(GWR) dengan Fungsi Pembobot Kernel

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
Analisis Data Spasial Menggunakan Metode Geographically
Weighted Regression (GWR) dengan Fungsi Pembobot Kernel
Eksponensial (Studi Kasus : Data Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2014)
Ryan Rachmad Ramadhan1, Memi Nor Hayati2,*, Wasono2
1Laboratorium
2Program
Statistika Terapan, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Mulawarman
Studi Statistika, Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Mulawarman
Email korespondensi: [email protected]
Abstrak Analisis regresi linier adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghubungkan antara
variabel dependen dan variabel independen. Geographically Weighted Regression (GWR) adalah
bentuk lokal dari regresi linier. GWR memungkinkan peneliti untuk menilai variasi spasial (geografis)
yang mungkin ada dalam hubungan antara variabel dependen dan independen di seluruh lokasi
pengamatan. Estimasi parameter model GWR menggunakan metode Weighted Least Square (WLS)
yaitu dengan memberikan pembobot yang berbeda pada setiap lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk
memodelkan persentase penduduk miskin Kabupaten Kutai Kartanegara menggunakan metode
GWR dengan fungsi pembobot Kernel Eksponensial. Hasil yang diperoleh yaitu model GWR yang
berbeda-beda setiap kecamatan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persentase
penduduk miskin di Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Loa janan, Anggana, Samboja, Tenggarong
Seberang, dan Marang Kayu yaitu persentase partisipasi SD (x1), persentase pengangguran terbuka
(x2), dan persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3). Pada Kecamatan Muara
Muntai, Sebulu, Kota Bangun dan Kenohan persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh
persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3). Pada Kecamatan Muara Badak,
Muara Kaman dan Muara Wis persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase
pengangguran terbuka (x2), dan persentase pengguna air bersih (PDAM) (x 3). Pada Kecamatan
Kembang Janggut persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase penduduk yang
menggunakan air bersih (PDAM) (x3), persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (x 4) dan
persentase penduduk yang menerima beras miskin (x 5). Pada Kecamatan Tabang persentase
penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase partisipasi SD (x1). Pada Kecamatan Muara Jawa
persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase partisipasi sekolah dasar (SD) (x 1),
persentase pengangguran terbuka (x2) dan persentase penduduk yang menerima beras miskin (x 5).
Pada Kecamatan Sangasanga persentase penduduk miskin dipengaruhi oleh persentase
pengangguran terbuka (x2), persentase penduduk yang menggunakan air bersih (PDAM) (x3),
persentase Produk Domestik Regional Bruto per kapita (x 4) dan persentase penduduk yang
menerima beras miskin (x5).
Kata kunci : eksponensial, geographically weighted regression, penduduk miskin, weighted least
square
Pendahuluan
Analisis regresi linier adalah suatu teknik
yang digunakan untuk membangun suatu
persamaan yang menghubungkan antara
variabel
independen
dan
variabel
dependen[7].
Pada
regresi
linier
berganda
kita
menganggap bahwa pemodelan berlaku sama
untuk semua lokasi yang diteliti. Dalam
banyak situasi ini belum tentu demikian,
karena
untuk
data
spasial
perlu
dipertimbangkan pengaruh dari letak geografi
pengambilan
data
terhadap
variabel
independen[3].
GWR adalah bentuk lokal dari regresi linier.
GWR memungkinkan peneliti untuk menilai
variasi spasial (geografis) yang mungkin ada
dalam hubungan antara variabel dependen
dan
independen
di
seluruh
lokasi
pengamatan[2]. Estimasi parameter model
GWR menggunakan metode Weighted Least
Square (WLS) yaitu dengan memberikan
pembobot yang berbeda pada setiap lokasi.
