penghancur sampah organik secara otomatis

advertisement
TA/SEKJUR-TE/2008/005
PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK SECARA OTOMATIS
UNTUK RUMAH TANGGA
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mendapat Gelar Sarjana Teknik Elektro
Disusun Oleh :
Nama
: Waris Waskita
No. Mahasiswa : 01 524 034
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK SECARA OTOMATIS
UNTUK RUMAH TANGGA BERBASIS
MIKROKONTROLER AT89S51
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Nama
: WARIS WASKITA
No. Mhs
: 01 524 034
Yogyakarta, Desember 2007
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Ir.BAidi Astuti,MT
Dwi Ana Ratna Wati,ST
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK SECARA OTOMATIS
UNTUK RUMAH TANGGA
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nama
: Waris Waskita
No.Mahasiswa : 01524 034
Telah Dipertahankan di Depan Penguji Sebagai Salah satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurusan TeknikElektro
Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta, 31 Desember 2007
Tim Penguji
<W
Tito Yuwono. ST.. M.Sc.
Ketua
Dwi Ana Ratna Wati, ST
Anggota I
RM. Sisdarmanto A. ST.JM.Sc.
Anggota II
Mengetahui
Ketua JurusanTeknik Elektro
/ersitas Islam Indonesia
wono, ST.,M.Sc.
in
MOTTO
"Tiap-tiap %amu adatah pemimpin dan tiap-tiap f^amu bertanggung jawab atas hat-fiatyang
dipimpinnya"
("K^JRukhari, ^Muslim dan Turmidzi)
"Jlpabita telah ditunai^an sembaftyang, ma%a bertebarantah %amu dimuka bumi, dan caritah
%arunia JLttah banyaf^Banyaf^supaya %amu beuntung."
Al-Jumu'ah 10
... <T)an sungguh a%an %ami Beri cobaan fsepadamu, dengan sedihit ^etakutan, ^etaparan,
fiekurangan harta,jiwa dan buah-buahan. (Dan beri^antah berita gembira fepada orang-orang
yang sabar...
Al-Baqarah 155
IV
CO
<
w
KATA PENGANTAR
Assamu'alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas
segala rahmat dan hidayah-Nya, tidak lupa juga sholawat dan salam kepada junjungan
Nabi besar Muhammad S.A.W, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini
dengan judul Penghancur Sampah Organik Secara Otomatis Untuk Rumah Tangga
Berbasis Mikrokontroler AT89S51.
Dalam menyelesaikan tugas akhir ini tentunya penyusun tidak lepas dari
kesalahan dan kekurangan, sehingga penyusun menyadari bahwa tugas akhir ini kurang
sempurna. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Allah S.W.T, pencipta semestaalam
2. Nabi besar Muhammad S.A.W, beserta keluarga dan para sahabatnya.
3. Kedua Orang tuaku, yang telah mendoakan dan mendukung secara moril dengan
kasih sayang selama ini.
4. Bapak Tito Yuwono, ST,MSc. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro, Universitas
Islam Indonesia.
5. Ibu Ir.Budi Astuti, MT. selaku dosen pembimbing 1, yang telah banyak
memberikan dukungan moril, kritik dan saran dalam terlaksananya tugas akhir
dan penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
6. Ibu Dwi Ana Ratna Wati, ST. selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan dukungan moril, kritik dan saran dalam terlaksananya tugas akhir dan
penyempurnaan laporan tugas akhir ini.
7. Buat Adikku, yang telah memberikan doa dan dukungan selama kuliah.
8. Semua teman-teman Teknik Elektro UII , terima kasih atas doa dan
dukungannya.
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya yang tidak dapat
saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya penyusun sangat berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun sendiri dan semua pihak yang menggunakan tugas akhir ini.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Jogjakarta, 30 November2007
Penyusun
Waris Waskita
VI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
"
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI
Hi
MOTTO
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
ABSTRAKSI
xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Perumusan Masalah
2
1.3
Batasan Masalah
2
1.4 Tujuan Penelitian
3
1.5
3
Manfaat
1.6 SistimatikaPenulisan
3
BAB II. Landasan Teori
2.1. MikrokontrolerAT89S51
5
2.1.1 Perangkat Keras
5
2.1.2 Perangkat Lunak
10
vn
2.2.
Sensor
15
2.2.1.
LED infra red
15
2.2.2.
Fototransistor
...17
2.3
Transistor Sebagai Saklar
18
2.4
Relay
21
2.5
Motor AC
22
2.6
LM555
23
2.7
LM358
24
2.8 Motor DC
26
BAB III. PERANCANGAN
3.1.
3.2.
Perancangan Perangkat Keras
27
3.1.1.
Pemancar infra merah
28
3.1.2.
Penerima infra merah
29
3.1.3.
Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51
31
3.1.4. Rangkaian Penggerak Relay
34
3.1.5. Rangkaian Buzzer
36
3.1.6. Power Supply
37
Perancangan Perangkat Lunak
38
3.2.1.
Program Utama
39
3.2.2
Sub Rutin Motor Buka
40
3.2.3
Sub Rutin Motor Tutup
41
3.2.4
Sub Rutin Motor Diam
41
3.2.4
Sub Rutin Suara
41
vm
BAB IV. Hasil Pengamatan Dan Analisa Data
4.1.
43
Hasil Pengamatan
^
4.1.1 Pengamatan Keluaran Sensor
•
43
4.1.2 Pengamatan waktu penghancuran sampah berdasar sifat
44
4.1.3 Pengamatan waktu penghancuran sampah berdasar berat
45
4.1.4 Pengamatan Proses Penghancuran Sampah Organik
46
BAB V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
47
5.2 Saran
Hl
DAFTAR PUSTAKA
48
47
LAMPIRAN
IX
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Susunan Kaki Mikrokontroler AT89S51
6
Gambar 2.2. Blok Diagram AT89S51
9
16
Gambar 2.3. LED infra red
17
Gambar 2.4. Fototransistor
Gambar 2.5. Transistor Dalam Keadaan Konduktif
Gambar 2.6. Transistor Dalam Keadaan Non Konduktif
19
Gambar 2.7. Simbol Relay SPDT
21
....23
Gambar 2.8. LM 555
23
Gambar 2.9 Aplikasi LM 555
25
Gambar 2.10 Penguat Inferting
Gambar 2.11 Penguat non Inferting
Gambar 2.12 Konvigurasi LM 358
Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras
27
Gambar 3.2 Rangkaian Pemancar Infra Merah
28
Gambar 3.3 Rangkaian Penerima Infra Merah
29
32
Gambar 3.4 Rangkaian Reset
Gambar 3.5 Rangkaian Sistim Minimum Mikrokontroler
33
Gambar 3.6 Rangkaian Penggerak Relay
35
Gambar 3.6 Rangkaian Penggerak Motor DC
35
Gambar 3.7 Rangkaian Penggerak Motor AC
36
Gambar 3.8 Rangkaian Buzzer
37
Gambar 3.9 Rangkaian CatuDaya+5V
IX
Gambar 3.10 Power Supply Motor DC
38
Gambar 3.11 Flowchart Program Utama
39
Gambar 3.12 Flowchart Subrutin Motor Buka
40
Gambar 3.13 Flowchart Subrutin Motor Tutup
41
Gambar 3.14 Flowchart Subrutin Motor Diam
41
Gambar 3.15 Flowchart Subrutin Suara
42
Gambar 4.1 Keluaran Sensor
43
Gambar 4.2 Proses Penghancuran Sampah
47
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fungsi-Fungsi Khusus Kaki-Kaki Port 1AT89S51
6
Tabel 1.2 Fungsi Khusus Port 3
7
Tabel 4.1.2 Waktu Penghancuran Sampah Berdasar Sifat Sampah
45
Tabel 4.1.3 Waktu Penghancuran Sampah Berdasar Berat Dan Jenis Sampah..46
vin
ABSTRAKSI
Aplikasi sistem penghancur sampah ini menggunakan LED infra red sebagai
sensornya dan foto transistor sebagai penerimanya serta dikontrol secara otomatis dengan
menggunakan mikrokontroler AT89S51 yang diprogram dengan menggunakan Flash
Programmable Erasable Read Only Memory (Flash PEROM). Perangkat keras dari alat
ini terdiri dari pemancar infra red, penerima infra red, mikrokontroler AT89S51, buzzer,
penggerak relay, motor DC, motor AC. Sedangkan perangkat lunaknya menggunakan
software
dengan
bahasa
assembly
sebagai
bahasa
pemogramannya.
