ANALISIS KELAYAKAN MEKANISME KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM PADA BAGIAN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Verni Juita Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Abstract Maintaining the consistency of personnel’s knowledge on working mechanism an institution is one of the important factors to ensure the sustainability of its operation. This study aims to investigate the management of knowledge at the finance department of faculty of economics, Andalas University. In particular, this study uses the knowledge management system (KMS) framework to assess the current practices of management of knowledge at the department, including its strengths, weaknesses, and challenges. Practically, the author implements a qualitative research approach by conducting an extensive literature review on KMS and semi-structural in-depth interview with faculty leaders and policy makers, executors, and other stakeholders. This study found that there has been awareness on the importance of knowledge management and documentation among all the interviewed stakeholders, though it has not been implemented formally. KMS is going to be incorporated in the faculty’s future strategic planning integrated to that of at the university level. Keyword: Financial knowledge, Knowledge management system, financial knowledge base 1. Pendahuluan 1.1. Latar belakang Penggunaan teknologi yang berkembang sangat cepat di semua organisasi sekaligus meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan pentingnya informasi. Saat ini, data dan informasi sudah disadari sebagai salah satu aset penting perusahaan yang harus dijaga dan dilindungi. Hal ini dikarenakan jika data dan informasi rusak atau hilang, maka akan mengancam keberlangsungan aktivitas organisasidi masa datang. Dapat dibayangkan betapa sulitnya suatu organisasi dalam melanjutkan kegiatannya jika suatu waktu semua data dan informasi penting hilang dikarenakan bencana atau kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Untuk itu, dibutuhkan sumber daya informasi yang tepat dalam pengelolaannya. Menurut McLeod dan Schell (2007) sumber daya informasi itu terdiri atas: Perangkat keras computer Perangkat lunak komputer - Spesialis informasi Pengguna Fasilitas Database Informasi Mcleod & Schell (2007) lebih jauh menjelaskan bahwa dengan sumber daya di atas, perusahaan berharap untuk bisa mencapai keunggulan kompetitif jangka panjangnya. Untuk itu, dibutuhkan manajemen atau pengelolaan yang baik terhadap sumber daya tersebut terutama data dan informasi. Pengelolaan ini didasarkan pada pengetahuan yang diharapkan konsisten walaupun ada kemungkinan terjadi perubahan pada personel pengelolanya. Selanjutnya disimpulkan oleh Mcleod & Schell bahwa sistem yang terdiri atas semua kegiatan dalam mengumpulkan dan memproses data terkait pengetahuan menjadi informasi, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi tersebut dalam bentuk yang paling efektif disebut dengan Knowledge Management. Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (selanjutnya dapat disingkat menjadi FEUA) memiliki bagian yang saling bersinergi dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Salah satu bagian yang penting adalah bagian keuangan. Hal ini dikarenakan FEUA memiliki informasi dan data yang banyak dan penting demi menjaga kelangsungan aktivitas organisasi. Selain penting, data dan informasi tersebut juga memiliki sensitivitas yang tinggi, sehingga informasi tersebut diharapkan tersedia dan bisa dikomunikasikan terhadap para stakeholders yang terkait dengannya. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi kriteria dimensi yang menentukan nilai informasi yaitu: relevansi, akurasi, ketepatan dengan waktu sekarang dan kelengkapan. Selain itu, prinsip transparansi atas semua informasi keuangan yang dibutuhkan juga bisa diwujudkan jika dimensi di atas terpenuhi. Untuk itu, pengetahuan (knowledge) para personel (pegawai) bagian keuangan dalam melaksanakan pekerjaannya pada insititusi ini harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Sehingga, walaupun terdapat kemungkinan rotasi personel, konsistensi pengelolaan pengetahuan di bagian ini dalam melaksanakan pekerjaan bisa tetap dijaga. Para personel yang bekerja di bagian keuangan Fakultas Ekonomi harus mengikuti peraturan dan keputusan yang dikeluarkan oleh Universitas. Salah satunya adalah keputusan rotasi jabatan dan posisi. Tidak jarang personel yang berada di bagian keuangan harus dipindahtugaskan ke bagian atau fakultas lain. Tentu saja kebijakan rotasi ini akan mempengaruhi pengelolaan keuangan. Hal ini bisa terjadi jika personel yang baru ditempatkan sebagai pengganti belum mengenal budaya (culture) dan mekanisme pekerjaannya. Untuk itu, dibutuhkan basis informasi untuk mengetahui pengetahuan yang ada di tempat tersebut agar siapapun personelnya dan apapun informasi yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan bisa didapat dengan mudah. Basis pengetahuan tersebut disebut dengan Knowledge Base dan 18 merupakan bagian dari Knowledge Management. Sedangkan jika semua aktivitas pengumpulan informasi pengetahuan sudah dilakukan secara sistematis, terutama jika dibantu dengan menggunakan aplikasi dan berbasis komputer, maka disebut dengan Knowledge Management System. Konsep Knowledge Management yang disingkat menjadi KM dan Knowledge Management System yang selanjutnya dapat disingkat menjadi KMS sudah disadari banyak organisasi berguna tidak hanya untuk mendokumentasikan pengetahuan yang ada, akan tetapi juga untuk meningkatkan knowledge sharing diantara para personel atau anggota organisasi. Turban, McLean dan Wetherbe (1999) menyatakan bahwa melakukan sharing knowledge artinya juga memfasilitasi dan memberikan suasana yang kondusif bagi pembelajaran organisasi (organizational learning). Lebih lanjut, mereka percaya bahwa organizational learning adalah salah satu cara bagi sebuah organisasi untuk bisa bertahan. Hal ini bisa dipahami karena perusahaan yang punya basis pengetahuan akan bisa bertahan dan belajar lebih cepat dibanding pesaing mereka. Dikarenakan setiap personel bisa belajar dari pengalaman orang lain jika pengetahuan tersebut didokumentasikan di dalam basis pengetahuan (Knowledge Base). Lebih jauh lagi konsep sistem pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management System) terutama dengan basis pengetahuannya bisa membantu mengatasi masalahmasalah yang muncul di perusahaan terutama yang sering mengalami perubahan formasi personel. Dikarenakan KMS bisa menyediakan dokumentasi dan semua informasiinformasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya di dalam basis pengetahuan. Selain itu, basis pengetahuan juga menyediakan berbagai data dan informasi berdasarkan pengalaman masalalu seperti kebijakan atas kasus tertentu, formula yang digunakan untuk merumuskan kebijakan di bidang terkait maupun prosedur pelaksanaan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system pekerjaan. Ini diharapkan membantu personel baru untuk belajar lebih cepat akan kondisi dan detail teknis pekerjaannya sehingga perubahan personel tidak menjadi kendala untuk konsisten dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan demikian, diyakini bahwa KMS akan dapat memberikan kontribusi positif dalam pelaksanaan pekerjaan di bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Akan tetapi, bagaimana kondisi dan fenomena dokumentasi dalam knowledge base serta aktivitas knowledge transfer yang merupakan bagian dari Knowledge Management system (KMS) dilakukan saat ini, serta bagaimana kedepannya KMS bisa diterapkan secara lebih baik di bagian ini diharapkan bisa dianalisis dan dijawab dalam penelitian ini. 1.2. Perumusan Masalah Menyadari urgensi pentingnya peran Knowledge Management System dalam menjaga konsistensi dan efektifitas serta efisiensi pelaksanaan kegiatan di bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, maka penelitian ini akan menganalisa kelayakan (Feasibility) dari mekanisme Knowledge Management System di bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Secara spesifik, permasalahan yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana mekanisme dan kebijakan mengenai prosedur pelaksanaan pekerjaan di bagian keuangan FEUA? 2. Apakah di bagian keuangan FEUA sudah dibuat basis pengetahuan (Knowledge base)? Jika sudah, bagaimana pengetahuan yang ada di bagian ini di dokumentasikan dan dikelola selama ini? 3. bagaimana pengaruh pergantian personel di bagian ini terhadap pelaksanaan pekerjaan dan bagaimana proses Knowledge transfer dari personel sebelumnya dilakukan? Jika terdapat masalah apakah terdapat informasi yang bisa digunakan sebagai acuan oleh personel baru tersebut? 4. Apakah ada kendala yang dihadapi dalam pembentukan dokumentasi atau basis pengetahuan dan knowledge transfer yang diterapkan saat ini ? Jika ada kendala apa saja? 5. Apakah kondisi saat ini memungkinkan untuk menerapkan kondisi Knowledge Management System (KMS) yang berbasis komputer sesuai dengan framework KMS support? 1.3. Ruang Lingkup Meskipun Knowledge Management terkait dengan semua bagian di dalam organisasi terutama Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, akan tetapi dalam penelitian ini penulis akan memfokuskan penelitian pada kelayakan dan mekanisme sistem pengelolaan pengetahuan (Knowledge Management System) pada bagian keuangan FEUA. Pertimbangan pembatasan ruang lingkup pada bagian keuangan FEUA adalah karena data-data yang dikelola oleh para personel adalah data penting yang sensitif serta terkait dengan banyak pihak sebagai stakeholders. Selain itu, data dan informasi yang terdapat pada bagian keuangan FEUA bisa mempengaruhi prinsip going concern (keberlanjutan) aktivitas organisasi di masa depan. Dengan demikian, pengelolaan pengetahuan dalam mempertahankan konsistensi dan kinerja di bagian ini sangat penting untuk dianalisa 2. Tinjauan Literatur 2.1 Defenisi Knowledge base, Knowledge Management (KM) dan Knowledge Management System (KMS) Meskipun para ahli mendefinisikan Knowledge base, Knowledge Management (KM) dan Knowledge Management System (KMS) dengan bahasa yang berbeda, akan tetapi pada hakekatnya mereka mempunyai prinsip dan pendapat yang sama tentang hal tersebut. Secara umum, Turban, McLean dan Wetherbe (1999) menyatakan ide tentang pengelolaan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 19 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system pengetahuan (Knowledge Management) didasarkan pada pengetahuan yang dibuat dan disimpan untuk memecahkan masalah yang akan bisa digunakan setiap masalah yang sama muncul. Untuk itu, setiap organisasi atau perusahaan butuh sebuah basis pengetahuan (Knowledge base) yang bisa dikelola dengan baik. Sebuah basis pengetahuan adalah sebuah database yang berisi pengetahuan atau diistilahkan dengan ”organisations know-how”. Selanjutnya Turban et al menyatakan bahwa basis pengetahuan membuat sharing pengetahuan bisa dilakukan yang akan memotivasi secara lebih luas untuk organisation learning. Diyakini juga bahwa organizational learning merupakan displin ilmu yang sangat penting bagi organisasi untuk bisa bertahan dalam persaingan. Hal ini dikarenakan organisasi yang bisa bertahan hidup adalah organisasi yang cepat belajar. Dimana orang bisa belajar dari pengalaman orang lain terutama jika semua pengetahuan tersebut didokumentasikan di dalam sebuah basis pengetahuan. Membangun dan mengelola pengetahuan jelas bukan perkara mudah terutama jika dilihat dari pengalaman beberapa organisasi. Sementara Laudon dan Laudon (2000) melengkapi definisi tersebut dengan menyatakan bahwa beberapa ahli manajemen teori percaya bahwa aset pengetahuan sama pentingnya dengan aset fisik dan keuangan dalam membantu organisasi agar bisa bertahan. Hal ini dikarenakan pengetahuan merupakan sebuah aset strategis dan produktif yang utama. Kesuksesan organisasi didasarkan kemampuannya dalam mengumpulkan, memproduksi, mengelola dan menyebarkan pengetahuan. Proses yang dilakukan secara sistematis dan aktif dalam mengelola dan memelihara pengetahuan disebut dengan Knowledge Management. Perusahaan diyakini tidak akan bisa mendapatkan keuntungan dari sumber daya pengetahuan mereka jika mereka tidak efisien di dalam mendapankan dan mendistribusikan pengetahuan yang 20 mereka punya atau jika mereka gagal menghargai nilai dan kelebihan mereka dari sisi pengetahuan. Sistem Informasi yang memiliki peran penting mengoptimalkan aliran dan proses pengumpulan, pengelolaan sampai pendistribusian pengetahuan dari basis pengetahuannya disebut dengan Knowledge Management System. Lebih jauh lagi Laudon and Laudon (2000) menyatakan bahwa basis pengetahuan pada umumnya berisikan: Pengetahuan internal organisasi, seperti laporan penelitian, formula produk yang dihasilkan, dan lain-lain. - Pengetahuan eksternal, seperti Competitive Intelligence yaitu informasi yang dikumpulkan mengenai aktivitas pesaing yang berguna bagi perusahaan untuk menyusun strategi dan memenangkan persaingan. - Pengetahuan internal formal yang sering disebut dengan tacit knowledge yaitu keahlian dan pengalaman setiap anggota organisasi yang tidak didokumentasikan secara formal. Komponen inilah yang biasanya tidak bisa ditemukan dokumentasinya dimana-mana dan menjadi salah satu sumberutama pengetahuan dalam basis pengetahuan. Sementara McLeod dan Schell (2007) mendefinisikan pengelolaan pengetahuan sebagai semua aktivitas mulai dari pengumpulan dan pemrosesan data pengetahuan menjadi informasi, menggunakannya dan mengkomunikasikannya dengan cara yang paling efektif serta menghilangkannya jika tidak sesuai pada saat yang tepat. Disini dijelaskan juga bahwa semua informasi yang berasal dari Knowledge Management harus memenuhi dimensi informasi yang terdiri dari: a.Relevansi. Informasi yang dihasilkan atau pengetahuan yang terdapat dalam dalam basis pengetahuan bisa relevan jika digunakan dalam memecahkan masalah yang sesuai. Ditambah lagi semua informasi tersebut harus bisa Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system digunakan dalam pengambilan keputusan. b.Akurasi. Secara ideal semua informasi harus akurat dan meyakinkan. c. Kesesuaian dengan waktu yang berarti bahwa semua informasi diharapkan up to date dan sesuai dengan saat informasi itu ingin dipakai. d.Komplit yang berarti bahwa semua informasi yang dibutuhkan ada di dalam basis pengetahuan dan bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan. Dari semua defenisi diatas terlihat pentingnya pengetahuan untuk disimpan dalam basis pengetahuan (Knowledge Base), dikelola dengan baik melalui semua tahapannya dalam pengelolaan pengetahuan (KM), serta dioptimalisasi menggunakan sistem informasi dan aplikasi komputer di dalam sistem pengelolaan manajemen (KMS). 