BAB II TINJAUAN TEORI A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS 1

advertisement
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS
1. Pengertian
Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia
usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang
artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009,
p.9). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut WHO, yang disebut remaja
adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak
dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24
tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum
kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal
proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli,
2009, p.48).
Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari
saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya
sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2006 p.12).
Monks, Knoer dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat
bagian, yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun,
masa remaja pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun
(Deswita, 2006 p.192).
Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk
menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi
dengan cepat dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan
alat reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada
perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas
(Soetjiningsih, 2004 p.2).
2.
Ciri-Ciri Umum Masa Remaja
a. Masa Yang Penting
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan
tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan
periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat
langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja
karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis.
b. Masa Transisi
Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke
tahap berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan
membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang.
c. Masa Perubahan
Selama masa remaja perubahan
sikap dan perilaku sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa
remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada
semua remaja.
d. Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh
kelompok social menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai
sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Bersikap
ambivalen terhadap setiap perubahan.remaja menghendaki dan
menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung
jawab akan
resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya.
e. Masa Bermasalah
Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja
termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun
anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi
masalahnya sendiri, dia sudah mandiri.
f. Masa Pencarian Identitas
Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih
penting bagi remaja dari pada individual. Bagi remaja penyesuaian
diri dengan kelompok pada tahun-tahun awal masa remaja adalah
penting. Secara bertahap, mereka mulai mengharapkan identitas diri
dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal
dengan teman-teman sebayanya.
g. Masa Munculnya Ketakutan
Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya,
cenderung
merusak
dan
perilaku
merusak,
mengindikasikan
pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula
terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan
takut bertanggung jawab.
h. Masa Yang Tidak Realistik
Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan
keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya.
Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada
tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja.
i. Masa Menuju Masa Dewasa
Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah
untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu
sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya
(Gunawan, 2011, p.24-27).
3.
Kurun waktu masa remaja
Wong, et al (2009 p.585) mengemukakan masa remaja terdiri atas
tiga subfase yang jelas, yaitu:
a. Masa remaja awal usia 11-14 tahun
b. Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun
c. Masa remaja akhir usia 18-20 tahun
Agustiani (2006 p.29) mengemukakan masa remaja menjadi tiga
bagian, yaitu :
1) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai
meninggalkan
peran
sebagai
anak-anak
dan
berusaha
mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung
pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap
bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan
teman sebaya.
2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan
berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya
masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih
mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai
mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan
impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan
dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan
dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.
3) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan
akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini
remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan
sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang
dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.
4. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada:
a. Perkembangan biologis
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas
hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang
sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada
penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
b. Perkembangan psikologis
Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis
perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas.
Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang
lain.
c. Perkembangan kognitif
Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan
berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan
aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga
memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi.
d. Perkembangan moral
Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau
sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh
autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat
moral dan nilai mereka sendiri.
e. Perkembangan spiritual
Remaja
mampu
memahami
konsep
abstrak
dan
mengintepretasikan analogi serta simbol - simbol. Mereka mampu
berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis.
f. Perkembangan sosial
Untuk
memperoleh
kematangan
penuh,
remaja
harus
membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan
sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja
adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap
temen dekat dan teman sebaya.
5. Masa Pubertas Pada Remaja
Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi
ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks
sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2009 p.585).
Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih.
Dikatakan transisi karena pubertas berada dalam peralihan antara masa
kanak-kanak dengan masa remajadan dikatakan tumpang tindih karena
beberapa
ciri
biologis-psikologis
kanak-kanak
masih
dimilikinya,
sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi
tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang
anak matang secara seksual, ia masih disebut “anak puber”, begitu matang
secara seksual ia disebut “remaja” atau “remaja muda” (Al Mighwar, 2006,
p.70).
Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika
minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi
itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli, 2005, p.70).
Al-Mighwar (2006, p.20) menjelaskan masa puber terjadi secara
bertahap, yaitu :
a. Tahap Prapubertas
Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua
terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai
”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula
seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak,
namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna.
b. Tahap Puber
Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis
antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria
kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid
pertama dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali.
Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel
diproduksi dalam organ - organ seks.
c. Tahap Pascapuber
Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa
remaja. Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah berkembang
dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang.
Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa pubertas dibagi
atas tiga tahap yaitu:
1) Prapubertas
Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak
pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan
kematangan seksual.
2) Pubertas
Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai
dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri
sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas.
3) Pascapubertas
Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas,
ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya
terbentuk dengan cukup baik.
6.
Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas
Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh
berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting
tampaknya adalah kesehatan umum individu (Henderson, 2005 p.3).
Santrock (2003, p.84) mengemukakan berbagai riset menemukan
bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks
jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormon
yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin
matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar
otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada tiga hal
yang menjadi penyebab masa puber, yaitu :
a. Peran kelenjar pituitary
Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormon
pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu,
hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan
aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber,
jumlah hormon
gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula kepekaan
gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan itulah
terjadinya perubahan-perubahan masa puber.
b. Peranan Gonad
Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah
besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya
pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder seperti
berkembangnya rambut kemaluan.
c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad
Hormon yang telah diproduksi gonad, yang telah dirangsang
oleh hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary,
kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsur-angsur
mengakibatkan penurunan jumlah kromosom hormon pertumbuhan
yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan terhenti.
Interaksi antara hormon gonadotropik dan gonad terus berlangsung
sepanjang kehidupan reproduksi individu, kemudian berkurang secara
perlahan saat wanita mendekati menopause.
Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa secara umum
peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan
oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons
terhadap stimulasi dari hipotalamus.
Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu:
1) Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan
kematangan serta pelepasan ovum pada wanita
2) Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron
dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria).
B. MENSTRUASI
a. Pengertian
Menstruasi adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai
dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali
pada saat kehamilan (Aulia, 2009, p.8). Menstruasi atau haid adalah
perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Darah yang keluar dari rahim
berisikan jaringan sel telur yang sudah mati, hormon prostaglandin, dan
zat pengencer fibrinolysin yang berasal dari lapisan dinding rahim yang
luruh. Prostaglandin yang memeras otot rahim untuk mendorong darah
haid keluar, dan itu pula yang membangkitkan rasa nyeri perut selama
haid berlangsung. Sedangkan zat pengencer darah dalam haid yang
menjadikan darah haid tidak membeku (Nadesul, 2010, p.22-23).
b. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang
disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat
kehamilan. Jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama
menstruasi bulan berikutnya disebut siklus menstruasi (BKKBN, 2010).
Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga
menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3-7 hari (Chaerani, 2006, p.29).
Siklus menstruasi pada setiap orang tidak sama. Siklus menstruasi
yang normal sekitar 24-31 hari tetapi ada juga yang kurang atau lebih dari
siklus menstruasi yang normal. Siklus ini tidak selalu sama setiap
bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya
gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai
siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada
masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa
biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa
maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan (BKKBN, 2010).
Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang
hilang akibat menstruasi adalah 10 ml hingga 80 ml per hari tetapi
biasanya dengan rata-rata 35 ml per harinya. Biasanya pada saat
menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang
keluar. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah
agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya
(Chaerani, 2006, p.29-30).
Banyak sedikitnya darah yang keluar selama haid ditentukan oleh
tiga faktor, yaitu:
1) Ketebalan lapisan dinding rahim terbentuk setiap daur siklus haid. Ini
dipengaruhi oleh aktivitas hormon. Semakin aktif hormonnya,
semakin tebal lapisan endometrium yang terbentuk, sehingga semakin
banyak darah yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, semakin tipis
lapisan endometrium terbentuk, semakin sedikit darah yang harus
dibuang selama haid.
2) Ada tidaknya obat-obatan, jamu, bahan berkhasiat yang dikonsumsi,
serta adakah pula suatu penyakit pada organ reproduksi.
3) Proses pembekuan darah tubuh ikut menentukan banyak sedikitnya
haid yang keluar (Nadesul, 2010, p.23).
c. Fase-fase dalam siklus menstruasi
Setiap siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi
dalam uterus. Fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat
terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Rata-rata
terdapat sekitar 300.000 calon telur yang belum matang/folikel (follicles)
di kedua indung telur selama masa pubertas. Normalnya, hanya satu atau
beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari
ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah
matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses
pelepasan ini disebut dengan ovulasi (Nadesul, 2010, p.19).
Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar di dalam otak melepaskan
hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) ke dalam aliran
darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium.
Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada
sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai
memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam
aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH
membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian
memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima
sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir
yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma
setelah berhubungan intim (Chaerani, 2006, p.32).
Pada hari pertama menstruasi, terjadi perdarahan akibat peluruhan
dinding rahim (endometrium) yang disebabkan oleh penurunan level
hormon progesteron. Hal ini terjadi karena ovum (sel telur) yang dilepas
pada siklus sebelumnya tidak mengalami pembuahan, sehingga dinding
rahim yang dimaksudkan untuk menangkap ovum yang terbuahi tidak
diperlukan lagi. Peluruhan dinding rahim ini berlangsung selama beberapa
hari, atau rata-rata lima hari (Nadesul,2010, p.24).
Pada saat perdarahan menstruasi ini berlangsung, hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone) serta hormon LH (Luteinizing Hormone)
mulai dilepas oleh tubuh, yang berfungsi untuk mematangkan ovum yang
akan dilepas pada siklus ini. Saat ovum matang, tubuh mengalami
peningkatan hormon estrogen, dan hormon FSH dan LH mengalami
penurunan. Dengan hormon estrogen ini, dinding rahim baru perlahanlahan terbentuk. Seiring dengan meningkatnya estrogen, lendir leher
rahim, yang berfungsi untuk membantu aliran sperma, mulai terbentuk.
Pada saat level hormon estrogen mencapai puncaknya ketebalan dinding
rahim juga mencapai maximum, produksi lendir leher rahim juga
mencapai maximum dan leher rahim berada dalam kondisi terbuka dan
dalam keadaan lembut. Setelah tahap pra-ovulasi dalam siklus menstruasi,
setelah estrogen mencapai titik puncaknya dan mulai menurun, terjadi
pengeluaran hormon LH dan FSH yang tinggi secara mendadak yang
disebut juga sebagai LH Surge, dan hal ini menyebabkan folikel ovum
untuk pecah dan mendorong ovum itu sendiri untuk keluar dari ovarium.
Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi
peningkatan LH. Setelah ovum dilepaskan dari ovarium, folikel yang ada
membentuk corpus luteum yang mulai melepaskan hormon progesteron.
Hormon inilah
yang
menyebabkan kenaikan
suhu basal tubuh
dibandingkan suhu basal tubuh di hari - hari sebelumnya (thermal shift).
Selepas ovulasi, progesteron dan sedikit estrogen menahan dinding rahim
agar tidak luruh. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi pembuahan pada sel
telur yang dilepaskan tadi, maka dinding rahim akan dapat menangkapnya
dan terjadilah kehamilan. Selepas ovulasi, produksi lendir leher rahim
mengalami penurunan drastis dan posisi leher rahim mulai menutup dan
tidak lagi lembut. Lama kelamaan, corpus luteum menjadi hancur
produksi progesteron menurun sehingga tidak kuat menahan dinding
rahim, terjadilah peluruhan (Chaerani, 2006, p.32-34).
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi
Menstruasi terjadi sebagai akibat proses panjang interaksi antar
hormon dalam tubuh wanita, keseimbangan hormon dipengaruhi oleh
beberapa hal yaitu :
1) Asupan Nutrisi
Pola makan merupakan wujud perilaku manusia pada
makanan. Pola makan yang salah dengan tinggi lemak, karbohidrat
dan protein akan meningkatkan berat badan yang lebih dan hal ini
secara langsung akan meningkatkan status gizi pada kondisi lebih
(obesitas pun dapat terjadi). Penerapan pola makan yang berlebih
tentunya akan meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk
haemodialisa (kemampuan tubuh untuk menetralisir pada keadaan
semula) dalam rangka pengeluaran kelebihan tersebut. Dan hal ini
tentunya akan berdampak pada fungsi sistem hormonal pada tubuh.
