Prof. Dr. Bambang Irawan Konservasi, Membantu Alam Menjaga Keseimbangan Di era modern di mana ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, manusia seperti sudah tidak lagi mengenal alam. Demi mengejar kebutuhan ekonomi, manusia mengeksploitasi alam sehingga tidak lagi memikirkan mengenai penyusutan populasi serta efeknya pada kehidupan. Padahal, populasi suatu jenis hewan selalu berinteraksi dengan populasi lain, termasuk manusia. “Kita tentu masih ingat dengan kehebohan merebaknya populasi serangga tomcat di Surabaya beberapa waktu lalu. Itu merupakan salah satu contoh kasus di mana populasi suatu hewan yang terlalu tinggi berinteraksi dengan kehidupan manusia,” ujar Prof. Dr. Bambang Irawan, Guru Besar Universitas Airlangga dalam bidang ilmu Biologi Populasi dan Karsinologi. Sifat interaksi setiap makhluk hidup bermacam-macam. Namun, dalam hubungannya dengan fluktuasi populasi dan pengendalian populasi, interaksi yang paling berfungsi adalah predator-prey (pemangsa-mangsa) dan parasitisme. “Bila terjadi suatu ledakan populasi, pasti tidak lama kemudian ada keseimbangan alam yang mengatur kembali, sehingga jumlahnya tetap seimbang. Pengaturan itu bisa melalui peningkatan populasi hewan pemangsa atau peningkatan hewan parasit,” papar Guru Besar ke-412 Unair ini. Itu pula sebabnya mengapa kasus serangga tomcat bisa dengan cepat menghilang, karena secara alami hewan pemangsa tomcat yaitu burung mengatur keseimbangan alam. Prof. Bambang berujar, dengan adanya perubahan cuaca dan pemanasan global saat ini, secara umum ada spesies hewan besar yang populasinya mulai menurun, dan beberapa spesies hewan kecil yang populasinya melonjak. Ini masih merupakan hal yang wajar karena tetap terkait dengan fluktuasi populasi. Meski demikian, tetap saja kita tidak dapat membiarkan ledakan populasi tumbuh tanpa kendali tanpa melakukan tindakan apa pun. Tugas utama ahli biologi adalah melakukan monitoring untuk mencegah dan mengendalikan ledakan populasi. Dalam sejarah, biodiversitas di bumi selalu mengalami fluktuasi. Di masa purba penurunan biodiversitas kemungkinan disebabkan karena perubahan lingkungan yang dramatis. Sedangkan di masa modern ini, penurunan biodiversitas disebabkan eksploitasi berlebihan dan hilangnya habitat. Tanpa adanya pengendalian fluktuasi biodiversitas, yang terjadi adalah kepunahan satu atau bahkan beberapa spesies. Salah satu upaya penyelamatan biodiversitas adalah melalui konservasi. Dalam biologi, konservasi merupakan tindakan untuk menjamin kelestarian suatu obyek biologi. “Jika dilihat dari pengertian tersebut, kebun binatang bukanlah sebuah upaya konservasi, melainkan upaya untuk mendokumentasikan biodiversitas. Itu karena hewan di kebun binatang tidak lagi memiliki peran dalam suatu ekosistem,” terang Prof. Bambang.