Kabupaten Kutai Kartanegara terkenal
dengan kekayaan sumber daya alam dan
pendapatan asli daerahnya terbesar seIndonesia. Namun masih ada masalah yang
belum
terselesaikan
dan
sangat
memprihatinkan,
yaitu
masih
banyak
penduduk miskin di Kabupaten Kutai
Kartanegara. Berbagai upaya yang telah
dilakukan pemerintah dalam menurunkan
18
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
jumlah penduduk miskin dengan cara memberi
beras miskin, bantuan uang tunai serta
program bedah rumah di mana satu kepala
keluarga yang miskin akan diberikan satu
rumah. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk
menekan penduduk miskin adalah dengan
mengetahui faktor-faktor penyebabnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Analisis Data Spasial Menggunakan
Metode Geographically Weighted Regression
(GWR) dengan Fungsi Pembobot Kernel
Eksponensial” (Studi Kasus Data Persentase
Penduduk
Miskin
Kabupaten
Kutai
Kartanegara Tahun 2014).
sudah dinormal standarkan
observasi. Tolak H0 jika BP >
(3)
dengan
: nilai observasi variabel dependen
ke-i
: nilai observasi variabel independen
ke-k pada pengamatan ke-i,
k=1,2,...,p
: titik koordinat (longitude, latitude)
lokasi ke-i
: nilai intersep model GWR
: parameter model regresi variabel
independen ke-k untuk setiap lokasi
: error ke-i yang diasumsikan identik,
independen dan berdistribusi
normal dengan mean nol dan
varian konstan σ2
Estimasi parameter pada model GWR
menggunakan metode WLS, yaitu dengan
memberi pembobot yang berbeda untuk setiap
lokasi di mana data tersebut dikumpulkan.
Estimasi parameter model GWR untuk setiap
lokasinya yaitu
(4)
Beberapa pengujian hipotesis model GWR
yaitu:
a. Pengujian Kesesuaian model GWR
Pengujian Kesesuaian model (Goodness of
Fit) dilakukan untuk mengatahui apakah ada
atau tidaknya perbedaan antara model regresi
linier dengan model GWR, maka dapat dibuat
hipotesis adalah sebagai berikut :
Hipotesis
H0 : β (u ,v )  β , k=1,2,…,p, (tidak
Dengan
adalah nilai observasi variabel
dependen ke-i,
adalah nilai observasi
variabel independen ke-k pengamatan ke-i,
adalah nilai intersep model regres,
adalah
parameter model regresi variabel independen
ke-k,
adalah error pada pengamatan ke-i
dengan asumsi independen, identik dan
berdistribusi normal dengan mean nol dan
varians konstan
Aspek Data Spasial
Analisis spasial dilakukan jika data yang
digunakan memenuhi aspek spasial yaitu
memiliki sifat error yang saling berkorelasi
atau
memiliki
heterogenitas
spasial[1].
Heterogenitas spasial dapat dideteksi dengan
melakukan uji Breusch-Pagan.
Hipotesis :
H0 :
(tidak
terjadi
heterogenitas spasial)
H1 : Minimal ada satu
(terjadi
heterogenitas spasial)
Statistik Uji :
Elemen vektor f adalah
setiap
Geographically
Weighted
Regression
(GWR)
Model GWR merupakan pengembangan
dari model regresi linier dimana setiap
parameter dihitung pada setiap lokasi
pengamatan, sehingga lokasi pengamatan
mempunyai nilai parameter regresi yang
berbeda-beda.
