tua saya
dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Hastuti, SE.,
M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Sinarwati, SE.,M.Si selaku pembimbing
II yang dengan penuh kesabaran memberikan arahan, nasehat, meluangkan
waktunya dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah
SWT melimpahkan Rahmat-Nya kepada Ibu beserta keluarga tercinta, Amin.
Pada kesempatan ini pula, perkenankan penulis menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
tulus dan ikhlas memberikan bantuan, dorongan dan bimbingan kepada penulis,
khususnya kepada:
1.
Kepada yang terhormat Rektor Universitas Halu Oleo.
vi
2. Ibu Hj. Rostin SE.,MS, selaku Dekan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Halu Oleo.
3. Bapak La Ode Asfahyadin, SE, MM selaku ketua Jurusan Manajemen dan Ibu
Dr. Sriwiyati Maharani, SE, M.Si, selaku sekretaris Jurusan Manajemen serta
bersama Ibu Dr. Sinarwati, SE, M.Si selaku Koordinator Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo Kendari.
4. Bapak Prof. Dr. H. Dedy Takdir Syaifuddin, SE., M.Si. selaku Penasehat
Akademik Penulis.
5. Bapak Dr. Aidin Hudani Awasinombu, SE., M.Si, Bapak Dr. Juharsah,
SE.,M.Si, dan Ibu Dr. Hj. Patwayati, SE.,M.Si selaku Penguji Seminar
Proposal, Seminar Hasil, dan Seminar Skripsi Penelitian.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi khususnya Bapak dan Ibu Dosen
Program Studi Manajemen yang mohon maaf saya tidak cantumkan satu per
satu nama-Nya.
7. Staf Fakultas Ekonomi khususnya Staf Program Studi Manajemen.
8. Kepada kedua orang tua saya yang tercinta, terkasih, tersayang, ter Hero dan
terhebat, ayah saya La Tahiri dan Ibu saya Wa Masumina yang menjadi
kekuatan
terbesar
saya,
tiada
henti
dan
senantiasa
menginspirasi,
mengarahkan, membimbing, mendukung, dan selalu mencurahkan perhatian
dan kasih sayang mereka dalam keberhasilan Penulis.
9. Kepada saudara-saudari terkasih saya (Rajab La Tahiri, Harmanto La Tahiri,
Dewi Kurnia La Tahiri, Jumari La Tahiri, Murfina La Tahiri, S.pd dan
kemenakan tercinta Nada dan Galang Gressberg Gogaya serta kakak ipar
vii
Briptu Efraim Gogaya) yang senantiasa mendukung dan memotivasi
keberhasilan penulis untuk menyelesaikan Studi S1.
10. Kepada sahabat tercinta saya Nurdiana dan Ratman Sari terimakasih sebesarbesarnya atas segala waktu, kebersamaan dan dukungan yang tiada hentihentinya dalam terselesaikannya penulisan Skripsi.
11. Kepada sahabat seperjuangan angkatan 2013 Jurusan Manajemen Kuhusunya
Kelas A terimakasih banyak saya ucapkan atas waktu, dan kebersamaan serta
dukungan hingga akhirnya semua yang kita inginkan dapat tercapai.
12. Kepada sahabat KKN Nusantara (Kec. Abeli) terima kasih banyak untuk
dukungan dan semangat kalian.
13. Kepada seluruh Mahasiswa fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Halu Oleo angkatan 2013 semoga kita semua dapat meraih apa yang kita citacitakan, Amin.
Atas segala bantuan, bimbingan, dan pengorbanan yang diberikan kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk itu penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang
berlipat ganda, Amin.
Kendari,
April 2017
Penulis,
Nur Ima
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN
.......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN
.......................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
...........................................................
ABSTRAK
..........................................................................................................
ABSTRACT
..........................................................................................................
KATA PENGANTAR
.........................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
DAFTAR TABEL
.........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
.........................................................................................
BAB I
BAB II
BAB III
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
x
xii
xiii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
..............................................................................
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................
1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................
1.5.Batasan dan Ruang Lingkup ...........................................................
1
5
5
6
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
....................................................................
2.2. Landasan Teori ..............................................................................
2.2.1. Pemasaran ...........................................................................
2.2.2. Konsep Pemasaran
.............................................................
2.2.3. Strategi Pemasaran
.............................................................
2.3. Kualitas Produk ( Product Quality) ...............................................
2.4. Konsep Kualitas Produk
.............................................................
2.5. Dimensi Kualitas Produk
.............................................................
2.6. Komunikasi Pemasaran Word-of-Mouth
.....................................
2.6.1. Pengertian WOM communication ........................................
2.6.2. Menciptakan WOM communication
...................................
2.6.3. Manfaat WOM communication
..........................................
2.7. Keputusan Pembelian ....................................................................
2.8. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian
.............................................
2.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian ...........
2.10. Kerangka Pikir
...........................................................................
2.11. Hubungan Antara Variabel
........................................................
2.11.1.Kualitas produk dan WOMC dengan keputusan Pembelian
2.11.2. Kualitas Produk dengan Keputusan Pembelian
..............
2.11.3. WOMC dengan Keputusan Pembelian
..........................
2.12. Hipotesis
.....................................................................................
10
15
15
16
21
22
25
27
29
29
32
34
36
38
41
43
45
45
47
48
50
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian ........................................................
3.2. Populasi dan Sampel
....................................................................
51
51
ix
3.2.1. Populasi ................................................................................
3.2.2. Sampel
................................................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
3.3.1. Jenis Data
...........................................................................
3.3.2. Sumber Data
....................................................................
3.4. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
3.5. Pengukuran Variabel
....................................................................
3.6. Metode Analisis Data
..................................................................
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................
3.7.1. Uji Validitas
....................................................................
3.7.2. Uji Reliabilitas
..................................................................
3.8. Analisis Data
................................................................................
3.8.1. Koefisien Determinasi ........................................................
3.9. Uji Hipotesis
................................................................................
3.9.1. Uji F- Test (Simultan)
........................................................
3.9.2. Uji t-test (Parsial) ...............................................................
3.10. Definisi Operasional Variabel
....................................................
BAB IV
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
.............................................
4.2. Karakteristik Responden
...........................................................
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
.....................
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
....
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4.3. Deskripsi Variabel Penelitian
......................................................
4.3.1. Deskripsi Variabel Kualitas Produk (X1)
..........................
4.3.2. Deskripsi Variabel Komunikasi Word-of-mouth (X2)
.......
4.3.3. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
................
4.4. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
..................................
4.4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
.......................
4.4.2. Nilai Konstanta
...............................................................
4.4.3. Koefisien Korelasi
...........................................................
4.4.4. Koefisien Determinasi
....................................................
4.4.5. Pengujian Hipotesis
...........................................................
a. Uji F (Simultan) .......................................................
b. Uji t (Parsial)
...............................................................
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
......................................................
4.5.1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian
4.5.2. Pengaruh Komunikasi Word-of-mouth Terhadap Keputusan
Pembelian
4.6. Keterbatasan Penelitian
...............................................................
.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
..................................................................................
5.2. Saran ..............................................................................................
x
51
51
52
52
52
53
53
54
54
54
56
56
57
58
58
58
59
63
64
64
65
66
66
67
75
78
81
81
83
83
83
83
84
85
86
86
88
90
91
91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Skala Likert
...............................................................................................
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
.............................................
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
..............................................................
Karakteristik responden berdasarkan usia
................................................
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
..................................
Penentuan Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan dan Makna
Penilaian Deskriptif
...................
Frekuensi Jawaban Responden atas variabel Kualitas Produk
..............
Frekuensi jawaban responden atas variabel Komunikasi Word-of-mouth
Frekuensi jawaban Responden atas variabel Keputusan Pembelian
.......
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-Of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian Pada
Rumah Makan Prima
xii
54
55
56
64
64
65
67
68
75
78
82
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian ................................................................... 41
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pikir ............................................................................ 44
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia pemasaran yang semakin kompetitif dan berkembang menuntut
perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal
dan dapat menarik minat konsumen sehingga mampu memenangkan pasar. Untuk
mempengaruhi keputusan pembelian produk yang ditawarkan maka dibutuhkan
adanya kualitas produk yang bermutu beserta promosi yang efektif mengenai
produk tersebut.
Faktor kualitas produk sangat penting karena kualitas produk merupakan
salah satu faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah
melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Kotler dan
Armstrong (2008) mengatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis
yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi, hanya perusahaan dengan
kualitas produk paling baik akan tumbuh dengan pesat, dan dalam jangka panjang
perusahaan tersebut akan lebih berhasil dari perusahaan yang lain. Suatu
perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, apabila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka
mereka tidak akan pernah membelinya. Supaya merek suatu produk dikenal secara
luas oleh konsumen maka perlu sekiranya penjual melakukan kegiatan pemasaran
1
2
yang lain yaitu promosi. Salah satu kegiatan promosi adalah komunikasi Word-ofMouth (WOM). Word-Of-Mouth tidak hanya mengurangi waktu yang dibutuhkan
konsumen untuk memperoleh informasi yang diperlukan, tetapi juga memberikan
rekomendasi yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah produk yang
semakin kompleks dan mengurangi resiko terkait membuat keputusan pembelian
yang salah (Schuller, dalam Hasan Ali 2009). Word-Of-Mouth merupakan
aktivitas promosi yang tingkat pengendaliannya oleh pemasar sangat rendah tetapi
memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap produk atau merek
perusahaan. Perusahaan dapat mendorong dan memfasilitasi percakapan dari
mulut ke mulut tersebut dengan terlebih dahulu memastikan bahwa produk atau
merek dari perusahaan memang unik dan inovatif sehingga terciptalah Word-OfMouth yang positif yang pada akhirnya akan menghasilkan keputusan pembelian.
Keputusan pembelian merupakan hal yang penting untuk diperhatikan
karena hal ini tentu akan menjadi suatu pertimbangan bagaimana strategi
pemasaran yang akan dilakukan oleh perusahaan berikutnya (Ying Fan and
Yixuan Li, 2009). Dengan perkembangan teknologi saat ini, konsumen menjadi
pihak yang memiliki keterlibatan tinggi dalam pemasaran. Yushowady dalam
Bansal S. and Gupta G. (2001). mengatakan bahwa pemasaran pun kini berubah
dari business-to-consumer (B2C) menjadi consumers-to-consumers, dari “one-tomany” menjadi many to many, dari mass media menjadi social media, dari
vertikal menjadi horizontal.
Artinya, pemasaran kini telah menjadi milik konsumen. Konsumen
menjadi benar-benar bagian yang memiliki potensi luar biasa dalam pemberitaan
3
sebuah produk. Keberhasilan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen dalam
keputusan pembelian sangat didukung dengan upaya membangun komunikasi
kepada konsumen melalui strategi pemasaran (Word-of-Mouth Communication)
serta mempertahankan kualitas produknya sehingga konsumen tergoda untuk
melakukan pembelian makanan pada Rumah Makan Prima.
Rumah Makan Prima yang merupakan sebuah usaha yang bergerak
dibidang kuliner, yang menjual berbagai jenis makanan tentu perlu memahami
pentingnya pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian
produk (makanan). Untuk mempengaruhi keputusan konsumen sehingga
melakukan pembelian produk (makanan) maka dalam menjalankan aktivitas
usahanya Rumah Makan Prima harus memperhatikan kualitas produk serta
komunikasi pemasaran Word-Of-Mouth.
Sebagai usaha kuliner, maka salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh
Rumah Makan Prima adalah mengenai faktor kualitas produk berupa makanan
siap saji yang ditawarkan oleh rumah makan tersebut. Apabila kualitas makanan
yang disajikan baik serta rasa makanan sesuai dengan yang diinginkan konsumen
maka konsumen akan merasa senang dan puas menikmati hidangan dirumah
Makan Prima. Begitupun dengan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Makan
Prima apabila pelayanannya sangat baik dan memberikan kepuasan bagi
konsumen
yang datang menikmati
hidangan dirumah makan
tersebut,
kemungkinan konsumen tersebut akan menceritakan kebaikan dan manfaat yang
didapat dari rumah makan Prima, baik dari segi kualitas produk (makanan)
4
ataupun pelayanan yang sangat memuaskan dan dari situlah akan terbentuk wordof-mouth yang positif bagi rumah makan Prima.
Dengan adanya komunikasi word-of-mouth yang positif maka sangat besar
kemungkinannya akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli
makanan di Rumah Makan Prima serta konsumen yang belum mengenal rumah
makan tersebut dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli makanan
dirumah makan Prima.
Hal yang sangat istimewa adalah sejak pertama berdiri hingga sekarang
Rumah Makan Prima tetap mempertahankan kualitas makanannya. Karena itu
jumlah konsumen terus bertambah menjadikan Rumah Makan Prima dikenal
sebagai rumah makan yang mempunyai kualitas makanan dengan cita rasa yang
tetap terjaga sehingga membedakannya dengan rumah makan lainnya yang
sejenis.
Berdasarkan fenomena yang terjadi diketahui bahwa Rumah Makan Prima
ini tidak berdiri dengan mudah, namun melalui beberapa proses yang panjang.
Selain melalui persaingan antar rumah makan yang cukup banyak, dengan rasa
yang berbeda menjadi pilihan bagi setiap konsumen untuk mencicipi makanan
dirumah makan Prima. Word-Of-Mouth yang positif memungkinkan terbentuknya
sikap konsumen secara efektif, karena memiliki peranan penting dalam
mempengaruhi konsumen lainnya, sehingga konsumen tersebut tergoda untuk
melakukan pembelian makanan di Rumah Makan Prima. Oleh karena itu dari
uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
5
“Pengaruh Kualitas Produk dan Komunikasi Word-Of-Mouth Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Prima Di Anduonohu, Kota
Kendari.”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka
rumusan masalah yang dikemukakan sebagai berikut:
1. Apakah kualitas produk dan Komunikasi Word-of-Mouth, secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada
Rumah Makan Prima?
2. Apakah kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima?
3. Apakah komunikasi Word-of-Mouth secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui kualitas produk dan Komunikasi Word-of-Mouth, secara
simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian pada Rumah Makan Prima.
2. Untuk mengetahui kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
6
3. Untuk mengetahui Komunikasi Word-of-Mouth secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 di
Universitas Halu Oleo Kendari, sekaligus menambah pengetahuan akan
implementasi teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan dan menambah
wawasan penulis dalam hal komunikasi word-of-mouth dan kualitas produk
dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan kosumen trehadap pembelian
suatu produk.
2. Bagi Usaha Rumah Makan
Sebagai bahan informasi bagi Rumah Makan Prima dalam bentuk masukan
atau saran untuk senantiasa memberikan produk yang berkualitas sehingga
tercipta komunikasi word-of-mouth yang positif.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk bahan bacaan atau
sumbangan pemikiran, pertimbangan serta perbandingan untuk penulisan
penelitian dimasa yang akan datang.
1.5. Batasan Dan Ruang Lingkup Penelitian
Batasan dan ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi
permasalahan sehingga penelitian tidak meluas dalam pembahasannya dan
7
peneliti lebih memfokuskan pada dimensi kualitas produk yang dikemukakan oleh
Mowen et al., (2002) menyatakan bahwa konsep kualitas produk yang dipahami
oleh konsumen dapat dipersempit lagi, yang hanya terdiri dari enam dimensi saja,
yaitu: Performance (kinerja), Reliability, Durability, Serviceability, Aesthetics,
dan kesadaran akan merek. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya
menggunakan tiga dari enam dimensi yang dikemukakan oleh Mowen,
dikarenakan hanya tiga dimensi tersebut yang tepat untuk diterapkan pada obyek
penelitian, selain itu alasan lainnya adalah sebagai berikut:
a. Durability (daya tahan) yaitu rentang hidup produk. Dimensi ini mencakup
umur ekonomis suatu produk. Apabila dikaitkan dengan obyek penelitian saya
yaitu meneliti kualitas makanan yang ada di Rumah Makan Prima maka
Durability dianggap tidak tepat untuk diterapkan karena makanan tidak
mampu bertahan lama. Maksimal hanya mampu bertahan 12 jam setelah
makanan tersebut diolah, setelah itu apabila makanan tersebut tidak dipanasi
kembali maka makanan tersebut akan rusak.
b. Aestethics (estetika) berkaitan dengan daya tarik produk terhadap panca indra.
Jika dikaitkan dengan obyek penelitian saya yaitu Rumah makan Prima,
estetika dianggap kurang tepat untuk diterapkan karena dimensi performance
sudah mewakili estetika dari kualitas makanan yang disajikan. Selain itu,
estetika lebih tepat diterapkan misalnya pada produk Mobil seperti
model/desainnya, serta bentuk fisik dari mobil yang menarik, sedangkan kalau
untuk makanan estetika itu lebih kepada rasanya. Sehingga peneliti tidak
8
mencantumkan estetika sebagai dimensi untuk mengukur pengaruh kualitas
produk terhadap keputusan pembelian.
c. Kesadaran akan merek yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab
perusahaan terhadap produk. Apabila dikaitkan dengan obyek penelitian saya
yaitu Rumah Makan Prima, kesadaran akan merek sudah termasuk didalam
dimensi Reliability dan Serviceability seperti kualitas rasa dari makanan,
kebersihan dari makanan, mudah dalam pelayanan serta karyawan yang
melayani dengan ramah sudah mewakili merek atau citra dari sebuah Rumah
Makan, terlebih lagi yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa, jadi merek suatu produk tidak menjadi masalah bagi mereka,
karena menurut saya bagi mahasiswa apalagi mahasiswa rantau, asalkan
makanannya enak dan mengenyangkan itu sudah lebih dari cukup.
Dari alasan yang dikemukakan diatas maka peneliti hanya menggunakan
dimensi: Performance (kinerja), Reliability, dan Serviceability.
Sementara itu Komunikasi Word-of-Mouth diukur dengan menggunakan
empat (4) indikator yang dikemukakan oleh Budi Wiyono dalam Nugrahani
Shanti Dewi (2009) yaitu: Membicarakan, Mempromosikan, Merekomendasikan,
dan Menjual.
