Lampiran I Pedoman Pengumpulan Data No Data Teknik

advertisement
Lampiran I
Pedoman Pengumpulan Data
No
1.
1.1
Data
Identitfikasi Politik
Sayap Kiri PRD
Bentuk Organisasi
Teknik
Pengumpulan
Data
Wawancara
Kepustakaan
Sumber
Sekretaris Jenderal PRD
dan anggota PRD
Arsip PRD dan dokumen
yang terkait dengan
bentuk partai
1.2
Afiliasi Gerakan Sosial
Kepustakaan
Arsip PRD dan dokumen
yang terkait tenang
gerakan sosial yang
sedang/pernah berafiliasi
dengan PRD
1.3
Strategi Politik
Wawancara
Ketua Umum PRD dan
atau Kader PRD
Arsip PRD dan dokumen
yang terkait dengan
strategi politik PRD
Kepustakaan
2.
2.1
Proses Politik PRD
Struktur Mobilisasi
2.1.1 Struktur Mobilisasi PRD
Wawancara
Kepustakaan
2.1.2 Struktur mobilisasi
Gerakan Sosial
Kepustakaan
Departemen Organisasi
PRD, Kader PRD, tokoh
gerakan sosial yang
berafiliasi atau pernah
berafiliasi dengan PRD
Dokumen yang terkait
dengan mobilisasi PRD
Dokumen yang terkait
dengan struktur
mobilisasi gerakan sosial
2.2
Struktur Peluang
Politik
2.2.1 Multiplisitas sentral
kekuasaaan dalam suatu
Wawancara
Anggota/mantan anggota
PRD, tokoh gerakan
No
Data
Teknik
Pengumpulan
Data
rezim
Kepustakaan
2.2.2 Keterbukaan
rezim Wawancara
terhadap aktor baru
Kepustakaan
2.2.3 Ketidakstabilan
politik
koalisi Wawancara
Kepustakaan
2.2.4 Tersedianya sekutu dan Kepustakaan
pendukung
Wawancara
2.2.5 Perlawanan
terhadap Kepustakaan
represi rezim dan aksi
klaim kolektif
*)Perubahan
Wawancara
menentukan dari poin 1
ke poin 5
3.1
Sumber
sosial dan akademisi yang
berkompeten di bidang
politik dan gerakan sosial
Dokumen dan literatur
terkait dengan
multiplisitas sentral
kekuasaan atau
perpecahan elit politik
Kader PRD pusat, tokoh
gerakan sosial dan
akademisi yang kompeten
Dokumentasi Pers dan
literatur
Kader PRD pusat, tokoh
gerakan sosial dan
akademisi yang kompeten
Dokumentasi Pers dan
literatur
Dokumentasi Pers dan
literatur
Kader PRD pusat, tokoh
gerakan sosial dan
akademisi yang kompeten
Dokumentasi Pers dan
literatur
Kader PRD pusat, tokoh
gerakan sosial dan
akademisi yang kompeten
Proses Framing
3.1.1 Frame Ideologi Partai
Kepustakaan
Wawancara
Koran partai, selebaran
dan dokumen partai yang
terkait dengan frame
ideologi partai dalam
memandang sebuah
fenomena
Kader PRD pusat, tokoh
gerakan sosial dan
akademisi yang kompeten
No
Data
3.1.2 Frame Opini public
terhadap partai dan
situasi politik
Teknik
Pengumpulan
Data
Kepustakaan
Sumber
Dokumentasi Pers dan
literatur tentang opini
punlik terhadap PRD dan
situasi politik
Lampiran II Pedoman Wawancara
I. Profil Organisasi PRD
1. Proses pembentukan PRD
a. Pada tahun berapa PRD didirikan?
b.Apa yang mendorong pendirian PRD?
2. Struktur kepengurusan dan keanggotan PRD
a. Bagaimana struktur organisasi PRD di tingkat pusat dan daerah?
b.Bagaimana pembentukan struktur dilakukan?
3. Aktivitas organisasi dan aktivitas politik
a. Apa aktivitas organisasional yang rutin di PRD?
b.Apa saja aktivitas politik yang telah dilakukan oleh PRD?
