petunjuk teknis menteri keuangan republik indonesia nomor 10/pmk

advertisement
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 10/PMK.06. TEK / 2017
TENTANG PELAKSANAAN METODE PENGGANTIAN SIMPANAN MASYARAKAT
KE PEMERINTAH DALAM BENTUK TUNAI
MENIMBANG Bahwa dalam rangka melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor
21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga dan Keputusan Presiden Nomor 42
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004, Menteri Keuangan selaku
Bendahara Umum Negara mengatur penyediaan dan penyaluran
dana untuk membiayai anggaran belanja negara dalam
melaksanakan Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara di
dalamnya termasuk Bahwa mekanisme pembayaran dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 217/KMK.03/1990 tentang Mekanisme Pembayaran Dalam
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 531/KMK.03/2000 dipandang perlu untuk diubah dalam
rangka peningkatan efisiensi dan penghematan Keuangan Negara
MENGINGAT Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan
tentang Pedoman Mata uang Pembayaran Dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara maupun Uang sebagai
alat tukar perdagangan di masyarakat; Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4438); Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2002,
Tambahan Lembaran Negara Republik ndonesia Nomor 4214),
sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Keputusan
Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
ndonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4418);
MEMUTUSKAN TENTANG PELAKSANAAN METODE PENGEMBALIAN DAN
PENGGANTIAN SIMPANAN MASYARAKAT KE PEMERINTAH
DALAM BENTUK TUNAI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KETENTUAN UMUM
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan seluruh Warga Negara Republik
Indonesia adalah:
1. Warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu yang berhak
memiliki keuangan secara mandiri: Pengusaha, Profesional; Agamawan;
Pensiunan; Petani; Peternak; Nelayan; Pegawai Swasta tanpa terkeculi; PNS;
Pegawai BUMN; BUMD siapapun yang memiliki indentitas Warga Negara
Republik Indonesia tanpa terkecuali.
2. Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Prajurit TNI
3. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut
Anggota POLRI adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
4. Pejabat Negara adalah:
a. Presiden dan Wakil Presiden;
b. Ketua, wakil ketua, dan Permusyawaratan Rakyat; anggota Majelis
c. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
d. Ketua, wakil ketua, dan anggota Dewan PerwakilanDaerah;
e. Ketua, wakil ketua, ketua muda dan hakim agung pada Mahkamah Agung
serta ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan peradilan kecuali
hakim adhoc;
f. Ketua, wakil ketua, dan anggota MahkamahKonstitusi;
g. Ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
h. Ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;. Ketua dan wakil ketua
PemberantasanKorupsi;
J. Menteri dan Jabatan setingkat Menteri;
k. Kepala perwakilan Republik Indonesia di luar Negeri yang berkedudukan
sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh;
a. Gubernur dan wakil gubernur;
m. Bupati/walikota dan wakil bupati/wakil walikota; dan
n. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh UndangUndang.
