CSR

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial
perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik
perusahaan nasional maupun perusahaan internasional. Banyak organisasi
yang mulai menerapkan program CSR dalam kegiatan bisnisnya untuk
membangun citra yang baik dimasyarakat dengan cara memberikan perhatian
kepada lingkungan atau tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut
Gosslimh dan Vocth (2007), Corporate Social Responcibility dapat
dipandang sebagai kewajiban dalam dunia bisnis untuk dapat dipertanggung
jawabkan terhadap seluruh stakeholdernya bukan hanya terhadap keuangan
semata.
Kesadaran
akan
pentingnya
penerapan
CSR
(Corporate
Social
Responcibility) menjadi tren khususnya untuk wilayah domestik, seiring
dengan adanya keperdulian masyarakat terhadap produk-produk yang ramah
lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan lingkungan dan sosial.
Salah satu tujuan perusahaan mengungkapkan kinerja lingkungan, sosial dan
financial didalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk
mencerminkan
tingkat
akuntabilitas,
responsibilitas
dan
transparansi
korporate kepada investor dan stakeholder lainnya. Pengungkapan tersebut
bertujuan untuk menjalin hubungan komunikasi yang baik dan efektif antara
perusahaan dengan publik dan stakeholder lainnya tentang bagaimana
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
perusahaan telah mewujudkan CSR dan lingkungan sosial dalam aspek
kegiatan operasinya (Darwin, 2007)
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah basis teori tentang perlunya
sebuah perusahaan membangun hubungan harmonis dengan masyarakat dan
lingkungan tempat beroperasi. Secara teoritik, CSR didefinisikan sebagai
tanggung jawab moral suatu perusahaan terhadap para stakeholder terutama
komunitas atau masyarakat disekitar wilayah kerja dan operasinya. Sebuah
perusahaan terus menjunjung tinggi moralitas. Parameter keberhasilan suatu
perusahaan dalam sudut pandang CSR adalah mengedepankan prinsip moral
dan etis, yakni menggapai suatu hasil yang terbaik, tanpa merugikan
kelompok masyarakat lainnya. Banyak sekali isu tentang tanggung jawab
sosial, terjadi karena semakin banyaknya pertumbuhan perusahaanperusahaan tersebut yang menghasilkan limbah-limbah yang berbahaya yang
sudah mencemari lingkungan sekitar.
Adanya dampak yang terjadi pada lingkungan tersebut mempengaruhi
kesadaran masyarakat akan pentingnya melaksanakan kegiatan tanggung
jawab sosial yang lebih dikenal dengan sebutan CSR (Corporate Social
Responsibility), sebuah konsep yang tengah berkembang pesat dalam dunia
industry. CSR adalah suatu komitmen perusahaan yang menekankan bahwa
perusahaan harus mengembangkan etika bisnis dan praktik bisnis yang
berkesinambung secara ekonomi, sosial dan lingkungan.
Menurut Hadi dan Sabeni (2002) salah satu faktor yang mempengaruhi
luas pengungkapan laporan tahunan suatu perusahaan adalah basis
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
perusahaan tersebut. Basis perusahaan dapat dilihat dari kepemilikan
sahamnya, apakah perusahaan tersebut mayoritas sahamnya dimiliki
pemerintah atau dimiliki swasta/asing. Kepemilikan saham oleh pemerintah
menyebabkan perusahaan tersebut dalam menjalankan aktivitasnya harus
selaras dengan kepentingan pemerintah. Pemerintah berhak menunjuk
direktur perusahaan tersebut sehingga keputusan bisnis yang diambil
merupakan bagian dari kepentingan pemerintah (Amran dan Devi, 2008).
Penerapan CSR di Indonesia dapat diindikasikan sebagai akibat
peningkatan nilai perusahaan asing setelah menerapkan CSR didalam
operasional perusahaan. Nilai-nilai tersebut diterapkan oleh perusahaan yang
dibentuk oleh para investor asing dalam kegiatan operasional perusahaan di
Indonesia. Perusahaan berbasis asing memiliki teknologi yang cukup, skill
karyawan yang baik, jaringan informasi yang luas, sehingga memungkinkan
melakukan disclosure secara luas (Puspitasari, 2009).
