jurnal iin - Repository Universitas Gunadarma

advertisement
PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK (BRAND TRUST) DAN
KESADARAN MEREK (BRAND AWARENESS) TERHADAP
LOYALITAS MEREK (BRAND LOYALTY) PADA
PRODUK POND’S
Insani Ilmiyati
[email protected]
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Abstrak
Sebuah produk pasti memiliki sebuah nama yang sering disebut merek. Seorang konsumen dapat
mengenal suatu barang dan jasa yang ditawarkan di pasar melalui merek. Loyalitas merek (brand
loyalty) mencerminkan loyalitas seorang pelanggan pada suatu merek tertentu. Dalam perspektif
relasional, kepercayaan (trust) dan kesadaran (awareness) merupakan variabel yang memediasi
hubungan antara loyalitas merek (brand loyalty). Dalam suatu perusahaan kepercayaan merek
(brand trust) dan kesadaran merek (brand awareness) seharusnya mempengaruhi loyalitas merek
(brand loyalty). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan merek (brand
trust) dan kesadaran merek (brand awareness) terhadap loyalitas merek (brand loyalty) pada
produk Pond’s.
Jenis data yang digunakan merupakan data primer yang diperoleh dari 100 responden pengguna
produk Pond’s. Data dianalisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan merek (brand trust) dan kesadaran merek (brand
awareness) berpengaruh terhadap loyalitas merek (brand loyalty) baik secara simultan maupun
secara parsial. Kepercayaan merek (brand trust) merupakan variabel yang dominan dalam
mempengaruhi loyalitas merek (brand loyalty).
Kata kunci: kepercayaan merek (brand trust); kesadaran merek (brand awareness); loyalitas
merek (brand loyalty)
PENDAHULUAN
Seiring dengan semakin maraknya
persaingan merek di dalam kategori
produk, perusahaan perlu melakukan
upaya membangun, memelihara, dan
mengelola aset yang disebut merek.
Merek bukan hanya sekedar nama.
Konsumen dapat mengenal barang dan
jasa yang ditawarkan di pasar melalui
merek.
Sebuah
merek
dapat
mempengaruhi konsumen melalui respon
emosional positif yang dirasakan oleh
konsumen ketika mereka menggunakan
merek tersebut. Setiap perusahaan akan
selalu berusaha untuk mengunggulkan
merek dari produk yang dihasilkan.
Semakin terkenal, semakin besar peluang
profit yang didapatkan oleh perusahaan.
Selain nama, merek juga dapat
terbentuk dari berbagai macam simbol
atau kombinasi dari keduanya. Merek
merupakan ciri khas tersendiri bagi
sebuah perusahaan,
karena dapat
membedakan dengan produk-produk
yang ditawarkan oleh perusahaan
pesaing. Persaingan yang semakin ketat
dan semakin berkembangnya ekspektasi
konsumen mendorong perusahaan untuk
lebih
memfokuskan
pada
upaya
mempertahankan konsumen. Loyalitas
merek (brand loyalty) mencerminkan
loyalitas konsumen dengan memilih dan
menggunakan merek tersebut sepanjang
waktu. Dalam perspektif relasional,
kepercayaan (trust) dan kesadaran
(awareness) merupakan variabel yang
memediasi hubungan antara loyalitas
merek (brand loyalty). Loyalitas merek
memberikan dampak yang signifikan
bagi profitabilitas perusahaan. Pelanggan
yang loyal akan menunjukkan sikap dan
perilaku yang positif bagi sebuah merek
produk. Kemungkinan pembelian ulang
oleh pelanggan akan sangat besar.
Kepercayaan (trust) dan kesadaran
(awareness) pada merek menggambarkan
suatu komponen yang penting dari
penempatan internal dengan loyalitas
merek (brand loyalty). Dimana dalam hal
ini yang haruslah diraih adalah
kepercayaan (trust) dan kesadaran
(awareness) konsumen akan suatu merek
produk yang mereka produksi yang
diharapkan akan berefek pada keputusan
konsumen untuk membeli produk dari
merek yang bersangkutan.
Pond’s adalah salah satu produk
unilever Indonesia yang sudah banyak
dikenal dikalangan masyarakat. Produk
pada pangsa pasar Indonesia yang
khususnya segmen remaja putri tersebut
kini sudah meluas karena kini tak hanya
remaja
putri
saja
yang
mengkonsumsinya. Dan dapat dikatakan
produk tersebut telah banyak mengambil
hati para konsumennya. Membangun
kepercayaan (trust) dan kesadaran
(awareness) dengan loyalitas konsumen
atas suatu merek tentunya bukanlah hal
yang mudah, apalagi suatu yang ingin
dicapai dan bukan sekedar kepercayaan
(trust) dan kesadaran (awareness)
konsumen atas keberadaan produk
Pond’s tersebut. Butuh strategi marketing
yang baik untuk mempertahankan
loyalitas konsumennya terhadap merek
tersebut.
Pertumbuhan pasar yang tinggi ini
pun mendorong masuknya banyak
pemain baru ke dalam industri. Para
produsen harus menggunakan berbagai
cara untuk merebut konsumen. Salah satu
cara yang digunakan adalah melalui
promosi khususnya dalam bentuk iklan,
dimana konsumen memiliki keterlibatan
rendah dengan produk, dan merek
sangatlah penting bagi produsen untuk
membuat konsumen mengingat merek
mereka sehingga merek mereka memiliki
kesempatan lebih besar untuk dipilih
konsumen.
TELAAH PUSTAKA
Pengertian Merek (Brand)
Keahlian yang sangat unik dari
pemasar
profesional
adalah
kemampuannya untuk menciptakan,
memelihara,
melindungi,
dan
meningkatkan merek. Para pemasar
mengatakan bahwa pemberian merek
adalah seni dan bagian paling penting
dalam pemasaran.
Merek
adalah
salah
satu
intangible yang dimiliki perusahaan,
bahkan bagi beberapa perusahaan, merek
adalah aset yang paling penting yang
menjadi dasar keunggulan kompetitif dan
pendapatan masa depan bagi perusahaan.
Menurut Aaker (1991), merek
adalah “A distinguishing name and / or
symbol (such as logo, trade mark, or
package design ) intended to identify to
goods or services of either one seller of a
group of seller, and to differentiate those
goods or services from those of
competitors”.