2.2 Knowledge Management (KM) dan Framework untuk men-support Knowledge Management System (KMS) Berikut gambar yang memperlihatkan framework yang men-support pelaksanaan Knowledge Management System. Gambar 1. Framework for Knowledge Management Support Framework di atas disusun oleh Hahn dan Subramani (2000) yang membaginya menjadi beberapa bagian yaitu: a.Bagian 1 atau kotak pertama berisi artefak atau dokumen-dokumen organisasi yang terstruktur seperti laporan konsultasi, laporan manajemen, dan lain-lain. Semua dokumen ini biasanya tersimpan di dalam tempat penyimpanan data seperti Data Warehouse atau data repository. Pada hakikatnya dokumen-dokumen dan informasi pada bagian ini terbatas pada pengetahuan organisasi yang bisa secara formal ditemukan dan didokumentasi. Di dalam tempat penyimpanan pun mereka mudah ditemukan karena disusun dalam kategori dan bisa dicari dengan menggunakan kata kunci. b.Bagian 2 atau kotak kedua berisi pengetahuan yang berasal dari individu yang ada di dalam organisasi. Di dalamnya terdapat daftar ahli yang dimiliki oleh perusahaan serta pengetahuanpengetahuan, pendapat saran dan pengalaman yang dimasukkan secara terstruktur ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan dengan individu terkait. Selain itu juga berisi basis data yang berasal dari kuesioner yang mereka isi untuk menggambarkan tingkat keahlian mereka yang juga disusun dalam bentuk kategori. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pencarian para ahhli dengan keahlian yang lebih spesifik jika ingin menghubungi mereka saat pengguna mempunyai masalah dan ingin mengontak mereka untuk dimintai bantuan. c. Bagian ke tiga berisi dokumendokumen yang tidak terstruktur yang biasanya didapat melalui mesin pencari (Search engine) atau komunikasi dan knowledge sharing yang dilakukan melalui intranet. Selain itu melalui intranet juga biasanya memudahkan pengawai untuk saling berkirim dokumen dan sharing informasi yang bisa diakses oleh pengguna lainnya. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 21 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system d.Bagian ke empat berisi knowledge yang berasal dari individu akan tetapi tidak terstruktur. Informasi dan pengetahuan ini bisa berupa hasil diskusi dalam forum diskusi elektronik baik yang dibuat oleh perusahaan dalam intranetnya maupun yang berasal dari forum diskusi yang berasal dari web atau tempat lain. Framework di atas menyajikan pandangan tentang bantuan informasi dan pengetahuan yang diberikan oleh KMS serta keterbatasan dari KMS yang diterapkan pada organisasi yang berbeda. Selain itu, secara implisit framework di atas juga menyatakan bahwa implementasi KMS berbeda juga dilihat dari perbedaan tingkat support dalam menyimpan dan mengalokasikan pengetahuan dalam perusahaan. Karena berbeda bentuk organisasi dan jenis fasilitas yang dimiliki, maka berbeda pula gaya dan keuntungan KMS yang bisa didapat oleh organisasi tersebut. Di samping itu, cara perusahaan menyusun semua pengetahuannya yang berasal dari empat bagian tersebut juga menentukan mudah tidaknya pengetahuan diakses dan tujuan organizational learning dicapai. Umpamanya kata kunci yang sulit yang tidak tepat, atau cara penulisan informasi dan pengetahuan yang berasal dari forum diskusi elektronik yang tidak menggambarkan inti pengetahuan, dan lain-lain. Untuk itu framework diatas membantu mengelompokkan tingkat support yang harus dimiliki perusahaan serta mengelompokkan jenis informasi yang berguna dalam memudahkan pembelajaran bagi para penggunanya 2.3 Knowledge Management : Isu, tantangan dan keunggulan Alavi dan Leidner (1999) menyatakan bahwa konsep penyebaran pengetahuan di organisasi bukanlah hal baru. Ini terlihat dengan banyaknya program pembangunan pengetahuan seperti training / pelatihan, program pengembangan personel, kebijakankebijakan organisasi, prosedur pekerjaan dan lain-lain. Sehingga setiap organisasi sebenarnya sudah 22 melakukan aktivitas terkait dengan pengelolaan pengetahuan. Pentingnya pengelolaan pengetahuan juga digambarkan melalui contoh di perusahaan McDonald, dimana dokumen operasi manual disana telah berisikan berbagai aspek dari manajemen restoran yang meliputi resep, nutrisi, standar kesehatan dan kebersihan, standar pemasaran, prosedur memasak dan akuntansi. Dengan semua informasi tersebut tersimpan dan diupdate setiap ada perubahan maka perusahaan meminimalisir tingkat pertanyaan know-how bagi setiap manajernya di berbagai cabang. Dengan demikian tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan mereka mningkat baik dari segi waktu maupun keuangan. Di samping itu, secara operasional cara kerja mereka juga bisa seragam dan konsisten. Akan tetapi, di samping keuntungan yang terlihat dari contoh di atas, terdapat juga banyak isu dan tantangan yang harus dihadapi dalam pengimplementasikan KMS secara baik. De Long dan Fahey (2000) menyatakan bahwa ada halangan budaya yang muncul saat akan mengimplementasikan KMS di dalam organisasi. Hal ini disebabkan budaya mempengaruhi sikap dan tingkah laku pengendalian terhadap tahapan pembuatan dan pengumpulan pengetahuan (knowledge creation), pendistribusian dan penggunaan pengetahuan di dalam organisasi yaitu: - Pertama, budaya mempengaruhi pembentukan asumsi tentang apa itu pengetahuan dan pengetahuan yang mana yang layak untuk dikelola. - Kedua budaya mendefinisikan hubungan antara individu dan pengetahuan organisasi, menentukan siapa yang diharapkan untuk mengendalikan pengetahuan tertentu dan siapa yang harus membaginya serta menyimpannya dalam basis pengetahuan - Ketiga, budaya dapat menciptakan konteks untuk interaksi yang menenttukan bagaimana Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system pengetahuan digunakan dalam situasi-situasi tertentu - Keempat, budaya mempengaruhi pembentukan proses bagaimana pengetahuan baru dengan segala ketidakpastiannya diciptakan, dilegitimasi dan disitribusikan di dalam organisasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa di samping begitu banyak keuntungan yang terdapat dalam pengimplementasian KMS, terdapat pula berbagai isu dan tantangan yang harus dipertimbangkan sebelumnya. Sesuai dengan pendapat De Long dan Fahey (2000) isu-isu yang berasal dari individual pada dasarnya dipengaruhi oleh budaya dan lingkungan disekitarnya yang membentuk pengetahuan. Untuk itu, perlu dibangun budaya yang kondusif dalam pengelolaan manajemen di dalam organisasi. 