perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN GIGI DAN
MULUT DENGAN ORAL HYGIENE INDEX SISWA KELAS V SEKOLAH
DASAR NEGERI BULUKANTIL KECAMATAN JEBRES
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Nilam Hesti Ariyani
G.0009148
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2012
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut dengan Oral Hygiene Index Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil Kecamatan Jebres
Nilam Hesti Ariyani, NIM: G.0009148, Tahun: 2012
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada hari Rabu Tanggal 18 Juli 2012
Pembimbing Utama
Nama : Yulidar Hafidh, dr., Sp.A(K)
NIP : 140071958
....................................
Pembimbing Pendamping
Nama : Suhanantyo, drg., MSi., Med
NIP : 19510606 198601 1 001
....................................
Penguji Utama
Nama : Hari Wahyu N, dr., Sp.A, M.Kes
NIP : 19811112 201012 1 003
....................................
Penguji Pendamping
Nama : Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes
NIP : 19470927 197610 2 001
....................................
Surakarta, ........................
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes
Dekan FK UNS
Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
NIP 19660702 199802 2 001
NIP 19510601 197903 1 002
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 18 Juli 2012
Nilam Hesti Ariyani
NIM. G0009148
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Alhamdulillah hirobbil’aalamin, segala puja dan puji kami haturkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya kepada kami, sehingga dapat
menyelesaikan penelitian ini yang berjudul Hubungan Pengetahuan tentang
Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Oral Hygiene Index Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres. Penelitian tugas karya akhir ini merupakan
salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan berhasil
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa hormat
ucapan terima kasih yang dalam saya berikan kepada :
1. Prof.Dr.Zainal Arifin Adnan,dr.,Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Yulidar Hafidh, dr., Sp.A(K) selaku Pembimbing Utama yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.
3. Suhanantyo, drg., MSi., Med selaku Pembimbing Pendamping yang telah
menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini
4. Hari Wahyu N, dr., Sp.A, M.Kes selaku Penguji Utama yang telah memberikan
banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes selaku Penguji Pendamping yang telah
memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Annang Giri Moelyo, dr., Sp.A, M.Kes, Mutmainah, dr.,M.Kes, S. Enny N, SH.,
MH dan Mas Nardi selaku TIM Skripsi FK UNS, atas kepercayaan, bimbingan,
koreksi dan perhatian yang sangat besar sehingga terselesainya skripsi ini.
7. Yang tercinta kedua orang tua saya, Bpk Nasip dan Ibu Sunarni yang senantiasa
mendoakan kami tiada henti, dan memberikan dukungan dalam segala hal
sehingga terselesaikannya penelitian ini.
8. Kakak tersayang Eni Kurniantini, Lilis Kurniatini, Joko Suranto S.Pd,MM, yang
senantiasa memberikan semangat dan doa hingga penelitian ini terselesaikan.
9. Sahabat-sahabat terdekat, Fian, Laily, Titis, Qonita, Paramita, Atika, Nita, Dhida
dan Rohmah atas semangat yang tak henti-henti dan waktu yang selalu tersedia.
10. SD Negeri Bulukantil yang telah berkenan memberikan ijin untuk pelaksanaan
penelitian serta Pihak dari Puskesmas Ngoresan yang membantu penelitian ini.
11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu proses
penelitian tugas karya akhir ini yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak
sangat diharapkan.
Surakarta, Juli 2012
Nilam Hesti Ariyani
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Nilam Hesti Ariyani, G.0009148, 2012. Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan Oral Hygiene Index Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil Kecamatan Jebres. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Latar Belakang : Masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya
disebabkan oleh faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.
Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral Hygiene Index siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres dengan mengontrol
faktor perancu kebiasaan menyikat gigi siswa.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sampling digunakan purposive sampling dengan
ukuran sampel sebanyak 48 siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil. Teknik
analisis data menggunakan uji Chi-Square dengan Confidence Interval (CI) 95%.
Data diolah melalui SPSS 17.00 for Windows.
Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral Hygiene Index siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres (p = 0,927). Sedangkan
terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan menyikat gigi dengan Oral
Hygiene Index (p = 0,004).
Simpulan Penelitian : Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut dengan Oral Hygiene Index siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil Kecamatan Jebres.
Kata kunci : pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, Oral Hygiene Index
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Nilam Hesti Ariyani, G.0009148, 2012. Relationship between Knowledge of Oral
Health with the Oral Hygiene Index of V Grade Students in Bulukantil Elementary
School District Jebres. Mini Thesis, Faculty of Medicine, University of March,
Surakarta.
Background: The issue of oral health in the community caused by behavioral factors
or neglect of oral hygiene. It was based on lack of knowledge about the importance of
maintaining oral health. This study aims to determine the relationship between
knowledge of oral health with the Oral Hygiene Index of V Grade students in
Bulukantil Elementary School District Jebres by controlling the confounding factors,
the students toothbrushing habit.
Methods: This study was an observational analytical research using cross sectional
approach. Sampling technique is used purposive sampling which the sample size was
48 students in V grade of Bulukantil Elementary School. Data analysis technique was
Chi-Square which Confidence Interval (CI) 95%. Data were processed by SPSS
17.00 for Windows.
Results: This study showed there was no relationship between knowledge of oral
health with the Oral Hygiene Index of V grade students in Bulukantil Elementary
School District Jebres (p = 0.927). But, there was a significant relationship between
toothbrushing habits with Oral Hygiene Index (p = 0.004).
Conclusion: This study concluded that there was no relationship between knowledge
of oral health with the Oral Hygiene Index of V grade students in Bulukantil
Elementary School District Jebres.
Key words: oral health knowledge, Oral Hygiene Index
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
PRAKATA ................................................................................................................
vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL .....................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xi
BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. Latar Belakang .....................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
4
BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................
5
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................
5
1. Pengetahuan ............................................................. .......................
5
a. Pengertian .................................................................................. .
5
b. Tingkatan Pengetahuan ........................... ..................................
5
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................................
7
2. Kesehatan Gigi dan Mulut ....................................................... .......
8
a. Anatomi Gigi .............................................................................
8
b. Plak dan Kalkulus ......................................................................
10
c. Karies .........................................................................................
11
d. Gingivitis ...................................................................................
13
e. Perilaku Memelihara Kebersihan Gigi dan Mulut ……….…….
14
3. Oral Hygiene Index ..........................................................................
19
a. Pola Makan .................................................................................
20
b. Kebiasaan Menyikat Gigi ...........................................................
21
c. Susunan Gigi ...............................................................................
21
d. Komposisi dan Sekresi Saliva ...................................................
21
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kebersihan Gigi dan Mulut .........
22
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran ...........................................................................
25
C. Hipotesis .............................................................................................
26
BAB III. METODE PENELITIAN ..........................................................................
27
A. Jenis Penelitian ...................................................................................
27
B. Lokasi Penelitian .................................................................................
27
C. Subjek Penelitian ................................................................................
27
D. Teknik Sampling ..................................................................................
28
E. Rancangan Penelitian ..........................................................................
29
F. Identifikasi Variabel ...........................................................................
29
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................
30
H. Instrumen Penelitian ...........................................................................
31
I.