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Secara umum tujuan Program Pelaksaan Metode Pengembalian dan Penggantian
Simpanan Masyarakat ke Pemerintah Dalam Bentuk Tunai sebagai berikut:
1. Stabilititas Keuangan Negara atas beredarnya mata uang rupiah di
masyarakat
2. Pengurangan Resiko Moneter dengan beredarnya uang palsu mata uang
Rupiah Indonesia
3. Persiapan Penguatan Mata Uang Rupiah atas Mata Uang Asing dan
persiapan Redominasi atas Mata Uang Rupiah
Sasaran
Pengelolaan Keuangan masyarakat yang disimpan di luar perbankan secara tunai.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SIMPANAN TUNAI DAN NOMER SERI RUPIAH
A. SIMPANAN TUNAI NON BANK
1. Simpanan berupa uang tunai yang di simpan oleh Warga Negara
Indonesia tanpa tersimpan dalam tabungan atau instrumen bank
2. Tidak ada batasan nilai nominal simpanan masyarakat tunai non bank
3. Mata uang Rupiah Indonesia (IDR)
4. Uang kartal resmi dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan batas tahun
pembuatan atau emisi 2004 sampai 2009 dan 2010 sampai 2015
5. Tidak kategori uang palsu (upal)
6. Bukan hasil kejahatan; Pencucian Uang; Korupsi; Narkotika;
Penyelundupan dan tindakan illegal lainnya
7. Tervalidasi Nomer Seri dan Tahun Emisi pembuatan
8. Tervalidasi Wilayah Edar Nomer Seri dan Tahun Emisi Pembuatan
9. Seluruh Uang Kartal dari Bank Indonesia tervalidasi ESCOP Data Peruri
dan Bank Indonesia
10. Bahwa Pemerintah khususnya Bank Indonesia dan Lembaga Bank
Sentral di Seluruh Dunia secara Internasional TIDAK PERNAH dan
TIDAK ADA mengeluarkan Dokumen Pembuatan menerangkan asal usul
uang pencetakan termasuk Nomer Seri
11. Bila masyarakat menunjukkan Dokumen asal usul uang dengan
mengatasnamakan Pemilik Dokumen Colleteral, Kerajaan Kuno, Dana
revolusi, Milik Militer, Milik Asing, Milik Sesepuh dan Gudang Uang. Hal
tersebut TIDAK ADA/TIDAK DIAKUI dalam HUKUM KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA DAN HUKUM KEUANGAN INTERNASIONAL DI
NEGARA MANAPUN. Atas Nama Pemerintah Republik Indonesia dan
Kuasa Pemerintah Republik Indonesia di pastikan dokumen tersebut
PALSU termasuk uang yang disimpan juga PALSU. Segala Pembuatan
dan Penambahan Uang Kartal Republik Indonesia adalah wewenang
penuh Pemerintah Indonesia dengan melihat perimbangan Ekonomi
Makro dan Moneter Indonesia yang di atur oleh UUD 1945, UndangUndang Keuangan Negara, Keppres dan Peraturan Pemerintah.
12. Dokumen kepemilikkan Uang / Dokumen Collateral yang beredar di
masyarakat sampai hari ini tidak bisa menunjukkan dasar hukum dan
keakuratan data.
13. Pengakuan dari Oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan
mengaku bahwa dananya tersimpan di Bank Indonesia menunjukkan
oknum tersebut PENIPU/BOHONG. Bank Indonesia adalah Regulator
Perbankan Indonesia bukan Bank Umum atau Bank Perantara sebagai
Tempat Menyimpan Uang milik Masyarakat. Bila ada oknum mengaku
dananya disimpan di Bank Indonesia diminta masyarakat untuk datang
langsung ke Bank Indonesia untuk melakukan klarifikasi kebenaran
informasi tersebut.
14. Kuasa Pemerintah langsung bisa melakukan penyitaan dan perampasan
tanpa membutuhkan surat sita sesuai pasal 33 KUHAP, Pasal 39
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KUHAP, Pasal 40 KUHAP, Undang Undang 08/2008 tentang KUHAP, PP
27/2083 Tentang Pelaksanaan KUHAP, Undang Undan Pencucian Uang,
bila ditemukan hal seperti point 10 dan 11 terjadi dilapangan.
B.
NOMER SERI RUPIAH
1. Nomer Seri adalah identitas dari mata uang
2. Indonesia Rupiah (IDR) mempunyai Nomer Seri yang tervalidasi oleh
ESCOP Peruri dan Bank Indonesia
3. Nomer Seri dan Tahun Emisi menunjukkan Wilayah Edar di Wilayah
Kantor Bank Indonesia di Seluruh Indonesia termasuk wilayah edar di luar
negeri.