II. Identifikasi politik sayap kiri PRD
1. Bentuk organisasi
a. Apakah bentuk kepartaian yang digunakan oleh PRD?
b.Bagaimana bentuk sistem organisasi PRD?
2. Strategi Politik
a. Bagaimana PRD memandang peluang politik dalam penyususnan
strategi politik?
b.Dalam momentum pemilu, bagi PRD respon politik apa yang sesuai
untuk merespon momentum ini?
c. Bagaimana strategi politik yang dilakukan oleh PRD diluar momentum
pemilu?
d.Bagaimana hubungan PRD dengan partai politik lain dan pemerintah?
e. Mengapa PRD mengambil sikap oposisi terhadap pemerintah?
f. Bagaimana hubungan PRD dengan gerakan sosial diluar PRD?
3. Afilliasi gerakan sosial
a. Bagaimana hubungan organisasional PRD dengan ormas atau
underbouwnya?
b.Adakah gerakan sosial lain yang berafiliasi dengan PRD?
c. Apakah motivasi gerakan sosial berafiliasi dengan PRD?
d.Bagaimana pandangan PRD tentang gerakan sosial?
III. Proses Politik
1. Struktur mobilisasi
a. Bagaimana PRD melebur dengan populasi?
b.Bagaimana PRD melebur dengan organisasi dan gerakan sosial diluar
PRD?
c. Bagaimana PRD meluaskan jaringan politik?
d.Apakah jejaring sosial antar personal/kader mempengaruhi mobilisasi
PRD?
e. Bagaimana pandangan masyarakat tentang perubahan isu politik? Apa
respon mereka terhadap perubahan isu?
f. Bagaimana gerakan sosial, organisasi, dan masyarakat menerima ideide PRD?
2. Struktur peluang politik
a. Multiplisitas sentral kekuasaaan dalam suatu rezim
1. Bagaimana pandangan PRD terhadapa rezim yang ada saat ini dan
pada setiap sekuensi fenomena politik sebelumnya (pemilu 1999,
2004 dan 2009)
2. Bagaimana pengaruh dinamika sentral kekuasaan terhadap kondisi
sosial-politik masyarakat?
3. Apakah terjadinya multiplisitas sentral kekuasaan memiliki dampak
khusus dalam artian peluang politik bagi PRD?
b.Keterbukaan rezim terhadap aktor baru
1. Apakah rezim pada saat ini dan pada sekuensi fenomena
sebelumnya (1999, 2004, 2009) terbuka terhadap aktor politik
baru?
2. Bagaimana penerimaan rezim terhadap kemunculan aktor politik
baru?
3. Apakah keterbukaan rezim berpengaruh pada peluang sekutu
politik bagi PRD?
c. Ketidakstabilan koalisi politik
1. Bagaimana pendapat PRD terhadap koalisi politik saat ini dan pada
setiap sekuensi fenomena?
2. Apakah ketidakstabilan koalisi politik melahirkan peluang
tersedianya sekutu politik bagi PRD?
d.Tersedianya sekutu dan pendukung
1. Pada setiap sekuensi fenomena, lembaga, organisasi dan individu
mana yang menjadi sekutu politik PRD?
2. Mengapa mereka bersekutu dengan PRD?
3. Bagaimana PRD mengidentifikasi peluang munculnya sekutu
politik?
e. Perlawanan terhadap represi rezim dan aksi klaim kolektif dan
Perubahan menentukan dari poin 1 ke poin 5
1. Bagaimana bentuk represi rezim pada setiap sekuensi fenomena?
2. Apakah respon PRD terhadap represi rezim?
3. Apakah PRD melakukan aksi klaim politik? Bagaimana rezim
meresponnya?
4. Adakah organisasi masyarakat, gerakan sosial ataupun partai
politik yang mengambil sikap oposisi terhadap represi rezim?
Bagaimana bentuknya?
5. Apakah respon tersebut menyebabkan terjadinya perpecahan dalam
kalangan elit politik rezim?
3. Proses framing
a. Framing partai
1. Bagaimana pandangan PRD terhadap proses Pemilu berdasarkan
pengalaman PRD dalam sekuensi fenomena?
2. Bagaimana PRD memandang kondisi politik indonesia?
3. Bagaimana PRD menyebarkan pandangan politiknya kepada
masyarakat?