Adapun keputusan pembelian diukur dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Kotler, (1995) yaitu: Kemantapan pada sebuah produk, kebiasaan dalam
membeli produk, memberikan rekomendasi kepada orang lain, dan melakukan
pembelian ulang. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga
9
dari empat indikator yang dikemukakan oleh Kotler dikarenakan salah satu dari
empat indikator tersebut memiliki kesamaan dengan indikator dari variabel bebas
Word-of-mouth yaitu sama-sama memberikan rekomendasi kepada orang lain,
sehingga peneliti hanya menggunakan indikator: Kemantapan pada sebuah
produk, kebiasaan dalam membeli produk, dan melakukan pembelian ulang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian Ainur Rofiq Rizki, 2015, dengan judul Analisis Pengaruh
Kualitas produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Iphone (Studi Kasus
pada Universitas Muhammadiyah Surakarta). Tujuan penelitian ini untuk: 1.)
Mengetahui pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan konsumen
dalam membeli produk Iphone. 2.) Mengetahui diantara kualitas produk dan
harga, variabel mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan
konsumen dalam membeli produk Iphone. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
asosiatif, dengan penarikan kesimpulan secara analisis statistik. Populasinya
adalah seluruh mahasiswa UMS yang memiliki Iphone. Sampel diambil sebanyak
100 responden menggunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan Program SPSS 16,
sedangkan uji hipotesisnya menggunakan uji-t, dan uji-F. Berdasarkan hasil
analisis data yang telah dilakukan, penelitian ini menunjukan bahwa kualitas
produk dan harga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian produk Iphone. Variabel yang memiliki pengaruh paling dominan
adalah variabel kualitas produk.
Persamaan penelitian yang dilakukan Ainur Rofiq Rizki, 2015, yaitu
sama-sama meneliti kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Sedangkan
perbedaannya, Ainur Rofiq Rizki menambahkan variabel independen yaitu harga.
10
11
Tetapi penelitian ini saya hanya menambahkan variabel independen komunikasi
pemasaran Word-of-Mouth. Perbedaan lainnya yaitu pada lokasi penelitian dan
objek penelitian.
Jurnal penelitian Mariana, 2015, dengan judul: Pengaruh Kualitas Produk
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Poduk pada Industri UKM Amplang
UD. Sinar Rejeki di Samarinda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya pengaruh kualitas produk terhadap harga Amplang Belida
UD. Sinar Rejeki di Samarinda. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas
Produk dan harga secara simultan terhadap Amplang Belida UD. Sinar Rejeki di
Samarinda. Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi kualitas harga
Amplang Belida UD. Sinar Rejeki di Samarinda. Metode yang digunakan adalah
analisis deskriptif, analisis regresi linear berganda, dan uji hipotesis. Berdasarkan
hasil analisis mengenai pengaruh kualitas produk dan harga terhadap keputusan
pembelian produk pada industri UKM Amplang UD. Sinar Rejeki di Samarinda
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Variabel yang paling
dominan mempengaruhi keputusan konsumen adalah Price alasannya karena
kualitas produk Amplang Belida lebih baik dan berkualitas di bandingkan dengan
produk Amplang lainnya serta selalu di kunjungi oleh calon konsumen.
Persamaan penelitian yang dilakukan Mariana, 2015, yaitu sama-sama
meneliti
Kualitas
Produk
terhadap
Keputusan
Pembelian.
Sedangkan
perbedaannya, terletak pada Lokasi Penelitian dan Objek Penelitian, juga pada
penelitian ini menambahkan variabel independen lain yaitu Harga, tetapi pada
12
penelitian saya menambahkan variabel independen komunikasi pemasaran Wordof-mouth (WOM).
Jurnal penelitian Nur A’mirah Hassan Basri, Roslina Ahmad, Faiz I.
Anuar, dan Khairul Azam Ismail, 2016, dengan judul: Pengaruh Komunikasi
Word-of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Restoran Kelas
Atas Melayu di Lembah Klang, Malaysia. Penelitian ini berfokus pada hubungan
antara atribut WOM terhadap keputusan pembelian di restoran kelas atas Melayu
di Lembah Klang. Studi ini menganalisis kualitas layanan, kualitas makanan,
kualitas lingkungan fisik dan harga sebagai atribut fokus terhadap pengambilan
keputusan pasca pembelian pada Restoran kelas Atas Melayu. Penelitian ini,
menggunakan metode purposive sampling karena jenis tertentu dari responden
yang diperlukan yang antara orang-orang yang memiliki pengalaman bersantap di
Malay restoran kelas atas. Penelitian kuantitatif ini menggunakan kuesioner dari
300 responden dengan pengalaman pernah bersantap di Restoran Kelas Atas
Melayu. Sebuah analisis regresi berganda dilakukan untuk menganalisis data
antara atribut. Kuesioner terdiri dari lima bagian yaitu informasi umum (bagian
A), survei WOM (bagian B), keputusan pembelian (bagian D), dan profil
demografi (bagian E). Bagian C mengukur indikator WOM (kualitas pelayanan,
kualitas makanan, kualitas lingkungan fisik, dan harga). Berikut hasil regresi
indikator komunikasi dari mulut ke mulut terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil analisis regresi dari indikator WOM terhadap keputusan
pembelian pada Melayu restoran kelas atas, diamati bahwa sub-hipotesis yaitu
hasil kualitas lingkungan fisik (H1c) dilaporkan paling dipengaruhi dengan R2 =
13
0,316 dan memiliki nilai beta tinggi (β = 0,316, p value = 0,000). Kedua, subhipotesis untuk keputusan pembelian konsumen yaitu kualitas pelayanan (H1a),
juga melaporkan pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen di
restoran kelas atas Melayu dengan R2 = 0,264 dan nilai beta (β = 0,196, p value =
0,004. Terakhir, sub-hipotesis untuk keputusan pembelian yang harga (H1d),
melaporkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan R2 = 0,224 dan nilai beta (β = 0,138, p value = 0,032). Pada tingkat yang
paling signifikan, kualitas lingkungan fisik keseluruhan berpengaruh signifikan
positif terhadap keputusan pembelian konsumen dengan (β = 0,316, p = 0,000).
Persamaan Penelitian yang dilakukan Nur A’mirah Hassan Basri, Roslina
Ahmad, Faiz I. Anuar, dan Khairul Azam Ismail, 2016, yaitu sama-sama meneliti
Pengaruh Komunikasi Word-of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.
Sedangkan perbedaannya adalah pada tempat, waktu, lokasi dan objek Penelitian.
Jurnal penelitian A. Yunita dan Jony Oktavian Haryanto, 2012, dengan
judul: Pengaruh Word-of-Mouth, Iklan, dan Atribut Produk terhadap Keputusan
Pembelian dan Loyalitas Konsumen. Penelitian ini ingin mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan terhadap es krim
Magnum di Toserba atau Minimarket yang berada di Kota Salatiga, Jawa Tengah.
Metode yang digunakan untuk penulisan ini adalah metode kuantitatif, dimana
penulis akan meneliti secara umum tentang pengaruh Word-of-Mouth, iklan dan
atribut produk atribut terhadap keputusan pembelian konsumen, pengaruh
hubungan keputusan pembelian terhadap kepuasan konsumen, dan pengaruh
kepuasan konsumen terhadap pembentukan word-of-mouth dan loyalitas
14
konsumen dengan cara menyebarkan kuesioner. Metode sampling yang
digunakan dalam penulisan ini adalah nonprobabilty sampling dengan
menggunakan judgement sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dari
populasi berdasarkan suatu kriteria berupa suatu pertimbangan tertentu
(Jogiyanto, 2008) yang diharapkan memiliki informasi yang akurat (Supramono
and Haryanto, 2005). Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis Structural Equation
Modeling (SEM) dengan menggunakan software LISREL 8.8. Beberapa asumsi
yang mendasari penggunaan SEM ini adalah bahwa model yang digunakan cukup
kompleks, yaitu ada beberapa variabel endogen yang kemudian juga berfungsi
sebagai variabel eksogen sehingga SEM tepat digunakan untuk menganalisa
model tersebut. Berdasarkan hasil analisis data yang telah lakukan, penelitian ini
menunujukan bahwa Word-of-Mouth tidak memiliki pengaruh yang signifikan
dalam mempengaruhi seseorang sampai pada tahap untuk memutuskan
melakukan pembelian. Iklan dan atribut produk dinilai memiliki pengaruh yang
lebih besar. Selain itu, dari hasil penelitian juga diketahui bahwa keputusan
pembelian yang telah dilakukan oleh konsumen memiliki pengaruh yang positif
terhadap kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen ini kemudian pada akhirnya
juga membentuk loyalitas dan menciptakan positif word-of-mouth yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh A. Yunita dan Jony Oktavian
Haryanto, 2012, adalah sama-sama meneliti pengaruh Word-of-Mouth terhadap
Keputusan Pembelian. Sedangkan perbedaannya terletak pada lokasi penelitian
15
dan objek penelitian. Perbedaan lainnya adalah A. Yunita dan Jony Oktavian
Haryanto menambahkan variabel independen lainnya yaitu Iklan dan Atribut
Produk serta variabel dependen yaitu Loyalitas Konsumen.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pemasaran
Kegiatan pemasaran tidak hanya menyangkut masalah-masalah penjualan
dan distribusi, namun mengandung pengertian yang sangat luas. Kotler (2007:5)
mendefinisikan bahwa, “pemasaran adalah proses sosial dan manajerial yang
membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta
inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan
orang lain.”
Banyak definisi tentang pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli salah
satunya dikemukakan oleh Santon dalam Hidayat Wahyu (2016) yaitu:
“pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barangbarang yang dapat memuaskan keinginan, baik kepada para pelanggan saat ini
maupun pelanggan potensial.”
Pada dasarnya manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating,
dan Controlling dari seluruh kegiatan yang dilakukan. Kotler (2007:6)
mengemukakan bahwa manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih
pasar sasaran, mendapatkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang
unggul.
16
Perusahaan yang mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor
penting untuk mencapai sukses usahanya, akan mengetahui adanya cara dan
falsafah baru yang terlibat didalamnya.
Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran. Konsep pemasaran
bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Definisi konsep pemasaran menurut Swastha (2002:17) ialah sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan pelanggan
merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.
2.2.2. Konsep Pemasaran
Suatu
perusahaan
dalam
menjalankan
aktivitasnya
harus
efisien
menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat
terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam
perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang baik. Falsafah
konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan
kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konsep pemasaran
ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitif dapat
dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan
bahwa pemuas kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan (Swastha, 1996).
Dari definisi tersebut, perusahaan memiliki konsekuensi seluruh kegiatan
perusahaan harus diarahkan untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan mampu
17
memberikan kepuasan agar mendapat laba dalam jangka panjang. Organisasi
perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran ini disebut organisasi pemasaran.
Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan
organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan
kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran
(Kotler,1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu: pasar
sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin
maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi
berorientasi
hanya
pada
pembeli
saja,
akan
tetapi
berorientasi
pada
masyarakatatau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep
pemasaran masyarakat (Swastha dalam Hidayat Wahyu 2016).
Ada tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam pemasaran
(Swastha dalam Hidayat Wahyu 2016) :
a. Orientasi Konsumen
Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini,
maka:
1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan.
3. Menentukan produk dan program pemasarannya.
18
4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka.
5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah
menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model
yang menarik.
b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan
Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen
pemasaran yang ada harus diintegrasikan. Hindari adanya pertentangan antara
perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi
masalah koordinasi dan integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang
mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu
manajer pemasaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap orang lain dan
bagian dalam perusahaan turut serta dalam suatu upaya yang terkoordinir
untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan perusahaan dapat
tercapai.
c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen
Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau
laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan
kemampuan yang lebih besar. Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari
sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping
laba. Dengan menggunakan konsep pemasaran ini, hubungan antara perusahaan
dan konsumen akan dapat diperbaiki yang pada akhirnya akan menguntungkan
bagi perusahaan.
19
Kotler (2000:19) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan kegiatan
pemasaran, maka perusahaan dapat berpedoman pada salah satu konsep berikut:
1. Konsep produksi
Konsep produksi ini berpendapat bahwa konsumen akan memilih produk yang
mudah didapat dan murah harganya. Anggapan ini benar jika permintaan
barang melebihi penawarannya. Dalam hal ini konsumen tidak memperhatikan
keadaan detail barang. Konsep ini juga dijalankan oleh organisasi pelayanan.
Namun konsep ini dituduh tidak ramah dan buruk pelayanannya.
2. Konsep berwawasan produksi
Konsep berwawasan produk berpendapat bahwa konsumen akan memilih
produk yang menawarkan mutu, kinerja terbaik, atau hal-hal inovatif lainnya.
Manajer dalam organisasi berwawasan produk memusatkan perhatian untuk
membuat produk yang lebih baik dan terus menyempurnakannya. Dasar
pemikiran yang terkandung dalam konsep ini adalah:
a. Konsumen membeli produk tidaklah hanya untuk sekedar memenuhi
kebutuhannya saja.
b. Konsumen terutama selalu menekankan mutu produk.
c. Konsumen mengetahui mutu dan penampilan yang membedakan dari
merek-merek yang bersaing.
d. Konsumen memilih diantara merek yang bersaing atas dasar mutu yang
terbaik yang dapat dicapai dari uang.
e. Tugas organisasi adalah untuk selalu melakukan perbaikan mutu produk
sebagai kunci guna menarik dan mempertahankan langganan.
20
Konsep
ini
umumnya
terdapat
pada
perusahaan
yang
selalu
mengembangkan produknya untuk dapat menghasilkan produk yang terbaik.
1. Konsep berwawasan Penjualan
Konsep ini beranggapan bahwa konsumen enggan membeli dan harus
didorong supaya membeli, serta perusahaan mempunyai banyak cara promosi
dan penjualan yang efektif unuk merangsang pembelian. Dasar pemikiran
yang terkandung dalam konsep ini adalah:
a. Tugas utama perusahaan adalah mendapatkan penjualan yang cukup bagi
produknya.
b. Konsumen harus didorong untuk membeli dalam jumlah banyak dan
perusahaan akan melakukannya dengan berbagai cara.
c. Para pembeli kemungkinan akan melakukan pembelian lagi dan kalaupun
tidak masih banyak konsumen lain.
2. Konsep berwawasan pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri
dari penentuan keinginan dan kebutuhan pasar sasaran serta memberikan
kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan efisien daripada
saingannya. Dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep ini adalah :
a. Titik berat tuhas perusahaan adalah menentukan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Untuk itu diperlukan program riset pemasaran agar dapat
mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
b. Semua kegiatan perusahaan yang mempengaruhi harus ditempatkan
dibawah kontrol pemasaran yang terintegrasi.
21
2.2.3. Strategi Pemasaran
Setiap perusahaan mengarahkan kegiatan usahanya untuk menghasilkan
produk yang dapat memberikan kepuasan bagi konsumen sehingga dalam jangka
waktu dan jumlah produknya tertentu dapat memperoleh laba seperti yang
diharapkan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kegiatan usaha
pemasaran dari produk yang dihasilkan.
Dalam hal tersebut setiap usaha pemasaran yang menunjang keberhasilan
perusahaan berdasarkan pada konsep pemasaran untuk dapat menentukan strategi
pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Oleh karena itu strategi
pemasaran adalah suatu petunjuk yang harus dipertimbangkan oleh suatu
organisasi atau perusahaan dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang
mempengaruhi
organisasi,
baik
lingkungan
internal
organisasi
maupun
lingkungan eksternal yang selalu mengalami perubahan.
Definisi strategi pemasaran yang dikembangkan oleh Kotler (1988:416)
sebagai berikut:
“Strategi pemasaran adalah logika pemasaran yang dipakai unit bisnis
untuk mencapai tujuan pemasaran.”
Dalam hal pasar sasaran, strategi harus menguraikan segmen-segmen
pasar, dimana perusahaan akan memusatkan perhatiannya. Perusahaan bisa
berhasil memusatkan usaha dan energina pada segmen-segmen pasar yang paling
bisa dipenuhinya dilihat dari segi persaingan.
22
Perusahaan harus ditetapkan sebelumnya dan dalam bauran pemasaran
manajer seharusnya membuat kerangka strategi khusus dalam hubungannya
dengan elemen-elemen bauran pemasaran seperti produk, promosi, harga dan
distribusi. Demikian halnya dengan pengeluaran, manajer harus mengeluarkan
anggaran biaya marketing, manajer mengetahui bahwa anggaran yang besar akan
menambah penjualan tetapi akan mejadi anggaran marketing yang akan
menghasilkan gambaran keseluruhan keuntungan yang baik.
Selanjutnya
David
W.
Cravens
dalam
Hidayat
Wahyu
(2016)
mengemukakan strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis, strategi,
pengembangan, dan pelaksanaan kegiatan dalam memilih strategi pasar, sasaran
produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan
pelaksanaan, serta pegelolaan strategi program pemasaran dalam penentuan posisi
pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
2.3. Kualitas produk (Product Quality)
Terdapat berbagai definisi tentang kualitas, namun hal yang paling penting
adalah semua gagasan terbaru sepakat bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan.
Definisi kualitas juga mengalami perkembangan mulai dari konsep yang
transcendent yang mana kualitas hanya dipahami setelah pembuktian objek yang
menunjukan karakteristiknya hingga definisi yang bersifat strategy based. Yang
mana kualitas merupakan suatu strategi bisnis mendasar dalam rangka
memenangkan persaingan melalui pemenuhan sepenuhnya terhadap harapan
23
implisit dan eksplisit dari konsumen internal maupun eksternal (Hermawanto
dalam Czepiel JA. (1992).
Perkembangan ini menunjukan adanya kecenderungan menuju Total
Quality Management yang memfokuskan pada kepuasan pelanggan baik internal
maupun eksternal dengan memanfaatkan segenap sumber daya pada semua level
organisasi.
Meskipun para ahli telah mendefinisikan kualitas dari berbagai sudut
pandang yang berbeda-beda dan tidak ada definisi yang diterima secara universal,
namun terdapat berbagai kesamaan yaitu:

Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.

Kualitas mencakup kondisi yang selalu berubah (apa yang dianggap
merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas untuk masa
yang akan datang.
