BAB II TINJAUAN TEORI A. REMAJA DAN MASA PUBERTAS 1. Pengertian Kata remaja berasal dari bahasa Inggris “teenager” yakni manusia usia 13-19 tahun. Remaja dalam bahasa Latin disebut adolescence yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan (Ali, 2009, p.9). Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Menurut WHO, yang disebut remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Remaja adalah anak usia 10-24 tahun yang merupakan usia antara masa kanak-kanak dan masa dewasa dan sebagai titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini (Romauli, 2009, p.48). Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2006 p.12). Monks, Knoer dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2006 p.192). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolescence lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Soetjiningsih, 2004 p.2). 2. Ciri-Ciri Umum Masa Remaja a. Masa Yang Penting Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya. Baik akibat langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja karena adanya akibat fisik dan akibat psikologis. b. Masa Transisi Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnya akan membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang. c. Masa Perubahan Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang beragam, tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja. d. Emosi yang tinggi Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola tingkah laku. Bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan.remaja menghendaki dan menuntut kebebasan, tetapi sering takut bertanggung jawab akan resikonya dan meragukan kemampuannya untuk mengatasinya. e. Masa Bermasalah Setiap periode memiliki masalah sendiri, masalah masa remaja termasuk masalah yang sulit diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan karena pada masa remaja dia ingin mengatasi masalahnya sendiri, dia sudah mandiri. f. Masa Pencarian Identitas Menyesuaikan diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja dari pada individual. Bagi remaja penyesuaian diri dengan kelompok pada tahun-tahun awal masa remaja adalah penting. Secara bertahap, mereka mulai mengharapkan identitas diri dan tidak lagi merasa puas dengan adanya kesamaan dalam segala hal dengan teman-teman sebayanya. g. Masa Munculnya Ketakutan Persepsi negative terhadap remaja seperti tidak dapat dipercaya, cenderung merusak dan perilaku merusak, mengindikasikan pentingnya bimbingan dan pengawasan orang dewasa. Demikian pula terhadap kehidupan remaja muda yang cenderung tidak simpatik dan takut bertanggung jawab. h. Masa Yang Tidak Realistik Mereka memandang diri sendiri dan orang lain berdasarkan keinginannya, dan bukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya. Apabila dalam hal cita-cita yang tidak realistic ini berakibat pada tingginya emosi yang merupakan ciri awal masa remaja. i. Masa Menuju Masa Dewasa Saat usia kematangan kian dekat, para remaja merasa gelisah untuk meninggalkan stereotip usia belasan tahun yang indah disatu sisi, dan harus bersiap-siap menuju usia dewasa disisi lainnya (Gunawan, 2011, p.24-27). 3. Kurun waktu masa remaja Wong, et al (2009 p.585) mengemukakan masa remaja terdiri atas tiga subfase yang jelas, yaitu: a. Masa remaja awal usia 11-14 tahun b. Masa remaja pertengahan usia 15-17 tahun c. Masa remaja akhir usia 18-20 tahun Agustiani (2006 p.29) mengemukakan masa remaja menjadi tiga bagian, yaitu : 1) Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya. 2) Masa remaja pertengahan (15-18 tahun), masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu. 3) Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini. 4. Ciri-ciri Perkembangan Remaja Menurut Wong, et al (2009 p.585) perkembangan remaja terlihat pada: a. Perkembangan biologis Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal di bawah pengaruh sistem saraf pusat. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. b. Perkembangan psikologis Teori psikososial tradisional menganggap bahwa krisis perkembangan pada masa remaja menghasilkan terbentuknya identitas. Pada masa remaja mereka mulai melihat dirinya sebagai individu yang lain. c. Perkembangan kognitif Berfikir kognitif mencapai puncaknya pada kemampuan berfikir abstrak. Remaja tidak lagi dibatasi dengan kenyataan dan aktual yang merupakan ciri periode berfikir konkret, remaja juga memerhatikan terhadap kemungkinan yang akan terjadi. d. Perkembangan moral Anak yang lebih muda hanya dapat menerima keputusan atau sudut pandang orang dewasa, sedangkan remaja, untuk memperoleh autonomi dari orang dewasa mereka harus menggantikan seperangkat moral dan nilai mereka sendiri. e. Perkembangan spiritual Remaja mampu memahami konsep abstrak dan mengintepretasikan analogi serta simbol - simbol. Mereka mampu berempati, berfilosofi dan berfikir secara logis. f. Perkembangan sosial Untuk memperoleh kematangan penuh, remaja harus membebaskan diri mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri dari kewenangan keluarga. Masa remaja adalah masa dengan kemampuan bersosialisasi yang kuat terhadap temen dekat dan teman sebaya. 5. Masa Pubertas Pada Remaja Pubertas adalah proses kematangan dan pertumbuhan yang terjadi ketika organ-organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul (Wong, et al. 2009 p.585). Masa puber merupakan masa transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi karena pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa remajadan dikatakan tumpang tindih karena beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja juga dimilikinya. Jadi masa puber meliputi tahun-tahun akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Menjelang anak matang secara seksual, ia masih disebut “anak puber”, begitu matang secara seksual ia disebut “remaja” atau “remaja muda” (Al Mighwar, 2006, p.70). Masa pubertas disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya (Zulkifli, 2005, p.70). Al-Mighwar (2006, p.20) menjelaskan masa puber terjadi secara bertahap, yaitu : a. Tahap Prapubertas Tahap ini disebut juga tahap pematangan yaitu pada satu atau dua terakhir masa kanak-kanak. Pada masa ini anak dianggap sebagai ”prapuber”, sehingga ia tidak disebut seorang anak dan tidak pula seorang remaja. Pada tahap ini, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak, namun organ-organ reproduksinya belum berkembang secara sempurna. b. Tahap Puber Tahap ini disebut juga tahap matang, yaitu terjadi pada garis antara masa kanak - kanak dan masa remaja. Pada tahap ini, kriteria kematangan seksual mulai muncul. Pada anak perempuan terjadi haid pertama dan pada anak laki - laki terjadi mimpi basah pertama kali. Dan mulai berkembang ciri - ciri seks sekunder dan sel - sel diproduksi dalam organ - organ seks. c. Tahap Pascapuber Pada tahap ini menyatu dengan tahun pertama dan kedua masa remaja. Pada tahap ini ciri -ciri seks sekunder sudah berkembang dengan baik dan organ-organ seks juga berfungsi secara matang. Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa pubertas dibagi atas tiga tahap yaitu: 1) Prapubertas Yaitu periode sekitar 2 tahun sebelum pubertas ketika anak pertama kali mengalami perubahan fisik yang menandakan kematangan seksual. 2) Pubertas Merupakan titik pencapaian kematangan seksual, ditandai dengan keluarnya darah menstruasi pertama kali pada remaja putri sedangkan pada remaja putra indikasi seksualitasnya kurang jelas. 