Teori keagenan

advertisement
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (agency theory) merupakan teori yang muncul karena
adanya konflik kepentingan antara principal dan agen, yang mana prinsipal
mengontrak agen untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam perusahaan
dan berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada agen sedangkan agen
berkewajiban melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan dan bertanggungjawab atas tugas yang dibebankan kepadanya
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Widayati, 2011).
Agen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan
principal, sehingga menimbulkan adanya asimetri informasi yaitu suatu kondisi
adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen
sebagai penyedia informasi dengan pihak pemegang saham dan stakeholder
sebagai pengguna informasi. Menurut Scott (2009:8) terdapat 2 macam asimetri
informasi, pertama adverse selection yaitu bahwa para manajer serta orangorang dalam lainnya memiliki lebih banyak pengetahuan tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan dengan investor selaku pihak luar. Kedua,
moral hazard yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh manajer tidak
seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun kreditur.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
11
Tujuan dari teori agensi adalah :
1. Untuk meningkatkan keamampuan individu dalam mengevaluasi
lingkungan dimana keputusan harus diambil.
2. Untuk mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna
mempermudah pengalokasian hasil antara principal dan agen sesuai
kontrak kerja.
Dari segi perspektif teori keagenan, konservatisme dapat dijelaskan.
Terdapat pemisahaan antara pihak agen dan prinsipal dalam teori keagenan
yang dapat menimbulkan munculnya konflik yang dapat mempengaruhi kualitas
laba yang dilaporkan. Pihak agen yaitu manajemen akan cenderung menyusun
laporan keuangan dengan angka laba yang tinggi dimana manajemen memiliki
tujuan tertentu misalnya mendapatkan bonus. Hal ini biasa disebut manajemen
laba. Penerapan konservatisme dalam penyusunan laporan keuangan
dapat
mencegah kondisi seperti itu. Pengaplikasian prinsip konservatisme dalam
laporan keuangan dapat mengurangi kemungkinan manajer melakukan
manipulasi laporan keuangan serta mengurangi biaya agensi (Lafond
dan
Watts, 2007).
Teori keagenan mengatakan sulit untuk mempercayai bahwa bahwa
manajemen (agent) akan selalu bertindak berdasarkan kepentingan saham
(principal) , sehingga diperlukan monitoring dari pemegang saham (Copeland
dan Weston, 1992:20). Shareholder atau principal memperkerjakan agen untuk
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
12
melaksanakan tugas termasuk pengambilan keputusan ekonomik, dalam
lingkungan yang tidak pasti seperti perusahaan dalam kondisi financial distress.
2.1.2. Konservatisme Akuntansi
Konservatisme adalah konsep akuntansi yang kontroversial dan
membuktikan bahwa konservatisme akuntansi memiliki relevansi nilai,
yang berarti akuntansi bermanfaat dalam memprediksi kondisi keuangan
di masa mendatang. Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah
dapat memicu terjadinya kesulitan keuangan yang dapat mendorong
manajer untuk menurunkan tingkat konservatisme akuntansi.
Lara, et al (2005) dalam Novikasi (2013) konservatisme sebagai
reaksi kehati-hatian (prudent) terhadap ketidakpastian,
untuk
melindungi
hak-
hak
dan
kepentingan
yang ditujukan
pemegang
saham
(shareholders) dan pemberi pinjaman (debtholders) yang menentukan
sebuah verifikasi standar yang lebih tinggi untuk mengakui goodnews
daripada badnews.
Dengan adanya prinsip kehati-hatian tersebut diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi setiap pengguna laporan keuangan. Selain itu,
pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan investasi atau
pemberian kredit dengan tepat atas prediksi yang mereka lakukan dari
laporan keuangan yang memuat ketidakpastian dan risiko perusahaan
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
13
Beberapa metode dalam Penyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) terhadap penerapan prinsip konservatisme:
1. PSAK No.13 mengenai
akuntansi untuk
investasi,
menyatakan
bahwa biaya dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata-rata tertimbang,
atau LIFO
2. PSAK No. 14 memberikan kebijakan kepada manajemen untuk
menghitung biaya persediaan dengan menggunakan rumus FIFO, ratarata tertimbang atau LIFO.
3. PSAK No. 16 mengenai asset tetap dan penyusutan.
4.
PSAK No. 19 mengenai asset tidak berwujud berkaitan dengan
amortisasi.
5. PSAK No. 20 mengatur biaya riset dan pengembangan.
Watts (2003) menjelasakan ada empat hal yang menjadi penjelasan
tentang pilihan perusahaan dalam menerapkan akuntansi konservatif :
a. Contracting Explanation
Konservatisme merupakan upaya untuk membentuk mekanisme
kontrak yang efisien antara perusahaan dan berbagai pihak eksternal.
