JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3 1 Analisis Kesetimbangan Energi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Studi Kasus Pada PLTG Unit 1 PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Pesanggaran Denpasar, Bali Radous Andhika Eka Paksi Harwinda dan Kadarisman Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 [email protected] Indonesia adalah negara yang sedang berkembang. Dalam perkembangannya, listrik menjadi kebutuhan utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Indonesia mulai membangun pembangkit-pembangkit listrik, disamping meningkatkan efisiensi pembangkit-pembangkit yang sudah ada, untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik yang meningkat. Peningkatan efisiensi energi dapat mengurangi jumlah energi yang terbuang sehingga dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan. Analisis kesetimbangan energi dilakukan dengan analisis termodinamika dan penerapan standar ASME PTC-22 mengenai turbin gas. Analisis termodinamika dilakukan untuk mengetahui kinerja dan efisiensi PLTG sedangkan standar ASME PTC-22 digunakan untuk menganalisis kerugian-kerugian yang terjadi pada batas sistem PLTG. Variasi bahan bakar dilakukan dengan mengganti jenis bahan bakar menggunakan Marine Fuel Oil, Heavy Fuel Oil dan Natural Gas. Hasil perhitungan dari penggantian bahan bakar ini dibandingkan dengan hasil perhitungan dari kondisi pada saat ini, yaitu pembangkitan dengan menggunakan bahan bakar High Speed Diesel. Dengan adanya variasi bahan bakar, didapatkan bahwa bahan bakar HSD menghasilkan efisiensi sebesar 26.42% dengan laju alir massa bahan bakar 14305.4 lb/hr dan heat loss 33.92 MW, bahan bakar MFO menghasilkan efisiensi sebesar 52.56% dengan laju alir massa bahan bakar 8577.39 lb/hr dan heat loss 3.91 MW, bahan bakar HFO menghasilkan efisiensi sebesar 41.44% dengan laju alir massa bahan bakar 9175.89 lb/hr dan heat loss 13.71 MW, bahan bakar NG menghasilkan efisiensi sebesar 69.24% dengan laju alir massa bahan bakar 5418.92 lb/hr dan heat loss 5.72 MW. Kata Kunci — analisis kesetimbangan energi, ASME PTC-22, efisiensi energi, pembangkit listrik tenaga gas I. PENDAHULUAN kesetimbangan energi dapat diartikan sebagai ANalisis proses untuk mengevaluasi sebuah sistem terkait dengan penggunaan energi dan melakukan optimalisasi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. . Gambar. 1. Komponen-komponen PLTG PLTG ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas ) adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang banyak digunakan di Indonesia. Bagian-bagian utama pada sistem PLTG adalah kompresor, ruang bakar, dan turbin gas. Kompresor berfungsi untuk mengkompresikan udara sekitar sebagai fluida kerjanya. Udara yg dikompresikan akan masuk ruang bakar dan kemudian dibakar menggunakan bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan pada umum nya adalah gas alam maupun HSD ( high Speed Diesel ). Gas hasil pembakaran akan masuk ke turbin gas yang terhubung dengan generator untuk membangkitkan energi listrik. Kinerja dari suatu pembangkit listrik dapat dilihat dari nilai effisiensi thermal nya. Semakin besar effisiensi thermal, maka kinerja pembangkit tersebut semakin baik. Begitu juga dengan kerugian-kerugian yang terjadi selama proses, semakin kecil nilai heat loss nya maka semakin bagus kinerja dari pembangkit tersebut. Audit energi ini bertujuan untuk mendapatkan nilai effisiensi thermal dari pembangkit serta nilai heat loss yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Setelah didapatkan nilai-nilai tersebut, maka dilakukan upaya optimalisasi untuk meningkatkan effisiensi thermal dan meminimalisir kerugian-kerugian yang terjadi selama proses berlangsung JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3 II. URAIAN PENELITIAN A. Dasar Teori PLTG merupakan jenis pembangkit yang terdiri dari 3 komponen utama, yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin. Kompresor ini terhubung dengan turbin pada satu poros sehingga saling berhubungan satu sama lain. Kompresor adalah suatu alat yang berfungsi mengkompresikan udara agar memiliki tekanan yang tinggi saat masuk ruang bakar. Udara yang dikompresikan berasal dari udara sekitar. Jenis kompresor yang digunakan antara lain adalah kompresor axial dan kompresor sentrifugal. Ruang bakar pada PLTG ini terdiri dari beberapa bagian, antara lain combustion chamber, combustion liners, fuel nozzle, ignitors, transition pieces, cross fired tubes, dan flame detector. Gas hasil pembakaran ini digunakan untuk memutar turbin gas yang terhubung dengan generator untuk membangkitkan listrik. B. ASME PTC 22 ASME PTC 22 adalah sebuah standar pengujian kinerja pada pembangkit listrik tenaga gas siklus terbuka dan mesinmesin turbin gas.Tujuan dari standar ini adalah untuk menentukan thermal performance pada saat turbin gas dioperasikan dengan kondisi pengujian dan mengoreksi hasil pengujian sesuai deengan referensi kondisi yang telah ditentukan. Pengujian ini juga akan mendapatkan hasil berupa kerugian-kerugian yang terjadi pada pembangkit ini yang berupa: 1. Kerugian pada Generator 2. Kerugian pada Gearbox 3. Kerugian tetap 4. Kerugian variabel Pengujian ini membutuhkan data-data operasi pembangkit seperti pada tabel berikut. 