BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan perusahaan merupakan media komunikasi antara perusahaan dan masyarakat yang membutuhkan informasi keuangan dan perkembangan perusahaan. Bagi perusahaan itu sendiri, informasi digunakan terutama oleh para investor kaitannya dalam pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap dan akurat dapat membantu investor untuk melakukan pengambilan keputusan secara tepat sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan bagi masyarakat, informasi tersebuit digunakan sebagai dasar penilaian terhadap perusahaan tersebut. Corporate Social Responsibility (selanjutnya disingkat CSR), merupakan wacana yang sedang mengemuka di dunia perusahaan multinational. Wacana ini digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran menghadapi perekonomian menuju pasar bebas. Perkembangan pasar bebas yang telah membentuk ikatan-ikatan ekonomi dunia dengan terbentuknya AFTA, APEC dan sebagainya, telah mendorong perusahaan dari berbagai penjuru dunia untuk secara bersama melaksanakan aktivitasnya dalam rangka mensejahterakan masyarakat di sekitarnya. Hadi (2011: 21) menyatakan, orientasi perusahaan seharusnya bergeser dari yang diorientasikan untuk shareholder (shareholder orientation) dengan bertitik tolak pada ukuran kinerja ekonomi (economic orientation) semata, ke arah 1 2 kesinambungan lingkungan dan masyarakat (community) dengan memperhitungkan dampak sosial (stakeholder orientation). Terjadinya pergeseran orientasi di dalam dunia bisnis dari shareholders kepada stakeholders telah disebut sebagai penyebab munculnya isu tanggung jawab sosial perusahaan (Indrawan, 2011). Tanggung jawab perusahaan terhadap para stakeholder tersebut yang memunculkan istilah tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR). Corporate Social Responsibility merupakan komitmen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasinya untuk senantiasa memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat sosial dan lingkungan. Penerapan Corporate Social Responsibility oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan pengungkapan CSR (Corporate Social Responsibility) yang disosialisasikan ke publik dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan. Undang-undang telah mengatur pelaksanaan CSR dengan menerbitkan Undangundang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 ayat 1 Undangundang tersebut menyebutkan bahwa Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/ atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan perusahaan berbeda-beda meskipun memiliki jenis usaha yang sama sehingga berpengaruh terhadap CSR yang dilakukan perusahaan. Terdapat perbedaan Corporate Social Responsibility (CSR) di tiap perusahaan. Perbedaan tersebut dikarenakan karakteristik perusahaan yang berbeda-beda. Semakin kuat, karakteristik yang dimiliki suatu 3 perusahaan tersebut dalam menghasilkan dampak sosial bagi publik tentunya akan semakin kuat pula pemenuhan tanggung jawab sosialnya kepada publik (Veronica dalam Sari, 2012). Pentingnya pengungkapan CSR telah membuat banyak peneliti untuk melakukan penelitian dan diskusi mengenai praktik dan motivasi perusahaan untuk melakukan CSR. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah banyak dilakukan, baik di dalam maupun di luar negeri. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Sembiring (2005) dan Anggraini (2006) yang meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR. Diantara faktor-faktor yang menjadi variabel dalam penelitian tersebut adalah ukuran perusahaan, tipe perusahaan, profitabilitas, leverage dan ukuran dewan komisaris. Size atau ukuran perusahaan dikaitkan dengan teori agensi, dimana perusahaan besar yang memiliki biaya keagenan yang lebih besar akan mengungkapkan informasi yang lebih luas untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, oleh karena itu perusahaan besar akan lebih banyak mengungkapkan informasi daripada perusahaan kecil. Akan tetapi tidak semua penilitian mendukung hubungan antara size perusahaan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian yang tidak berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini seperti disebutkan (Robert dalam Hackston dan Milne, 1996) juga tidak menemukan hubungan antara variabel ini. Sedangkan penilitian yang berhasil menunjukkan hubungan kedua variabel ini antara lain Belkaoui dan Karpik 4 (1989), Hackston dan Milne (1996), dan Hasibuan (2001). Secara umum, menurut Gray et. al., (dalam Sembiring, 2003). Dalam hubungan antara tipe industry (profile) dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan juga terjadi ketidak konsistenan