Atas dasar penjelasan kontrak, konservatisme akuntansi dapat digunakan
untuk menghindari moral hazard yang disebabkan oleh pihak-pihak
yang mempunyai informasi asimetris, pembayaran asimetris, harison
waktu yang terbatas, dan tanggung jawab yang terbatas. Moral hazard
adalah suatu tipe asimetri informasi di mana satu orang atau lebih pelaku
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
14
bisnis dapat mengamati kegiatan-kegiatan dibandingkan dengan pihak
lain. Masalah moral hazard ini terjadi karena pihak-pihak di luar
perusahaan (investor) mendelegasikan tugas dan kewenangannya kepada
manajer tetapi investor tidak dapat sepenuhnya memantau manajer dalam
melaksanakan pendelegasian tersebut. Dengan penerapan akuntansi yang
konservatif maka apa yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
situasi terburuk bagi perusahaan karena bad news diakui terlebih dahulu
dari pada good news. Sehingga keputusan ekonomi yang dibuat oleh
pemakai laporan keuangan tidak overestimate. (Kiryanto dan Suprianto,
2006).
b. Litigation
Risiko litigasi berkaitan dengan posisi kreditor dan investor
sebagai pihak eksternal. Investor dan kreditor adalah pihak yang
memperoleh perlindungan hukum. Risiko potensial terjadinya litigasi
dipicu oleh potensi yang melekat pada perusahaan berkaitan dengan tidak
terpenuhinya kepentingan investor dan
kreditor. Dalam rangka
memperjuangkan hak-haknya investor dapat saja melakukan litigasi dan
tuntutan hukum terhadap perusahaan. Investor dapat saja melakukan
tuntutan hukum karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan
disajikan secara overstate. Untuk menghindari harapan yang belebih dari
pemakai laporan keuangan tentang kndisi keuangan perusahaan maka
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
15
perusahaan menerapkan akuntansi yang konservatif. Hal ini penting
untuk mengurangi adanya risiko litigasi bagi perusahaan (Watts, 2003).
c. Taxation
Penerapan
akuntansi
konservatif
dilakukan
dalam
upaya
memperkecil pajak penghasilan perusahaan. Perusahaan dapat memilih
metode-metode yang cenderung konservatif dalam rangka menekan biaya
pajak sepanjang diperbolehkan oleh Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku. Di Indonesia peraturan perpajakan mewajibkan dilakukannya
rekonsiliasi fiskal dengan tujuan mencocokkan antara laba akuntansi dan
laba fiskal. Ada peraturan yang diperbolehkan dalam standar akuntansi
namun yang tidak diperbolehkan dalam perpajakan, seperti biaya
sumbangan yang tidak boleh dibebankan dan harus dikoreksi. Meskipun
demikian aspek perpajakan tetap menjadi pertimbangan pilihan
perusahaan untuk menerapkan akuntansi konservatif (watts, 2003).
d. Regulation
Regulator membuat serangkaian insensitf bagi pelaporan keuangan
agar laporan keuangan disusun secara konservatif. Negara-negara dengan
regulasi tinggi memiliki tingkat konservatisme yang lebih tinggi daripada
negara-negara dengan tingkat regulator rendah. Menurut Lo (2005)
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) IAI tahun 2001 lebih memposisikan
pada akuntansi netral, tidak pada akuntansi konservatif atau liberal.
Manajer diberi beberapa pilihan untuk menyelenggarakan akuntansi
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
16
konservatif atau optimis/liberal. Lasdi (2008) melakukan penelitian
tentang determinan konservatisme akuntansi.
2.1.3. Struktur Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting
dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976). Budiono
menyatakan
kepemilikan
institusional
memiliki
(2005)
kemampuan
untuk
mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara
efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen melakukan manajemen
laba.
Lebih lanjut, Fala (2008) menyatakan bahwa investor institusional
mempunyai investasi ekuitas yang cukup besar sehingga investor
institusional terdorong untuk mengawasi tindakan dan
lebih
ketat.
Dengan
demikian,
kepemilikan
kinerja
manajer
institusional
dapat
mengurangi insentif manajemen yang mungkin melakukan suatu hal
yang
berhubungan dengan
kegiatan
operasional
perusahaan
yang
mementingkan kepentingan manajemen sendiri.
Investor
institusional
memiliki
beberapa
kelebihan
dibanding
dengan investor individual, diantaranya yaitu:
1. Investor institusional memiliki sumber daya yang lebih daripada
investor individual untuk mendapatkan informasi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
17
2.
Investor institusional memiliki profesionalisme dalam menganalisa
informasi, sehingga dapat menguji tingkat keandalan informasi.
