RESIKO MANAJEMEN DAN PASAR MODAL

advertisement
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
MANAJEMEN RESIKO DAN PASAR MODAL
Joko Setiawan, SE., MM.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
INDEX NUMBER
BAB I. ................................................................................................................................. 4
PENGERTIAN RISK MANAGEMENT ........................................................................... 4
1.
Pengertian Dasar .................................................................................................. 4
2.
Proses - Proses Manajemen Resiko...................................................................... 5
2.1.
Wideman ................................................................................................... 5
2.2.
COSO. ....................................................................................................... 5
BAB II. .............................................................................................................................. 11
KATEGORI RESIKO ....................................................................................................... 11
1.
Resiko dari sudut pandang penyebab ................................................................ 11
2.
Resiko dari sudut pandang akibat ...................................................................... 11
3.
Resiko dari sudut pandang aktivitas .................................................................. 12
4.
Resiko dari sudut pandang kejadian ................................................................... 13
BAB III. ............................................................................................................................ 14
APLIKASI INTEGRASI MANAJEMEN RESIKO ......................................................... 14
1.
Pada Bisnis Perbankan ....................................................................................... 14
2.
Pada Bisnis Perangkat Lunak / Softwere ........................................................... 16
BAB IV. ............................................................................................................................ 19
PROSES IDENTIFIKASI RESIKO ................................................................................. 19
1.
Menentukan Unit Resiko.................................................................................... 19
2.
Memahami Proses Bisnis ................................................................................... 19
3.
Menentukan Aktivitas Krusial ........................................................................... 20
4.
Menentukan Barang dan Orang ......................................................................... 20
5.
Menentukan Bentuk Kerugian ........................................................................... 21
6.
Menentukan Penyebab Kerugian ....................................................................... 22
7.
Membuat Daftar Resiko ..................................................................................... 23
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB V. ............................................................................................................................. 24
CAPITAL MARKET / PASAR MODAL ........................................................................ 24
A. Mengenal Stock (Saham) ................................................................................... 24
B. Mengenal Obligasi ............................................................................................. 26
C. Mengenal Pasar Uang. ....................................................................................... 30
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Isi Modul
Bab I. Pengertian Risk Management / Manajemen Resiko
Setelah mempelajari Bab I, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengetahui dasar – dasar dan sasaran dari manajemen resiko.
2.
Memahami proses – proses manajemen resiko dan fungsi
pengawasannya.
Bab II.
Kategori Resiko
Setelah mempelajari Bab II, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Memahami istilah kategori resiko
2.
Memahami kategori – kategori resiko dari sudut pandang .
Bab III. Aplikasi Integrasi Manjemen Resiko
Setelah mempelajari Bab III, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Memahami secara umum aplikasi integrasi manajemen resiko pada
bisnis perbankan.
2.
Memahami secara umum aplikasi integrasi manajemen resiko pada
bisnis perangkat lunak / softwere.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Bab IV.
Proses Identifikasi Resiko
Setelah mempelajari Bab IV, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengetahui langkah – langkah dalam proses identifikasi resiko.
2.
Memahami
akan
gambaran
–
gambaran
umum
identifikasi resiko.
Bab V. Capital Market / Pasar Modal
Setelah mempelajari Bab V, mahasiswa diharapkan dapat :
1.
Mengetahui secara umum mengenai pasar modal.
2.
Mengenal produk – produk pada pasar modal.
3.
Mengetahui perbedaan dari pasar modal dan pasar uang
UNTUK KALANGAN SENDIRI
terhadap
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB I.
PENGERTIAN RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO)
1. Pengertian Dasar
Manajemen Resiko adalah suatu pendekatan terstruktur / metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman.
Suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk : Penilaian Resiko, pengembangan
strategi
untuk
mengelolanya
dan
mitigasi
resiko
dengan
menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negative resiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada resiko
– resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen resiko keuangan, di sisi lain,
terfokus pada resiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang
disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
pelaksanaan risk manajemen melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia,
khususnya, bagi entitas manajemen resiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam kacamata bisnis (termasuk perbankan), banyak salah kaprah memahami
tentang keberadaan resiko; seperti, resiko bisnis dianggap sama dengan resiko
finansial dan dianggap sama pula dengan kerugian. Padahal resiko finansial hanyalah
salah satu komponen dari resiko bisnis, selain resiko proyek, resiko operasional,
resiko pasar dan resiko yang berkaitan dengan regulasi.
Resiko pada hakekatnya adalah kejadian yang memiliki dampak negatif terhadap
sasaran dan strategi perusahaan. Manajemen resiko terintegrasi merupakan suatu
proses dimana berbagai resiko diidentifikasi, diukur dan dikendalikan di seluruh
bagian organisasi. Kemungkinan terjadinya resiko dan akibatnya terhadap bisnis
merupakan dua hal mendasar untuk diidentifikasi dan diukur. Melalui pengelolaan
resiko terintegrasi, setiap keputusan strategik yang diambil selalu berdasarkan atas
informasi yang valid dan reliable.
Dengan demikian keputusan itu diharapkan
mampu mengantisipasi secara efektif kejadian-kejadian di masa depan dan
mengurangi ketidakpastian.