3) Pascapubertas Merupakan periode 1 sampai 2 tahun setelah pubertas, ketika pertumbuhan tulang telah lengkap dan fungsi reproduksinya terbentuk dengan cukup baik. 6. Penyebab Perubahan Pada Masa Pubertas Usia mulainya pubertas dan perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor biologis, psikososial dan lingkungan. Faktor terpenting tampaknya adalah kesehatan umum individu (Henderson, 2005 p.3). Santrock (2003, p.84) mengemukakan berbagai riset menemukan bahwa sebelum anak matang secara seksual, pengeluaran hormon seks jarang terjadi. Akan tetapi, dengan semakin meningkatnya jumlah hormon yang dikeluarkan, struktur dan fungsi organ-organ seks akan semakin matang. Hubungan yang erat antara kelenjar pituitary yang ada pada dasar otak telah terbentuk dengan gonad atau kelenjar seks. Jadi ada tiga hal yang menjadi penyebab masa puber, yaitu : a. Peran kelenjar pituitary Kelenjar pituitary memproduksi dua hormon, yaitu hormon pertumbuhan yang berpengaruh dalam menentukan besarnya individu, hormon gonadotropik yang merangsang gonad untuk meningkatkan aktivitasnya. Sebelum datangnya masa puber, jumlah hormon gonadotropik bertambah secara bertahap, demikian pula kepekaan gonad terhadap hormon gonadotropik. Dalam keadaan itulah terjadinya perubahan-perubahan masa puber. b. Peranan Gonad Seiring pertumbuhan dan perkembangan gonad, bertambah besarlah organ-organ seks, yaitu ciri-ciri seks primer dan fungsinya pun menjadi matang. Begitu pula ciri-ciri seks sekunder seperti berkembangnya rambut kemaluan. c. Interaksi kelenjar pituitary dan gonad Hormon yang telah diproduksi gonad, yang telah dirangsang oleh hormon gonadotropik yang diproduksi oleh kelenjar pituitary, kemudian bereaksi terhadap kelenjar ini dan secara berangsur-angsur mengakibatkan penurunan jumlah kromosom hormon pertumbuhan yang diproduksi sehingga menjadikan proses pertumbuhan terhenti. Interaksi antara hormon gonadotropik dan gonad terus berlangsung sepanjang kehidupan reproduksi individu, kemudian berkurang secara perlahan saat wanita mendekati menopause. Wong, et al (2009 p.585) mengatakan bahwa secara umum peristiwa pubertas disebabkan oleh pengaruh hormon dan dikendalikan oleh kelenjar hipofisis anterior (adenohiposis) sebagai respons terhadap stimulasi dari hipotalamus. Stimulasi gonad memiliki fungsi ganda, yaitu: 1) Produksi dan pelepasan gamet produksi sperma pada pria dan kematangan serta pelepasan ovum pada wanita 2) Sekresi hormon seks yang sesuai, yaitu estrogen dan progesteron dari ovarium (wanita) dan testosteron dari testis (pria). B. MENSTRUASI a. Pengertian Menstruasi adalah pelepasan dinding endometrium yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan (Aulia, 2009, p.8). Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Darah yang keluar dari rahim berisikan jaringan sel telur yang sudah mati, hormon prostaglandin, dan zat pengencer fibrinolysin yang berasal dari lapisan dinding rahim yang luruh. Prostaglandin yang memeras otot rahim untuk mendorong darah haid keluar, dan itu pula yang membangkitkan rasa nyeri perut selama haid berlangsung. Sedangkan zat pengencer darah dalam haid yang menjadikan darah haid tidak membeku (Nadesul, 2010, p.22-23). b. Siklus Menstruasi Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Jarak antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi bulan berikutnya disebut siklus menstruasi (BKKBN, 2010). Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3-7 hari (Chaerani, 2006, p.29). Siklus menstruasi pada setiap orang tidak sama. Siklus menstruasi yang normal sekitar 24-31 hari tetapi ada juga yang kurang atau lebih dari siklus menstruasi yang normal. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus menstruasi menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan (BKKBN, 2010). Biasanya menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10 ml hingga 80 ml per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35 ml per harinya. Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya (Chaerani, 2006, p.29-30). Banyak sedikitnya darah yang keluar selama haid ditentukan oleh tiga faktor, yaitu: 1) Ketebalan lapisan dinding rahim terbentuk setiap daur siklus haid. Ini dipengaruhi oleh aktivitas hormon. Semakin aktif hormonnya, semakin tebal lapisan endometrium yang terbentuk, sehingga semakin banyak darah yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, semakin tipis lapisan endometrium terbentuk, semakin sedikit darah yang harus dibuang selama haid. 2) Ada tidaknya obat-obatan, jamu, bahan berkhasiat yang dikonsumsi, serta adakah pula suatu penyakit pada organ reproduksi. 3) Proses pembekuan darah tubuh ikut menentukan banyak sedikitnya haid yang keluar (Nadesul, 2010, p.23). c. Fase-fase dalam siklus menstruasi Setiap siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus. Rata-rata terdapat sekitar 300.000 calon telur yang belum matang/folikel (follicles) di kedua indung telur selama masa pubertas. Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan ovulasi (Nadesul, 2010, p.19). Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar di dalam otak melepaskan hormon yang disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) ke dalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim (Chaerani, 2006, p.32). Pada hari pertama menstruasi, terjadi perdarahan akibat peluruhan dinding rahim (endometrium) yang disebabkan oleh penurunan level hormon progesteron. Hal ini terjadi karena ovum (sel telur) yang dilepas pada siklus sebelumnya tidak mengalami pembuahan, sehingga dinding rahim yang dimaksudkan untuk menangkap ovum yang terbuahi tidak diperlukan lagi. Peluruhan dinding rahim ini berlangsung selama beberapa hari, atau rata-rata lima hari (Nadesul,2010, p.24). Pada saat perdarahan menstruasi ini berlangsung, hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) serta hormon LH (Luteinizing Hormone) mulai dilepas oleh tubuh, yang berfungsi untuk mematangkan ovum yang akan dilepas pada siklus ini. Saat ovum matang, tubuh mengalami peningkatan hormon estrogen, dan hormon FSH dan LH mengalami penurunan. Dengan hormon estrogen ini, dinding rahim baru perlahanlahan terbentuk. Seiring dengan meningkatnya estrogen, lendir leher rahim, yang berfungsi untuk membantu aliran sperma, mulai terbentuk. Pada saat level hormon estrogen mencapai puncaknya ketebalan dinding rahim juga mencapai maximum, produksi lendir leher rahim juga mencapai maximum dan leher rahim berada dalam kondisi terbuka dan dalam keadaan lembut. Setelah tahap pra-ovulasi dalam siklus menstruasi, setelah estrogen mencapai titik puncaknya dan mulai menurun, terjadi pengeluaran hormon LH dan FSH yang tinggi secara mendadak yang disebut juga sebagai LH Surge, dan hal ini menyebabkan folikel ovum untuk pecah dan mendorong ovum itu sendiri untuk keluar dari ovarium. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan LH. Setelah ovum dilepaskan dari ovarium, folikel yang ada membentuk corpus luteum yang mulai melepaskan hormon progesteron. Hormon inilah yang menyebabkan kenaikan suhu basal tubuh dibandingkan suhu basal tubuh di hari - hari sebelumnya (thermal shift). Selepas ovulasi, progesteron dan sedikit estrogen menahan dinding rahim agar tidak luruh. Hal ini dimaksudkan apabila terjadi pembuahan pada sel telur yang dilepaskan tadi, maka dinding rahim akan dapat menangkapnya dan terjadilah kehamilan. Selepas ovulasi, produksi lendir leher rahim mengalami penurunan drastis dan posisi leher rahim mulai menutup dan tidak lagi lembut. Lama kelamaan, corpus luteum menjadi hancur produksi progesteron menurun sehingga tidak kuat menahan dinding rahim, terjadilah peluruhan (Chaerani, 2006, p.32-34). d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menstruasi Menstruasi terjadi sebagai akibat proses panjang interaksi antar hormon dalam tubuh wanita, keseimbangan hormon dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu : 1) Asupan Nutrisi Pola makan merupakan wujud perilaku manusia pada makanan. Pola makan yang salah dengan tinggi lemak, karbohidrat dan protein akan meningkatkan berat badan yang lebih dan hal ini secara langsung akan meningkatkan status gizi pada kondisi lebih (obesitas pun dapat terjadi). Penerapan pola makan yang berlebih tentunya akan meningkatkan kerja organ-organ tubuh sebagai bentuk haemodialisa (kemampuan tubuh untuk menetralisir pada keadaan semula) dalam rangka pengeluaran kelebihan tersebut. Dan hal ini tentunya akan berdampak pada fungsi sistem hormonal pada tubuh. Adanya gangguan dari fungsi sistem