1 2 3 4 5 6 7 Tabel 1. Pengukuran yang dibutuhkan Daya dan Laju Aliran Buang, Energi, Aliran Energi Perpindahan Panas dan Temperatur Udara Tekanan, Tekanan, temperature, Masukan temperatur, kelembapan kelembapan Bahan Bakar Temperatur, aliran, Temperatur, aliran, komposisi, tekanan komposisi, tekanan Injeksi Fluida Temperatur, aliran, Temperatur, aliran, tekanan tekanan Gas Buang Tekanan, Temperatur temperatur Daya Daya keluaran Daya keluaran kotor, bersih, power power factor factor Udara Ceratan Aliran Temperatur, aliran Kerugian Aliran, temperature Panas C. Mekanisme Perhitungan Perhitungan dilakukan berdasarkan ASME PTC 22 dan analisa thermodinamika Perhitungan ASME untuk mengetahui 2 property dari fluida kerja, untuk kemudian akan mendapatkan besarnya kerugian-kerugian yang terjadi selama proses pembangkitan. Properti ini juga akan digunakan untuk menghitung efisiensi thermal sistem dengan menggunakan prinsip thermodinamika Brayton Cycle. Data-data awal yang akan diolah didapatkan dari data operasi yang berupa data Logsheet yang terdapat di Control Room unit pembangkit. III. GRAFIK Perhitungan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa efisiensi thermal dan juga kerugian-kerugian yang ada pada pembangkit selama kurun waktu penelitian. Data-data hasil perhitungan tersebut dapat ditampilkan dalam grafik berikut ini. Gambar. 2. Grafik Efisiensi Thermal PLTG Unit 3 Bulan November 2011 Gambar. 3. Grafik Total Kerugian Panas PLTG Unit 3 Bulan Desember 2011 dengan variasi bahan bakar Gambar. 4. Grafik Kerugian Panas PLTG Unit 3 Bulan Desember 2011 dengan variasi Pembebanan Generator JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-3 3 [4] Berdasarkan grafik diatas, maka dapat diketahui berapakah efisiensi thermal dan kerugian panas harian maupun rata-rata yang terjadi pada bulan desember 2011 pada PLTG unit 3. Angka yang dihasilkan ini dapat dianalisis dengan melihat data-data operasi harian nya, apakah ada hal-hal diluar batas normal atau kewajaran yang terjadi yang menyebabkan grafik ini berfluktuasi. IV. OPTIMALISASI SISTEM Optimalisasi dilakukan untuk meningkatkan performansi sistem dan mengurangi kerugian-kerugian panas yang terjadi pada sistem. Optimalisasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Optimalisasi ini dilakukan dengan memvariasikan jenis bahan bakar yang digunakan pada ruang bakar. Dengan melakukan perhitungan yang sama, maka didapatkan grafik diatas. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan variasi pembebanan generator, yang menghasilkan grafik sebagai berikut. V. KESIMPULAN Dari Penelitian yang dilakukan, didapatkan besarnya efisiensi thermal dan kerugian panas yang terjadi selama kurun waktu penelitian. Penelitian ini juga meliputi peluang optimalisasi melalui variasi bahan bakar dan pembebanan generator. Optimalisasi yang dilakukan pada penelitian ini hanya berdasarkan karakteristik macam-macam bahan bakar, serta pembebanan generator dengan asumsi-asumsi tertentu. Sehingga, pada penelitian selanjutnya, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan penggantian ruang bakar yang sesuai, perubahan-perubahan yang meliputi laju alir bahan bakar dan specific fuel consumption, serta melakukan analisa biaya. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis RH, mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Kadarisman sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukkan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ary Bachtiar, Bapak Bambang Sudarmanta, dan Bapak Isbunyamin sebagai dosen pembahas tugas akhir menulis. DAFTAR PUSTAKA [1] A. Argiriou, A. Gaglia, C. Balaras, E. Dascalaki, & M. Santamouris. 1992. “Energi Performance and Energi Consevation In Health Care Buildings In Hellas” [2] Dwivedi, Manish ; Prakash Srivastava, Amit & Raja, A.K. 2006. “Power Plan Engineering”. New Delhi : New Age International (P) Ltd [3] Hamdi, Edi . 2008. “Gas Turbine: Introduction and Brief Technical Evaluation Guidelines” J.Moran, Michael ; P.DeWitt, David & Saphiro, Howard. 2003. “Introduction to Thermal Systems Engineering”. New York : John Willey & Sons, Inc [5] Kiameh, Phillip. 2002. “Power Generation Handbook : Selection, Applications, Operations and Maintenance”. England : McGraw-Hill Companies [6] O’Callaghan, Paul W. 1993. “Energy Management”. England : McGraw-Hill Book Company [7] P. Boyce, Meherwan. 2006. “Gas Turbine Engineering Handbook” . Oxford : Elsevier Inc [8] Robintang Siahaan, Bonar M. 2009. “perancangan turbin gas penggerak generator pada instalasi pltg dengan putaran 3000 rpm dan daya terpasang generator 132 MW”. Medan : Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara [9] Thumann, Albert & Younger, William. 2003. “The Handbook of Energy Audits 6th Edition”. Georgia : The Fairmont Press [10] Zainal M, Aan. 2011. “Audit Energi Pada Boiler. Studi Kasusu Akibat Perubahan Bahan Bakar Jenis High Rank Coal ke Low Rank Coal Pada Salah Satu Pembangkit Listrik di Jawa Timur Dengan Kapasitas Terpasang 2x400 MW”. Surabaya : Teknik Mesin ITS