Ironisnya, seringkali pengelolaan risiko hanya terfokus pada resiko yang berhubungan
dengan kegiatan operasional, yang kemudian dikonversikan ke dalam satuan uang
(resiko finansial). Pendekatan ini tentu saja kurang lengkap, karena tidak mengcover
keseluruhan resiko yang melekat pada bisnis yang digeluti. Memang, setiap industri
memiliki penekanan sendiri-sendiri terhadap resiko yang akan dikendalikannya.
Dalam manajemen resiko terintegrasi, resiko yang dominan dijadikan sebagai acuan
utama. Contoh, di industri keuangan dan perbankan, manajemen resiko lebih
ditekankan pada aspek finansial tanpa mengabaikan aspek resiko lainnya.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2. Proses – Proses Manajemen Resiko
2.1. Wideman
Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau
merugikan.
Menurut
Wideman,
ketidak
pastian
yang
menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity),
sedangkan ketidak pastian yang menibulkan akibat yang merugikan dikenal
dengan istilah resiko (Risk).
Secara umum resiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi
seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat memberikan keuntungan
yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi hanya kecil sekali? Misalnya
membeli loterei. Jika beruntung maka akan mendapat hadiah yang sangat besar
tetapi jika tidak beruntung uang yang digunakan membeli loterei relatif
kecil.Apakah ini juga tergolong Resiko? jawabannya adalah hal ini juga
tergolong resiko. Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu
dianggap resiko.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2.2. COSO
Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara
efektif dalam menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang
berhubungan dan meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan nilai
tambah. Menurut COSO, proses manajemen risiko dapat dibagi ke dalam 8
komponen (tahap). Sebagaimana dijelaskan pada Gambar 3, komponenkomponen dari risiko dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Internal environment (Lingkungan internal)
Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan
beroperasi. Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen
tentang risiko), integrity (integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko),
risk-appetite (selera atau penerimaan terhadap risiko), ethical values (nilai moral),
struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
(2) Objective setting (Penentuan tujuan)
Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat
mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan
menjadi strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi
Pemerintah berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam
jangka menengah dan panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi
instansi tersebut. Sementara itu, activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori,
yaitu (1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance
objectives.
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi yang ada pada seluruh divisi
dan bagian haruslah dilibatkan dan mengerti risiko yang dihadapi. Penglibatan
tersebut terkait dengan pandangan bahwa setiap pejabat/pegawai adalah pemilik dari
risiko. Demikian pula, dalam penentuan tujuan organisasi, hendaknya menggunakan
pendekatan SMART [5] , dan ditentukan risk appetite and risk tolerance (variasi dari
tujuan yang dapat diterima). [6]
Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang
dapat diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti
pengiriman SPT WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar
akan mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam
hal 72% WP Besar telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
tersebut telah terpenuhi. Disamping itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi
seperti peluncuran roket berawak dengan risk tolerance adalah 0%.
(3) Event identification (Identifikasi risiko)
Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di
lingkungan internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau
pencapaian tujuan dari organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif
(opportunities), namun dapat pula sebaliknya atau negative (risks).
Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu (1) Exposure analysis; (2)
Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming questions. Salah satu
model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari sumber daya
organisasi yang meliputi financial assets seperti kas dan simpanan di bank, physical
assets seperti tanah dan bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan
keahlian, dan intangible assets seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap
sumber daya yang dimiliki organisasi dilakukan penilaian risiko kehilangan dan
risiko penurunan (lihat Tabel 1).
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
(4) Risk assessment (Penilaian risiko)
Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat
mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari
inherent dan residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu:
likelihood (kecenderungan atau peluang) dan impact/consequence (besaran dari
terealisirnya risiko). Dengan demikian, besarnya risiko atas setiap kegiatan
organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan consequence.
Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan
(2) quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools
seperti self-assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit
reviews. Sementara itu, quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh
dari tools seperti probability based, non-probabilistic models (optimalkan hanya
asumsi consequence), dan benchmarking.
Yang
perlu
dicermati
adalah
events
relationships
atau
hubungan
antar
kejadian/keadaan. Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila
digabungkan bisa menjadi signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi
banyak business units perlu dikelompokkan dalam common event categories, dan
dinilai secara aggregate.
(5) Risk response (Sikap atas risiko)
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari
organisasi dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan
yang menyebabkan risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah
mengurangi likelihood atau impact dari risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau
menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko dengan pihak lain; (4)
acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang kecil), dan tidak
ada upaya khusus yang dilakukan.
Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti
pengaruh tiap response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal
sehingga bersinergi dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost
versus benefits, dan kemungkinan peluang (opportunities) yang dapat timbul dari
setiap risk response.
(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan
prosedur-prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas
pengendalian memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan
nilai etika; (2) kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya
organisasi; (5) filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi;
dan (7) wewenang dan tanggung jawab.
Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas
pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive,
detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1)
pembuatan kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3)
delegasi wewenang dan pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
pengendalian
hendaknya
terintegrasi
dengan
manajemen
risiko
sehingga
pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat menjadi optimal.
(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)
Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada
pihak terkait melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas
informasi, arah komunikasi, dan alat komunikasi.
Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan,
dan kualitas informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current;
(4) accurate; dan (5) accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan
eksternal. Sedangkan alat komunikasi berupa diantaranya manual, memo, buletin,
dan pesan-pesan melalui media elektronis.
(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah
(separate evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas
supervisi, rekonsiliasi, dan aktivitas rutin lainnya.
Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada
monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi,
dokumentasi, dan action plan.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting
deficiencies, yaitu pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak
relevan). Kendala ini timbul dari berbagai faktor seperti sumber informasi, materi
pelaporan, pihak yang disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan.
FUNGSI PENGAWASAN MANAJEMEN RESIKO MENURUT COSO
Perkembangan peranan pengawasan internal (internal control) terkini menggunakan
kerangka COSO (COSO Framework). Kerangka ini memandang internal control
sebagai sebuah proses, dan dirancang untuk memberikan keyakinan tentang
efektivitas dan efisiensi dari operasi, keandalan informasi atau pelaporan keuangan,
dan ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. COSO Framework terdiri
dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu control environment, risk assessment,
control activities, information and communications, dan ongoing monitoring.
Bila dicermati secara seksama, terdapat kesamaan tujuan, cara pandang, dan materi
pada risk management dan internal kontrol. Seluruh komponen COSO Framework
ada pada risk management. Pemahaman manajemen risiko dalam pengawasan akan
mengoptimalkan
fungsi
pengawasan
berupa
efektifitas
pencapaian
tujuan
pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan demikian, di satu sisi dapat
dikatakan bahwa internal control is the integral part of risk management.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB II.
KATEGORI RESIKO
Istilah Kategori Resiko
Istilah Resiko dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, tergantung dari sudut
pandang mana kita melihatnya. Istilah resiko keuangan, resiko operasional, resiko
bisnis, dan lain – lain, ini sebenarnya menunjukkan kategori resiko. Ada resiko yang
bisa dikategorikan sebagai resiko keuangan, ada resiko yang masuk kategori resiko
operasional, dan lain.
Kategori Resiko Berdasarkan Sudut Pandang
1. Resiko Dari Sudut Pandang Penyebab
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Resiko dapat dilihat dari sudut pandang sebab terjadinya resiko. Apabila dilihat
dari sebab terjadinya resiko, ada dua macam resiko, yaitu : Resiko Keuangan dan
Resiko Operasional.
Resiko Keuangan adalah resiko yang disebabkan oleh faktor – faktor keuangan
seperti harga, tingkat bunga, dan mata uang asing. Jadi, resiko yang disebabkan
oleh terjadinya perubahan harga, perubahan tingkat bunga, atau perubahan mata
uang asing disebut sebagai resiko – resiko keuangan.
Resiko Operasional adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh faktor – faktor
non-keuangan. Faktor – faktor non-keuangan tersebut yaitu manusia, teknologi,
dan alam.
2. Resiko Dari Sudut Pandang Akibat
Resiko bisa dilihat dari akibat yang ditimbulkan. Ada dua kategori resiko jika
dilihat dari akibat yang ditimbulkan, yakni :
a)
Resiko Spekulatif
Resiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat
memberikan keuntungan dan juga dapat memberikan kerugian.
Resiko spekulatif kadang-kadang dikenal pula dengan istilah resiko bisnis
(business risk). Seseorang yang menginvestasikan dananya disuatu tempat
menghadapi
dua
kemungkinan.
Kemungkinan
menguntungkan atau malah investasinya merugikan.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
pertama
investasinya
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Resiko yang dihadapi seperti ini adalah resiko spekulatif.
b) Resiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yng hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran, maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah
tidak terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan
kerugian, bukan menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk
membakar dengan maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu
yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak
mungkin menguntungkan. Salah satu cara menghindarkan risiko murni adalah
dengan asuransi. Dengan demikian besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu
sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat
diasuransikan ( insurable risk ).
3. Resiko Dari Sudut Pandang Aktivitas
Ada beberapa macam aktivitas yang dapat menimbulkan resiko. Misalnya,
aktivitas pemberian kredit oleh bank, resikonya disebut resiko kredit. Demikian
juga seseorang yang melakukan perjalanan menghadapi resiko, resikonya disebut
resiko perjalanan. Banyaknya resiko dari sudut pandang aktivitas sebanyak
jumlah aktivitas yang ada.
Perlu diketahui bahwa ada yang menganggap bahwa pemberian nama resiko
keuangan atau resiko operasional itu berdasarkan atas aktivitasnya yaitu aktivitas
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
keuangan dan aktivitas operasional. Anggapan ini tidak tepat karena yang
sebenarnya dimaksudkan dengan resiko keuangan adalah resiko itu sendiri dilihat
dari faktor penyebabnya dan bukan aktivitasnya. Demikian halnya dengan resiko
operasional itu karena dilihat dari penyebabnya bukan aktivitasnya.
4. Resiko Dari Sudut Pandang Kejadian
Resiko sebaiknya dinyatakan berdasarkan kejadiannya, misalnya kejadiannya
adalah kebakaran maka disebut “resiko kebakaran”. Jika kejadiannya adalah nilai
tukar mata uang rupiah dibandingkan mata uang asing yang anjlok maka disebut
“resiko anjloknya nilai tukar rupiah”, dan lain – lain.