Kondisi perusahaan sedikit banyak juga mempengaruhi kinerja serta luas
penyajian laporan tahunan termasuk laporan sukarela perusahaan. Kondisi
perusahaan dapat dilihat dari tipe perusahaan, ukuran perusahaan dan
profitabilitas perusahaan (Puspitasari, 2009). Utomo (2000) menyatakan
bahwa tipe perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan sosial
perusahaan. Tipe perusahaan yang lebih tinggi (high-profile) lebih banyak
mengungkapkan kegiatan sosial perusahaan dibandingkan tipe perusahaan
yang lebih rendah (low-profile). Sementara itu sifat peraturan pemerintah
yang wajib dan disertai sanksi bagi pelanggarnya, mengindikasikan baik
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
perusahaan high-profile maupun low-profile harus melaksanakan peraturan
yang berlaku bagi mereka. Dampak sosial yang ditimbulkan oleh masingmasing perusahaan tentunya berbeda, karena ada setiap perusahaan memiliki
karakteristik yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan yang
lain.
Perusahaan yang besar biasanya memiliki aktivitas yang lebih banyak dan
kompleks, mempunyai dampak yang lebih besar terhadap masyarakat,
memiliki shareholder yang lebih banyak, serta mendapat perhatian lebih dari
publik, maka dari itu perusahaan besar mendapatkan tekanan yang lebih
untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya secara luas. Suatu
perusahaan yang memiliki profit lebih besar harus lebih aktif dalam
melaksanakan CSR (Amran dan Devi, 2008)
Kesadaran akan perlunya menjaga lingkungan dan tanggung jawab sosial
telah diatur dalam Undang-Undang RI No. 40 pasal 74 tahun 2007 yang
menjelaskan “Bahwa perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya yang
berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan”. Serta dalam pasal 66 ayat 2c Undang-Undang No. 40
tahun 2007, dinyatakan bahwa semua perseroan wajib untuk melaporkan
pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan.
Pengungkapan informasi pelaksanaan kegiatan CSR telah dianjurkan dalam
PSAK No. 1 tahun 2009 tentang penyajian laporan keuangan, bagian
tanggung jawab atas laporan keuangan paragraf 09.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Telah ditetapkan peraturan-peraturan yang mengatur pelaksanaan dan
pelaporan CSR. Namun, peraturan-peraturan tersebut tidak memberikan
pedoman khusus mengenai bagaimana dan informasi apa saja yang harus
dilaporkan
oleh
perusahaan
mengenai
pelaksanaan
CSR,
sehingga
pengungkapan yang memadai terkait dengan kegiatan CSR masih dirasa
kurang. Selama ini pengungkapan mengenai kegiatan CSR hanya berlatar
kebutuhan perusahaan untuk membentuk image bahwa dalam pandangan
stakeholder perusahaan memiliki keperdulian terhadap lingkungan sosial dan
lingkungan hidup (Gray, Kouhy & Lavers, 1995) dalam Agatha.
Meskipun telah diatur dalam Undang-Undang masih banyak kasus-kasus
pelanggaran CSR terjadi. Salah satunya yang terjadi didaerah Kalimantan
Timur disebabkan oleh PT. Multi Harapan Utama (MHU) merupakan salah
satu perusahaan tambang yang bermasalah, dengan persoalan limbah yang
sudah merendam lahan pertanian milik warga jonggon. Khasus berikutnya
terjadi didaerah Sidoardjo yang disebabkan oleh PT. Lapindo Berantas,
semburan lumpur ini membawa dampak yang sangat luar biasa bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di
Jawa Timur. Sehingga menimbulkan permasalahan sosial dan lingkungan
dengan masyarakat sekitar.
Berbagai penelitian terkait dengan pengungkapan CSR menunjukan hasil
yang beragam. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan adanya
hubungan positif antara pengungkapan CSR perusahaan dengan profitabilitas
(Thedoran dan Agus 2010, Sri dan Sawitri 2011 dan Achmad 2007). Akan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
tetapi beberapa penelitian lainnya menunjukan adanya hubungan yang tidak
signifikan antara profitabilitas dengan pengungkapan CSR (Fr.Reni 2006 dan
Lidya, 2011)
Selain itu beberapa penelitian yang telah berhasil membuktikan hubungan
positif antara variabel ukuran perusahaan dan pengungkapan CSR antara lain
dilakukan oleh Eddy (2005) serta Rahma dan indah (2010). Tetapi tidak
semua penelitian mendukung hubungan antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan CSR perusahaan. Ada penelitian yang tidak berhasil
menunjukan hubungan positif antara kedua variabel tersebut, merupakan
penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2007), Arief dan kurnia (2008).
