Motivasi belajar

advertisement
Motivasi belajar
Author : F. Ardiansyah
Publish : 12-09-2011 10:02:35
Motivasi adalah berasal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada
didalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Menurut
Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam pengertian Mc. Donald ini dalam (Sardiman,
2004) ada tiga elemen pokok dalam motivasi yaitu : motivasi mengawali terjadinya perubahan energy,
ditandai dengan adanya feeling, dan dirangsang karena adanya tujuan (Pupuh, 2007).
Secara umum motivasi itu adalah sebagai berikut :
1.
Motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu,terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak/dirasakan.
2.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila dia tidak suka, maka akan berusaha untuk
meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.
3.
Motivasi dalam kegiatan belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat
tercapai.
4.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Dalam kegiatan belajar
mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan
yang ada dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar motivasi itu sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi itu yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi
apabila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan
merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan
merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Tujuan
adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Motivasi yang ada pada setiap diri seseorang akan
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tekun menghadapi tugas (terus menerus dalam jangka waktu yang lama den tidak pernah berhenti)
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan.
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri
5) Cepat bosan dalam tugas-tugas yang rutin, kurang kreatif.
6) Tidak mudah melepaskan hal-hal yang telah diyakini.
7) Senang mencari dan memecahkan masalah. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri sebagaimana diatas berarti
seseorang tersebut memiliki motivasi yang kuat.
JENIS MOTIVASI
1.
Motivasi intrinsic adalah motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Pada intinya motivasi intrinsic adalah
dorongan untuk mencapai suatu tujuan yang dapat dilalui dengan belajar, dorongan belajar ini tumbuh dari
dalamk diri subyek belajar. Misalnya seseorang yang senang membaca tidak perlu ada yang menyuruh atau
mendorongnya. 2.
Motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif atau berfungsi karena adanya perangsang
dari luar. Misalnya seorang itu belajar karena besok pagi ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik,
sehingga akan dipuji pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui
sesuatu, tetapi karena ingin mendapat nilai baik atau agar mendapat pujian. C.
FUNGSI MOTIVASI
BELAJAR Menurut Sardiman (2000:83) fungsi motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut:
1.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi
Page 1
Motivasi belajar
dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menentukan arah
perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut. Dari uraian diatas nampak jelas bahwa
motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk
mencapai suatu tujuan. D.
TEORI MOTIVASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
(MODEL ARCS) a.
TEORI MOTIVASI Banyak teori motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang
dimaksudkan untuk memberikan uraian menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat
menjadi seperti apa. 1.
Teori Motivasi Abraham H. Maslow. Seorang yang mendalami teori motivasi
menuangkan pemikirannya dalam bukunya “Motivation and Personality”. Teori ini mengatakan
bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hierarki kebutuhan, yaitu: 1)
Kebutuhan
fisiologis 2)
Kebutuhan keamanan 3)
Kebutuhan social 4)
Kebutuhan “esteem” 5)
Kebutuhan untuk aktualisasi diri Kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan pokok manusia seperti sandang,
pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis tersebut berkaitan dengan status manusia sebagai insan
ekonomi. Seorang yang kemampuan ekonominya masih rendah kebutuhan pangannya masih sangat sederhana,
begitu juga kebutuhan akan sandang dan perumahan. Akan tetapi apabila kemampuan seseorang meningkat ia
akan terdorong untuk memikirkan pemuasan kebutuhan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kebutuhan
keamanan, kebutuhan ini harus dilihat dalam arti luas tidak hanya dalam arti keamanan fisik tetapi keamanan
psikologis. Kebutuhan social adalah bahwa dalam kehidupan manusia sebagai insane social mempunyai
kebutuhan yang berkisar pada pengakuanpunmaju dan kebutuhan akan perasaan diikutsertakan atau
“sence of participation”. Kebutuhan “esteem” yaitu kebutuhan akan harga diri,
karena semua orang akan memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Aktualisasi
diri. Dewasa ini disadari bahwa dalam diri setiap orang terpendam potensi dan kemampuan yang belum
sepenuhnya dikembangkan, sehingga wajar apabila seseorang itu ingin agar potensinya itu dikembangkan
menjadi kemampuan yang efektif. Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut
akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan.
Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika
kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Apabila kebutuhan dasarnya sudah terpenuhi maka
orang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang lebih tinggi. 2. Teori “X” dan
“Y” oleh Douglas Mc Gregor. Douglas Mc Gregor menuangkan pemikirannya dalam bukunya
“Human Side Of enterprise”. Inti teori Gregor adalah: 1)
Teori “X” pada
dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku negative. 2)
Teori “Y” pada
dasarnya mengatakan bahwa manusia cenderung berperilaku positif. Dalam teori “X”
menggunakan asumsi bahwa manusia itu mempunyai ciri bahwa para pekerja (manusia) pada dasarnya tidak
senang bekerja dan apabila mungkin akan mengelak kerja. Karena para pekerja (manusia) tidak senang
bekerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan berbagai tindakan agar tujuan organisasi
tercapai. Sebaliknya menurut teori “Y” menggunakan asumsi bahwa manusia itu mempunyai
cirri bahwa pekerja (manusia) memandang kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya
beristirahat dan bermain. Sehingga para pekerja akan melakukan tugas tanpa terlalu diarahkan dan akan
berusaha mengendalikan diri sendiri. 3. Teori Motivasi Higiene Teori ini dikembangkan oleh Frederick
Herzberg.Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai
kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya factor higiene (faktor ekstrinsik)
dan faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan,
termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor
ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang
termasuk didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik). 4.
Teori “ERG” Teori ini dikembangkan oleh Clayton Alderfer dari universitas Yale. ARG
merupakan akronim dari Existense, Relatedness, dan Growth. Menurut teori ini eksistensi merupakan
Page 2
Motivasi belajar
kebutuhan nyata setiap orang sesuai dengan harkat dan martabat manusia. Kebutuhan akan relatedness
tercermin pada keberadaan manusia itu dengan orang lain dan dengan lingkungannya, karena tanpa ada
interaksi dengan orang lain dan lingkungan maka keberadaan manusia itu tidak mempunyai makna yang
hakiki. Sedangkan Growth adalah merupakan kebutuhan manusia untuk tumbuh dan berkembang. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan Maslow bahwa eksistensi adalah kebutuhan pokok, relatedness adalah
kebutuhan social dan growth adalah diklasifikasikan sebagai aktualisasi diri. 5.
Teori “Tiga
Kebutuhan” Teori ini dikemukakan oleh David McCleland beserta rekannya. Inti dari teori ini adalah
bahwa pemahaman akan motivasi akan lebih mendalam apabila disadari bahwa setiap orang mempunyai tiga
kebutuhan yaitu “Need for Achievement”, “Need for Power”, dan “Need
for Affiliation”. Need for Achievement adalah bahwa setiap orang ingin dipandang sebagai orang yang
berhasil dalam hidupnya. Kebutuhan untuk berhasil tercermin adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan
prestasi sesuai yang ditetapkan. Need for power menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan akan
menampakkan diri pada keinginan untuk mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Need for affiliation
umumnya tercermin pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi sesearang dengan
orang lain dalam organisasi. Kenyataan ini berangkat dari sifat manusia sebagai makhluk social. 6.
Teori
Fisiologis Teori ini juga disebut “Behaviour theories”. Menurut teori ini semua tindakan
manusia berakar pada usaha memenuhi kepuasan dan kebutuhan organic atau kebutuhan untuk kepentingan
fisik. Atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan makanan, minuman, udara dan lain-lain yang
diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul perjuangan hidup, perjuangan untuk
mempertahankan hidup, struggle for survival. 7.
Teori Motivasi Vroom Teori dari Vroom (1964)
tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia
yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut
Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu: Ekspektasi (harapan)
keberhasilan pada suatu tugas, Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu), Valensi, yaitu respon
terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu
yang melebihi harapan, motivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan b.
PENERAPAN TEORI MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN (MODEL ARCS) Ada dua faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. 1.
faktor internal
merupakan keadaan atau kondisi jasmaniah dan rohaniah siswa yang terdiri dari aspek fisiologi yaitu aspek
jasmaniah serta tingkat kebugaran organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi semangat siswa dalam
mengikuti kegitan pembelajaran. Dan aspek psikologis terdiri dari tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan
motivasi siswa. 2.
faktor eksternal yaitu a) kondisi linkungan diluar siswa yang terdiri dari lingkungan
sosial, nonsosial, dan pendekatan belajar. Dimana lingkungan sosial terdiri dari sekolah dan siswa.
Lingkungan sekolah seperti para guru, staf administrasi, dan teman-teman yang dapat mempengaruhi
semangat siswa. Lingkungan siswa terdiri dari masyarakat, tetangga dan teman sebaya. b) lingkungan
nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, keluarga, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu
belajar yang digunakan. c) faktor pendekatan belajar seperti jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi
dan metode yang digunakan guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Dari berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar tersebut, terlihat bahwa strategi pembelajaran juga menjadi salah satu faktor yang
turut menentukan hasil belajar siswa. Hal ini berarti seorang guru harus bisa memilih strategi yang tepat dalam
kegiatan pembelajaran di kelas agar kegiatan pembelajaran dapat terasa menyenangkan dan menghasilkan
pembelajaran yang optimal. Pada dasarnya strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga jenis ( Wena,
2009) yaitu (1) strategi pengorganisasian (organization strategy), (2) strategi penyampaian (Delivey strategy),
dan (3) startegi pengelolaan (management strategy). Strategi pengorganisasian meliputi cara untuk menata isi
suatu bidang studi yang berupa tindakan pemilihan isi/materi, format penataan isi atau penyajian peta konsep
yang tersaji dengan urutan yang sesuai dan sejenisnya. Strategi Pengelolaan berkaitan dengan penataan
interaksi antara siswa dan strategi pengorganisasian serta strategi penyampaian. Dalam proses belajar
mengajar guru tidak cukup hanya menguasai strategi pengorganisasian isi atau penyampaian pembelajaran
Page 3
Motivasi belajar
saja, tetapi guru juga harus mampu menguasai dan menerapkan strategi pengelolaan pembelajaran. Sebelum
pelaksanaan proses pembelajaran di kelas dilakukan, seorang guru terlebih dahulu harus menata,
mengorganisasikan isi pembelajaran yang akan diajarkan. Hal ini perlu dilakukan agar isi pembelajaran yang
diajarkan mudah dipahami siswa. Demikian pula selama proses pembelajaran, guru diharapkan mampu
menumbuhkan, menjaga/mempertahankan, dan meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dalam proses
pembelajaran guru tidak hanya memperhatikan metode dan media pembelajaran saja tetapi guru juga harus
berusaha untuk selalu menjaga dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Banyak
strategi pengelolaan yang dapat digunakan untuk menjaga motivasi belajar siswa diantaranya adalah strategi
pengelolaan motivasi yang disebut ARCS yang dikembangkan oleh Keller (1983) yaitu meliputi; Attention
(Perhatian), Relevance (Relevansi), Confidence (keyakinan/rasa percaya diri siswa), dan Satisfaction
(Kepuasan).