Berangkat dari perbedaan perspektif tentang kualitas, Goestch dan David
dalam Tjiptono (2000) mendefinisikan kualitas yang lebih luas yaitu – kualitas
merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Produk merupakan salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi
keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena
itu setiap perusahaan berupaya untuk mengembangkan produknya, agar mampu
bersaing dengan produk sejenis dipangsa pasar. Unsur yang terpenting didalam
24
produk adalah mutu/kualitas. Menurut Sofyan Assauri dalam Hasan Ali (2009)
bahwa sering terdapat perbedaan penafsiran antara produsen dan konsumen
tentang definisi kualitas produk. Dari segi pandang produsen, kualitas produk
sering diartikan sebagai komposisi teknis yang didasarkan pada spesifikasi teknis
dari suatu produk. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, kualitas produk
dimaksudkan sebagai tingkat kemampuan produkuntuk memenuhi apa yang
diharapkan terhadap suatu produk yang dimilkinya.
Sehingga harapan konsumen dapat berupa daya tahan atau umur dari suatu
produk dalam menghadapi perkembangan situasi yang dinamis saat ini melalui
perkembangan teknologi. Oleh karena itu dari sisi pandang konsumen, kualitas
produk sangat terkait dengan kepuasan atas nilai yang diterima pelanggan.
Dimana kepuasan pelanggan dapat mengarah pada loyalitas konsumen atas suatu
produk, sehingga produk tersebut dapat bersaing dengan para kompetitornya.
Menurut Mowen et al., (2002) bahwa kualitas produk adalah “Quality of
fitness for use” yang dapat diartikan bahwa kualitas produk berkaitan dengan
enaknya produk tersebut digunakan oleh konsumen. Jadi suatu produk secara
layak digunakan berarti produk tersebut bermutu baik. Pengertian kualitas produk
yang dikemukakan Mowen et al., (2002) tersebut semata-mata memandang
kualitas produk dari pihak konsumen.
Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut
25
lainnya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat
dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas dalam
pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang
berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan produk.
Trioso Kurniawan dalam Hidayat Wahyu (2016) menyatakan bahwa
perusahaan yang menerapkan konsep pemasaran yang berwawasan produk akan
selalu berfokus pada pelanggan, selanjutnya Trioso mengatakan bahwa pelanggan
akan memilih produk yang menawarkan kualitas (mutu), kinerja terbaik dan
inovatif dalam hal ini memuaskan perhatian untuk membuat produk yang lebih
baik dan terus menyempurnakannya. Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk
mencapai tujuan industri terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan
efisien daripada saingannya. Konsep berwawasan pemasaran bersandar pada
empat pilar utama, yaitu:
a) Pasar sasaran,
b) Kebutuhan pelanggan,
c) Pemasaran yang terkoordinir, serta
d) Keuntungan.
2.4. Konsep kualitas produk
Definisi dari kualitas produk adalah mencerminkan kemampuan produk
untuk menjalankan tugasnya yang mencakup daya tahan, kehandalan atau
kemajuan, kekuatan, kemudahan dalam pengemasan dan reparasi produk dan ciri-
26
ciri lainnya (Kotler dan Amstrong, 1997). Menurut Adam & Ebert dalam
Hidayat Wahyu (2016) menyatakan bahwa “Quality is the customer’s
perception”. Artinya bahwa pelanggan menilai baik buruknya kualitas suatu
produk itu berdasarkan persepsinya. Suatu produk dikatakan berkualitas jika
memenuhi
kebutuhan
dan keinginan pembeli. Kualitas ditentukan oleh
pelanggan, dan pengalaman mereka terhadap produk atau jasa. Adapun tujuan
kualitas produk adalah sebagai berikut Kotler (2002:29) :
a) Mengusahakan agar barang hasil produksi dapat mencapai standar yang telah
ditetapkan.
b) Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.
c) Mengusahakan agar biaya desain dari produksi tertentu menjadi sekecil
mungkin.
d) Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.
Menurut Assauri dalam Hidayat Wahyu (2016) mutu atau kualitas produk
dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu barang dapat
memenuhi tujuannya, yaitu untuk meningkatkan volume penjualan. Mutu atau
kualitas produk dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa mutu
barang dapat memenuhi tujuannya yaitu untuk meningkatkan volume penjualan
(Assauri, 2007).
Berdasarkan teori-teori tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas
produk adalah kemampuan suatu produk dalam menjalankan fungsinya, yang
27
merupakan suatu pengertian gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan,
kemudahan pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya.
2.5. Dimensi Kualitas Produk
Kualitas produk menurut Mowen et al., (2002) didefinisikan sebagai suatu
evaluasi menyeluruh dari pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa. Hal
yang mendasar menurut Mowen et al., didalam menilai kualitas produk bagi
seorang konsumen adalah dimensi apa yang digunakan seorang konsumen untuk
melakukan evaluasi terhadap produk yang dikonsumsinya. Isu utama dalam
menilai kinerja suatu produk adalah bagaimana dimensi yang digunakan
konsumen untuk melakukan evaluasi didalam memilih produk yang akan
digunakannya. Adapun dimensi kualitas produk menurut Garvin dalam hidayat
(2016) adalah sebagai berikut:
a. Kinerja (Performance), yang merupakan kinerja utama dari karakteristik
dalam pengoperasian,
b. Fitur (Features), yang merupakan jumlah panggilan dan tanda sebagai
karakteristik utama tambahan,
c. Reabilitas (Reability), yang merupakan probabilitas dari segala kerusakan atau
tidak berfungsi,
d. Daya tahan (Durability), yang merupakan bagaimana ketahanan atau umur
dari produk,
e. Pelayanan (Service), yang merupakan mudah dan cepatnya produk tersebut
untuk diperbaiki,
28
f. Estetika, yang merupakan bagaimana suatu produk dilihat, dirasakan, dan
didengar,
g. Sesuai dengan spesifikasi, yaitu setuju akan produk yang menunjukan tanda
produksi,
h. Kualitas penerimaan, yaitu kategori dari tempat dan termasuk bagaimana citra
dari suatu merk dan faktor-faktor yang tidak berwujud lainnya yang nantinya
dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas.
Mowen et al., (2002) menyatakan bahwa konsep kualitas produk yang
dipahami oleh konsumen dapat dipersempit lagi yang hanya terdiri dari enam
dimensi saja, antar lain:
a. Kinerja (Performance), karakteristik operasi pokok dari produk inti (core
product) yang dibeli, misalnya Makanan yang dijual sangat menarik untuk
dicoba.
b. Reliability.
Konsistensi
kinerja
barang,
keandalan
yang
merupakan
probabilitas dari segala kerusakan atau tidak berfungsi. Kemungkinan kecil
akan mengalami kerusakan dipergunakan, misalnya: Kebersihan makanan
yang selalu terjaga.
c. Durability. Rentang kehidupan produk dan kekuatan umum. Berkaitan dengan
berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup
umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan produk.
d. Serviceability. Merupakan mudah dan cepatnya produk pelayanan yang
diberikan. Tidak terbatas hanya sebatas penjualan tetapi juga selama proses
penjualan dan memberikan informasi tentang produk dengan baik.
29
e. Estetika merupakan daya tarik produk terhadap panca indra.
f. Kesadaran akan Merek. Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab
perusahaan terhadap produk. Kategori dari tempat dan termasuk bagaimana
citra dari suatu merek dan faktor-faktor yang tidak berwujud lainnya yang
nantinya dapat mempengaruhi persepsi konsumen atas kualitas, yang meliputi:
familiar/rasa suka, pertimbangan merek, persepsi bahwa merek sangat
berkualitas, dan lain-lain.
2.6. Komunikasi Pemasaran Word-of-Mouth
2.6.1. Pengertian Word-of-Mouth
Banyak orang mempunyai kebiasaan berbicara, mengobrol dengan orang
lain, misalnya seseorang menceritakan produk yang disukainya dan menyarankan
kepada teman untuk membeli produk ditoko yang dianggap bagus. Seorang ibu
yang menyusui merasa cocok dengan susu formula tertentu, maka dia pun akan
terus merekomendasikan kepada temannya untuk membeli produk susu formula
tersebut. Oleh karena itu Word-of-Mouth pun bisa terjadi meskipun konsumen
saat ini sudah tidak membeli produk yang pernah dikonsumsi lagi.
Khasali dalam Basri, Hasan, A’mirah, Nur, dkk, (2016) mengatakan
bahwa “masyarakat Indonesia adalah masyarakat mulut, yaitu masyarakat yang
lebih menggunakan mulutnya dalam berkomunikasi dari pada tangan dan matanya
untuk menulis dan membaca”.
Menurut Budi Wiyono dalam Nugrahani Shanti Dewi (2009) Word-OfMouth terjadi karena :
30
a. Membicarakan
Seseorang mungkin begitu terlibat dengan suatu produk tertentu atau
aktivitas tertentu dan bermaksud membicarakan mengenai hal itu dengan
orang lain, sehingga terjadi proses komunikasi word-of-mouth.
b. Mempromosikan
Seseorang mungkin menceritakan produk yang pernah dikonsumsinya
tanpa sadar ia mempromosikan produk kepada orang lain (teman atau
keluarganya).
c. Merekomendasikan
Seseorang mungkin akan merekomendasikan suatu produk yang pernah
di belinya kepada orang lain (teman atau keluarganya).
d. Menjual
Menjual tidak berarti harus mengubah konsumen menjadi salesman
layaknya agen MLM tetapi konsumen kita berhasil mengubah (transform)
konsumen lain yang tidak percaya, memiliki persepsi negatif dan tidak
mau mencoba merek kita menjadi percaya, persepsi positif dan akhirnya
mencoba.
Dalam aktifitas Word-of-Mouth Marketing, produsen dapat memanfaatkan
pelanggan serta pelanggan potensialnya untuk memberikan kontribusi merubah
konsumen lainnya menjadi bersikap positif terhadap produk yang dipasarkan.
Para pelanggan ini merupakan profitable talkers yang memiliki pengaruh serta
jaringan yang cukup besar untuk mempengaruhi konsumen yang lainnya untuk
menjadi positif, mencoba dan membeli produk. Word-of-mouth dapat bersifat
31
positif sehingga merekomendasikan kepada pihak lain agar membeli dan
mempergunakan produk yang sama.
Sebuah pesan yang seseorang dapatkan dari orang lain lebih dapat
dipercaya dari pada ratusan informasi melalui belasan media yang berbeda, selain
itu jumlah pesan yang diterima dari orang lain lebih sedikit sehingga biasanya
akan lebih memberikan kesan. Karena sifatnya yang lebih terpercaya dan mampu
memberikan kesan, sebuah pesan melalui Word-of-Mouth akan lebih tahan lama
dalam benak konsumen.
Menurut Sumardy dkk dalam Oktaviano Yuda (2013) menyatakan alasan
memilih Word-of-Mouth dari pada beriklan antara lain adalah:
a. Iklan itu membingungkan,Word-of-Mouth itu meyakinkan.
b. Iklan lebih mahal. Word-of-Mouth jauh lebih murah.
c. Iklan kehilangan kepercayaan, Word-of-Mouth mendapatkan kredibilitas.
d. Iklan itu buatan, Word-of-Mouth itu kenyataan.
e. Iklan memberi tahu konsumen, Word-of-Mouth melibatkan konsumen
f. Iklan akan menjadi sejarah jika sudah tidak beriklan, Word-of-Mouth akan
selalu diingat dan akan mengena dihati konsumen.
Iklan menempatkan konsumen sebagai objek, sedangkan Word-of-Mouth
menjadikan konsumen sebagai subjek. Konsumen sebagai objek disini dapat
dimaksudkan bahwa iklan hanya memberi tahu konsumen melalui media televisi,
koran, dan media lainnya. Sedangkan konsumen sebagai subjek disini
dimaksudkan bahwa word-of-mouth melibatkan konsumen secara langsung. Iklan
32
mengorbankan konsumen untuk kesuksesan perusahaan, sedangkan Word-OfMouth menempatkan konsumen sebagai bagian dari kesuksesan perusahaan.
Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan produsen agar konsumen
menceritakan produk :
a) Talkable brands start from stories
Produk-produk atau merek yang dibicarakan adalah yang memiliki atau
bias menciptakan cerita. Tanpa cerita, merek akan tentu membosankan
untuk dibicarakan.
b) Stories are not tagline
Cerita berbeda dengan slogan. Slogan tidak mengandung antusiasme yang
tinggi. Sedangkan cerita melibatkan konsumen dan menarik bagi mereka.
c) If you don’t have stories, someone else will create it
Jika pemilik merek suatu produk tidak berusaha menciptakan cerita,
dengan seiring berjalannya waktu perusahaan pesaing akan menciptakan
cerita jelek mengenai merek. Maka suatu perusahaan harus menciptakan
cerita agar mereknya tidak dapat dijelek-jelekan oleh pesaing lainnya.
2.6.2. Menciptakan Word-of-Mouth communication
Word-Of-Mouth akan tercipta ketika produk yang kita deliver memberi
kepuasan kepada penggunanya. Menurut Saptaningsih dalam Paragita Mitha
Ratna (2013) menyatakan bahwa enam unsur yang harus dimiliki suatu produk
untuk bisa menghasilkan word-of-mouth secara positif dan terus menerus:
a) Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional.
33
b) Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan efek sesuatu yang
delight atau excitement. Berarti produk harus mampu memberikan sesuatu
yang melebihi dari ekspetasi konsumen.
c) Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan dirinya
sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk menanyakan hal tersebut.
d) Suatu produk menjadi lebih powefull bila penggunanya banyak.
e) Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat
diaplikasikan di produk yang mengandalkan teknologi.
Menurut Doni Wirawan dalam Paragita Mitha Ratna (2013) berpendapat
Effek dari Word-Of-Mouth berbeda tergantung apakah isinya positif atau negatif.
Pada umumnya pengaruh Word-Of-Mouth negatif lebih besar. Ini terjadi karena
Word-Of-Mouth negatif jarang muncul, dan ketika muncul impaknya besar sekali.
Selain besar pengarunya, Word Of Mouth negatif juga cepat menyebarnya
dibanding Word- Of-Mouth positif. Secara rata-rata, orang akan menyebarkan
ketidakpuasannya kepada orang lain lebih dari dua kali lipat daripada ketika dia
puas terhadap produk tertentu.
Menurut Iput dalam Basri Hasan A’mirah Nur, dkk (2016) Word-OfMouth Negatif adalah suatu fenomena yang paling ditakutkan perusahaan atau
pengusaha. Karena seorang konsumen yang tingkat kepuasaan, terutama
emosionalnya negatif, akan berbicara, bukan hanya ke orang-orang dekatnya saja.
Ketidakpuasan belum tentu dari fisik sebuah produk/jasa, tapi bisa intangible
seperti dari fasilitas, pelayanan dan pengalamannya ketika melakukan purchase.
34
Komunikasi Word-Of-Mouth dapat bersifat negatif dengan menyampaikan
ketidakpuasan mereka sehingga dapat berakibat pihak lain tidak membeli produk
tersebut (Esti Susanti dalam Mulyadi, 2007)
2.6.3. Manfaat Word-of-Mouth Communication
Menurut Philip Kotler (2009:235) terdapat dua manfaat yang diperoleh
dari word-of-mouth communication (WOMC) atau komunikasi mulut ke mulut,
yaitu:
a. Komunikasi dari mulut ke mulut lebih meyakinkan. Kata-kata yang keluar
dari mulut merupakan satu-satunya promosi yang berasal dari konsumen oleh
konsumen dan untuk konsumen.
b. Komunikasi dari mulut ke mulut tidak memerlukan biaya mahal.
Menurut Solomon dalam Alpita R (2015), para pemasar mengestimasi
bahwa word-of-mouth communication mempengaruhi 2/3 dari penjualan barang
konsumsi. Hal tersebut terjadi karena informasi yang didapat dari orang terdekat
lebih bernilai dan lebih dapat dipercaya dari pada informasi dari brosur, spanduk
dan sebagainya. Pengaruh individu lebih kuat dibandingkan pengaruh dari iklan,
karena pada umumnya orang lebih mempercayai teman, selain itu penerima
informasi lebih percaya karena mereka tidak dibayar untuk itu. Informasi dari
orang terdekat mengurangi resiko pembelian, sebab konsumen terlebih dahulu
bisa melihat dan mengamati produk yang akan dibelinya dari orang terdekat
tersebut. Selain itu informasi yang diperoleh berdasarkan word-of-mouth
communication juga dapat mengurangi pencarian informasi.
35
Sementara itu menurut John Drea dalam Alpita R. (2015), mengemukakan
pendapat bahwa word-of-mouth communication mempengaruhi pembelian 3 kali
lebih
efektif
dibandingkan
dengan
iklan.
Berbagai
penelitian
telah
memperlihatkan bahwa semakin baik informasi mengenai suatu produk atau jasa,
maka semakin besar keinginan seseorang untuk mengadopsi suatu produk atau
jasa.
Word-of-mouth-communication yang dilakukan setiap kegiatan promosi
suatu perusahaan menjadi bagian pertimbangan konsumen dalam usahanya untuk
memilih suatu produk. Evaluasi alternatif-alternatif keputusan pembelian
dilakukan konsumen pada saat akan memilih produk dengan word-of-mouth
communication yang paling menarik.
Word-of-mouth-communication sebagai bagian dari komunikasi dan alatalat promosi yang bercermin dari proses komunikasi antara produsen dan
konsumen. Word-of-mouth communication tersebut menjadi bahan pertimbangan
utama para konsumen untuk memilih suatu produk atau jasa. Adanya pengaruh
komunikasi word-of-mouth communication terhadap keputusan pembelian
konsumen dikemukakan oleh Sumardy, Marlin Silviana dan Melina Melone
dalam Mulyadi (2007), fenomena word-of-mouth communication diyakini bisa
mendorong pembelian oleh konsumen, bisa mempengaruhi komunitas, efisien
karena tidak memerlukan budget yang besar, bisa mencipatakan image positif
bagi produk, dan bisa menyentuh emosi konsumen.
36
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh rekomendasi dari teman atau
keluarga, yang berarti di sini rekomendasi mempunyai kekuatan pengaruh yang
sangat besar pada keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk.