GWR sebagai metode regresi yang
menghasilkan estimasi parameter untuk
memprediksi variabel dependen setiap lokasi,
yaitu[5]:
Analisis Regresi
Metode regresi linier adalah metode yang
digunakan untuk menyatakan pola hubungan
antara satu variabel dependen dengan satu
atau beberapa variabel independen. Untuk
pengamatan sebanyak n dengan variabel
independen (X) sebanyak p maka model
regresi dapat ditulis dalam persamaan
matematis sebagai berikut[5]
(1)
BP =
untuk
(2)
k
dimana
ei merupakan residual least square untuk
observasi ke-i dan Z merupakan matriks
berukuran n x (p+1) yang berisi vektor yang
H1
:
k
19
i
i
k
ada perbedaan yang signifikan antara
model regresi linier dan model GWR)
paling
sedikit
ada
satu
β (u ,v )  β ,k=1,2,…,p, (ada
i
i
k
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
perbedaan yang signifikan antara
model regresi linier dan model GWR)
Statistik Uji
(JKE OLS  JKE GWR ) / db1
(13)
Fhit 
JKE GWR / db 2
dimana JKEOLS adalah jumlah kuadrat error
dari model OLS dan JKEGWR adalah jumlah
kuadrat error dari model GWR. Tolak H0 jika
nilai Fhit > F(α;db1,db2)
(9)
dengan
adalah
jarak euclidean antara lokasi ke-i yang terletak
pada koordinat
dan lokasi ke-j yang
terletak pada koordinat
dan h adalah
parameter non negatif yang diketahui dan
biasanya disebut parameter penghalus
(bandwidth). Bandwidth merupakan pengontrol
keseimbangan antara kesesuaian kurva
terhadap data dan kemulusan data.
Salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan bandwidth optimum adalah
metode Cross Validation (CV). Secara
matematis CV didefinisikan sebagai berikut:
(10)
di mana
adalah nilai estimasi
dimana pengamatan di lokasi
dihilangkan dari proses estimasi. Untuk
mendapatkan nilai h yang optimal maka
diperoleh dari h yang menghasilkan nilai CV
yang minimum[5].
b. Pengujian Signifikansi Parameter Model
GWR
Pengujian
parameter
model
GWR
dilakukan untuk mengetahui parameter mana
yang signifikan mempengaruhi variabel
independen dengan hipotesis sebagai berikut :
H0 :
(variabel independen kek tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen)
H1 :
; k=0,1,2,...,p (variabel
independen
ke-k
berpengaruh
terhadap variabel dependen)
Statistik Uji :
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam
menerangkan
variasi
variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol sampai satu (0 < R² < 1). Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Nilai
diperoleh dengan persamaan matematis
sebagai berikut[5] :
JKTw  JKE w
R 2 (u i , v i ) 
JKTw
n
n
(11)
 w ij (y j  y) 2   w ij (y j - ŷ j ) 2
(5)
dengan
dari parameter
=
adalah standar error
.
adalah elemen diagonal
ke-k dari matriks
dan
.
Tolak H0 jika nilai |thit| >
, dengan
adalah derajat bebas
Peran pembobot pada model GWR sangat
penting karena nilai pembobot ini mewakili
letak data observasi satu dengan lainnya.
Skema pembobotan pada GWR dapat
menggunakan
beberapa
metode
yang
berbeda. Ada beberapa literatur yang bisa
digunakan untuk menentukan besarnya
pembobot untuk masing-masing lokasi yang
berbeda pada model GWR, diantaranya
dengan menggunakan fungsi kernel (kernel
function)[6]. Masing-masing fungsi pembobot
dapat ditulis sebagai berikut :
1. Gaussian :

j1
j1
n
w
j1
ij
(y j  y) 2
Kemiskinan
Kemiskinan adalah situasi yang serba
terbatas yang terjadi bukan atas kehendak
orang yang bersangkutan. Suatu penduduk
dikatakan miskin bila ditandai oleh rendahnya
tingkat
pendidikan,
produktivitas
kerja,
pendapatan, kesehatan dan gizi serta
kesejahteraan hidupnya, yang menunjukkan
lingkaran ketidakberdayaan. Kemiskinan bisa
disebabkan oleh terbatasnya sumber daya
(6)
2. Kernel Eksponensial :
(7)
3. Kernel Bisquare :
(8)
4. Kernel Tricube :
20
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
manusia yang ada, baik lewat jalur pendidikan
formal maupun nonformal yang pada akhirnya
menimbulkan
konsekuensi
terhadap
rendahnya pendidikan informal[8].