Suatu resiko dapat dilihat dari keempat sudut pandang, misalnya resiko
kebakaran. Dari sudut pandang penyebabnya, resiko kebakaran masuk kategori
resiko operasional karena disebabkan oleh faktor – faktor operasional dan buka
faktor keuangan. Dari sudut pandang akibatnya, resiko kebakaran masuknya
masuk kategori resiko murni oleh karena kebakaran jika terjadi yang ada hanya
rugi saja. Sedangkan dari sudut pandang aktivitas, resiko kebakaran dapat
dimasukkan sebagai salah satu bagian dari aktivitas, misalnya mengendarai
mobil. Banyak aktivitas yang bisa menimbulkan kebakaran, seperti memasang
kabel listrik, memasak, dan lain – lain.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB III.
APLIKASI INTEGRASI MANAJEMEN RESIKO
1. Pada Bisnis Perbankan
BI RATE & BUNGA KREDIT PERBANKAN
Penurunan BI rate untuk kesekian kalinya dalam kurun waktu 7 bulan terakhir
mampu membantu stabilnya nilai rupaiah terhadap dolar, setelah BI rate
diumumkan turun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa Indonesia
kembali terangkat, koreksi rupiah pun tertahan. Pelaku pasar menafsirkan
pemangkasan BI rate sebagai indikasi perbaikan ekonomi sehingga mereka
menanggapi positif.
BI optimis atas perbaikan kondisi perekonomian di kawasan asia dan global,
yang tercermin melalui progress semester I 2009 yang menurut BI lebih baik
dari perkiraan semula. Hal ini dapat memacu pertumbuhan sektor riil dan
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
membantu menekan tingginya bunga kredit, yang hingga kini masih berkisar 1314% per tahun.
Memang menjaga kondisi kestabilan nilai tukar dan pedulinya pihak perbankan
untuk menurunkan suku bunga deposito sebagai bentuk dukungan rerhadap
kebijakan turunnya BI rate masih belum terealisasi dengan cepat. Hal lain yang
menjadi catatan BI adalah tidak efisiennya pengelolaan perbankan dan terlalu
berorientasi pada profit disamping belum pulihnya kondisi likuiditas secara
keseluruhan.
Hal lain yang juga masih membuat perbankan menahan kebijakan untuk
mendukung turunya BI rate adalah adanya kekhawatiran terhadap besarnya
persepsi yang muncul terhadap risiko di sektor riil, sejalan dengan belum
kondusifnya pesta demokrasi yang masih ditunggu oleh pelaku bisnis dan
perbankan dalam perumusan kebijakan investasi dimasa mendatang…
PERBANKAN DAN STRATEGY MAP
Saat ini, masih menarik bicara masalah peningkatan kinerja perbankan agar tetap
bertahan dalam persaingan bisnis yang sangat pesat. Bank memerlukan sebuah
alternatif strategy agar peningkatan kinerja dapat terlaksana secara strategis.
Berikut ini mencoba membahas peran strategy map sebagai suatu bentuk
aplikasi peningkatan kinerja. Strategy map sendiri adalah sebuah diagram yang
menunjukan visi, misi, strategi organisasi diimplementasikan dalam aktivitas
sehari-hari pada setiap unit bisnis dengan menggunakan key performance index
(KPI). Dengan menggunakan strategy map bisa di dilihat dengan jelas
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
keterkaitan antar visi, misi organisasi. Strategy map dibuat dengan
menghubungkan strategic objective organisasi secara eksplisit dengan masingmasing KPI yang dikelompokan dalam ke empat perspektif balance scorecard
(financial, customer, internal business process dan Learning & growth ).
MENGAPA RISK MANAGEMENT DIPERLUKAN PADA PERBANKAN ?
Sama halnya dengan perusahaan lainnya, perbankan perlu mengelola
manajemen resiko dengan baik, apalagi jika termasuk klasifikasi perusahaan
besar dan mempunyai beberapa anak perusahaan yang tersebar di berbagai titik.
Perlunya suatu proses identifikasi, analisis, penilaian dan monitoring suatu risiko
yang sangat cepat perubahannya pada perbankan dan kemudian perlu segera
dilakukan pengukuran atas mitigasi resiko untuk kepentingan stakeholder’s dan
dalam menyeimbangkan risk and reward.
Ada beberapa alasan mengapa manajemen risiko diperlukan dalam perbankan:
1. Merupakan salah satu aspek dalam good corporate govermance.
2. Membantu Top Management Bank dalam proses pengambilan keputusan
bisnis.
3. Tersedianya ukuran penilaian secara kualitatif dan kuantitatif.
4. Mendorong bank beroperasi secara lebih efisien (more developed risk
measurement).
5. Mengantisipasi penerapan internal model (standard s.d advanced).
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
6. Sebagai sarana early warning system bagi risk management unit dan risk
management committee.
7. Meningkatkan shareholder’s value (ultimate objective).
Para manajer dan pimpinan perbankan yang merupakan risk taking unit,
bertanggung jawab pada operasional sehari-hari. Pada umumnya perbankan
telah membuat prosedur standard, lengkap dengan built in control agar
implementasinya dapat dilakukan sesuai kebijakan. Selanjutnya, perbankan
membuat limit dan toleransi risiko yang dapat diterima. Pembuat kebijakan
terpisah dengan manajer operasional, sehingga terdapat independensi dalam
membuat kebijakan, yang telah memasukkan unsur manajemen risiko. Lantas,
perbankan mengoptimalkan internal audit, yang akan memantau apakah
implementasi yang dilakukan telah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
2.