Suatu
merek
pada
gilirannya memberi tanda pada konsumen
mengenai sumber produk tersebut. Di
samping itu, merek melindungi, baik
konsumen maupun produsen dari para
kompetitor yang berusaha memberikan
produk-produk yang tampak identik.
Menurut Arnold (1996), merek
merupakan suatu nama dan symbol
(seperti logo, merek dagang atau bentuk
kemasan) yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa
yang ditawarkan oleh pihak penjual atau
sekelompok
penjual,
dan
untuk
mendeferensiasikan barang dan jasa
tersebut dari barang dan jasa yang
ditawarkan pesaing.
Menurut American Marketing
Association (Kotler, 2000), merek adalah
nama, istilah, tanda, simbol, rancangan,
atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau
kelompok
penjual
dan
untuk
membedakannya dari produk pesaing.
Merek sebenarnya merupakan
janji penjual untuk secara konsisten
memberikan keistimewaan, manfaat, dan
jasa tertentu kepada pembeli. Merekmerek terbaik memberikan jaminan mutu.
Akan tetapi, merek lebih dari sekadar
simbol. Merek dapat memiliki enam level
pengertian (Kotler, 2000) yaitu sebagai
berikut:
1. Atribut: merek mengingatkan pada
atribut tertentu. Mercedes memberi
kesan sebagai mobil yang mahal,
dibuat dengan baik, dirancang dengan
baik, tahan lama, dan bergengsi
tinggi.
2. Manfaat: bagi konsumen, kadang
sebuah
merek
tidak
sekadar
3.
4.
5.
6.
menyatakan atribut, tetapi manfaat.
Mereka membeli produk tidak
membeli atribut, tetapi membeli
manfaat. Atribut yang dimiliki oleh
suatu produk dapat diterjemahkan
menjadi manfaat fungsional dan atau
emosional. Sebagai contoh: atribut
“tahan lama” diterjemahkan menjadi
manfaat fungsional “tidak perlu cepat
beli
lagi”,
atribut
“mahal”
diterjemahkan
menjadi
manfaat
emosional “bergengsi”, dan lain-lain.
Nilai:
merek juga menyatakan
sesuatu tentang nilai produsen. Jadi,
Mercedes berarti kinerja tinggi,
keamanan, gengsi, dan lain-lain.
Budaya:
merek juga mewakili
budaya tertentu. Mercedes mewakili
budaya Jerman, terorganisasi, efisien,
bermutu tinggi.
Kepribadian: merek mencerminkan
kepribadian
tertentu.
Mercedes
mencerminkan pimpinan yang masuk
akal (orang), singa yang memerintah
(binatang), atau istana yang agung
(objek).
Pemakai: merek menunjukkan jenis
konsumen yang membeli atau
menggunakan
produk
tersebut.
Mercedes menunjukkan pemakainya
seorang diplomat atau eksekutif.
Peranan dan Kegunaan Merek
Merek
memegang
peranan
penting bagi perusahaan, salah satunya
adalah menjembatani harapan konsumen
pada saat kita menjanjikan sesuatu
kepada
konsumen.
Suatu
merek
digunakan oleh produsen atau pemasar
untuk mengidentifikasi produk yang
mereka jual dan membedakannya dari
pesaing. Merek memudahkan konsumen
mengetahui siapa yang membuat produk
dan melindungi produsen dan konsumen
dari pesaing yang berusaha membuat
produk yang serupa.
Penggunaan merek pada berbagai
produk telah dilakukan sejak jaman dulu
pada abad pertengahan industri dan
rumah tangga.
Dalam pemasaran modern saat
ini, peranan merek menjadi semakin
penting. Semakin ketatnya persaingan
antar produk dalam kategori yang sama
membuat merek menjadi alat utama yang
membedakan antara satu produk dengan
produk yang lainnya. Bahkan bisa jadi
hanya merek yang dapat membedakan
suatu produk dengan produk lain.
Menurut Durianto (2001), merek
menjadi sangat penting saat ini, karena
beberapa faktor seperti:
1. Emosi konsumen terkadang turun
naik, merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil.
2. Merek mampu menembus setiap
pasar budaya dan pasar, bisa dilihat
bahwa suatu merek yang kuat mampu
diterima di seluruh dunia dan budaya.
3. Merek
mampu
menciptakan
komunikasi
interaksi
dengan
konsumen. Semakin kuat suatu
merek,
semakin
kuat
pula
interaksinya dengan konsumen.
4. Merek sangat berpengaruh dalam
membentuk perilaku konsumen.
Merek yang kuat akan sanggup
merubah perilaku konsumen.
5. Merek
memudahkan
proses
mengambil keputusan pembelian oleh
konsumen, dengan adanya merek,
konsumen dapat dengan mudah
membedakan produk yang akan
dibelinya dengan produk lain
sehubungan
dengan
kualitas,
kepuasan,
kebanggaan,
ataupun
atribut lain yang melekat pada merek
tersebut.
6. Merek menjadi berkembang menjadi
sumber aset terbesar bagi perusahaan.
Pengertian
Kepercayaan
Merek
(Brand Trust)
Kepercayaan pelanggan pada
merek (brand trust) didefinisikan sebagai
keinginan pelanggan untuk bersandar
pada sebuah merek dengan risiko-risiko
yang dihadapi karena ekspektasi terhadap
merek itu akan menyebabkan hasil yang
positif (Lau dan Lee, 1999). Morgan dan
Hunt (1994) mengkonseptualisasikan
trust (kepercayaan) ketika satu kelompok
memiliki keyakinan bahwa partner
pertukaran memiliki reliabilitas dan
integritas. Kepercayaan sebagai suatu
keadaan yang melibatkan ekspektasi
positif mengenai motif-motif dari pihak
lain yang berhubungan dengan diri
seseorang dalam situasi yang berisiko
(Boon dan Holmes, 1991, dalam Lau dan
Lee, 1999).
Kepercayaan memiliki peran yang
penting dalam pemasaran industri.