Kecamatan Tenggarong, Loa Kulu, Loa Janan,
Anggana, Muara Muntai, Kota Bangun,
Kembang Janggut, Samboja, Muara Jawa,
Sangasanga dan Tenggarong Seberang.
Deteksi multikolinieritas antara variabelvariabel independen dilakukan dengan nilai
Variance Inflation Factor (VIF) pada Tabel 2
dapat dilihat untuk seluruh variable X nilai VIF
< 10, hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas antara variabel independen.
Tabel 2. Deteksi multikolinieritas
Analisis Deskriptif
Berdasarkan data diketahui bahwa ada
beberapa
wilayah
di
masing-masing
kecamatan yang masih banyak hidup dibawah
garis kemiskinan, hal tersebut disebabkan
karena beberapa faktor yang mempengaruhi
kejadian tersebut seperti dilihat pada Tabel 1
sebagai berikut:
Tabel 1. Statistika deskriptif
Variabel
Ratarata
S
Min
Maks
Y
X1
X2
X3
X4
X5
10,318
1,782
3,946
40,638
6,835
0,22
7,356
0,462
2,868
22,951
7,300
0,128
2,42
0,45
0,31
13,06
0,95
0,05
31,34
2,41
9,21
96,40
29,57
0,57
Variabel
Nilai VIF
X1
1,393
X2
1,958
X3
1,802
X4
2,348
X5
2,278
Mengidentifikasi terjadinya heterogenitas
spasial pada regresi dengan menggunakan uji
Breusch Pagan untuk mengetahui apakah
terdapat keragaman antar lokasi setiap
variabel. Hipotesis heterogenitas spasial
adalah sebagai berikut :
Hipotesis
H0 :
H1 : Minimal
ada
satu
σ2 ≠ σ2 ;
Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata
persentase penduduk miskin pada setiap
kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara
adalah sebesar 10,318% dengan nilai standar
deviasi adalah sebesar 7,356, persentase
penduduk miskin terendah adalah di
Kecamatan Sangasanga sebesar 2,42%
sedangkan persentase penduduk miskin
tertinggi adalah di Kecamatan Tabang sebesar
31,34%.
Berdasarkan
penyebaranya,
kecamatan
dengan persentase penduduk miskin memiliki
persebaran seperti pada Gambar 1.
i
j
i=1,2,…,18 ; j=1,2,…,18
Tabel 3. Uji heterogenitas spasial
Pengujian
BPhitung
Breusch Pagan
12,501
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 3
diperoleh nilai statistik uji Breuch-Pagan
sebesar 12,501. Dengan jumlah parameter
lima dan digunakan α=0,1 diperoleh chisquare sebesar 9,236, maka nilai BreuchPagan lebih besar dari pada chi-square.
Sehingga, H0 ditolak, dengan kata lain terjadi
heteroskedastisitas.
Matrik pembobot yang diperoleh untuk tiaptiap lokasi kemudian digunakan untuk
membentuk model sehingga tiap-tiap lokasi
memiliki
model
yang
berbeda-beda.
Rangkuman hasil estimasi parameter model
GWR dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai estimasi parameter
0% - 11%
11% 21%
21% 32%
Gambar 1. Penyebaran persentase penuduk
miskin
Gambar 1 jika dibandingkan pada 18
kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara
persentase penduduk miskin tertinggi berkisar
antara 21% sampai dengan 32% yaitu
Kecamatan Tabang dan Muara Wis. Untuk
persentase
penduduk
miskin
terendah
berkisar antara 0% sampai dengan 11%, yaitu
21
Variabel
Minimum
Maksimum
Konstanta
-0,139
0,032
X1
-0,806
-0,154
X2
0,691
1,229
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
Variabel
Minimum
Maksimum
X3
-0,114
-0,024
X4
0,036
0,503
X5
-0,593
-0,083
R2
0,974
Tenggarong, Loa Kulu,
Loa janan, Anggana,
Samboja, Tenggarong
Seberang, Marang Kayu
Muara Muntai, Sebulu,
Kota Bangun, Kenohan
Muara Badak, Muara
Kaman, Muara Wis
Kembang Janggut
Tabang
Muara Jawa
Nilai R2 pemodelan GWR diperoleh
sebesar 97,4%, hal ini berarti sebanyak 97,4%
variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variabel independen.