Pada Bisnis Perangkat Lunak / Softwere
What is Risk Management
Analisis resiko dan manajemen resiko adalah serangkatan langkah yang
membantu untuk memahami dan mengelola ketidakpastian.
Resiko adalah problem/masalah yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak
terjadi
Produk dari kegiatan ini: RMMM Plan=Risk Mitigation, Monitoring and
Management Plan
Reactive Risk Management
Tim proyek berearksi terhadap resiko ketika terjadi.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Pengurangan— punya rencana untuk antisipasi resiko yang akan terjadi
Mengatasi kegagalan— jalan keluar ditemukan dan dilaksanakan ketika
resiko terjadi.
Mengelola krisis— kegagalan tidak sesuai dengan yang dipersiapkan dan
proyek hancur.
Proactive Risk Management
 Formal risk analysis (Analisis resiko formal) dilakukan.
 Organisasi memperbaiki akar penyebab resiko.
Mengimplementasikan konsep TQM (Total Quality Management).
Menguji sumber resiko.
Membangun kemampuan mengelola perubahan.
Software Risk
Sifatnya : tidak pasti dan merugikan
Jenis resiko :
Resiko Proyek : jadwal, staff, anggaran.
Resiko teknis: desain, antarmuka, pemeliharaan, pengujian.
Resiko bisnis: reaksi pasar/klien,
komitmen klien yang berubah.
Jenis sifat :
Resiko yang diketahui.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
perubahan manajemen,
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Resiko yang diperkirakan.
Resiko yang tak dapat diperkirakan.
Seven Principles
Menjaga pandangan global – melihat resiko dalam konteks sistem dan
masalah bisnis
Memiliki pandangan ke depan— pikirkan resiko yang mungkin dapat terjadi
→ rencana jangka panjang
Membangun komunikasi terbuka—jika ada yang memberi masukan tentang
resiko yang mungkin terjadi, dengarkan
Menyatu—resiko sebaiknya disatukan.
Proses yang berkesinambungan harus ditekankan –
tim harus waspada
sepanjang proses pembangunan PL, modifikasi resiko yang ditemukan
sesuai dengan informasi.
Membangun bersama visi produk — jika visi stakeholder terhadap software
sama, identifikasi dan penilaian resiko akan lebih baik.
Dukunglah kerja tim— talenta, bakat dan pengetahuan dari stakeholder
seharusnya disinergikan.
Risk Management Paradigm
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Risk Projection
Proyeksi Resiko atau perkiraan resiko berusaha untuk menghitung tingkat
resiko dalam 2 cara :
 Kemungkinan resiko terjadi

Konsekuensi masalah yang terkait dengan resiko jika terjadi
Empat langkah Proyeksi Resiko:
 Buat skala untuk mewakili resiko yang mungkin
 Tentukan konsekuensi resiko
 Perkirakan pengaruh resiko pada proyek dan produk
 Catat semua ketepatan proyeksi resiko secara menyeluruh untuk hindari
salah paham
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB IV.
PROSES IDENTIFIKASI RESIKO
Langkah – langkah dalam proses identifikasi resiko adalah sebagai berikut :
1.
Menentukan unit resiko.
2.
Memahami proses bisnis dari unit tersebut.
3.
Menentukan satu atau beberapa aktivitas yang krusial dari unit tersebut.
4.
Menentukan barang dan orang yang ada pada aktivitas krusial tersebut.
5.
Mencari tahu kerugian yang dapat terjadi pada barang dan orang dari aktivitas krusial
tersebut.
6.
Menentukan penyebab terjadinya kerugian atau resiko.
7.
Membuat daftar resiko.
4.1. Menentukan Unit Resiko
Proses manajemen resiko dimulai dengan menentukan unit di dalam suatu
organisasi dimana resiko akan diidentifikasi yang dikenal dengan istilah unit resiko.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Semua resiko yang ada pada unit resiko merupakan tanggung jawab dari pimpinan
unit resiko tersebut.
Resiko – resiko yang ada pada unit resiko adalah milik dari unit resiko tersebut
sehingga unit tersebut merupakan risk owner. Setiap resiko harus ada risk ownernya. Dengan kata lain, suatu unit resiko adalah juga risk owner dari resiko – resiko
yang terjadi di unit tersebut.
4.2. Memahami Proses Bisnis
Langkah selanjutnya dari proses identifikasi resiko adalah memahami proses bisnis
(Business Process) dari suatu unit resiko.
Setiap unit dalam organisasi bekerja untuk memberikan pelayanan kepada unit
yang lain atau kepada pelanggan, atau menghasilkan produk yang digunakan unit
lain atau yang akan dijual kepada pelanggan. Dalam menghasilkan produk dan jasa
ini, setiap unit melakukan berbagai aktivitas.