Adanya gangguan dari fungsi sistem hormonal dari tubuh
tersebut tentunya akan mempengaruhi kerja organ-organ tubuh secara
maksimal termasuk organ seksual perempuan baik berupa peningkatan
progesteron, estrogen, FSH dan LH sendiri akan berdampak pada
gangguan siklus haid yang terlalu cepat maupun siklus haid yang
pendek. Sedangkan pada penerapan pola makan yang kurang sendiri
(paling banyak diterapkan pada perempuan) akan mempengaruhi
kemampuan kerja organ tubuh secara langsung dimana tubuh tidak
memiliki kemampuan yang normal karena energi yang sebahagian
besar bersumber dari makan tidak mencukupi dan hal ini juga tentunya
akan mempengaruhi maksimalisasi kerja organ sendiri.
2) Kondisi Psikologis
Menstruasi tidak lancar bisa disebabkan banyak faktor, salah
satunya adalah stres psikologis. Banyak penelitian menemukan adanya
hubungan nafsu makan tinggi dengan the level of psychological events
and behaviour.
Saat menstruasi tidak lancar, wanita bisa mengalami emotional
hunger yaitu keinginan mengisi perut yang kuat sekali, biasanya
makanan camilan energi dan lemak tinggi, karbohidrat olahan dan
sederhana tinggi. Secara fisiologis, Anda mungkin tidak lapar,
lambung tidak kosong dan tubuh belum memerlukan makanan
(biological hunger). Wanita harus mengelola stres psikologis dengan
baik agar menstruasi bisa lancar kembali (Gunawan, 2011, p.46).
C. PERUBAHAN FISIK
Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk
pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai
kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan
yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik
(Yuanita, 2011, p.15). Perubahan ini ditandai dengan munculnya :
1. Tanda-tanda seks primer
Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan
organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah
pada remaja laki-laki). Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks
primer, yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar yang
ketiga. Organ-organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber dengan
tingkat kecepatan yang bervariasi. Haid dianggap sebagai petunjuk
pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang.
Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan
jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan berhenti saat
wanita mencapai menopause (Al-Mighwar, 2006 p.29).
2. Tanda- tanda seks sekunder
Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ
reproduksi, termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga
remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010).
Tanda-tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara,
timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi
dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang
dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja
putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan
pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh
kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar
lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006, p.28-29).
Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain :
a.
Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya
tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit.
b.
Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan
berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar
dan lebih bulat lagi.
c.
Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit
wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan
terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih
gelap dan agak keriting.
d.
Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu
(melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi.
e.
Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding
kulit anak-anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan
jerawat.
f.
Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya
menusuk sebelum dan selama masa haid.
g.
Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan
menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu,
lengan dan tungkai kaki. (Al-Mighwar, 2006 p.29).
Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal
dibawah pengauh sistim saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi
fisiologis berinteraksi secara bersama - sama. Perubahan fisik yang sangat
jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan
serta perkembangan karakteristik seks sekunder.
Perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan
kematangan
neurogonad
dengan
kemampuan
untuk
bereproduksi.
Perbedaan fisik antara dua jenis kelamin ditentukan dengan karakteristik
pembeda, karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal
yang melaksanakan fungsi reproduktif (misalnya : ovarium, uterus,
payudara, penis). Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang
terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya :
perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah,
penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi
(Wong, et al. 2009 p.585).
Menurut Al-Mighwar (2006 p.26) perubahan-perubahan fisik yang
penting dan terjadi selama masa remaja adalah sebagai berikut :
1) Perubahan Ukuran Tubuh
Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik
mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat
bahwa pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja
mencapai 5 hingga 6 inci. Peningkatan berat tubuh bukan hanya
disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan
jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan berat tubuh yang
paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada awal
terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama
di sekitar perut, puting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang.
Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa
puber dan pesatnya pertumbuhan tinggi badan.
2) Perubahan Bentuk Tubuh
Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar
kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerahdaerah tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang
tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki
dan tangan. Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran
dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada
akhir masa remaja.
Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang
tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh
terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh
yang paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah
lebih cepat dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis
memanjang dan pintu panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi
kehamilan (Henderson, 2005 p.3).