Protokol penelitian ...............................................................................
35
J.
Teknik Analisis Data ..........................................................................
38
BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................................
39
A. Karakteristik Subjek Penelitian ..........................................................
39
B. Analisis Data .......................................................................................
40
BAB V. PEMBAHASAN .......................................................................................
42
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................
46
A. Simpulan .............................................................................................
46
B. Saran ...................................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
47
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema yang Menunjukkan Karies sebagai Penyakit Multifaktorial yang
Disebabkan Faktor Host, Agen, Substrat, dan Waktu ...........................
11
Gambar 2. Cara Menyikat gigi ................................................................................
16
Gambar 3. Kerangka Pemikiran ..............................................................................
25
Gambar 4. Rancangan Penelitian .............................................................................
29
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Indikator Pertanyaan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut ................. . 33
Tabel 2. Indikator Pertanyaan Kebiasaan Menyikat Gigi .......................................... 34
Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin …. 39
Tabel 4. Analisis Uji Chi Square Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut dengan
Oral Hygiene Index Siswa Kelas V ……………………………................ 41
Tabel 5. Analisis Uji Chi Square Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Oral Hygiene
Index Siswa Kelas V ……………………………………………………... 41
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Persetujuan, Kuesioner dan Formulir Pemeriksaan
Lampiran 2. Data Subjek Penelitian
Lampiran 3. Pengolahan Data dengan SPSS
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 5. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 6. Foto Pelaksanaan Penelitian
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik
sehat secara jasmani dan rohani. Setiap orang tua menginginkan anaknya bisa
tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuhnya
sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum
adalah kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh (Malik, 2008). Karies
yang berat pada anak dapat menurunkan kualitas hidupnya. Anak merasakan
sakit, ketidaknyamanan dan mengalami gangguan dalam mengunyah. Hal ini
dapat mempengaruhi status gizi, pertumbuhan dan berat badannya. Selain itu,
apabila rasa sakit gigi tidak tertahankan Anak dapat tidak masuk sekolah
sehingga tertinggal materi pelajaran (Sheiham, 2005).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001,
kejadian karies aktif pada anak di Indonesia mencapai 53%. Sedangkan
sebanyak 46% pada gigi anak Indonesia terdapat kalkulus (Astoeti et al.,
2004). Prevalensi penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut di
provinsi Jawa Tengah mencapai 25,8%. Sedangkan prevalensi anak yang
bermasalah gigi dan mulut pada kelompok umur 10 – 14 tahun mencapai
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
23,2%. Di Kota Surakarta penduduk dengan masalah gigi dan mulut mencapai
37,6% (Depkes RI, 2008).
Notoatmodjo (2005) menjelaskan bahwa timbulnya masalah kesehatan
gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya disebabkan oleh faktor perilaku
atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi
oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut. Di Jawa Tengah presentase anak kelompok usia 10 – 14 tahun
yang menyikat gigi secara benar, yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan
malam hari sebelum tidur sebesar 5% (Depkes RI, 2008).
Secara klinis, tingkat kebersihan mulut dapat dinilai dalam suatu kriteria
penilaian khusus dengan Oral Hygiene Index dari Greene dan Vermillion
(1960). Penilaian Oral Hygiene Index ini berdasarkan adanya endapan lunak
atau debris dan kalkulus atau karang gigi. Adanya debris dan kalkulus
berperan penting dalam proses terjadinya karies serta proses peradangan pada
jaringan periodontium (Putri et al., 2010a).
Dari data pemeriksaan gigi dan mulut terhadap siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Bulukantil yang dilakukan pada bulan November tahun 2011
oleh Puskesmas Ngoresan kecamatan Jebres didapatkan hasil bahwa dari
seluruh siswa kelas V yang berjumlah 49 orang, terdapat 33 orang yang
bermasalah gigi dan mulut. Masalah gigi dan mulut ini meliputi karies,
pulpitis, gangraen, persistensi, maloklusi crowding, stomatitis dan oral
hygiene buruk. Sedangkan 16 siswa dikatakan normal tanpa adanya masalah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
pada kesehatan gigi dan mulutnya. Oleh karena itu, berdasarkan latar
belakang di atas peneliti ingin mengetahui hubungan pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan Oral hygiene Index pada siswa kelas V
Sekolah Dasar Negeri Bulukantil.
B. Perumusan masalah
Adakah hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral
Hygiene Index siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan Oral Hygiene Index siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil Kecamatan Jebres.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran pengetahuan siswa kelas V tentang kesehatan
gigi dan mulut di Sekolah Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres.
b. Mengetahui gambaran kebiasaan menyikat gigi siswa kelas V tentang
kesehatan gigi dan mulut di Sekolah Dasar Negeri Bulukantil
Kecamatan Jebres.
c. Mengetahui gambaran Oral Hygiene Index siswa kelas V Sekolah
Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris mengenai
hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral
Hygiene Index siswa Sekolah Dasar.
b. Memberikan informasi mengenai hubungan pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut dengan Oral Hygiene Index siswa Sekolah
Dasar.
2. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis bilamana penelitian ini terbukti sesuai hipotesis
adalah sekolah dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan
gigi dan mulut dengan mengupayakan penyuluhan atau menetapkan materi
kesehatan gigi dan mulut sebagai materi yang wajib disampaikan sebagai
salah satu materi dalam pelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
BAB II
DASAR TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Penginderaan ini melalui panca indera manusia yaitu
penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
b. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif memiliki enam
tingkatan yaitu (Notoatmodjo, 2005):
1). Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu bahan yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
2). Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3). Menerapkan (Application)
Menerapkan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi
yang sebenarnya (real).
4). Analisis (Analyze)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
objek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi dan masih terdapat kaitan satu sama lain.
5). Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6). Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu objek atau materi. Penilaian – penilaian ini didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
c. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut
Notoadmodjo
(2005),
pengetahuan
seseorang
dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1). Pengalaman
Pengalaman ini dapat diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun
dari orang lain.
2). Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang dengan pendidikan yang tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3). Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang, misalnya televisi, radio, majalah, koran dan buku.
4). Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh secara langsung terhadap pengetahuan
seseorang. Namun, bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka
dirinya mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas yang
mendukung sebagai sumber informasi.
5). Sosial Budaya
Kebudayaan dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
2. Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya peningkatan pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut, penyuluhan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi
dan mulut, serta perlindungan gigi dan mulut (Depkes RI, 2000). Menurut Astoeti
(2006), pengetahuan atau materi kesehatan gigi dan mulut untuk siswa sekolah
dasar meliputi anatomi gigi, proses terjadinya plak, karies, penyakit gusi, waktu
menyikat gigi, cara menyikat gigi, penggunaan fluor, dan perawatan gigi
berlubang.
a. Anatomi Gigi
Mulut terbentuk dari 2 rahang, yaitu rahang atas dan rahang bawah. Pada
rahang terdapat gigi dan gusi (Malik, 2008). Secara anatomis gigi terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu mahkota dan akar (Pratiwi, 2009). Mahkota gigi
merupakan bagian yang tertutup oleh enamel dan bagian ini biasanya terlihat.
Akar gigi adalah bagian yang tertanam di dalam rahang dan tidak terlihat.