4. Simpanan Masyarakat Tunai yang akan di ganti akan di lakukan
VALIDASI atas ke Nomer Seri, Keaslian dan Emisi pembuatan
merupakan hal yang WAJIB dan sesuai Standar Operation Procedure
(SOP) Pemerintah
5. Validasi dilakukan oleh Petugas Kuasa Pemerintah (BI, OJK, PPATK dan
PIK)
6. Apabila hasil Validasi pada Point 5 dinyatakan bersih belum ketarik oleh
petugas kuasa pemerintah lainnya maka uang tersebut bisa dijalankan
sesuai SOP lanjutan
7. Apabila hasil Validasi pada Point 5 dinyatakan Crossed (ditarik) maka
uang tersebut dinyatakan Nomer Seri Ganda dan kategori uang palsu
(Upal). Kuasa Pemerintah berhak melakukan penyitaan atas nama
hukum.
8. Setiap Pembuatan uang pemerintah sudah meregister pada ESCOP
Peruri dan Bank Indonesia. Tidak ada Kartal beredar TANPA registrasi
dan validasi. Bila hal itu di akui dan di temukan di masyarakat kartal
tersebut kategori UPAL, Kuasa Pemerintah berhak melakukan
Perampasan dan Penyitaan sebagai Barang Bukti sebagaimana di atur
oleh KUHAP dan Undang Undang yang ditetapkan.
9. Setiap Warga Negara pada Point KETENTUAN UMUM kedudukkan pada
HUKUM adalah SAMA dalam HUKUM (Equality Law), apabila mereka
dengan sengaja menyimpan Mata Uang Rupiah dalam jumlah besar
dengan tujuan tertentu tanpa mempunyai landasan keahlian dalam
pengelolaan keuangan serta tidak bisa menjelaskan ASAL USUL uang
tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah dan Perbankan maka
dikategorikan Tindak Pidana Pencucian Uang dengan ancaman hukuman
kurungan 20 Tahun Penjara dan Denda 20 Milyar Rupiah.
10. Peraturan Menteri Keuangan ini di tetapkan bersama-sama dengan
Lintas Lembaga Negara yaitu Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
dan Pusat Intelijen Keuangan (PIK)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PENERIMAAN SIMPAN DAN PENGEMBALIAN SIMPANAN
I.
PENERIMAAN SIMPANAN
1. Penerima simpanan adalah Petugas Khusus yang di tunjuk oleh
Lembaga Negara yang terkait disebut dengan Petugas KUASA
PEMERINTAH
2. Petugas Kuasa Pemerintah ini di bekali Surat Tugas dari Lembaga
Negara yang berkempentingan yaitu : Bank Indonesia (BI), Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan
(PPATK) dan Pusat Intelijen Keuangan (PIK) disebut LEMBAGA
PELAKSANA
3. Kementrian Keuangan Sebagai Regulator atau LEMBAGA
PERENCANA
4. Petugas Kuasa Pemerintah tugas utamanya Memeriksa, Mendata,
Memvalidasi dan Melaporkan ke Lembaga Negara yang memberi
tugas. Lembaga Negara yang memberi tugas akan melakukan
pengecekkan sebagai berikut :
a. Pengecekkan Data Pemilik Simpanan ke Data Base Bank
Indonesia, OJK dan PIK
b. Validasi Nomer Seri dan Tahun Emisi
c. Verifikasi Keaslian secara langsung (Diraba, Diterawang, Kode
Security, UV dan VI)
d. Jumlah Nominal
5. Petugas Kuasa Pemerintah menjelaskan ke Pemilik tentang metode
pengembalian simpanan
6. Petugas Kuasa Pemerintah akan melakukan penghitungan ulang
jumlah nominal di ketahui pemilik simpanan
7. Pelaksanaan pengambilan simpanan akan di tindaklanjuti pada waktu
itu juga dengan mekanisme yang disepakati bersama antara Petugas
Kuasa Pemerintah dengan Pemilik Simpanan
II.
