BAB II KAJIAN PUSTAKA Sumber Pustaka

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
1.
Sumber Pustaka
Rujukan
a.
Tulisan Terdahulu
Banyak sumber data yang dapat memberikan informasi bagi penulis
dalam proses pembuatan karya. Pada penciptaan karya penulis mendapatkan
sumber-sumber dari buku, majalah, dan penelitian yang pernah dilakukan.
Himawan
Susanto
dalam majalah
Dunia Tzu
Chi Agustus
2010
menulismengenai kain songket Minangkabau motif tumbuhan pakuyang
menyimpan banyak pesan kebajikan. Pesan ini disampaikan pembuatnya
melalui berbagai macam perlambang yang terangkai dalam rajutan benangbenang, baik secara tersurat maupun tersirat.
6
2
Gambar 5. Kain songket Minangkabau
Sumber: Majalah Dunia Tzu Chi Vol. 10, No. 2, Mei - Agustus 2010
Himawan
Susanto
menuliskan
kain
songket
Minangkabau
menggunakan motif-motif yang diambil dari alam seperti tumbuhan paku
ataukaluak paku (gelung tanaman paku atau pakis).Kaluak paku pada motif
kain songket Minangkabau inimempunyai arti tersurat sebagai lambang
keindahan dan kedinamisan. Makna tersiratnya, manusia diharapkan tidak
lupa pada kodratnya. Pada awal pertumbuhannya, pucuk paku tumbuh
melingkar kedalam, kemudian pucuk itu tumbuh lagi keluar. Artinya manusia
lebih baik mengenal dirinya terlebih dahulu sebelum bersosialisasi dengan
lingkungan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dina Pradipta dengan judul
Arsitektur Nusantara Minangkabau. Dalam penelitian ini dijelaskan
mengenali arsitektur dari rumah gadang yang mempunyai hubungan yang erat
dengan
adat
di
Minangkabau.
Ukiran
tradisional
Rumah
Gadang
Minangkabau semuanya berwujudkan alam flora, yang tidak hanya berperan
sebagai penghias belaka, melainkan juga merupakan simbol yang mempunyai
makna di dalamnya. Adat Minangkabau berpengaruh terhadap ornamen
ukiran rumah Gadang, sehingga ornamen mempakan simbol dari perwujudan
adat.
3
Gambar 6: Ukiran Rumah Gadang
Sumber:http://www.arearumah.com/2014/01/ukiran-rumah-gadang.html
4
Kaluk paku (gulungan pucuk pakis muda) pada ukiran rumah gadang
melambangkan tanggung jawab seorang lelaki dalam adat Minangkabau
kepada generasi penerus, sebagai ayah dari anak-anaknya dan sebagai mamak
dari kemenakan (keponakan).
Penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa tumbuhan
paku memiliki makna tersendiri baik tersurat maupun tersirat dalam suatu
karya. Penelitian sebelumnya lebih mengutamakan makna dari tumbuhan
paku baik tersirat maupun tersurat. Karya seni grafis yang penulis ciptakan ini
lebih memperlihatkan keindahan dan keunikan bentuk dari jenis tumbuhan
paku sejati dan juga berusaha menyampaikan makna dari tumbuhan paku itu
sendiri.Teori yang digunakan sebagai acuan atau dasar dalam penciptaan
sebuah kaya berdasarkanpengetahuan dan pandangan yang sudah ada
sebelumnya. Kemudian teori inilah yang nantinya dihubungkan dengan
proses penciptaan karya dengan tema tumbuhan paku dalam karya seni grafis
dengan teknik silkscreen. Untuk itu maka penulis akan menjelaskan teoriteori umum yang berkaitan dalam uraian dan penjelasan berikut.
b. Tumbuhan Paku
Tumbuhan paku (Pteridophyta) dapat digolongkan sebagai tumbuhan
tingkat rendah karena meskipun tubuhnya sudah jelas memiliki kormus serta
memiliki sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji dan alat
perkembangbiaknya yang utama adalah spora. Tumbuhan paku meskipun
telah memiliki akar, batang dan daun tetapi untuk yang masih primitif
5
daunnya masih sangat sederhana, belum mempunyai lamina dan masih
dinamakan mikrofil.
Tumbuhan paku masih terbatas pada habitat dengan banyak air.
Sebagian besar ditemukan di daerah tropik, beberapa diantaranya dapat
tumbuh mencapai ketinggian 13 m atau lebih. Sebagian kecil terdapat
dikawasan beriklim sedang. Biasanya tumbuh di tempat-tempat teduh dan
lembab (John W. Kimball, 1992:886).