Pada bagian luar dari akar gigi dilindungi oleh gusi yang merupakan suatu
jaringan lunak (Dental Health Foundation Ireland, 2011).
Gigi terbagi atas beberapa jenis, antara lain (Harshanur, 1995) :
1). Gigi seri
Gigi seri berbentuk pipih dan tajam. Gigi seri ini berfungsi untuk
memotong atau mengiris makanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
2). Gigi Taring
Gigi taring mempunyai bentuk yang runcing untuk mencabik dan
menyobek makanan.
3). Gigi geraham kecil
Gigi geraham kecil berfungsi untuk menggilas dan mengunyah
makanan. Gigi geraham kecil mempunyai dua akar.
4). Gigi geraham besar
Gigi geraham besar mempunyai tiga akar. Gigi geraham besar
berfungsi untuk melumatkan dan mengunyah makanan.
Menurut Harshanur (1995), berdasarkan pertumbuhannya gigi manusia
terdiri dari gigi susu (sulung), gigi tetap dan gigi bungsu:
1). Gigi Susu
Gigi susu atau gigi sulung merupakan gigi yang tumbuh pertama kali
di dalam rongga mulut dan suatu saat akan tanggal. Gigi susu berjumlah
20 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham. Gigi
susu mulai tumbuh usia 6 bulan dan tumbuh sempurna usia 2 tahun
(Tarigan, 1995).
2). Gigi Tetap
Gigi tetap adalah gigi yang tumbuh menggantikan gigi susu dan
apabila tanggal tidak diganti oleh gigi yang lain (Harshanur, 1995). Gigi
tetap berjumlah 32 buah terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
geraham kecil dan 12 gigi geraham besar yang mulai pertumbuhannya
pada 6 – 7 tahun (Tarigan, 1995).
3). Gigi Bungsu
Merupakan gigi yang tumbuh terakhir kali, yaitu gigi geraham
ketiga. Biasanya gigi geraham ini tumbuh pada usia 15 tahun ke atas.
Tumbuhnya gigi geraham tergantung pada faktor usia dan proses
perkembangan gigi anak yang bersangkutan (Harshanur, 1995).
b. Plak dan Kalkulus
1). Plak
Plak merupakan endapan lunak yang tipis dan melekat pada
permukaan gigi. Endapan lunak ini terbentuk oleh sisa makanan, saliva
atau air liur dan mikroorganisme. Mikroorganisme yang patogen dapat
menyebabkan peradangan pada gusi. Plak ini dapat dibersihkan dengan
menyikat gigi (Beemsterboer, 2011). Plak gigi juga berperan penting
dalam kerusakan jaringan keras gigi dan peradangan jaringan lunak di
sekitarnya (Panjaitan, 1997).
2). Kalkulus
Plak yang tidak dibersihkan akan menyebabkan mikroorganisme
berkembang biak sehingga plak akan menebal, mengeras dan membentuk
kalkulus (Tarigan, 1995). Kalkulus dibentuk oleh penumpukan mineral
kalsium dan fosfat di dalam plak yang mengandung bakteri. Plak yang
mengandung mineral dan bakteri ini dapat membentuk kalkulus dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
waktu 12 hari. Kalkulus melekat erat pada gigi sehingga tidak dapat
dibersihkan dengan menyikat gigi (Beemsterboer, 2011).
c. Karies
Karies merupakan suatu penyakit gigi akibat perusakan struktur gigi oleh
mikroorganisme. Plak gigi yang mengandung mikroorganisme menyebabkan
rusaknya email atau lapisan gigi (Bisla, 2000). Menurut Pintauli dan Hamada
(2008), karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu enamel,
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang
ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan.
Pembentukan karies dipengaruhi oleh tiga faktor utama dan satu faktor
tambahan. Faktor utama dalam hal ini adalah mikroorganisme, host (gigi dan
saliva), dan substrat. Sedangkan faktor tambahan yang mempengaruhi
pembentukan karies adalah waktu (Tarigan, 1995).
Gambar 1. Skema yang Menunjukkan Karies sebagai Penyakit Multifaktorial yang
Disebabkan Faktor Host, Agen, Substrat, dan Waktu (Pintauli dan Hamada,
2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
1). Faktor Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam proses terjadinya karies (Pintauli
dan Hamada, 2008). Mikroorganisme di dalam plak yang banyak
menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans. Mikroorganisme ini
sangat kariogen karena dapat meragikan karbohidrat menjadi asam
(Suwargiani, 2008).
2). Faktor Host ( Gigi )
Faktor - faktor dari gigi yang berpengaruh terhadap peningkatan
karies, (Suwargiani, 2008) yaitu :
a). Bentuk
Gigi dengan fit dan fisur yang dalam lebih mudah terserang karies. Hal
ini disebabkan karena sisa makanan mudah menempel pada gigi dengan
fit dan fisur yang dalam tersebut (Pintauli dan Hamada, 2008).
b). Posisi
Gigi yang berjejal dan susunannya tidak teratur lebih sukar dibersihkan.
Hal ini cenderung meningkatkan penyakit periodontal dan karies.
c). Struktur
Keberadaan flour dalam konsentrasi yang optimum pada jaringan gigi
dan lingkungannya merangsang efek anti karies.
3). Faktor Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang menempel
pada gigi (Suwargiani, 2008). Adanya substrat dapat mempengaruhi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan yang
diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif yang
menyebabkan timbulnya karies (Pintauli dan Hamada, 2008). Sisa makanan
atau substrat yang melekat terus pada gigi ini dapat diubah oleh bakteri
menjadi asam yang melarutkan email gigi sehingga terjadi lubang pada gigi
(Riyanti, 2005).
Kebiasaan sering mengonsumsi gula dapat menambah pembentukan plak
dan menambah perkembangan Streptococcus mutans di dalamnya. Sukrosa
merupakan gula yang paling mudah menyebabkan karies meskipun jenis gula
yang lain juga berbahaya (Suwargiani, 2008).
4). Faktor Waktu
Waktu menjadi salah satu faktor yang penting dalam proses pembentukan
karies (Suwargiani, 2008). Proses pembentukan karies atau gigi berlubang
membutuhkan waktu yang bervariasi, namun diperkirakan 6 sampai 48 bulan
(Pintauli dan Hamada, 2008).
d. Gingivitis
Gingivitis merupakan peradangan pada gusi akibat akumulasi plak dan
bakteri. Plak dan kalkulus dapat mengiritasi gusi karena adanya toksin bakteri di
dalamnya (Malik, 2008). Pembesaran gusi karena peradangan dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu gingivitis akut dan kronis (Salmiah, 2009).
Bentuk penyakit gusi yang umum terjadi adalah gingivitis kronis yang
ditandai dengan pembengkakan gusi. Gusi yang mengalami peradangan teruscommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
menerus berwarna merah sampai merah kebiruan. Salah satu gejala gingivitis
kronis adalah adanya perdarahan gusi ketika menyikat gigi (Salmiah, 2009).
e. Perilaku Memelihara Kebersihan Gigi dan Mulut
1). Menyikat gigi
Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi dapat menyingkirkan plak
secara mekanis. Menyikat gigi bertujuan untuk mencegah dan membersihkan
sisa makanan atau plak, merangsang jaringan gingival, dan melapisi gigi
dengan fluor (Pintauli dan Hamada, 2008).
Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang
cukup penting dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh penggunaan
alat, metode penyikatan gigi, frekuensi serta waktu penyikatan gigi yang tepat
(Wendari, 2001).
a). Sikat gigi
Bentuk sikat gigi mempengaruhi baik tidaknya hasil dari menyikat
gigi. Sikat gigi yang dianjurkan untuk anak haruslah kecil, lembut dan
mempunyai pegangan yang besar agar mudah dipegang. Bulu sikat gigi
hendaknya tidak terlalu keras atau tidak terlalu lunak dan tidak
menimbulkan iritasi pada jaringan mulut. Ukuran sikat gigi yang tepat
dengan berbagai bentuk, untuk anak - anak ukuran kepala sikat gigi adalah
20 mm x 10 mm. Sedangkan untuk orang dewasa adalah 22 – 28 mm x 10
– 13 mm (Tambun, 2002).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Terdapat beberapa bentuk permukaan bulu sikat gigi seperti bentuk
lurus, cembung, dan cekung sehingga dapat mencapai bagian tertentu
dalam lengkung rahang. Namun, dianjurkan memakai sikat gigi yang
mempunyai bulu sikat lurus dan sama panjang (Daliemunthe, 2008).
Selain itu, bulu sikat sebaiknya memiliki berkas bulu banyak karena
menurut penelitian hal ini berhubungan dengan hasil yang lebih baik
dalam menyikat gigi (Houwink, 1993).
Sikat gigi perlu diganti setelah pemakaian 2 – 3 bulan karena bulu
sikat gigi yang sudah tidak dapat bekerja dengan baik, dapat melukai gusi
(Ariningrum, 2000). Selain itu menurut penelitian, ribuan mikroorganisme
dapat tumbuh di bulu dan pegangan sikat (American Dental Hygienist
Association, 2011).
b). Cara Menyikat Gigi
Menurut American Dental Hygienist Association (2011), cara
menyikat gigi yang benar adalah sebagai berikut :
(1). Tempatkan bulu sikat pada garis perbatasan antara gusi dan gigi
dengan posisi miring 45°.
(2). Dengan perlahan, menyikat bagian luar gigi, 2 sampai 3 gigi dengan
arah naik turun dan dari arah gusi ke gigi. Kemudian lanjutkan ke
bagian gigi yang lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
(3). Menyikat gigi bagian belakang sisi sebelah dalam dengan posisi sikat
miring 45° seperti pada posisi pertama. Gerakkan sikat dengan dari
dalam ke luar dan memutar.
(4). Arahkan sikat gigi dengan posisi tegak atau vertical untuk menyikat
gigi depan sebelah dalam. Menyikat gigi dari dalam ke luar dengan
menggunakan setengah bagian depan dari sikat.
(5). Posisikan sikat gigi pada permukaan kunyah atau gigi bagian
belakang. Menyikat gigi dengan gerakan maju mundur. Kemudian
sikat lidah dari bagian belakang ke depan untuk menghilangkan
bakteri.
Gambar 2. Cara Menyikat Gigi (American Dental Hygienist Association, 2011).
Gusi sebaiknya juga harus disikat agar sisa – sisa makanan lunak yang
ada di leher gigi hilang. Selain itu hal ini berfungsi untuk melakukan
pijatan pada gusi sehingga gusi sehat, kenyal dan tidak mudah berdarah.
Kemudian disempurnakan lagi dengan berkumur – kumur untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
menyegarkan lingkungan mulut serta menghilangkan plak yang sudah
terlepas (Pratiwi, 2009).
c). Frekuensi dan Waktu Menyikat Gigi
Seseorang harus menyikat giginya secara teratur, minimal dua kali
sehari yaitu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Menyikat gigi
khususnya pada malam hari sangat penting untuk mencegah plak atau
debris yang melekat di permukaan gigi. Waktu atau lamanya menyikat
gigi sebaiknya selama 2 – 3 menit (Linda, 2011).
2). Penggunaan Fluor dalam Pasta Gigi
Pasta gigi yang beredar di pasaran umumnya mengandung fluor dalam bentuk
Natrium fluoride (NaF), Stanium Fluorida (SnF) dan Sodium monofluorofosfat
(NaMNF) (Limner, 2009). Fluor dapat menghambat proses pengerusakan lapisan
gigi atau demineralisasi email dan juga menguatkan gigi dengan meningkatkan
proses remineralisasi sehingga email tahan terhadap asam. Fluor dapat
menghambat karies dengan cara menghambat aktivitas bakteri kariogenik dalam
membentuk asam yang dapat merusak lapisan gigi. Selain itu, fluor juga dapat
menghambat bakteri menempel pada permukaan gigi (Adair, 2001).
3). Diet Makanan
Faktor yang paling penting dalam hubungan diet makanan dan kesehatan gigi
adalah mengurangi frekuensi konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat,
terutama sukrosa. Sukrosa ini banyak terkandung pada makanan manis dan
camilan (Pratiwi, 2009). Makanan yang lengket dan menempel pada permukaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
gigi lama kelamaan akan diuraikan oleh bakteri menjadi asam. Asam ini akan
melarutkan jaringan keras email sehingga bakteri mudah masuk kedalam
jaringan gigi. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan kesehatan tubuh
secara keseluruhan ialah makan yang banyak mengandung serat, seperti buahbuahan dan sayuran. Selain bagus untuk pencernaan, makanan yang berserat juga
secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang lengket dan
menempel pada gigi (Malik, 2008).
4). Perawatan gigi berlubang
a). Penambalan Gigi
Penambalan gigi tehadap gigi yang berlubang sebaiknya dilakukan
sedini mungkin sebelum kelainannya menjadi lebih berat (Malik, 2008).
Gigi yang berlubang tidak akan sembuh dengan sendirinya. Jika dibiarkan,
lubang pada gigi akan semakin membesar. Pada gigi berlubang yang
lubangnya tidak terlalu besar dilakukan tindakan penambalan gigi (PDGI,
2012).
b). Pencabutan Gigi
Pencabutan gigi dilakukan apabila gigi tersebut sudah tidak dapat lagi
dipertahankan dan apabila gigi tersebut menjadi penyebab dari infeksi di
dalam rongga mulut sehingga dapat menyebabkan kelainan ke organ yang
lainnya (Malik, 2008). Apabila gigi telah rusak sehingga untuk penambalan
sudah sangat sulit dilakukan, maka dilakukan pencabutan gigi yang telah
rusak tersebut (Tarigan, 1995). Memeriksakan gigi ke dokter setiap 6 bulan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
sekali perlu dilakukan untuk mendeteksi adanya lubang pada gigi agar
segera dapat ditangani (PDGI, 2012).
3. Oral Hygiene Index
Oral Hygiene Index merupakan indeks yang digunakan untuk menentukan
status oral hygiene atau tingkat kebersihan gigi dan mulut seseorang (Greene dan
Vermellion, 1960). Oral Higiene Index (OHI) mengukur debris dan kalkulus yang
menutupi permukaan gigi. Berdasarkan Greene dan Vermillion (1960),
pemeriksaan Oral Hygiene Index dilakukan pada 12 gigi yang telah ditentukan.