Cara kerja alat ini adalah setelah alat diaktifkan mikrokontroler akan mendeteksi kondisi
penerima infra merah sebagai sensor untuk mendeteksi adanya sampah atau tidak, jika
sensor sudah aktif maka mikrokontroler akan mengaktifkan buzzer sebagai tanda bahwa
alat sudah siap bekerja. Setelah alat dinyatakan siap, maka mikrokontroler akan
mengecek kondisi sensor apakah mendeteksi adanya sampah atau tidak, jika ada maka
mikrokontroler akan menggerakan motor DC untuk menutup penyaring. Setelah kondisi
penyaring yang sudah tertutup, maka mikrokontroler mengaktifkan motor AC untuk
menghancurkan sampah yang masuk. Setelah itu maka mikrokontroler memerintahkan
penggerak motor DC untuk membuka penyaring, dan mengaktifkan buzzer sebagai tanda
bahwa sampah selesai dihancurkan.
Dari hasil pengamatan terhadap kerja alat ini maka diperoleh waktu yang sangat
singkat untuk menghancurkan sampah organik yaitu selama 28 detik dan alat penghancur
sampah ini sangatlah membantu dan mempermudah pengelolaan sampah organik serta
mempersingkat waktu pengolahan sampah tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Semua orang menyukai keindahan, kebersihan, dan kerapian. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwasanya hingga saat ini masalah kebersihan dinegara Indonesia perlu
mendapatkan perhatian khusus. Karena disamping belum adanya sistem managemen sampah
yang terpadu sebagaimana negara maju, kesadaran masyarakat tentang kebersihan itu sendiripun
masih kurang. Sehingga kebersihan yang dicita-citakan masih jauh panggang dari api. Namun
daripada itu sekarangpun dapat dilihat usaha dari beberapa Pemda untuk berlomba-lomba
meningkatkan kebersihan di masing-masing daerahnya.
Sampah merupakan sebuah hal yang tidak terpisahkan dalam berbagai aktivitas yang
manusia jalani. Dalam sehari saja sudah berton-ton sampah yang dihasilkan oleh masyarakat,
sehingga tempat-tempat penampungan sampah setiap hari semakin meninggi tumpukan
sampahnya, dan semakin tinggi pula dampak yang menyertainya. Oleh karena itu jumlahnya
tidak pernah berkurang, bahkan semakin bertambah, sehingga masyarakat dan pemerintah dibuat
gerah karena dimana-mana banyak sampah berserakan, mencemari lingkungan, merusak
pemandangan, dan mengganggu kesehatan. Oleh karena itu diperlukan penanganan sampah yang
baik agar berbagai dampak buruk yang mungkin ditimbulkan dapat diminimalisir.
Sumber sampah dengan prosentase terbesar adalah sampah rumah tangga. Maka alangkah
baiknya jika penanganan sampah bisa langsung dilakukan secara mandiri oleh masyarakat.
Namun karena berbagai hal, sebagian besar masyarakat belum mampu mengelola sampahnya
sendiri. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan alat yang praktis, tidak menghabiskan banyak
waktu dan biaya untuk mengolah sampahnya sendiri. Dan dari sampah rumah tangga tersebut
diatas prosentase terbesamya yaitu 70% adalah berupa sampah organik. Oleh karena itu
diperlukan penanganan yang efektifdan produktif untuk jenis sampah ini.
Dengan begitu harapannya alat ini dapat menjadi sarana, untuk menjembatani hal tersebut.
Walaupun sudah banyak dilakukan penelitian-penelitian yang hampir serupa, harapannya alat ini
dapat melengkapi maupun jadi alternatif yang lebih baik dari berbagai penemuan yang telah ada.
Pada kesempatan ini akan dirancang dan diteliti tentang sistem aplikasi penghancur
sampah organik secara otomatis untuk mengurangi menumpuknya sampah dengan judul
"Penghancur Sampah Organik Secara Otomatis Untuk Rumah Tangga Berbasis Mikrokontroler
AT89S51" dengan sistem terprogram bisa didapatkan waktu yang lebih efektif.
1.2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan, sebagai berikut:
1. Bagaimana desain sistem penghancur sampah organik yang dapat digunakan oleh rumah
tangga untuk mengelola sampahnya secara mandiri.
2. Bagaimana cara pengolahan sampah organiknya.
1.3. Batasan Masalah
Dari berbagai perumusan masalah diatas , maka penelitian dibatasi sebagai berikut:
1. Sampah yang diolah adalah sampah jenis sampah organik antara lain dedaunan, sisa sampah
dapur, rerumputan, dan sebagainya.
2. Kapasitas maksimum dari alat ini adalah 3 ons.
1.4.
Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan tugas akhir ini diberikan uraian bab demi bab yang berurutan
untuk mempermudah pembahasannya. Pokok-pokok permasalahan dalam penulisan ini dibagi
menjadi lima bab :
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar permasalahan yang dibahas seperti latar belakang masalah,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Merupakan penjelasan secara terperinci mengenai teori-teori yang digunakan sebagai
landasan untuk pemecahan masalah. Memberikan garis besar metode yang digunakan oleh
penyusun sebagai kerangka pemecahan masalah.
BAB III: PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM.
Bab ini menjelaskan tentang bagaimana metode perancangan perangkat keras, perangkat
lunak dan cara mengimplementasikan rancangan yang telah dibuat serta proses-proses yang
dilalui dalam perancangan.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil uji dan pengamatan dari sistem yang dibuat dibandingkan
dengan dasar teori sistem.
BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran-saran. Kesimpulan
diambil dari proses perancangan, implementasi, dan analisis kinerja sistem elektronis. Saran-
saran yang dikemukakan berdasar pada keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan dan asumsiasumsi yang dibuat selama melakukan tugas akhir.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Mikokontroler AT89S51
Perusahaan ATMEL mendapatkan lisensi dari Intel untuk mengembangkan
mikrokontroler MCS-51. Salah satu tipe yang diperkenalkan adalah AT89S51
yang sesuai dengan bahasa pemrograman MCS-51. Mikrokontroler AT89S51
menggunakan Flash Programable Erasable Read Only Memory (Flash PEROM)
2.1.1
Perangkat keras {Hardware)
a. Deskripsi Umura
Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu mikrokontroler buatan
Atmel Corporation yang termasuk dalam keluarga MCS-51. AT89S51
memiliki keistimewaan sebagai berikut:
1. Kompatible dengan produk MCS-51.
2. Mempunyai 4K byte In System Programable (ISP), Flash Memory yang
dapat deprogram ulang 1000 kali siklus.