Wilayah penyebaran Tumbuhan paku tersebar di seluruh penjuru
bumi, kecuali didaerah kering seperti gurun dan daerah bersalju abadi.
Tanaman ini sering tumbuh di lantai-lantai hutan yang sedikit basah, tebing,
pada batang pohon, batu-batuan, dan pinggir danau. Jumlah cadangan air
sangat mempengaruhi hidup dan perkembangbiakan tanaman ini, karena
sangat berpengaruh pada saat proses perkembangbiakan, yaitu pada saat sel
sperma bergerak ke sel telur. Tumbuhan paku yang sering dijumpai saat ini
adalah tumbuhan paku jenis paku sejati atau paku benar. Tumbuhan ini
mencakup sebagian besar tumbuhan paku yang masih hidup, termasuk
beberapa bentuk yang telah punah (Hembing Wijayakusuma, 1995: 97).
c. Keunikan Tumbuhan Paku
6
Tumbuhan paku memiliki
jumlah anggota yang banyak dan tersebar diseluruh dunia tidak terkecuali di
Indonesia yang memiliki berbagai jenis tumbuhan paku yang tersebar di
daerah-daerah. Jenis tumbuhan tersebut tergantung pada daerah dan keadaan
habitatnya seperti halnya makhluk hidup lain, tumbuhan paku juga memiliki
keunikantersendiri terutama pada tumbuhan paku Pteropsida. Keunikan
tersebut merupakan tanda pengenalnya sebagai tumbuhan paku.
7
Gambar 7: Daun tumbuhan paku yang masih muda
Sumber: Dokumentasi Penulis
Tumbuhan paku sudahmemiliki akar, batang, dan daun yang sejati.
Saat masih muda biasanya daun tumbuhan paku menggulung yang disebut
circinate vernation. Hal ini yang biasanya menjadi keunikan yang menarik.
Pada permukaan bawah daun yang dewasa sering dijumpai bintik-bintik
hitam yang disebut sorus. Didalam sorus terdapat banyak kotak spora
(sporangium) dan dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indusium.
Meskipun
mempunyai
sistem
pembuluh
sejati
tanaman
ini
tidak
menggunakan biji untuk berkembang biak tetapi menggunakan spora.
Biarpun tidak mempunyai biji, tetapi paku-pakuan mempunyi alat
berkembang biak yang lain. Pada waktu-waktu tertentu (bergantung pada
jenis pakunya). Bintik-bintik coklat atau keemasan timbulpada bagian bawah
sirip-sirip daun atau pada daun-daun yang khusus. Daun-daun khusus ini
berbeda dari daun-daun lainnya pada tumbuhan tadi. Tiap bintik terdiri dari
kumpulan kotak-kotak yang berisi spora (Yunani: Sporos = biji) yang sangat
kecil dalam jumlah besar. Kotak yang masak kemudian membuka dan
melemparkan sporanya keudara (Idjah Soemarwoto, 1980:113).
8
Gambar 8: Struktur tumbuhan paku
Sumber: http://deviaayulashari.blogspot.co.id/2015/12/tumbuhan-paku.html
9
Gambar 9: Potongan lintang daun paku, memperlihatkan salah satu
kumpulan kotak spora.
Sumber: Buku Biologi Umum I
Idjah Soemarwoto (1980:113)
2.
Referensi
a. Kajian Seni Grafis
Seni Grafis dikenal sebagai seni yang berhubungan dengan cetak
mencetak. Grafis atau grafika berasal dari kata graphein sebuah kata yang
berarti menulis. Kata graphein sendiri berasal dari bahasa Yunani. Jadi seni
grafis adalah seni yang dihasilkan melalui proses cetak mencetak. Seni grafis
ini biasanya digunakan sebagai media ekspresi dan visualisasi gagasan
terhadap hal-hal yang menarik perhatian. Keistimewaan seni grafis adalah
penggandaan karya seni dari cetakan pertama sampai terakhir dianggap
orisinil. Seniman mencantumkan edisi cetakannya. Misalnya 3/10, angka ini
berarti cetakan ketiga dari sepuluh edisi yang dihasilkan (Ahmad Solihin
2014).
b. Cetak saring (silksceen)
Cetak saring mengunakan layar sutra (silkscreen) yang direntangkan
pada bingkai kayu serta kertas yang dibolongi. Pori-porinya dimanfaatkan
untuk mencetak dan tinta ditekan agar melewati pori-pori tersebut.
Dalam pembuatan karya silkscreen, screen merupakan alat vital dan
mutlak digunakan dalam proses pembuatan karya. Alat ini berupa suatu bahan
halus seperti lapisan yang berpori-pori halus. Sesuai kegunaannya, tersedia
screen dengan berbagai jenis ukuran pori-pori. Melalui pori-pori itulah bahan
10
tinta mengalir keluar dan memindahkan objek pada media yang digunakan.