Namun kemudian muncul sistem baru yaitu Oral Hygiene Index Simplified.
Pemeriksaan kemudian dilakukan pada permukaan 6 gigi tertentu yaitu pada
permukaan labial incisivus sentral kanan atas, permukaan labial incisivus sentral
kiri bawah, permukaan bukal molar satu kanan atas, permukaan bukal molar satu
kiri atas, permukaan lingual molar satu kiri bawah, dan permukaan lingual molar
satu kanan bawah (Putri et al., 2010b., Greene dan Vermillion, 1964).
Oral Hygiene Index Simplified merupakan penjumlahan dari indeks debris
dan indeks kalkulus yang masing-masingnya mempunyai rentangan skor 0-3
(Pintauli dan Hamada, 2008). Indeks Debris dapat ditentukan dengan
menjumlahkan skor debris di permukaan gigi dibagi jumlah gigi yang diperiksa.
Oral debris merupakan lapisan lunak yang terdiri atas mucin atau air liur, bakteri,
serta sisa makanan yang berwarna putih kehijau – hijauan dan jingga yang
terletak di permukaan gigi (Daliemunthe, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Indeks kalkulus diperoleh dengan menjumlahkan skor kalkulus pada
permukaan gigi dibagi jumlah gigi yang diperiksa. Kalkulus adalah pengendapan
dari garam – garam anorganis yang terutama terdiri atas kalsium karbonat dan
kalsium fosfat bercampur dengan sisa makanan, bakteri dan sel – sel yang telah
mati (Daliemunthe, 2008). Kalkulus atau karang gigi yang berada di atas gusi
disebut kalkulus supragingival. Kalkulus ini berwarna kuning. Kalkulus yang
berada di bawah atau bagian gusi disebut kalkulus subgingival. Kalkulus ini
berwarna coklat kehitaman dan melekat erat pada gusi sehingga sukar dibersihkan
(Tarigan, 1995).
Menurut Manson dan Eley (1993), tingkat kebersihan gigi dan mulut
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Pola Makan
Tindakan pertama yang dilakukan untuk mencegah atau setidaknya
mengontrol pembentukan plak adalah dengan membatasi makanan yang
mengandung karbohidrat terutama sukrosa. Hal ini karena karbohidrat
merupakan bahan utama dalam pembentukan matriks plak. Selain itu plak
banyak terbentuk apabila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan
lunak yang banyak mengandung karbohidrat (Putri et al., 2010a). Setelah
makan makanan yang mengandung gula sebaiknya berkumur atau
menyikat gigi (Pintauli dan Hamada, 2008).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
b. Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Benar dan Teratur
Menyikat
gigi
adalah
cara
yang
umum
dianjurkan
untuk
membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Menyikat gigi
sebaiknya dua kali sehari, yaitu setiap kali setelah sarapan dan malam
sebelum tidur (Putri et al., 2010a). Menurut Riskesdas Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007, menyikat gigi yang benar
adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Teknik menyikat
gigi yang efektif bagi anak – anak menurut Houwink (1993) adalah
dengan cara roll atau memutar.
c. Susunan Gigi
Pada pewarnaan dengan disclosing solution, plak cenderung mudah
menempel dan jumlahnya banyak pada gigi yang letaknya salah, pada
permukaan gigi dengan kontur tepi gigi yang buruk, pada permukaan gigi
yang banyak cacat dan pada daerah pertautan sementoemail yang kasar
(Putri et al., 2010a).
d. Komposisi dan Sekresi Saliva
Saliva mempunyai komposisi yang berbeda tergantung pada individu
dan glandula yang mensekresinya (Whelton, 1996). Komponen saliva
terdiri dari beberapa macam elektrolit seperti kalsium, bikarbonat, fosfat
dan magnesium. Selain itu saliva mengandung komponen protein atau
organik seperti enzim, musin dan immunoglobulin. Adanya komposisi ini
berkaitan dengan fungsi saliva yaitu lubrikasi dan proteksi, buffering
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
action dan clearance, perlindungan integritas gigi, antibakteri serta
berperan dalam proses pengecapan dan pencernaan. Oleh karena itu
apabila terjadi perubahan kualitas dan kuantitas saliva, maka akan
mempengaruhi integritas kesehatan gigi dan mulut (Humprey dan
Williamson, 2001). Keberadaan saliva sangat penting untuk menjaga
kesehatan jaringan rongga mulut. Salah satu fungsi saliva ini adalah
sebagai pembersih sisa – sisa makanan dan berperan sebagai buffer yang
menetralkan pH plak setelah makan (Whelton, 1996).
4. Hubungan Pengetahuan dengan Kebersihan Gigi dan Mulut
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2005). Apabila materi
atau objek yang ditangkap pancaindera adalah tentang gigi, gusi, serta kesehatan
gigi pada umumnya, pengetahuan yang diperoleh adalah mengenai gigi, gusi,
serta kesehatan gigi (Budiharto, 2010). Pengetahuan ini mempunyai peranan yang
sangat penting dalam membentuk perilaku atau tindakan seseorang. Sebelum
seseorang berperilaku, orang tersebut harus tahu terlebih dahulu apa arti atau
manfaat perilaku tersebut bagi dirinya dan keluarganya. Setelah seseorang
mengetahui stimulus atau objek kesehatan, orang tersebut kemudian mengadakan
penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui. Proses selanjutnya
diharapkan seseorang akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui
atau dinilainya baik. Hal ini disebut sebagai perilaku kesehatan. Tindakan atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
perilaku kesehatan ini dapat mencakup perilaku pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).
Menurut Malik (2008), kegiatan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
meliputi diet makanan, menyikat gigi dengan benar dan teratur, penambalan gigi,
pencabutan gigi dan kunjungan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Pencegahan
terhadap penyakit gigi dan mulut seperti karies dan periodontitis dapat dilakukan
dengan menghilangkan faktor penyebab, yaitu menghilangkan plak (Houwink,
1993). Plak gigi merupakan kumpulan sisa makanan dan mikroorganisme yang
melekat erat pada permukaan gigi. Plak terjadi jika seseorang mengabaikan
kebersihan gigi dan mulutnya. Plak ini dapat dihilangkan secara mekanis (Putri et
al., 2010a). Penghilangan plak secara mekanis dapat dilakukan dengan cara
menyikat gigi (Panjaitan, 1997).
Tindakan lain untuk mengontrol pembentukan plak adalah dengan
membatasi makanan yang mengandung karbohidrat terutama sukrosa (Putri et al.,
2010a). Diet makanan yang lengket dan manis dapat menimbulkan plak yang
mudah diuraikan oleh bakteri sehingga dapat menyebabkan gigi berlubang
(Malik, 2008). Dari penelitian yang dilakukan oleh Martens et al (2007), memulai
menyikat gigi dari usia muda, tidak rutin mengonsumsi gula yang dicampur pada
minuman dan menyikat gigi minimal 2 kali sehari secara signifikan dapat
menurunkan akumulasi plak dalam mulut.