3. Mempunyai tegangan kerja 4-5 volt.
4. Beroperasi secara penuh pada frekuensi 0 sampai 33 MHz.
5. Memilki tiga tingkat penguncian program memori.
6.
Memiliki 128 x 8 bit RAM internal.
7. Memiliki 32 jalur I/O yang dapat diprogram.
8. Memiliki dua buah timer/counter 16 bit.
9. Memiliki enam buah sumber interupsi.
10. Memiliki kanal serial yang dapat diprogram.
11. Memiliki mode Low Power Idle dan Power Down.
b. Konfigurasi Kaki (Pin)
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 40 kaki, 32 diantaranya adalah
kaki untuk keperluan Port Parallel. Adapun penjelasan dari masing-masing
pin adalah sebagai berikut :
PDIP
<"T2> F»1 o cz
(T2 EX) P1 . 1 1=
40
ZJ v c c
2
3d
P1 .2 CZ 3
33
Zl POO (ADO)
Zl PO. 1 CAD1 )
1
P 1 .3 CZ •4
p i .a cz
pi
£.
s. cz: e
37-
Zl PO.2 (A.D2)
36
Zl PO.3 (AD3)
33
Zl PO.4 (AO-4)
T
34
Zl PO.5 CADS)
P 1 .T CZ
8
33
R S T CZ
O
32
Zl PO.C CADS)
Zl PO.7 CA.DT)
P1.6C
(RXD) F>3 .O CZ
(TXD) P3.1 CZ
10
31
11
30
(INTO) R3.2CZ
12
29
Zl P&EN
13
23
Zl P2.7 (A15)
14
27
Zl P2.6 CA1-4)
IS
26
bl P25 (A13)
1G
25
ZI P2.4 (A12)
(IfJTI)
<"TO)
<T1)
(WR)
CRD)
F>3.3
F»3 .-4
F»3.£
F»3 .6
F»3.7-
CZ
CZ
CZ
CZ
CZ
ZI EA/VF»F»
Zl ALE/PROG
Z-*
ZJ PZ.3 &A.1 1>
XTAL2CZ
18
23
Zl P2.2 (A10)
X T A L 1 CZ
10
22
Zl P2.1 (AO)
G N D CZ 2 0
2 1
Z) P2.0 (A8)
17
Gambar 2.1 Susunan Kaki Mikrokontroler AT89S51
l.
Pin l sampai 8 (Port l)
Port l merupakan port I/O 8 bit dua arah (bidirectional) dengan pullup internal. Keluaran port 0 dapat menangani delapan input TTL. Port l
juga mempunyai fungsi khusus menerima alamat bagian rendah (low byte)
selama pemrograman dan verifikasi flash. Dengan spesifikasi sebagai
berikut:
Tabel l. Fungsi-fungsi khusus kaki-kaki Port l AT89S51
!|ffiPt®Srfe
Pl.5
MOSI (digunakan untuk In-System Programming)
Pl.6
MISO (digunakan untuk In-System Programming)
Pl.7
SCK (digunakan untuk In-System Programming)
2. Pin9(RST)
Pin RST merupakan masukan reset (aktif high). CPU memberi
logika tinggi pada pin reset selama dua siklus mesin pewaktu osilator aktif
akan menyebabkan reset peralatan.
3. Pin 10 sampai 17 (port 3)
Port 3merupakan port I/O 8bit dua arah (bidirectional) dengan pull-
up internal. Keluaran port 0dapat menangani 4input TTL. Port 3juga
memiliki fungsi khusus, yaitu:
Tabel 2. Fungsi Khusus Port 3
gBungsi- . •;, r.g-Saa
RXD (port masukan serial)
TXD (port keluaran serial)
INTO (interupsi 0 eksternal)
INT1 (interupsi 1 eksternal)
TO (timer 0 eksternal)
Tl (timer 1 eksternal)
WR (write strobe memori data eksternal)
RD (read strobe memori data eksternal)
4. Pinl8(XTAL2)
Pin XTAL2 digunakan sebagai keluaran ke rangkaian osilator
internal. Pin ini dipakai bila menggunakan osilator kristal.
5. Pinl9(XTALl)
Pin XTAL1 digunakan sebagai pin masukan ke rangkaian osilator
internal. Sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.
6. Pin20(GND)
Dihubungkan dengan ground supply.
7. Pin 21 sampai 28 (port 2)
Port 2 merupakan port I/O 8-bit yang bersifat bidireksional yang
dilengkapi dengan pull-up internal. Port ini juga dapat dikonfigurasikan
sebagai jalur (bus) alamat/data byte tinggi (high byte) selama pengaksesan
data dan program eksternal. Masing-masing kaki diberi nama P2.0,
P2.1,..., P2.7.
8. Pin29(PSEN)
PSEN (Program Store Enable) merupakan sinyal pengontrol yang
mengijinkan untuk mengeksekusi memori program eksternal. PSEN
diaktifkan dua kali masing-masing siklus mesin
9. Pin 30 (ALE/PROG)
Pulsa ALE untuk menahan alamat bit rendah selama mengeksekusi
memori program eksternal.
10. Pin 31 (EA)
Bila pin ini diberi logika tinggi maka mikrokontroler akan
melaksanakan instruksi dari memori program internal. Untuk
mengeksekusi memori program eksternal EA harus diberi logika rendah
atau dihubungkan ke ground.
11. Pin 32 sampai 39 (port 0)
Port 0 merupakan port I/O 8 bit dua arah {bidirectional) open drain.
Keluaran port 0 dapat menangani 4 input TTL. Port 0 juga dapat
dikonfigurasikan sebagai bus alamat/data bagian rendah (low byte) selama
proses pengaksesan memori data dan program eksternal. Jika digunakan
dalam mode ini Port 0 memiliki pull-up internal.
12. Pin 40 (VCC)
Dihubungkan ke VCC 5 volt sebagai sumber tegangan bagi
mikrokontroler.
c. Blok Diagram
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai blok diagram sebagai berikut:
-H-Hl:fH--^-Hffl{;
f»-«t u cw.^ns
r
§fk
I
PORT a
T
DHWER5
I
po^^fww
ISTE-R
rJCREMENTEFt f
IHTECT UPT.JSEfll* L_PQH T.
amd listen Et/^i-Ks
FFKWfMfcM
COUNTER
P-SEH
-
USTMJCTICM
fH£.lFTKXa '
RE<k£TEft f*~~
I
PCfTT 3 DRVEW3
'"""Fi>T"'
FQHT
1 C«N'ER6
Twmn--nfwm-
T " T
Gambar 2. 2. Blok Diagram AT89S51
10
d. Organisasi Memori
Semua mikrokontroler keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang
alamat untuk memori program dan memori data. Pemisahan memori program
dengan memori data tersebut membolehkan memori data untuk diakses oleh
alamat 8-bit.
Mikrokontioler AT89S51 memiliki memori program yang terpisah
dengan dari data. Kapasitas memori program internal sebanyak 4 Kbyte yaitu
dari alamat 0000H - OFFFH. Namun memori program AT89S51 ini dapat
ditingkatkan sampai 64 Kbyte dengan menggunakan memori program
eksternal. Pembatasan alamat sampai 64 Kbyte ini disebabkan karena
mikrokontroler AT89S51 hanya memiliki 16 jalur alamat (2
= 65536 byte).