Proses bisnis adalah gambaran alur dari aktivitas yang terjadi di dalam suatu unit
bisnis dalam menghasilkan produk atau jasa. Dengan memahami proses bisnis, kita
dapat mengetahui aktivitas – aktivitas yang ada pada suatu unit
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Pada umumnya proses bisnis terdiri dari dua kelompok aktivitas, yaitu aktivitas –
aktivitas utama dan aktivitas – aktivitas pendukung.
4.3. Menentukan Aktivitas Krusial
Setelah memahami proses bisnis dari suatu unit resiko, selanjutnya adalah mencari
tahu perbedaan aktivitas utama dan aktivitas pendukung yang krusial.
Dikatakan “krusial” apabila unit resiko tidak dapat menghasilkan produk atau jasa
oleh karena aktivitas yang bersangkutan terganggu atau tidak berjalan dengan
semestinya. Itu sebabnya aktivitas tersebut dikatakan krusial karena sangat
menentukan keberhasilan produk atau jasa yang diberikan.
Didalam suatu unit, biasanya ada aktivitas – aktivitas yang tidak krusial. Artinya
jika aktivitas tersebut tidak berjalan dengan baik, tidak akan mengganggu produk
atau jasa yang dihasilkan. Jika aktivitas tersebut terganggu dapat diabaikan.
Dikatakan dapat diabaikan oleh karena tidak akan berpengaruh secara signifikan
pada produk atau jasa yang dihasilkan, kalaupun mengganggu secara signifikan
namun sudah ada cara untuk segera ditangani.
Pada contoh unit penyelenggaraan pertunjukan, ada beberapa aktivitas yang tidak
terlalu krusial seperti merencanakan pertunjukkan, mencari sponsor, membuat
brosur, dan administrasi.
Aktivitas – aktivitas ini walaupun tidak akan membuat penyelenggaraan
pertunjukkan batal untuk diadakan. Namun jika penyanyi tidak ada, penonton tidak
ada, dan terjadi kerusakan pada peralatan (merupakan bagian dari perlengkapan),
pertujukkan bisa batal terlaksana.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Itu sebabnya ada tiga aktivitas krusial yaitu mencari penyanyi, penonton dan
perlengkapan.
4.4. Menentukan Barang dan Orang
Di setiap aktivitas akan ada barang atau orang, bisa kedua – duanya ada, atau hanya
salah satu saja yaitu orang. Setiap aktivitas akan ada orang karena yang dimaksud
dengan aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang. Sedangkan yang
termasuk barang adalah semua peralatan dan perlengkapan, termasuk uang dan
binatang jika ada. Dengan kata lain, barang adalah semua benda yang digunakan
dalam melaksanakan aktivitas selain manusia.
Disini, perlu diidentifikasi barang – barang apa saja yang ada di aktivitas “krusial”
tersebut dan orang – orang siapa saja yang terlibat.
Misalnya, dalam aktivitas mencari penyanyi (atau mungkin lebih sesuai disebut
pengadaan penyanyi) maka aktivitas tersebut yang ada adalah orang dalam hal ini
penyanyi. Selain penyanyi ada orang lain lagi yaitu yang mencari dan menjemput
penyanyi.
Jadi aktivitas mencari penyanyi hanya ada orang saja dan tidak ada orang yang
terlibat. Sedangkan dalam aktivitas perlengkapan terdapat orang yang menyiapkan
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
perlengkapan dan barang – barang perlengkapan pertunjukkan. Barang – barang ini
seperti alat – alat music, sound system, dan lain – lain.
4.5. Menentukan Bentuk Kerugian
Ada beberapa bentuk kerugian yang dapat terjadi pada orang atau barang yang
perlu diketahui.
Bentuk – bentuk kerugian yang dapat terjadi pada orang, diantaranya :
Cedera
Sakit
Meninggal
Hilang
Demo
Mogok kerja
Berhenti bekerja
Berhalangan, dan lain – lain.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Pada tahap ini perlu ditentukan kerugian apa yang dapat terjadi pada orang yang
berada di aktivitas “krusial”. Misalnya kerugian apa yang dapat terjadi pada
penyanyi, mungkin saja penyanyinya berhalangan.
Demikian halnya juga kepada barang, bentuk – bentuk kerugian yang dapat terjadi
pada barang seperti :
Rusak
Hilang
Tidak sesuai
Usang
Terbakar
Tidak berkualitas
Dicuri
Diselewengkan
Tak tertagih (khusus uang), dan lain - lain
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Perlu ditentukan kerugian apa yang dapat terjadi pada barang yang ada di aktivitas
“krusial”.
4.6. Menentukan Penyebab Kerugian
Mengapa kejadian merugikan atau resiko terjadi oleh karena ada penyebabnya.
Resiko jika dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan sebagai resiko keuangan
atau resiko operasional.
Resiko keuangan adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh :
Perubahan harga
Perubahan nilai tukar
Perubahan tingkat bunga
Sedangkan resiko operasional adalah resiko – resiko yang disebabkan oleh :
Manusia
Teknologi
Alam
Manusia dapat menjadi sumber resiko. Ada tiga hal dari manusia yang dapat
menyebabkan resiko yaitu menyangkut :
Kompetensi ( tidak mampu, lalai, sakit, dll )
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Moral ( mencuri, merusak, mogok, dll )
Selera ( tidak puas, persepsi yang berbeda, dll ).