Pengujian
kesesuaian
model
GWR
dilakukan untuk mengetahui apakah ada atau
tidaknya perbedaan yang signifikan antara
model regresi linier dengan model GWR.
Berikut adalah hipotesis dari uji kesesuaian
model GWR :
Hipotesis
H0 : β k (u i ,v i )  β k
H1
:
β
k
Sangasanga
Variasi
Ŷ1 =
OLS Error
GWR
JK
RK
6
137,99
3,265
73,382
22,478
8,735
64,612
7,397
F Hit
Improvement
GWR Error
X3
X2, X3
X3, X4, X5
X1
X1, X2, X5
X2, X3, X4, X5
-0,120 - 0,190X1;1 + 0,714X1;2 0,080X1;3 + 0,048X1;4 - 0,092X1;5
Dari model tersebut dapat dijelaskan
bahwa, persentase penduduk miskin akan
berkurang sebesar 0,190% jika terjadi
peningkatan persentase partisipasi SD (X1)
sebesar 1% di Kecamatan Tenggarong.
Kemudian persentase penduduk miskin akan
bertambah sebesar 0,714% jika terjadi
peningkatan
persentase
pengangguran
terbuka (X2) sebesar 1% di Kecamatan
Tenggarong. Kemudian persentase penduduk
miskin akan berkurang sebesar 0,080% jika
terjadi peningkatan persentase penduduk
yang menggunakan air bersih (PDAM) (X3)
sebesar 1% di Kecamatan Tenggarong.
(u ,v )  β
i i
k
db
X1, X2, X3
Adapun model GWR yang diperoleh di
Kecamatan Tenggarong:
Tabel 5. ANAVA.
Sumber
Variabel
Signifikan
Kecamatan
3,039
Berdasarkan hasil uji F pada rumus (9)
diperoleh
F
sebesar
3,039
Dengan
menggunakan α=0,1 diperoleh F tabel sebesar
2,924, maka nilai F hitung lebih besar dari
pada F tabel. Sehingga, H0 ditolak, dengan
kata lain terdapat perbedaan antara model
GWR dan model regresi linier.
Pengujian signifikansi parameter model
GWR secara parsial dilakukan untuk
mengetahui
parameter-parameter
yang
berpengaruh secara signifikan di seluruh
lokasi pengamatan. Dapat dilihat melalui
prosedur pengujian:
Hipotesis
H0 : β (u ,v )  0
k i i
Kesimpulan
Berdasarkan
analisis
menggunakan
metode GWR terhadap data persentase
penduduk miskin di Kabupaten Kutai
Kartanegara Tahun 2014, maka kesimpulan
yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :
1.
Model GWR persentase penduduk miskin
di Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014 :
a. Untuk
model
GWR
Kecamatan
Tenggarong adalah sebagai berikut:
Ŷ1 = -0,120 - 0,190X1;1 + 0,714x1;2 - 0,080X1;3
+ 0,048X1;4 - 0,092X1;5
b. Untuk model GWR Kecamatan Loa Kulu
adalah sebagai berikut:
Ŷ2 = -0,119 - 0,178X2;1 + 0,711x2;2 - 0,083X2;3
+ 0,044X2;4 - 0,089X2;5
c. Untuk model GWR Kecamatan Loa Janan
adalah sebagai berikut:
Ŷ3 = -0,121 - 0,183X3;1 + 0,710x3;2 - 0,090X3;3
+ 0,045X3;4 - 0,088X3;5
H1 : β (u ,v )  0
k i i
Berdasarkan hasil pengujian signifikansi
parameter dengan diperoleh parameter yang
signifikan berbeda-beda untuk tiap kecamatan.
