PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Tahun 2010 - 2012) JURNAL Oleh : PRIMA MARDA ALIAN NIM. 09090186 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015 1 2 INFLUENCE CHARACTERISTICS OF THE AUDIT COMMITTEE ON MANAGEMENT EARNINGS IN MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BEI (Empirical Study of Manufacturing Year 2010-2012) 1 Prima Marda Alian 2Fefri Indra Arza 3Sri Wahyuni Economics Education Program STKIP PGRI West Sumatera ABSTRACT Studies in Indonesia to review the characteristics of the audit committee is still very limited. In addition, the results of previous research in Indonesia is inconsistent with research conducted outside Indonesia. This encourages further research on the influence of the audit committee on earnings management that will put more emphasis on the characteristics of the audit committee (the characteristics of the size of the audit committee, the independence of audit committee members, a meeting of the audit committee and financial knowledge possessed audit committee). The research is a survey research, the study of quantitative and survey generally use data from BEI. The study population was referring to the 2014 IDX data manufacturing companies listed on the Stock Exchange in 2014. The sampling technique in this study using purposive sampling technique, so that the sample in this study were as many as 33 companies. Collecting data in this study using secondary data. Data were analyzed using logistic regression calculation. From the results of this research is that there is a positive influence and significant correlation between the size of the audit committee to earnings management, there is significant influence between the independence of the audit committee to earnings management and there is a positive influence and significant correlation between the size of the audit committee and independent audit committee together to earnings management.. Keyword : Characteristics of the Audit Committee, Earnings Management and Manufacturing Companycorporate 1 Student Education Program Economics STKIP PGRI West Sumatra Force 2009 Supervisor I and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra 3 Supervisor II and Lecturer STKIP PGRI West Sumatra 2 3 PENGARUH KARAKTERISTIK KOMITE AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Tahun 2010 - 2012) 1 Prima Marda Alian 2Fefri Indra Arza 3Sri Wahyuni Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian-penelitian di Indonesia yang mengulas tentang karakteristik komite audit jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu, hasil dari penelitian di Indonesia sebelumnya tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan di luar Indonesia. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh komite audit terhadap manajemen laba yang akan lebih menekankan pada karakteristik komite auditnya (karakteristik tersebut yakni ukuran komite audit, independensi anggota komite audit, pertemuan dari komite audit dan pengetahuan keuangan yang dimiliki komite audit). Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survei menggunakan data dari BEI. Populasi penelitian adalah mengacu pada data BEI 2014 yakni perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2014. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 perusahaan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perhitungan regresi logistik. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit terhadap manajemen laba, ada pengaruh yang signifikan antara independensi komite audit terhadap manajemen laba dan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit dan independensi komite audit secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Kata Kunci : Karakteristik Komite Audit, Manajemen Laba dan Perusahaan Manufaktur 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2009 Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 3 Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat 2 4 PENDAHULUAN Konsep Good Corporate Governance (GCG) semakin banyak dikemukakan oleh para praktisi bisnis sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kasus keuangan. Komite audit adalah salah satu komponen yang berperan penting dalam proses penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Peranan komite audit dalam menjamin kualitas pelaporan keuangan perusahaan telah menjadi sorotan sejak terjadinya skandal akuntansi yang menjadi perhatian publik. Contoh dan kasus tersebut adalah adanya kasus manajemen laba yang berhubungan dengan kecurangan manajemen perusahaan. Manajemen laba merupakan suatu teknik pengelolaan angka laba dimana angka-angka yang dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini dilingkungan perusahaan. Dengan adanya manajemen laba dapat dilihat apakah terjadi kecurangan dalam suatu perusahaan atau tidaknya (Stice, 2004:420). Komite audit merupakan salah satu komponen GCG yang berperan penting dalam sistem pelaporan keuangan yaitu dengan mengawasi partisipasi manajemen dan auditor independen dalam proses pelaporan keuangan. Komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa: (i) laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, (ii) struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, (iii) pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan (iv) tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen (Komite Nasional Kebijakan Governance 2006). Dengan adanya komite audit yang efektif diharapkan tindak manajemen laba dapat dibatasi. Keberadaan komite audit merupakan perangkat yang penting dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Di Indonesia, keberadaan komite audit dipertegas dengan keputusan Bapepam yang dituangkan dalam SEBAPEPAM No. 03 tahun 2000 mengenai pembentukan komite