Sumardy dkk. dalam Sernovitz Andy (2009) menyatakan tidak peduli perusahaan
kecil atau besar, word-of-mouth communication tetap menjadi praktik pemasaran
yang paling
mendominasi keputusan pembelian konsumen terhadap produk
apapun.
2.7. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat
kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur
penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh
perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa
yang ada dalam pikiran seorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan
setelah melakukan pembelian produk tersebut.
Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang
dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler, 2000; dalam
Tjiptono, 2008):
1) Pemrakarsa (Initiator). Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan
atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli
suatu barang atau jasa tertentu.
2) Pemberi pengaruh (Influencer). Orang yang memberi pandangan, nasihat,
atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian.
37
3) Pengambil keputusan (Decider). Orang yang menentukan keputusan
pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli,
atau dimana membelinya.
4) Pembeli (Buyer). Orang yang melakukan pembelian secara aktual.
5) Pemakai (User). Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau
jasa yang telah dibeli.
Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan keputusan
akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan
sebelumnya (Sofjan Assauri, 2004:141). Keputusan pembelian adalah sebuah
pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu
barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari
pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap
alternatif
pembelian,
keputusan
pembelian,
dan
tingkah
laku
setelah
pembelian (Basu Swastha dan T Hani Handoko, 2000:15). Keputusan pembelian
menurut Schiffman dan Kanuk (2008), adalah pemilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan. Sedangkan menurut
Philip Kotler (2000:251-252), yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah
suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan
kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi
terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah
pembelian.
38
Dari pengertian keputusan pembelian diatas dapat disimpulkan bahwa
keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan
suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan
konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah
pembelian.
2.8. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian
Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5
(lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi
dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita akan
menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses
pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan
pembelian.
Menurut Phillip Kotler (2000:170) ada lima tahap dalam proses keputusan
pembelian yaitu:
a. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan
keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasikan
keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi
dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan
39
yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk.
Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu
minat konsumen.
b. Pencarian Informasi
Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebih banyak
informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian informasi
merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam
ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen
terdiri atas empat kelompok, yaitu:
1. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara,
pengemasan.
3. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen.
4. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan
produk.
Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda
tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum,
konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari
sumber komersial, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Hal ini tergantung dari
penerima informasi itu sendiri.
40
c. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan
disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar
dalam proses evaluasi konsumen terdiri atas empat macam:
1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk.
3) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang
dicari dalam memuaskan kebutuhan.
4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang
atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan
memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang
dicarinya.
d. Keputusan Pembelian
Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang
nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus
mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga
akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang
disukainya. Namun, ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan keputusan
pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak
terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen
akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk,
merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya.
41
e. Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga
periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan
mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau
ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku
berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang
membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang
merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang
produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam
melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya,
ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan
meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua,
ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya
untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga
ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi.
Berikut gambar tahap-tahap keputusan pembelian.
Gambar 2.1.Proses Keputusan Pembelian
Pengenalan
Kebutuhan
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
2.9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia
membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Faktor
42
yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masing-masing
pembeli disamping produk yang dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah:
1) Lokasi penjual yang strategis
Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis
dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti:
mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat
dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain.
2) Pelayanan yang baik
Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan
pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah
berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang
dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
penjualan pada waktu selanjutnya.
3) Kemampuan tenaga penjualnya
Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan
sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan
sesuai dengan kebutuhan.
4) Iklan dan promosi
Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen
belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan membelinya.
43
5) Penggolongan barang
Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang
melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi
akan memudahkan konsumen di dalam melakukan pembelian Basu Swastha
dan T Hani Handoko, dalam Alpita R (2015).
Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator yang mencirikan
keputusan pembelian menurut Kotler, (1995) yaitu:
1. Kemantapan pada sebuah produk
2. Kebiasaan dalam membeli produk
3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain
4. Melakukan pembelian ulang
2.10. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek
penelitian itu ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antar
variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi dari
perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,
observasi, dan survei literatur (Kuncoro dalam Haryanto Yunita A. (2012)
Rumah makan Prima adalah sebuah usaha yang bergerak dibidang kuliner
yang bertempat tepat didepan Kampus baru Universitas Halu Oleo. Dalam
menjalankan usahanya, rumah makan Prima selalu berusaha untuk memuaskan
setiap pelanggannya. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Rumah Makan Prima
adalah dengan menganalisis pengaruh kualitas produk dan Word-of-Mouth
Comunnication (WOMC), terhadap Keputusan Pembelian. Adapun penelitian ini
44
akan membahas mengenai kualitas produk: Performence, reliability, dan
serviceability yang dirasakan oleh pelanggan saat datang membeli dan makan
dirumah makan Prima. Sementara Word-Of-Mouth Comunnication dilihat dari
kegiatan membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan dan menjual.
Sedangkan Keputusan Pembelian dilihat dari: Kemantapan pada sebuah produk,
kebiasaan dalam membeli produk, dan melakukan pembelian ulang.
Dari hasil analisis akan diperoleh kesimpulan dan selanjutnya menjadi
bahan rekomendasi kepada pemilik Rumah Makan Prima dalam meningkatkan
kualitas produk dan Word-Of-Mouth yang positif. Untuk lebih jelasnya
dikemukakan skema kerangka pikir dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2. Skema Kerangka Pikir
RUMAH MAKAN PRIMA
Kualitas Produk (X1)
Keputusan pembelian (Y)
1. Performance
2. Reliability
3. Serviceability.
Mowen et al., (2002)
Komunikasi Word-Of-Mouth (X2)
1.
2.
3.
4.
Membicarakan
Mempromosikan
Merekomendasikan
Menjual.
Budi Wiyono, (2009:1)
1. Kemantapan pada
sebuah produk Prioritas
Membeli,
2. Kebiasaan dalam
membeli produk,
3. melakukan pembelian
ulang.
Kotler, (1995)
Analisis Regresi Linier Berganda
Kesimpulan dan saran
45
2.11. Hubungan Antara Variabel
2.11.1. Kualitas produk dan Komunikasi Word-of-Mouth dengan Keputusan
Pembelian
Dalam pemasaran barang atau jasa kualitas produk sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk (makanan)
pada Rumah Makan Prima karena konsumen mengharapkan kesesuaian antara
pengorbanan yang di lakukan dengan kualitas makanan yang didapatkan. Namun
betapapun berkualitasnya sebuah produk, apabila konsumen belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka
mereka tidak akan pernah membelinya. Salah satu kegiatan promosi adalah
Komunikasi pemasaran Word-of-mouth.
Kualitas makanan dinilai sebagai atribut yang mempengaruhi keputusan
memilih sebuah Restoran dan yang paling penting dalam banyak studi tentang
perilaku konsumen (Soriano, 2002) dan berhubungan langsung dengan kepuasan
konsumen (Bitner & Hubbert, 1994). Hal ini mempertimbangkan kembali elemen
inti untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Peri, 2006). Menurut Namkung dan
Jang (2007) Presentasi, pilihan kesehatan, rasa, kesegaran, variasi, dan suhu
adalah beberapa faktor yang relatif setuju dengan kualitas makanan.
Sementara itu, Richins and Shaffer (1988) menyatakan bahwa Word-OfMouth telah memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen
untuk melakukan pembelian. Word-Of-Mouth dapat mempengaruhi keputusan,
baik positif maupun negatif. Hal ini mungkin karena sumber-sumber pribadi
46
dipandang lebih dapat dipercaya (Murray, 1991). Dalam penulisannya, Henricks
dan
Silverman
dalam
Allsop.
D.T,
Bassett
B.R.
and
Hoskins
J.A.
(2007) mengatakan bahwa Word-Of-Mouth telah terbukti menjadi metode yang
efektif dalam upaya memperoleh informasi yang berguna bagi
keputusan
pembelian.
Josiam dan Monteiro dalam wahyu hidayat (2016) menyatakan bahwa
makanan yang unik memainkan peran penting bagi konsumen ketika memilih
sebuah restoran. konsumen yang puas akan mengatakan kebaikan yang mereka
peroleh pada lima orang, sementara konsumen tidak puas berbagi pengalaman
buruk mereka dengan sepuluh orang (Brockway, Mangold & Miller, 1999).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Lucky Puspita, Edi Yulianto,
Sunarti, mengenai pengaruh Pengaruh Kualitas Produk dan Komunikasi Word-ofMouth terhadap Keputusan Pembelian (Survey kepada konsumen Charles & Keith
di Tunjungan Plaza Surabaya). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
pengaruh secara simultan antara variabel penelitian Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-of-Mouth terhadap keputusan Pembelian.
Dari uraian diatas dan berdasarkan penelitian yan telah dilakukan
sebelumnya maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut:
H1
Kualitas Produk dan Word-Of-Mouth communication secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan
Prima.
47
2.11.2. Kualitas Produk dengan keputusan Pembelian
Faktor kualitas produk sangat penting karena kualitas produk merupakan
salah satu faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah
melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk.
Kotler dan Armstrong (2008) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya
tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut
lainnya”. Kualitas produk (product quality) didefinisikan sebagai evaluasi
menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa (Mowen dan Minor,
2002). Kita dapat mengatakan bahwa penjual telah menghasilkan mutu bila
produk atau pelayanan penjual tersebut memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan (Kotler, 2007).
Assauri dalam Irawan Nanda (2009) mengatakan bahwa kualitas produk
merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang
menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang
atau hasil itu dimaksudkan.
Kualitas makanan dinilai sebagai atribut yang mempengaruhi pilihan
keputusan memilih restoran dan yang paling penting dalam banyak studi tentang
perilaku konsumen (Soriano, 2002) dan berhubungan langsung dengan kepuasan
konsumen (Bitner & Hubbert, 1994). Dalam banyak penelitian kualitas makanan
dinilai sebagai salah satu faktor penentu yang paling penting bagi konsumen yan
48
menikmati hidangan dari restoran (Andaleeb & Conway dalam Irawan Nanda
(2009).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nanda Irawan (2009) mengenai
pengaruh kualitas produk, promosi, harga, dan layanan purna jual terhadap
keputusan pembelian mobil merek honda jazz, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa kualitas produk ternyata berpengaruh positif dalam keputusan pembelian.
Dari uraian diatas dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut:
H2
Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Rumah Makan Prima.
2.11.3. Komunikasi Word-of-Mouth dengan Keputusan Pembelian.
Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya, maka mereka tidak akan pernah membelinya. Salah satu kegiatan
promosi adalah Komunikasi pemasaran Word-of-mouth.
Word-of-mouth adalah pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide
antara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan sumber pemasaran
(Mowen and Minor, 2002). Secara singkat, Word-of-mouth juga didefinisikan
sebagai cara penyampaian informasi dari orang ke orang (SWA08/XXV/16-29
April 2009). Bill Bernbach, pendiri biro iklan internasional DDB dan salah satu
pengiklan yang paling berpengaruh pada abad kedua puluh bahkan telah
mengatakan bahwa Word-Of-Mouth adalah media iklan yang terbaik diantara
semua (MacLeod dalam Mulyadi, 2007).
49
Word-Of-Mouth tidak hanya mengurangi waktu yang dibutuhkan
konsumen untuk memperoleh informasi yang diperlukan, tetapi juga memberikan
rekomendasi yang dapat diandalkan untuk memecahkan masalah produk yang
semakin kompleks dan mengurangi resiko terkait membuat keputusan pembelian
yang salah (Schuller, 2008).
Richins and Shaffer dalam Nugrahani Shanti Dewi (2009) menyatakan
bahwa Word-Of-Mouth telah memainkan peran penting dalam mempengaruhi
keputusan konsumen untuk melakukan pembelian. Word-Of-Mouth dapat
mempengaruhi keputusan, baik positif maupun negatif. Hal ini mungkin karena
sumber-sumber pribadi dipandang lebih dapat dipercaya (Murray, 1991). Dalam
penulisannya, Henricks dan Silverman dalam Mulyadi, (2007) mengatakan bahwa
WOM telah terbukti menjadi metode yang efektif dalam upaya memperoleh
informasi yang berguna bagi keputusan pembelian.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur A’mirah Hassan Basri, Roslina
Ahmad, Faiz I. Anuar, dan Khairul Azam Ismail, 2016 mengenai pengaruh WordOf-Mouth terhadap keputusan pembelian pada Restoran kelas atas Melayu di
Lembah Klang, Malaysia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Word-ofmouth positif mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap Restoran
kelas atas Melayu di Lembah Klang, Malaysia.
Dari uraian diatas dan berdasarkan penelitian terdahulu, maka dalam
penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut:
50
H3
Word-Of-Mouth communication secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
2.12. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaaan (Sugiyono, 2008:51). Hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
H1
Kualitas Produk dan Word-Of-Mouth communication secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan
Prima.
H2
Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Rumah Makan Prima.
H3
Word-Of-Mouth communication secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Prima yang berlokasi tepat di
depan Kampus Baru Universitas Halu Oleo Anduonohu, Kota Kendari, sedangkan
yang menjadi obyek penelitian adalah Mahasiswa yang datang menikmati
hidangan di Rumah Makan Prima.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah gabungan dari keseluruhan elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa menjadi pusat
perhatian seorang peneliti (Augusty Ferdinand, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang datang
berkunjung untuk menikmati makanan yang dijual dirumah Makan Prima. Karena
populasi tidak diketahui atau bersifat infinitive sehingga besaran populasi tidak
dicantumkan.
3.2.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2007) penentuan sampel dilakukan dengan metode
accidential sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara siapapun yang
ditemui diberi peluang yang sama untuk dijadikan sebagai sampel dengan kriteria
yaitu: Pernah menikmati makanan dirumah Makan Prima sebanyak dua kali.
51
52
Roscoe dalam Sugiyono (1999) menyatakan bahwa dalam penelitian yang
akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi dan regresi misalnya),
maka jumlah anggota sampel minimal sepuluh kali (10) dari jumlah variabel yang
akan diteliti. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 3
variabel x 10 = 30. Melalui pendekatan teori tersebut diatas, maka sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 (tiga puluh) responden. Hal ini sudah dianggap
representative dapat mewakili populasi yang ada karena populasinya bersifat
homogen, yaitu konsumen yang datang menikmati hidangan dirumah Makan
Prima. Homogen adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan bahwa suatu
hal tersebut adalah sama, baik sifatnya maupun karakteristiknya.
3.3. Jenis dan Sumber Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yaitu data yang berbentuk angka. Data kuantitatif diperoleh dengan melakukan
analisis deskriptif instrument penelitian serta analisis statistik inferensial
(Sugiyono, 2007:78).
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua yaitu:
1. Data primer adalah data yang diperoleh dari konsumen atau responden yang
berupa hasil wawancara dan jawaban responden atas item pertanyaan yang
diajukan melalui daftar pertanyaan (kuesioner).
53
2. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari berbagai bahan referensi
maupun laporan lain yang telah dipublikasikan dan ada relevansinya.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian ilmiah, metode pengumpulan data dimaksudkan
untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya (Supranto
dalam Augusty Ferdinand (2006). Terdapat beberapa metode saat melakukan
pengumpulan data diantaranya adalah:
a. Kuesioner; merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2007).
b. Studi Dokumen; yaitu mengumpulkan informasi dengan mempelajari sumber
data tertulis untuk memperoleh data sekunder mengenai hasil penelitian,
keberhasilan usaha, sejarah Rumah Makan, jumlah karyawan, struktur
organisasi dan data tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian
ini.
3.5. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran variabel yang digunakan adalah Likert Scale dengan 5
poin yaitu dari skala 1 (sangat tidak setuju) sampai skala 5 (sangat setuju). Skala
Likert adalah teknik pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset
pemasaran (Simamora dalam Augusty Ferdinand 2006). Skala ini memungkinkan
responden untuk mengekspresikan persetujuan maupun ketidaksetujuan responden
54
terhadap
masing-masing pernyataan yang ada dalam serangkaian pernyataan
mengenai objek stimulasi. Dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skala Likert
Sangat tidak Setuju
Tidak setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat setuju
STS
1
TS
2
KS
3
S
4
SS
5
3.6. Metode Analisis Data
Adapun teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden melalui konsistensi
jawaban dan menyeleksi keutuhan kuesioner sehingga data siap diproses.
2. Coding, yaitu mengkode atau memisahkan data berdasarkan klasifikasi
variabel.
3. Tabulasi, yaitu mengidentifikasi, mencacah terhadap setiap item pertanyaan
dalam bentuk distribusi frekuensi.
4. Interpretasi data, yaitu menjelaskan data yang telah ditabulasi secara
konseptual untuk selanjutnya di analisis.
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
3.7.1. Uji Validitas
Uji validitas instrument digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Sementara itu, jenis validitas pengukuran dalam
penelitian ini terkait dengan validitas konstruksi, yaitu lebih terarah pada
pernyataan mengenai apa yang sebenarnya diukur oleh pengukur yang ada. Uji
55
validitas ini dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor masingmasing butir pertanyaan dengan total skor (Ghozali, 2006).
Instrumen dalam penelitian ini dapat dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diukur dan dapat mengungkapkan data dan variabel-variabel
yang diteliti secara konsisten. Validitas merupakan ukuran yang berhubungan
dengan tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam mengukur atas
apa yang seharusnya diukur. Cara menguji validitas dapat dilakukan dengan
formula Product moment dengan taraf signifikan 0,05. Jika nilai r
0,30 maka
data tersebut adalah valid (Solimun dalam Augusty Ferdinand 2006). Validitas
dapat juga diketahui dari signifikansi hasil korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05,
maka uji tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Tabel 3.2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel
penelitian
Indikator/item
Koefisien korelasi
Sign.
Hasil
X1.1.1
X1.1.2
X1.1.3
X1.2.1
X1.2.2
X1.2.3
X1.3.1
X1.3.2
X1.3.3
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
Y1.1
Y1.2
Y1.3
0,519
0,550
0,649
0,747
0,552
0,651
0,412
0,564
0,641
0,495
0,319
0,606
0,646
0,758
0,512
0,449
0,003
0,002
0,000
0,000
0,002
0,000
0,028
0,001
0,000
0,005
0,086
0,000
0,000
0,000
0,004
0,013
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kualitas
Produk (X1)
Komunikasi
Word-ofMouth (X2)
Keputusan
Pembelian
(Y)
Sumber: Lampiran 3
56
Berdasarkan tabel 3.1 menunjukan bahwa semua item yang mengukur
masing-masing variabel indikator menghasilkan angka koefisien validitas yang
lebih dari 0,30 (r
0,30). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen
pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
3.7.2. Uji Reliabilitas
Uji relibialitas adalah pengujian yang dapat menunjukkan sejauh mana alat
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Jika suatu alat ukur dipakai untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan,
maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan ciri Cronbach Alpha
> 0,60 Nunnaly (dalam Ghozali, 2006).
Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Penelitian
Cronbach Alpha
Hasil
1. Performence (X1.1)
0,661
Reliabel
2. Reliability (X1.2)
0,740
Reliabel
3. Serviceability (X1.3)
0,624
Reliabel
Komunikasi Word-of-mouth (X2)
0,646
Reliabel
Keputusan Pembelian (Y)
0,674
Reliabel
Kualitas Produk (X1) yang terdiri atas:
Sumber: Lampiran 4
3.8. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linier berganda dengan menggunakan alat bantu program SPSS 16. Regresi
berganda dilakukan terhadap model lebih dari satu variabel bebas, untuk diketahui
57
pengaruhnya terhadap variabel terikat (Santoso dalam Augusty Ferdinand 2006).
Hubungan antara variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau
Persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 +.... + bnXn + e
Dimana:
(Supranto dalam Hidayat W. 2016)
Y
= Variabel dependen
Xi
= Variabel independen (dimana i = 1, 2, .... n)
bi
= Koefisien Regresi ke-i (dimana i = 1, 2, .... n)
a
= Konstanta
e
= Faktor kesalahan
Aplikasi model tersebut selanjutnya dikondisikan dengan penelitian ini
sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda dalam bentuk persamaan
sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2
Dimana:
Y
= Keputusan Pembelian
a
= Konstanta
b1, b2,
= Koefisien regresi
X1
= Kualitas Produk
X2
= Komunikasi WOM
3.8.1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square
dikatakan baik jika diatas 0,05 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1.
Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memilki R Square
dikatakan cukup tinggi dengan nilai diatas 0,05.
58
3.9. Uji Hipotesis
3.9.1. Uji t-test (Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas (independen)
secara masing-masing parsial atau individu memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat (dependen) pada tingkat signifikansi 5% dengan
menganggap variabel bebas bernilai konstan (Nachrowi dalam Hidayat Wahyu
2016 ). Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika sig. < α = 5% (0,05) maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya secara
parsial terdapat pengaruh signifikan antara Kualitas Produk dan Komunikasi
Word-of-mouth terhadap Keputusan Pembelian.
2. Jika sig. > α = 5% (0,05) maka Ha ditolak dan H0 diterima, artinya secara
parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-of-mouth terhadap Keputusan Pembelian.
Apabila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima begitupun sebaliknya,
apabila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
3.9.2. Uji F- Test (Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen
yang terdapat dalam model secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Ketentuan atau penolakan hipotesis yang ada adalah sebagai berikut
(Nachrowi dalam Hidayat Wahyu 2016).
59
1. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak, artinya bahwa semua variabel
independen secara bersama-sama (secara simultan) berpengaruh terhadap
variabel dependen.
2. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, artinya bahwa semua variabel
independen secara bersama-sama (secara simultan) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Apabila Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen
secara simultan. Namun apabila Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen
terhadap variabel dependen secara simultan.
3.10. Definisi Operasional Variabel
Untuk membatasi definisi yang meluas, maka penulis memberikan definisi
operasional atas setiap variabel yang berhubungan dengan penelitian ini adalah:
1. Kualitas Produk (X1) adalah tanggapan konsumen secara menyeluruh atas
kebaikan barang/produk (makanan) yang dihasilkan dari rumah Makan Prima.
Dalam penelitian ini menggunakan dimensi yang diadopsi dari pengukuran
Mowen et al., (2002) yakni Performance, Reliability, dan Serviceability.
a. Performance (X1.1) adalah tanggapan konsumen mengenai karakteristik
operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli dirumah makan
Prima. Dimana dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala
Likert melalui indikator sebagai berikut:
60

Hidangan makanan yang ada dirumah makan Prima sangat menarik
untuk dicoba.

Hidangan makanan dirumah makan Prima sangat lezat.

Cita rasa makanan dirumah makan Prima tetap terjaga.
b. Reliability (X1.2) adalah tanggapan konsumen mengenai konsistensi atau
kinerja barang (makanan), dimana makanan yang disajikan pada rumah
makan Prima serta pelayanannya dapat diandalkan. Dimana dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert melalui indikator:

Kualitas rasa yang diberikan oleh rumah makan Prima sangat baik.

Kebersihan makanan di Rumah Makan Prima Selalu terjaga.

Sangat kecil kemungkinan cita rasa makanan dirumah makan Prima
mengalami perubahan ketika dimakan.
c. Serviceability (X1.3) adalah tanggapan konsumen pada Rumah Makan
Prima Mengenai kemudahan dan kecepatan dari makanan tersebut untuk
diperoleh, pelayanan yang diberikan tidak hanya sebatas penjualan tetapi
juga selama proses penjualan makanan dirumah makan Prima.
Dalam penelitian ini meliputi:

Mudah dalam pelayanan yang diberikan oleh rumah makan Prima.

Makanan cepat dihidangkan oleh Rumah Makan Prima

Karyawan dirumah makan Prima melayani dengan ramah.
2. Komunikasi Word-of-Mouth (X2) adalah tanggapan konsumen dalam bentuk
percakapan mengenai makanan yang pernah dibeli dirumah makan Prima,
antara satu orang dengan satu atau banyak orang yang didalamnya terdapat
61
pesan bersifat promosi yang disampaikan yang terkadang tidak disadari oleh
pihak pemberi informasi atau oleh penerima informasi itu sendiri mengenai
rumah makan Prima. Menurut Budi Wiyono dalam Nugrahani Shanti Dewi
(2009) Word-Of-Mouth terjadi karena :
a. Membicarakan yaitu respon konsumen mengenai Rumah Makan Prima
dengan menceritakan kebaikan maupun kejelekan yang Ia peroleh kepada
orang lain setelah menikmati hidangan yang disajikan oleh Rumah Makan
Prima.
b. Mempromosikan yaitu respon konsumen setelah menikmati makanan
yang disajikan oleh Rumah Makan Prima dengan mengajak orang lain
untuk ikut serta mencoba mencicipi makanan yang disajikan oleh Rumah
Makan tersebut.
c. Merekomendasikan yaitu respon konsumen setelah membeli makanan
pada Rumah Makan Prima dengan menyarankan kepada orang lain untuk
mencoba menikmati makanan yang disajikan oleh Rumah Makan
tersebut.
d. Menjual yaitu respon yang diberikan konsumen setelah membeli makanan
pada Rumah Makan Prima dengan meyakinkan orang lain untuk ikut
mencoba makanan yang dihidangkan oleh Rumah Makan tersebut.
3. Keputusan Pembelian (Y) adalah tanggapan konsumen mengenai pemilihan
satu dari beberapa alternatif rumah makan yang tersedia, berupa sajian
makanan yang sesuai dengan kebutuhan ataupun keinginan dari konsumen.
62
Untuk mengukur keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima
menggunakan indikator keputusan pembelian menurut Kotler, (1995) yaitu:
1. Kemantapan pada sebuah produk yaitu sikap konsumen yakin memilih
Rumah Makan Prima sebagai tempat bersantap makanan yang sangat baik.
2. Kebiasaan dalam membeli produk yaitu perilaku konsumen yang sudah
terbiasa dengan cita rasa yang diberikan oleh Rumah Makan Prima
sehingga tidak ingin lagi berpindah tempat.
3. Melakukan pembelian ulang merupakan perilaku konsumen yang
senantiasa membeli makanan di Rumah Makan Prima sehingga konsumen
tersebut sudah merasa senang dan nyaman dengan suasana yang ada di
Rumah Makan tersebut serta puas dengan kualitas makanannya yang
selalu terjaga.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah makan Prima berlokasi di Jl. HEA. Mokodompit depan Kampus
Baru Universitas Halu Oleo RT. 011 RW. 004 Kelurahan Lalolara Kecamatan
Kambu Kota Kendari. Memliki karyawan sebanyak 16 Orang, yaitu: Bagian
tukang masak nasi satu (1) orang, Bagian tukang masak sayur dua (2) orang,
Bagian tukang goreng ayam satu (1) orang, Bagian goreng-gorengan satu (1)
orang, Bagian tukang cuci piring satu (1) orang, Bagian tukang bakar ikar satu (1)
orang, Bagian tukang nasi goreng satu (1) orang, Bagian tukang angkat piring dua
(2) orang, Bagian Pramusaji Makanan lima (5) orang, dan Bagian Kasir satu (1)
orang dengan waktu kerja dari pukul 07.00 WITA dan tutup pada pukul 21.00
WITA.
Rumah Makan Prima menyediakan menu makanan yaitu: nasi ayam bakar,
nasi ayam goreng, nasi ikan bakar, nasi ikan goreng, nasi udang goreng, nasi sate
hati ayam, nasi telur, nasi goreng, dan nasi ikan kuah.
Pendapatan yang diperoleh Rumah Makan Prima perhari berkisar Rp.
6.000.000,- sampai Rp.7.500.000,- . Sebagai Rumah Makan yang berlokasi
strategis tepat didepan kampus baru Universitas Halu Oleo menjadikan Rumah
Makan Prima dikenal kalangan Mahasiswa maupun kalangan supir mobil sebagai
tempat peristrahatan dan makan siang dengan sajian makanan yang lezat. Hingga
saat ini Rumah Makan Prima tetap eksis melakukan kegiatannya sebagai salah
63
64
satu Rumah Makan yang berada tepat didepan Kampus Baru Universitas Halu
Oleo, Kendari.
Didirikan oleh sepasang suami istri Bapak Hasan dan Ibu Hadriani diatas
tanah yang berukuran 8m x 16m dengan bangunan semi permanen, dikenal
sebagai rumah makan yang menyajikan aneka sajian makanan dengan rasa yang
lezat dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat khususnya kalangan
Mahasiswa.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dapat diklasifikasikan berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan, sebanyak 30 kuesioner yang
diberikan kepada responden semuanya dikembalikan. Dengan demikian tingkat
pengembalian kuesioner responden yang diperoleh adalah 100%. Adapun
gambaran mengenai responden penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 responden yang
merupakan konsumen rumah makan Prima, diperoleh karakteristik responden
berdasarkan usia yang yang dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. karakteristik responden berdasarkan usia
Usia (tahun)
Frekuensi (orang)
18 – 20
14
21 – 23
10
24 - 26
6
30
Jumlah
Sumber: Data primer (diolah), 2017
Presentase (%)
46,67
33,33
20
100%
65
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa berdasarkan karakteristik
responden menurut usia, diketahui bahwa sebagian besar responden dalam
penelitian ini memiliki tingkatan usia antara 18 – 20 tahun yakni sebanyak 14
orang atau 46,67%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
singgah dan menikmati makanan siap saji Rumah Makan Prima, berada pada usia
produktif dan tidak mengalami kesulitan dalam memahami setiap pernyataan yang
diberikan.
4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 responden yang
merupakan konsumen Rumah Makan Prima, diperoleh karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi (orang)
Laki-laki
17
Perempuan
13
Jumlah
30
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Persentase (%)
56,67%
43,33%
100%
Berdasarkan pada tabel 4.2. dapat diketahui bahwa responden penelitian
yang berjenis kelamin laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu 17 orang
atau 56,67% dibandingkan dengan perempuan yang berjumlah 13 orang atau
43,33%. Artinya konsumen yang paling banyak menikmati makanan siap saji
Rumah Makan Prima didominasi oleh Laki-laki.
66
4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 responden yang
merupakan konsumen Rumah Makan Prima, diperoleh karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir. Adapun tingkat pendidikan tertinggi adalah S.2
yang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan terakhir
Frekuensi (orang)
Presentase (%)
SMA/Sederajat
19
63,33
Sarjana (S-1)
11
36,66
30
100%
JUMLAH
Sumber: Data Primer diolah 2017
Berdasarkan pada tabel 4.3 menunjukan bahwa mayoritas responden
memiliki tingkat pendidikan SMA/Sederajat yaitu sebesar 19 orang atau 63,33%.
Disusul tingkat S-1 sebanyak 11 orang atau 36,66%. Hal ini menunjukan bahwa
dari 30 responden yang menjadi konsumen Rumah Makan Prima, lebih
didominasi oleh konsumen yang tingkat pendidikan terakhir pada taraf SMA.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa responden layak untuk memberikan
jawaban atas pernyataan yang diberikan.
4.3. Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian bertujuan untuk menginterpretasikan
mengenai distribusi frekuensi jawaban responden dari data yang telah
dikumpulkan. Dalam penelitian ini jawaban responden dikategorikan dalam lima
kategori dengan menggunakan skala Likert. Dalam memberikan makna penilaian
67
secara empiris variabel penelitian ini mengadopsi prinsip dari pembobotan yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011). Nilai rata-rata pembobotan atau nilai skor
jawaban responden yang diperoleh diklasifikasi kedalam rentang skala kategori
nilai yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4. Penentuan Kategori Rata-Rata Skor Pernyataan dan Makna
Penilaian Deskriptif
1.
Nilai rata-rata
skor jawaban
1,00 – 1,80
Makna Kategori/
interpretasi
Sangat rendah/tidak baik
2.
1,81 – 2,61
Rendah/Kurang baik
3.
2,62 – 3,40
Cukup Tinggi/Cukup Baik
4.
3,41 – 4,21
Tinggi/Baik
5.
4,22 – 5,00
Sangat Tinggi/Sangat Baik
No.
Penentuan interval
I = bkmaks - bkmin
k
I = 5 – 1 = 0,80
5
Keterangan:
I = Interval
bk = batas kelas
k = Jumlah kelas
Sumber: Sugiyono (dimodifikasi) 2011
Tabel 4.4. diatas menunjukan makna kategorik dalam melakukan
interpretasi hasil penelitian ini berdasarkan skor jawaban responden. Alasan yang
mendasari responden diberikan kebebasan untuk memberikan penilaian secara
obyektif berdasarkan apa yang dilihat, dengar dan rasakan selama menjadi
konsumen pada Rumah Makan Prima. Tanggapan Responden dari hasil penelitian
mengenai kedua variabel yang diteliti dengan menggunakan rata-rata skor
jawaban diuraikan sebagai berikut:
4.3.1. Deskripsi variabel Kualitas produk (X1)
Variabel kualitas produk diukur dengan 3 (tiga) dimensi yang terobservasi
(observed variable) yakni: Performence, Reliability, dan Serviceability, adalah
sebagai berikut:
68
Tabel 4.5. Frekuensi Jawaban Responden atas variabel Kualitas Produk
Jawaban Responden
Indikator
variabel
item
X1.1.1
X1.1.2
X1.1.3
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
STS
(1)
F %
Kualitas
Produk
(X1)
Kate
gori
f
%
f
%
f
%
f
%
8
26,67
16
53,33
5
16,67
1
3,33
0
0,00
4,03
Baik
11
36,67
12
40,00
5
16,67
1
3,33
1
3,33
4,03
Baik
6
20,00
15
50,00
6
20,00
2
6,67
1
3,33
3,77
Baik
Baik
Baik
Performance
X1.2.1
X1.2.2
RataRata
3,94
9
30,00
14
46,67
4
13,33
2
6,67
1
3,33
3,93
9
30,00
15
50,00
6
20,00
0
00,00
0
0,00
4,10
X1.2.3 14 46,67 12
40,00
3
10,00
1
3,33
0
0,00
4,30
53,33
5
16,67
0
0,00
0
0,00
4,13
Baik
Sangat
Baik
Baik
Baik
46,67
4
13,33
1
3,33
0
0,00
4,17
Baik
43,33
3
10,00
3
10,00
0
0,00
3,98
Baik
Baik
Baik
Reliability
X1.3.1 9 30,00 16
X1.3.2 11 36,67 14
X1.3.3 11 36,67 13
4,11
Serviceability
Rata-Rata Skor Variabel Kualitas Produk
4,12
4,06
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa konsumen Rumah Makan Prima,
dalam memberikan tanggapan atau persepsi atas kualitas Produk yang terdiri dari
9 (sembilan) item pernyataan pada penelitian ini sebagai berikut:
Item X1.1.1 (Makanan yang dihidangkan oleh Rumah Makan Prima sangat
menarik untuk dicoba) menunjukkan sebanyak 8 orang (26,67%) responden
menyatakan sangat setuju, 16 orang (53,33%) responden menyatakan setuju, 5
orang (16,67%) responden menyatakan kurang setuju, 1 orang (3,33%) responden
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak
setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,03 dengan kategori baik. Ini
menunjukan bahwa mayoritas konsumen menilai makanan yang dihidangkan
Rumah Makan Prima sangat menarik untuk dicoba, hal ini terjadi karena
69
kebanyakan responden merasa bahwa makanan yang dihidangkan oleh Rumah
Makan Prima memiliki tampilan yang sangat menarik, salah satu contohnya untuk
setiap menu makanan memiliki porsi yang banyak, seperti pada menu nasi ikan
bakar, untuk teman menunya sudah disediakan memang sayur sesuai pesanan
(sayur bening, sup, dan sayur santan), sambal sesuai selera dengan porsi ekstra
serta memiliki harga terjangkau. Sehingga mereka tertarik untuk membeli
makanan yang dihidangkan oleh Rumah Makan tersebut.