Mikrokontroler AT89S51 juga memiliki memori data internal yang
disebut sebagai RAM internal. Ruang memori data dibagi menjadi tiga blok,
yaitu bagian rendah 128-byte (lower 128-byte), bagian tinggi 128-byte (upper
128-byte) dan SFR (Special Function Register).
2.2 Perangkat Lunak (Software)
Mikrokontroler
AT89S51
memiliki
110
macam
instruksi
yang
dikelompokkan dalam 5 bagian yaitu instruksi transfer data, instruksi
aritmatika, instruksi logika, manipulasi variabel Boolean, dan instruksi
percabangan.
11
a.
Instruksi Transfer Data
Instruksi ini memindahkan antara register dengan register, memorimemori, antarmuka register, dan antarmuka memori. Instruksi transfer data
meliputi :
-
Mov Rn, #data
Mov DPTR, #data 16 bit
-
Mov Rn, A
Move A, @A + DPTR
-
Mov Rn, alamat data
Move A, @A + PC
-
Mov A, #data
Movx @DPTR, A
- Mov A, @Ri
Move A, @DPTR
-
Mov A, Rn
Movx A, @Ri
-
Mov alamat data, A
Move @Ri, A
-
Mov alamat data, Rn
PUSH alamat data
- Mov alamat data, @Ri
POP alamat data
-
Mov alamat data, #data
XCH A, Rn
-
Mov alamat 1, alamat 2
XCH A, alamat data
- Mov @Ri, A
XCH A, @Ri
- Mov @Ri, alamat data
XCHD A, @Ri
- Mov @Ri, #data
12
b.
Instruksi Aritmatika
Instruksi
ini
melakukan
penjumlahan, pengurangan,
operasi
aritmatika
penjumlahan
yang
meliputi
satu, pengurangan
satu,
perkalian, dan pembagian.
c.
ADD A, #data
INC A
ADD A, @Ri
INC @Ri
ADD A, Rn
INC DPTR
ADD A, alamat data
INCRn
ADDC A, #data
INC alamat data
ADDC A, @Ri
MULAB
ADDC A, Rn
DIVAB
ADDC A, alamat data
DA A
DEC A
SUBB A, #data
DEC @Ri
SUBB A, Rn
DECRn
SUBB A, alamat data
DEC alamat data
SUBB A, @Ri
Instruksi Logika
Instruksi ini melakukan operasi logika seperti AND, OR, XOR,
perbandingan, pergeseran, serta komplemen. Yang termasuk dalam
kelompok ini adalah :
-
ANLA, #data
-
XRLA, #data
-
ANLA,#Rn
-
XRLA,#Rn
-
ANLA, @Ri
-
XRLA, @Ri
13
ANL A, Rn
-
XRL A, Rn
XRL alamat data, A
ANL A, alamat data
ANL alamat data, A
-
XRL alamat data, #data
ORL A, #data
-
CLRA
ORL A, #Rn
-
CPL A
ORL A, @Ri
-
RLA
ORL alamat data, A
-
RRA
ORL alamat data, #data
-
RRCA
ORL A, Rn
-
SWAP A
d. Manipulasi Variabel Boolean
Instruksi ini melakukan manipulasi variabel Boolean. Yang termasuk
dalam instruksi ini adalah :
CLRC
ORL A, /bit
CLR bit
MOV C, bit
SETBC
MOV bit, C
SETB bit
JC relative
CPLC
JNC relative
CPL bit
JB bit, relative
ANL A, bit
JNB bit, relatf
ANL A, /bit
JBC bit, relatif
ORL A, bit
14
e. Percabangan
Instruksi ini mengakibatkan suatu program melompat ke suatu
alamat tertentu. Percabangan dibedakan menjadi 2 yaitu percabangan
tanpa syarat dan percabangan bersyarat.
Percabangan tanpa syarat
-
ACALL alamat 11 bit
LJMP alamat 16 bit
-
LCALL alamat 16 bit
SJMP relative
-
RET
JMP @A+DPTR
-
RETI
JZ relative
-
AJMP alamat 11 bit
JNZ relatif
2. Percabangan bersyarat
-
CJNE A,alamat data,relative
-
CJNE A, #data, relative
-
CJNE Rn, #data, relative
-
CJNE @Ri, #data, relative
-
DJNZ Rn,relative
-
DJNZ alamat data, relative
-
NOP
15
2.2. Sensor
Sensor adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi perubahan keadaan dan
menghadirkannya sebagai suatu sinyal masukan bagi sistem instrumentasi
berikutnya. Sensor umumnya terdiri dari dua bagian, yaitu :
1.
Pemancar
2.
Penerima
Bagian sensor yang berguna sebagai pemancar pada rancangan ini adalah
LED infra Red, Bagian sensor yang berguna sebagai penerima pada rancangan ini
adalah Fototransistor
2.2.1 LED infra Red
Pada LED energi memancar sebagai cahaya Dengan dibuat menggunakan
unsur- unsur seperti galium, arsen dan fosfor. LED dapat memancarkan cahaya
merah, hijau, kuning, biru, jingga atau infra merah (tak tampak). LED yang
menghasilkan pemancaran didaerah cahaya sangat berguna dalam instrumentasi,
alat hitung dan sebagainya. LED infra-red dapat memancarkan radiasi dalam
daerah ultraviolet visible (sinar tampak) dan infra merah pad pada spectrum
elektromagnetik. Radiasi cahaya yang dihasilkan LED infra-red ini sebanding
dengan arus forward bias yang diberikan pada LED tersebut. LED infra-red
merupakan LED biasa, hanya saja cahaya yang dipancarkan akibat adanya
forward bias tidak dapat dilihat oleh mata, karena cahaya yang dipancarkan ada
pada daerah infra red.
LED infra-red adalah jenis semikonduktor/?-M/«ncr/o« yang bekerja pada kondisi
forward bias.
16
LED infra-red mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 Volt
sampai 2,5 Volt untuk arus diantara 10 dan 150 mA. Penurunan tegangan yang
tepat tergantung dari arus led, warna, kelonggaran dan sebagainya. Tegangan LED
memiliki kelonggaran yang cukup besar. Kecemerlangan cahaya led tergantung
dari arus. Biasanya arus led diantara 10 sampai 50 mA akan menghasilkan cahaya
yang cukup untuk banyak pemakaian.
Gambar 2.3LED infra red
memperlihatkan lambang skematik LED, dimana panah-panah disebelah luar
melambangkan cahaya yang dipancarkan. Karakteristik infra merah sama dengan
led pada umumnya, saat tegangan forward bias yang diberikan masih dibawah
tegangan ambang LED tersebut arus belum dapat mengalir, tetapi setelah
tegangan forward yang dikenakan pada LED mencapai tegangan ambang maka
pertambahan arus akan meningkat cepat dan tegangan akan mendekati konstan.
Arus forward bias yang mengalir pada p-n junction menyebabkan hole terinjeksi
kedalam bahan tipe p, yang biasanya dikenal dengan penginjeksian minoririty
carrier. Pada saat minority carrier ini bergabung, maka energinya akan sama
dengan energi gabungan band. Dari bahan semikonduktor yang dilepaskan,
sebagian diubah dalam bentuk cahaya, sedangkan sisanya dilepas dalam bentuk
panas, dan perbandingannya ditentukan oleh proses pencampuran p-n junction
tersebut. Jika arus listrik dialirkan melalui junction arsenide dari LED infra-red
elektron secara terus menerus bertambah hingga melepas energi cahaya dan panas.