Kunjungan ke dokter gigi 6 bulan sekali juga sangat bermanfaat untuk
mengetahui apakah ada kelainan pada gigi dan kalkulus (Malik, 2008). Kalkulus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
ini merupakan plak yang telah lama dan mengeras. Dengan bantuan dokter gigi
kalkulus ini dapat dihilangkan (Putri et al., 2010a). Adanya plak dan kalkulus
dapat menentukan kebersihan mulut seseorang yang diukur dengan Oral Hygiene
Index (Putri et al., 2010b).
Penelitian di China oleh Tsai et al (1998), menyatakan bahwa pendidikan
kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar secara signifikan berpengaruh
pada jumlah plak di dalam mulut mereka. Penelitian lain di Brazil menyatakan hal
yang sama bahwa pendidikan kesehatan gigi dan mulut di sekolah berpengaruh
pada kebersihan mulut (Farias et al., 2009).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
B. Kerangka Pemikiran
Pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut
Faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan:
Perilaku memelihara kesehatan gigi
dan mulut:
1. Kebiasaan menyikat gigi dengan
benar dan teratur
2. Diet makanan
3. Memeriksaan kesehatan gigi secara
rutin 6 bulan sekali
a.
b.
c.
d.
Pengalaman
Pendidikan
Fasilitas
Sosial
budaya
e. Penghasilan
Mengontrol plak dan
kalkulus
Kebersihan gigi dan mulut diukur
dengan Oral Hygiene Index
Kebiasaan menyikat gigi
Pola makan
Komposisi dan sekresi saliva
Keterangan :
= Diteliti
= Tidak diteliti
Gambar 3. Kerangka Pemikiran
commit to user
Susunan gigi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
C. Hipotesis
Ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral
Hygiene Index siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan studi potong lintang (Cross Sectional) yaitu mengambil
sampel dari populasi dalam satu waktu dan memeriksa status paparan dan
status penyakit pada titik waktu yang sama dari masing – masing individu
dalam sampel tersebut (Murti, 2003).
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bulukantil
Kecamatan Jebres.
C. Subjek Penelitian
Populasi sasaran pada penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah
Dasar Negeri Bulukantil.
1.
Kriteria Inklusi
a. Siswa kelas V
b. Keadaan kesehatan umum baik
c. Bersedia ikut serta dalam penelitian (kooperatif)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
2.
Kriteria Ekslusi
Memakai alat ortodonti baik lepasan maupun cekat
D. Teknik Sampling
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling
yang
merupakan
pengambilan
sampel
secara
purposif
didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri
(Murti, 2010). Penentuan besar sampel ditentukan berdasarkan rule of
thumb yaitu besar sampel minimal 30 subjek (Murti, 2010). Pada
penelitian ini seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil
berjumlah 49 siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
E. Rancangan Penelitian
Populasi
Purposive Sampling
Siswa kelas V
Kuesioner pengetahuan
kesehatan gigi dan mulut
Kuesioner kebiasaan
menyikat gigi
Pemeriksaan Oral
Hygine Index
Analisis Data
Gambar 4. Rancangan Penelitian
F.
Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas
: Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
2. Variabel terikat
: Oral Hygiene Index
3. Variabel luar
a. Terkendali
: Usia
b. Tak terkendali
: Kebiasaan menyikat gigi, pola makan, susunan
ajssdfhjkasfhfjhfjfigigi, komposisi dan sekresi saliva.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel bebas : Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
anak kelas V mengenai bagaimana memelihara kebersihan gigi dan
mulut. Pengetahuan ini diukur dengan kuesioner yang berisikan
pertanyaan cara menyikat gigi, pemilihan sikat gigi, frekuensi
menyikat gigi, penggunaan fluor pada pasta gigi, diet makanan, serta
pemeriksaan gigi 6 bulan sekali. Tingkat pengetahuan ditentukan dari
skor hasil kuesioner dengan ketentuan sebagai berikut (Arikunto,
2002):
a. Jawaban benar 76 % - 100% : kategori tinggi
b. Jawaban benar 56% - 75%
: kategori sedang
c. Jawaban benar ≤ 55%
: kategori rendah
Pengukuran ini menggunakan skala ordinal.
2. Variabel terikat
: Oral Hygiene Index
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kebersihan
gigi dan mulut siswa kelas V yang diukur dengan Oral Hygiene Index
Simplified dari Greene dan Vermillion (1964). Pemeriksaan Oral
Hygiene Index Simplified dilakukan dengan menjumlahkan indeks
debris dan indeks kalkulus. Pada pemeriksaan ini peneliti dibantu oleh
dokter gigi dan perawat gigi dari Puskesmas Ngoresan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Kriteria tingkat kebersihan gigi dan mulut sesuai OHIS
menurut Greene dan Vermillion (1964) :
Baik
: Jika nilainya antara 0,0 – 1,2
Sedang
: Jika nilainya antara 1,3 – 3,0
Buruk
: Jika nilainya antara 3,1 – 6,0
Pengukuran variabel terikat ini dengan menggunakan skala ordinal.
3. Variabel Luar : Kebiasaan Menyikat Gigi
Kebiasaan menyikat gigi pada penelitian ini adalah frekuensi
menyikat gigi, cara menyikat gigi dan penggunaan sikat gigi oleh
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil. Kebiasaan menyikat
gigi ini diukur dengan menggunakan kuesioner. Ketentuan kebiasaan
menyikat gigi dikatakan baik apabila jawaban yang bernilai positif ≥ 5
dan kebiasaan menyikat gigi yang tidak baik apabila jawaban yang
bernilai positif < 5. Pengukuran variabel ini dengan menggunakan
skala ordinal.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner
a. Kuesioner Pengetahuan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pada penelitian ini digunakan kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup berupa pilihan ganda. Dilakukan uji validitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
dan reliabilitas terlebih dahulu sebelum kuesioner digunakan. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan di SD Negeri Slogohimo I
Wonogiri terhadap siswa kelas V yang berjumlah 45 orang.
Pertanyaan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
berjumlah 18 item. Pengukuran item atau pertanyaan ini dengan
skala Guttman yaitu jawaban benar bernilai 1 atau salah bernilai
0 dengan alternatif jawaban a, b dan c.
Pertanyaan dikatakan valid jika r hitung lebih dari r tabel
(0,294) pada taraf signifikansi α = 0,05. Dari uji validitas
kuesioner yang dilakukan, 10 dari 18 item dinyatakan valid.
Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai alpha sebesar 0,683.
Menurut Murti (2011), nilai r minimal suatu kuesioner dikatakan
reliabel adalah 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa 10 item
pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel. Selain itu diambil 2 item
pertanyaan dari kuesioner pengetahuan kesehatan dan mulut oleh
Kawuryan (2008) dalam penelitiannya. Dua item pertanyaan
tersebut dikatakan valid dan reliabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Tabel 1. Indikator Pertanyaan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan
Mulut
No
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1.
Cara menyikat gigi
3,4,5,6
4
2.
Frekuensi menyikat gigi
11,12
2
3.
Pemilihan sikat gigi
1,2
2
4.
Penggunaan fluor pada 7,9
2
pasta gigi
5.
Diet makanan
8
6.