2.4 Knowledge Management dan Aktivitas Keuangan dan Akuntansi Aktivitas di bagian keuangan dan akuntansi diyakini menjadi salah satu aktivitas yang menentukan keberlanjutan masa depan organisasi dan perusahaan. Hal ini disebabkan data dan informasi yang ada didalamnya merupakan data penting dan sensitif serta menyangkut kepentingan banyak pihak. O’Leary (2002) dalam jurnalnya mencontohkan bahwa di dalam sebuah Enterprise Resource Planning sistem yang meliputi aktivitas keuangan dan akuntansi, dibutuhkan pengguna atau personel yang tidak hanya bisa menggunakan sistem tersebut untuk mengolah data keuangan akan tetapi juga mengerti apa yang harus dia lakukan dengan sistem ERP tersebut. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan untuk bisa memastikan kinerja dan kesuksesan pemahaman usernya adalah dengan menggunakan knowledge management. Sehingga pengolahan, analisis dan penyebaran informasi keuangan bisa dioptimalkan oleh usernya yang memiliki pemahaman yang baik dari basis pengetahuan yang bisa diakses untuk setiap informasi yang dibutuhkan. Lebih lanjut Martensson (2000) menegaskan bahwa knowledge management saat ini sudah dianggap menjadi salah satu fitur yang semakin penting bagi keberlangsungan hidup organisasi. Dengan didukung oleh knowledge management perusahaan akan bertahan hidup karena tidak tergantung kepada pegawai tertentu yang mungkin akan dimutasi, pensiun, pindah ke perusahaan lain ataupun meninggal. Pengetahuan akan selalu ada di perusahaan walaupun personel/pegawai yang menanganinya selalu berganti dari waktu ke waktu. Selain itu knowledge management juga diyakini sebagai salah satu syarat untuk produktivitas dan fleksibilitas yang lebih tinggi di sektor swasta dan pemerintahan.. Martensson (2000) juga menekankan bahwa terdapat dua perubahan yang mendorong munculnya knowledge management yaitu: 1.Downsizing: yaitu perampingan organisasi. Perampingan ini dimaksudkan untuk memastikan penggunaan sumber daya yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan yang akan mengarah kepada peningkatan efektifitas dan efisiensi pekerjaan. 2.Technological development yaitu pengembangan dan perluasan penggunaan teknologi juga mengarah ke efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pekerjaan, karena sumber daya manusia yang terlibat tidak lagi harus massive (banyak) karena beberapa fungsi dan pekerjaan bisa disingkat dan disatukan dengan bantuan teknologi. Lebih jauh lagi teknologi juga bisa membantu dokumentasi dan penyimpanan knowledge agar selalu bisa diakses oleh semua personel yang membutuhkannya. Dengan demikian, organisasi yang telah melakukan dua hal di atas bisa segera mengimplementasikan knowledge management system. Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 23 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system 3. Metode Penelitian 3.1 Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini : 1.Metode in-depth interview, yang dilakukan dengan beberapa pihak yang terdiri dari : - Pengambil kebijakan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas yaitu Dekan FEUA - Pimpinan bagian keuangan FEUA yaitu Pembantu Dekan 2 (PD 2) dan kepala bagian Keuangan - Personel di bagian keuangan FEUA - Stakeholders yang terkait dan terpengaruh oleh konsistensi kinerja bagian keuangan seperti dosen dan karyawan dari bagian lain. Identifikasi stakeholder ini didasarkan pada defenisi menurut Bryson (1995) (dalam Bryson, 2004) yang menyatakan bahwa stakeholder adalah setiap orang, grup atau organisasi yang bisa melakukan klaim terhadap organisasi baik dari segi atensi, sumber daya, atau output, atau yang dipengaruhi oleh output tersebut. Dalam hal ini penulis meyakini bahwa dosen dan karyawan merupakan pihak yang terpengaruh terhadap output dan hasil kerja dari bagian keuangan. Sementara mahasiswa tidak terpengaruh secara lansung oleh output kerja dari bagian ini. yang saat ini telah ada di bagian keuangan. Diharapkan juga akan bisa mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dirasakan dalam pengelolaan pengetahuan di bidang ini dalam rangka menyelesaikan pekerjaan dengan baik, serta harapan bagaimana sebaiknya pengelolaan pengetahuan dibagian ini dalam rangka memperbaiki dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Lebih jauh lagi diharapkan agar bisa meningkatkan kinerja dan mengatasi berbagai masalah yang sebelumnya muncul di bagian keuangan tersebut. Instrumen penelitian dalam interview ini dikelompokan dalam 4 bagian utama. Bagian pertama menanyakan pendapat tentang mekanisme dan kebijakan mengenai prosedur pelaksanaan pekerjaan dibagian keuangan FEUA serta Bagaimana pengelolaan dokumentasi dan pengelolaan informasi yang berkaitan dengan semua pekerjaan terutama yang berkaitan dengan data keuangan yang sensitif di bagian keuangan FEUA. Lebih lanjut lagi di bagian ini akan ditanyakan juga apakah sudah terdapat basis pengetahuan yang bisa diakses semua pihak terkait dan bagaimana fenomena Knowledge sharing yang ada selama ini. Bagian kedua menanyakan seberapa besar pengaruh pergantian personel di bagian ini terhadap pelaksanaan pekerjaan dan bagaimana proses Knowledge transfer dari personel sebelumnya dilakukan. Selain itu juga ditanyakan jika terdapat masalah apakah terdapat informasi yang bisa digunakan sebagai acuan oleh personel baru tersebut dan apakah ada basis pengetahuan yang bisa diakses oleh mereka. Bagian tiga menanyakan tentang hambatan-hambatan apa saja yang selama ini dialami berkaitan dengan pembentukan dokumentasi atau basis pengetahuan (Kalau ada) dan Knowledge transfer yang diterapkan sudah diterapkan saat ini. Ditanyakan pula apakah hambatan itu sering mengganggu penyelesaian tanggung jawab dan pekerjaan. Interview dilakukan secara individual. Hanya wawancara yang mendapat izin oleh partisipan yang direkam, dan kondisi di lapangan menyebabkan kualitas rekaman berbeda-beda. Rata-rata wawancara dilakukan selama 30-90 menit. Interview difokuskan pada upaya menggali opini terkait dengan prosedur dan mekanisme terkait pengelolaan pengetahuan (KM) dibagian keuangan FEUA dari pihak-pihak terkait mulai dari pembuat kebijakan, pelaksana maupun pengguna dan pihak lain yang terkait dengan kinerja dari pengelolaan data dan informasi di bagian keuangan FEUA. Tujuannya adalah untuk mengetahui mekanisme KM yang saat ini ada di bagian keuangan FEUA dan bagaimana kelebihan dan kelemahan dari kondisi mekanisme dan prosedur 24 Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system Dibagian akhir responden diminta memberi pendapat atau saran mengenai kondisi saat ini, dan apakah terdapat kemungkinan untuk menerapkan kondisi Knowledge Management System (KMS) yang berbasis komputer sesuai dengan framework KMS support dibagian keuangan FEUA. Lebih lanjut juga akan ditanyakan apa harapan mereka mengenai basis pengetahuan dan Knowledge sharing di antara anggota organisasi di masa datang. juga mendapatkan pandangan berbagai pihak tentang pengelolaan pengetahuan serta harapan mereka tentang pengelolaan pengetahuan dimasa datang. Lebih lanjut lagi diharapkan dapat menemukan isu-isu yang mungkin muncul jika ke depannya diterapkan Knowledge Management System (KMS). 