Modul 9 Model linier digunakan untuk menganalisa sistem fisika. Analisa sistem linier dibagi menjadi 3 tahap : 1. Mengembangkan model matematis yang sesuai dengan persoalan fisika 2. Memecahkan persamaan resultannya 3. Pemecahan model matematis ditafsirkan dalam persoalan fisikanya Kelinieran • Jika u1 → y1 dan u2 → y 2 maka u1 + u2 → y1 + y 2 • Jika u → y maka αu → αy dimana α adalah bilangan rasional Notasi panah diganti fungsi u → y ≈ y = T (u ) Sistem akan linier jika T memenuhi ( ) ( ) ( ) T α u1 + β u 2 = α T u1 + β T u 2 Contoh : 1. Sebuah sistem yang hubungan masukan dan keluarannya dinyatakan dengan persamaan y = au + b dengan a dan b adalah konstanta. Apakah sistem linier ini ? Y = au + b T(u) = au + b 1 tinjau dua input u1 dan u2, maka T(u1) = au1 + b……………………………………..(1) T(u2) = au2 + b……………………………………..(2) jika inputnya u1+ u2 maka T(u1+ u2) = a(u1+ u2) + b………………………….(3) dari persamaan (1) dan (2) T(u1) + T(u2) = au1 + b + au2 + b T(u1) + T(u2) = a (u1+ u2) + 2b……………………(4) dari persamaan (3) dan (4) diketahui bahwa T(u1+ u2) ≠ T(u1) + T(u2) ∴ Sistem tidak linier R 2. i(t) e(t) C Jika muatan awal dikapasitor sama dengan nol, apakah system ini linier ? e (t ) 1 = Ri (t ) + c t ∫ i (t ) dt ' ' 0 2 ditinjau i1(t) dan i2(t), maka e e 1 2 (t ) 1 = Ri 1 (t ) + c (t ) = Ri 2 t ( ) dt ∫ i1 t ' ' 0 (t ) + 1 c t ∫ ( ) dt i2 t ' ' 0 jika inputnya αi1 (t ) + β i 2 (t ) , maka t [ ( ) ( )] 1 e (t ) = R [α i1 (t ) + β i 2 (t )] + ∫ α i1 t ' + β i 2 t ' dt ' c0 t t 1 1 ' ' e (t ) = α Ri 1 (t ) + ∫ i1 t dt + β Ri 2 (t ) + ∫ i 2 t ' dt ' c0 c0 e (t ) = α e 1 (t ) + β e 2 (t ) ( ) ( ) ∴ Sistem linier Latihan y (k ) = 1 u (k ) + u (k − 1 ) 2 Jawab : tinjau untuk input u1 dan u2 y1(k) = ½ u1(k) +u1(k – 1)……………………………(1) y2(k) = ½ u2(k) +u2(k – 1)……………………………(2) 1 2 input α u + β u akan menghasilkan output 3 y (k ) = 1 [α u (k ) + β u 2 1 2 (k )] + [α u 1 (k − 1) + β u 2 (k − 1)] = 1 α u 1 (k ) + α u 1 (k − 1) + 1 β u 2 (k ) + β u 2 (k − 1) 2 2 y (k ) = α y 1 (k ) + β y 2 (k ) ∴ Sistem linier Linierisasi system yang tidak linier System dengan input x(t) dan output y(t) Hubungan antara y(t) dan x(t) dinyatakan dengan y = f(x)…………………………………………………..(1) jika normal kondisi operasi x , y maka persamaan (1) dapat dikembangkan menggunakan deret Taylor 1 d2f df (x − x ) + (x − x ).......... .......... .( 2 ) y = f (x ) + 2 2! dx dx df d2f dimana dx , dx 2 dievaluasi pada x=x karena (x − x ) kecil, maka (x − x ) lebih kecil lagi sehingga dapat diabaikan, demikian pula pangkat lebih tinggi, persamaan (2) menjadi 2 y = y + k (x − x ).......... .......... .......... .......... .......... .........( 3) 4 y = f (x ) dimana k = df dx x=x persamaan (3) dapat ditulis y − y = k (x − x ) model linier dari non linier sistem disekitar titik operasi x = x dan y = y Contoh : Linierkan persamaan non linier z = xy dalam daerah 5 ≤ x ≤ 7 dan 10 ≤ y ≤ 12 . Hitung error yang terjadi jika persamaan yang sudah linier digunakan untuk menghitung nilai z untuk x = 5 dan y = 10. Pilih x = 6 dan y = 11 (dalam daerah x dan y). Untuk 2 variabel, persamaan linier dinyatakan z − z = k 1 (x − x k1 = ∂ (xy ∂x ) = ∂ (xy ∂x ) k 2 )+ k 2 (y − y ) = y = y = 11 x = x ,y = y = y = y = 6 x = x ,y = y z = x y 5 sehingga persamaan linier z − z = k 1 (x − x ) + k 2 (y − y ) z − 66 = 11 (x − 6 ) + 6 (y − 11 ) z = 11 x + 6 y − 66 jika x = 5 , y = 10 maka z = 11.5 + 6 . 10 - 66 = 49 nilai exact z = x y = 5.10 = 50 error = 50 - 49 = 1 1 x 100 % = 2 % 50 6