Pemeriksaan gigi 6 bulan 10
1
1
sekali
b. Kuesioner Kebiasaan Menyikat Gigi
Pada penelitian ini digunakan kuesioner dengan bentuk
pertanyaan tertutup berupa pilihan ganda dengan alternatif
jawaban a atau b. Terdapat 10 pertanyaan mengenai kebiasaan
menyikat gigi yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Sepuluh pertanyaan ini diambil dari pertanyaan pada kuesioner
penelitian oleh Sihite (2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Tabel 2. Indikator Pertanyaan Kebiasaan Menyikat Gigi
No
Indikator
Nomor Item
Jumlah
1.
Frekuensi menyikat gigi
1,2,3,4,5,6,7
7
2.
Penggunaan sikat gigi
9
1
3.
Penggunaan fluor pada 8
1
pasta gigi
4.
Cara menyikat gigi
3. Kaca mulut
4. Sonde bulan sabit
5. Senter
6. Disclosing solution
7. Sarung tangan
8. Masker
9. Povidon iodine
commit to user
10
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
I.
Protokol penelitian
Pengambilan data dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke
Sekolah Dasar Negeri Bulukantil. Berikut adalah prosedur pelaksanaan
penelitian :
1. Menjelaskan tentang maksud dan tujuan penelitian kemudian meminta
kesediaan siswa untuk mengisi kuesioner serta membagikan lembar
persetujuan untuk bersedia menjadi responden.
2. Siswa mengisi kuesioner selama kurang lebih 25 menit.
3. Dilakukan persiapan alat dan bahan pemeriksaan Oral Hygiene Index
Simplified.
4. Pemeriksaan Oral Hygiene Index Simplified dilakukan dengan langkah
– langkah sebagai berikut :
a. Siswa diminta duduk di kursi yang disediakan.
b. Dilakukan pengisian formulir pemeriksaan meliputi nama, umur
dan jenis kelamin.
c. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan untuk melihat adanya debris
dan kalkulus. Gigi yang diperiksa adalah 6 buah gigi, yaitu :
1)
Permukaan labial incisivus sentral kanan
2)
Permukaan labial incisivus sentral kiri bawah
3)
Permukaan bukal molar satu kanan atas
4)
Permukaan bukal molar satu kiri atas
5)
Permukaan lingual molar satu kiri bawah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
6)
Permukaan lingual molar satu kanan bawah
Melihat kalkulus pada permukaan 6 gigi di atas dengan
menggunakan senter, kaca mulut dan sonde bulan sabit
sesuai kriteria skor kalkulus sebagai berikut (Putri et al.,
2010b, Greene dan Vermillion, 1964 ) :
0: Tidak ada kalkulus
1:
Kalkulus supragingiva menutup tidak lebih dari 1/3
permukaan servikal, atau terdapat stain ekstrinsik di
permukaan yang diperiksa
2:
Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi
kurang 2/3 permukaan yang diperiksa, atau terdapat
bercak – bercak kalkulus subgingivs di sekeliling
servikal gigi
3:
Kalkulus
supragingiva
menutup
lebih
dari
2/3
permukaan yang diperiksa atau ada kalkulus subgingiva
yang kontinu di sekeliling servikal gingival
Melihat debris pada permukaan 6 gigi tersebut di atas
dengan menggunakan senter, kaca mulut dan disclosing
solution terlebih dahulu, dengan kriteria skor debris sebagai
berikut (Putri et al., 2010b, Greene dan Vermillion, 1964) :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
0:
Tidak ada debris atau stain
1:
Plak atau debris menutup tidak lebih dari 1/3
permukaan servikal, atau terdapat stain ekstrinsik di
permukaan yang diperiksa.
2:
Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang 2/3 permukaan
yang diperiksa
3:
Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa
d. Mencatat
hasil
pemeriksaan
pada
formulir
hasil
pemeriksaan.
e. Menghitung indeks kalkulus dan indeks debris dengan cara
sebagai berikut :
1). Perhitungan Indeks Kalkulus = Jumlah skor kalkulus
Jumlah gigi yang diperiksa
2). Perhitungan Indeks Debris =
Jumlah skor debris
Jumlah gigi yang diperiksa
f. Menghitung
Oral
Hygiene
Index
Simplified
dengan
menjumlahkan indeks kalkulus dan indeks debris yang
diperoleh.
OHIS = Indeks kalkulus + Indeks debris
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
g. Kemudian menentukan tingkat kebersihan mulut sesuai
dengan kriteria Oral Hygiene Index dari Greene dan
Vermillion.
J.
Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square
dan diolah dengan program Statistical Product and Service Solution
(SPSS) 17 for Windows.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan
Jebres pada tanggal 27 Maret 2012. Penelitian ini dilakukan terhadap 48 siswa
yang ditentukan dengan teknik purposive sampling. Adapun syarat untuk
pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditentukan sebelumnya. Dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 49 orang,
terdapat 1 siswa yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena siswa tersebut
sakit atau dalam keadaan tidak sehat. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil
Oral Hygiene Index, data pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta
data kebiasaan menyikat gigi. Karakteristik subjek dalam penelitian ini
meliputi umur dan jenis kelamin yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3. Karakteristik Subjek Penelitian berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Variabel
Umur
10 tahun
11 tahun
12 tahun
Jumlah Responden
Persentase
22
25
1
45,83%
52,08%
2,08%
Jenis Kelamin
Laki – laki
22
45,83%
Perempuan
26
54,17%
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa persentase terbesar
adalah siswa yang berumur 11 tahun yaitu 52,08% atau sejumlah 25 orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
dari 48 siswa. Persentase terkecil adalah siswa yang berumur 12 tahun yaitu
2,08% atau sejumlah 1 orang.
Pada karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin terlihat
presentase siswa perempuan sebesar 54,17% atau sebanyak 26 orang dari 48
siswa sedangkan persentase untuk laki – laki sebesar 45,83%.
B. Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data dengan uji Chi
Square menggunakan program computer SPSS 17 for Windows. Analisis
dengan uji Chi Square ini untuk mengetahui apakah hubungan yang teramati
antara kedua variabel secara statistik bermakna. Pada penelitian ini
mengamati hubungan antara variabel tergantung kebersihan gigi mulut atau
Oral Hygiene Index dengan variabel bebas pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut serta variabel perancu berupa kebiasaan menyikat gigi. Setelah
hasil uji Chi Square diperoleh maka dilihat nilai signifikansinya. Pada analisis
Chi Square ini Confidence Interval (CI) sebesar 95%, hubungan dikatakan
signifikan apabila p < 0,05.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Tabel 4. Analisis Uji Chi Square Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut
dengan Oral Hygiene Index Siswa Kelas V
Pengetahuan
Oral Hygiene Index (%)
Total
p -value
Chi Square
Baik
Sedang
Buruk
Tinggi
4 (28,57)
7 (50)
3 (21,43)
14 (29,17)
Sedang
10 (35,71)
13 (46,43)
5 (17,86)
28 (58,33)
Rendah
3 (50)
2 (33,33)
1 (16,67)
6 (12,5)
17 (35,42)
22 (45,83)
9 (18,75)
48 (100)
Total
0.927
Nilai kemaknaan atau p-value dari data di atas adalah 0,927. Nilai
kemaknaan p > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan Oral Hygiene
Index.