4. Rakyat adalah kategori politik untuk mengintepretasikan lapisan
politik dalam sebuah populasi, bagaimana PRD menetapkan
kategori politiknya terhadap populasi?
5. Bagaimana kondisi rakyat dalam pandangan PRD?
b.Framing populasi
1. Bagaimana pandangan populasi terhadap PRD?
2. Bagaimana respon populasi terhadap ide politik PRD?
3. Bagaimana populasi menerima PRD?
4. Bagaimana pandangan populasi terhadap kondisi politik indonesia?
5. Apakah referensi utama populasi terkait dengan isu-isu politik?
Lampiran III
Narasumber Wawancara dan non wawancara
Wawancara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Agus “Jabo” Priyono
Daniel Indrakusuma
Dita Indah Sari
Dominggus Oktavianus
I Gusti Anom Astika
Ragil Nugroho
Rudi Hartono
Non Wawancara (Diskusi)
1. Alif Kamal (Jakarta)
2. Bayu Gautama (Cikarang)
3. Binbin Firman (Jakarta)
4. Coen Husain Pontoh (New York, USA)
5. Dewa Putu Adhi Wibawa (Jakarta)
6. Eddy Aspiansyah (Jakarta)
7. Edi Susilo (Jakarta)
8. Feri Agustian (Bandung)
9. I Gede Sandra (Jakarta)
10. Jakfar (Jakarta)
11. Ken Budha Kusumandharu (Depok)
12. Leonard (Bandung)
13. Lilik H.S (Jakarta)
14. Maeda Yoppy (Jakarta)
15. Petrus H. Hariyanto (Jakarta)
16. Ronald Maxwell Lane (Melbourne, Australia)
17. Sherrin (Cikarang)
18. Sudiarto (Jakarta)
19. Ulfa Ilyas (Jakarta)
20. Wenri Wanhar (Jakarta)
21. William Yorris Sindhu Sunarjan (Jakarta)
22. Wiratno Hadi (Surabaya)
23. Yayak Yatmaka (Yogyakarta)
Lampiran IV
Struktur Pengurus Pusat PRD 1999-2009
1. Struktur Kepengurusan PRD 1999-2001
a. Ketua Umum
b. Sekjend
c. Ketua
d. Sekretaris
e. Dept. Managerial
f. Dept. Perjuangan Rakyat
g. Dept. Pendidikan dan Propaganda
h. Dept. Bacaan
i. Komisaris Politik
: Budiman Sudjatmiko
: Petrus H. Hariyanto
: Haris Rusly Moti
: Ki Joyo Sardo
: Nuraini
: Yakobus Eko Kurniawan
: I Gusti Anom Astika
: Lilik Hastuti
: Aan Rusdianto
2. Struktur Kepengurusan PRD 2001-2003
a. Ketua Umum
b. Sekjend
c. Managerial
d. Ketua Bidang Pendidikan
e. Ketua Bidang Seni dan Budaya
f. Ketua Bidang Pertanian
g. Ketua Bidang Perburuhan
h. Ketua Bidang Ekonomi
i. Ketua Bidang Militer
j. Ketua Bidang Perempuan
k. Ketua Bidang Hub Internasional
: Haris Rusly Moti
: Natalia Scholastica
: Kamaludin Pane
: Aswan jaya Susmana
: Wibowo Arif
: Jakfar
: Lukman Hakim
: Roysepta Abimanyu
: Yusuf Lakaseng
: Vivi Widyawati
: Kelik Ismunanto
3. Struktur Kepengurusan PRD 2003-2005
a. Ketua Umum
b. Sekjend
c. Ketua Bidang Militer,
Politik dan Kebangsaan
d. Ketua Bidang Perburuhan,
Ekonomi dan Lingkungan
e. Ketua Bidang Perempuan,
Pemuda dan Mahasiswa
f. Dept. Organisasi
g. Dept. Pendidikan
h. Dept. Dana Usaha
: Yusuf Lakaseng
: Zely Ariane
: Ari Arianto
: Lukman Hakim
: Vivi Widyawati
: Jakfar
: Pius Tumangger
: Wibowo Arif
4. Struktur Kepengurusan PRD 2005-2009
a. Ketua Umum
: Dita Indah Sari
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Ketua I