Hasil estimasi parameter GWR dapat dilihat
pada Tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Variabel signifikan per Kecamatan.
22
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
d. Untuk model GWR Kecamatan Anggana
adalah sebagai berikut:
Ŷ4 = -0,121 - 0,174X4;1 + 0,695x4;2 - 0,103X4;3
+ 0,055X4;4 - 0,093X4;5
e. Untuk model GWR Kecamatan Muara
Badak adalah sebagai berikut:
Ŷ5 = -0,150 - 0,182X5;1 + 0,680x5;2 - 0,120X5;3
+ 0,077X5;4 - 0,105X5;5
f. Untuk model GWR Kecamatan Muara
Mutai adalah sebagai berikut:
Ŷ6 = -0,023 - 0,343X6;1 + 0,840x6;2 - 0,087X6;3
+ 0,086X6;4 - 0,135X6;5
g. Untuk model GWR Kecamatan Sebulu
adalah sebagai berikut:
Ŷ7 = -0,006 - 0,524X7;1 + 0,924x7;2 - 0,099X7;3
+ 0,175X7;4 - 0,213X7;5
h. Untuk model GWR Kecamatan Kota
Bangun adalah sebagai berikut:
Ŷ8 = -0,066 - 0,312X8;1 + 0,791x8;2 - 0,096X8;3
+ 0,081X8;4 - 0,122X8;5
i. Untuk model GWR Kecamatan Kenohan
adalah sebagai berikut:
Ŷ9 = -0,124 - 0,496X9;1 + 0,923x9;2 - 0,106X9;3
+ 0,218X9;4 - 0,271X9;5
j. Untuk model GWR Kecamatan Kembang
Janggut adalah s\ebagai berikut:
Ŷ10 = -0,144 - 0,497X10;1 + 0,920x10;2 0,105X10;3 + 0,239x10;4 - 0,299X10;5
k. Untuk model GWR Kecamatan Muara
Kaman adalah sebagai berikut:
Ŷ11 = -0,095 - 0,314X11;1 + 0,756x11;2 0,106X11;3 + 0,098X11;4 - 0,135X11;5
l. Untuk model GWR Kecamatan Samboja
adalah sebagai berikut:
Ŷ12 = -0,086 - 0,233X12;1 + 0,723x12;2 0,118X12;3 + 0,045X12;4 - 0,090X12;5
m. Untuk model GWR Kecamatan Tabang
adalah sebagai berikut:
Ŷ13 = 0,025 - 0,799X13;1 + 1,076x13;2 0,140X13;3 + 0,036X13;4 - 0,447X13;5
n. Untuk model GWR Kecamatan Muara
Jawa adalah sebagai berikut:
Ŷ14 = -0,112 - 0,201X14;1 + 0,708x14;2 0,109X14;3 + 0,049X14;4 - 0,092X14;5
o. Untuk
model
GWR
Kecamatan
Sangasanga adalah sebagai berikut:
Ŷ15 = -0,124 - 0,184X15;1 + 0,701x15;2 0,102X15;3 + 0,050X15;4 - 0,091X15;5
p. Untuk
model
GWR
Kecamatan
Tenggarong Seberang adalah sebagai
berikut:
Ŷ16 = -0,141 - 0,172X16;1 + 0,702x16;2 0,087X16;3 + 0,058X16;4 - 0,095X16;5
q. Untuk model GWR Kecamatan Marang
Kayu adalah sebagai berikut:
Ŷ17 = -0,140 - 0,233X17;1 + 0,695x17;2 0,130X17;3 + 0,087X17;4 - 0,111X17;5
r. Untuk model GWR Kecamatan Muara
Wis adalah sebagai berikut:
Ŷ18 =
2.