hormonal dari tubuh tersebut tentunya akan mempengaruhi kerja organ-organ tubuh secara maksimal termasuk organ seksual perempuan baik berupa peningkatan progesteron, estrogen, FSH dan LH sendiri akan berdampak pada gangguan siklus haid yang terlalu cepat maupun siklus haid yang pendek. Sedangkan pada penerapan pola makan yang kurang sendiri (paling banyak diterapkan pada perempuan) akan mempengaruhi kemampuan kerja organ tubuh secara langsung dimana tubuh tidak memiliki kemampuan yang normal karena energi yang sebahagian besar bersumber dari makan tidak mencukupi dan hal ini juga tentunya akan mempengaruhi maksimalisasi kerja organ sendiri. 2) Kondisi Psikologis Menstruasi tidak lancar bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah stres psikologis. Banyak penelitian menemukan adanya hubungan nafsu makan tinggi dengan the level of psychological events and behaviour. Saat menstruasi tidak lancar, wanita bisa mengalami emotional hunger yaitu keinginan mengisi perut yang kuat sekali, biasanya makanan camilan energi dan lemak tinggi, karbohidrat olahan dan sederhana tinggi. Secara fisiologis, Anda mungkin tidak lapar, lambung tidak kosong dan tubuh belum memerlukan makanan (biological hunger). Wanita harus mengelola stres psikologis dengan baik agar menstruasi bisa lancar kembali (Gunawan, 2011, p.46). C. PERUBAHAN FISIK Pada saat remaja terjadi pertumbuhan yang sangat cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) untuk mencapai kematangan, sehingga mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik (Yuanita, 2011, p.15). Perubahan ini ditandai dengan munculnya : 1. Tanda-tanda seks primer Tanda-tanda seks primer yaitu yang berhubungan langsung dengan organ seks (terjadinya haid pada remaja putri dan terjadinya mimpi basah pada remaja laki-laki). Pertumbuhan dan perkembangan ciri-ciri seks primer, yaitu organ-organ seks merupakan perubahan fisik mendasar yang ketiga. Organ-organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber dengan tingkat kecepatan yang bervariasi. Haid dianggap sebagai petunjuk pertama bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang. Gejala ini merupakan awal dari serangkaian pengeluaran darah, lendir dan jaringan sel yang hancur dari uterus secara berkala, dan akan berhenti saat wanita mencapai menopause (Al-Mighwar, 2006 p.29). 2. Tanda- tanda seks sekunder Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi, termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010). Tanda-tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara, timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006, p.28-29). Ciri-ciri seks sekunder pada wanita antara lain : a. Pinggul yang membesar dan membulat sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak bawah kulit. b. Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol, dan dengan berkembangnya kelenjar susu, payudara menjadi semakin lebih besar dan lebih bulat lagi. c. Tumbuhnya rambut di kemaluan, ketiak, lengan dan kaki, dan kulit wajah. Semua rambut, kecuali rambut wajah mula-mula lurus dan terang warnanya, kemudian menjadi lebih subur, lebih kasar, lebih gelap dan agak keriting. d. Kulit menjadi lebih kasar, lebih tebal, agak pucat dan lubang poripori bertambah besar. Suara dari suara kanak-kanak menjadi merdu (melodious), suara serak dan suara yang pecah jarang sekali terjadi. e. Kelenjar keringat lebih aktif, dan kulit lebih menjadi kasar dibanding kulit anak-anak. Sumbatan kelenjar lemak dapat menyebabkan jerawat. f. Kelenjar keringat di ketiak mengeluarkan banyak keringat dan baunya menusuk sebelum dan selama masa haid. g. Otot semakin kuat dan semakin besar, terutama pada pertengahan dan menjelang akhir masa puber, sehingga memberikan bentuk pada bahu, lengan dan tungkai kaki. (Al-Mighwar, 2006 p.29). Perubahan fisik pada pubertas merupakan hasil aktivitas hormonal dibawah pengauh sistim saraf pusat, walaupun semua aspek fungsi fisiologis berinteraksi secara bersama - sama. Perubahan