Menurut Sarwono (2011, p.62), urutan perubahan-perubahan
fisik yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut :
a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota anggota badan menjadi panjang). Pinggul pun menjadi berkembang,
membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya
tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit.
b) Pertumbuhan payudara, seiring pinggul membesar, maka payudara
juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara
harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya
kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih
bulat.
c) Tumbuh
bulu
yang
halus
dan
lurus
berwarna
gelap
di
kemaluan. Rambut kemaluan yang tumbuh ini terjadi setelah
pinggul dan payudara mulai berkembang.
d) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap
tahunnya.
e) Bulu kemaluan menjadi keriting.
f) Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2006,
p.46).
g) Tumbuh bulu-bulu ketiak.
D. PENGETAHUAN
1. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan
indra penglihatan (mata) (Notoatmojo,2010 p.27).
Pengetahuan adalah pengenalan kembali akan hal yang sudah
diketahui dalam ide abadi. Pengetahuan merupakan kumpulan ingatan
terpendam, dalam benak manusia. Dengan demikian untuk mengetahui
sesuatu, untuk menyelidiki sesuatu dan berarti untuk pada pengetahuan
sejati, kita hanya mengandalkan akal budi. (Plato ( dalam Keraf & Dua ),
2005 p.44 ). Menurut Locke ( dalam Keraf & Dua, 2001 p.44 ) semua
konsep atau ide mengungkapkan pengetahuan manusia sesungguhnya
berasal dari pengalaman manusia. Konsep atau ide – ide ini diperoleh dari
panca indra atahu dari refleksi ata apa yang diberikan oleh panca indra.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan
(beliefs), takhayul (superstitions), dan penerangan - penerangan yang keliru
(misinformations) (Soekamto, 2006 p.6).
2. Tingkatan Pengetahuan
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
(enam ) tingkatan yaitu :
a. Tahu ( know)
Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan
dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang aspek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi (applications)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalan konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau
menghubungkan
bagian-bagian
di
dalam
suatu
bentuk
keseluruhan yang baru kata lainnya adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan
dan sebagainya.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek (Notoatmodjo,
2003 p.123).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Faktor internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu
yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan
untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
2) Umur
Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir
dan bekerja.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan
dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
(Wawan, 2010, p.16-18).
4. Cara pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan dibawah ini:
a. Tingkat pengetahuan baik bila skor 76%-100%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75%
c. Tingkat pengetahuan kurang jika skor <56%
(Arikunto, 2002).
5. Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu
sebagai berikut :
a. Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang
tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah.
b. Autoritas
Ketergantungan
terhadap
sesuatu
autoritas
tidak
dapat
dihindarkan karena kita tidak dapat secara otomatis menjadi seorang
ahli dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi.
c. Pengalaman seseorang
Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat
kesimpulan yang valid tentang situasi dan pengalaman seseorang
diwarnai dengan penilaian yang bersifat subjektif.
d. Trial dan Error
Dalam menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita
dalam menggunakan alternative pemecahan melalui “coba dan salah”.
e. Alasan yang logis
Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam
pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan ynag rasional sangat terbatas
karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi yang didapat.
f. Metode ilmiah
Pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran
karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis
(Nursalam, 2001 p.9 ).
6. Sumber informasi dan Paparan media
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kepemilikan
fasilitas informasi, dimana banyaknya asupan informasi mengenai
menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas dapat meningkatkan
pengetahuan seseorang mengenai menstruasi dan perubahan fisik masa
pubertas. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, teman sebaya,
keluarga, sekolah dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010) .
7. Kerangka Teori
1.
2.
3.
Informasi
Budaya
Pengalaman
MASA REMAJA
1.
2.
3.
4.
5.
Perkembangan biologis
Perkembangan psikologis
Perkembangan kognitif
Perkembangaan moral
Perkembangan sosial
TINGKAT
PENGETAHUAN
REMAJA PUTRI
TENTANG
MENSTRUASI DAN
PERUBAHAN
FISIOLOGIS MASA
PUBERTAS
MASA PUBERTAS
Tanda seks
sekunder
Tanda seks
primer
Menstruasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pinggul membesar dan
membulat
Buah dada dan puting
susu semakin tampak
menonjol
Tumbuh rambut di
kemaluan, ketiak,
lengan, kaki dan kulit
wajah
Kulit menjadi lebih
kasar
Suara menjadi merdu
(melodious)
Kelenjar keringat lebih
aktif
Otot semakin kuat dan
semakin besar
Gambar 1.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi teori Notoatmojo (2003) dan Sarwono (2006)
Download