Ketua II
Ketua III
Sekjend
Wasekjend I
Wasekjend II
Koord. Dept. Perjuangan Rakyat
Koord. Dept. Agitasi Propaganda
Koord. Dept. Relasi Internasional
k. Bendahara
: Lukman Hakim
: Vivi Widyawati
: A.J Susmana
: Agus Priyono
: Daniel Inderakusuma
: Haris Sitorus
: Manik Wijil Sadmoko
: Joko Purwanto
: Zely Ariane
: Yulia Evina Bhara
Lampiran V. Matriks Perkembangan Pemikiran Marxisme dan Pengaruhnya di Indonesia
Periode
Pemikiran
Revolusi
Prancis
dan
Revolusi
Industri
Inggris
(1800)
Pasca
Revolusi
Perancis
(1880)
Sosialisme
Utopis
Jacobinisme
Blanquisme
Chartisme
Republik
Jerman
(1888)
Sosial
Demokrasi
Neo Hegelian
Materialisme
Sosialisme
Anarkisme
Positivisme
Marxisme
Revisionisme
Pemikir/Tokoh
Organisasi
Politik
Charles Fourrier Tradisi kelompok
Robert Owen
Konspirasi eropa
Rosseau
Blanqui
Feurbach
Proudhon
Bakunin
Eugene Duhring
Karl Marx
Frederick
Engels
Frederick
Engels, Karl
Kautsky,
Bernstein
Liga Keadilan
Sindikalisme
Anarkis
Serikat buruh
Korespondensi
Marx-Engels
Liga Komunis
Partai parlemen
Gerakan Sosial
Model Ekonomi
Skandinavia
Pengaruh di Indonesia
-
Sekitar tahun 1930an, Hatta
dan Sjahrir mengenalkan
Demokrasi ekonomi,
dan sosial demokrasi Eropa.
Konsep sosial demokrasi
Kautsky juga digunakan
sebagai referensi konsep
sosio-demokrasi Soekarno.
Pengaruh sosio demokrasi
ini datang setelah pengaruh
Tokoh di
Indonesia
-
Organisasi
Politik
-
Soekarno
Hatta, Sjahrir
PSI, PNI
Revolusi
Russia
(1917)
Bolshevisme
Lenin, Trotsky,
Luxemburg
Partai Massa
Perang
Dunia II
(1942)
Stalinisme
Trotskisme
Stalin, Trotsky,
Dimitrov
Partai negara
Faksi
Internasional
Revolusi
Dunia
Ketiga
Maoisme
Mao Tse Tung
Partai negara
Leninisme
Marxisme-Leninisme
(Komunisme) masuk ke
Hindia Belanda dengan
metode “Blok terbuka”
dalam Sarekat Islam dan
Serikat Buruh Kereta Api
(VSTP) yang menjadi
embrio Partai Komunis
Indonesia.
Model partai tunggal
dimunculkan oleh Musso
melalui naskah politiknya
yang berjudul Djalan Baroe.
Naskah ini menjadi panduan
PKI dan alasan
pemberontakan PKI 1948.
Tan Malaka mengembalikan
konsep “Blok Terbuka”
dengan membangun partaipartai kecil berbasis
intelektual dan kelompok
militan radikal yang
beroposisi dengan
Stalinisme PKI.
D.N Aidit, Ketua PKI,
mengadopsi konsep Front
Rakyat dalam bentuk Front
Sneevliet
Semaun
Alimin
Darsono
Tan Malaka
ISDV (1913),
SI Merah
(1918), PKI
1920
Muso
Tan Malaka
PKI (1948)
PARI (1930)
MURBA,
PRD, Acoma
(1948)
D.N Aidit
Njoto
PKI (1955)
(1945)
Perang
Dingin
(1945)
Komunisme
Eropa
Mahzab
Frankfurt
Pasca
Perang
Dingin
(1990)
Revisionisme
Jalan Ketiga,
Kiri Baru
(new left),
Gerakan
Sosial Baru
Nasional yang dibentuk oleh
PKI dan PNI untuk
mendukung Soekarno.
Adopsi konsep Maois yang
menggunakan klasifikasi
kelas secara longgar dan
menempakan episentrup
politik pada populasi
terbesar yaitu petani
terbuktu sukses dengan
menguatnya PKI pada
pemilu pertama di Indonesia
pada tahun 1955.