Dinamika lingkungan bisnis yang cepat
memaksa pemasaran perusahaan untuk
mencari cara yang lebih kreatif dan
fleksibel untuk beradaptasi. Untuk tetap
bertahan
dalam
situasi
tersebut,
perusahaan akan mencari cara yang
kreatif melalui pembentukan hubungan
yang kolaboratif dengan pelanggan (Lau
dan Lee, 1999). Kepercayaan dianggap
sebagai cara yang paling penting dalam
membangun dan memelihara hubungan
dengan pelanggan dalam jangka panjang.
Dalam pasar konsumen, ada
begitu banyak konsumen yang tidak
teridentifikasi, sehingga sulit bagi
perusahaan untuk membangun hubungan
personal dengan setiap pelanggan (Lau
dan Lee, 1999). Cara lain yang ditempuh
oleh
pemasar
untuk
membangun
hubungan personal dengan pelanggan
adalah melalui sebuah simbol, yaitu
merek (brand). Dalam situasi tersebut,
merek berperan sebagai substitute
hubungan
person-to-person
antara
perusahaan
dengan
pelanggannya,
selanjutnya kepercayaan dapat dibangun
melalui merek.
Dalam hubungan kepercayaan dan
merek, entitas yang dipercaya adalah
bukan orang, tapi sebuah simbol. Karena
itu, loyalitas pada merek melibatkan
kepercayaan
pada
merek.
Untuk
menciptakan loyalitas dalam pasar saat
ini, pemasar harus memfokuskan pada
pembentukan
dan
pemeliharaan
kepercayaan dalam consumer-brand
relationship (Lau dan Lee, 1999).
Kepercayaan yang telah dibangun oleh
pelanggan
pada
suatu
merek
kemungkinan akan mengarah pada
loyalitas terhadap merek tersebut.
Hubungan antara brand trust dan
loyalitas merek (brand loyalty) dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Dalam
membangun
dan
mengembangkan brand trust, perusahaan
harus memahami tiga karakteristik
penting sebagai determinan kepercayaan
pelanggan, yang pada akhirnya akan
mengarah pada loyalitas pelanggan. Tiga
karakteristik kunci bagi kesuksesan
hubungan
antara
pelanggan
dan
perusahaan adalah karakteristik merek,
karakteristik
perusahaan,
dan
karakteristik hubungan pelanggan-merek.
Brand Characteristics
Brand Reputation
Brand Predictability
Brand Competence
Company Characteristics
Trust in Company
Company Reputation
Company Perceived
Motives
Company Integrity
Trust in a
Brand
Brand
Loyalty
Consumer-Brand
Characteristics
Similarity between
Consumer self-concept
& Brand Personality
Brand Liking
Brand Experience
Brand Satisfaction
Peer Support
Gambar 2.1 Model dari Brand Trust dan Brand Loyalty (Sumber: Lau dan Lee, 1999)
Pengertian Kesadaran Merek (Brand
Awareness)
Kesadaran
merek
(brand
awareness) dapat didefinisikan sebagai
kemampuan pembeli potensial untuk
mengenali (recognize) atau mengingat
kembali (recall) suatu merek sebagai
bagian dari suatu kategori produk.
Menurut
Durianto
(2001),
kesadaran merek (brand awareness)
adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali dan mengingat
merek sebagai bagian dari suatu produk
dengan merek yang dilibatkan.
Semakin tinggi tingkat kesadaran
merek (brand awareness) suatu merek
dalam benak konsumen, akan makin
melekat suatu merek dalam benak
konsumen, sehingga makin besar
kemungkinan
merek
tersebut
dipertimbangkan dalam pembelian dan
makin besar pula kemungkinan ia akan
dipilih oleh konsumen.
Kesadaran
merek
(brand
awareness) membutuhkan jangkauan
kontinu (continum ranging) dari perasaan
yang tidak pasti bahwa merek tertentu
telah dikenal sebelumnya, sehingga
konsumen yakin bahwa produk tersebut
merupakan satu-satunya merek dalam
suatu kelompok produk. Kontinum ini
dapat terwakili dalam tingkatan brand
awareness
yang
berbeda
dapat
digambarkan dalam suatu piramida
berikut ini:
Puncak
Pikiran
(Top of Mind)
Pengingatan
kembali merek
(Brand Recall)
Pengenalan Merek
(Brand Recognition)
Tidak Menyadari Merek (Brand Unaware)
Gambar 2.2 Piramida Kesadaran Merek (Brand Awareness) (Sumber: Durianto, 2001)
Pengertian Loyalitas Merek (Brand
Loyalty)
Konsumen
pada
dasarnya
berusaha untuk memilih salah satu dari
merek yang terbaik untuk merek yang
dapat memberikan nilai tambahan dan
tentunya berdasarkan referensi yang
sudah ada. Ini diasumsikan bahwa
konsumen memiliki informasi yang
lengkap dan mungkin saja lebih lengkap
dari pada yang dimiliki oleh produsen itu
sendiri. Hal tersebut kemudian menjadi
salah satu alasan pentingnya mengelola
merek.
Loyalitas merek (brand loyalty)
merupakan suatu ukuran keterkaitan
pelanggan
kepada
sebuah
merek
(Durianto, 2001). Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke
merek produk lain, terutama jika pada
merek
tersebut
didapati
adanya
perubahan, baik menyangkut harga
maupun atribut lain. Seorang pelanggan
yang sangat loyal kepada suatu merek
tidak akan dengan mudah berpindah ke
merek lain, apapun yang terjadi dengan
merek tersebut. Apabila loyalitas
pelanggan
terhadap
suatu
merek
meningkat,
kerentanan
kelompok
pelanggan tersebut dari ancaman dan
serangan dari merek produk pesaing
dapat dikurangi.
Dengan demikian loyalitas merek
merupakan salah satu indikator inti dari
ekuitas merek yang jelas terkait dengan
peluang penjualan, yang berarti pula
jaminan perolehan laba perusahaan di
masa mendatang. Pelanggan yang loyal
pada umumnya akan melanjutkan
pembelian merek tersebut walaupun
dihadapkan pada banyak alternatif merek
produk pesaing yang menawarkan
karakteristik produk yang lebih unggul
dipandang dari berbagai sudut pandang
atributnya. Bila banyak pelanggan dari
suatu merek masuk dalam kategori ini
berarti merek tersebut memiliki ekuitas
merek yang kuat.