3.
Investor institusional, secara umum, memiliki realasi bisnis yang
lebih kuat dengan manajemen.
4.
Investor institusional memiliki motivasi yang kuat untuk melakukan
pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan.
5.
Investor institusional lebih aktif dalam melakukan jual beli saham
sehingga dapat meningkatkan jumlah informasi secara cepat yang
tercermin di tingkat harga.
Kepemilikan
oleh
investor
institusional
yang
tinggi
dapat
menggantikanatau memperkuat fungsi monitoring dari dewan komisaris
oleh
perusahaan.
Kepemilikan institusional
dihitung
dengan
jumlah
lembar saham yang dimiliki oleh investor institusional dibagi dengan
total jumlah lembar saham yang beredar.
Pengawasan dapat dilakukan dengan menempatkan dewan ahli, dalam
hal ini bisa menggunakan komite audit independen sehingga posisinya tidak
berada dibawah pengawasan manajer. Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) juga menjadi pengawasan lain yang dapat dilakukan engan cara
memberikan masukan-masukan sebagai bahan pertimbangan bagi manajer
dalam menjalankan usaha
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
18
2.1.4. Growth Opportunities
Pertumbuhan merupakan elemen yang terjadi dalam siklus perusahaan.
Ukuran pertumbuhan dalam perusahaan tergantung dari kegiatan perusahaan.
Pengertian
pertumbuhan
pada
umumnya
menunjukkan
kemampuan
perusahaan dalam meningkatkan sizenya (Kaliapur dan Trombley, 200;
dalam Widya, 2005).
Perusahaan yang menganut prinsip konservatisme terdapat suatu
cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi, sehingga perusahaan
konservatf
identik dengan perusahaan yang tumbuh (Mayangsari dan
Wilopo, 2002). Perusahaan dengan growth opportunities yang tinggi
memerlukan dana yang besar untuk membiayai pertumbuhan. Oleh karena
itu, perusahaan akan selalu mempertahankan earning untuk diinvestasikan
kembali pada perusahaan dan mengandalkan pendanaan melalui utang yang
lebih besar (Rachmatika, 2006).
Pertumbuhan tersebut dapat dinilai responsif oleh investor sehingga
nilai pasar pada perusahaan konservatif lebih besar daripada nilai bukunya
sehingga akan menciptakan goodwill. Pasar akan menilai positif atas
investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan karena dari investasi yang
dilakukan saat ini diharapkan perusahaan akan mendapatkan kenaikan arus
kas dimasa depan (Fitriyah, 2007).
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
19
2.1.5. Tingkat Kesulitan Keuangan
Menurut Atmini dan Wuryana (2005), financial distress adalah
suatu konsep luas yang terdiri dari beberapa situasi dimana suatu
perusahaan menghadapi masalah kesulitan keuangan. Financial distress
bisa
diartikan
sebagai munculnya sinyal atau gejala-gejala awal
kebangkrutan terhadap penurunan kondisi keuangan yang dialami oleh suatu
perusahaan, atau juga kondisi yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan
ataupun likuidasi.
perusahaan
mengalai
kesulitan keuangan, manajer sebagai agen
dapat akan dianggap melanggar kontrak (Nugroho, 2012). Kondisi
keuangan yang bermasalah diakibatkan oleh kualitas manajer yang
buruk yang dapat memicu pergantian manajer. Akibatnya nilai pasar
manajer dipasar kerja menurun. Ancaman
tersebut
dapat
mendorong
manajer menurunkan tingkat konservatisme akuntansi. Perusahaan yang
tidak memiliki tingkat kesulitan keuangan, para manajernya menerapkan
akuntansi konservatif agar tidak akan menghadapi pelanggaran kontrak
manajer yang kemungkinan akan menyebabkan konflik. Tingkat keuangan
yang semakin tinggi akan mendorong manajer untuk mengurangi tingkat
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
20
2.2. Penelitian Terdahulu
1. Alfian dan Sabeni (2013) menguji analisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pemilihan konservatisme akuntansi. Hasil dari
penelitian tersebut terbukti bahwa rasio leverage, intensitas modal dan
kesempatan
tumbuh (growth opportunities) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan ukuran
perusahaan, kepemilikan manajerial dan kepemilikan publik terbukti
tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
2. Pramudita (2012) menguji pengaruh tingkat kesulitan keuangan dan
tingkat hutang terhadap konservatisme akuntansi pada perusahaan
manufaktur. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa tingkat kesulitan
keuangan berpengaruh positif terhadap
sedangkan tingkat hutang
tidak
konservatisme
akuntansi
memiliki pengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi.