Pernyataan yang menyatakan bahwa hidangan makanan di Rumah Makan
Prima sangat lezat (X1.1.2), menunjukan bahwa sebanyak 11 orang (36,67%)
responden menyatakan sangat setuju, 12 orang (40,00%) responden menyatakan
setuju, 5 orang (16,67%) responden menyatakan kurang setuju, sebanyak 1
(3,33%) orang responden yang menyatakan tidak setuju, serta sebanyak 1 orang
(3,33%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Kenyataan ini berada
pada rata-rata 4,03 dengan kategori baik. Artinya konsumen melihat bahwa
selama ini hidangan yang disajikan oleh Rumah Makan Prima sangat lezat, dan
dapat dilihat pada angket pernyataan yang dipilih responden lebih didominasi
dengan jawaban setuju dan sangat setuju dibandingkan dengan tidak setuju. Hal
ini terjadi karena mayoritas responden sangat senang dengan menu yang
dihidangkan Rumah Makan Prima, baik yang berkuah maupun yang digoreng atau
dibakar. Masing-masing menu memiliki citarasa berbeda sesuai pesanan
konsumen, namun dari menu-menu tersebut terdapat ciri khas dan keunikan
tersendiri yang menurut responden ini menambah kelezatan dari makanan yang
dihidangkan oleh Rumah Makan Prima. Contohnya pada nasi ikan goreng,
70
ikannya memiliki tekstur daging yang lembut dan gurih, serta ditambahkan
perasan jeruk dan campuran sedikit garam sebelum dilakukan penggorengan
sehingga ketika ikan matang, ikan tersebut sudah memiliki aroma yang berbeda
dan tentunya memiliki rasa yang lezat.
Item X1.1.3 yang menyatakan bahwa cita rasa makanan di Rumah Makan
Prima tetap terjaga, menunjukan 6 orang (20,00%) responden menyatakan sangat
setuju, 15 orang (50,00%) responden menyatakan setuju, 6 orang (20,00%)
responden menyatakan kurang setuju, 2 orang (6,67%) responden menyatakan
tidak setuju, dan 1 orang (3,33%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju.
Kenyataan ini berada pada rata-rata 3,77 dengan kategori baik. Artinya konsumen
melihat bahwa cita rasa makanan pada Rumah Makan Prima tetap terjaga. Namun
bila dibandingkan dengan pernyataan lain pada indikator yang sama (X1.1) yaitu
performence, pernyataan ini memiliki nilai rata-rata terendah, hal ini terjadi
karena sebagian konsumen menilai bahwa citarasa makanan di Rumah Makan
Prima kurang terjaga, responden menilai tidak setiap makanan yang dihidangkan
sesuai dengan keinginan mereka, terkadang ada yang kurang atau kelebihan dalam
hal pemberian bumbu seperti garam, bumbu penyedap, maupun bumbu-bumbu
lain yang digunakan oleh RM. Prima. Sehingga sebagian responden memilih
kurang setuju dengan pernyataan ini.
Secara keseluruhan, item X1.1 (Performence) memiliki nilai rata-rata
sebesar 3,94 dan termasuk pada kategori baik. Namun diantara ketiga indikator
Performence merupakan item dengan nilai rata-rata terendah karena seperti yang
dideskripsikan diatas, ada responden yang masih merasa kurang dengan citarasa
71
makanan, ada yang kelebihan atau kekurangan bumbu dan lain-lain seperti yang
dijelaskan diatas sehingga Performence menjadi item yang paling rendah diantara
item yang lain.
Item X1.2.1 “Kualitas rasa yang diberikan oleh Rumah makan Prima sangat
baik” menunjukan sebanyak 9 orang (30,00%) responden menyatakan sangat
setuju, 14 orang (46,67%) responden menyatakan setuju, 4 orang (13,33%)
responden menyatakan kurang setuju, 2 orang (6,67%) menyatakan tidak setuju,
dan 1 orang (3,33%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Kenyataan
ini berada pada rata-rata 3,93% dengan kategori baik. Hal ini terjadi karena lebih
banyak responden yang memilih setuju dengan pernyataan yang menyatakan
bahwa kualitas yang diberikan oleh rumah makan Prima baik. Namun pernyataan
ini berada pada rata-rata terendah untuk item X1.2 (Reliability) dibandingkan
dengan pernyataan lain, karena sebagian konsumen merasa bahwa Kualitas rasa
yang diberikan oleh Rumah makan Prima kurang baik. Contohnya seperti item
X1.1.3 diatas, yang menyatakan bahwa cita rasa makanan di Rumah Makan Prima
tetap terjaga, namun kenyataan yang ada sebagian responden merasa bahwa
makanan yang dihidangakan terkadang kekurangan atau kelebihan dalam hal
pemberian bumbu, ini membuat konsumen merasa jika Kualitas rasa yang
diberikan oleh Rumah makan Prima kurang baik dan tidak terjaga sehingga
mereka memilih kurang setuju atau tidak setuju dengan pernyataan ini.
Item X1.2.2 “Kebersihan makanan di Rumah Makan Prima Selalu terjaga”
menunjukan bahwa sebanyak 9 orang (30,00%) responden menyatakan sangat
setuju, 15 orang (50,00%) responden menyatakan setuju, 6 orang (20,00%)
72
responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,10
dengan kategori baik. Artinya konsumen melihat bahwa kebersihan makanan di
Rumah Makan Prima selalu terjaga. Hal ini terjadi karena mayoritas responden
menilai bahwa Rumah Makan Prima selalu menjaga kebersihan ruangan
khususnya meja dan kursi yang digunakan untuk makan selalu bersih dan rapi,
karena itulah sehingga responden lebih banyak memilih setuju dengan pernyataan
ini.
Item X1.2.3 menunjukan bahwa sebanyak 14 orang (46,67%) responden
menyatakan sangat setuju, 12 orang (40,00%) responden menyatakan setuju, 3
orang (10,00%) responden menyatakan kurang setuju, 1 orang (3,33%) responden
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakn sangat tidak
setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,30 dengan kategori sangat baik.
Artinya konsumen yakin bahwa kecil kemungkinan rasa makanan di Rumah
Makan Prima mengalami perubahan ketika dimakan dan ini
merupakan
pernyataan pada item X1.2 (reliability) yang memiliki nilai rata-rata tertinggi, hal
ini terjadi karena mayoritas responden merasa bahwa tekstur daging ayam
maupun ikan yang dihidangkan oleh Rumah Makan Prima tetap lembut dan enak,
tidak mengalami perubahan ketika dimakan.
Secara keseluruhan Item X1.2. (Reliability) memiliki rata-rata skor sebesar
4,11 dan termasuk pada kategorik baik. Hal ini menunjukan bahwa makanan yang
disajikan oleh rumah makan Prima serta pelayanannya dapat diandalkan.
73
Item X1.3.1 menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang (30,00%) responden
menyatakan sangat setuju, 16 orang (53,33%) responden menyatakan setuju, 5
orang (16,67%) responden menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kenyataan ini berada pada ratarata 4,13 dengan kategori baik. Artinya konsumen merasa mudah dalam
pelayanan yang diberikan oleh Rumah Makan Prima. Hal ini terjadi karena
responden merasa bahwa setiap kali datang melakukan pembelian makanan atau
bertanya-tanya mengenai informasi seputaran makanan, pelayan dengan cepat
menanggapi apa yang menjadi kebutuhan responden dan tidak mengabaikan,
terkadang pelayanan memberikan sedikit humor kepada konsumen sehingga
mereka mereka betah berada pada Rumah Makan tersebut.
Item X1.3.2 “Makanan cepat dihidangkan oleh Rumah Makan Prima”
menunjukan bahwa sebanyak 11 orang (36,67%) responden menyatakan sangat
setuju, 14 orang (46,67%) responden menyatakan setuju, 4 orang (13,33%)
responden menyatakan kurang setuju, 1 orang (3,33%) responden menyatakan
tidak setuju, dan tidak ada konsumen yang menyatakn sangat tidak setuju.
Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,17 dengan kategori baik. Artinya konsumen
melihat bahwa makanan yang dihidangkan oleh Rumah Makan Prima cepat
dihidangkan. Sama halnya seperti item X1.3.1 diatas, hal ini terjadi karena
responden merasa bahwa setiap kali memesan makanan, pelayan dengan cepat dan
tanggap melayani permintaan dari konsumen sehingga makanan yang diminta
cepat dihidangkan oleh para pelayan di Rumah Makan tersebut sehingga
74
konsumen merasa senang dengan pelayanan dari Rumah Makan tersebut dan
dominan memilih setuju dengan pernyataan tersebut.
Item X1.3.3 menunjukkan bahwa sebanyak 11 orang (36,67%) responden
menyatakan sangat setuju, 13 orang (43,33%) responden menyatakan setuju, 3
orang (10,00%) responden menyatakan kurang setuju, 3 orang (10,00%)
responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden menyatakan sangat
tidak setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,07 dengan kategori baik.
Artinya konsumen melihat bahwa karyawan di Rumah makan Prima melayani
dengan ramah. Hal ini terjadi karena mayoritas responden merasa bahwa
pelayanan yang diberikan oleh RM. Prima baik dan ramah, pelayan yang baik dan
kadang-kadang memberikan humor, serta pelayanan yang cepat. Itulah kenapa
responden lebih banyak memilih setuju dengan pernyataan tersebut.
Secara keseluruhan, item X1.3 (Serviceability) memiliki nilai rata-rata
sebesar 4,12 dan termasuk pada kategori baik dan diantara ketiga item,
Serviceability merupakan item dengan nilai rata-rata tertinggi karena seperti yang
dideskripsikan diatas, mayoritas responden memilih setuju dengan setiap
pernyataan yang ada pada item Serviceability ini yang dapat dibaca penjelasannya
diatas.
Tabel diatas juga menunjukan bahwa nilai rata-rata skor tanggapan
responden terhadap variabel kualitas produk adalah sebesar 4,06 atau termasuk
kategori baik. Hasil studi mengindikasikan bahwa kualitas produk yang tercermin
melalui apa yang dirasakan oleh konsumen Rumah Makan Prima terhadap
75
Performence, Reliability, dan Serviceability dianggap mempengaruhi kualitas
produk Rumah Makan Prima.
4.3.2. Deskripsi Variabel Komunikasi Word-of-Mouth (X2)
Rekapitulasi jawaban responden terhadap Komunikasi Word-of-Mouth
pada makanan siap saji yang dijual Rumah Makan Prima, dapat dilihat pada tabel
4.6. dibawah, dalam memberikan tanggapan atau persepsi atas word-of-mouth
pada Rumah Makan Prima yang terdiri dari 4 (empat) item pernyataan yang
terurai sebagai berikut:
Tabel 4.6 Frekuensi jawaban responden atas variabel Komunikasi Word-of-mouth
Jawaban responden
Indikator
variabel
ite
X2.1
Komunikasi
word-ofmouth (X2)
SS (5)
S (4)
KS (3)
TS (2)
m
STS
(1)
f
%
F
%
f %
f %
f %
13
43,33
12
40,00
4 13,33
1 3,33
0 0,00
Rat
aRat
a
4,23
katego
ri
Sangat
Baik
X2.2
11
36,67
14
46,67
5
16,67
0 0,00
0 0,00
4,20
Baik
X2.3
10
33,33
15
50,00
5 16,67
0 0,00
0 0,00
4,17
Baik
X2.4
15
50,00
11
36,67
3 10,00
1 3,33
0 0,00
4,33
Rata-rata skor variabel Komunikasi word-of-mouth
4,23
(X2)
Sangat
Baik
Sangat
Baik
Sumber: Data Primer (diolah) 2017
Item X2.1 (Teman saya senantiasa membicarakan hal-hal positif mengenai
Rumah Makan Prima) menunjukan sebanyak 13 orang (43,33%) responden
menyatakan sangat setuju, 12 orang (40,00%) menyatakan setuju, 4 orang
(13,33%) responden menyatakan kurang setuju, 1 orang (3,33%) responden
menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak
76
setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,23 dengan kategori sangat baik.
Kenyataan ini menunjukan bahwa konsumen senantiasa membicarakan hal-hal
positif mengenai Rumah Makan Prima. Hal ini terjadi karena mayoritas responden
merasa bahwa teman-teman kuliah mereka selalu menceritakan hal-hal yang baik
mengenai Rumah Makan Prima, baik dari segi pelayanannya yang baik dan humor
maupun makanan, contoh: Rumah Makan Prima selalu menyediakan makanan
dengan porsi yang banyak, rasa yang unik dan lezat. Dengan cerita seperti itu
responden akhirnya memutuskan untuk ikut membeli makanan pada Rumah
Makan Prima.
Pernyataan yang menyatakan bahwa teman-teman mengajak saya membeli
makanan pada Rumah Makan Prima (X2.2), menunjukan bahwa sebanyak 11
orang (36,67%) responden menyatakan sangat setuju, 14 orang (46,67%)
responden menyatakan setuju, 5 orang (16,67%) responden menyatakan kurang
setuju, dan tidak ada responden yang menyatakn tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,20 dengan kategori baik. Artinya
konsumen mengakui bahwa teman-teman mengajak mereka untuk membeli
makanan pada Rumah Makan Prima. Hal ini terjadi karena mayoritas responden
merasa teman-teman sangat berperan dalam membujuk dan mengajak responden
untuk ikutan membeli makanan di RM. Prima, yang awalnya tidak ada niat untuk
membeli, kemudian memutuskan untuk membeli makanan itu karena adanya
ajakan-ajakan dari teman-teman kuliah mereka.
Item X2.3 yang menyatakan saya disarankan oleh teman untuk mencoba
menikmati makanan di Rumah Makan Prima, menunjukan sebanyak 10 orang
77
(33,33%) responden menyatakan sangat setuju, 15 orang (50,00%) responden
menyatakan setuju, 5 orang (16,67%) responden menyatakan kurang setuju, dan
tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,17 dengan kategori baik. Hal ini
menunjukan bahwa konsumen disarankan oleh teman untuk mencoba menikmati
makanan di Rumah Makan Prima, namun item ini merupakan pernyataan dengan
rata-rata skor terendah pada variabel komunikasi Word-of-mouth, meskipun teman
merekomendasikan Rumah Makan Prima sebagai tempat bersantap yang bagus
tetapi masih ada sebagian responden yang kurang setuju dengan pernyataan ini
karena responden merasa masih kurang yakin dengan kualitas makanan yang
disajikan serta masih jarang-jarang untuk datang membeli makanan di RM. Prima.
Item X2.4 (Teman-teman meyakinkan saya untuk ikut membeli makanan di
Rumah Makan Prima) menunjukan sebanyak 15 orang (50,00%) responden
menyatakan sangat setuju, 11 orang (36,67%) responden menyatakan setuju, 3
orang (26,67%) responden menyatakan kurang setuju, sebanyak 1 orang (3,33%)
responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
sangat tidak setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,33 dengan kategori
sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa konsumen Rumah Makan Prima
diyakinkan oleh teman-temannya untuk ikut membeli makanan di Rumah Makan
tersebut, dan ini merupakan item pada variabel word-of-mouth dengan rata-rata
tertinggi karena mayoritas responden akan ikut ketika teman-teman mereka
membujuk dan meyakinkan mereka membeli makanan di RM. Prima, apalagi
ketika siang hari pulang kuliah mereka sudah merasa lapar dan malas untuk
78
memasak di Kost, akhirnya responden memutuskan untuk membeli makanan di
Rumah makan Prima.
Tabel diatas juga menunjukan nilai rata-rata skor tanggapan responden
terhadap variabel Komunikasi Word-of-mouth sebesar 4,23 atau termasuk kategori
sangat baik. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa komunikasi word-ofmouth dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan
Prima.
4.3.3. Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Rekapitulasi pernyataan responden terhadap keputusan pembelian
konsumen pada Rumah Makan Prima disajikan pada tabel 4.7 dibawah dalam
memberikan tanggapan atau persepsi atas keputusan pembelian yang terdiri dari 3
(tiga) item pernyataan yang terobservasi (observed variable) yakni: Kemantapan
pada sebuah produk (Prioritas Membeli), Kebiasaan dalam membeli produk,
melakukan pembelian ulang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Frekuensi jawaban Responden atas variabel Keputusan Pembelian (Y)
Jawaban responden
Indikator
Ite
variabel
m
SS (5)
f
%
S (4)
f
%
KS (3)
f
%
TS (2)
f
%
f
STS
Rat
(1)
a-
kateg
Rat
ori
%
a
Keputusan
Y1.1
9
30,00
10
33,33
8 26,67
2 6,67
1 3,33
3,80
Baik
Y1.2
17
56,67
9
30,00
4 13,33
0 0,00
0 0,00
4,43
Sangat
Baik
Pembelian
(Y)
Y1.3
8
26,67
16
53,33
6 20,00
0 0,00
0 0,00
Rata-rata skor variabel keputusan Pembelian
Sumber: Data Primer (diolah), 2017
4,07
4,10
Baik
Baik
79
Tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa pelanggan yang membeli makanan
pada Rumah Makan Prima dalam memberikan tanggapan atau persepsi atas
keputusan pembelian konsumen yang terdiri dari 3 (tiga) item pernyataan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Item Y1.1 (Saya memilih Rumah Makan Prima sebagai tempat bersantap
makanan yang sangat baik) menunjukan sebanyak 9 orang (30,00%) responden
menyatakan sangat setuju, 10 orang (33,33%) responden menyatakan setuju, 8
orang (26,67%) responden menyatakan kurang setuju, 2 orang 96,67%) responden
menyatakan tidak setuju, dan 1 orang (3,33%) responden menyatakan sangat tidak
setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 3,80 dengan kategori baik. Kenyataan
ini menunjukan bahwa konsumen memilih Rumah Makan Prima sebagai tempat
bersantap makanan yang sangat baik, namun pada variabel keputusan pembelian
(Y) ini merupakan pernyataan dengan rata-rata terendah bila dibandingkan dengan
pernyataan lain pada variabel yang sama karena sebagian responden merasa
bahwa masih ada banyak Rumah Makan lain selain Rumah Makan Prima didepan
kampus baru UHO yang memiliki usaha serupa namun memiliki fasilitas lebih
baik dari Rumah Makan Prima selain itu responden merasa bahwa RM. Prima
harus lebih memperluas ruangan, dipisahkan antara ruang makan konsumen
dengan tempat khusus untuk makanan siap saji yang dijual, sehingga konsumen
lain yang datang tidak macet di dalam ruangan makan.