17
2.2.2 Fototransistor
Fototransistor memiliki struktur yang sama dengan transistor dimana basis
diletakkan pada posisi penerima cahaya. Bagian luar fototransistor memperoleh
cahaya yang masuk kedalam kristal. Energi cahaya itu akan menciptakan
pasangan hole-elektron didalam basis dan menyebabkan transistor bekerja.
Dengan demikian fototransistor itu dikontrol oleh cahaya dan bukan oleh arus
basis.
Didalam kenyataannya beberapa fototransistor dibuat tanpa kaki basis seperti
tampak pada gambar dibawah ini:
^
h*
Gambar 2.4 Gambar Fototransistor
Fototransistor merupakan penerima cahaya yang berasal dari sumber cahaya
(transmitter). Alat ini akan mendeteksi cahaya yang dipancarkan oleh LED infra
red pada jarak tertentu. Tanpa cahaya masuk ke permukaan menyebabkan hanya
sedikit arus yang mengalir. Fototransistor mengalirkan arus sebesar 10 nA pada
suhu ruang. Ketika cahaya masuk menembus daerah depresi dan membawa
elektron-hole dioda menghantar dan menyediakan arus basis untuk transistor,
dengan demikian phototransistor akan memberikan penguatan arus demikian juga
kolektor diharapkan mengalir arus yang cukup banyak. Cahaya yang dipancarkan
oleh LED infra-red dapat diterima langsung oleh fototransistor atau melalui
18
metode pantulan dimana kemampuan mendeteksi fototransistor tergantung pada
metode yang digunakan, secara langsung atau pantulan.
Saat fototransistor dicatu, hubungan kolektor akan dicatu balik, sehingga
sebagain besar tegangan yang diberikan akan muncul lewat hubungan-hubungan
ini. Hubungan emiter-basis akan tercatu maju tanpa adanya radiasi yang datang,
pembawa minoritas yang dibangkitkan oleh panas, yakni elektron-elektron dari
basis dan lubang dari kolektor akan melewati hubungan kolektor dan akan
membentuk arus kolektor jenuh balik. Datangnya cahaya radiasi pada hubungan
kolektor, pembawa-pembawa tambahan akan dibangkitkan yang akan
menghasilkan arus jenuh balik tambahan.
2.3. Transistor Sebagai Saklar
Pengaplikasian Transistor sebagai saklar berarti transistor dioperasikan pada
salah satu titik saturasi atau titik sumbat, tapi tidak di tempat-tempat sepanjang
garis beban. Apabila transistor berada dalam keadaan saturasi, transistor seolaholah merupakan sebuah saklar tertutup. Apabila transistor tersumbat (cut off),
maka transistor ini berfungsi seperti sebuah saklar yang terbuka.
Penggunaan transistor sebagai saklar adalah dengan memanfaatkan daerah
jenuh (saturasi) dan daerah mati (cut off) transistor. Ketika transistor pada daerah
saturasi maka arus mengalir tanpa halangan dari kolektor menuju emitor
dan Vce ~ 0, sedangkan arus kolektor jenuh IC sama dengan Vcc/Rc- Kondisi ini
menyerupai sebagai saklar pada kondisi tertutup (ON). Untuk membuat kondisi
transistor konduksi diperlukan arus yang sangat besar atau minimal Ib >VP-
19
VCC
T
> RC
T
It
RB
RC
Tertutup
VCE=0
2
\A
i
E
RE
Gambar 2.5. (a) Transistor dalam keadaan konduktif
(b) Ekivalen saklar tertutup
Pada kondisi transistor non konduktif (cut off), berlaku ketentuan VCe~VCc dan Ic
~ 0. Pada kondisi demikian menyupai saklar pada kondisi terbuka (off). Kondisi
non konduktifdidapat dengan cara tidak memberikan bias
VCC
lc=0
nr
RC
lb=0
%
T
wc
• "~
k. lb _Jc
RC
Terbuka
VCE=VCC
^
RE
Gambar 2.6. (a) Transistor dalam keadaan
(b) Ekivalen saklar terbuka
Non konduktif
pada basis atau Ib = 0 atau pada basis diberi tegangan mundur terhadap
emitor.
Perhitungan kondisi saklar secarateori adalah sebagai berikut.
1. Kondisi cut off
* ce
Vcc— Ic-Rc
Karena kondisi cut off\Q =0 ( kondisi ideal) maka;
(2.1)
20
Vce
= Vcc- O.Rc
Vce
= Vcc
(2.2)
Besar arus basisi Ibadalah
lb
=Ic/P
= 0/(3
lb
=0
(2.3)
2. Kondisi saturasi atau jenuh
Vce = Vcc —IC.RC
Karena kondisi saturasi Vce = 0 (kondisi ideal) atau V^ =0,3 Volt.
Maka
IC=VCC/RC
(2.4)
Besar tahanan basis Rb untuk mendapatkan arus basis IB pada kondisi benarbenar saturasi adalah :
Rb= (Vbb-Vbe) / lb saturasi
( 2.5)
Besar arus basis lb saturasi adalah :
P . Ib > Ic atau Ib sat > Ic / p
Keterangan:
Vcc
: Tegangan Sumber/Catu Daya
Vce
: Tegangan Colector Emitor
Vbe
: Tegangan Basis Emitor
Vb
: Tegangan Basis
Ic
: Arus Colector
lb
: Arus Basis
(2.6)
21
: Arus Emitor
: hfe (Faktor Penguatan DC)
3
2.4. Relay
Relay adalah sebuah alat elektromagnetik yang dapat mengubah kontakkontak saklar sewaktu alat ini menerima arus listrik. Alat ini tersusun atas sebuah
kumparan kawat beserta sebuah inti besi lunak. Fungsi utama relay adalah
mengontrol arus yang lebih besar dalam rangkaian dengan arus kecil yang
melewati kumparan.
Pada prinsipnya relay terdiri dari kumparan kawat penghantar, jika
kumparan itu diberi arus listrik, maka inti (core) kumparan yang terbuat dari besi
lunak akan menjadi magnet. Adanya magnet buatan ini akan menarik besi lunak
pengungkit, sehingga mendekati magnet buatan, akibatnya kontak hubung akan
berpindah dari satu posisi kontak keposisi yang lain. Dengan berpindahnya posisi
kontak ini maka jadilah sebuah saklar. Banyaknya kontak hubung ini bervariasi,
sehingga menghasilkan saklar SPST (Single Pole Singel Throw) , SPDT (Single
Pole Double Throw), DPST (Double Pole Singel Throw), DPDT (Double Pole
Double Throw), tergantung banyaknya kontak yang bisa digerakkan oleh
pengungkit.