Sebagian pori-pori dari screen ini ditutup dengan bahan tertentu dan sebagian
lagi dibiarkan terbuka. Pada bagian yang terbuka inilah tergambar objek yang
akan dicetak, sehingga bila screen diberi tinta, tinta akan mengalir keluar
melalui pori-pori yang terbuka dan meninggalkan gambaran objek pada bahan
yang di sablon. Tingkat kerapatan screen yang bermacam-macam
dimaksudkan untuk membuat karya silkscrreen pada berbagai macam ukuran
gambar atau objek. Prinsip penggunaan screen dengan berbagai ukuran
kerapatannya tersebut adalah agar screen tidak menjadi buntu pori-porinya
atau agar hasil akhir cetakan tidak mengembang.
Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan ukuran screen yaitu
semakin kecil objek yang akan dibuat, maka makin kecil diameter pori-pori
screen yang digunakan. Jenis media yang akan digunakan juga menentukan
ukuran screen yang digunakan. Untuk pembuatan karya silkscreen dengan
media kain yang menggunakan tinta berbasis air, harus digunakan screen
dengan pori-pori yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses
pembuatan, screen tidak cepat buntu (B. Sandjaja, 2006:29-33).
c.
Elemen Seni Rupa
Unsur seni rupa merupakan segala hal yang secara umum terdapat
pada setiap karya seni rupa. Sebagai elemen visual pembentuk karya secara
keseluruhan, unsur-unsur tersebut meliputi:
11
1.
Garis
Garis mempunyai dimensi ukuran dan arah tertentu. Memiliki sifat
panjang, pendek, halus, tebal berombak, lurus, melengkung, dan masih ada
sifat yang lainnya. Garis dapat melahirkan bentuk sekaligus tekstur, nada,
nuansa, ruang, dan volume tertentu, sehingga dapat melahirkan karakter
khusus atau perwatakan dari seseorang (Nooryan Bahari, 2014:98-99).
2.
Bidang
Bidang merupakan suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh
garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang
geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran, segi empat, segi
tiga dan sebagainya, sedangkan bidang organis merupakan bentuk bebas yang
terdiri dari berbagai bentuk yang tidak terbatas (Nooryan Bahari, 2014:100).
3.
Warna
Warna adalah gelombang cahaya dengan frekuensi yang dapat
memengaruhi penglihatan kita. Warna memiliki tiga dimensi dasar yaitu hue,
nilai (value), dan intensitas (intensity) (Nooryan Bahari, 2014: 100).
4.
Tekstur
Tekstur merupakan kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan
atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya permukaan suatu lukisan atau
gambar. Ada dua macam jenis tekstur yaitu tekstur nyata dan tekstur semu.
Tekstur nyata yaitu nilai permukaannya nyata atau cocok antara tampak
dengan nilai rabanya. Sedangkan tekstur semu memberikan kesan kasar
karena penggunaan teknik gelap terang pelukisnya, ketika diraba maka rasa
12
kasarnya tidak kelihatan, atau justru sangat halus (Nooryan Bahari, 2014:101102).
d.
Prinsip Organisasi Unsur-Unsur Rupa
Sebuah karya seni yang indah, apa pun bentuknya, pasti telah melalui
sebuah proses penciptaan dan penataan yang telah dipikirkansedemikian rupa.
Pada proses penciptaan terdapat prinsip-prinsip yang harus dipahami agar
mampu menciptakan sebuah karya seni yang indah. Prinsip-prinsip tersebut
yaitu:
1. Kesatuan (unity)
Kesatuan merupakan penyatuan berbagai unsur (baik unsur yang
visual maupun mengenai aspek fisik) untuk mendapatkan suatu kesatuan
bentuk ciptaan secara utuh. Kesatuan pada akhirnya menggambarkan
penghayatan individu untuk menghubungkan sejumlah fakta-fakta visual
(Arfial Arsad Hakim, 1987: 4).
2. Keseimbangan (balance)
Keseimbangan adalah kondisi atau kesan berat, tekanan, tegangan
sehingga memberi kesan stabil (setimbang) (Arfial Arsad Hakim, 1987: 6).
Keseimbangan merupakan kesaman dari unsur-unsur yang berlawanan
atau bertentangan. Dalam karya seni, meskipun masing-masing unsur nampak
bertentangan tetapi sesungguhnya saling memerlukan karena secara
bersamaan membentuk satu kebulatan. Unsur-unsur yang bertentangan atau
yang tidak sama pada hakekatnya mampu menghadirkan keseimbangan yang
13
menarik asalkan terdapat kesamaan nilai antara masing-masing unsur
(Nooryan Bahari, 2014: 97).