2.Dokumen review, yang dilakukan dengan cara : mengumpulkan dokumen berkaitan dengan mekanisme, perosedur dan kebijakan-kebijakan terkait dengan pengelolaan pengetahuan yang selama ini sudah diterapkan di Bagian Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Populasi penelitian ini adalah semua dosen dan karyawan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas sementara sample yang diambil dalam interview adalah semua personel pelaksana kegiatan pada bagian keuangan FEUA, pengambil kebijakan dan stakeholders terkait dengan konsistensi kinerja di bagian ini. Dalam studi ini dilakukan pengumpulan teori-teori berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan, temuan-temuan empiris mengenai penerapan KMS di berbagai industri dan organisasi. Selain itu juga akan mengumpulkan dan mereview dokumen-dokumen terkait dengan pengelolaan pengetahuan yang telah ada di bagian FEUA. Dalam penelitian ini studi kepustakaan dan pengumpulan dokumen dilakukan secara selang seling dengan interview dengan semua pihak yang telah disebutkan diatas. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu penelitian dan kesiapan jadwal para responden untuk diinterview. Selanjutnya setiap responden yang di interview akan ditanyakan pendapatnya tentang kondisi saat ini, kelebihan dan kekurangan kondisi saat ini, hambatan-hambatan yang mereka temui sehubungan dengan basis pengetahuan yang sudah ada, serta harapan dan kemungkinan penerapan Knowledge Management system yang lebih baik terutama yang berbasis komputer. Interview ini dimaksudkan tidak hanya menggali informasi tapi 3.2 Pemilihan Selection) kasus (Case 3.3 Teknik Pengumpulan Data. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah In depth Interview terhadap semua sample yang sudah disebutkan diatas. Dengan metode, ini didapat data kualitatif yang bisa menjawab semua pertanyaan penelitian yang sudah dirumuskan sebelumnya. 3.5. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan metode deskripsi. Metode tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara sistematis tentang fakta-fakta serta fenomena yang terjadi di lapangan. Data dan fakta dikumpulkan melalui interview terstruktur dan review dokumen. 4. Gambaran Umum Responden Responden utama dari pimpinan fakultas sampai staff yang terkait dengan kebijakan dan mekanisme pengelolaan pengetahuan pada bagian keuangan FEUA dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 25 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system PIMPINAN (DEKAN, WADEK II) KASUBAG UMUM KEUANGAN BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU BENDAHARA GAJI STAF PEMBANTU BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU Gambar 2. Struktur Jabatan pada Bagian Keuangan FEUA Berdasarkan detail aliran tanggung jawab dan struktur jabatan di bagian keuangan yang terlihat pada gambar diatas, maka responden utama tersebut terdiri dari pimpinan yaitu dekan sebagai pimpinan tertinggi dan juga salah satu pembuat kebijakan sekaligus atasan tidak lansung, dilanjutkan dengan Wadek II sebagai atasan lansung pada bagian ini. Di bawah Wakil Dekan II terdapat Kasubag Umum dan Keuangan yang membawahi bagian Umum, Kepersonelan dan Keuangan. Pada Bagian Keuangan bawahan lansung Kasubag adalah Bendahara Gaji dan Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP), dimana BPP dibantu oleh beberapa staf pembantu BPP. Personel di bagian keuangan ini ratarata telah bekerja di bagian tersebut dengan kisaran waktu antara 1-5 tahun. Sementara user yang terdiri dari karyawan dan dosen dipilih secara acak. 5. Temuan dan Analisis 1. Analisa Hasil Penelitian Penelusuran kebijakan dan ketetapan prosedur yang telah ada dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang 26 memperlihatkan pola kerja, aliran informasi dan kebijakan terhadap aktivitas dibagian keuangan FEUA seperti SOP, aturan-aturan dari Universitas dan SOP yang menjelaskan tentang kewajiban, wewenang dan uraian tugas dan tanggung jawab. Sementara Interview dilakukan terhadap keempat pihak yang telah disebutkan sebelumnya yaitu: Pembuat kebijakan, pelaksana di bagian keuangan dan stakeholder yang terdiri dari dosen dan karyawan. Pada interview ini banyak temuan menarik mengenai pola dan mekanisme kebijakan pengelolaan pengetahuan di bagian keuangan FEUA, pengaruh mutasi atau kehilangan personel terhadap kinerja bagian tersebut, hambatan-hambatan dan masalah yang ditemui baik dalam hal pengerjaan aktivitas oleh personel baru maupun dalam hal perpindahan pengetahuan (knowledge transfer). Para responden dari ketiga kelompok ini sangat kooperatif, hal ini dikarenakan sebelum interview dimulai mereka diberi penjelasan tentang apa saja informasi yang ingin digali dari penelitian ini dan bagaimana nanti penelitian ini akan memberi manfaat kepada mereka. Di samping itu semua hasil interview dan identitas responden yang tidak relevan dan tidak digunakan dalam laporan penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya. Responden diambil secara acak dengan tidak memperhatikan perbedaan Gender dan Usia. Di dalam penelitian ini, semua responden untuk dua kelompok (pengambil kebijakan dan personel bagian keuangan) memberikan kontribusi penuh dan sangat kooperatif, sementara untuk responden dari stake holder meskipun terdapat banyak populasi dari dosen dan karyawan yang dilayani oleh bagian keuangan, peneliti hanya mengambil beberapa sampel saja. Hal ini dikarenakan mereka hanya diminta komentarnya tentang ada atau tidak pengaruh perubahan personel pada bagian keuangan terhadap pelayanan yang mereka dapatkan. Informasi ini bertujuan hanya untuk melengkapi dan mengkonfirmasi apakah memang kinerja personel bagian keuangan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system berubah jika terdapat perubahan personel yang menyebabkan berubahnya knowledge orang yang bekerja di posisi yang sama. Sementara inti informasi mengenai dokumentasi pengetahuan dalam Knowledge base, hambatan dan masalah berkaitan dengan KM dan harapan di masa datang semuanya bisa didapat dari dua kelompok reponden lainnya. a. Dokumen mengenai kebijakan dan prosedur pelaksanaan pekerjaan Berikut adalah dokumen-dokumen yang menjadi dasar aturan dalam pelaksanaan pekerjaan dan pelaporan pada bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. No 1 2 Jenis Dokumen Peraturan Menteri Keuangan Surat dan aturan resmi, dan aplikasi untuk fungsi tertentu dari Rektorat Keterangan Dokumen berisi peraturan menteri keuangan yang memuat dasar pengerjaan laporanlaporan sumber dan penggunaan dana. Untuk lebih memahami isi dan aplikasi dari peraturan ini juga diadakan workshop tingkat universitas untuk para bendahara di