fisik yang sangat jelas tampak pada pertumbuhan peningkatan fisik dan pada penampakan serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perubahan yang tidak tampak jelas adalah perubahan fisiologis dan kematangan neurogonad dengan kemampuan untuk bereproduksi. Perbedaan fisik antara dua jenis kelamin ditentukan dengan karakteristik pembeda, karakteristik seks primer merupakan organ eksternal dan internal yang melaksanakan fungsi reproduktif (misalnya : ovarium, uterus, payudara, penis). Karakteristik seks sekunder merupakan perubahan yang terjadi di seluruh tubuh sebagai hasil dari perubahan hormonal (misalnya : perubahan suara, munculnya rambut pubertas dan bulu pada wajah, penumpukan lemak) tetapi tidak berperan langsung dalam reproduksi (Wong, et al. 2009 p.585). Menurut Al-Mighwar (2006 p.26) perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi selama masa remaja adalah sebagai berikut : 1) Perubahan Ukuran Tubuh Pertumbuhan tinggi dan berat badan merupakan perubahan fisik mendasar yang pertama pada masa pubertas. Hurlock berpendapat bahwa pertambahan tinggi badan anak-anak perempuan mencapai rata rata 3 inci per tahun, dalam tahun sebelum haid, bahkan bisa saja mencapai 5 hingga 6 inci. Peningkatan berat tubuh bukan hanya disebabkan lemak, tetapi juga semakin bertambah beratnya tulang dan jaringan otot. Pada anak perempuan, peningkatan berat tubuh yang paling besar terjadi sesaat sebelum dan sesudah haid. Pada awal terjadinya pertumbuhan pesat, lemak cenderung menumpuk, terutama di sekitar perut, puting susu, pinggul, paha, pipi, leher dan rahang. Biasanya lemak itu akan hilang dengan sendirinya pada saat akhir masa puber dan pesatnya pertumbuhan tinggi badan. 2) Perubahan Bentuk Tubuh Perubahan bentuk tubuh merupakan perubahan fisik mendasar kedua. Akibat terjadinya kematangan yang lebih cepat dari daerahdaerah tubuh yang lain, sekarang daerah-daerah tubuh tertentu yang tadinya kecil menjadi besar. Gejala ini tampak jelas pada hidung, kaki dan tangan. Namun demikian semua bagian itu akan mencapai ukuran dewasa walaupun perubahannya terjadi sebelum akhir masa puber pada akhir masa remaja. Awal pubertas, ekstremitas tumbuh lebih cepat daripada batang tubuh. Pertumbuhan ekstremitas kemudian berhenti, tetapi batang tubuh terus tumbuh dengan baik sampai remaja. Pertumbuhan batang tubuh yang paling besar biasanya pada tulang pelvis. Lebarnya bertambah lebih cepat dari pada ukuran antero-posterior. Rongga pelvis memanjang dan pintu panggul melebar, untuk mempersiapkan fungsi kehamilan (Henderson, 2005 p.3). Menurut Sarwono (2011, p.62), urutan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut : a) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota anggota badan menjadi panjang). Pinggul pun menjadi berkembang, membesar dan membulat. Hal ini sebagai akibat membesarnya tulang pinggul dan berkembangnya lemak di bawah kulit. b) Pertumbuhan payudara, seiring pinggul membesar, maka payudara juga membesar dan puting susu menonjol. Hal ini terjadi secara harmonis sesuai pula dengan berkembang dan makin besarnya kelenjar susu sehingga payudara menjadi lebih besar dan lebih bulat. c) Tumbuh bulu yang halus dan lurus berwarna gelap di kemaluan. Rambut kemaluan yang tumbuh ini terjadi setelah pinggul dan payudara mulai berkembang. d) Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya. e) Bulu kemaluan menjadi keriting. f) Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wiknjosastro, 2006, p.46). g) Tumbuh bulu-bulu ketiak. D. PENGETAHUAN 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata) (Notoatmojo,2010 p.27). Pengetahuan adalah pengenalan kembali akan hal yang sudah diketahui dalam ide abadi. Pengetahuan merupakan kumpulan ingatan terpendam, dalam benak manusia. Dengan demikian untuk mengetahui sesuatu, untuk menyelidiki sesuatu dan berarti untuk pada pengetahuan sejati, kita hanya mengandalkan akal budi. (Plato ( dalam Keraf & Dua ), 2005 p.44 ). Menurut Locke ( dalam Keraf & Dua, 2001 p.44 ) semua konsep atau ide mengungkapkan pengetahuan manusia sesungguhnya berasal dari pengalaman manusia. Konsep atau ide – ide ini diperoleh dari panca indra atahu dari refleksi ata apa yang diberikan oleh panca indra. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca indranya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions), dan penerangan - penerangan yang keliru (misinformations) (Soekamto, 2006 p.6). 2. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 (enam ) tingkatan yaitu : a. Tahu ( know) Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang aspek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya. c. Aplikasi (applications) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalan konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru kata lainnya adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan sebagainya. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi objek (Notoatmodjo, 2003 p.123). 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan a. Faktor internal 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. 2) Umur Menurut Hurlock (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. b. Faktor eksternal 1) Faktor lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. 2) Sosial budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi. (Wawan, 2010, p.16-18). 4. Cara pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan dibawah ini: a. Tingkat pengetahuan baik bila skor 76%-100% b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56%-75% c. Tingkat pengetahuan kurang jika skor <56% (Arikunto, 2002). 5. Sumber Pengetahuan Sumber pengetahuan manusia dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut : a. Tradisi Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. b. Autoritas Ketergantungan terhadap sesuatu autoritas tidak dapat dihindarkan karena kita tidak dapat secara otomatis menjadi seorang ahli dalam mengatasi setiap permasalahan yang dihadapi. c. Pengalaman seseorang Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat kesimpulan yang valid tentang situasi dan pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat subjektif. d. Trial dan Error Dalam menyelesaikan suatu permasalahan keberhasilan kita dalam menggunakan alternative pemecahan melalui “coba dan salah”. e. Alasan yang logis Pemikiran ini merupakan komponen yang penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan ynag rasional sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari informasi yang didapat. f. Metode ilmiah Pendekatan yang paling tepat untuk mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang terstruktur dan sistematis (Nursalam, 2001 p.9 ). 6. Sumber informasi dan Paparan media Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh kepemilikan fasilitas informasi, dimana banyaknya asupan informasi mengenai menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas dapat meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai menstruasi dan perubahan fisik masa pubertas. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah majalah, radio, koran, televisi, buku, teman sebaya, keluarga, sekolah dan lain-lain (Notoatmodjo, 2010) . 7. Kerangka Teori 1. 2. 3. Informasi Budaya Pengalaman MASA REMAJA 1. 2. 3. 4. 5. Perkembangan biologis Perkembangan psikologis Perkembangan kognitif Perkembangaan moral Perkembangan sosial TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENSTRUASI DAN PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA PUBERTAS MASA PUBERTAS Tanda seks sekunder Tanda seks primer Menstruasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Pinggul membesar dan membulat Buah dada dan puting susu semakin tampak menonjol Tumbuh rambut di kemaluan, ketiak, lengan, kaki dan kulit wajah Kulit menjadi lebih kasar Suara menjadi merdu (melodious) Kelenjar keringat lebih aktif Otot semakin kuat dan semakin besar Gambar 1.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi teori Notoatmojo (2003) dan Sarwono (2006)