audit dan juga Kep. Direksi BEJ No. 339 tahun 2001 mengenai peraturan pencatatan efek di Bursa yang mencakup komisaris independen, komite audit, sekretaris perusahaan; keterbukaan; dan standar laporan keuangan per sektor. Namun, keberadaan komite audit saja belum cukup untuk menghindarkan perusahaan dari kasuskasus keuangan terutama kasus manajemen laba. Komite audit ternyata juga membutuhkan independensi dan efektivitasnya dalam mengawasi proses pelaporan keuangan. Oleh karena itu, peraturan tersebut dipertegas lagi dengan dikeluarkannya Keputusan Ketua BAPEPAM No.: Kep-29/PM/2004 pada tanggal 24 September 2004. Peraturan tersebut mewajibkan perusahaan yang terdaftar pada BEI harus memiliki komite audit. Komite audit diwajibkan beranggotakan minimal tiga orang independen dan minimal salah satunya memiliki kemampuan dan pengetahuan dalam bidang akuntansi atau keuangan. Salah seorang anggota komite audit harus berasal dari komisaris independen yang merangkap sebagai ketua komite audit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah peraturan-peraturan yang mengatur tentang komite audit tersebut dapat membantu meningkatkan efektivitas kinerja komite audit dalam mengurangi kemungkinan terjadinya manajemen laba. Kasus-kasus kecurangan korporasi di Indonesia yang terbukti menjadi salah satu penyebab runtuhnya perekonomian negara atau skandal keuangan Enron, Worldcom, dan Xerox telah menyebabkan masyarakat dunia meragukan integritas dan kredibilitas para pelaku dunia usaha, terutama integritas dan kredibilitas para auditor dalam meminimalkan besarnya praktik manajemen laba (Sulistyanto, 2008). Secara makro, manajemen laba telah membuat dunia usaha seolah berubah menjadi sarang pelaku korupsi, kolusi, dan berbagai penyelewengan lain yang merugikan publik (Sulistyanto,2008) Publik menganggap apa yang diinformasikan dunia usaha hanya merupakan akalakalan pelakunya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dan kelompok tertentu, tanpa memperhatikan kepentingan pihak lain. Itu sebabnya mengapa publik meragukan informasi-informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan adanya pengaruh yang signifikan antara karakteristik komite audit terhadap manajemen laba. Chtourou et al. (2001) menemukan bahwa komite audit yang terdiri dari lebih banyak komisaris independen yang tidak menjabat sebagai manajer di perusahaan lain, komite audit yang memiliki minimal satu anggota yang merupakan ahli keuangan, adanya mandat formal yang merupakan tanggung jawab dari komite audit tersebut. Komite untuk memeriksa laporan keuangan dan auditor ekstemal, dan keberadaan komite audit yang hanya terdiri dari komisaris independen yang bertemu lebih dari dua kali dalam satu tahun berhubungan negatif dengan tingkat discretionary accruals. Klein (2002) menemukan bahwa terdapat hubungan negatif antara komite audit yang independen dengan akrual tidak normal sebagai proksi manajemen laba. Xie et al. (2003) melaporkan bahwa jumlah pertemuan komite audit berhubungan negatif dengan manajemen laba. Sedangkan di Indonesia, Siregar dan tama (2005) tidak menemukan pengaruh dari keberadaan komite audit terhadap jenis manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Fitriasari (2007) juga tidak menemukan pengaruh aktivitas dan financial literacy terhadap jenis manajemen laba. Penelitian-penelitian di Indonesia yang mengulas tentang karakteristik komite audit jumlahnya masih sangat terbatas. Selain itu, hasil dari kedua penelitian di Indonesia sebelumnya tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan di luar 5 Indonesia. Hal ini mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh komite audit terhadap manajemen laba yang akan lebih menekankan pada karakteristik komite auditnya (karakteristik tersebut yakni ukuran komite audit, independensi anggota komite audit, pertemuan dari komite audit dan pengetahuan keuangan yang dimiliki komite audit). HASIL PENELITIAN 1. 1. Ukuran komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur. 2. Independensi komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur. 3. Ukuran komite audit dan independensi komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur. Dalam penelitian ini, populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 20102012 dan yang dijadikan sampel adalah 33 perusahaan. Dari uraian data tersebut dirasa perlu diadakan penelitian tentang “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Tahun 2010 - 2012)”. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian survey, merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survei menggunakan data dari BEI. Dengan rumus : Y = α + β1X1 + β2X2 + £ Keterangan : α = Constanta Y = Timeliness laporan keuangan Β1 – β3 = Koefisien regresi masing-masing variabel = Ukuran Komite Audit X1 X2 = Independensi Komite Audit komite audit Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada perhitungan untuk hipotesis pertama diketahui nilai signifikan untuk variabel ukuran komite Audit sebesar 0,014 lebih kecil dari α = 5% dan mempunyai nilai koefisien bertanda positif. Dengan demikian dapat menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit terhadap manajemen laba. Menurut Tugiman (1995:8) pengertian Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Manajemen laba merupakan suatu teknik pengelolaan angka laba dimana angka-angka yang dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini dilingkungan perusahaan. Karena laba bersih yang dilaporkan merupakan angka yang memperoleh perhatian paling banyak, maka angka ini pulalah yang paling mungkin dimanipulasi oleh para manejer (Stice, 2004:420). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit terhadap manajemen laba. Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh : Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah mengambil data langsung ke IDX. Model analisis data penelitian ini adalah analisis kuantitatif dengan Regresi Logistik. Pengaruh antara ukuran terhadap manajemen laba. 2. Pengaruh antara independensi komite audit terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada perhitungan untuk hipotesis kedua diketahui nilai signifikan untuk variabel independensi anggota Komite Audit sebesar 0.033 lebih besar dari α = 5% dan mempunyai nilai koefisien bertanda negatif. Dengan demikian tidak dapat menolak Ho. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara independensi komite audit terhadap manajemen laba. Menurut Hiro Tugiman (1995:8) pengertian Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. 6 Independensi merupakan landasan dari efektivitas komite audit (Tugiman 1995). Kinerja komite audit menjadi efektif jika para anggotanya memiliki kemandirian dalam menyatakan sikap dan pendapat. Anggota Komite audit sekurangkurangnya terdiri dari satu orang komisaris independen yang bertugas sebagai ketua komite audit dan sekurang- kurangnya dua orang anggota dari luar emiten. Salah seorang anggota komite audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Komite audit biasanya perlu mengadakan rapat sebanyak tiga sampai empat kali dalam satu tahun agar dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang menyangkut sistem pelaporan keuangan perusahaan secara efektif (FCGI, 2002). Manajemen laba merupakan suatu teknik pengelolaan angka laba dimana angka-angka yang dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini dilingkungan perusahaan. Karena laba bersih yang dilaporkan merupakan angka yang memperoleh perhatian paling banyak, maka angka ini pulalah yang paling mungkin dimanipulasi oleh para manejer (Stice, 2004:420). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh yang positif signifikan antara independensi komite audit terhadap manajemen laba. 3. Pengaruh antara ukuran komite audit dan independensi komite audit secara bersamasama terhadap manajemen laba. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada hasil uji regresi logistik diketahui angka -2 Log Likehood (LL) pada awal (Blok Number = 0) dan angka -2 Log Likehood pada Blok Number = 1. Dari pengolahan data dihasilkan nilai -2 Log Likehood (LL) pada awal (Blok Number = 0) sebesar 28,566 dan pada Blok Number = 1 sebesar 21,149. Dengan demikian terjadi penurunan angka –2 Log Likehood sebesar 7,417. Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit dan independensi komite audit secara bersama-sama terhadap manajemen laba. Menurut Tugiman (1995:8) pengertian Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen. Anggota Komite audit sekurangkurangnya terdiri dari satu orang komisaris independen yang bertugas sebagai ketua komite audit dan sekurang- kurangnya dua orang anggota dari luar emiten. Salah seorang anggota komite audit harus memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan. Komite audit biasanya perlu mengadakan rapat sebanyak tiga sampai empat kali dalam satu tahun agar dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya yang menyangkut sistem pelaporan keuangan perusahaan secara efektif (FCGI, 2002). Manajemen laba merupakan suatu teknik pengelolaan angka laba dimana angka-angka yang dilaporkan memiliki kekuatan yang serupa untuk membangun opini dilingkungan perusahaan. Karena laba bersih yang dilaporkan merupakan angka yang memperoleh perhatian paling banyak, maka angka ini pulalah yang paling mungkin dimanipulasi oleh para manejer (Stice, 2004:420). Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang positif signifikan antara ukuran komite audit dan independensi komite audit secara bersama-sama terhadap manajemen laba. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur (signifikan 0,014 < α = 5%). 2. Ada pengaruh yang signifikan antara independensi komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur (0.033 < α = 5%). 3. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara ukuran komite audit dan independensi komite audit secara bersama-sama terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur (penurunan angka –2 Log Likehood sebesar 7,417). Saran 1. Bagi Perusahaan Diharapkan setiap perusahaan menyajikan laporan audit dengan menampilkan data selengkapnya, agar publik juga dapat mengetahui keadaan perusahaan serta dapat menjadi pertimbangan bagi pemilik modal dalam menanamkan modalnya pada perusahaan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan penelitian ini memberikan data, dan informasi serta menambah referensi kepustakaan 7 mengenai karakteristik komite audit dan bahan studi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pengembangan yang lebih variatif dalam melihat hal yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. DAFTAR PUSTAKA Chtourou, S. M., Bëdard, J., and Courteau, L. 2001. Corporate Governance and Earnings Management. http://SSRN.com/abstract=275053, 5 January 2013. PENUTUP Jurnal ini diolah dari skripsi dengan judul “Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap FCGI. (2002). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Edisi ke-2, Jilid II, FCGI. Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Tahun 2010 - 2012)”. Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hiro Tugiman. 1995. Pengantar Audit Sistem Informasi, Edisi Keempat. Yogyakarta: Kanisius. Siregar, Silvia Veronica, NP. 2005. Mekanisme Corporate Governance, Kulitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX Padang. Stice Kousen. 2004. Intermediate Accounting, Buku Satu- Edisi 15. Salemba Empat. Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori Dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo.