Teori Pengambilan Keputusan

advertisement
Model Pengambilan Keputusan
Model : Percontohan yang mengandung unsur bersifat penyederhanaan
untuk dapat ditiru (jika perlu)
Model terbagi :
 Model Kuantitatif
 Model Kualitatif
Model tersebut masih terbagi lagi dalam:
 Model Probabilitas;
 Konsep Nilai harapan;
 Model Matriks;
 Model Pohon Keputusan (Decision tree Model)
 Model Kurva Indiferen (kurva tak acuh)
 Model Simulasi Komputer (model matematika, simulasi, permainan
operasional, model verbal, model fisik)
1

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan :
1.
Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari
unsur-unsur yang ada serta relevansinya terhadap masalah yang akan
diselesaikan.
2.
Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan
diantara masing-masing variabel.
3.
Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan antar
variabel.
4.
Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
2

Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tujuannya : model latihan, penelitian, keputusan, perencanaan dan sebagainya.
Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, persediaan
barang, pendidikan, kesehatan dan sebagainya.
Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional,
keregional, lokal dan sebagainya.
Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non
konflik dan sebagainya.
Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu
digunakan dan lain-lain.
Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, sederhana, global, serta model
keseluruhan dan lain-lain.
Formalisasi (formalization) model mengenai tingkat dimana interaksi telah
direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu
dibicarakan kembali.
3


Model Kuantitatif : serangkaian asumsi yang tepat dinyatakan dalam serangkaian
hubungan matematis yang pasti.
Model kualitatif : didasarkan atas asumsi-asumsi yang tingkat ketepatannya agak
kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif.
• Model Probabilitas : merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan
yang memberi hasil tertentu. Contoh : pengambilan keputusan yang diambil
oleh seorang mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap pembiayaan
pendidikan di Indonesia yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.
Mahasiswa tersebut ingin mencari perbandingan besar biaya yang dikeluarkan
oleh pemerintah untuk pendidikan dengan dana masyarakat serta besarnya
bantuan luar negeri untuk pendidikan. Setelah mengelompokkan data berupa
dana yang berasal dari masyarakat, pemerintah dan dana bantuan dari luar
negeri secara statistik, maka mahasiswa tersebut mengambil kesimpulan
bahwa dana untuk pembiayaan pendidikan paling besar bersumber dari dana
masyarakat
4
•
Model konsep nilai harapan : digunakan dalam pengambilan keputusan yang
akan diambilnya nanti menyangkut kemungkin-kemungkinan yang telah
diperhitungkan bagi kondisi dan situasi yang akan datang. Contohnya :
perwujuda Championship school merupakan visi dari setiap sekolah saat ini. Setiap
kepala sekolah berlomba lomba untuk menciptakan lingkungan sekolah yang
kondusif sehingga tercipta Championship school. Adapun solusi dari perwujudan
sekolah juara seperti ini dapat dilakukan dengan syarat :
1.
Championship school harus berorientasi pada siswa / learner center.
2.
Championship school harus memenuhi kepuasan pelanggan sehingga tidak
terjadi keluhan dari publik.
3.
Memiliki standar yang tinggi dengan ekspektasi / harapan tinggi.
4.
Personalisasi masal sebagai model organisasi.
•
Model matriks : Model matrik merupakan model khusus yang menyajikan
kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.
5

Model pohon keputusan : Pohon keputusan ini biasanya dipergunakan untuk
memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani.
Contoh pohon keputusan :
Kebijaksanaan Pemerintah
Pembangunan Nasional
Meliputi : Perencanaan pendidikan
Perencanaan kurikulum
KURIKULUM
Tujuan Pendidikan
Isi Pendidikan
Pengalaman belajar
Penilaian
6

Model Kurva Indiferen : Ada juga pengambilan keputusan yang membutuhkan
penilaian yang lebih bersifat subjektif. Model yang kiranya cocok untuk keputusan
yang demikian ini menggunakan analisis kurva indiferen, kurva kemanfaatan dan
preferensi. Contoh model kurva indiferen : Masalah prestasi belajar mahasiswa
pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor minat dan motivasi serta kemauan (Ability)
dan kemampuan ( Willingness). Gambaran hubungan antara motivasi dan
prestasi tersebut biasa disajikan
Motivasi
Hasil yang terus meningkat
Kesimpulan : semakin tinggi motivasi
belajar semakin tinggi juga prestasi yang
dihasilkan
Promosi
7
•
•
Model Simulasi Komputer : menurut model ini, pengambilan keputusan
diperlukan rancang bangun (design ) yang biasanya menggunakan computer,
yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh organisasi. Contoh :
pembuatan keputusan dalam menentukan pemenang Pilkada biasanya dilakukan
melalui proses Quick Count dimana polling diperoleh melalui perhitungan cepat
dengan mengambil beberapa sample yang dapat mewakili karakter dari
keseluruhan populasi yang menjadi pemilih. Perhitungan cepat ini biasanya
menggunakan media komputer yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi
dibandingkan media lainnya.
Model Matematika : model ini menggunakan teknik seperti misalnya, linear
programming (linear and dynamic programming), teori jaringan kerja (netmork
theory) dan sebagainya. Misalnya : Misal : daya tampung SD / MI sederajat yang
ada pada tingkat desa.
Jumlah kapasitas ruang kelas yang ada pada satu desa
DT =
x 100%
Jumlah anak usia sekolah 7-14 tahun
Jika hasil > 100 maka : ruang kelas lebih banyak
Jika hasil < 100 maka : terdapat kekurangan kapasitas
8
Download