Gramsci
Partai elektoral
PKI dan komunisme dilarang, semua partai kiri ikut dilarang.
Cardoso
Gerakan sosial
Kelompok-kelompok kiri yang tersisa dalam MURBA, PRD dan
Walter
Acoma bergabung kedalam PDI. Sementara tokoh-tokoh PSI
Benjamin
masuk kedalam pemerintahan Orde baru dan mulai mendekat
Jurgen
pada liberalisme. Di pihak lain generasi muda PSI mulai
Habermas
melakukan protes-protes politik namun berhasil dipadamkan
Erich Fromm
oleh represi Orde Baru. Kajian neo maxis masuk melalui
pemikiran Arif Budiman, Dawam raharjo, Adi Sasono, Farchan
Bulkin dan Fazlur Akhmad (Daniel Inderakusuma)
Anthony
Partai non
Perjuangan melawan
Arif Budiman,
PUDI (1998),
Giddens
elektoral, partai
kediktatoran Orde baru
Danial
PRD (1996),
Poulantsaz
elektoral, gerakan dengan pemuda/mahasiswa
Indrakusuma,
PRP (2003),
Marta harnecker sosial, gerakan
sebagai motor
Sri Bintang
POPOR
Naomi Klein
protes, solidaritas pergerakannya. Pasca orde
Pamungkas,
(2005),
Slavoj Zizek
internasional,
baru berbagai kelompok
Budiman
PAPERNAS
(new social
Movement),
Sosialisme
abad 21
Organisasi
Intelektual
sayap kiri bermunculan
seiring dengan
demokratisasi. Salah satu
kelompok radikal sayap kiri
(PRD) mengikuti pemilu
1999 namun gagal
mendapatkan suara.
Pemikiran sosial demokrasi,
kiri baru dan gerakan sosial
baru juga terus bermunculan
hingga saat ini.
Sudjatmiko,
Dita Sari
(2007),
KPRM-PRD
(2007), PPR
(2009)
(diolah dari studi pustaka Tesis Politik Sayap Kiri di Indonesia)
Lampiran VI. Matriks Politik Marxisme
Marxisme Pada International I dan International II
Analisa Kelas
Marx-Engels
Sosial Demokrasi (Kautsky)
Proletariat (buruh manufaktur)
Proletariat dan borjuasi progresif yang terkena dampak
kapitalisme
Pandangan
Negara adalah instrumen penindas kelas maka harus
Negara sebagai instrumen perubahan sosial dan
Kekuasaan
melenyap, setelah syarat tenaga produktif dan
mobilisasi program sosialis.
kemandirian dipenuhi, negara sebagai alat transformasi
revolusi sosial
Perebutan
Insureksi bersenjata proletariat
Jalan damai perjuangan parlementer
Faksi terbuka dalam organisasi proletariat/serikat buruh
Partai legal dan elektoral
Kekuasaan
Organisasi
Politik
Marxisme Pada International III dan Komintern
Bolshevisme (Lenin)
Komunisme (Stalin)
Proletariat dan petani
Komunisme (Mao Tse
Komunisme Amerika
Tung)
Latin (Castro-Che)
Tenaga produktif
Kelompok popular/rakyat
Analisa
Proletariat yang beraliansi
Kelas
dengan borjuis progresif
mayoritas (dalam
tertindas yang ditindas oleh
tertindas, buruh-tani.
konteks China adalah
kapitalisme di berbagai
Petani)
sektor. Popular tertindas
Pandangan
Negara sebagai instrumen
Negara proletar harus
Negara popular kuat,
Negara kuat, kekuasaan
Kekuasaan
temporal menuju masyarakat
kuat, birokrasi
birokrasi sentralistik,
berada di dewan-dewan
komunisme, kekuasaan berada di
sentralistik, kekuasaan
kekuasaan berada di
komunal
dewan rakyat berdasarkan
berada di partai komunis
partai komunis
Insureksi bersenjata,
Insureksi bersenjata
Insureksi bersenjata
Tentara politik (pol-
Tentara politik
teritorial dan produksi (soviet).