setiap fakultas. Fakultas ekonomi juga mengirimkan bendaharanya untuk mengikuti workshop ini. Aturan detail format laporan, jadwal submit laporan-laporan tertentu, aturan pencairan dana, dan lain-lain biasanya ditentukan oleh bagian keuangan universitas. Untuk memastikan konsistensi dan kebenaran laporan, bag keuangan universitas juga memverifikasi setiap laporan yang masuk. Jika terdapat kesalahan, maka laporan tersebut dikirim kembali ke fakultas untuk 3 SOP Fakultas diperbaiki. Fakultas memiliki SOP yang berisi detail hak, wewenang, dan kewajiban setiap fungsi dan jabatan di bagian keuangan. Jenis pekerjaan dan laporan-laporan yang harus dibuat. Akan tetapi SOP ini belum memuat urutan prosedur dari setiap pekerjaan yang harus dilakukan Dokumen Peraturan menteri keuangan didapat dari universitas. Setiap ada perubahan peraturan akan selalu mendapatkan informasi dari bagian keuangan universitas di rektorat. Dokumen berisi skedul pembuatan laporan, jadwal deadline submit laporan dan lain-lain juga diinformasikan lansung dari rektorat. Sementara SOP yang berisi job description (pembagian tugas) masingmasing posisi dibuat oleh pejabat terkait di fakultas pada tahun 2009, sampai saat ini belum ada perubahan mengenai SOP tersebut. Dari semua dokumen diatas belum ada yang memuat aturan dan kebijakan mengenai pengelolaan pengetahuan termasuk juga prosedur perpindahan ilmu (Knowledge transfer) antar personel. Sementara untuk pelaksanaan pekerjaan beberapa fungsi memiliki aplikasi tertentu. Aplikasi tersebut ada yang memang sudah dibuat dan harus digunakan secara seragam misal aplikasi untuk bendahara gaji, akan tetapi ada pula yang dibuat berdasarkan inisiatif personel tertentu untuk memudahkan pekerjaan misal: aplikasi yang digunakan oleh staf pembantu bendahara pengeluaran pembantu. Personel tersebut kebetulan memiliki latar belakang ilmu computer dan sudah menurunkan dan mengajarkan cara kerja aplikasi tersebut ke personel yang baru yang menggantikannya. DIkarenakan personel lama hanya pindah dalam lingkungan fakultas yang sama, personel baru bisa dengan mudah Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 27 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system bertanya jika ada kesulitan dengan penggunaan aplikasi tersebut. b. Pengelolaan dan pembentukan basis pengetahuan (Knowledge base) Pada bagian keuangan ini pembentukan knowledge base dan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) belum dilakukan secara formal dan masih bersifat sukarela dari masing-masing individu. Menariknya saat ini di bagian keuangan kesadaran individu untuk mendokumentasi dan mengelola pengetahuan sudah cukup tinggi. Beberapa personel sudah merapikan dokumentasi dari periodeperiode sebelumnya agar lebih mudah menemukannya jika sedang dibutuhkan tanpa diperintah oleh atasan. Selain itu terdapat personel yang dengan kesadaran sendiri membuat jurnal untuk mencatat pekerjaannya secara detail, sehingga jika ada informasi yang dibutuhkan yang berasal dari pekerjaan sebelumnya akan lebih mudah ditemukan. Catatan tersebut nanti dapat dia berikan kepada personel baru yang menggantikan posisinya jika suatu saat dia dipindahkan ke jabatan atau posisi yang lain. Selain itu seperti yang sudah disebutkan pada bagian sebelumnya, ada pula personel yang memiliki latar belakang ilmu computer dan berinisiatif mengaplikasikannya dalam bentuk aplikasi menggunakan Ms. Excel untuk mempermudah pekerjaannya dengan menggunakan formula dan fungsi-fungsi yang telah ada dalam program tersebut. c. Mutasi dan pengaruhnya terhadap pengelolaan pengetahuan Seperti layaknya organisasi dan institusi lainnya, pada FEUA terdapat mutasi dan perputaran personel yang secara rutin dilakukan. Ada dua jenis mutasi yang terjadi di FEUA ini yaitu: - Mutasi Tingkat Unand : surat keputusan pemindahan dan keputusan personel yang dipindahkan dikeluarkan oleh universitas. Akan tetapi dalam hal ini fakultas bisa memberikan saran dan usulan mengenai personel yang akan terlibat dalam proses 28 pemindahan ini. Dalam mutasi tingkat universitas ini terjadi perputaran personel antar unit (fakultas) atau ditarik ke pusat (Universitas). Biasanya mutasi tingkat ini untuk level kabag atau kasubag. - Mutasi Tingkat Fakultas: surat keputusan pemindahan dan keputusan personel yang dipindahkan dikeluarkan oleh fakultas. Dalam mutasi ini perputaran personel antar posisi yang masih berada di bagian yang sama atau berbeda dalam ruang lingkup fakultas yang sama. Pada Fakultas ekonomi universitas andalas, saat ini sedang terdapat perampingan dan pengaturan kembali fungsi-fungsi dan personel yang ditempatkan didalamnya. Hal ini dikarenakan pada kondisi sebelumnya pembagian tugas dan beban kerja masing-masing personel masih belum layak. Dimana beban kerja rendah sementara jumlah karyawannya sangat banyak, sehingga pemberian kerja tidak konsisten kepada personel tertentu. Kondisi tersebut juga diikuti dengan tumpang tindih pekerjaan (overlapping) dan pemborosan sumber daya seperti kertas. Dengan demikian perampingan organisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta menghindari pemborosan. Mutasi di fakultas biasanya dilakukan karena alasan-alasan berikut: Personel kesulitan melakukan penyesuaian pada pekerjaan yang sudah menggunakan teknologi Persoalan moral Kebutuhan pengembangan diri personel Permintaan dari personel yang bersangkutan Mutasi yang terjadi di bagian ini tentunya mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dikarenakan perubahan personel pada beberapa posisi membuat personel baru harus banyak belajar dan menyerap ilmu agar bisa dengan lancar melanjutkan pekerjaan dari personel lama. Biasanya personel membutuhkan waktu antara 1-3 bulan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system untuk bisa mengerjakan semua tugas dengan baik dan minim kesalahan. Sementara kesalahan yang terjadi biasanya bersifat tekhnis seperti kesalahan mencantumkan angka, dll. Proses belajar dan transfer ilmu oleh personel baru setelah mutasi dilakukan secara otodidak (belajar sendiri) serta aktif bertanya dan belajar kepada personel lama yang digantikan. Cara belajar bisa secara lansung jika personel lama masih memiliki waktu penyesuaian di tempat yang sama, atau tempat mereka yang baru masih tidak terlalu jauh. Ataupun bisa dilakukan juga melalui telpon atau email. Selain lansung belajar pada personel lama yang digantikan, personel baru juga bisa belajar dari rekan yang sama-sama bekerja dibagian tersebut. Hal ini dikarenakan pekerjaan di bagian ini saling berhubungan, sehingga rekan sejawat juga cukup mengerti dan memahami cara kerja posisi yang terkait dengan pekerjaannya. Selain itu beberapa personel baru juga mendapatkan kesempatan workshop untuk bisa lebih memahami pekerjaannya. Selama proses adaptasi personel baru bisa bekerja dengan semua informasi yang didapat dengan cara yang telah disebutkan sebelumnya, akan tetapi mereka tetap bertanggung jawab atas kewajibannya pada posisi yang telah ditetapkan. Karena banyak sarana