emboli cairan amnion

advertisement
EMBOLI CAIRAN AMNION
• Emboli cairan amnion merupakan kedaruratan
obstetri yang tidak mungkin di prediksi,
memberikan tanda peringatan, jika ada minimal
dan biasanya memiliki hasil yang tragis
• Komplikasi yang jarang terjadi pada persalinan:
• Tidak dapat diduga, dihindari, sangat berbahaya,
dan sulit untuk diobati dengan baik.
• Pertama dikemukakan oleh Meyer 1927.
• kejadian satu antara 80.000 dan 800.000
persalinan
DIAGNOSIS
Diagnosis cairan amnion hanya dibuat pada pemeriksaan
post morten jika sel-sel janin atau debris ditemukan
selama analisis hitologi paru-paru ibu.
Diagnosis pada ibu yang bertahan hidup misal nya
setelah pewarnaan (stainning) darah khusus pada
pembuluh darah pulmonal ibu atau setelah menemukan
skuama janin di dalam sputum, tes tersebut di lakukan
jika kondisi fisik ibu terganggu.
Diognosa emboli cairan amnion melalui analisis serum
ibu dianjurkan. Penelitian dilakukan dengan memeriksa
adanya peningkatan kadar antigen sialyl Tn, konsituen
cairan amnion, dan mekonium. Tes ini merupakan tes
yang mendeteksi emboli cairan amnion.
Clark menjelaskan awitan trias gejala, yaitu
hipotensi,hipoksia,dan poagulopati.
Next..
Clark menjelaskan awitan trias gejala, yaitu
hipotensi,hipoksia,dan poagulopati.
Emboli cairan amnion harus selalu dicuragai ibu
yang sehat tanpa gejala mengalami gagal
jantung atau gagal nafas saat persalinan, seksio
sesaria, atau segera setelahnya.emboli cairan
amnion dapat juga terjadi selama terminasi
kehamilan.
TANDA GEJALA
Analisis american registry menunjukan bahwa gejala ibu yang di diagnosis
emboli cairan amnion, yang diurutkan sesuain yang paling sering terjadi
adalah sebagai berikut:










hipotensi
Gawat janin
Edema paru
Henti jantung- paru
Sianosis
Koagulopati
Gawat nafas
Konvulasi
Atonia uteri
Bronkospasme.
FAKTOR PREDISPOSIS
• Kontraksi
• Persalinan operasi
• Kehamilan multipel.
• Multi paritas
• Induksi/ augmentasi
• Persalinan presipitatus(kurang dari 3 jam)
• Pada IUFD atau missed abortion.
Waktu kejadian :
>. Persalinan spontan
 Persalinan dengan seksio sesaria
 Waktu terjadi ruptura uteri
PENAGANAN
Tujuan penanganan
• Dukungan sirkulasi
• Dukungan pernafasan
• Koreksi koagulopati
Perawatan segera
Perawatan ibi akan sama baik di rumah maupun di rumah sakit dan
meliputi:
• Panggil bantuan kedaruratan
• Akses dan cairan intravena
• Ventilasi, mulut kemulut, ventilasi menual dengan ambubang atau
intubasi, bergantung pada tempat dan ketersediaan peralatan atau
personel.
• Masase jantung jika perlu.
Gambaran Klinik
Trias gejala : ketuban pecah,diikuti sesak nafas,
dan syok,serta dapat di ikuti pendarahan.
Patofisiologi
Emboli air ketuban menyebabkan komplikasi
dan gejala klinik yang bersumber dari :
• Kardiovaskuler kolap
• Gangguan pembekuan darah
• Intravaskuler koagulasi.
1. Mekanisme kardiovaskuler kolaps
a. Air ketudan yang terhisap dengan benda
padatnya (rambut lanugo,lemak, dan lainnya)
menyumbat kapiler paru,sehingga terjadi
hipertensi arteri pulmonum,edema paru,dan
gangguan pertukaran O² dan CO²
b. Akibat hipertensi pulmonum menyebabkan :
• Tekanan antrium kiri turun
• Cardiac output menurun
• Terjadi penurunan tekanan darah sistemik yang
mengakibatkan syok berat.
C. Gangguan pertukaran O2 dan CO2 menyebabkan
sesak nafas, sianosis, dan gangguan pengaliran
O2 ke jaringan yang mengakibatkan:
– Metabolik asidosis
– Anaerobik metabolisme
D. Edema paru dan gangguan pertukaran O2 dan
CO2 menyebabkan:
– Terasa dada sakit, berat dan panas.
– Penderita gelisah karena kekurangan O2.
– Dikeluarkannya histamin yang menyebabkan
bronkospasme.
– Pengeluaran prostaglandin dapat menyebabkan
spasme bronkus dan sesak napas.
E. Terjadi refleks nervus vagus yang
menyebabkan:
– Bradikardi
– Vasokonstriksi arteria koroner, menimbulkan
gangguan kintraksi otot jantung dan dapat
menimbulkan acute cardiak arest.
F. Manisfestasi keduanya menyebabkan syok
dalam ; kedinginan dan sianosis.
G. Kematian dapat berlangsung sangat singkat
dari 20 menit sampai 36 jam
2. Gangguan pembekuan darah
• Partikel air ketuban dapat menjadi inti pembekuan darah.
• Mengandung faktor x, yang dapat menjadi treger
terjadinya intra faskuler koagolasi.