5
30 I
+
r
4
1
;
2
.
j
c
•LP
(a)
Gambar 2.7. (a).Simbol Relay SPDT. (b) Relay SPDT
(b)
22
Sewaktu arus kontrol melewati kumparan, inti besi lunak akan dimagnetisasi,
armatur ditarik oleh inti yang dimagnetisasi. Gerakan armatur ini akan menutup
kontak 3 dengan kontak 4 dan akan membuka kontak 3 dengan kontak 5. Dengan
kata lain gerakan armature tadi telah mengubah posisi kontak 3. Kontak-kontak
ini dapat digunakan mengontrol arus yang lebih besar dalam rangkaian. Pada
gambar 6 dipakai untuk mengambarkan relay dalam diagram rangkaian. Simbol
ini terdiri dari sebuah kumparan dan 2 set kontak, satu biasanya terbuka (normally
open atau NO), lainnya biasanya tertutup (normally close atau NC). Sewaktu arus
melewati kumparan, kontak NO tertutup, sebaliknya kontak NC terbuka. Pada
badan relay dituliskan kemampuan arus dan tegangan maksimal yang dapat
dibebankan sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Berikut
merupakan sifat-sifat dari relay, antara lain:
a. Untuk mengoperasikan relay, kuat arus yang dibutuhkan sudah ditentukan
pabrik. Pada relay yang hambatannya kecil membutuhkan arus yang besar,
sedangkan relay yang hambatannya besar membutuhkan arus yang kecil.
b. Besarnya hambatan kumparan ditentukan oleh tebal kawat yang dipakai.
c. Tegangan yang diperlukan relay adalah hasil kali antara kuat arus dan
hambatan.
d. Daya yang diperlukan relay adalah hasil kali antara tegangan dan kuat arus
2.5. Motor AC
Motor AC merupakan mesin yang dapat merubah energi listrik menjadi energi
gerak yang dioperasikan oleh arus bolak-balik. Motor AC pada dasarnya terdiri
dari dua macam bagian pokok. yaitu:
23
1) Rotor
Kumparan rotor atau komutator adalah bagian motor yang bergerak, tersusun
atas kumparan-kumparan yang diletakkan pada poros motor. Jika dialiri arus,
maka kumparan rotor akan menghasilkan//wx/nag«e/.
2) Stator
Stator adalah bagian motor yang tetap/ stasioner. Bagian ini terdiri dari
magnet yang mempunyai dua kutub. Pada bagian ini akan dihasilkan garis gaya
medan magnet yang bergerak dari kutub utara ke kutub selatan magnet. Medan
magnet yang dihasilkan oleh sebuah koil (electromagnet) ataupun magnet
permanen.
Adapun prinsip kerja dari motor AC: stator dihubungkan kecatu tegangan AC,
rotor tidak dihubungkan secara listrik kepecatu tetapi mempunyai arus yang di
induksikan kedalamnya oleh kerja transformator dari stator. Bekerjanya motor AC
bergantung pada medan magnet putar yang ditimbulkan dalam celah udara motor
oleh arus searah stator.
2.6 LM 555 (Timer)
LM 555 merupakan Ic yang stabil sebagai pembangkit waktu. Oleh karena itu
LM 555 disebut sebagai IC timer. LM 555 dapat menghasilkan frekuensi yang
stabil. Karena sifat tersebut, LM 555 dapat juga digunakan sebagai modulasi suatu
sinyal. Untuk melakukan fungsi timer atau suatu penundaan dibutuhkan satu
resistor external dan kapasitor. Jika LM 555 dimanfaatkan sebagai suatu osilator
yang dapat membangkitkan frekuensi tertentu, maka nilai frekuensi yang
dibutuhkan dikendalikan dengan dua buah resistor dan satu kapasitor.
24
OV 1 [
]fi +3-15 V
J 7 discharge
output 3 l
J 6 threshold
reset 4[
] 5 control voliaqe
Gambar 2.8. Konvigurasi LM 555
MINCr COMfO NENr&
K1
decoupling
[l2
s
A
=
7
output
SSS
K2
[J
*?„[
*
|2
47
8
b
.
C
c;*
Gambar 2.9. Aplikasi LM 555
Dari gambar dapat dilihat, untuk menghasilkan suatu frekuensi tertentu,
nilai frekuensi dapat diketahui dengan ketentuan sebagai berikut:
1.44
/ = (Kl + 2i?2)xC
(2.7)
2.7 LM 358
LM 358 merupakan IC op-amp, yang terdiri dari 2 op-amp. Op-amp
berguna untuk memperkuat suatu sinyal. Op-amp dapat menguatkan sinyal dc atau
suatu tegangan yang berubah lambat terhadap waktu. Op-amp mempunyai dua
buah input, yaitu input inverting dan input non inverting yang berfungsi untuk
membandingkan dua buah signal yang masuk keinputnya. Sebagai sebuah
penguat, op-amp dapat memperbesar sinyal dengan 2 cara yaitu :
25
I) Mode Inverting
Pada mode inverting, signal dimasukkan pada input inverting dan input
non inverting digroundkan. Output akan beriawanan fasa dengan inputnya. Untuk
memperoleh besar penguatan tertentu, maka dilakukan dengan memberikan
umpan balik negatif. Dengan umpan balik ini, maka nilai penguatan dapat diatur
sampai harga tertentu.
-WV-
-A/W
Gambar 2.10. Penguat Inverting
Gain
m_
(2.8)
R2
V out =
xVin
(2.9)
R2
2) Mode Non Inverting
Signal dimasukkan pada input non inverting, dan input inverting
digroundkan. Output dari op-amp fasanya sama dengan sinyal input.
AAA-
AAA—i
-•—•
Vin
Gambar 2.11. Penguat Non- Inverting.
26
Gambar 2.11. Penguat Non- Inverting.
RI + R2
Gain
(2.10)
R2
v
,
V out =
RI + R2 „.
xVin
(2.11)
R2
*u
1
2
INVERTING INPUT A ——
HON INVERTING
3
<
V*
L^
Aiz^
LIT*
7
OUTPUT B
~
S
INVERTING INPUT 1
INPUT A
4
*S
NON-INVERTING
INPUTS
Gambar 2.12. Konvigurasi LM 358
2.8 Motor DC
Motor DC merupakan mesin yang dapat merubah energi listrik menjadi
energi gerak yang dioperasikan oleh arus searah. Motor DC pada dasarnya terdiri
dari dua macam bagian pokok, yaitu:
3) Rotor
Kumparan rotor atau komutator adalah bagian motor yang bergerak,
tersusun atas kumparan-kumparan yang diletakkan pada poros motor. Jika dialiri
arus, makakumparan rotor akan menghasilkan fluxmagnet.
4) Stator
Stator adalah bagian motor yang tetap / stasioner. Bagian ini terdiri dari
magnet yang mempunyai dua kutub. Pada bagian ini akan dihasilkan garis gaya
medan magnet yang bergerak dari kutub utara ke kutub selatan magnet. Medan
27
magnet yang dihasilkan oleh sebuah koil (electromagnet) ataupun magnet
permanen.
Adapun prinsip kerja dari motor DC menggunakan prinsip kerja induksi
elektromagnetik. Yaitu bila ada arus yang mengalir pada kumparan rotor, maka
akan timbul flukmagnet pada kumparan tersebut.
27
BAB III
PERANCANGAN
3.1 Perancangan Perangkat Keras
Perancangan perangkat keras (hardware) dari Penghancur Sampah
Berbasis Mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada blok diagam berikut:
Pemancar
Penerima
Inframerah
Inframerah
-*
K
•v
Mikro
kontroler
Motor DC
Penggerak
Relay
A
V
AT89S51
—•
Driver
''
Buzer
Motor AC
Gambar 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras (Hardware)
Berdasarkan blok diagram diatas, setelah alat diaktifkan maka
Mikrokontroler akan mendeteksi kondisi penerima inframerah sebagai sensor
untuk mendeteksi adanya sampah atau tidak. Jika sensor ini sudah aktif, maka
mirkrokontroler akan mengaktifkan buzer sebagai tanda bahwa alat sudah siap
untuk bekerja. Setelah alat dinyatakan siap, maka mikrokontroler mengecek
kondisi penerima inframerah. Jika inframerah mendeteksi adanya sampah atau
penghalang, maka mikrokontroler akan menggerakan motor DC menggunakan
rangkaian penggerak relay agar kondisinya menutup penyaring. Setelah kondisi
penyaring yang sudah tertutup, maka mikrokontroler mengkatifkan motor AC
untuk menghancurkan sampah yang masuk.