hasil. Hackston dan Milne (1996), menemukan hubungan yang positif dari kedua variabel tersebut. Bertolak belakang dengan hal tersebut seperti dinyatakan dalam Hackston dan Milne (1996) tidak menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi CSR adalah profitabilitas. Donovan dan Gibson (2000) menyatakan bahwa berdasarkan teori legitimasi, salah satu argumen dalam hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya dalam lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas mempunyai hubungan negatif terhadap tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Scott (2000) menyampaikan pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi 5 leverage kemungkinan besar perusahaan akan mengalami pelanggaran terhadap kontrak utang, maka manajer akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi dibandingkan laba dimasa depan. Perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi akan lebih sedikit mengungkapkan CSR supaya dapat melaporkan laba sekarang yag lebih tinggi. Faktor lainnya yang juga mempengaruhi pengungkapan CSR adalah ukuran dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran dewan komisaris, Coller dan Gregory (1999) menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan memonitoring yang dilakukan akan semakin efektif. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk mengungkapkannya. Sehingga perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang lebih besar akan lebih banyak mengungkapkan CSR. Hal ini sejalan dengan penelitian Hadi dan Arifin (2002) dan Sembiring (2005) yang menunjukan hasil bahwa proporsi dewan komisaris independen mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR menunjukkan hasil yang berbedabeda. Pertentangan hasil penelitian tersebut dapat terjadi karena beberapa alasan seperti: perbedaan periode waktu penelitian Sembiring (2003) sedangkan Martina (2007), interpretasi peneliti terhadap laporan keuangan perusahaan atas variabel yang digunakan seperti Sembiring menggunakan DER dengan rumus total hutang/total aktiva untuk mendapatkan nilai leverage sedangkan Anggraini (2006) 6 menggunakan rumus DER=total kewajiban/equitas pemegang saham, maupun perbedaan metode pengujian yang ditempuh oleh peneliti dimana Sembiring (2003) menggunakan metode regresi sedangkan Rizal (2000) menggunakan metode korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk memverifikasi ulang hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh size, profit, leverage, dan ukuran dewan komisaris terhadap praktek pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan diatas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Apakah size berpengaruh terhadap pengungkapan CSR Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan CSR Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah leverage berpengaruh terhadap pengungkapan CSR Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap pengungkapan CSR Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 7 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dimasudkan untuk melakukan pengujian tentang pengungkapan informasi sosial suatu perusahaan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti secara empiris terhadap: 1. Pengaruh size perusahaan terhadap CSR. 2. Pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap CSR. 3. Pengaruh tingkat leverage perusahaan terhadap CSR. 4. Pengaruh ukuran dewan komisaris perusahaan terhadap CSR. 1.4 Maanfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharap dapat memberi kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti: a. Kontribusi Praktis 1. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar masukan dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. 2. Bagi akademisi, memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya pengungkapan sosial dalam laporan tahunan, terutama perusahaan perbankan yang ada di Indonesia untuk memperhatikan lingkungan alam dan sosial. 3. Bagi masyarakat, akan memberikan stimulus secara proaktif sebagai pengontrol atas perilaku-perilaku perusahaan dan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan hak-hak yang harus diperoleh. 8 4. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan karakteristik pengungkapan CSR dalam laporan tahunan di Indonesia. b. Kontribusi Teoretis Bagi lembaga- lembaga pembuat peraturan/ standar, misalnya Bapepam, IAI dan sebagainya, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi penyusunan standar akuntansi lingkungan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka ruang lingkup pembahasan penelitian ini meliputi pengujian pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.