8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran, menurut Downey (2002:3) adalah pemasaran didefinisikan sebagai telah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara sampai ke tangan konsumen. Sedangkan menurut kotler dan Amstrong (2006:6) Marketing is a sociated process by which individuals and groups obtain what they need ant throught creating, offering, and freely echanging product and service of values with others. Dengan kata lain pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Demikian pula yang di ungkapkan oleh kotler dan keller (2007), pemasaran merupakan suatu proses social dan manajerial. Definisi social menunjukan peran yang dimainkan oleh pemasaran di masyarakat. Seorang pemasar mengatakan bahwa peran pemasaran adalah menghasilkan standar yang lebih tinggi. Untuk definisi manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai seni menjual produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Dari beberapa definisi yang telah dikemukan oleh beberapa ahli dalam pemasaran, pengertian tersebut dapat memberikan gambaran bahwa pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok dimana masing-masing pihak ingin medapatkan apa yang mereka inginkan atau butuhkan melalui proses menciptakan, menawarkan, dan pertukaran. Selain itu, pemasaran sebagai suatu system dari kegiatan yang saling berhubungan satu dan yang lainnya, yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau asa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli. Suatu perusahan dalam kegiatan pemasarannya melakukan kordinasian agar sasaran dan tujuan yang diharapkan dalam bidang pemasaran khusunya dan perusahaan umumnya dapat tercapai secara efisien dan efektif. Pengkoordinasian yang dilakukan dengan manajemen yang baik atau terstruktur, yang dikenal dengan istilah Manajemen Pemasaran. Sedangkan manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi, dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong, serta melayani pasar (Kotler, 2007) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 2. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Menagapa konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman dan kanuk (2008:6) mengemukan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energy). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan social ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan factorfaktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut. Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214) perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menetapkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Sedangkan menurut Schiffiman dan Kanuk (2008:6) Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (aktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari dua pengertiantentang perilaku konsumen dapat diperoleh dua hal yang penting yaitu : (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses pengambil keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,, menggunakan, meghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi. 3. Model Perilaku Konsumen Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak factor yang berpengaruh dan saling interaksi satu sama lainny, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan factor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku,bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat meranccang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasar yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 kemampuan bersaing yang lebih baik. Dalam sub bab berikut akan dijelaskan mengenai perilaku pembelian konsumen. Kotler (2008:226) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut Table 2.2 Model Perilaku Konsumen Rangsangan Pemasaran Produk Harga Saluran pemasaran Promosi Rangsangan Lain Ekonomi Teknologi Politik Budaya Ciri - Ciri Pembelian Proses Keputusan Pembelian Budaya Sosial Pribadi Psikologi Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Prilaku pasca pembelian Sumber : Kotler (2008) 4. Keputusan Pembeli Pemilihan produk Pemilihan Merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah Pembelian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan bekembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbedad-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2008:25) terdiri dari : 1. Faktor Kebudayaan : Faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Faktor kebudayaan terdiri dari : budaya, sub budaya, kelas social. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 2. Faktor Sosial : Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor social seperti kelompok acuan, keluarga serta status social. 3. Faktor Pribadi : Faktor pribadi yang memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari : usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. 4. Faktor Psikologis : Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, presepsi, pembelaaran, serta keyakinan dan pendirian. B. Pengertian Produk Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok, yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung, maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan. Menurut Yanti (2008 : 299), kualitas adalah : “Menjaga janji pelayanan agar pihak yang dilayani merasa puas dan diuntungkan”. Pada masa sekarang, kualitas tidak hanya merupakan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan atau usaha untuk mengurangi produk yang rusak, tetapi lebih luas dari hal tersebut. Kualitas merupakan usaha menyeluruh yang meliputi setiap usaha perbaikan organisasi dalam memuaskan pelanggan. Konsumen memiliki kebebasan memilih produk. Garvin dalam Istijanto (2007) menjelaskan bahwa terdapat delapan dimensi kualitas produk, yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 1. Performance, yang meliputi krateristik operasi dari suatu produk 2. Fitur produk, merupakan karakteristik atau ciri-ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk 3. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), kesesuaian kinerja produk dengan standar yang dinyatakan suatu produk 4. Keandalan (Reliability), peluang suatu produk bebas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya 5. Daya tahan (Durability), menggambarkan umur ekonomis suatu produk 6. Kemampuan diperbaiki (Serviceability), kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan suatu produk diperbaiki 7. Keindahan (Aestethic), keindahan berhubungan tampilan produk yang bisa membuat konsumen suka. 8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived Quality), ini menyangkut penilaian konsumen terhadap citra, merek, atau iklan. Sedangkan definisi produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya (Swastha 2009). Produk mempunyai pernanan penting dalam menunjang pemasaran. Produk adalah semua yang dapat ditawarkan pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk dikatakan baik apabila produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 tetapi definisi produk lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut. Terdapat 3 aspek produk yang perlu diperhatikan : 1) Produk inti adalah manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen dalam memenuhi kebutuhan serta keinginannya. 2) Produk yang diperluas merupakan manfaat tambahan diluar produk inti disebut produk yang diperluas. Tambahan manfaat itu berupa pemasangan intalasi, pemeliharaan, pemberian garansi serta pengirimnya. 3) Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan dan perwujudan dari produk inti maupun perluasan produk. Produk formal inilah yang dikenal pembeli sebagai daya tarik yang tampak langsung dimata konsumen. 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk Menurut (Feigenbaum, 2000) kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar. Pada masa sekarang ini industry disetiap bidang bergantung pada sejumlah besar kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya, 9 bidang dasar tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Market (Pasar) Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hamper setiap http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat. 2. Money (Uang) Meningkatnya pesaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam memproduksi disebabkan oleh barang arkiean dan pengulangkerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba. 3. Management (Manajemen) Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagan perancangan bertanggung jawa merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Bagaian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan pengukuran kualitas pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada konsumen menjadi bagian yang penting dari paket produk total. Hal ini telah menambah beban manajemen puncak khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas. 4. Men (Manusia) Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh bidang baru seperti elektronika computer menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan khusus. Pada waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli teknik system yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk bersama merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai system yang akan menjamin suatu hasil yang diinginkan. 5. Motivaton (Motivasi) Penelitian tentang motivasi manusia menunjukka bahwa sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memelukan sumbangan atas tercapainya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 subangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing kea rah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas. 6. Material (Bahan) Disebabkan oleh biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar. 7. Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik) Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya. 8. Modern Information Metode (Metode Informasi Modern) Evolusi teknologi computer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen. Metode pemprosesan data yang baru dan konstan meberikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 kemampuan untuk memanajemeni informasi yang bermanfaat, akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari keputusan yang membimbing masa depan bisnis. 9. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi) Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk. Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan kehandalan produk C. Pengertian Presepsi Harga Menurut Schiffman & Kanuk (2007) presepsi adalah suatu proses seorang individu dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulusstimulus informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Presepsi mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap konsumen yaitu presepsi akan harga. Menurut Kotler dan Amstrong (2006) harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Tujuan ditetapkan harga sebaiknya bersumber dari dana sesuai dengan tujuan perusahaan dan pemasaran. Tujuan penetapan harga ditetapkan secara jelas karena secara langsung mempengaruhi kebijakan penetapan harga dan cara yang digunakan untuk menetapkan harga. Harga menurut Dr. Effendi M. Guntur (2010) merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan dan merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Menurut Kotler dan Armstrong (2010:26) harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan sebuah produk atau jasa yang dibutuhkan atau diinginkan konsumen. Menurut pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk menukarnya dengan produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen ; juga salah satu dari bauran pemasaran yang berperan penting dalam pemasaran 1. Tujuan Persepsi Harga Ada empat tujuan penetapan harga menurut Swastha (2006:148) yaitu : a. Mencegah atau mengurangi Persaingan Seiring dengan semakin ketatnya pesaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 menetapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk barang atau jasa yang memiliki kesamaan akan mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit. b. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share Dengan adanya penetapan harga, maka market share dapat terjaga. Mempertahankan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus benarbenar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran. c. Mencapai Target Pengambalian Investasi Pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsurangsur, dimana dana yang digunakan untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaam dapat bertahan dan usaha akan bertambah besar. d. Mencapai Laba Maksimal Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung/rugi yang aka diderita oleh perusahaan. Dalam penetapan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 besar, maka akan mudah bagi pengusaha dalam memperoleh keuntungan yang maksimal. Dalam prosedur penentuan harga menurut Basu Swastha (2006) terdapat tahap, yaitu : Mengestimasi permintaan untuk produk yang akan ditentukan harganya Mengetahui dulu reaksi yang ada dalam persaingan Menentukan market share yang dapat diharapkan Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan Memilih tingkat harga tertentu Kotler dan Keller (2009) menjelaskan terdapat beberapa startegi penyusaian harga, diantaranya adalah : 1. Penetapan Harga Geografis Dalam penetapan harga secara geografis, perusahaan memutuskan bagaimana memberi harga kepada produknya untuk konsumen yang berbeda lokasi dan Negara yang berbeda 2. Diskon harga dan Insentif Beberapa perusahaan akan menyesuaikan harga dan memberikan diskon atau insentif untuk pembayaran dini, pembelian volume dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 pembelian diluar musim. Perusahaan harus melakukannya dengan cermat atau akan mendapati laba mereka lebih rendah dari direncanakan. Selain itu, perusahaan harus berhati-hati untuk menerapkan diskon, karena diskon dapat menurunkan presepsu nilai sebuah penawaran. 3. Penetapan Harga Promosi Perusahan dapat menggunakan beberapa startegi untuk merangsang pembelian dini, antara lain : a. Penetapan harga pemimpin kerugian, yaitu menurunkan harga merek terkenal untuk merangsang aktifitas yang lebih tinggi di suatu lokasi pembelanjaan agar dapat mengkompensasi marjin yang lebih rendah atas produk yang dijual rugi. b. Penetapan harga eceran khususnya, yaitu menentukan harga khusus pada musim tertentu untuk menarik lebih banyak pelanggan c. Rabat tunai, yaitu menawarkan rabat tunai bagi pelanggan untuk menarik lebih banyak pelanggan pada musim tertentu d. Pembiayaan berbunga rendah, yaitu penawaran pembiayaan yang lebih fleksibel dan berbunga rendah untuk menarik pelanggan e. Janggan waktu pembayaran lebih panjang, yaitu menawarkan pembiayaan dengan periode waktu yang panjang agar mengurangi pemabayaran bulanan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 f. Jaminan dan kontrak jasa, yaitu mempromosikan penjualan dengan jaminan gratis atau berbiaya murah g. Diskon psikologis, yaitu menetapkan harga yang cukup tinggi untuk kemudian menawarkan produk dengan penghematan yang besar 2. Dimensi Presepsi Harga Seringkali konsumen menganggap bahwa harga yang ditetapkan untuk merek tertentu sebagai ciri dari produk. Melalui pengetahuan ini, konsumen membandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh merek lain dalam suatu kelas produk yang sama, ciri-ciri lain dari merek yang diamati dari merek-merek lainnya serta biaya konsumen lainnya. Hasil dan proses ini kemudian akan membentuk sikap terhadap berbagai alternatif merek yang ada. Rangkuti (2009 : 104) menyatakan bahwa “Persepsi mengenai harga diukur berdasarkan pesepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan kepada pelanggan variabel-variabel apa saja yang menurut paling penting dalam memilih sebuah produk”. Persepsi harga sering diidentikan dengan persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk. (Monroe, 2003 : 161). Hal tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 2.4 dibawah ini : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Gambar 2.3 Presepsi Harga - Actual Price Perceived Quality Perceived Brand Name Perceived Store Name Perceived Warrantly Perceived Country of Origin Perceived Price Sumber : Monroe (2007 : 16) Perceived Value Willingness to buy Perceived Monetary Sacrifice Berdasarkan gambar 2.4 diatas dapat dijelaskan bahwa informasi harga actual yang diperoleh akan dibandingkan dengan presepsi harga yang ada di benak konsumen. Hal ini mengindikasikan persepsi nilai terhadap produk atau jasa tersebut. Selanjutnya konsumen akan memutuskan, apakah akan membeli produk/jasa tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh 3 (Tiga) dimensi utama yaitu : 1. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Dalam pemasaran produk prestisius yang mengutamakan citra kualitas dan exklusivitas, harga menjadi unsur penting. Harga cenderung mengasosiasikan harga dengan tingkat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 kualitas produk. Harga yang mahal dipersepsikan mencerminkan kualitas yang tinggi dan sebaliknya. 