ISSN 1907 - 8773 Terbit sekali 2 bulan Volume 5 Nomor 3. Juni 2010 MELAKUKAN PREDIKSI CUACA MELALUI PENDEKATAN PENGAMATAN AWAN Pendahuluan Ketika seseorang berada di luar rumah lalu menegadahkan wajahnya ke langit, maka akan terlihat awan dengan berbagai bentuk dan warnanya. Kadang-kadang awan tersebut terlihat sangat indah dan mengagumkan, tapi tidak jarang juga awan tersebut terlihat menyeramkan dan menakutkan. Awan merupakan cermin dari kondisi cuaca yang terjadi beberapa saat sebelum awan terlihat atau pun pada saat awan sudah terbentuk, bahkan dapat memberikan gambaran kondisi cuaca yang akan terjadi beberapa saat kemudian. Bentuk, warna dan susunan awan pada musim tertentu umumnya relatif konsisten. Dengan demikian bentuk, warna dan susunan awan yang terlihat melalui kasat mata ke arah langit, dapat dijadikan acuan untuk menduga kondisi cuaca beberapa saat ke depan, bahkan pengamatan yang dilakukan beberapa hari mestinya dapat memberikan gambaran kondisi umum pada musim yang sedang berjalan. Proses Pembentukan Awan Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua cara: Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menguap. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan. Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin jenuh dengan uap air. Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah sebagai hujan. Jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu akan menguap dan awan menghilang. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang ada awan yang tidak membawa hujan. Cara Penamaan Awan Awan diberi nama berdasarkan bentuk dan ketinggian dasarnya. Berdasarkan bentuknya penamaan awan terdiri dari awan cummulus, awan stratus dan awan cirrus. 1. Awan Cummulus, yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal, 2. Awan Stratus, yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata, 3. Awan Cirrus, yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tidak menimbulkan hujan. Berdasarkan ketinggian dasarnya, penamaan awan dibagi menjadi awan rendah, awan sedang dan awan tinggi. 1. Awan rendah, mempunyai ketinggian dasar awan kurang dari 2 km, biasanya dipakai kata “strato” , misalnya Nimbostratus (Ns), Stratocumulus (Sc) dan Stratus (St). 2. Awan menengah, mempunyai ketinggian dasar awan antara 2 dan 6 km, biasanya dipakai awalan “alto”, misalnya Altocumulus (Ac) dan Altostratus (As). 3. Awan tinggi, mempunyai ketinggian dasar awan lebih dari 6 km, penamaannya ditandai dengan awalan “cirro”, misalnya Cirrostratus (Cs), Cirrocumulus (cc) dan Cirrus (Ci). 4. Untuk awan yang memiliki sifat dapat menurunkan hujan atau awan hujan diberi awalan “nimbo” atau akhiran “nimbus”, misalnya Cumulonimbus (CB) dan Nimbostratus (NS). Berdasarkan jenis partikel curahan, awan dapat di klasifikasikan menjadi awan tetes dan awan es. Awan tetes, awan ini sering juga disebut sebagai awan panas yang sebagian partikelnya terdiri dari tetes air, umumnya berwarana lebih kelabu atau lebih gelap. Awan es, awan ini sering juga disebut awan dingin atau awan campuran yang sebagian partikelnya terdiri dari kristal es, umumnya berwarna putih dan letaknya di atmosfer bagian atas. Suatu awan bisa merupakan kumpulan tetes air atau kristal es atau kombinasi keduanya. Skema nama-nama awan berdasarkan bentuk dan ketinggiannya disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Skema penamaan awan berdasarkan bentuk dan ketinggian dasarnya. Karakteristik Awan pada Musim Hujan Sesuai dengan musimnya, pada musim hujan awan-awan umumnya banyak mengandung butir-butir air dan berpotensi menurunkan hujan. Secara kasat mata, ciri-ciri awan pada musim hujan adalah sebagai berikut: Berwarna kelabu kehitam-hitaman, dasar awan biasanya memiliki warna yang lebih gelap. Dasar awan pada ketinggian yang rendah, umumnya di bawah 1.500 meter. Awan umumnya tebal, bertumpuk-tumpuk seperti bunga kol yang tumbuh melebar atau ke atas. Beberapa awan yang sering muncul pada musim hujan adalah stratocumulus, cumulonimbus, nimbostratus, altostratus (Gambar 2). (a) Altostratus (b) Stratocumulus c) Nimbostratus (d) Cumulonimbus Gambar 2. Contoh awan-awan pada musim hujan. Karakteristik Awan pada Musim Kemarau Pada musim kemarau awan-awan umumnya sedikit mengandung butir air dan lebih banyak mengandung Kristal es serta tidak berpotensi menurunkan hujan. Secara kasat mata, ciri-ciri awan pada musim kemarau adalah sebagai berikut: Umumnya berwarna keputih-putihan. Dasar awan berada pada ketinggian menengah atau lebih tinggi lagi, umumnya di atas ketinggian 5000 meter. Bentuknya tipis atau berlapis-lapis, seperti serabut, kapas, atau kumpulan benang sutra yang lepaslepas. Beberapa awan yang sering muncul pada musim kemarau adalah altocumulus, cirrocumulus, cirrostratus, stratocumulus, cumulonimbus, nimbostratus, altostratus (Gambar 3). 