• Mengaktifkan sistim fibrinolisis dan pembekuan darah
sehingga terjadi hipofibrinogemia dan menimbulkan
perdarahan dari bekas implantasi plasenta.
• Kekurangan O2 dan terjadinya anerobik metabolisme
dalam otot uterus, menyebabkan atonia uteri sehingga
terjadi perdarahan.
Kedua komponen ini dapat menimbulkan syok dan
terjadi kematian dalam waktu singkat, sebelum sempat
memberikan pertolongan adekuat.
Upaya preventif
a. Perhatikan idikasi induksi persalinan
b. Memecahkan ketuban saat akhir his,
sehingga tekanannya tidak terlalu besar dan
mengurangi masuk kedalam pembuluh
darah.
c. Saat sectio caesaria lakukan penghisapan air
ketuban perlahansehingga dapat
mengurangi:
– Asfiksia intra uterine
– Emboli air ketuban melalui insisi operasi .
Pengobatan
a. Tindakan umum:
– Segera memasang infus dua tempat sehingga cairan
segera dapat diberikan, untuk mengatasi syok.
– Berikn O2 dengan tekanan tinggi sehingga dapat
menambah O2 dalam darah.
b. Untuk jantung dapat diberikan :
– Resusitasi jantung dengan : masase dan mesin
kardiopulmonari
– Pemberian digitalis
– Atropin untuk mengorangi vasokonstriksi pembuluh
darah dan paru
– Vasopresor : isoprotrenol
– Diuretik untuk mengurangi udema
Next ……
c. Untuk paru “spasmolitik”
– Papaverin sehingga mengurari spasme bronkus
dan pembuluh darah paru
d. Mengatasi anafilaksis syok
– Antihistamin : prometasin
– Kortison dosis tinggi
e. Mengatasi intra vaskuler koagulasi:
– Dipertimbangkan untuk memberikan heparin.
Keberhasilan pengobatan dan pengalaman untuk
mengatasi emboli air ketuban tidak banyak.
TATALAKSANA EMBOLI AIR KETUBAN
EMBOLI AIR KETUBAN
KEJADIAN
FAKTOR PREDISPOSISI:
•Jarang satu antara 80.000- 800.00
persalinan
•Multiparitas
Oksitosin drips
•Mendadak, tanpa dugaan tidak ada
pengobatan
Persalinan operatif
Mortalitas tinggi.
IUFD atau missed abortion
GEJALA KLINIK E.A.K.
Trias gejala:
•Ketuban pecah.
Sesak dafas dalam.
Syok disertai perdarahan
PENGOBATAN
Tujuan untuk:
•Mengatasi kardiopulmonum kolap
Gangguan pembekuan darah
HASIL:
•Tidak memuaskan
Angka kematian tinggi
NEXT..
Perawatan berkelanjutan
Setelah bantuan datang dari rumah sakit atau ibu tiba di rumah sakit di
lanjutkan dengan:
• Berikan cairanuntuk mempertahankan sirkulasi ( darah,plasma beku
segar, kriopresipitat,kristaloid, atau trombosit, tergantung pada
ketersediaan dan kebutuhan ibu).
• Pantau pembekuan darah dan koreksi koagulopati
• Intubasi endotrakea secepatnya.
• Pertahankan oksigenasi melalui vertilasi bertekanan positif
intermiten (intermitten positive presure ventilation/IPPV) sesuai
kebutuhan
• Pantau kondisi melalui jalur tekanan vena sentral atau jalur arteri.
• Pantau keseimbangan cairan dan kaji ginjal secara seksama.
• Berikan obat sesuai kebutuhan:
Next
• Berikan obat sesuai kebutuhan:
- Dopamin (meningkatkan curah jantung)
- Hidrokortison (menguragi respons inflamasi).
- Natrium birkarbonat (mengkoreksi asidosis)
- Infusi syntoncinon ( jika terjadi atonia uterus).
Dukungan dan perhatian untuk pasangan serta
kerabat yang lain tidak boleh diabaikan dan
pertimbangkan dukungan pisikologis pada ibu
yang bertahan hidup
KO M P L I K A S I
Dari seluruh ibu yang mengalami kolaps karena
emboli cairan amnion, 25-50 % ibu meninggal
dalam jam pertama.komplikasi jangka pendek
emboli cairan amnion yang paling sering adalah
koagulasi intravaskuler diseminata, yang muncul
pada sekitar separuh ibu yang dapat bertahan
hidup lebih dari satu jam.ibu yang bertahan hidup
mengalami kerusakan neorologis permanen. Ibu
hamil saat mengalami emboli cairan amnion janin
tidak dapat bertahan hidup. Jika bayi hidup
kerusakan neorologis pada bayi sering terjadi.
Kesimpulan
Poin kunci asuhan kebidanan
• Gunakan keterampilan kebidanan untuk mengagumentasi
persalinan yang lambat (dukungan,mobilisasi dan strategi
memberikan rasa nyaman) untuk menghindari amniotomi dan
penggunaan oksitosin
• Meskipun prostatglandin dan oksitosin biasa digunakan, selalu
gunakan dengan bijaksana dan pantau semua ibu yang
mendapat terapi obat tersebut untuk menghindari over
stimulasi.
• Gunakan perawatan khusus saat memberikan kepada ibu yang
lebih tua, multiparah, atau ibu yang memiliki kompilikasi lain.
• Jika ibu kolaps dirumah atau dirumah sakit bantuan kedaruratan
yang efektif dan segera dapat meningkatkan kesempatan ibu
untuk pulih total.
Download