Heri Nugraha / Perancangan dan Sistem Monitoring Temperatur Furnace Skala Laboratorium Berbasis Komputer 103 Perancangan dan Sistem Monitoring Temperatur Furnace Skala Laboratorium Berbasis Komputer Heri Nugraha1), Agus S.W.2) 1) Pusat Penelitian Metalurgi-LIPI, Kawasan Puspiptek Gd. 470 Serpong, Tangerang 15314,Indonesia Email: [email protected] 2) Pusat Penelitian Fisika-LIPI, Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15314,Indonesia Email: [email protected] Abstrak – Perancangan dan sistem monitoring temperatur furnace skala laboratorium adalah merangkai sistem pembacaan temperatur dan setting parameter pemanasan sebuah furnace yang terintegrasi dengan sistem computer. Dilakukan pengujian untuk melihat karakteristik furnace untuk pemanasan sampai dengan 500 °C, 750 °C, dan 1000 °C, arus listrik, dan perubahan metode manual dan autotuning, dan pengaruh pengaturan arus output kondisi keluaran 50% dan 100%.Hasil pengujian pada pemanasan metode manual dihasilkan kecepatan pemanasan lebih lama dibandingkan dengan metode autotuning untuk temperatur yang sama. Sedangkan perubahan kondisi dimana arus output untuk heater furnace diatur sebesar 50 % , arus awal yang dihasilkan sebesar 2,2 ampere, sedangkan untuk 100% output arus listrik dihasilkan lonjakan awal arus sebesar 9,4 ampere. Lonjakan arus seperti ini dapat mengakibatkan heater rusak. Metode 100% langsung ini kurang tepat dilakukan untuk menjaga kualitas heater dalam furnace. Kata kunci: sistem monitoring, furnace, kontroller Abstract – Designing and monitoring systems laboratory scale furnace temperatur were stringing temperatur readout systems and setting parameters heating a furnace that is integrated with computer systems. Testing to see the characteristics of the furnace for heating up to 500 °C, 750 °C, and 1000 °C, current output, and changes in methods of manual and autotuning, and influence current setting output condition 50% and 100 %.The test results on the condition of heating up manually methods is longer than autotuning metods for equal temperature. While the changes in the conditions in which the output current to the heater furnace set at 50%, the resulting initial current of 2.2 amperes, while for 100% output current is produced early by 9.4 ampere. A huge surge in the beginning can lead to faulty heater. This 100% direct method is less appropriate for the heater to maintain the quality of the furnace. Keywords: monitoring system, furnace, controller I. PENDAHULUAN Furnace adalah sebuah peralatan yang digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan bagian mesin (casting) atau untuk memanaskan bahan serta mengubah bentuknya (misalnya rolling/penggulungan, penempaan) atau merubah sifat-sifatnya (perlakuan panas). Biasa disebut juga sebagai oven atau kiln. Transfer energi pada tungku terjadi dalam tahapan pembangkitan energi panas oleh element heater yang energinya disuplai dari energi listrik. Dimana dalam hal ini terjadi perubahan energi listrik menjadi energi panas. Transfer energi pada tungku terjadi dalam tahapan pembangkitan energi panas oleh element heater yang energinya disuplai dari energi listrik. Dimana dalam hal ini terjadi perubahan energi listrik menjadi energi panas. Heater yang digunakan bervariasi mulai dari kapasitas pemanasan 300 C s.d 18000 C. Ada kalanya kemudahan sistem pembacaan temperatur kontrol penting untuk dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pengguna/user untuk mengontrol setiap perubahan temperatur yang terjadi di furnace. Pada percobaan ini dibuat sistem pembacaan temperatur furnace berbasis komputer. Gambar 1. diagram blok sistem kontrol lup tertutup. Temperatur proses pemanasan furnace tersebut akan dibuat sebuah sistem monitoring dengan memanfaatkan sarana digital komunikasi yang terdapat pada thermokontrol, kemudian mengubungkannya dengan personal computer melalui converter. Dimana hasil yang diharapkan adalah adanya sebuah system monitoring yang dapat memudahkan pengguna atau peneliti yang membutuhkan data pemanasan Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013 ISSN : 0853-0823 104 Heri Nugraha / Perancangan dan Sistem Monitoring Temperatur Furnace Skala Laboratorium Berbasis Komputer furnace secara real time dengan menggunakan free software DAQ Master dari Autonics. [1] Teknik control fokus pada keluaran yang dihasilkan. Beberapa teknik perlu ditambahkan untuk mengawasi nilainilai keluaran yang aktual dan membandingkan agar tetap pada nilai yang diinginkan, untuk kemudian mengubah set aktuator agar kesalahan (error) semakin diperkecil. Sistem kontrol semacam ini, Gambar 1, disebut sistem kontrol loop tertutup. [2] II. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN Prosedur percobaan merupakan serangkaian proses yang menuntun kegiatan sesuai dengan maksud dan tujuan yang diharapkan. Langkah-langkah percobaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Pembuatan furnace Bahan baku pembuatan furnace merupakan bahan keramik seperti pada Gambar 2. dengan dimensi keramik : • Panjang : 150 mm • Lebar : 39 mm • Tebal keramik : 3 mm • • • • • • • Thermocontrol digital dengan RS485 Amperemeter digital dengan RS485 Current Transformer Sensor thermocouple Type K SPC 1-35 atau SSR Converter RS 485 to USB Software DAQ Master (free autonics) Gambar 5 adalah tampilan software DAQ Master yang digunakan dalam penelitian: Gambar 5. Software DAQ Master. Gambar 2. Dimensi Keramik. Gambar 3. Elemen pemanas CR27Al7Mo2 dililitkan pada keramik. Keramik tersebut dililitkan elemen pemanas atau kawat dengan jenis CR27Al7MO2. Diameter kawat tersebut 0,5 mm. Dililitkan pada keramik dengan rentang jarak antar lilitan sebesar 5 mm. Tahanan resistansi kawat pada percobaan ini adalah 25 Ω. Hasil lilitan pada keramik ini dapat dilihat pada Gambar 3, kemudian ditutup dengan isolator kaowool seperti pada Gambar 4. Software DAQ Master merupakan free software dari autonics yang memiliki sarana untuk menampilkan dan menganalisa hasil pembacaan parameter-parameter dari peralatan yang diuji. Dalam penelitian ini parameter yang dibaca adalah temperatur dan arus. Persyaratannya adalah instrument yang akan digunakan memiliki sarana komunikasi RS485. Serial komunikasi ini nantinya dihubungkan dengan sebuah converter ke USB, karena personal computer sekarang rata-rata menunjang untuk penggunaan USB. Salah satu kelebihan serial komunikasi RS485 ini adalah jangkauan pembacaan nya cukup jauh sekitar 1,2 km. [3] III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Temperatur 500 °C Dilakukan pengujian furnace pada temperatur 500 °C pada kondisi setting manual. Nilai controller proportional adalah 10, integral adalah 0, dan derivatif adalah 0, pada ramp up 10. Temperatur awal berada pada posisi 40 °C. Hasil grafik ditunjukan pada Gambar 6 Gambar 4. Proses penutupan dengan isolator kaowool. B. Perancangan sistem kontrol Rangkaian sistem kontrol furnace dibuat untuk setting dan monitoring temperatur sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Perancangan sistem kontrol ini terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut : Gambar 6. Pengujian pada temperatur 500 °C. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013 ISSN : 0853-0823 Heri Nugraha / Perancangan dan Sistem Monitoring Temperatur Furnace Skala Laboratorium Berbasis Komputer B. Pengujian Temperatur 750 °C Dilakukan pengujian furnace pada temperatur 750 °C pada kondisi setting manual. Nilai controller proportional adalah 10, integral adalah 0, dan derivatif adalah 0, pada ramp up 10. Temperatur awal berada pada posisi 40 °C. Hasil grafik ditunjukan pada Gambar 7: 105 besar, seandainya kemampuan elemen pemanas tidak dapat menahan lonjakan arus yang besar pada awalnya ini dapat mengakibatkan elemen pemanas tersebut rusak bahkan putus. Gambar 9. Perbedaan setting arus keluaran. C. Pengujian Temperatur 1000 °C Dilakukan pengujian furnace pada temperatur 1000 °C pada kondisi setting manual. Nilai controller proportional adalah 10, integral adalah 0, dan derivatif adalah 0, pada ramp up 10. Temperatur awal berada pada posisi 40 °C. Hasil grafik ditunjukan pada Gambar 8 seperti dibawah ini: E. Metode autotuning dan manual Metode pemanasan secara manual merupakan pendefinisian pengaturan controller untuk setting parameter proportional integral dan derivative, dimana parameter ini berhubungan terhadap keadaan waktu pemanasan, eror dan overshoot yang terjadi selama pemanasan sampai temperatur tercapai yang diinginkan. Dalam metode manual ini setting nilai parameter untuk proportional adalah 10, integral adalah 0 dan derivative adalah 0. Didapatkan grafik (gambar 10) pencapaian untuk temperatur 5000 C selama rentang waktu 45 menit. Gambar 8. Pengujian pada temperatur 1000 °C. Gambar 10. Metode heating manual D. Perbedaan nilai arus keluaran posisi 50 % dan 100 % Dengan setting keluaran arus trigger pemanasan yang bisa diatur dari 0 s--d 100 % (adjustment trigger arus) memungkinkan pengaturan control fasa tegangan