Item Y1.2 (Saya terbiasa membeli makanan di Rumah Makan Prima
sehingga tidak ingin lagi berpindah tempat) menunjukan bahwa sebanyak 17
orang (56,67%) responden menyatakan sangat setuju, 9 orang (30,00%) responden
80
menyatakan setuju, 4 orang (13,33%) responden menyatakan kurang setuju, dan
tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,43 dengan kategori sangat baik. Hal ini
menunjukan bahwa konsumen terbiasa membeli makanan di Rumah Makan Prima
sehingga tidak ingin lagi berpindah tempat dan pada variabel keputusan
pembelian (Y) ini merupakan pernyataan dengan nilai rata-rata tertinggi karena
mayoritas responden menjawab sangat setuju dengan pernyataan ini. Responden
sudah merasa nyaman dengan Rumah Makan Prima, sudah terbiasa dengan
pelayanannya, kadang walaupun makanan diatas meja sudah habis dimakan tetapi
responden masih ditempat duduknya sejenak sambil menonton film yang ada di
Televisi yang disediakan oleh RM. Prima.
Item Y1.3 (Saya selalu membeli makanan di Rumah Makan Prima)
menunjukan sebanyak 8 orang (26,67%) responden menyatakan sangat setuju, 16
orang (53,33%) responden menyatakan setuju, sebanyak 6 orang (20,00%)
responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan
tidak setuju dan sangat tidak setuju. Kenyataan ini berada pada rata-rata 4,07
dengan kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa konsumen selalu membeli
makanan di Rumah Makan Prima. Hal ini terjadi karena mayoritas responden
sudah terbiasa membeli makanan di Rumah Makan Prima sehingga responden
tetap selalu membeli makanan di Rumah Makan tersebut. Seperti yang
dideskripsikan pada item diatas (Y1.2), responden sudah betah dan nyaman dengan
Rumah Makan Prima baik dari segi pelayanan maupun rasa makanannya sehingga
tidak ingin lagi berpindah tempat.
81
Tabel diatas juga menunjukan nilai rata-rata skor tanggapan responden
terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 4,10 dan merupakan kategori baik.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pelanggan yang mengkonsumsi
makanan di Rumah Makan Prima merasa senang dan puas dengan semua yang
disediakan oleh Rumah Makan Prima karena telah memenuhi keinginan dan
melebihi harapan dari konsumen tersebut.
4.4. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.4.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Pengujian dan pembuktian secara empiris pengaruh antar variabel
penelitian ini selain menggunakan analisis statistika deskriptif juga digunakan
analisis statistika inferensial yaitu analisis Regresi Linier Berganda untuk
melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dalam penenlitian ini.
Menguji pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y)
digunakan uji T. Dasar pengambilan keputusan adalah apabila tsig
α
0,05
maka
variabel bebas tersebut berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Demikian
pula sebaliknya, apabila tsig
α
0,05
maka variabel bebas tersebut berpengaruh
tidak signifikan terhadap variabel terikat.
Hasil analisis regresi linier berganda yang menguji pengaruh variabel
Kualitas Produk (X1) dan Komunikasi Word-of-Mouth (X2) terhadap variabel
Keputusan Pembelian (Y) pada Rumah Makan Prima dapat dilihat pada tabel 4.8
dibawah ini:
82
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Kualitas Produk
dan Komunikasi Word-Of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian Pada
Rumah Makan Prima.
No.
Koefisien
Variabel Bebas (X)
1.
Kualitas Produk (X1)
2.
Komunikasi WOM (X2)
Konstanta
R
R Square
F Signifikan
SEE
Regresi ( )
0,501
0,611
7,113
0,786
0,618
0,000
1,00803
Tsig.
0,000
0,000
Sig = 0,000
Ket.
Signifikan
Signifikan
Sumber: Lampiran 5.
Berdasarkan hasil pengujian model Regresi tersebut, maka model Regresi
yang menyatakan pengaruh Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-Mouth
terhadap Keputusan Pembelian dapat dinyatakan sebagai berikut:
Y= 0,501X1 + 0,611X2
Dimana:
Y
= Keputusan Pembelian
X1
= Kualitas Produk
X2
= Komunikasi Word-of-mouth
Dijelaskan bahwa: koefisien Regresi (b) beta ( X1) Kualitas Produk
sebesar 0,501 bertanda positif, artinya kualitas produk Rumah Makan Prima
mempengaruhi keputusan Pembelian Konsumen di Rumah Makan tersebut.
83
Koefisien Regresi (b) beta (X2) Komunikasi Word-of-mouth sebesar 0,611
bertanda positif, artinya semakin baik Komunikasi word-of-mouth maka semakin
tinggi pula tingkat keputusan pembelian Konsumen pada Rumah Makan Prima.
Berdasarkan model persamaan Regresi diatas dapat dikemukakan beberapa
hal sebagai berikut:
4.4.2. Nilai Konstanta
Nilai konstanta (a) sebesar 7,113 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang
berarti lebih kecil dari alpha (0,000
0,05), maka dapat diinterpretasikan bahwa
secara statistik konstanta (a) tersebut berbeda nyata dengan nol (a # 0). Oleh
karena itu, nilai konstanta tersebut (a = 7,113) dapat dimasukkan dalam model
regresi.
4.4.3. Koefisien Korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai koefisien korelasi yang diperoleh
sebesar 0,786. Ini menunjukan bahwa keeratan hubungan langsung antara variabel
kualitas produk dan Komunikasi word-of-mouth terhadap keputusan pembelian
adalah sebesar 0,786.
4.4.4 Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien determinasi yang diperoleh
sebesar 0,618. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas produk dan Komunikasi
word-of-mouth yang dilakukan oleh Rumah Makan Prima berkontribusi sebesar
61,8% terhadap pembentukan keputusan pembelian. Selebihnya yaitu sebesar
84
29,2% diterangkan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
penelitian ini.
4.4.5. Pengujian Hipotesis
Pembuktian apakah variabel kualitas produk dan Komunikasi word-ofmouth mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan, baik secara simultan
maupun secara parsial. Pembuktian hipotesis ini menggunakan uji F dengan
tujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yang meliputi Kualitas Produk dan
Komunikasi word-of-mouth terhadap keputusan pembelian secara simultan.
Sedangkan uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas Kualitas produk
dan Komunikasi word-of-mouth terhadap keputusan pembelian secara parsial.
a. Uji F (pengujian secara simultan)
Pengujian secara serempak (uji F) dilakukan untuk membuktikan hipotesis
pertama yang menyatakan “kualitas produk dan Komunikasi word-of-mouth
secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Rumah Makan Prima, apakah diterima atau ditolak.
Hasil pengujian hipotesis yang menyatakan bahwa kualitas Produk dan
komunikasi word-of-mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
pada Rumah Makan Prima, dapat dibuktikan dengan nilai signifikansi F (Fsig)
sebesar = 0,000 yang berarti lebih lebih kecil dari α = 0,05 (Fsig 0,000
0,05).
Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabel Kualitas Produk (X1) dan
Komunikasi
Word-of-mouth (X2) berpengaruh secara simultan terhadap
85
Keputusan Pembelian (Y) pada Rumah Makan Prima, sehingga dengan demikian
hipotesis pertama yang diajukan diterima.
Hasil penelitian ini didukung dengan studi yang dilakukan oleh Lucky
Puspita, Edi Yulianto, Sunarti, mengenai pengaruh Pengaruh Kualitas Produk dan
Komunikasi Word-of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitiannya
menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel penelitian
Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-Mouth terhadap keputusan Pembelian.
b. Uji-t (Pengujian Hipotesis secara parsial)
Pengujian secara parsial (Uji t) dilakukan dengan membandingkan nilai
signifikansi t ( tsig) dengan nilai alpha (α = 0,05) pada tingkat kepercayaan 95%.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa:
1. Kualitas produk (X1) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
(Y) yang ditunjukan nilai signifikan 0,000 < 0,05, sehingga hipotesis yang
diajukan dapat diterima. Atas dasar ini pula variabel kualitas produk (X1)
dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel yang signifikan pengaruhnya
terhadap keputusan pembelian (Y) pada Rumah Makan Prima.
Hasil penelitian ini didukung oleh Studi yang dilakukan oleh Nanda Irawan
(2009) mengenai pengaruh kualitas produk, promosi, harga, dan layanan
purna jual terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas produk berpengaruh positif secara parsial dalam keputusan
pembelian.
86
2. Komunikasi word-of-mouth (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian (Y) yang ditunjukan nilai signifikan 0,000 < 0,05 sehingga
hipotesis yang diajukan dapat diterima. Atas dasar ini pula variabel
komunikasi word-of-mouth (X2) dapat dimasukkan sebagai salah satu variabel
yang signifikan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian (Y) pada Rumah
Makan Prima.
Hasil penelitian ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh Nur A’mirah
Hassan Basri, Roslina Ahmad, Faiz I. Anuar, dan Khairul Azam Ismail, 2016
mengenai pengaruh Word-Of-Mouth terhadap keputusan pembelian. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa Word-of-mouth positif mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen terhadap Restoran kelas atas Melayu di Lembah
Klang, Malaysia.
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian
4.5.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 16.0 ditemukan bahwa kualitas produk yang meliputi
Performence, Reliability, dan Serviceability, memiliki pengaruh sebesar 0,501
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 terhadap keputusan pembelian. Dengan
demikian dapat diinterpretasikan bahwa semakin baik kualitas produk yang
diberikan maka semakin baik pula tingkat keputusan pembelian konsumen pada
Rumah Makan Prima.
87
Assauri Assauri dalam Irawan Nanda (2009) mengatakan bahwa kualitas
produk merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang
menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang
atau hasil itu dimaksudkan. Dalam banyak penelitian kualitas makanan dinilai
sebagai salah satu faktor penentu yang paling penting bagi konsumen yan
menikmati hidangan dari restoran (Andaleeb & Conway dalam Irawan Nanda
(2009).
Temuan ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ainur
Rofiq Rizki, 2015 dan jurnal Penelitian Mariana, 2015 yang keduanya sama-sama
meneliti pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas produk
dengan keputusan pembelian.
Temuan ini sekaligus memperkuat pernyataan Mowen et al., (2002) yang
menyatakan bahwa kualitas Produk yang dipahami oleh konsumen dapat
dipersempit lagi yang hanya terdiri dari enam dimensi saja, antara lain:
Performance (kinerja), menyangkut karakteristik operasi pokok dari produk inti
(core product) yang dapat memberikan petunjuk/dapat diidentifikasi oleh
konsumen apakah sebuah produk bekerja sebagaimana mestinya. (2) Reliability
(Keandalan), menyangkut konsistensi kinerja barang, kemungkinan kecil akan
mengalami kegagalan saat digunakan. (3) Durability (Ketahanan), menyangkut
rentang kehidupan produk dan kekuatan umum. Berkaitan dengan berapa lama
produk tersebut dapat terus digunakan. (4) Serviceability, merupakan mudah dan
cepatnya produk tersebut untuk diperbaiki, pelayanan yang diberikan tidak
88
terbatas hanya sebatas penjualan tetapi juga selama proses penjualan. (5)
Aestethics (Estetika), menyangkut daya tarik produk terhadap panca seperti rasa
dan bau. (6) Kesadaran akan Merek, yaitu citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadap produk.
Hasil penelitian ini tidak terlepas dari deskripsi jawaban responden
terhadap item pernyataan yang diberikan untuk ketiga indikator variabel kualitas
produk tersebut yaitu Performence dengan nilai rata-rata skor sebesar 3,94,
Reliability dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,11 dan Serviceability memiliki
nilai rata-rata skor sebesar 4,12. Dan secara keseluruhan nilai rata-rata skor
tanggapan responden terhadap variabel kualitas produk adalah sebesar 4,06 atau
termasuk kategori baik. Hasil studi mengindikasikan bahwa kualitas produk yang
tercermin melalui apa yang dirasakan oleh konsumen Rumah Makan Prima
terhadap Performence, Reliability, dan Serviceability dianggap mempengaruhi
kualitas produk pada Rumah Makan Prima.
4.5.2 Pengaruh Komunikasi Word-of-Mouth terhadap Keputusan Pembelian
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 16.0 ditemukan bahwa Komunikasi Word-of-Mouth
yang meliputi Membicarakan, Mempromosikan, Merekomendasikan, dan Menjual
memiliki pengaruh sebesar 0,611 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000
terhadap keputusan pembelian. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa
semakin baik Komunikasi Word-of-Mouth yang diperoleh konsumen maka
semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen pada Rumah Makan Prima.
89
Temuan ini sesuai dengan penelitian terdahulu Nur A’mirah Hassan Basri,
Roslina Ahmad, Faiz I. Anuar, dan Khairul Azam Ismail, 2016, dan Jurnal
penelitian A. Yunita dan Jony Oktavian Haryanto, 2012, yang keduanya samasama meneliti pengaruh word-of-mouth communication terhadap keputusan
pembelian. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kualitas produk dengan keputusan pembelian.
Temuan ini sekaligus memperkuat pernyataan Richins and Shaffer dalam
Sernovitz Andy (2009) menyatakan bahwa Word-Of-Mouth telah memainkan
peran penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan
pembelian. Word-Of-Mouth dapat mempengaruhi keputusan, baik positif maupun
negatif. Hal ini mungkin karena sumber-sumber pribadi dipandang lebih dapat
dipercaya (Murray dalam Alpita R. (2015). Dalam penulisannya, Henricks dan
Silverman dalam Allsop. D.T, Bassett, B.R. and Hoskins, J.A. (2007) mengatakan
bahwa Word-Of-Mouth telah terbukti menjadi metode yang efektif dalam upaya
memperoleh informasi yang berguna bagi keputusan pembelian.
Keputusan pembelian dipengaruhi oleh rekomendasi dari teman atau
keluarga, yang berarti di sini rekomendasi mempunyai kekuatan pengaruh yang
sangat besar pada keputusan pembelian seseorang terhadap suatu produk.
Sumardy dkk. dalam Mariana, (2005) menyatakan tidak peduli perusahaan kecil
atau besar, word-of-mouth communication tetap menjadi praktik pemasaran yang
paling mendominasi keputusan pembelian konsumen terhadap produk apapun.
90
Hasil penelitian ini tidak terlepas dari deskripsi jawaban responden
terhadap item pernyataan yang diberikan untuk ke-empat indikator variabel
komunikasi word-of-mouth yaitu Membicarakan dengan nilai rata-rata skor
sebesar 4,23, Mempromosikan dengan nilai rata-rata skor sebesar 4,20
Merekomendasikan memiliki nilai rata-rata skor sebesar 4,17 dan menjual dengan
rata-rata skor sebesar 2,33. Secara keseluruhan nilai rata-rata skor tanggapan
responden terhadap variabel Komunikasi Word-of-Mouth adalah sebesar 4,23 atau
termasuk kategori baik. Hasil studi mengindikasikan bahwa Komunikasi Word-ofMouth yang tercermin melalui apa yang dirasakan oleh konsumen Rumah Makan
Prima terhadap Membicarakan, Mempromosikan, Merekomendasikan dan
menjual dianggap mempengaruhi keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa Kualitas produk dan
Komunikasi
Word-of-Mouth
memberikan
pengaruh
terhadap
keputusan
Pembelian Konsumen pada Rumah Makan Prima. Oleh karena itu maka pihak
Rumah Makan Prima Hendaknya memperhatikan hal yang dapat meningkatkan
keputusan Pembelian, seperti meningkatkan cita rasa masakan agar konsumen
yang datang menikmati makanan yang ada di Rumah Makan Prima merasa senang
dan puas sehingga tercipta word-of-mouth yang positif dari setiap konsumen yang
datang mencicipi makanan di Rumah Makan Prima, serta kualitas Produk terus
dipertahankan, bahkan jika memungkinkan untuk ditingkatkan terus menerus agar
konsumen selalu menjadikan Rumah Makan Prima sebagai tempat bersantap
makanan yang memiliki cita rasa yang nikmat.
5. Keterbatasan Penelitian
91
Meskipun Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-Mouth memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Rumah
Makan Prima, namun variabel tersebut hanya merupakan bagian determinan untuk
mengetahui Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-mouth terhadap Keputusan
Pembelian pada Rumah Makan Prima. Karena itu bagi peneliti berikutnya
diharapkan selain memasukkan variabel kualitas produk dan komunikasi word-ofmouth serta keputusan pembelian, juga perlu dipadukan dengan variabel lain agar
diperoleh model pendugaan yang lebih komprehensif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kualitas Produk dan Komunikasi Word-of-Mouth secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
2. Kualitas Produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Rumah Makan Prima.
3. Komunikasi Word-of-Mouth secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Rumah Makan Prima.
Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa semakin baik kualitas suatu produk
dan Komunikasi Word-of-mouth yang Positif, maka akan semakin banyak pula
mempengaruhi Konsumen lain dalam membentuk keputusan pembelian makanan
pada Rumah Makan Prima.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan dan kesimpulan , maka dapat
disampaikan beberapa saran yang diharapkan berguna untuk kepentingan praktis
dan penelitian selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagi pemilik Rumah Makan Prima yang berlokasi tepat didepan Kampus baru
Universitas Halu Oleo, disarankan agar hendaknya perlu memperhatikan dan
91
92
meningkatkan kualitas produk khususnya pada indikator performence dan
perlu meningkatkan Reliability serta Serviceability sehingga setiap konsumen
yang datang menikmati hidangan yang disajikan oleh Rumah Makan Prima
merasa puas dan senang dengan kualitas produk yang ditawarkan oleh Rumah
Makan tersebut dan menceritakan kebaikan yang diperoleh (word-of-mouth
positif) dari Rumah Makan tersebut.
2. Disarankan pada Rumah Makan Prima agar hendaknya memperhatikan dan
meningkatkan word-of-mouth
yang positif,
yaitu meliputi indikator:
merekomendasikan, karena berdasarkan jawaban responden item ini
merupakan pernyataan dengan rata-rata paling rendah dibandingkan dengan
item lain pada variabel yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Alpita, R. 2015. Pengaruh Word-of-mouth dan Costumer Community Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion Di Bangkinang Kota.
JOM FISIP. 2(2): 1531-1545.
Allsop. D.T, Bassett, B.R. and Hoskins, J.A. 2007. “Word-of-mouth research:
Principles and applications”. Journal of Advertising Research, December
pp.398-411.