Teknologi juga bisa menjadi sumber resiko dalam hal :
Keusangan (tidak berfungsi lagi, tidak sesuai lagi, dll)
Kualitas (kualitas yang rendah, tidak sesuai dengan standart, dll)
Kesesuaian (bisa saja kualitas baik, tidak usang tetapi tidak sesuai).
Alam bisa juga menjadi sumber resiko, yaitu menyangkut :
Bencana alam (banjir, gempa bumi, angin rebut, dll)
Kondisi alam (lembab, panas, dingin, dll)
Mahkluk alam (kuman, binatang, dll)
Sangat penting untuk mengetahui penyebab resiko, karena dalam penanganan
resiko nantinya penyebab resiko menentukan. Misalnya resiko kebakaran yang
disebabkan oleh arus listrik berbeda penanganannya dengan resiko kebakaran yang
disebabkan oleh tabung gas yang meledak.
4.7. Membuat Daftar Resiko
Langkah terakhir yang dilakukan dalam identifikasi resiko adalah membuat daftar
resiko. Daftar resiko berisi 2 hal penting, yakni :
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
1.
Pernyataan Resiko
2.
Penyebab Resiko
Resiko harus dinyatakan dengan pernyataan yang benar. Jangan sampai yang
dinyatakan sebenarnya bukan resiko tetapi masalah. Untuk mengetahui jika
pernyataan tersebut adalah resiko, ketiga karakteristik harus ada, yaitu :
1.
Merupakan suatu kejadian
2.
Kejadian tersebut mengandung kemungkinan
3.
Jika terjadi mengakibatkan kerugian
Selain itu dalam daftar resiko, pada setiap resiko sangat penting untuk dicantumkan
penyebab – penyebabnya jika diketahui. Karena ada kata “jika diketahui” maka
seolah – olah opsional, artinya bisa dinyatakan bisa juga tidak, namun sebaiknya
dinyatakan. Karena penanganan resiko akan lebih baik jika diketahui penyebabnya.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
BAB V.
CAPITAL MARKET / PASAR MODAL
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian,
pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan
terkait lainnya.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan
Pasar Modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor).
Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha,
ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi
masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa
dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang
dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan resiko masing-masing
instrument.
A.
Mengenal Saham ( Stock )
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan
tingkat
keuntungan
yang
menarik.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan
perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Keuntungan Investor Membeli atau Memiliki
a.
Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan
berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah
mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang
pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang
saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham
yang berhak mendapatkan dividen.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya
kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam
jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen
saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah
saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah
dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
b.
Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal
tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
RESIKO PADA SAHAM SEBAGAI INSTRUMEN INVESTASI
a.
CAPITAL LOSS
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di
beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus
mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada
harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per
saham
b.
RESIKO LIKUIDASI
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat
dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa
dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi
secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham
tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan
risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham
dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, hargaharga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran
atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan
demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya
banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja
perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor
yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktorfaktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
B.
Mengenal Obligasi
Obligasi
merupakan
surat
utang
jangka
menengah-panjang
yang
dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar
imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu
yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Jenis Obligasi
a.
Dilihat dari sisi Penerbit :
 Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang
berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
 Goverment Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
 Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik
(public utility).
b.
Dilihat dari sisi Sistem Pembayaran Bunga :
 Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga
secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat
jatuh tempo.
 Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara
periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
 Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah
ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan
secara periodik.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
 Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang
ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan
(benchmark) tertentu.
c.
Dilihat dari sisi Hak Penukaran / Opsi :
 Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah
saham milik penerbitnya.
 Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang
obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham
perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
 Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk
membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi
tersebut.
 Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu
sepanjang umur obligasi tersebut.
d.
Dilihat dari segi Jaminan atau Collateral :
 Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari
penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
 Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan
tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
e.
Dilihat dari segi Nilai Nominal :
 Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu
nominal, Rp. 1 Miliar per satu lot.
 Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal
yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
f.
Dilihat dari sisi Perhitungan Imbal Hasil :
 Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungkan dengan menggunakan
sistem kupon bunga.
 Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan
menggunakan perhitungan bagi hasil.
Karakteristik Obligasi ( % )
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi
secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6
bulanan).
Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya.
Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi
tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
At premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%,
maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta
At discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%,
maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Yield Obligasi :
 Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang
diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
( Current yield = Bunga tahunan : Harga obligasi )
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17%
per tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal
Rp 1.000.000.000, maka:
Current Yield = Rp 170.000.000 atau 17%
Rp 980.000.000
98%
= 17.34%
 Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang
akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.
Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM
approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:
C+ R–P
YTM approximation
=
n
x 100%
R+P
2
C = kupon
n = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pemeblian (purchase value)
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Contoh:
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki
kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli
2007. Berapakah besar YTM approximationnya ?
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun
R = 94.25%
P = 100%
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
C.
Mengenal Pasar Uang
Pengertian
 Suatu kelompok pasar yang memperjualbelikan instrumen jangka pendek yang
berkualitas tinggi.
 Pasar yang mempertemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak
yang mengalami defisit.
Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Tujuan Pasar Uang
 Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek.
 Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas karena kekurangan uang kas.
 Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
 Membayar kekalahan dalam kliring.