3. Oktomegah (2012) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan
konservatisme pada perusahaan manufaktur. Hasil dari penelitian tersebut
terbukti bahwa debt covenant yang diproksikan terhadap leverage
memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap konsrvatisme
akuntansi, political cost yang diproksikan terhadap ukuran perusahaan
secara signifikan berpengaruh positif dan bonus plan yang diproksikan
terhadap struktur kepemilikan manajerial tidak secara signifikan
berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
21
4. Novikasi (2013) meneliti analisis faktor-faktor yang memepengaruhi
penerapan konservatisme dalam akuntansi. Dari hasil penelitiannya dapat
disimpulkan
bahwa
struktur
kepemilikan
manajemen
terbukti
berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Struktur kepemilikan
institusional terbukti berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Struktur kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap konservatisme
akuntansi.
Leverage
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi. Growth opportunities berpengaruhterhadap konservatisme
akintansi karena kemampuan perusahaan didalam
mengembangkan
perusahaannya.
5. Fatmariani (2013) menguji pengaruh struktur kepemilikan, debt
covenant dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi
pada perusahaan manufaktur. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan
bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif
terhadap konservatisme akuntansi debt covenant tidak berpengaruh
signifikan
negatif
terhadap
konservatisme
akuntansi
growth
opportunities berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme
akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
22
2.3. Kerangka Pemikiran
Model penelitian ini merupakan penelitian yang menguji pengaruh
variabel independen yaitu struktur kepemilikan institusional, growth
opportunities dan tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi. Kerangka pemikiran teoritis untuk pengembangan hipotesis pada
penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.1 berikut :
Struktur Kepemilikan
Institusional
(+)
Growht Opportunities
(+)
Tingkat
Konservatisme
Akuntansi
(+)
Tingkat Kesulitan
Keuangan
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
23
2.4. Hipotesis Penelitian
2.4.1. Pengaruh struktur kepemilikan institusional terhadap tingkat
konservatisme akuntansi
Investor institusional mempunyai investasi ekuitas yang cukup
besar sehingga investor institusional terdorong untuk mengawasi
tindakan dan kinerja manajer lebih ketat (Fala, 2008). Semakin besar
kepemilikan saham yang dimiliki oleh investor institusional, maka para
pemegang saham institusional mempunyai hak untuk mengawasi perilaku
kinerja manajemen. Pengawasan tersebut dilakukan melalui proses
monitoring secara efektif sehingga mengurangi praktik manajemen laba
dan akan meminta para manajemen untuk menerapkan akuntansi yang
konservatif. Penjelasan diatas menyatakan terdapat hubungan positif
antara
struktur
kepemilikan institusional
dengan
konservatisme
akuntansi.
Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
: Struktur kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
tingkat konservatisme akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
24
2.4.2. Pengaruh growth opportunities terhadap tingkat konservatisme
akuntansi
Akuntansi konservatif merupakan konsep yang sesuai karena
konsep tersebut menunjukan pertumbuhan suatu perusahaan karena
aktiva netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar (Penman,
2001). Pada perusahaan yang menggunakan prinsip konservatisme
terdapat
cadangan tersembunyi yang digunakan untuk investasi,
sehingga perusahaan yang konservatif identik dengan perusahaan yang
tumbuh (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Investor akan akan merespon
positif Pertumbuhan ini, sehingga nilai pasar perusahaan konservatif
lebih besar dari nilai buku dan akan tercipta goodwill. Hal ini akan
membuat pasar dan investor menilai positif terhadap perusahaan.
Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
: growth opportunities berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
25
2.4.3.Pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap tingkat konservatisme
akuntansi
Teori keagenan adalah teori yang muncul karena adanya konflik antara
principal dan agen, ini bisa diasumsikan bahwa pemberian informasi
yang mengakui adanya laba yang rendah dapat membantu mengurangi
adanya konflik antara manajer dan pemegang saham, karena manajer
dengan teori ini berusaha menyampaikan informasi secara jujur dengan
penuh kehati-hatian. Konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian
maka dengan adanya kesulitan keuangan tentu perusahaan akan lebih
berhati-hati lagi dalam menghadapi lingkungan yang tidak pasti ini.
Dengan demikian, tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang
semakin tinggi akan mendorong manajer untuk menaikkan tingkat
konservatisme
keuangan
akuntansi,
dan
sebaliknya
jika
tingkat
kesulitan
rendah manajer akan menurunkan tingkat konservatisme
akuntansi (Pramudita,2012).
Berdasarkan uraiaan diatas maka hipotesis penelitian yang akan
diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
: tingkat kesulitan keuangan berpengaruh positif terhadap tingkat
konservatisme akuntansi.
Pengaruh Struktur Kepemilikan, Rani Tri Suciani, Fakultas Ekonomi UMP, 2016
Download