Sebaliknya, pelanggan yang tidak
loyal kepada suatu merek, pada saat
mereka melakukan pembelian akan
merek tersebut, pada umumnya tidak
didasarkan karena ketertarikan mereka
pada mereknya tetapi lebih didasarkan
pada karakteristik produk, harga dan
kenyamanan pemakaiannya ataupun
berbagai atribut lain yang ditawarkan
oleh merek produk alternatif. Bila
sebagian besar pelanggan dari suatu
merek termasuk dalam kategori ini,
berarti kemungkinan ekuitas merek
tersebut adalah lemah.
Fungsi Loyalitas Merek (Brand
Loyalty)
Pelanggan yang loyal dapat
memberikan kontribusi yang sangat besar
bagi perusahaan untuk menghasilkan
suatu bisnis yang menguntungkan.
Menurut Tepeci (1999), pelanggan yang
loyal dapat memberikan beberapa
keuntungan bagi perusahaan:
1. Continues profit
Pelanggan yang tetap loyal akan
memberikan keunggulan jangka
panjang bagi
perusahaan
dan
perusahaan akan memperoleh profit
dari pelanggan tersebut.
2. Reduces marketing cost
Kebanyakan
perusahaan
akan
menginvestasikan dananya untuk
menarik pelanggan potensial atau
pelanggan baru, seperti melalui
advertising. Untuk pelanggan yang
loyal, biaya advertising dapat
dikurangi dan diminimalisasi.
3. Increase-per
customer
revenue
growth
Pelanggan
yang
loyal
dapat
membantu
perusahaan
untuk
mencapai pangsa pasar (market
share) yang lebih besar.
4. Decrease operating cost
Loyalitas
pelanggan
membantu
perusahaan
dalam
mengurangi
pengeluaran biaya layanan karena
familiaritas mereka terhadap produkproduk perusahaan.
5. Increase referrals
Pelanggan
yang
puas
akan
merekomendasikan pengalamannya
kepada teman dan orang lain.
Referral merupakan sumber yang
sangat penting bagi pelanggan yang
baru,
dan
pelanggan
yang
menunjukan kekuatan rekomendasi
personal cenderung tinggal lebih
lama.
6. Increase price premiums
Pelanggan yang loyal pada merek
akan membayar lebih untuk sebuah
merek
karena
mereka
mempersepsikan beberapa nilai yang
unik yang tidak diberikan oleh merek
lain.
7. Provide competitive advantage
Pelanggan yang loyal menjadi kurang
sensitif terhadap peningkatan harga.
Perusahaan dapat mempertahankan
perbedaan harga karena kemampuan
produk mereka untuk memuaskan
kebutuhan pelanggan.
Tingkatan Loyalitas Merek (Brand
Loyalty)
Dalam loyalitas suatu produk,
didapati adanya beberapa tingkatan,
masing-masing
tingkatannya
menunjukkan tantangan pemasaran yang
harus dihadapi sekaligus aset yang
dimanfaatkan. Menurut Durianto (2001),
adapun tingkatan loyalitas merek tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Switcher (konsumen yang suka
berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat
switcher loyalty adalah pelanggan yang
berada pada tingkat paling dasar dari
piramida brand loyalty pada umumnya.
Pelanggan dengan switcher loyalty
memiliki perilaku sering berpindahpindah merek, sama sekali tidak loyal
atau tidak tertarik pada merek-merek
yang dikonsumsi. Ciri yang paling
nampak dari jenis pelanggan ini adalah
membeli suatu produk karena harga yang
murah atau karena faktor insentif lain.
2. Habitual buyer (konsumen yang
membeli karena kebiasaan)
Habitual
behavior
merupakan
aktivitas rutin konsumen dalam membeli
suatu merek produk, meliputi proses
pengambilan keputusan pembelian dan
kesukaan terhadap merek produk
tersebut. Pelanggan yang berada dalam
tingkatan
habitual
buyer
dapat
dikategorikan sebagai pelanggan yang
puas dengan merek produk yang
dikonsumsi atau setidaknya pelanggan
tidak mengalami ketidakpuasan dalam
mengkonsumsi merek tersebut.
3. Satisfied buyer (konsumen yang puas
dengan pembelian yang dilakukan)
Pada tingkatan satisfied buyer,
pelanggan suatu merek masuk dalam
kategori
puas
bila
pelanggan
mengkonsumsi merek tersebut, meskipun
demikian mungkin saja pelanggan
memindahkan pembelian ke merek lain
dengan menanggung switching cost
(biaya peralihan) yang terkait dengan
waktu, uang, atau risiko kinerja yang
melekat dengan tindakan pelanggan
beralih merek.
4. Liking of the brand (menyukai merek)
Pelanggan yang masuk dalam
kategori liking of the brand merupakan
pelanggan
yang
sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut. Pada tingkatan
ini dijumpai perasaan emosional yang
terkait pada merek. Rasa suka pelanggan
bisa saja didasari oleh asosiasi yang
terkait dengan simbol, rangkaian
pengalaman
dalam
penggunaan
sebelumnya, baik yang dialami pribadi
maupun oleh kerabat atau pun disebabkan
oleh perceived quality yang tinggi.
Meskipun demikian, sering kali rasa suka
ini merupakan suatu perasaan yang sulit
diidentifikasi dan ditelusuri dengan
cermat untuk dikategorikan ke dalam
sesuatu yang spesifik.
5. Committed buyer (konsumen yang
komit terhadap merek produk yang
dibeli)
Commitment
yaitu
kepercayaan
bahwa produk yang dikonsumsi mampu
melahirkan komunikasi dan interaksi di
antara pelanggan yang ada (Aaker, 1991,
Herizon & Maylina, 2003). Pada tahapan
loyalitas committed buyer pelanggan
merupakan pelanggan setia (loyal).
Pelanggan memiliki suatu kebanggaan
sebagai pengguna suatu merek dan
bahkan merek tersebut menjadi sangat
penting bagi pelanggan dipandang dari
segi fungsi maupun sebagai suatu
ekspresi mengenai siapa sebenarnya diri
pelanggan. Pada tingkatan ini, salah satu
aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan
oleh tindakan merekomendasikan dan
mempromosikan merek tersebut kepada
pihak lain.
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang
menjadi objek penelitian adalah produk
merek unilever yaitu Pond’s. Sedangkan
sampel pada penelitian ini adalah
konsumen yang mengkonsumsi produk
Pond’s tersebut dengan jumlah sampel
100
orang.
Pengambilan
sampel
dilakukan dengan teknik simple random
sampling, yaitu cara mengambil sampel
dengan memberi kesempatan yang sama
untuk dipilih bagi setiap individu atau
unit dalam keseluruhan populasi.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner
dan wawancara kepada konsumen yang
mengkonsumsi produk Pond’s. Menurut
Umar (2001), data primer adalah data
yang diperoleh dari sumber pertama baik
dari individu atau perseorangan dari hasil
wawancara pengisisan kuesioner atau
tanda bukti pembelian barang. Dari
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
data primer merupakan data yang
diperoleh langsung dari konsumen berupa
jawaban atas pernyataan yang diajukan
oleh peneliti dalam bentuk wawancara
dan kuesioner. Kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup , yaitu kuesioner
yang menyajikan pertanyaan dengan
pilihan jawabannya. Data primer dalam
penelitian ini meliputi tanggapan
responden (pengguna produk Pond’s)
sehubungan dengan loyalitas merek
terhadap produk tersebut.
Teknik pengumpulan data yang
penulis gunakan yaitu meliputi penelitian
lapangan dan penelitian kepustakaan.
1. Penelitian lapangan, yaitu penelitian
langsung (survey) yang dilakukan
pada konsumen yang menjadi objek
studi yang dilakukan pada bulan
Agustus 2011. Survey ini dilakukan
dengan cara:
a. Kuesioner (angket)
Menyebarkan kuesioner kepada
pengguna
untuk
mengetahui
bagaimana pengaruh dari brand trust
(kepercayaan merek) dan brand
awareness
(kesadaran
merek)
terhadap brand loyalty (loyalitas
merek) pada produk Pond’s. Jumlah
total kuesioner yang disebar ke
responden adalah sebanyak 100
kuesioner.
b. Wawancara (interview)
Melakukan wawancara dengan
pihak yang berhubungan dengan
masalah yang akan dibahas sehingga
peneliti dapat memperoleh data yang
memadai untuk di analisis.
2. Penelitian
kepustakaan,
yaitu
penelitian yang dilakukan dengan
cara mencari dan mempelajari
literatur – literatur yang berhubungan
dengan
masalah
yang
diteliti
khususnya
mengenai
masalah
pengaruh dari brand trust (
kepercayaan merek) dan brand
awareness
(kesadaran
merek)
terhadap brand loyalty (loyalitas
merek).
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek
penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto,
2002). Dalam penelitian ini terdapat 2
(dua) variabel bebas (X) dan 1 (satu)
variabel terikat (Y).
1.
Variabel bebas / independent
variabel (X)
Yaitu variabel yang berhubungan
atau dipengaruhi dengan variabel
lain
atau
yang
diselidiki
hubungannya dan pengaruhnya.
Yang menjadi variabel bebas
dalam penelitian ini adalah:
1.
Brand Trust (X1)
2.
Brand Awareness (X2)
2.
Variabel terikat / dependent
variabel (Y)
Variabel terikat adalah gejala atau
unsur variabel yang dipengaruhi
variabel lain. Yang menjadi
variabel terikat dari penelitian
ini adalah loyalitas merek.
Teknik Pengukuran Variabel
Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data primer dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Peneliti
menggunakan kuesioner dengan skala
yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala likert. Skala ini berinterasi
1-5 dengan pilihan jawaban sebagai
berikut:
( 1 ) Sangat Tidak Setuju (STS)
( 2 ) Tidak Setuju (TS)
( 3 ) Netral (N)
( 4 ) Setuju (S)
( 5 ) Sangat Setuju (SS)
Pemberian skor untuk masing – masing
jawaban dalam kueisoner adalah sebagai
berikut.
Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1
(satu)
Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2
(dua)
Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3
(tiga)
Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4
(empat)
Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5
(lima)
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk dapat kualitas hasil
penelitian yang bermutu dan baik, maka
terlebih dahulu harus dilakukan uji
validitas dan uji reliabilitas agar data-data
yang diperoleh valid dan reliable, uji
validitas dan reabilitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan
program SPSS 16.0 for windows, valid
artinya data-data yang diperoleh dengan
penggunaan alat (instrument) dapat
menjawab tujuan penelitian (Pratisto,
2004). Validitas adalah suatu ukuran
yang
menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen (Arikunto, 2002). Pengujian
validitas
adalah
pengujian
untuk
mengetahui
kemampuan
indikatorindikator suatu konstruk (variable laten)
untuk mengukur konstruk tersebut secara
akurat. Variabel indikator memenuhi
kriteria valid jika memiliki Corrected
Item- Total Correlation yang bernilai
positif. Jika masih terdapat nilai
Corrected Item- Total Correlation yang
negatif, maka harus dilakukan pengujian
kembali sampai tidak ada Corrected
Item- Total Correlation yang bernilai
negatif.
Setelah dilakukan uji validitas, hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah
pengujian reliabilitas. Reliabilitas adalah
sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya, maksudnya apabila
dalam beberapa pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama (Azwar, 2000).
Reliabilitas juga merupakan ukuran suatu
kestabilan dan konsistensi responden
dalam menjawab hal-hal yang berkaitan
dengan konstruk-konstruk pertanyaan
yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk
kuesioner. Reliabilitas yang tinggi
menujukan bahwa indikator-indikator
memiliki konsistensi yang tinggi dalam
mengukur variabel laten. Tingkat
reliabilitas dengan metode AlphaCronbach diukur berdasarkan skala 0
sampai dengan 1.
Metode Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah
untuk mengetahui apakah distribusi
sebuah data mengikuti atau mendekati
distribusi normal. Data yang baik adalah
data yang mempunyai pola seperti
distribusi normal, yaitu distribusi data
tersebut tidak menceng ke kanan dan ke
kiri. Uji normalitas pada multivariate
sebenarnya sangat kompleks karena harus
dilakukan pada sebuah variabel secara
bersama-sama. Namun, uji ini bisa juga
dilakukan pada sebuah variabel dengan
logika bahwa jika secara individual tiap –
tiap
variabel
memenuhi
asumsi
normalitas, maka secara bersama-sama
(multivariate) variabel-variabel tersebut
dianggap memenuhi asumsi normalitas.
B. Uji Multikolinieritas
Adanya
multikolinieritas
merupakan pelanggaran dalam asumsi
klasik. Multikolinieritas maksudnya tidak
boleh terjadi hubungan antar variabel
bebas (independent). Untuk mendeteksi
gejala multikolinieritas dapat dilakukan
dengan menggunakan besaran VIF
(Variance Influence Faktor) dan angka
toleran. Pedoman suatu model regresi
yang bebas multikol apabila mempunyai
nilai VIF lebih kecil dari pada 10 dan
angka tolerance mendekati 1 menurut
Santoso (2000).
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance
dan residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dan
residual satu pengamatan ke pengamatan
yang
lain
tetap,
maka
terjadi
homokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedastisitas menurut
Ghozali (2001). Uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan cara melihat plots
antara nilai prediksi (ZPRED) dengan
residual (SRESID). Deteksi ada tidaknya
pola tertentu pada grafik scarplots antara
SRESID dengan ZPRED di mana sumbu
Y adalah Y yang telah diprediksi dan
sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di- studentized
(Ghozali, 2001).
D. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk
mengetahui apakah terjadi korelasi antar
variabel bebas dalam penelitian. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi,
dapat dilihat dari nilai Durbin – Watson
test. Apabila nilai Durbin – Watson test
tepat sama dengan 2, maka tidak terjadi
autokorelasi sempurna. Sebagai rule of
tumb (aturan ringkas) jika nilai Durbin –
Watson nilainya antara 1,5 sampai 2,5
maka data tidak mengalami autokorelasi.
Tetapi, jika nilai Durbin – Watson = 0
sampai 1,5 disebut memiliki autokorelasi
positif, dan jika d > 2,5 sampai 4 disebut
memiliki autokorelasi negatif.
Analisis Regresi Berganda
Model regresi digunakan untuk
mengasumsikan
bahwa
terdapat
hubungan linier antara variabel loyalitas
merek dengan variabel brand trust dan
brand awareness dengan menggunakan
program SPSS 16.0 for windows. Pada
dasarnya analisis regresi adalah untuk
memperoleh persamaan regresi dengan
cara memasukkan perubah satu demi satu
sehingga dapat diketahui pengaruh yang
paling kuat sampai dengan yang paling
lemah.
1. Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui hubungan antara dua atau
lebih variabel independen (X1, X2, X3)
terhadap variabel dependen (Y) secara
serentak. Koefisien ini menunjukan
seberapa besar hubungan yang terjadi
antara variabel independen (X1, X2, X3)
secara serentak terhadap (Y). Nilai R
berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang
terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai
semakin mendekati 0 maka hubungan
yang terjadi semakin lemah. Menurut
Sugiyono (2007), pedoman untuk
memberikan
interpretasi
koefisien
korelasi sebagai berikut:
0,00 – 0,199 = Sangat Rendah
0,20 – 0,399 = Rendah
0,40 – 0,599 = Sedang
0,60 – 0,799 = Kuat
0,80 – 1,000 = Sangat kuat
2. Analisis Determinasi (Adjusted R2)
Analisis
determinasi
dalam
regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui
persentase
sumbangan
pengaruh variabel independen (X1,
X2,X3) secara serentak terhadap variabel
dependen (Y). Koefisien ini menunjukan
seberapa besar persentase variasi variabel
independen yang digunakan dalam model
mampu menjelaskan variasi variabel
dependen. Adjusted R2 sama dengan 0,
maka tidak ada sedikitpun persentase
pengaruh yang diberikan variabel
independen terhadap variabel dependen,
atau variasi variabel yang digunakan
dalam
model
tidak
menjelaskan
sedikitpun variasi variabel dependen.
Sebaliknya Adjusted R2 sama dengan 1,
maka persentase pengaruh yang diberikan
variabel independen terhadap variabel
dependen adalah sempurna atau 100 %.
Pengujian Hipotesis
Agar dapat diketahui apakah
diantara variabel ada yang mempunyai
pengaruh harus dilakukan pengujian
Hipotesis.
1. Uji Koefisien Regresi Secara
Bersama – sama (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui
secara
serentak
atau
bersama-sama
variabel
independen
berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen. Dengan
hipotesa:
Ho: β = 0 artinya, tidak ada pengaruh
antara variabel bebas secara
bersama terhadap keputusan
pembelian.
Ha: β > 0 artinya, ada pengaruh antara
variabel
bebas
secara
bersama terhadap keputusan
pembelian.
Dengan tingkat signifikansi (α) yang
digunakan adalah 5%, distribusi F dengan
derajat kebebasan (α; K-1, n-K).
Kriteria pengujian:
F
< F
= Ho diterima, artinya
itung
Tabel
variabel independen secara serentak atau
bersamaan tidak mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
F
> F
= Ho ditolak, artinya
hitung
tabel
variabel independen secara serentak atau
bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen secara signifikan.
2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial
(Uji t)
Pengujian secara individual (uji-t)
yaitu pengujian koefisien regresi secara
parsial atau sendiri – sendiri dengan
menentukan formula statistik yang akan
diuji, dengan hipotesa:
Ho: b =0, artinya tidak ada pengaruh
1
antara variabel independen
terhadap variabel dependen .
Ha: b =0, artinya ada pengaruh antara
1
variabel independen terhadap
variabel dependen.
Dengan tingkat signifikansi (α) 5% dari
df = n-K-1 diperoleh nilai t , kemudian
tabel
nilai t
tabel
dibandingkan dengan nilai t
hitung
yang diperoleh. Dengan membandingkan
kedua nilai t tersebut, maka akan
diketahui pengaruhnya, yaitu dapat
diterima atau ditolaknya hipotesis.