23
-0,131 - 0,327X18;1 + 0,833X16;2 0,090X18;3 + 0,076X18;4 - 0,120X18;5
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
persentase
penduduk
miskin
di
Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun
2014 terbagi menjadi 7 kelompok, yaitu
kelompok pertama lokasi Tenggarong,
Loa Kulu, Loa janan, Anggana, Samboja,
Tenggarong Seberang, dan Marang Kayu
memiliki variabel berpengaruh terhadap
persentase penduduk miskin yaitu
persentase partisipasi sekolah dasar (SD)
(X1), persentase pengangguran terbuka
(X2), dan persentase penduduk yang
menggunakan air bersih (PDAM) (X3).
Kelompok kedua lokasi Muara Muntai,
Sebulu, Kota Bangun dan Kenohan
memiliki variabel berpengaruh terhadap
persentase penduduk miskin yaitu
persentase
penduduk
yang
menggunakan air bersih (PDAM) (X3).
Kelompok ketiga lokasi Muara Badak,
Muara Kaman dan Muara Wis memiliki
variabel
berpengaruh
terhadap
persentase penduduk miskin yaitu
persentase pengangguran terbuka (X2),
dan
persentase
penduduk
yang
menggunakan air bersih (PDAM) (X3).
Kelompok keempat lokasi Kembang
Janggut memiliki variabel berpengaruh
terhadap persentase penduduk miskin
yaitu
persentase
penduduk
yang
menggunakan air bersih (PDAM) (X3),
persentase Produk Domestik Regional
Bruto per kapita (X4) dan persentase
penduduk yang menerima beras miskin
(X5). Kelompok kelima lokasi Tabang
memiliki variabel yang berpengaruh
terhadap persentase penduduk miskin
yaitu persentase partisipasi sekolah dasar
(SD) (X1). Kelompok keenam lokasi
Muara
jawa
memiliki
variabel
berpengaruh
terhadap
persentase
penduduk miskin yaitu persentase
partisipasi sekolah dasar (SD) (X1),
persentase pengangguran terbuka (X2)
dan
persentase
penduduk
yang
menerima beras miskin (X5). Kelompok
ketujuh lokasi Sangasanga memiliki
variabel
berpengaruh
terhadap
persentase penduduk miskin yaitu
persentase pengangguran terbuka (X 2),
persentase
penduduk
yang
menggunakan air bersih (PDAM) (X3),
persentase Produk Domestik Regional
Bruto per kapita (X4) dan persentase
penduduk yang menerima beras miskin
(X5).
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya 2017
23 September 2017, Samarinda, Indonesia
ISBN: 978-602-50321-0-3
[4]
Daftar Pustaka
[1] Anselin, L. (1998). Spatial Econometrics:
Methods and Models. Dordrecht: Kluwer
Academic Publishers.
[2] Clement, F., Orange, D., Williams, M.,
dan Mulley, C. (2009). Drivers of
Afforestation in Northern Vietnam:
Assessing Local Variations Using
Geographically Weighted Regression.
International Journal of Applied
Geography. Vol. 29, Issue: 4, Pages: 561576.
[3] Dimulyo, (2009). Penggunaan
Geographically Weighted Regression
Kriging untuk Klasifikasi Desa Tertinggal.
Prosiding Aplikasi Teknologi Informasi, 20
Juni, 2009, Yogyakarta.
[5]
[6]
[7]
[8]
24
Draper, N., dan Smith, H. (1992).
Analisis Regresi Terapan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Fotheringham, A.S., Brunsdon, C., dan
Charlton, M. (2002). Geographically
Weighted Regression. Jhon Wiley &
Sons, LTD.
Mei, C.L., Wang, N., dan Zhang, W.X.
(2006). Testing The Importance of The
Explanatory Variables in A Mixed
Geographically Weighted Regression
Model. Environment and Planning A, vol.
38: 587-598.
Suliyanto, (2011). Ekonometrika Terapan:
Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi.
Supriatna, (1997). Kemiskinan : Teori,
Fakta dan kebijakan. Impac Edisi
Download