3. Kontras
Kontras merupakan hal yang esensial untuk mencapai kesatuan dalam
desain.
Sebagai
suatu
variasi,
rangsangan
perhatian
dan
untuk
membangkitkan kehangatan. Variasi penting dalam desain, dalam ruang
komposisi. Suatu komposisi yang monoton akan terassa hambar (Arfial Arsad
Hakim, 1987: 27).
4. Irama
Irama berarti suatu
susunan teratur yang ditimbulkan dari
pengulangan sebuah atau beberapa unsur sehingga menimbulkan atau
memberi kesan keterhubungan yang kontinyu serta kesan gerak (Arfial Arsad
Hakim, 1987: 18).
5.
Penekanan (domination)
Bagian tertentu yang mendominasi di dalam suatu bentuk ciptaan,
akan menjadi titik perhatian yang menonjol. Kelayakan tingkat dominan dari
unsur-unsur pendukung suatu desain akan mencapai harmoni, akhirnya
kesatuan hubungan (Arfial Arsad Hakim, 1987: 19).
14
B.
1.
Sumber Ide (Rujukan Karya)
Referensi Karya
Beberapa karya dari seniman yang menginspirasi dalam proses berkarya
yang memiliki konsep dan skill yang matang dalam berkarya. Seniman tersebut
antara lain.
a.
Kristen Gail Kyle
Kristen Gail Kyle adalah ilustrator berasal dari Amerika Serikat.
Karyanya mencerminkan lingkungan alami dari masa kanak-kanaknya. Seperti
Pegunungan, hutan, pohon, dan sungai dan struktur organik, mikro dan makro
geometri.
15
Gambar 10: Pteridophyta karya Kristen Gail Kyle
Sumber: kristengailkyle.com/Pteridophyta
Salah satu karyanya berjudul Pterydophytaini lebih menggunakan banyak
warna dan menyapukannya secara bebas sebagai begronnya. Ketertarikan penulis
terhadap karya Kristen Gail Kyle karena konsepnya yang berhubungan dengan
tumbuhan paku (Pterydophyta). Hal inilah yang menginspirasi penulis untuk
membuat karya yang berhubungan dengan tumbuhan paku.Perbedaan karya
Kristen Gail Kyle dengan karya penulis yaitu penulis lebih menggambarkan
keindahan dari tumbuhan paku jenis Pteropsida dan menggunakan warna-warna
yang cerah pada objek tumbuhan paku dengan menggunakan teknik silkscreen
dalam seni grafis.
b.
Kim Rebecca
Kim Rebecca adalahilustrator yang berasal dari Inggris. Karyanya
menggangkat keajaiban dunia alam. Penulis tertarik dengan karya Kim Rebecca
karena salah satu karya seni grafisnya yang menginspirasi penulis yaitu karyanya
yang berjudul Pteridophyta dengan teknik linoprinting.
16
Gambar 11: Pterydophyta karya Kim Rebecca
Sumber: www.kimrebecca.com/pteridophyta/czco
Karya tersebut berupa daun muda tumbuhan paku yang menggulung yang
menggambarkan awal bentuk kehidupan di bumi. Hal inilah yang menginspirasi
penulis untuk membuat karya yang berhubungan dengan keindahan dan keunikan
dari tumbuhan paku.Perbedaan karya Kim Rebecca dengan karya penulis adalah
17
penulis lebih mengembangkan bentuk dari tumbuhan paku sesuai dengan
imajinasi penulis dengan menggunakan teknik silkscreen.
c.
Motif Kaluak Paku
Kaluak paku adalah nama salah satu motif ukiran dalam adat
Minangkabau. Berasal dari motif gulungan (kelukan/kaluak) pada ujung tanaman
pakis (paku) yang masih muda.
18
Gambar 12: Motif Kaluak Paku
Sumber: http://paulblubub.blogspot.co.id/2012/09/kaluak paku.html
Motif ini sebagai lambang tanggung jawab seorang lelaki dalam adat
Minangkabau kepada generasi penerus, sebagai ayah dari anak-anaknya dan
sebagai mamak dari kemenakan (keponakan). Motif ini menginspirasi penulis
karena motif ini mengangkat keunikan tumbuhan paku yaitu pada daun muda
tumbuhan paku yang menggulung. Perbedaan motif ini dengan karya penulis yaitu
penulis lebih mengembangkan bentuk tumbuhan paku sesuai dengan imajinasi
dari penulis sendiri.
Download