2. Harga merupakan pernyatan nilai dari suatu produk (a statement of value). Nilai adalah rasio perbandingan antara persepsi terhadap manfaat (perceive benefits) dengan biaya- biaya yang dikeluarkan untuk mendapat produk. Manfaat atau nilai pelanggan total meliputi nilai produk (seperti: realibilitas, durabilitas, kinerja, dan nilai jual kembali), nilai layanan (pengiriman produk, pelatihan, pemeliharaan, reparasi, dan garansi), nilai personil (kompetensi, keramahan, kesopanan, responsivitas dan empati) dan nilai citra (reputasi produk, distributor dan produsen). Sedangkan biaya pelanggan total mencakup biaya moneter (harga yang dibayarkan), biaya waktu, biaya energy, dan psikis. Dengan demikian istilah good value tidak lantas berarti produk yang harganya murah. Namun, istilah tersebut lebih mencerminkan produk tertentu yang memililki tipe dan jumlah manfaat potensial (seperti: kualitas, citra dan kenyamanan belanja) yang diharapkan konsumen pada tingkat harga tertetu. 3. Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat. Dari empat unsur bauran pemasaran tradisional, harga adalah elemen yang paling mudah diubah dan diadaptasikan dengan dinamika pasar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 D. Pengertian Keputusan Konsumen Konsumen ditempatkan sebagai sentral perhatian dalam konsep pemasaran mutakhir. Para praktisi maupun akademisi berusaha mengaji aspek-aspek konsumen dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih pangsa pasar yang tersedia. Mempelajari perilaku konsumen bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai aspek yang ada pada konsumen, yang akan digunakan dalam menyusun strategi pemasaran yang berhasil. Perilaku konsumen merupakan aktivitas langsung atau terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:128) menyatakan bahwa:”Consumer buyer behavior refers to the buying behavior of final consumers-individuals and households who buy goods and services for personal consumption”. Schiffman dan Kanuk yang dialihbahasakan oleh Kasip (2007:58) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya. 1. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut : (Kotler, 2008:234) 1. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebbutuhan yang sama-sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan. 2. Pencarian informasi. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang bersiat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau media tv lainnya tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkirannya tentang gambaran produk yang diinginkan. 3. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternative pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing- http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya. 4. Keputusan Pembelian. Keputusam untuk membeli disini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpain serangkain keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, aktu pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan-pertayaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputusan pembeliannya. 5. Perilaku Pascapembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli melainkan berlanjut hingga periode pascapembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pascapembelian, tindakan pascapembelian, dan pemakaian produk pascapembelian. Tahapan tersebut didasarkan pada anggapan bahwa konsumen akan melakukan keseluruhan lima tahapan untuk setiap pembelian yang mereka lakukan pada situasi tertentu saja. Menurut Kotler dan Keller (2012:161) keputusan pembelian memiliki dimensi yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 a) Pemilihan Produk b) Pilihan Brand (Merek) c) Pemilihan Penyalur d) Jumlah Pembelian e) Penentuan Waktu kunjungan f) Metode Pembayaran Berdasarkan pendapat Kotler dan Keller di atas, maka dapat dijelaskan dimensi-dimensi keputusan pembelian tersebut sebagai berikut : a) Pemilihan Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk mengunjungi sebuah tempat untuk tujuan yang lain, dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatianya kepada orang-orang yang berminat untuk memilih hotel yang mereka kelola. b) Pilihan Brand (Merek) Konsumen harus memutuskan tempat mana yang akan dikunjungi. Setiap tepat memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. c) Pembelian Berdasarkan keputusan saluran pembelian Konsumen mengambil keputusan tentang penyaluran yang akan digunakan. Setiap pengunjung berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur yang bisa dikarenakan faktor lokasi, harga yang murah, persediaan produk yang lengkap, kenyamanan, keluasan tempat dan sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 d) Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk/jasa yang akan dikunjungi pada suatu saat. Kunjungan dilakukan mungkin lebih dari satu, dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk/jasa sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pengunjung. e) Penentuan Waktu kunjungan Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu berkunjung bisa berbedabeda, misalnya ada yang berkunjung setiap hari, satu minggu sekali, satu bulan sekali, dan mungkin satu tahun sekali. f) Metode Pembayaran Konsumen dalam mengunjungi suatu tempat pasti harus melakukan suatu pembayaran. Pada saat pembayaran inilah biasanya pengunjung ada yang melakukan pembayaran secara tunai. 2. Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Ada dua faktir yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Dua faktor tersebut digambarkan sebagai berikut : (Kotler,2008:242) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Gambar 2.4 Tahap Antara Evaluasi Dan Keputusan Pembelian Sikap Orang Lian Evaluasi Alternatif Niat Pembelian Keputusan Pembelian Faktor situasi yang tidak terantisipasi Sumber: Kotler(2008) Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang disukai oleh seseorang akan bergantung pada dua hal: 1) intesitas sikap negative orang lain terhadap alternative yang disukai konsumen dan 2) motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeliannya. 3. Loyalitas Pelanggan Konsumen yang merupakan pembeli potensial dari suatu produk atau jasa yang ditawarkan untuk dijual memiliki arti penting bagi perusahaan. Hal ini dapat dimengerti karena konsumenlah yang mendatangkan penjualan dan keuntungan. Oleh karena itu, agar kegiatan perusahaan berkesinambungan, perusahaan perlu mengupayakan melalui strategi pemasaran yang dirancang agar http://digilib.mercubuana.ac.id/ konsumen mau 33 melakukan pembelian ulang secara terus menerus menjadi pelanggan dan bahkan lebih jauh secara sukarela turut mempromosikan produknya ke orang lain melalui word of mouth. Jill Griffin dalam Ratih Hurriyati (2008:125) mengatakan bahwa : “Tanpa pembelian berulang maka tidak ada loyalitas. Komitmen untuk membeli kembali merupakan sikap yang paling penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Ikatan emosional juga dibutuhkan untuk membuat pelanggan menjadi loyal dan mendorong mereka terus melakukan pembelian terhadap produk dan jasa perusahaan”. E. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya akan memberikan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 Table 2.5 Penelitian Terdahulu Nama Penelitan (Tahun) Judul Penelitian Kerangka Pemikiran Teoritis Metode Analisis Hasil Penelitian Dewi Urip Wahyuni (2008) Pengaruh Motivasi, Persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat Motivasi (X1), Persepsi (X2), Sikap (X3), Keputusan Pembeian (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Rizky Amalina Bachriansyah (2011) Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Daya Tarik Iklan, dan Presepsi Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Pada Produk Ponsel Nokia (Studi Kasus Pada Masyarakat di Kota Semarang Dari analisis data ternyata secara bersama-sama variabel motivasi, persepsi dan sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Kualitas Produk (X1), Daya Tarik Iklan (X2), Persepsi Harga (X3), Minat Beli (Y) Analisis Regresi Linier Berganda Kualitas Produk, dan Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap Minat Beli Analisis Regresi Linier Berganda Tiga variabel independen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian Bandeng Presto Analisis Regresi Linier Berganda Dalam hasil penelitian ini terdapat pengaruh yang positif signifikan dari persepsi harga dan Krystia Tambunan (2012) Charlie Bernando Halomoan Samosir (2015) Analisis Pengaruh Citra Merek, Presepsi Kualitas, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng Presto (Studi Kasus pada Konsumen di Bandeng Presto Semarang) Pengaruh Persepsi Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Produk Citra Merek (X1), Persepsi Kualitas (X2), Harga (X3), Keputusan Pembelian (Y) Persepsi Harga (X1), Promosi (X2), Keputusan Pembelian (Y) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 ENERVON-C Mersid Poturak (2014) Justin Beneke (2013) Tsai-Lung Liu (2002) SABEEHULLAH SHAH (2013) Influence of Product Packaging on Purchase Decisions The influence of perceived product quality, relative price and risk on customer value and willingness to buy: a study of private label merchandise Impacts of Product Country Image, Consumer Perceived Pricing, and Advertising Information Content on Consumer Purchase Behavior: The Link Between International Product, Pricing, and Advertising Strategy Role of Packaging in Consumer Buying Behavior A study of University Students of Peshawar Region KPK Pakistan. promosi terhadap keputusan pembelian konsumen Price (X1), Packaging (X2), Color of packaging (X3), Innovation (X4), product purchasing decisions(Y) multiple linear regression analysis package performs an important role in purchase decisions. perceived product (x1), quality (x2), price (x3), buyer behavior (Y) multiple linear regression analysis build the perception of value is very important in the buying process. gesture clearly demonstrates the high quality product country image(X1), Price (X2), advertising (X3), product purchasing decisions(Y) multiple linear regression analysis Packaging (X1), product purchasing decisions(Y) multiple linear regression analysis http://digilib.mercubuana.ac.id/ if a company formulate appropriate international marketing strategy, such as product pricing strategy and advertising information engagement strategies, more a positive impact on consumer purchase behavior find out that packaging are the important elements which highly influence the consumer buying 36 F. Kerangka Berpikir Teoritis Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran Kualitas Produk (X1) Keputusan Pembelian (Y) Persepsi Harga (X2) G. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Tujuan dari adanya jipotesis untuk mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian (Ferdinand 2006:25) Maka dari uraian masalah diatas, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada biscuit khong guan. H2 : Persepsi Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada biscuit khong guan. http://digilib.mercubuana.ac.id/