2 (a) Cirrus (b) Cumulus cerah (c) cirrostratus (d) Altocumulus (e) Cirrocumulus dan altocumulus Gambar 3. Contoh awan-awan pada musim kemarau. Menduga Cuaca Melalui Pendekatan Pengamatan Awan, Bisakah? Bentuk, warna dan susunan awan pada musim tertentu umumnya konsisten. Cuaca yang menyertai suatu jenis awan juga konsisten. Dengan demikian dimungkinkan untuk menduga cuaca atau kondisi musim melalui pendekatan pengamatan awan atau kelompok awan. Tahapan yang dilakukan adalah (1) pengamatan siaft-sifat dan karakteristik awan, (2) penafsiran bentuk awan, dan (3) prediksi cuaca atau musim yang menyertai awan atau kelompok awan (Gambar 4). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengamatan awan, antara lain bentuk, warna, ketebalan, ketinggian dasar awan, dan luas tutupan awan. Pengamatan karakteristik Awan: Bentuk Warna Ketebalan Ketinggian Luas tutupan awan Interpretasi Jenis Awan Prediksi Cuaca atau Musim Gambar 4. Diagram alir proses prediksi cuaca atau musim melalui pendekatan pengamatan awan. Contoh kasus 1; Apabila pada pengamatan dilangit teramati sebagai berikut: Ciri-ciri awan yang tampak: Awan berbentuk gulungan, gumpalan, gelembung atau gelombang; Berwarna abu-abu, dasar awan berada pada ketinggian yang cukup rendah; Merupakan awan konvektif yang sangat besar, tumbuh vertical dengan cepat, mengandung serabut anvil/ekor di puncaknya. Maka: Jenis awan tersebut adalah awan cumulonimbus Indikasi cuaca yang akan muncul: Akan terjadi hujan. Contoh kasus 2; Apabila pada pengamatan dilangit teramati sebagai berikut: Ciri-ciri awan yang tampak: Awan berbentuk lapisan; Berwarna putih bersih, dasar awan berada pada ketinggian yang sangat tinggi, tidak tembus cahaya, mengandung hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi; Merupakan kabut tipis yang kontinyu, mengandung cincin di sekeliling matahari atau bulan. Maka: Jenis awan tersebut adalah awan cirrostratus Indikasi cuaca yang akan muncul: Tidak akan terjadi hujan. 3 Contoh kasus-3; Apabila dalam suatu pengamatan lebih banyak awan-awan tinggi selama beberapa hari, umumnya hal tersebut menunjukkan akan atau sedang mengalami periode kering atau musim kemarau. Penutup Untuk dapat melakukan prediksi cuaca melalui pengamatan dan penilaian awan diperlukan keterampilan dan pengalaman dalam menafsirkan sifat-sifat awan dan menentukan jenis awan. Petani sebagai praktisi di lapang, pada prakteknya memiliki kemampuan untuk melihat peluangpeluang kejadian cuaca dengan memperhatikan bentuk atau jenis-jenis awan yang ada di langit. Rujukan Awan. 2010. Wikipedia Bahasa Indonesia. http://en.wikipedia.or.id/wiki/awan. (downloaded 21 Juni 2010). Cloud. 2010. Wikipedia. http://en.wikipedia.org/wiki/cloud. (downloaded 21 Juni 2010). Cloud Atlas. 2010. http://www.cloud-online.com/cloud_atlas.htm. (downloaded 2 May 2010). Day JA. Cloudman’s Mini Cloud Atlas. 2010. Double Rich Design. http://cloudman.com/atlas.htm. (downloaded 4 Juli 2010). Handoko. 1995. Klimatologi Dasar, Landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. Pustaka Jaya. Jakarta. 192hal. Aris Pramudia Info Agroklimat dan Hidrologi memuat informasi aktual dan inovasi teknologi hasil-hasil penelitian bidang agroklimat, hidrologi, dan pengelolaan air Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Alamat Penyunting: Jl. Tentara Pelajar No 1A, Bogor 16111 Telp/fax : (0251) 8312760 E-mail : [email protected] http://www.balitklimat.litbang.deptan.go.id Penanggung jawab Penyunting Penyunting Pelaksana : Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi : Istiqlal Amien, E. Runtunuwu, Budi Kartiwa dan Astu Unadi : Ganjar Jayanto, Eko Prasetyo 4