Komponen Strategi dan Penerapan Pembelajaran ARCS sebagai berikut; Model ARCS
(Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dikembangkan oleh Keller dan Kopp (1987) sebagai
jawaban pertanyaan bagaimana merancang pembelajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan
hasil belajar. Model pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan teori nilai harapan (expectancy value theory)
yang mengandung dua komponen yaitu nilai (value) dari tujuan yang akan dicapai dan harapan (expectancy)
agar berhasil mencapai tujuan itu. Dari dua komponen tersebut oleh Keller dikembangkan menjadi empat
komponen. Keempat komponen model pembelajaran itu adalah attention, relevance, confidence dan
satisfaction dengan akronim ARCS (Keller dan Kopp, 1987). Keempat komponen tersebut adalah sebagai
berikut: 1) Attention ( Perhatian ) Perhatian merupakan salah satu poin penting dalam menjaga motivasi
belajar siswa. Guru harus memperhatikan berbagai bentuk dan memfokuskan pada minat/perhatian dalam
kegiatan pembelajaran. Adanya minat/perhatian siswa terhadap tugas yang diberikan dapat mendorong siswa
melanjutkan tugasnya. Siswa akan kembali mengerjakan sesuatu yang menarik sesuai dengan perhatian
mereka. Membangkitkan dan memelihara perhatian merupakan usaha menumbuhkan keingintahuan siswa
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Secara garis besar ada tiga jenis strategi untuk membangkitkan
dan mempertahankan perhatian siswa dalam pembelajaran (Wena,2009), yaitu: a.
Membangkitkan daya
persepsi siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan suatu hal yang baru, mengherankan, tidak layak
ataupun dengan memberikan perubahan-perubahan rangsangan secar mendadak, misalnya dengan gerakan
tubuh, nada suara, dan sebagainya. b.
Menumbuhkan hasrat ingin meneliti. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan merangsang perilaku yang selalu ingin mencari informasi dengan mengajukan pertanyaan atau masalah
yang memerlukan pemecahan masalah oleh siswa sendiri. Dengan adanya pertanyaan atau masalah yang
ditujukan pada siswa, diharapkan perhatian siswa akan lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran c.
Menggunakan elemen pembelajaran yang bervariasi. Dalam usaha mempertahankan perhatian siswa terhadap
pembelajaran, dapat dilakukan dengan jalan menggunakan elemen atau unsur-unsur pembelajaran yang
beraneka ragam. Variasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan memvariasikan format tulisan dalam
teks, menyajikan gambar-gambar yang bervariasi, dan warna yang beraneka ragam. 2)
Relevance
(Relevansi/Mengaitkan pembelajaran dengan kebutuhan siswa) Komponen ini merupakan komponen yang
berhubungan dengan kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang telah dimiliki maupun
yang berhubungan dengan kebutuhan karir sekarang atau yang akan datang. Siswa merasa kegiatan yang
pembelajaran yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan
terdorong mempelajari sesuatu jika terdapat relevansinya dengan kehidupan mereka, dan memiliki tujuan yang
jelas. Ada tiga unsur yang dapat digunakan guna meningkatkan relevansi isi pembelajaran dengan kebutuhan
siswa, yaitu: a.
Menumbuhkan keakraban dan kebiasaan yang baik., Dalam usaha menumbuhkan
keakraban pada diri siswa terhadap pembelajaran dapat dilakukan dengan cara menggunakan atau pemakaian
bahasa yang konkret, contoh, dan konsep yang berkaitan atau berhubungan dengan pengalaman dan nilai
kehidupan siswa. b.
Menyajikan isi pembelajaran yang berorientasi pada tujuan. Hakikat dari
pemberitahuan tujuan pembelajaran adalah menginformasikan apa yang harus dicapai siswa pada akhir
pembelajaran. Dengan demikian, setiap kegiatan pembelajaran selalu dapat diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan, dan sudah menjadi kewajiban guru untuk mengatakan dengan jelas tujuan yang harus dicapai oleh
siswa. c.
Menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai Dalam hal ini untuk menciptakan relevansi
Page 4
Motivasi belajar
terhadap pembelajaran dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa. Guru harus memahami profil siswa seperti tingkat perkembangan siswa, gaya kognitifnya, dan
kebasaan belajarnya. Dengan diketahuinya hal tersebut, guru akan lebih mudah menyesuaikan strategi yang
digunakan profil siswa, dan siswa akan merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. 3)
Confidence
(Rasa Yakin diri siswa) Komponen ini erat kaitannya dengan sikap percaya, yakin akan berhasil atau yang
berhubungan dengan harapan untuk berhasil. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri yang tinggi
cenderung akan berhasil bagaimanapun kemampuan yang ia miliki. Sikap seseorang yang merasa yakin,
percaya dapat berhasil mencapai sesuatu akan mempengaruhi mereka dalam bertingkah laku untuk mencapai
keberhasilan tersebut. Siswa yang memiliki sikap percaya diri memiliki penilaian positif tentang dirinya
cenderung menampilkan prestasi yang baik secara terus menerus. Sikap ini perlu ditanamkan kepada siswa
untuk mendorong mereka agar berusaha dengan maksimal guna mencapai keberhasilan yang optimal adalah:
a.
Menyajikan prasyarat belajar Menumbuhkan percaya diri pada siswa dapat dilakukan dengan
membantu siswa memperkirakan atau mengukur kemampuannya untuk mencapai kesuksesan, dengan jalan
menyajikan prasyarat unjuk kerja kriteria evaluasi b.
Memberikan kesempatan untuk sukses Menumbuhkan
harapan siswa untuk sukses merupakan salah satu syarat membangkitkan keyakinan pada diri siswa terhadap
tugas-tugas pembelajaran . Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang memungkinkan
siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna dibawah kondisi belajar dan unjuk kerja tertentu. Siswa
merasa yakin tentang apa yang dikerjakannya, dengan mengatakan bahwa ia pasti akan sukses melakukannya
dan pada diri siswa akan tumbuh harapan untuk sukses c.
Memberikan kesempatan melakukan kontrol
pribadi Dalam hal ini untuk menumbuhkan keyakinan pada diri siswa dilakukan dengan menyajikan umpan
balik. Berikan umpan balik atau penguatan yang dapat mendorong usaha atau kemampuan siswa guna
mencapai kesuksesan. 4)
Satisfaction (Kepuasan siswa) Komponen yang kelima dari strategi ARCS adalah
Satisfaction (Kepuasan siswa), yaitu yang berhubungan dengan rasa bangga, puas atas hasil yang dicapai.
Dalam teori belajar satisfaction adalah reinforcement (penguatan) adalah apabila siswa yang telah berhasil
mengerjakan atau mencapai sesuatu merasa bangga/puas atas keberhasilan tersebut. Keberhasilan dan
kebanggaan itu menjadi penguat bagi siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan berikutnya. Guru dalam
kegiatan pembelajaran dapat melakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Menyajikan latar belajar yang
alami Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk menggunakan pengetahuan
atau keterampilan yang baru dikuasainya dalam situasi nyata yang menantang, dengan demikian siswa akan
merasa puas karena mampu menerapkan keterampilan-keterampilan baru yang telah dipelajarinya. b.
Memberikan penguatan yang positif Dalam hal ini untuk menumbuhkan kepuasan dilakukan dengan
memberikan umpan balik dan penguatan yang akan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Gagne juga
menyatakan bahwa umpan balik sebagai fase terakhir dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses
penguatan; dan ini sangat penting artinya dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kaitan yang
berhubungan dengan pembelajaran. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya suatu umpan balik dalam proses
pembelajaran guna meningkatkan motivasi belajar siswa. c.
Mempertahankan standar pembelajaran secara
wajar Dilakukan dengan jalan mempertahankan standar dan konsekuensi secara konsisten pada setiap
penyelesaian tugas pembelajaran. Dengan demikian siswa akan merasa puas dan termotivasi dalam setiap
melakukuan atau menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran, karena setiap tugas pembelajaran yang dihadapi,
sesuai dengan kemampuannya dan siswa tidak merasa kesulitan dalam menyelesaikannya.
Page 5
Download