BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut beberapa ahli, motivasi didefinisikan sebagai berikut. Samsudin (2006) menjelaskan bahwa motivasi adalah proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. Menurut Manullang (2006) mendefinisikan bahwa motivasi kerja tidak lain dari sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat. Motivasi kerja adalah pendorong munculnya semangat kerja. Menurut Greenberg (2010) motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan. 2. Teori-teori motivasi Banyak ahli dari berbagai disiplin ilmu merumuskan konsep atau teori tentang motivasi. Diantara banyak konsep tentang motivasi dari berbagai ahli tersebut, di bawah ini penulis kemukakan beberapa konsep sebagai dasar motivasi Notoadmodjo (2009) : 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 1. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow Abraham maslow melanjutkan teori dari Eltom Mayo (1880-1949) yang membedakan kebutuhan manusia menjadi dua, yaitu kebutuhan biologis (materil) dan kebutuhan psikologis (non materil). Kemudian Maslow mengembangkan menjadi 5 (lima) yang dikenal dengan Maslow Hieraechy Theory yaitu : a. Kebutuhan psikologi yaitu kebutuhan fisik seperti rasa lapar, haus, perumahan, pakaian, dan lain sebagainya. b. Kebutuhan keamanan yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman, perampasan, atau pemecatan. c. Kebutuhan social yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan akan menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kecurangan, persahabatan, dan kasih sayang. d. Kebutuhan penghargaan yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi. e. Kebutuhan akulturasi diri yaitu kebutuhan pemenuhan diri untuk mempergunakan potensi diri, ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok dengan dirinya. 2. Teori Hezberg Frederick Hezberg adalah seorang ahli psikologi dari Universitas Clevelan, Amerika Serikat. Pada tahun 1950 telah mengembangkan teori motivasi “dua factor” (Hezberg’s two factors motivation theory). Menurut teori ini, ada dua factor yang mempengaruhi seseorang dalam tugas atau pekerjaannya, yakni : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 a. Factor-faktor penyebab kepuasan (satisfier) atau factor motivasional Faktor penyebab kepuasan ini menyangkut kebutuhan psikologis seseorang, meliputi serangkaian kondisi intrinsik. Faktor motivasional (kepuasan) ini mencakup antara lain : Prestasi (achievement) Penghargaan (recognition) Tanggung jawab (responsibility) Kesempatan untuk maju (possibility of growth) Pekerjaan itu sendiri (work) b. Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (dissatisfaction) atau factor higiene Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan akan pemeliharaan atau maintenance factor yang merupakan hakikat manusia yang ingin memperoleh kesehatan badaniah. Hilangnya faktor-faktor ini akan menimbulkan ketidakpuasan bekerja (dissatisfaction). Faktor higienes yang menimbulkan ketidakpuasan kerja antara lain : Kondisi kerja fisik (physical environment) Hubungan interpersonal ( interpersonal relationship) Kebijakan dan adminstrasi perusahaan (company and administration policy) Pengawasan (supervision) Gaji (salary) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 Keamanan kerja (job security) 3. Teori kebutuhan dari Mc Clelland Ada tiga kebutuhan penting yang mendorong orang untuk berbuat atau bertindak yaitu : a. Kebutuhan prestasi (need for achievement), tercermin pada keinginan seseorang mengambil tugas yang dia dapat bertanggung jawab secara pribadi, keinginan untuk mencapai tujuan dengan memperhitungkan resikonya, dan berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. b. Kebutuhan afiliasi (need for affiliation), tercermin pada keinginan seseorang untuk menjaln hbungan dengan orang lain, bersahabat, dimana dia lebih mementingkan aspek hubungan pada pekerjaan, senang bergaul, berusaha mendapatkan persetujuan dari orang lain. c. Kebutuhan kekuasaan (need for power), tercermin pada keinginan seseorang untuk mempunyai orang lain, mengarahkan dan mengatur dengan cara membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasinya agar dia tetap berpengaruh. 4. Teori McGreror Berdasarkan penelitiannya, McGreror menyimpulkan teori motivasi itu dalam teori X dan teori Y. Teori ini didasarkan pada pandangan konvensional atau klasik (teori X) dan pandangan baru atau modern (teori Y). Teori X yang bertolak dari pandangan klasik ini didasarkan anggapan bahwa : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 a. Pada umumnya manusia itu tidak senang bekerja b. Pada umumnya manusia cenderung sesedikit mungkin melakukan aktivitas atau bekerja c. Pada umunya manusia kurang berambisi d. Pada umumnya manusia kurang senang apabila diberi tanggung jawab, melainkan suka diatur atau diarahkan. e. Pada umunya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi. Sedangkan teori Y yang bertumpu pada pandangan atau pendekatan baru ini beranggapan bahwa : a. Pada dasarnya manusia itu tidak pasif, tetapi aktif. b. Pada dasarnya manusia itu tidak malas kerja, tetapi suka bekerja. c. Pada umumnya manusia dapat berprestasi dalam menjalankan pekerjaannya. d. Pada umumnya manusia selalu berusaha mencapai sasaran atau tujuan organisasi. e. Pada umumnya manusia itu selalu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan atau sasaran. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas factor intern dan factor ekstern yang berasal dari karyawan Sutrisno (2009) http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 1. Faktor intern Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain : a. Keinginan untuk dapat hidup Keinginan untuk dapat hidup merupakan kebutuhan setiap manusia yang hidup dimuka bumi ini, untuk mempertahankan hidup ini orang mau mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu jelek atau baik, apakah halal atauharam dan sebagainya. Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan untuk : Memperoleh kompensasi yang memadai Pekerjaan tetap walaupun penghasilan tidak begitu memadai Kondisi kerja yang aman dan nyaman b. Keinginan untuk dapat dimiliki Keinginan untuk dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau melakukan pekerjaan. Hal ini banyak kita alami dalam kehidupan sehari-hari bahwa keinginan yang keras untuk dapat memiliki dapat mendorong orang mau bekerja. c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan d. Seseorang mau bekerja disebabkan adanya keinginan untuk diakui, dihormati oleh orang lain. Untuk memperoleh status social yang tinggi, orang mau mengeluarkan uangnya untuk memperoleh uang itu pun harus bekerja keras. e. Keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-hal : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 Adanya penghargaan terhadap prestasi Adanya hubungan kerja yang harmonis dan kompak Pimpinan yang adil dan bijaksana Perusahaan tempat bekerja dihargai oleh masyarakat f. Keinginan untuk berkuasa Keinginan untuk berkuasa akan mendorong seseorang untuk bekerja. Kadangkadang keinginan untuk berkuasa ini dipenuhi dengan cara-cara tidak terpuji, namun cara-cara yang dilakukannya itu masih termasuk bekerja juga. Apabila keinginan untuk berkuasa atau menajdi pimpinan itu dalam arti positif yaitu ingin dipilih menjadi ketua atau kepala, tentu sebelumnya si oemilih telah melihat dan menyaksikan sendiri bahwa orang itu benar-benar mau bekerja sehingga ia pantas untuk dijadikan penguasa dalam unit organisasi atau kerja. 2. Faktor Ekstern Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang. Faktor-faktor ekstern ini adalah : a. Kondisi Lingkungan Kerja Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat memoengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan kerja ini meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan, termasuk hubungan kerja antara orang-orang yang ada di tempat tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 Oleh karena itu, pimpinan perusahaan yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi para pegawai. b. Kompensasi yang memadai Kompensasi yang memadai merupakan alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan dengan baik. Sedangkan kompensasi yang kurang memadai membuat mereka bekerja tidak tenang. Dari sini jelaslah bahwa besarnya kompensasi sangat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan. c. Supervisi yang baik Fungsi supervisi dalam suatu pekerjaan adalah memberikan pengarahan, nimbingan kerja para karyawan, agar dapat melaksanakan kerja dengan baik tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian, posisi supervise sangat dekat dengan para karyawan, dan selalu menghadapi para karyawan dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Dengan demikian peranan supervisor yang melakukan pekerjaan supervisi sangat mempengaruhi motivasi kerja para karyawan. d. Adanya jaminan kerja Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada dirinya untuk perusahaan, kalau yang bersangkutan merasa ada jaminan karier yang jelas dalam melakukan pekerjaan. Hal ini akan dapat terwujud bila http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 perusahaan dapat memberikan jaminan karier untuk masa depan, baik jamninan akan adanya promosi jabatan, pangkat maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. e. Status dan tanggung jawab Status atau kedudukan dalam jabatan tertentu merupakan dambaan setiap karyawan dalam bekerja. Dengan menduduki jabatan, orang merasa dirinya akan dipercaya, diberi tanggung jawab, dan wewenang yang besar untuk melakukan kegiatan-kegiatan. Jadi status dan kedudukan merupakan dorongan untuk memenuhi kebutuhan sense of achievment dalam tugas sehari-hari. f. Peraturan yang fleksibel Bagi perusahaan besar, biasanya sudah ditetapkan system dan prosedur kerja yang harus dipatuhi oleh semua karyawan. Sistem dan prosedur kerja ini dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat mengatur dan melindungi para karyawan. Semua ini merupakan aturan main yang mengatur hubungan kerja antara karyawan dengan perusahaan termasuk hak dan kewajiban para karyawan, pemberian kompensasi, promosi, mutasi dan sebagainya. Oleh karena itu biasanya peraturan bersifat melindungi dan memberikan motivasi para karyawan untuk bekerja lebih baik. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 3. Model Motivasi Para manajer umunya mempunyai berbagai pandangan tentang motivasi dengan pendekatan model-model motivasi tertentu. Menurut Samsudin (2008) terdapat tiga model motivasi yaitu : 1. Model Tradisional Dalam hal ini aspek yang sangat penting dari pekerjaan para manajer adalah membuat para karyawan dapat menjalankan pekerjaan mereka yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara yang paling efisien. Para manajer mendorong atau memotivasi dengan cara memberikan imbalan berupa gaji/upah yang makin meningkat. Artinya, apabila mereka rajin bekerja dan aktif, upahnya akan dinaikkan. 2. Model Hubungan Manusiawi Dalam model ini lebih menekankan dan menganggap penting adanya factor kontak social yang dialami para karyawan dalam bekerja dari pada faktor imbalan. Pada model ini, para manajer dapat memotivasi karyawan dengan cara memenuhi kebutuhan sosial mereka merasa penting dan berguna. 3. Model Sumber Daya Manusia Motivasi yang penting bagi karyawan menurut model ini adalah pengembangan tangung jawab bersama untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara setiap anggota karyawan menyumbangkan sesuatu kepada organisasi sesuai dengan kepentingan dan kemampuan masing-masing. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 4. Indikator Motivasi Indikator motivasi di dalam suatu perusahaan menurut Mangkunegara (2008) : 1. Memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi 2. Berani mengambil dan memikul resiko 3. Memiliki tujuan realitis 4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan tujuan 5. Memanfaatkan umpan balik yang konkrit dalam semua kegiatan yang dilakukan 6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan B. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja karyawan sangat penting bagi suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan. Sikap disiplin kerja yang dimiliki oleh karyawan sangat penting bagi suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Tanpa disiplin kerja karyawan yang baik sulit bagi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Disiplin adalah tata tertib (di sekolah, kemiliteran, dsb) ketataan dan kepatuhan kepada peraturan tata tertib; bidang studi yang memiliki objek system dan metode tertentu” (2008). Menurut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 Malayu S.P. Hasibuan (2006), “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku” . Disiplin kerja menurut Muchdarsyah Sinungan (2005) adalah sebagai sikap mental tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan Di dalam suatu organisasi, usaha-usaha untuk menciptakan disiplin, selain melalui adanya tata tertib/peraturan yang jelas, tata cara atau tata kerja yang sederhana yang dapat dengan mudah diketahui oleh setiap anggota organisasi. 2. Bentuk Disiplin Kerja Menurut T. Hani Handoko (2008) dibedakan menjadi dua tipe pendisiplinan, yaitu: 1) Disiplin preventif Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar mengikuti berbagai aturan, sehingga penyelewengan- penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. 2) Disiplin korektif http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran- pelanggaran lebih lanjut, kegiatan tersebut berupa suatu bentuk hukuman(2008: 208). 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Disiplin kerja dapat dipengaruhi beberapa faktor menurut Singodemedjo, (2009): 1. Besar kecilnya pemberian kompensasi 2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan 3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan 5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan ada tidaknya perhatian kepada karyawan 6. Diciptakan kebiasaan – kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin 4. Tingkat dan jenis sanksi pelanggaran Ada beberapa tingkat dan jenis sanksi pelanggaran dalam suatu organisasi Rivai dan Ella (2009) yaitu : 1. Sanksi pelanggaran ringan Sanksi ini meliputi teguran lisan, teguran tertulis, dan pernyataan tidak puas secara tertulis 2. Sanksi pelanggaran sedang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 Sanksi ini meliputi penundaan kenaikan gaji, penurunan gaji, dan penundaan kenaikan jabatan. 3. Sanksi pelanggaran berat Sanksi ini meliputi penurunan pangkat, pembebasan dari jabatan, pemberhentian dan pemecatan. 