keluaran untuk heater. Sinyal keluaran yang bisa dikendalikan untuk menjaga agar kondisi keluaran tegangan tidak terlampau besar karena pengaruh terhadap keaadaan elemen pemanas didalamnya. Terlihat pada gambar 9. Pengaruh adjustment/pengaturan arus di posisi 50% dan 100% keluaran keluaran. Dihasilkan arus awal penyesuaian yang Sedangkan untuk metode pemanasan dengan autotuning merupakan pendefinisian pengaturan controller untuk setting parameter proportional integral dan derivative, dimana parameter secara otomatis. Kontroller dalam hal ini menyesuaikan parameter-parameter sesuai dengan proses pemanasan berlangsung. Autotuning mencari setiing parameter terbaik untuk proses. Dalam metode autotuning ini dihasilkan nilai proportional adalah 6, integral adalah 27 dan derivative adalah 5. Didapatkan grafik (gambar 11) Gambar 7. Pengujian pada temperatur 750 °C. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013 ISSN : 0853-0823 106 Heri Nugraha / Perancangan dan Sistem Monitoring Temperatur Furnace Skala Laboratorium Berbasis Komputer pencapaian untuk temperatur 5000 C selama rentang waktu 33 menit, lebih cepat dibandingkan dengan metode manual. UCAPAN TERIMA KASIH Kegiatan penelitian ini didanai dari kegiatan kompetitif tahun 2013 dengan Peneliti Utama Dr.Agus Sukarto , M.Eng. Pusat Penelitian Fisika-LIPI. PUSTAKA [1] [2] [3] Frank D.Petruzella. Elektronik Industri. Yogyakarta : Andi Publisher. 2001 Enny Purwanti, Fitriyanti. Rancang bangun sistem control dengan menggunakan termokopel tipe K yang dilengkapi remote indicator. Jurnal ilmiah Universitas Batanghari vol.9 No.1 Februari.2009. Budiharto,Widodo. Sigit Firmansyah. Elektronika digital dan Mikroprosessor. Yogyakarta : Andi Publisher. 2010. TANYA JAWAB Gambar 11. Metode heating autotuning. IV. KESIMPULAN Perancangan dan sistem monitoring temperatur yang terintegrasi dengan sebuah personal computer sangat penting untuk efektifitas kerja dalam sebuah akses pengambilan data yang membutuhkan ketepatan data secara real time di lapangan. Pengguna cukup melihat tampilan layar computer untuk melihat perubahan temperatur furnace sesuai dengan target temperatur yang diinginkan dalam sebuah personal computer dengan memanfaatkan software. Dengan sarana komunikasi RS 485 yang terdapat di controller, dapat dilakukan monitoring temperatur dari personal computer. Pengamatan dapat dilakukan dari jarak jauh, karena serial komunikasi RS485 ini memiliki jangkauan pembacaan terhadap alat maksimal 1,2 km. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menghasilkan : 1. Desain tungku dengan kapasitas hambatan 25 ohm menghasilkan temperatur pemanasan sampai 10000 C. 2. Penggunaan controller dengan efek perubahan antara present value dan setting value yang tidak menghasilkan range/selisih yang sangat besar. 3. Memilih metode yang tepat dari controller untuk setting arus keluaran yang diperlukan, sehingga menjaga kualitas heater dari keadaan arus start awal yang besar. 4. Pada loop tertutup keluaran dari sistem sangat baik karena pada sistem loop tertutup keluaran bisa mengawasi dari pada input jadi sistem bisa membandingkan antara input dan keluaran sehingga tetap pada nilai yang diinginkan jadi dalam arti bila terjadi gangguan pada plant maka keluaran bisa membandingkannya yaitu dengan mengumpan balik pada input. Ainie,UNDIP ? a. Untuk pengukuran sampel yang sangat kecil? b. Pengembangan alatnya darimana? Herry Nugraha, LIPI √ a. Sampel sangat kecil, cawan yang digunakan kecil. Contoh serbuk besi pada cawan dengan maksimal ukuran. b. Pengembangan dari sisi pemonitoran sistem monitoring temperature secara real time/ longgar. Dewita, BATAN ? Sensor suhunya diletakan dimana? Apakah sama jika diletakkan di ujung kiri dan kanan? Berapa perbedaannya bila ada? Heri Nugraha, LIPI √ Sensor suhu dipasang/ ditempatkan di bagian tengah furnace. Jika ditempatkan di sisi kiri atau kanan furnace suhu yang terbaca akan berbeda, hanya tidak terlalu besar range perbedaannya seandainya sensor ditempatkan di tengah. Arini N M,UNS ? a. Apakah furnace ini dapat digunakan untuk semua sample? (larutan, padatan, bahan organic/anorganik) b. Adakah pengaruh dari jumlah lilitannya? Heri Nugraha, LIPI √ a. Bisa, dengan persyaratan dimensi cawan sample kecil sesuai ukuran furnace. b. Ada pengaruh, lilitan semakin banyak, tahanan semakin besar, temperature pemanasan bisa lebih tinggi. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXVII HFI Jateng & DIY, Solo, 23 Maret 2013 ISSN : 0853-0823