Mikrokontroler mengecek kondisi sampah dengan rangkaian penerima dan
pemancar inframerah hingga kondisi sampah sudah dinyatakan habis/hancur.
28
Setelah to, maka mikrokontroler memerintahkan penggerak motor DC untuk
menggerakkan penyaring sampah membuka dan mangktiflcan buzer sebagai tanda
bahwa sampah telah selesai dihancurkan. Kemudian mkrokontroler akan
me„geeek seperti kondisi awal ada ketika ada sampah hingga selesai
menghaneurkan lagi secara berulang-ulang hingga alat selesai dimatikan.
3.1.1 Pemancar Infra Merah
.nftamerah merupakan salah satu media komunikasi udarc yang dapa,
digunakan sebagai sebagai isyara, tertentu. Misalnya digunakan untuk mendeteksi
adanya pengha,a„g pada rangkaian ini. Untuk mendapatkan eahaya inframerah
ymg maksimal. maka diperlukan modulasi sinyal tersebut dengan frekuensi earier
antara 30 - 40 KHz. Untuk memperoleh frekuensi tersebut maka salah satunya
dapat digunakan IC 555. Selain IC ini mudah di dapatkan. rangkaian yang
digunakan jugacukup sederhana. Benkut realisasi rangkaian yang digunakan.
+5V
R1
1k
7 ' DIS S
8
R2
20k
OUT
2
TR
R3
THR
z
>
330
C1
1nF
D2
LM555
U8
Gambar 3
LED
C2
.2. Rangkaian Pemancar Inframerah dengan IC 555
29
Berdasarkan rangkaian diatas, maka besarnya frekuensi carier yang
dihasilkan adalah seperti perhitungan berikut.
f
=l,44/((Rl+2R2)xCl)
= l,44/((lK + 2.20K)xl.l(T9)
-35,121 KHz
Dengan frekuensi di atas, maka inframerah akan bekerja optimal karena
masih bekerja antara range 30-40KHz. Yang merupakan kondisi optimal
inframerah sebagai komunikasi udara.
3.1.2 Rangkaian Penerima Inframerah
Rangkaian ini merupkan rangaian penerima dari sinyal infra red.
Rangkaian terdiri dari penerima sinyal phototransistor dan rangkaian komparator.
Gambar dari rangkaian ini dapat dilihat di bawah ini:
+5V
T
100 K/
>/
100K
LM358
i
L14Q1
IN 4148
3
>
LM358
/
10 K }
>
100 n
IN 4148,
10 uF i 47 K
^ 10 K
<
<
10 K
z:
> 47 K
s
_L
Gambar 3.3. Penerima Inframerah
Rangkaian masukkan berupa rangkaian diferensial, dimana dari masukkan
diferensial ini akan dibandingkan, kemudian hasilnya merupakan output
30
komparator tingkat 1. Kerja dari rangkaian ini adalah, jika komparator tingkat 1
berlogika tinggi, maka output komparator tingkat 2 akan berlogika rendah. Jika
output pada komparator tingkat 1adalah rendah, maka output pada komparator
tingkat 2 adalah tinggi.
Pada rangkaian komparator, input inverting merupakan tegangan referensi
(V ref) untuk input non inverting. Input inverting ini akan dibandingkan dengan
input non inverting. Jika input non inverting lebih besar dari input inverting, maka
output dari komparator adalah tinggi (high), sedangkan jika input inverting lebih
besar dari input non invertingnya, maka output akan berlogika rendah (low). Dari
gambar rangkaian diatas, tegangan referensi (V ref) diatur oleh potensio 100 KO
dan resistor 10 KQ. Jika potensio merupakan Rl dan resistor merupakan R2,
maka tegangan referensi dapat dicari dengan persamaan :
Vref=—^— Vcc
RI + R2
Saat Input non inverting berlogika tinggi (high), Vref harus dibuat lebih
kecil, dengan tujuan agar output komparator berlogika tinggi juga. Untuk
mendapatkan output komparator yang maksimal, maka Rl (potensio) diatur sesuai
kebutuhan tegangan output yang diiginkan. Output komparator tingkat 1
merupakan input inverting bagi komparator tingkat 2. Jika output komparator 1
tinggi, maka untuk mendapatkan output berlogika rendah pada komparator 2,
Vref dibuat lebih besar dari input invertingnya, dan potensio perlu diatur untuk
mendapatkan output komparator 2 berlogika rendah (low). Jika kondisi iput
komparator berlogika rendah (low), maka terjadi sebaliknya.
31
Dioda yang dipasang dalam rangkaian ini berfungsi sebagai penyearah dan
berguna untuk memberikan perlindungan untuk komparator komparator 2. Dioda-
dioda ini akan melindungi komparator 2 dari tegangan masukkan yang terlalu
besar. Dioda ini akan memotong siklus output yang ada. Output akan terpotong
siklusnya sebesar 0,7 V, maka keluaran komparator 1 dibatasi antara 0,7 V sampai
5 V. Untuk resistor dan kapasitor yang dipasang pada tiapa output berfungsi
sebagai filter. Komponen-komponen ini membuang derau dan frekuensi yang
tidak dibutuhkan.
3.1.3
Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51
Pengendali utama alat ini adalah mikrokontroler AT89S51. Rangkaian
sistem minimum ini memerlukan sebuah mikrokontroler AT89S51, osilator kristal
dan rangkaian reset serta power supply. Dengan rangkaian ini mikrokontroler
sudah siap bekerja sesuai denganprogram yang ada dalamflash memorinya.
Rangkaian osilator pada sistem ini digunakan oleh mikrokontroler sebagai
sinyal denyut (clock). Frekuensi clock inilah yang menentukan kecepatan eksekusi
yang akan dijalankan. Frekuensi clock maksimum yang diperbolehkan adalah
33MHz. Dalam perancangan ini, periode siklus mesin yang diinginkan adalah lus.
Hal
ini karena untuk memudahkan perhitungan pemanfaatan timer pada
mikrokontroler untuk keperluan sistem pewaktu pada alat ini. Dengan
menggunakan 2 buah kapasitor 30 pF dan sebuah XTAL, maka besarnya frekuesi
XTAL (f) yang diperlukan yaitu:
f
- 12. 1/t
= 12/.10"6s
= 12MHz.
32
Sedangkan untuk membangkitkan sinyal reset, maka diperlukan sebuah
kapasitor elektrolit 10 uF/25 V dan resistor tetap dengan nilai tahanan sebesar 10
kQ serta sebuah push button switch. Dalam rancangan alat ini rangkaian reset
dapat bekerja secara manual maupun otomatis saat catu daya diaktifkan.
•tfV
SW1
RST
Gambar 3.4. Skema rangkaian reset
Berdasarkan gambar 3.4 ketika catu daya diaktifkan, kapasitor C4 akan
berlogika 1. Arus mengalir dari Vcc langsung ke kaki reset sehingga kaki tersebut
berlogika 1. Kemudian kapasitor terisi hingga tegangan pada kapasitor (Vc)
mencapai Vcc, otomatis tegangan pada R4 atau tegangan Vrst turun menjadi 0
sehingga kaki reset akan berlogika0 dan proses reset berakhir.
Jika saklar SW1 ditekan, reset bekerja secara manual dan aliran arus akan
mengalir dari Vcc menuju kaki reset. Sehingga tegangan reset akan menjadi 5V.