5. Indikator Disiplin Kerja Indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan seseorang dalam suatu organisasi menurut Hasibuan (2008) yaitu : 1. Tujuan dan kemampuan Tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan yang harus sesuai dengan dengan pegawai yang bersangkutan 2. Teladan pemimpin Pimpinan yang dijadikan teladan dan panutan oleh bawahannya. 3. Motif Motif merupakan alas an atau dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Manajer mamfasilitasi motivasi kepada karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan, menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau, meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan sumber daya yang dapat diperlukan, dan menghapuskan tindakan yang mengakibatkan distensif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 4. Sanksi hukuman Sanksi hukuman yang diberikan hendaknya mendidik dan menjadi alat motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan 5. Ketegasan Pimpinan menegur dan menghukum setiap karyawan yang melakukan kesalahan untuk mewujudkan kedisiplinan yang baik dalam perusahaan 6. Hubungan kemanusiaan Hubungan yang harmonis diantara sesama karyawan , ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. C. Kinerja Karyawan 1. Pengertian Kinerja Karyawan Istilah kinerja adalah berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Menurut Prabumangkunegara (2007) mengemukakan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Simanjuntak (2005) pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. http://digilib.mercubuana.ac.id/ kinerja adalah tingkat 23 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain menurut Amstrong dan Baron (2010) : 1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi dan komitmen individu. 2. Leadership factors, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. 3. Team Factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan kerja. 4. System factors, ditunjukkan oleh adanya system kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. 5. Contextual/situational factors, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. 3. Indikator Kinerja Menurut Hersey (2010) Terdapat 7 indikator kinerja yaitu : 1. Tujuan Tujuan merupakan sesuatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai di masa yang akan datang. Dengan demikian, tujuan menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan. Atas dasar arah tersebut, dilakukan kinerja untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan, diperlukan kinerja individu, kelompok dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 organisasi. Kinerja individu maupun organisasi berhasil apabila dapat mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Standar Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Standar menjawab pertanyaan tentang kapan kita tahu bahwa kita sukses atau gagal. Kinerja orang dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan. 3. Umpan Balik Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kinerja, dan pencapaian tujuan. Dengan umpan balik dilakukan evaluasi terhadap kinerja dan sebagai hasilnya dilakukan perbaikan kinerja. 4. Alat atau Sarana Alat atau sarana merupkan sumber daya yang dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan sukses. Alat atau sarana merupakan factor penunjang untuk pencapaian tujuan. 5. Kompetensi Kompetensi merupakan persyaratan utama dalam kinerja. Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 6. Balas Jasa Pemberian balas jasa yang dibayarkan oleh pegawai berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan 7. Keadilan tidak membedakan pegawai yang satudengan yang lainnya karena instansi melakukan terhadap semua pegawai 4. Aspek-aspek Standar Pekerjaan dan Kinerja Husein Umar dalam Mangkunegara (2010), membagi aspek-aspek kinerja sebagai berikut : 1. Mutu pekerjaan 2. Kejujuran karyawan 3. Inisiatif 4. Kehadiran 5. Sikap 6. Kerjasama 7. Keandalan 8. Pengetahuan tentang pekerjaan 9. Tanggung jawab 10. Pemanfaatan waktu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Adapun aspek-aspek standar pekerjaan terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. 1. Aspek Kuantitatif meliputi : a. Proses kerja dan kondisi pekerjaan b. Waktu yang dipergunakan atau lamanya melaksanakan pekerjaan c. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan d. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja 2. Aspek Kualitatif meliputi : a. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan b. Tingkat kemampuan dalam bekerja c. Kemampuan menganalisis data/informasi, kemampuan/kegagalan menggunakan peralatan/mesin d. Kemampuan mengevaluasi D. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain : TABEL2.1 PENELITIAN TERDAHULU Nama peneliti dan Judul Penelitian tahun 1. Hindria Variabel Hasil Penelitian Penelitian pengaruh Motivasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil pengujian 27 Hestisani motivasi berprestasi (X1) penelitian ini (2014) berprestasi dan Disiplin kerja ada pengaruh disiplin kerja (X2) signifikan dan terhadap kinerja Kinerja pegawai positif motivasi pegawai pada (Y1) berpestasi dan badan disiplin kerja kepegawaian berpengaruh daerah terhadap kinerja kabupaten karyawan buleleng 2. Nur Hidayati (2014) 3. Sukarani (2010) Analisis Motivasi (X1) Hasil penelitian pengaruh Disiplin Kerja menunjukkan motivasi dan (X2) bahwa ada disiplin kerja Kinerja pengaruh positif terhadap kinerja Karyawan (Y1 dan signifikan karyawan pada motivasi dan PT Kemilau disiplin kerja indah Permana terhadap kinerja Karanganyar karyawan Pengaruh Motivasi (X1) Hasil penelitian motivasi dan Disiplin Kerja menunjukkan disiplin kerja (X2) bahwa ada terhadap kinerja Kinerja pengaruh positif karyawan pada Karyawan (Y1) dan signifikan PT Columbindo motivasi dan perdana cabang disiplin kerja Purworejo terhadap kinerja karyawan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 4. Rizon Pengaruh Motivasi (X1) Hasil penelitian Pranata motivasi dan Disiplin Kerja menunjukkan (2014) disiplin kerja (X2) bahwa ada terhadap kinerja Kinerja pengaruh positif karyawan pada Karyawan (Y1) dan signifikan PT Adira motivasi dan Dinamika Multi disiplin kerja Finance Tbk. terhadap kinerja Arga Makmur karyawan Bengkulu Utara 5. Wahyu Galih Pengaruh Motivasi (X1) Hasil penelitian Pramudito motivasi, Kemampuan menunjukkan Suyono kemampuan dan (X2) bahwa ada (2014) disiplin kerja Disiplin kerja pengaruh positif terhadap kinerja (X3) dan signifikan karyawan pada Kinerja motivasi, Radio Republik karyawan (Y1) kemampuan dan Indonesia disiplin terhadap Semarang kinerja karyawan 6. Richard Influence of Leadership style The analysis Christian leadership style, (X1) Turang motivation and Motivation (X2) leadership style, (2015) work discipline Work Discipline motivation, on employee (X3) work discipline performance in Employee have a positive PT Dayana Performance influence on Cipta (Y) employee http://digilib.mercubuana.ac.id/ result shows that 29 performance simultaneously 7. Jamil Thalib (2016) The Impacts of Discipline (X1) The conclusion discipline, Motivation (X2) states that motivation and Leadership (X3) discipline, leadership on Employee motivation and employee Performance leadership affect performance in (Y) partially and Makassar simultaneously Lantamal VI the staff Office – performance of Indonesia Makasar Lantamal VI office E. Rerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Motivasi kerja adalah pendorong munculnya semangat kerja. Menurut Greenberg dan Baron (2010) motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan (arouse), mengarahkan (direct), dan menjaga (maintain) perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan.Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dapat dibedakan atas factor intern dan faktor ekstern yang berasal dari karyawan menurut Sutrisno(2009).Faktor intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain keinginan untuk dapat hidup, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 keinginan untuk dapat dimiliki, keinginan untuk memperoleh penghargaan, keinginan untuk memperoleh pengakuan itu dapat meliputi hal-hal, keinginan untuk berkuasa. Faktor eksternjuga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan kerja, status dan tanggung jawab, peraturan yang fleksibel. Menurut Nur Hidayati (2014) menemukan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Hal ini diperkuat oleh penelitian Rizon Pranata (2014) menemukan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. H1 : Diduga motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 2. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Disiplin kerja menurut Muchdarsyah Sinungan (2005) adalah sebagai sikap mental tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan pemerintah atau etik norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan. Disiplin kerja dapat dipengaruhi beberapa faktor menurut Singodemedjo (2009): a. Besar kecilnya pemberian kompensasi b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan e. Ada tidaknya pengawasan pimpinan ada tidaknya perhatian kepada karyawan f. Diciptakan kebiasaan – kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin Menurut penelitian yang dilakukan Hindria Hestisani (2014) menemukan bahwa pengaruh disiplin kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan. H2 : Diduga disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Dari rerangka pemikiran dan pengembangan hipotesis di atas, maka dapat digambarkan model penelitian pada gambar 2.1 MOTIVASI (X1) H1 KINERJA KARYAWAN DISIPLIN KERJA (X2) H2 (Y) GAMBAR2.1 MODEL RERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 F. Hipotesis Menurut Sugiyono (2009) hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini antara lain : Hipotesis Pertama H1: Diduga motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia. Hipotesis kedua H2: Diduga disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia. http://digilib.mercubuana.ac.id/