Perebutan
Insureksi bersenjata
Kekuasaan
Organisasi
Politik
parlemen
Partai pelopor (Vanguard)
Partai komunis
mil)
Marxisme Pasca Sino-Soviet Split dan Pasca Perang Dingin
New leftism
Euro Communism
La Via Chilena
Sosialisme Abad 21
(Poulantzas)
(Carillo)
(Unidad Popular
(PSUV/Venezuela)
Chile)
Analisa Kelas
Komunitas kelas dan
Kelas buruh dan
Kelas Popular
Kelas Popular berdasarkan
non kelas
warga negara
berdasarkan stratum
stratum ekonomi
ekonomi
Pandangan
Negara melenyap,
Negara sebagai
Negara sebagai
Negara sebagai instrumen
Kekuasaan
kekuasaan berada pada
instrumen perubahan
instrumen perubahan
perubahan sosial dan mobilisasi
komunal-komunal
sosial dan mobilisasi
sosial dan mobilisasi
program sosialis, dual power
sosialis
program sosialis
program sosialis
dewan komunal dan birokrasi
negara
Perebutan
insureksi tidak
Parlemen, jalan
Insureksi tidak
Kekuasaan
bersenjata/people
damai perubahan dari bersenjata/people
power, gerakan sosial
atas
power, jalan damai
Insureksi bersenjata, jalan damai
parlemen/pemilu perubahan dari
bawah
perubahan dari atas.
Organisasi Politik
Gerakan politik non
partai
Partai elektoral
Partai elektoral dan front Front popular, partai elektoral
popular.
Marxisme di Indonesia
PKI
PNI
MURBA
PRD
Analisa
Proletar kota dan
Borjuasi kecil
Buruh non industri,
Kelas Popular, istilah yang digunakan adalah
Kelas
proletar desa (Buruh
pemilik alat
kaum miskin yang
“rakyat” merujuk pada stratum kemiskinan
dan petani)
produksi subsisten
terkena dampak
ekonomi (Buruh, Petani, Kaum Miskin Kota,
Petani miskin
penjajahan
Mahasiswa dan Intelektual, Seniman)
Pandangan
Negara sebagai
Negara sebagai
Negara sebagai
Negara instrumen perubahan sosial dan
Kekuasaan
tujuan, kekuasaan
tujuan
tujuan, kekuasaan
mobilisasi program sosialis, kekuasaan berada
berada di pemerintah
berada pada satu
pada dewan rakyat/organisasi rakyat
komunis
partai negara
Perebutan
Insureksi bersenjata,
Insureksi
Insureksi bersenjata,
Insureksi tidak bersenjata/people power, jalan
Kekuasaan
pemilu
bersenjata, pemilu
pemilu
damai pemilu, perubahan dari bawah.
Organisasi
Partai komunis dan
Partai nasionalis
Partai elektoral, front
Front popular, partai elektoral, partai pelopor
Politik
organisasi-organisasi
dan organisasi-
politik bersenjata
massa sektoral
organisasi massa
sektoral
(diolah dari studi pustaka Tesis Politik Sayap Kiri di Indonesia)
Lampiran VII Dokumentasi Penelitian
Peneliti (tengah) bersama Sekjend PRD, Dominggus Oktavianus (Kanan) dan Ketua Umum
PRD, Agus ‘Jabo’ Priyono (Kiri) di KPP-PRD. (13/11/2013)
Peneliti mewawancarai Dita Indah Sari, Mantan Ketua Umum PRD 2005-2010 di
Kementrian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. (26/6/2013)
Peneliti bersama Daniel Indrakusuma, salah seorang pendiri PRD usai wawancara di
Cikarang. (23/11/2013)
Media Organisasi PRD 1999-2009 di Reuni Keluarga Besar Partai Rakyat Demokratik,
Jakarta. (27/7/13) dok.Lilik H.S
Kliping koran mengenai PRD di Reuni PRD, Jakarta (27/7/13) dok.Lilik H.S
Reuni 17 tahun PRD di Jakarta (27/7/13) dok.Lilik H.S
PRD 1996-1999. Dok. PRD (27/7/13)
Deklarasi POPOR 2003. Dok. Detiknews
Penyerangan FPI pada deklarasi PAPERNAS 2008. Dok. KPP-PRD
Download