Tabel 5. Analisis Uji Chi Square Kebiasaan Menyikat Gigi dengan Oral
Hygiene Index Siswa Kelas V
Kebiasaan
Oral Hygiene Index (%)
Total
p -value
Chi Square
Baik
Sedang
Buruk
Baik
15 (51,72)
12 (41,38)
2 (6,90)
29 (60,42)
Tidak baik
2 (10,53)
10 (52,63)
7 (36,84)
19 (39,58)
Total
17 (35,42)
22 (45,83)
9 (18,75)
48 (100)
0.004
Nilai kemaknaan atau p-value pada data di atas adalah 0,004. Nilai
kemaknaan p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan menyikat gigi dengan Oral Hygiene Index.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
BAB V
PEMBAHASAN
Hasil analisis terhadap pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut dengan
Oral Hygiene Index didapatkan hasil p- value > 0,05. Hal ini menunjukkan nilai
kemaknaan yang tidak signifikan. Kelompok siswa dengan pengetahuan tinggi
berjumlah 14 orang dan kebersihan mulut atau Oral Hygiene Indexnya baik
berjumlah 4 siswa (28,57 %), kebersihan mulutnya sedang berjumlah 7 siswa (50 %)
dan 3 siswa (21,43 %) dengan kebersihan mulut yang buruk. Kelompok dengan
pengetahuan sedang sebesar 28 orang mempunyai kebersihan mulut yang baik
sebesar 10 siswa (35,71 %), kebersihan mulutnya sedang sebanyak 13 siswa (46,43
%) dan kebersihan mulutnya buruk sebesar 5 siswa (17,86 %). Kelompok siswa
dengan pengetahuan rendah sebesar 6 orang dan memiliki kebersihan mulut yang
baik sebesar 3 siswa (50 %), kebersihan mulut sedang sebesar 2 siswa (33,33 %) dan
kebersihan mulut buruk sebesar 1 siswa (16,67 %).
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto et al
(2005) yang menyatakan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan Oral
Hygiene Index atau kebersihan mulut pada siswa tuna netra di Panti Sosial Bina Netra
(PSBN) Wyata Guna Bandung. Namun, penelitian di atas tidak sesuai dengan hasil
penelitian di Brazil oleh Farias et al (2009) yang menyatakan bahwa pendidikan
kesehatan gigi dan mulut di sekolah berpengaruh secara positif pada kebersihan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43
mulut. Penelitian tersebut menjelaskan pengetahuan yang baik dan benar melalui
program pendidikan kesehatan gigi dan mulut di sekolah dapat meningkatkan
kebersihan mulut pada siswa. Selain itu, penelitian di China oleh Tsai et al (1998)
juga menyatakan pendidikan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar secara
signifikan berpengaruh pada jumlah plak di dalam mulut mereka. Perbedaan hasil
penelitian ini mungkin disebabkan karena faktor lain yang mempengaruhi kebersihan
gigi dan mulut lebih berperan.
Kebersihan mulut atau Oral Hygiene Index dipengaruhi juga oleh susunan
gigi, pola makan, komposisi dan sekresi saliva serta kebiasaan menyikat gigi dengan
baik dan benar (Manson dan Eley, 1993). Sebagian besar anak sekolah dasar
cenderung menyukai jajanan yang mengandung gula dan karbohidrat tinggi padahal
makanan tersebut mudah menempel pada gigi sehingga pembentukan plak lebih
mudah terjadi. Susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan makanan mudah
menempel dan sulit dibersihkan (Putri et al., 2010a). Anak dengan susunan gigi yang
tidak teratur dapat memiliki kebersihan mulut yang kurang baik dibandingkan dengan
anak yang mempunyai susunan gigi teratur. Selain itu, komposisi dan sekresi saliva
dapat mempengaruhi pembersihan mulut oleh saliva itu sendiri. Pada penelitian ini,
faktor-faktor tersebut di atas tidak diteliti karena keterbatasan peneliti dalam tenaga
dan dana.
Variabel lain yang diteliti adalah hubungan kebiasaan menyikat gigi dengan
Oral Hygiene Index. Hasil penelitian menunjukkan kelompok siswa dengan
kebiasaan menyikat gigi yang baik berjumlah 29 orang dan kebersihan mulut atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
Oral Hygiene Indexnya baik berjumlah 15 siswa (51,72 %), kebersihan mulutnya
sedang berjumlah 12 siswa (41,38 %) dan 2 siswa (6,90 %) dengan Oral Hygiene
Index yang buruk. Kelompok dengan kebiasaan menyikat gigi yang tidak baik sebesar
19 siswa dan kebersihan mulutnya baik sebesar 2 siswa (10,53 %), kebersihan
mulutnya sedang sebanyak 10 siswa (52,63 %) dan kebersihan mulutnya buruk
sebesar 7 siswa (36,84 %).
Hasil analisis hubungan antara kebiasaan menyikat gigi dengan kebersihan
mulut atau Oral Hygiene Index pada penelitian ini memiliki p-value sebesar 0,004,
sehingga dapat dikatakan adanya hubungan yang bermakna. Hal ini sesuai dengan
penelitian Anitasari dan Rahayu (2005) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara kebiasaan menyikat gigi dengan tingkat kebersihan mulut pada siswa sekolah
dasar di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda.
Kebiasaan atau perilaku terbentuk karena dipengaruhi beberapa faktor.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku menjaga
kesehatan atau tidak berperilaku menjaga kesehatan. Faktor tersebut di antaranya
adalah adanya perilaku kesehatan dari orang lain yang menjadi panutan, fasilitas yang
memadai dan kebudayaan atau faktor lingkungan (Budiharto, 2010).
Perilaku kesehatan orang tua yang mengajarkan kepada anak untuk senantiasa
menjaga kebersihan mulut dengan membiasakan anak menyikat gigi secara benar dan
teratur dapat mempengaruhi kebersihan mulut. Hal ini sesuai dengan penelitian
Hermawansyah (2011) yang menyatakan bahwa pendidikan kebersihan gigi dan
mulut di rumah secara signifikan berhubungan dengan kebersihan gigi dan mulut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
pada anak sekolah dasar. Orang tua merupakan figur yang menjadi panutan bagi anak
sehingga kebiasaan yang baik orang tua dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut
dapat menjadi contoh bagi anak – anak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
dengan Oral Hygiene Index siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri
Bulukantil Kecamatan Jebres.
2. Ada hubungan antara kebiasaan menyikat gigi dengan Oral Hygiene Index
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil Kecamatan Jebres.
B. Saran
1. Bagi pihak sekolah sebaiknya mengupayakan diadakan pelatihan tentang
bagaimana menjaga kebersihan gigi dan mulut yang baik dan benar.
2. Bagi orangtua sebaiknya membiasakan anak untuk menyikat gigi dengan
baik dan benar sejak dini.
3. Pada penelitian ini memiliki keterbatasan karena tidak mengontrol faktor –
faktor lain yang dapat mempengaruhi kebersihan mulut oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel perancu
lain dengan harapan semakin memperkuat simpulan.
commit to user
Download