Assauri, Sofjan, 2007. Manajemen Pemasaran. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Augusty Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian
untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Bansal, S. and Gupta, G. (2001). Building Customer Loyalty Business-to-Business
Commerce. Journal of Marketing Research, 47 (02): 33-48.
Basri, Hasan, A’mirah, Nur, dkk, 2016. Pengaruh Komunikasi Word-of-Mouth
terhadap Keputusan Pembelian Konsumen pada Restoran Kelas Atas
Melayu di Lembah Klang, Malaysia. Penelitian ini berfokus pada
hubungan antara atribut WOM terhadap keputusan pembelian di restoran
kelas atas Melayu di Lembah Klang.
Czepiel JA. 1992, Competitive Marketing Strategy, New Jersey. Printice Hall Inc.
Das, B., Mohanty, S., and Shil, N. C. (2008). Categorizing Consumers’ Buying
Behavior: A Factor Analysis in Consumer Durable market”. International
Journal of Business and Management, 3 (9): 147-156.
Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2007. Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Ketiga.
Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto, Oktavian Jony, Yunita A. 2012. Pengaruh Word-of-Mouth, Iklan, dan
Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Konsumen.
Hasan, Ali. 2009. Marketing Jakarta : Media Presindo.
Hidayat, Wahyu. 2016. “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga terhadap Kepuasan
Pelanggan pada Rumah Makan Rahayu di Kota Unaaha”.
Irawan, Nanda. 2009. Pengaruh kualitas produk, promosi, harga, dan layanan
purna jual terhadap keputusan pembelian mobil merek honda jazz
Kottler, Philip dan Amstrong, Gary. 2001. Manajeman Pemasaran. Jilid 1.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Ketiga
Belas. Jilid Kedua. Jakarta: Indeks.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu.
Edisi Kedua Belas. Cetakan Ketiga. Penerbit Indeks.
Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi ke 13. Jakarta:
Erlangga.
Puspito, Lucky, Yulianto, Edi, dan Sunarti (2016) Pengaruh Kualitas Produk dan
Word-of-mouth terhadap Keputusan Pembelian, Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol. 34 No.1 Mei.
Mariana, (2005) Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Produk pada Industri UKM Amplang UD. Sinar Rejeki di
Samarinda, eJournal Ilmu Administrasi Bisnis 3 (2): 388-402.
Margon, Robert M, and Shelby D. Hunt (1994) The Commitmant–Trust Theory of
Relationship Marketing, Journal of Marketing Vol. 58, 20 – 38.
Mulyadi, 2007, “Efektivitas Word of Mouth”, Marketing 03/VII/ Maret, 53-54
Mowen, Jhon C dan Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa: Dwi
Kartini. Edisi 5 Jilid 1. Jakarta. PT. Erlangga.
Nabhan, F dan Enlik K. 2005. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Keputusan Konsumen dalam Melakukan Pembelian pada Rumah Makan
di Kota Batu”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 6, No. 3, Hlm. 425430.
Nugrahani, Shanti, Dewi. 2009. Peran Strategi Komunikasi Pemasaran Word-ofMouth dalam Pengambilan Keputusan Konsumen.
Oktaviano, Yuda. 2013. “Pengaruh Word-of-Mouth terhadap keputusan pembelian
konsumen pada usaha mie ayam di Kota Batu”.
Paragita, Mitha, Ratna. 2013. Pengaruh Word-of-Mouth Terhadap Minat
Mengajukan Kredit pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
Tbk. Cabang Nganjuk. Tesis. Malang: Program Pascasarjana Universitas
Brawijaya.
Peter, J Paul and Jerry C Olson. 2004. Consumer behavior: Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran. Jilid 1 (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga.
Rizki, Rofiq, Ainur. 2015. “Analisis Pengaruh Kulaitas Produk dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian iphone (Studi Kasus pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Schiffman, L.G and Kanuk LL. 2007. Perilaku Konsumen. Edisi Sepuluh. Jakarta:
Ghaliab Indonesia.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis (Buku 1, Edisi 4)
Jakarta: Salemba Empat
Sekaran, Uma. 2011. Research Metodhs For Business (Buku 1), Jakarta: Salemba
Empat.
Sernovitz, Andy. 2009. Word-of-mouth Marketing, New York: Kaplan Inc.
Stanton, William J. 1994. Fundamental Of Marketing (Dasar-Dasar Pemasaran),
Terjemahan Y. Lamrto, Erlangga, Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Swastha, Basu. 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty.
Swastha, Basu dan Irawan. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE.
Tjiptono, Fandy. 2008. Prinsip & Dinamika Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Offset.
Umar, Husain. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama dan Jakarta Business Research Center.
Yamit, Zulian, 2002, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, Penerbit Ekonisia.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner
PENGANTAR KUESIONER
Perihal
: Permohonan pengisian angket
Lamp.
: Satu berkas
Judul Skripsi
: Pengaruh Kualitas Produk dan Komunikasi Word-ofMouth Terhadap Keputusan Pembelian pada Rumah Makan
Prima di Kota Kendari.
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdr/i.
Di
Tempat,
Dengan hormat,
Dalam Rangka penulisan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo
Kendari , maka saya memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr/I kesediannya untuk
mengisi Kuesioner yang diperlukan untuk kepentingan penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan hanya untuk mencari informasi
dalam rangka pembuatan penelitian Kerja Praktek semata, bukan untuk
kepentingan yang lain sehingga Bapak/Ibu/Sdr/i tidak perlu ragu untuk
memberikan jawaban sebenarnya.
Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai
harganya bagi penelitian ini, atas perhatian dan bantuannya saya mengucapkan
terima kasih.
Kendari, .................... 2017
Hormat saya,
Nur Ima
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KOMUNIKASI WORD-OFMOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH
MAKAN PRIMA DI ANDUONOHU KOTA KENDARI
I.
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda ( ) untuk jawaban yang anda pilih pada kolom yang
tersedia sesuai dengan yang anda rasakan atau yang paling sesuai.
Sebagai acuan dalam pemberian nilai atau bobot skala anda dapat
melihat keterangan dibawah ini.
Skala penilaian:
No.
Pernyataan
Kode
1.
Sangat Tidak Setuju
STS
2.
Tidak Setuju
TS
3.
Kurang Setuju
KS
4.
Setuju
S
5.
Sangat Setuju
SS
II.
Karakteristik Responden
a. Umur
: ....................... tahun
b. Jenis Kelamin
: Laki-laki/Perempuan*)
c. Pendidikan Terakhir : ...................................
d. Pekerjaan
: ...................................
III.
Variabel Kualitas Produk (X1)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pernyataan
Performance (X1)
Makanan yang dihidangkan oleh Rumah
Makan Prima sangat menarik untuk dicoba.
Hidangan makanan dirumah makan Prima
sanga lezat.
Cita rasa makanan dirumah makan Prima
tetap terjaga.
Reliability (X2)
Kualitas rasa yang diberikan oleh Rumah
makan Prima sangat baik.
Kebersihan makanan di Rumah Makan
Prima Selalu terjaga.
Kecil kemungkinan cita rasa makanan di
Rumah Makan Prima mengalami perubahan
ketika dimakan.
Alternatif jawaban
STS TS KS S SS
STS
TS
KS
S
SS
Serviceability (X3)
7.
Mudah dalam pelayanan yang diberikan
oleh Rumah Makan Prima
8.
Makanan cepat dihidangkan oleh Rumah
Makan Prima.
9.
Karyawan dirumah makan Prima melayani
dengan ramah.
IV.
No.
1.
Pernyataan
3.
Saya disarankan oleh teman untuk mencoba
menikmati makanan di Rumah Makan Prima
4.
Teman-teman meyakinkan saya untuk ikut
membeli makanan di Rumah Makan Prima.
S
SS
Alternatif jawaban
STS TS KS S SS
Keputusan Pembelian (Y)
No.
Pernyataan
1.
Saya memilih Rumah Makan Prima sebagai
tempat bersantap makanan yang sangat baik.
3.
KS
Teman saya senantiasa membicarakan halhal positif mengenai Rumah Makan Prima.
2.
2.
TS
Variabel Komunikasi Word-of-Mouth (X2)
Teman-teman mengajak saya membeli
makanan pada Rumah Makan Prima.
V.
STS
Saya terbiasa membeli makanan di Rumah
Makan Prima sehingga tidak ingin lagi
berpindah tempat.
Saya selalu membeli makanan di Rumah
Makan Prima.
Alternatif jawaban
STS TS KS S SS
Lampiran 2. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian saat ini.
No.
Nama Peneliti
(tahun)
Tujuan Penelitian
1) Mengetahui
Metode Penelitian
pengaruh
kualitas Teknik analisis data menggunakan
produk dan harga terhadap keputusan analisis regresi linear berganda
konsumen dalam membeli produk dengan
1.
Ainur Rofiq
Rizki
(2015)
Iphone.
Program
sedangkan
SPSS
uji
16,
hipotesisnya
2) Mengetahui diantara kualitas produk menggunakan uji-t, dan uji-F.
dan harga, variabel mana yang Jenis
mempunyai
pengaruh
penelitian
dominan kuantitatif
terhadap keputusan konsumen dalam penarikan
membeli produk Iphone.
ini
adalah
asosiatif,
dengan
kesimpulan
secara
analisis statistik.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Peneliitian
ini
menggunakan
mengetahui besarnya pengaruh kualitas analisis regresi linear berganda
produk terhadap harga Amplang Belida dengan program SPSS 16. Metode
UD. Sinar Rejeki di Samarinda. Untuk analisis
2.
data
yang
digunakan
Mariana
mengetahui besarnya pengaruh Kualitas adalah analisis deskriptif dan uji
(2015)
Produk
dan
harga
secara
simultan hipotesis.
terhadap Amplang Belida UD. Sinar
Rejeki di Samarinda. Untuk mengetahui
faktor yang dominan mempengaruhi
kualitas harga Amplang Belida UD.
Sinar Rejeki di Samarinda.
Untuk
3.
mengetahui
hubungan
antara Penelitian
ini
menggunakann
Nur A’mirah
atribut
Hassan Basri,
keputusan pembelian di restoran kelas menganalisis data antara atribut
Roslina Ahmad,
atas Melayu di Lembah Klang. Adapun Word
Faiz I. Anuar,
atribut Word-of-Mouth adalah kualitas kuantitatif
dan Khairul
layanan,
Azam Ismail
lingkungan fisik dan harga sebagai dengan
(2016)
atribut
Word-of-Mouth
kualitas
fokus
keputusan
makanan,
terhadap
pasca
terhadap analisis regresi berganda untuk
kualitas kuesioner
mouth.
ini
dari
Penelitian
menggunakan
300 responden
pengalaman
pernah
pengambilan bersantap di Restoran Kelas Atas
pembelian
Restoran kelas Atas Melayu.
of
pada Melayu. Metode aanalisis dalam
penelitian
ini
adalah
analisis
Kuantitatif.
Untuk mengetahui pengaruh Word-of- Metode yang digunakan untuk
4.
Mouth, iklan dan atribut produk
penulisan ini adalah metode
atribut terhadap keputusan pembelian
kuantitatif. Data yang diperoleh
konsumen, pengaruh hubungan
dari hasil penyebaran kuesioner
A. Yunita dan keputusan pembelian terhadap
Jony Oktavian
kepuasan konsumen, dan pengaruh
Haryanto
kepuasan konsumen terhadap
(2012)
pembentukan word-of-mouth dan
loyalitas konsumen dengan cara
kemudian
dianalisis
dengan
menggunakan metode analisis
Structural Equation Modeling
(SEM) dengan menggunakan
software LISREL 8.8.
menyebarkan kuesioner.
1. Untuk mengetahui Komunikasi
5.
Metode
analisis
data
yaitu
Word-of-Mouth dan kualitas
menggunakan analisis regresi
produk, secara simultan
linier berganda dengan program
berpengaruh terhadap keputusan
SPSS. Metode yang digunakan
konsumen dalam melakukan
untuk
Penelitian saat
pembelian pada Rumah Makan
metode kuantitatif.
ini
Prima.
(2016)
2. Untuk mengetahui komunikasi
Word-of-Mouth secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian pada Rumah
Makan Prima.
3. Untuk mengetahui kualitas
produk secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap keputusan
pembelian pada Rumah Makan
Prima.
penulisan
ini
adalah
Lampiran 3. Uji Validitas
[DataSet0]
Correlations
X111
X111
Pearson Correlation
X112
1
Sig. (2-tailed)
.630
.429
.003
30
30
30
30
-.092
1
-.063
.630
N
X113
.550
**
.742
.002
30
30
30
30
Pearson Correlation
.150
-.063
1
Sig. (2-tailed)
.429
.742
30
30
30
30
**
**
**
1
N
X11
.519
**
.150
N
Pearson Correlation
X11
-.092
Sig. (2-tailed)
X112
X113
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
.519
.550
**
.000
.649
.003
.002
.000
30
30
30
N
.649
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
[DataSet0]
Correlations
X121
X121
Pearson Correlation
X122
1
.581
.297
.000
30
30
30
30
Pearson Correlation
.105
1
.128
Sig. (2-tailed)
.581
N
X12
30
30
Pearson Correlation
.197
.128
1
Sig. (2-tailed)
.297
.500
30
30
Sig. (2-tailed)
N
.747
**
.552
**
.651
**
.000
30
30
**
1
.651
.000
.002
.000
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
.002
30
Pearson Correlation
.552
.500
30
N
.747
**
.197
N
X123
X12
.105
Sig. (2-tailed)
X122
X123
30
Correlations
X131
X131
Pearson Correlation
X132
1
Sig. (2-tailed)
.402
.823
.523
.028
30
30
30
30
-.043
1
-.015
.823
N
X133
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
30
30
-.121
-.015
1
.523
.936
30
30
**
.641
**
.000
30
30
**
1
Pearson Correlation
.402
Sig. (2-tailed)
.028
.001
.000
30
30
30
N
.564
**
.001
30
*
.564
.936
30
N
X13
*
-.121
N
Pearson Correlation
X13
-.043
Sig. (2-tailed)
X132
X133
.641
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
X211
X211
Pearson Correlation
X212
1
X212
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X213
.140
.287
.958
.460
.005
30
30
30
30
30
-.201
1
.069
-.120
.319
.717
.526
.086
30
.287
30
30
-.010
.069
1
.266
.958
.717
30
30
Pearson Correlation
.140
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.495
**
-.010
30
N
X21
X21
30
Sig. (2-tailed)
X214
X214
-.201
Sig. (2-tailed)
N
X213
.606
**
.155
.000
30
30
30
-.120
.266
1
.460
.526
.155
30
30
30
**
.319
.005
.086
.000
.000
30
30
30
30
.495
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.606
**
.646
**
.000
30
30
**
1
.646
30
[DataSet0]
Correlations
Y111
Y111
Pearson Correlation
Y112
1
.708
.922
.000
30
30
30
30
Pearson Correlation
.071
1
-.059
Sig. (2-tailed)
.708
N
.512
**
.755
.004
30
30
30
30
Pearson Correlation
.019
-.059
1
.449
Sig. (2-tailed)
.922
.755
30
30
N
Y11
.758
**
.019
N
Y113
Y11
.071
Sig. (2-tailed)
Y112
Y113
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
.758
**
.512
**
.013
30
30
*
1
.449
.000
.004
.013
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
*
30
Lampiran 4. Uji Reliabilitas
Reliability
[DataSet0]
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a
Excluded
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.661
4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-Total
Cronbach's Alpha if Item
Item Deleted
Item Deleted
Correlation
Deleted
X111
19.6333
8.033
.308
.673
X112
19.6333
7.482
.270
.695
X113
19.9000
6.921
.409
.617
X11
11.8333
2.489
1.000
.124
Reliability
[DataSet0]
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.740
4
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
X121
20.7333
7.099
.554
.672
X122
20.5667
9.013
.376
.761
X123
20.3667
8.309
.477
.720
X12
12.3333
2.782
1.000
.331
Reliability
[DataSet0]
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.624
4
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Alpha if Item
Total Correlation
Deleted
X131
20.6000
6.041
.156
.687
X132
20.5667
5.289
.306
.617
X133
20.6667
4.713
.348
.593
X13
12.3667
1.757
1.000
-.192
a. The value is negative due to a negative average covariance among items.
This violates reliability model assumptions. You may want to check item
codings.
Reliability
[DataSet0]
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.646
5
a
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
X211
29.6333
8.033
.262
.649
X212
29.6667
8.989
.097
.699
X213
29.7000
7.734
.435
.592
X214
29.5333
7.292
.456
.575
X21
16.9333
2.478
1.000
.090
Reliability
[DataSet0]
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.678
4
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
Y111
20.8000
5.200
.523
.570
Y112
20.1667
7.178
.298
.700
Y113
20.5333
7.499
.236
.724
Y11
12.3000
2.217
1.000
.053
Lampiran 5. Analisis Regresi
Regression
[DataSet0]
Variables Entered/Removed
Variables
Variables
Entered
Removed
Model
1
WOM, KP
b
Method
a
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: KEPM
b
Model Summary
Change Statistics
R
Model
1
R
.786
Adjusted Std. Error of
R Square
F
Change
Change
Square R Square the Estimate
a
.618
.590
1.00803
.618
df1
21.863
df2
2
Sig. F
Durbin-
Change
Watson
27
.000
1.805
a. Predictors: (Constant), WOM,
KP
b. Dependent Variable: KEPM
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
44.431
2
22.216
Residual
27.436
27
1.016
Total
71.867
29
Sig.
21.863
.000
a
a. Predictors: (Constant), WOM, KP
b. Dependent Variable: KEPM
Coefficients
a
Unstandardized Standardized
Coefficients
Model
1
B
(Constant)
KP
WOM
a. Dependent Variable:
KEPM
Std. Error
Coefficients
Beta
t
Sig.
95% Confidence
Collinearity
Interval for B
Statistics
Lower
Upper
Bound
Bound
Tolerance
VIF
7.113
1.497
4.751
.000
4.041
10.185
.965
.229
.501 4.214
.000
.495
1.435
1.000 1.000
1.376
.268
.611 5.138
.000
.827
1.926
1.000 1.000
Download