Kriteria pengujian:
t
>t
Ho ditolak dan Ha diterima,
hitung
tabel
artinya
variabel
independen
mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan.
t
<t
Ho diterima dan Ha ditolak,
hitung
tabel
artinya variabel independen tidak
mempengaruhi variabel dependen secara
signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari 100 responden pengguna
produk Pond’s yang telah mengisi
kuesioner, sebanyak 70 orang adalah
perempuan dan 30 orang adalah laki-laki,
yang rata-rata berumur sekitar 17-25
tahun. Mayoritas dari pengguna produk
Pond’s adalah pelajar/mahasiswa yaitu
sebanyak 93 orang, dan sisanya adalah
pegawai swasta serta ibu rumah tangga.
Analisis Regresi Berganda
Pengaruh Secara Simultan
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui atau meramalkan pengaruh
variabel
kepercayaan
merek
dan
kesadaran merek terhadap loyalitas
merek produk Pond’s. Data – data dalam
penelitian ini dapat dilihat pada tabel
4.10 yang diolah dengan menggunakan
program SPSS 16.0 for Windows.
Tabel 4.10 Koefisiensi Regresi dan Signifikansi
Unstandardized
Coefficients
Model
Std. Error
B
Konstanta
.920
1.502
Kepercayaan Merek (X1)
.294
.046
Kesadaran Merek (X2)
.422
.130
Sumber: Data yang diolah SPSS 16.0 for Windows
Dengan melihat pada tabel di atas, didapat persamaan regresinya adalah:
Y = 0,920 + 0,294 XI + 0,422 X2
Dimana:
Y = Loyalitas Merek
X1 = Kepercayaan Merek
X2 = Kesadaran Merek
Hasil dari analisis tersebut dapat
dengan peningkatan loyalitas
diinterpretasikan sebagai berikut:
merek orang yang bersangkutan.
a. Konstanta
sebesar
0,920
c. Koefisien
regresi
variabel
menunjukan
bahwa
apabila
kesadaran merek (X2) sebesar
kepercayaan merek (X1) dan
0,422 artinya jika variabel
kesadaran merek (X2) nilainya
independen lain nilainya tetap dan
adalah 1, maka loyalitas merek
kesadaran merek mengalami
(Y) nilainya adalah 0,920.
kenaikan 1%, maka loyalitas
b. Koefisien
regresi
variabel
merek (Y) akan mengalami
kepercayaan merek (X1) sebesar
peningkatan
sebesar
42,2%.
0,294 artinya jika variabel
Koefisien bernilai positif artinya
independen lain nilainya tetap dan
terjadi hubungan positif antara
variabel
kepercayaan
merek
kesadaran merek dengan loyalitas
mengalami kenaikan 1%, maka
merek,
semakin
bertambah
loyalitas
merek
(Y)
akan
kesadaran merek seseorang, maka
mengalami peningkatan sebesar
akan diikuti dengan peningkatan
29,4%. Koefisien bernilai positif
loyalitas mereknya.
artinya terjadi hubungan positif
antara kepercayaan merek dengan
Dari pengolahan data yang diolah
loyalitas
merek,
semakin
dengan menggunakan SPSS 16.0 for
meningkat kepercayaan merek
Windows, dapat diperoleh hasil sebagai
seseorang, maka akan diikuti
berikut:
Tabel 4.11 Anova
Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1031.143
2
515.572
Residual
395.847 97
4.081
Total
1426.990 99
Sumber: Data yang diolah SPSS 16.0 for Windows
F
126.338
Sig.
.000
Dari hasil uji Anova diatas,
diperoleh nilai Fhitung adalah 126,338
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak.
Pengambilan keputusan juga dapat
dilakukan dengan melihat probabilitasnya
dimana nilai 0.000 < 0.05 sehingga H0
ditolak. Artinya, variabel kepercayaan
merek dan kesadaran merek berpengaruh
secara bersama–sama (simultan) terhadap
loyalitas merek produk Pond’s.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dalam
regresi linier berganda digunakan untuk
mengetahui
persentase
sumbangan
pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3)
secara serentak terhadap variabel terikat
(Y) (Duwi Priyatno, 2008). Koefisien ini
menunjukkan seberapa besar persentase
variasi variabel bebas yang digunakan
mampu menjelaskan variasi variabel
terikat.
Dari hasil analisis regresi, pada output model summary adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi
Adjuste
Std. Error of the
Mode
dR
R Square
R
Estimate
l
Square
1
.850
.723
.717
2.020
Sumber: Data yang diolah SPSS 16.0 for Windows
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
bahwa nilai R Square sebesar 0.723. Hal
ini menunjukkan bahwa persentase
sumbangan pengaruh variabel bebas
(kepercayaan merek dan kesadaran
merek) terhadap variabel terikat (loyalitas
merek) sebesar 72,3%. Sedangkan
sisanya sebesar 27,7% dipengaruhi atau
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
Pengaruh Secara Parsial
Pembahasan ditekankan pada
pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat. Dengan
demikian
pengaruh
masing-masing
variabel akan dapat diperbandingkan.
Untuk menguji signifikansi koefisien
regresi, yaitu apakah variabel independen
(X) berpengaruh secara nyata atau tidak
maka akan digunakan uji t.
• Level of significant (α) = 5% : 2
= 2,5%
• Derajat bebas (df) n
= 97
• Ttabel
= 1,984
Tabel 4.13 Koefisiensi Regresi dan Signifikansi
Unstandardized
Coefficients
Model
Std. Error
B
Konstanta
.920
1.502
Kepercayaan Merek (X1)
.294
.046
Kesadaran Merek (X2)
.422
.130
Sumber: Data yang diolah SPSS 16.0 for Windows
Standardized
Coefficient
Beta
.590
.298
t
.612
6.449
3.254
Sig.
.542
.000
.002
Berdasarkan tabel 4.13 tersebut
dapat diketahui hasil uji signifikan secara
parsial
koefisien
regresi
variabel
kepercayaan
merek
dan
variabel
kesadaran merek berpengaruh terhadap
loyalitas merek, untuk lebih jelasnya
dapat dijelaskan per variabel sebagai
berikut:
Jika ttabel < thitung maka H0 ditolak,
sedangkan jika ttabel > thitung maka H0
diterima. Pengambilan keputusan juga
dapat
dilakukan
dengan
melihat
probabilitasnya
dimana
jika
probabilitasnya lebih kecil dari 0.05
maka H0 ditolak sedangkan jika
probabilitasnya lebih besar dari 0.05
maka H0 diterima.