Dalam hubungan kepemilikan saham publik dengan pengungkapan CSR
juga menunjukan hasil yang tidak konsisten. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Puspitasari dalam Eka (2011) menunjukan bahwa kepemilikan saham
publik berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Bertolak belakang dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Achmad Bajuri (2007), Eka (2007) serta
Rivi dan Hasan (2011) menunjukan bahwa kepemilikan saham publik tidak
berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.
Menurut Lako dalam Dyah Hayu, dunia bisnis saat ini menuntut
perusahaan untuk mampu menyeimbangkan pencapaian kinerja ekonomi
(profit), kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut
triple bottom line performance. Orientasi untuk mengejar laba semaksimal
mungkin secara jangka pendek akan menunjukan keberhasilan, tetapi secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
jangka panjang hal tersebut bisa menimbulkan masalah bagi perusahaan
karena adanya resistensi dari masyarakat dan stakeholder lainnya.
Tripel
bottom
line
performance
menunjukan
bahwa
disamping
memperhatikan kinerja keuangan, perusahaan juga perlu diperhatikan
tanggung jawab sosialnya. Pada intinya lingkungan dan masyarakat
merupakan fondasi dan pilar utama dalam bisnis yang harus mendapatkan
perhatian serius dari perusahaan dan menjadi fokus dalam pelaporan
akuntansi. Tekanan berbagai pihak memaksa perusahaan menerima tanggung
jawab atas dampak aktivitas bisnis terhadap masyarakat. Dengan demikian
tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas kepada para pemegang
saham atau kreditur saja.
Industry property dan real estate telah berkembang dengan pesat di
Indonesia, terbukti dari banyaknya bangunan-bangunan seperti gedung, ruko
dan perumahan-perumahan yang bermunculan di area-area yang strategis
sampai kejalur pedesaan. Munculnya bangunan-bangunan tersebut didukung
oleh masih banyaknya kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal dan minat
masyarakat yang menjadikan property sebagai salah satu investasi yang
menarik dan memberikan banyak keuntungan. Tidak dapat dipungkiri juga,
bahwa kegiatan tersebut telah mengurangi jalur hijau dan mengurangi daerah
resapan air. Perkembangan dalam industry property dan real estate ini
banyak menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, terutama
masyarakat yang terimbas dampaknya langsug dari industry tersebut.
Pertumbuhan
industry
property
memang
membawa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manfaat
yaitu
8
menyediakan lapangan kerja bagi pengangguran yang tergolong memiliki
skill dan pekerja kasar disektor bangunan, tetapi Syarif (2013) berpendapat
bahwa hal tersebut tidak diimbangi dengan pelestarian dilingkungan kawasan
industry. Liputan kegiatan Green Property Award tahun 2010 juga
menyatakan bahwa industry property dan real estate memiliki konstribusi
terbesar dalam menyumbang karbon di alam sehingga memperburuk
pemanasan Global yang tengah terjadi saat ini.
Industry property dan real estate yang dipakai sebagai objek penelitian ini
termasuk
dalam
industry
itu
sendiri
merancang,
mengembangkan,
memproduksi dan memasarkan teknologi tinggi tetapi tetap saja mempunyai
dampak terhadap lingkungan baik input maupun output. Karena sebagian
besar industry ini menggunakan sumber daya alam secara langsung sebagai
bahan baku.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini
mengambil
judul
“Analisis
Faktor-Faktor
yang
mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Study
Empiris pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2012-2014”.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate
Social Responsibility?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility?
3. Apakah
kepemilikan
saham
publik
berpengaruh
terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility?
C. Tujuan dan Konstribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menguji pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan Property dan Real Estate di
Indonesia pada periode 2012-2014.
b. Untuk
menguji
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan Property dan Real Estate di
Indonesia pada periode 2012-2014.
c. Untuk menguji pengaruh kepemilikan saham publik terhadap
pengungkapan CSR pada perusahaan Property dan Real Estate di
Indonesia pada periode 2012-2014.
2. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi semua pihak,
diantaranya :
a. Konstribusi Praktik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
mengenai tanggung jawab sosial perusahaan yang telah disajikan didalam
laporan keuangan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
b. Konstribusi Akademik
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan digunakan sebagai
bahan referensi khususnya yang akan mengambil penelitian tentang
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download