belajar dan tempat bertanya para personel di bagian keuangan mengaku tidak mengalami kesulitan yang besar dalam proses adaptasi. Kesulitan dan hambatan yang mereka alami biasanya tergantung dari keaktifan dan kemauan mereka untuk berusaha mencari informasi dan mempelajari tugas dan kewajiban di posisi baru. User/ stakeholder yang terdiri dari karyawan dan dosen mengakui bahwa saat ini kinerja dari bagian keuangan sudah lebih baik dari sebelumnya. Mereka tidak perlu banyak interaksi secara lansung untuk banyak urusan keuangan. Semua pendapatan, gaji, honor dan yang lainnya ditransfer secara lansung melalui rekening. Hanya ada beberapa urusan tertentu yang harus diurus secara lansung di bagian keuangan. Pelayanan, kinerja dan keseriusan kerja para personel di bagian ini juga menurut mereka sudah baik. Akan tetapi terkadang pergantian personel tetap dirasakan efeknya oleh user. Menurut mereka efek ini bisa bersifat positif tapi juga bisa bersifat negatif. Ini tergantung kepada personel baru dalam hal waktu belajar (adaptasi), kemampuan, pengalaman, latar belakang keilmuan maupun pengetahuan. d. Hambatan dan masalah dalam pengelolaan pengetahuan dan pembentukan basis pengetahuan Masalah dan hambatan yang dirasakan para responden berkaitan dengan pengelolaan pengetahuan dan pembentukan knowledge base adalah sebagai berikut: 1) Personel yang dipindahkan ke FEUA pada saat mutasi tingkat universitas maupun fakultas telah ditentukan oleh yang pimpinan. Rekruitmen atau penerimaan pegawai juga dilakukan secara terpusat pada tingkat universitas sehingga fakultas tidak bisa memilih pegawai/ personel yang memiliki karakter ataupun latar belakang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan fakultas. 2) Background (latar belakang ilmu) personel yang berbeda-beda tersebut terkadang menyebabkan mereka ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan pengetahuan dan ilmu yang mereka miliki. Hal ini dapat menyebabkan mereka kesulitan beradaptasi pada posisi baru yang akan berdampak pada semakin lamanya waktu adaptasi yang dibutuhkan. 3) Kebijakan-kebijakan fakultas yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan pekerjaan terkendala masa jabatan pembuat kebijakan (pimpinan) yang terbatas, sehingga kebijakan belum lengkap dibuat sementara masa jabatannya sudah habis sehingga tidak bisa di formalkan. 4) Mutasi selalu memberi tantangan dan kesulitan kepada personel yang baru menempati pekerjaan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 29 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system atau posisi tertentu. Mereka harus berusaha keras untuk belajar dan berusaha mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan mereka, agar semua detail tugas dan kewajiban bisa dilaksanakan dengan baik. 5) Masalah yang dihadapi dalam proses knowledge transfer antar personel biasanya dari sisi waktu, orang yang menerima dan orang yang mentransfer ilmu tersebut serta masalah komunikasi yang tidak selalu lancar. 6) Pada pekerjaan staf pembantu bendahara pengeluaran pembantu yang menggunakan aplikasi Excel sederhana dari personel sebelumnya, jika terdapat perubahan peraturan/penghitungan atau cara pembuatan laporan yang berarti merubah formula dan fungsi pada aplikasi akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan aplikasi tersebut. Hal ini dikarenakan staf tersebut tidak memiliki background komputer dan tidak paham bagaimana cara membuat formula dan menyesuaikan aplikasi. e. Kemungkinan untuk menerapkan Knowledge Management System (KMS) yang berbasis komputer sesuai dengan framework KMS support sangat diharapkan oleh pimpinan dan staf bagian keuangan FEUA. Hal ini berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan pengelolaan pengetahuan di bagian keuangan FEUA di masa depan seperti : Jika ada dokumentasi yang lengkap dari pekerjaan personel yang digantikannya maka para personel di bagian keuangan akan sangat merasakan manfaatnya. Pengumpulan ilmu dan dokumentasi dalam basis pengetahuan yang lengkap diharapkan dapat nantinya membantu mereka dalam melaksanakan pekerjaannya, terutama jika mereka baru menempati posisi atau tanggung jawab di pekerjaan tersebut. 30 - Para responden mengharapkan untuk mendapatkan training, workshop dan transfer untuk mempermudah beradaptasi dengan pekerjaan baru. Selain itu untuk personel yang tidak terkena mutasi, mereka bisa mendapatkan tambahan ilmu untuk meningkatkan kinerja pada pekerjaan yang sedang mereka pegang. - Jika terdapat mutasi diharapkan bahwa pegawai dengan latar belakang ilmu tertentu dipindahkan tetap ke pekerjaan dan posisi yang sesuai dengan latar belakang ilmunya tersebut. - Fasilitas yang dimiliki oleh FEUA sudah bisa mendukung pengaplikasian Knowledge management baik yang semi computer maupun yang computer based. Pimpinan sudah melihat perlunya dibuat Knowledge Management System. Pembentukan Knowledge base dan knowledge management system harus dibuat secara formal dan sistematis sehingga memberikan manfaat penuh bagi personelnya. Selain itu pimpinan juga sudah memiliki visi dan akan memasukkannya ke dalam strategic planning fakultas, akan tetapi tentunya rencana ini harus terintegrasi dengan rencana universitas. - Bagian keuangan FEUA memiliki Sumber daya manusia yang baik dengan kesadaran bekerja yang baik, diharapkan kedepannya dokumentasi yang dilakukan bisa terarah dan dikoordinir serta diatur dengan baik oleh fakultas, tidak hanya didasarkan pada inisiatif individu saja. - Fakultas ekonomi akan terus melakukan pembenahan dan Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system perampingan organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, sehingga setiap pekerjaan dipegang oleh orang yang tepat. Selain itu beban kerja personel juga sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawabnya. 6. Kesimpulan Berdasarkan studi literature dan interview yang dilakukan terhadap responden dari empat kelompok yaitu: pengambil kebijakan, pimpinan bagian keuangan FEUA, personel bagian keuangan dan stakeholders mengenai kelayakan mekanisme knowledge management system di bagian keuangan FEUA dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Mekanisme Knowledge Management System di bagian keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas sudah cukup layak untuk melaksanakan dan melanjutkan kegiatan rutin keuangan pada institusi yang bersangkutan. Akan tetapi kebijakan dan aturan mengenai prosedur kerja masih terpisah-pisah dan belum mencakup pengelolaan pengetahuan maupun perpindahan pengetahuan (knowledge transfer). Sementara mekanisme pelaksanaan pekerjaan hanya didasarkan pada tiga pedoman yaitu: peraturan menteri keuangan, peraturan dan skedul dari bagian keuangan universitas dan SOP yang memuat tugas, wewenang dan kebijakan masing-masing personel pada bagian keuangan. Dengan mekanisme yang ada, kinerja pelaksanaan pekerjaan dan pelayanan dari bagian ini masih terbilang baik dan memuaskan para stakeholdernya. 2. Secara formal bagian keuangan FEUA belum memiliki basis pengetahuan, akan tetapi personel di bagian ini memiliki inisiatif yang tinggi dalam mendokumentasikan dan membuat knowledge base-nya secara individu. Sementara proses knowledge transfer dilakukan secara proaktif oleh personel yang ingin mendapatkan informasi dari semua personel yang ada di bagian ini maupun dari personel bagian keuangan universitas yang terkait dengan pekerjaannya. Walaupun personel lain tidak memegang jabatan atau posisi terkait secara lansung akan tetapi mereka sedikit banyaknya mengetahui tentang pekerjaan posisi lain di bagian keuangan FEUA. 3. Mutasi sangat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan yang baru dipegang oleh personel baru, ratarata mereka membutuhkan 1-3 bulan untuk beradaptasi dan melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan lancar. Kemauan untuk belajar dan mendapatkan ilmu dari personel lama (knowledge transfer) dan menyesuaikan diri dengan cepat tergantung kepada motivasi, kemampuan dan inisiatif dari masing masing personel baru tersebut. Jika terdapat masalah mereka biasanya melakukan konsultasi dengan atasan secara berjenjang dan mencari informasi dari rekan sejawat di bagian keuangan yang lebih berpengalaman dan lebih lama bekerja di bagian ini. 4. Fakultas ekonomi saat ini juga sedang melakukan perampingan organisasi (downsizing) dan pengembangan teknologi (technological development). Seperti yang dinyatakan oleh Martensson (2000), bahwa dua faktor diatas merupakan faktor pendorong munculnya knowledge management. Hal ini dikarenakan kesadaran akan peningkatan efektifitas dan efisiensi di organisasi sudah cukup tinggi. Ditambah lagi dengan adanya teknologi yang baik maka pengimplementasian knowledge management system akan lebih mudah dilakukan. 5. Hambatan utama dirasakan karena penempatan pegawai diputuskan oleh pusat maka fakultas tidak memiliki kendali untuk memastikan bahwa personel memiliki kecakapan dan latar belakang ilmu yang sesuai dengan kebutuhan. Saat mutasi pun penempatan personel dengan latar belakang ilmu yang tidak cocok Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 31 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system dengan pekerjaannya membuat waktu adaptasi untuk belajar dan menguasai pekerjaan menjadi lebih sulit dan lama. Kemudian kebijakankebijakan fakultas yang berkaitan dengan prosedur dan pelaksanaan pekerjaan terkendala masa jabatan pembuat kebijakan (pimpinan) yang terbatas. Lebih jauh lagi masalah yang dihadapi dalam proses knowledge transfer antar personel biasanya dari sisi waktu, orang yang menerima dan orang yang mentransfer ilmu tersebut serta masalah komunikasi yang tidak selalu lancar. 6. Responden agar bagian keuangan FEUA memiliki dokumentasi yang lebih baik dan terkoordinir, kesempatan training dan workshop untuk memperkuat ilmu yang lebih banyak, kemungkinan adanya pengelolaan pengetahuan dengan KMS untuk memudahkan mereka dalam beradaptasi dan mempelajari prosedur dan mekanisme kerja yang baru mereka tekuni serta membantu mengatasi masalah terkait pekerjaan. 7. Implikasi Penelitian Adapun sasaran akhir dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi banyak pihak diantaranya: 1. Masukan bagi para pengambil kebijakan di Fakultas Ekonomi Universitas Andalas agar mengetahui kondisi dan mekanisme pengetahuan dalam pengelolaan keuangan di bagian keuangan FEUA. Informasi ini bisa menjadi saran dan acuan perbaikan sehingga bisa membantu menghilangkan hambatan-hambatan dalam pekerjaan. Selain itu masukan yang didapat dari penelitian ini diharapkan bisa membantu para pembuat kebijakan untuk membuat keputusan terkait kelancaran dan konsistensi para personel di bagian keuangan FEUA dalam melakukan pekerjaannya tanpa terpengaruh 32 oleh adanya keputusan perputaran atau penggantian personel. 2. Manfaat secara langsung akan dirasakan berupa masukan bagi Jurusan Akuntansi untuk memperkaya literatur dan penelitian dalam bidang sistem Informasi Akuntansi. Sementara manfaat tidak lansungnya diharapkan para dosen maupun karyawan di jurusan Akuntansi sebagai bagian dari stake holders bisa merasakan manfaat jika terdapat perbaikan dalam konsistensi dan penyelesaian pekerjaan di bagian keuangan FEUA. Daftar Pustaka Alavi and Leidner. Knowledge Management System: Emerging Views and Practices From The Field. INSEAD Working Paper Series. France. Alavi and Leidner. Knowledge Management and Knowledge Management System: Conceptual Foundations and Research Issues. INSEAD Working Paper Series. France. Alavi and Leidner. February 1999. Knowledge Management System: Issues, Challenges and Benefits. Journal Communication of The Association for Information System. Volume 1 Alavi et al. 2005. An Empirical Examination of The Influence of Orgnizational Culture on Knowledge Management Practices. Journal of Management Information Systems Vol.22. Sharpe Inc. Bryson, John M. 2004. What To Do When Stakeholders Matter: Stakeholder Identification and Analysis Techniques. Public Management Review. Vol. 6 Issue 1 Cain, Branin and Sherman. 2008. Knowledge Management and the Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 Analisis kelayakan mekanisme knowledge management system Academy. Educause Quarterly. Number 4. De Long and Fahey. 2000. Diagnosing Cultural Barriers to Knowledge Management. Academy of Management Executive Journal. November Edition. Gertler and Wolfe. 2004. Local Social Knowledge Management: Community Actors, Institution and Multilevel Governnance in Regional Foresight Exercises. Futures Vol.36. Elsevier Ltd. Hahn and Subramani. 2000. A Framework of Knowledge Management System: Issues and Challenges for Theory and Practices. Knowledge Management System. In Proceedings of ICIS 2000 Information Systems Research: Discourses and Theoritical Assumptions. MIS Quarterly Vol.26. Sharma et.al. 2007. Value Added Knowledge Management for Financial Performance. VINE: The Journal of Information System and Knowledge Management System. Vol.37 No.4 Turban, McLean, Wetherbe. 1999. Information Technology for Management: Making Connections for Strategic Advantage. USA. John Wiley & Sons, Inc. Hall J.A and Singleton T. 2005. Information Technology Auditing and Assurance. Second Edition. USA. South Western-Thomson Learning, Inc. Kidwell et.al.2000. Applying Corporate Knowledge Management Practices in Higher Education. Educause Quarterly. No.4 Laudon K.C and Laudon J.P. 2000. Management Information System. Sixth Edition.USA. Prentice Hall, Inc. McLeod Jr. R and Schell.G. 2007. Management Information System. Tenth Edition. USA. Pearson Prentice Hall. Martensson M. 2000. A critical review of Knowledge Management as a Management Tool. Journal of Knowledge Management Vol.4 O’Leary. 2002. Knowledge Management Across The Enterprise Resource Planning Systems Life Cycle. International Journal of Accounting Information System. Schultze and Leidner. 2002. Studying Knowledge Management in Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol 8 No. 2 Desember 2013. ISSN 1858-3687 hal 17-33 33