PENGEMBALIAN SIMPANAN
1. Pengembalian Simpanan Masyarakat adalah Pengembalian Dana
Masyarakat yang telah di retivitalisasi untuk dikembalikan lagi ke
masyarakat demi menjaga Stabilitas Ekonomi Dalam Negeri
2. Pengembalian Simpanan atau Dana Masyarakat dikembalikan melalui
Bank perntara yang ditunjuk Pemerintah
3. Bank Perantara dalam menjalankan Pengembalian harus:
a. menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan laporan berkala dan
dokumen lain yang diwajibkan bagi bank perantara sebagai Kuasa
Pemerintah dalam pengembalian dana masyarakat
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
b. memenuhi persyaratan terkait prinsip kehati-hatian dan indikator
tingkat realtifitas perbankan setempat
c. Bank Perantara bisa mengalihkan seluruh simpanan atau dana
masyarakat atas kewajiban sebagai Bank Perantara kepada Bank
atau pihak lain dengan persetujuan Petugas Kuasa Pemerintah
d. Dana untuk menangani permasalahan solvabilitas Bank Perantara
sebagaimana dimaksud dalam Point 3 bersumber dari Aset
Pemerintah dan Cadangan Keuangan Negara
4. Untuk menangani Solvabilitas Keuangan Negara, Pemerintah memberi
jaminan berupa SUN (Surat Utang Negara) atau ORI (Obligasi
Republik Indonesia) untuk masyarakat dengan tenggat waktu minimal 6
bulan setelah Aset masuk ke Pemerintah setelah selesai di Validasi
dan Verifikasi oleh Lembaga Terkait
5. Ketentuan jaminan Pemerintah telah di atur dalam tabel terlampir
Petunjuk Teknis diatas merupakan ketetapan bahwa untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mendukung perekonomian
nasional melalui pelaksanaan demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional,
diperlukan stabilitas sistem keuangan yang kokoh dan bahwa untuk mewujudkan
stabilitas sistem keuangan yang kokoh guna menghadapi ancaman, baik dari dalam
negeri maupun luar negeri, diperlukan upaya pencegahan dan penanganan krisis
sistem keuangan.
Petunjuk Teknis ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Petunjuk teknis ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Februari 2017
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
SRI MULYANI INDRAWATI
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Tembusan:
1. Presiden Republik Indonesia
2. Ketua DPR RI
3. Gubernur Bank Indonesia
4. Kepala PPATK
5. Komisioner OJK
6. Kepala PIK
7. Kepala BPK
8. Kapolri
9. Panglima TNI
10. Kepala BIN
11. Kepala Badan Moneter dan Inflasi Indonesia
12. Direktur Utama PT. Peruri
13. Arsip
Berikut dibawah Lampiran Metode Pengembalian
SKEMA PENGEMBALIAN
NO NOMER SERI
EMISI
PENGEMBALIAN (%)
JAMINAN
PEMERINTAH PEMILIK
1
Campur
Campur
0
100
SUN / ORI
2
Campur
Campur
30
70
SUN / ORI
3
Campur
Campur
100
4
Urut
2004 - 2009
40
60
SUN / ORI
5
Urut
2004 - 2009
45
55
SUN / ORI
6
Urut
2004 - 2009
100
7
Urut
2010 - 2015
30
70
SUN / ORI
8
Urut
2010 - 2015
35
65
SUN / ORI
9
Urut
2010 - 2015
100
Transfer WAKTU
Tunai Minimun
VALIDASI
VERIFIKASI
Transfer 6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Tunai
6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Salah Satu Gagal
Transfer 6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Tunai
6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Salah Satu Gagal
Transfer 6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Tunai
6 Bulan Val = OK # Ver = OK
Salah Satu Gagal
KETERANGAN
Proses
Proses
Reject/Ditolak
Proses
Proses
Reject/Ditolak
Proses
Proses
Reject/Ditolak
Download