 Membiayai ekspor impor.
 Peluang untuk memperoleh pendapatan bunga.
 Spekulasi dengan harapan memperoleh pendapatan dalam waktu singkat.
 Membantu pihak yang kesulitan keuangan.
Fungsi Pasar Uang
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Sarana alternatif khususnya bagi lembaga keuangan dan perusahaan non
keuangan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun melakukan
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
Untuk menjembatani adanya kesenjangan antara penerimaan dan pengeluaran
dana.
Dimaksudkan secara tidak langsung sebagai sarana pengendali moneter.
Instrumen Pasar Uang
a.
Treasury Bill ( T – BILLS )
 Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas
unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang
pada tanggal yang telah ditetapkan.
 Jangka waktu jatuh tempo ≤ 1 th.
b.
Commercial Paper ( CP )
 Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor yang melakukan investasi di pasar uang.
 Jangka waktu jatuh tempo s/d 270 hari.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
 Penerbit CP biasanya adalah perusahaan yang memiliki kredibilitas tinggi.
 Dalam praktek, CP sering diterbitkan dengan :
1. Backup fasilitas credit line.
2. Dukungan asset perusahaan.
3. Dukungan Bank Garansi.
4. Jaminan dari perusahaan induknya.
c.
Certificate of Deposits ( CDs )

Merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas
unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga
tertentu.
 Merupakan deposito berjangka yang dapat diperjualbelikan sebelum jatuh
tempo.
 Diterbitkan atas unjuk.
 Di Indonesia diterbitkan oleh bank – bank umum.
 Untuk melindungi pemegangnya, diperlukan keseragaman bentuk, isi, dan
redaksinya.
d.
Bankers Acceptance ( BA )
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Time Draft ( wesel berjangka ) yang ditarik oleh seorang eksportir atau
importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk
membeli valas.
 BA diberi tanda Accepted apabila bank menyetujui wesel tsb dan biasanya
jangka waktu BA adalah 30 – 80 hari.
e.
Bill of Exchange (Wesel)
 Suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada
pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau
pada tanggal tertentu kepada penarik atau pembawa wesel.
 Penarikan wesel selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli barang.
 Penjual akan menjadi penarik wesel, dan pembeli barang sebagai tertarik.
 Jangka waktu jatuh tempo 6 – 180 hari.
 Bill of Exchange akan berubah menjadi BA apabila telah di accept oleh
bank.
f.
Repurchase Agreement ( REPO )
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Transaksi jual beli surat – surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa
si penjual akan membeli kembali yang dijual tersebut pada tanggal dan
harga yang telah ditetapkan terdahulu.
 Instrumen dalam transaksi Repo adalah SBI, SBPU, CD, CP atau T –
Bills.
g.
Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )

Surat berharga atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan dengan sistem
diskonto oleh BI sebagai pengakuan utang berjangka pendek.
 SBI merupakan salah satu instrumen kebijakan operasi pasar terbuka
dalam kebijakan moneter.
h.
Surat Berharga Pasar Uang ( SBPU )

Surat – surat berharga jangka pendek yang dapat diperjual belikan secara
diskonto dengan BI atau lembaga diskonto yang ditunjuk BI.
 SBPU juga merupakan salah satu instrumen dalam operasi pasar terbuka.
 Bentuk SBPU : Promes, Surat Wesel.
i.
Call Money
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM

Merupakan kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank
lainnya yang harus segera dilunasi apabila sudah ada tagihan dari pemilik
dana.
 Jangka waktu kredit berkisar antara 1 – 7 hari, dapat berbentuk One Day
atau Two Days Call Money.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
MODUL KULIAH
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
Referensi :
Anonym. 2015. Pasar Modal, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modaldiakses tanggal 1
Juni 2015.
Anonym. 2015. Pasar Uang, http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_uangdiakses tanggal 1
Juni 2015.
Ghendri. 2011. Pasar Uang, Pasar Modal, Pasar Barang, dan Pasar Tenaga
Kerja, https://ghendri85.wordpress.com/ekonomi-2/pasar-uang-pasar-modal-pasarbarang-dan-pasar-tenaga-kerja/ diakses tanggal 1 Juni 2015.
Rachimanisa. 2009. Perbedaan Pasar Uang dan Pasar
Modal, https://aryarachimanisa.wordpress.com/2009/12/09/perbedaan-pasar-uangdan-pasar-modal/ diakses tanggal 1 Juni 2015.
Anonym.
2014.
Makalah
Pasar
Uang,
Pasar
Modal,
dan
Reksadana, http://peacezona.blogspot.com/2014/02/makalah-pasar-uang-pasar-modaldan.html diakses tanggal 1 Juni 2015.
Alfurqon.
2013.
Pasar
Uang
dan
Pasar
Modal, https://furqon95.wordpress.com/2013/11/24/pasar-uang-dan-pasarmodal/ diakses tanggal 1 Juni 2015.
Yuniasih,
Eli.
2014.
Pengertian
Pasar
Uang
dan
Pasar
Modal, http://ekonomiplanner.blogspot.com/2014/06/pengertian-pasar-uang-dan- pasarmodal.html diakses tanggal 1 Juni 2015.
UNTUK KALANGAN SENDIRI
Download