Variabel yang Paling Dominan
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, dapat diketahui variabel yang paling
dominan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Variabel Dominan
Standardized
Coefficients
Model
Beta
Konstanta
Kepercayaan Merek (X1)
.590
Kesadaran Merek (X2)
.298
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan
dalam mempengaruhi loyalitas merek adalah variabel kepercayaan merek yaitu sebesar
0,590 atau 59%.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan
dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Variabel kepercayaan merek (brand
trust) dan kesadaran merek (brand
awareness) secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas merek (brand
loyalty) produk Pond’s.
2. Variabel kepercayaan merek (brand
trust) dan kesadaran merek (brand
awareness) secara masing-masing
(parsial) berpengaruh
signifikan
terhadap loyalitas merek (brand
loyalty) produk Pond’s.
3. Variabel yang paling dominan dalam
memengaruhi loyalitas merek (brand
loyalty) produk Pond’s adalah
variabel kepercayaan merek (brand
trust).
Implikasi
PT. Unilever Indonesia Tbk
khususnya
divisi
research
and
development
sebaiknya
senantiasa
mempertahankan dan meningkatkan
kepercayaan merek (brand trust)
konsumen. Hal ini disebabkan karena
variabel kepercayaan merek (brand trust)
merupakan variabel yang paling kuat dan
dominan berpengaruh terhadap loyalitas
merek
(brand
loyalty).
Upaya
peningkatan kepercayaan merek (brand
trust) tersebut dapat dilakukan melalui
peningkatan intensitas kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan masyarakat
sehingga citra dan kredibilitas perusahaan
dapat terus terjaga sehingga kepercayaan
merek (brand trust) konsumen pun dapat
terus meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, David A. 1991. Managing brand
equity. The Free Press. New
York.
Anderson, Erin and Barton Weitz. 1992.
“The Use of Pledges to Build and
Sustain Commitment in
Distribution Channels”. Journal of
Marketing Research. Vol.29.
No.1. 18-34.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian. Rineka cipta. Jakarta.
Arnold, David. 1996. Pedoman
Manajemen Merek. PT. Kentindo
Soho. Surabaya.
Azwar, Syaifuddin. 2000. Reliabilitas dan
Validitas. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.
Doney, P. M. and J. P. Cannon. 1997.
“An Examination of the Nature of
Trust in Buyer-Seller
Relationships”. Journal of
Marketing. Vol.61. No.2. 35-51.
Durianto, D., Sugiarto, & Tony Sitinjak.
2001. Strategi menaklukkan pasar
melalui riset ekuitas dan perilaku
konsumen. Gramedia. Jakarta.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis
dengan Program SPSS.
Universitas Diponegoro.
Semarang
Herizon and Wenny Maylina. 2003.
“Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetiaan terhadap
merek pada konsumen pasta gigi
Pepsodent di Surabaya”. Ventura.
Vol.6. No.1. 98-115.
Hudaya, Da’i. 2010. “Pengaruh Trust in
Brand Terhadap Brand Loyalty
dalam Upaya Mempertahankan
Loyalitas Konsumen Air Minum
Mineral Aqua (PT. Tirta
Investama) (Studi Kasus: Pulo
Gadung, Jakarta Timur)”. Skripsi.
Universitas Gunadarma.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen
Pemasaran Edisi Milenium.
Prenhallindo. Jakarta.
Lau, Geok Theng and Sook Han Lee.
1999. “Consumers Trust in a
Brand and the Link to Brand
Loyalty”. Journal of Market
Focused Management. Vol.4.
No.4. 341-370.
Marthin, Johannes dan Hatane Semuel.
2007. “Analisis Tingkat Brand
Loyalty pada Produk Shampoo
Merek Head & Shoulders”. Jurnal
Manajemen Pemasaran. Vol.2.
No.2. 90-101. Universitas Kristen
Petra. Surabaya.
Morgan, R. M. and S. D. Hunt. 1994.
“The Commitment-Trust Theory
of Relationship Marketing”.
Journal of Marketing. Vol.58.
No.3. 20-38.
Oktia, Hesti. 2007. “Pengaruh Brand
Awareness dan Brand Trust
Terhadap Loyalitas Merek”.
Skripsi. Universitas Gunadarma.
Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah
Mengatasi Masalah Statistik dan
Rancangan Percobaan Dengan
SPSS 15. Elex Media
Komputindo. Jakarta.
Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar
SPSS (Statistical Product and
Service Solution) Untuk Aanalisis
Data dan Uji Statistik.
MediaKom. Yogyakarta.
Remple, J. K., J.G. Holmes, and M. P.
Zanna. 1985. “Trust in Close
Relationship”. Journal of
Personality and Social
Psychology. Vol.49. No.1. 95112.
Riana, Gede. 2008. “Pengaruh Trust in a
Brand terhadap Brand Loyalty
pada Konsumen Air Minum Aqua
di Kota Denpasar”. Buletin Studi
Ekonomi. Vol.13. No.2. 184-202.
Universitas Udayana. Denpasar.
Santoso, Singgih. 2000. Panduan
Lengkap Menguasai SPSS 16. PT.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
______________ 2001. Buku Latihan
SPSS: Statistika Multivariat. PT.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk
Penelitian. CV Alfabeta.
Bandung.
Tepeci, M. 1999. “Increasing Brand
Loyalty in the Hospitality
Industry”. International Journal of
Contemporary Hospitality
Management. Vol.11. No.5. 223229.
Tjahyadi, Rully Arlan. 2006. “Brand
Trust dalam Konteks Loyalitas
Merek: Peran Karakteristik
Merek, Karakteristik Perusahaan,
dan Karakteristik Hubungan
Pelanggan-Merek”. Jurnal
Manajemen. Vol.6. No.1. 65-78.
Universitas Kristen Maranatha.
Bandung.
Triton, P.B. 2006 . Riset Statistik
Parametrik: SPSS 15.0 for
windows. Andi. Yogyakarta.
Umar, Husein. 2001. Studi Kelayakan
Bisnis. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Waridah, Ernawati. 2008. EYD &
Seputar Kebahasa-Indonesiaan.
KawanPustaka. Jakarta.
Download