Tegangan 5V tesebut menyebabkan kaki reset berlogika 1 pada saat saklar
tersebut ditekan. Saat saklar dilepas, aliran arus Vcc akan terhenti menuju ke nol
sehingga logika pada kaki ini berubah menjadi 0 dan proses reset selesai.
Tegangan reset minimal (Vrst) untuk AT89S51 yaitu sebesar 0,7 Vcc
(3,5V). Sehingga tegangan pada kapisitor (Vc) adalah Vc = Vcc- VRS, = 1,5V.
Dengan tegangan Vc = ' 1,5V, maka diperoleh besarnya waktu reset, yaitu :
rn
m
1
_,
-T
*»
T^»
1
-~
'»QJ
1
o
in
"^
^
5
in
in
<n
,—<
m
m
—
^
>
m
m
o
r-
m
r-«
c
o
•H
o
i
r--
<©
MD
i
m
rn
O
••
CO
in
"3
c
.,_,
C/5
r/i
ON
<U
<u
00
3to
X
N
CO
T3
cS
_*
to
G
c3
• »•*
c3
t<D
u.
<
p
-fa
C
O
4>
O,
r/J
00
S3
3.
3
•5=
t/5
S
c
s
-«->
u
t/5
M
3
r/1
o
"?•?
O
O
-^
s
>©
rn
w
u
3
u.
OS
+-*
^
t/5
r/J
in
in
C/5
O
00
<
4)
c
o
.*:
o
S
e
s
s
es
03
,as
61)
S
X>
s
0)
•c
3
<u
a;
3
03
60
u.
03
ti
03
>,
.—
C
¥
43
3
s
s
<
DC
<
<
•
'"> •? in (i
co
c< < ;
oo f- co in *
co co to co co co
C: •- M 01 vj u'j
COfl)rrri-f-r-
o ^ a « q1 S © N
< < < < ;* < < <
x
0)
a
o
e
s
c
«*~*
is
CO
i/5
03
4».B9 SI
03
c
•a
Di
_l
S2
<n
rn
HQh
O
34
3.1.4
Rangkaian Penggerak Relay
Rangkaian penggerak relay dalam alat ini berfungsi sebagai saklar pada
motor DC dan motor AC. Pada motor DC menggunakan dua buah penggerak
relay, karena untuk mengubah polaritas tegangan sehingga bisa digunakan untuk
membalik arah motor DC yang digunakan. Sedangkan pada motor AC hanya
menggunakan satu buah. Hal ini dikarenakan hanya untuk mengaktifkan dan
mematikannya saja. Berikut aplikasinya rangkaian yang digunakan pada alat ini:
+12V y
LS2
5
3q
D1
ik
•*
IN 4002
4
1
2
PortMC
-i
:.!
«
Wy
2
K Q2
RELAY SPDT
2N2222 |
Gambar 3.6. Rangkaian Penggerak Relay
Penggerak relay yang digunakan adalah dengan RU-SS-122 produk Good
Sky, yaitu merupakan relay semikonduktor yang cocok untuk penggunaan pada
beban 220VAC dan 12VDC. Relay jenis ini mempunyai tegangan kerja 12VDC
dengan besarnya resistansi lilitannya "Rc = 400D" dan kemampuan arus beban
sebesar 5A.
Untuk mengaktifkan relay, maka digunakan transistor Q2 yang berfungsi
sebagai saklar elektronik. Transistor Q2 yang merupakan transistor NPN tipe
2N2222 dengan besarnya hfe = '100' dan Ic max = '1A'. Dengan besarnya
resistansi Rc = '400Q' pada kaki colector Q2, maka untuk mengaktifkan relay
IT
i
s\
dibutuhkan arus colector Ir yaitu /,. = —^- =
— = 30mA
Rc 400Q
35
Ketika relay aktif, maka transistor Q2 berfungsi sebagai saklar
tertutup/kondisi saturasi. Untuk membuat transistor Q2 saturasi, maka dibutuhkan
IH sat. Sesuai dengan persamaan, IB sat >—, maka besarnya IB sat yaitu: IH sat
30mA
>
100
atau
R<
_
> 0,3mA . Dengan mengasumsikan IH sat = '0,35mA', maka besarnya R5
RHli
dapat dicari
VUH-Vul..
' BK
5-0,7
Iltsat
0,35mA
' BB
dengan
menggunakan
persamaan
2.10 yaitu:
= 12285 Q~ 12 kQ.
Dengan menggunakan rangkaian penggerak relay, maka motor DC dan
AC dapat dikontrol secara otomatis menggunakan mikrokontroler. Berikut
aplikasi penggerak relay pada rangkaian penggerak motor DC dan AC yang
digunakan pada alat ini.
MG1
MOTOR DC
LS3
IN4002
jt. D2
IN4002
R6
12k
P1.0 t
-AA/V-
Q2
RELAY SPDT
|
RELAY SPDT
>
2N2222
pi -1 L
Gambar 3.7 Rangkaian Penggerak motor DC
~WV*
R6
1
36
12V
0
LS1
5
-X
D2
-° * 4
IN 4002
V1
M3
R6
VAC
RELAY
12k
Q2
P1 2
2N2222
MOTOR AC
Gambar 3.8 Rangkaian Penggerak Motor AC
3.1.5
Rangkaian Buzer
Rangkaian buzer pada alat digunakan sebagai penanda bahwa alat sudah
selesai menghancurkan sampah serta digunakan pada pananda awal yang
menyatakan bahwa alat sudah siap dioperasikan setelah diaktifkan. Berikut
gambar rangkaian aplikasi yang digunakan padaalat.
12V
Q
R6
12k
P1.2 Q_>-
2_ . ' Q2
suzef.
2N2222 "
Gambar 3.9 Rangkaian buzer
Berdasarkan rangkaian diatas, pada dasarnya sama seperti rangkaian
penggerak relay yang menggunakan transistor sebagai saklar sebagai driver yang
digunakan. Untuk perhitungannya sama seperti pada rankaian penggerak relay
hanya perbedaan terietak pada arus yang dibutuhkan untuk mengkatifkan buzer
lebih besar daripada relay yaitu . Cara kerja rangkaian diatas adalah dengan
37
memberikan logika '1' pada PI.2 untuk mengkatifkan dan memberikan logika '0'
untuk mematikannya.
3.1.6
Rangkaian Power Supply
Setiap rangkaian elektronik tentunya membutuhkan catu daya, sehingga
perancangan catu daya menjadi hal yang sangat penting, agar rangkaian ini dapat
memberikan kebutuhan arus dan tegangan yang sesuai. Selain arus dan tegangan
yang sesuai, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kestabilan dari tegangan dan
arus tersebut. Pada alat ini memerlukan tegangan catu +5V, +6V, +24V dan 220
VAC. Gambar rangkaian catu daya yang digunakan pada alat ini dapat dilihat
pada gambar berikut.
DIODE 8R1DGEJ234
i
220 V
O-Uj
3
1
ov o—4-5
VOUT
3
1
ViN
^/\j IN4002
VOUT
rv"
3
o
LM7815
I-C5
TRANSFORMER
'/IN
p»uF/25V
LM78K
CN
t\
~C6
100uf/25V
•^C6
IOOuF/25V
GND
1
Gambar 3.10 Rangkaian Catu Daya +5V
Rangkaian catu daya diatas menggunakan transformator 5A dan pada
keluaran 15 AC dipasang empat buah dioda berfungsi sebagai penyearah
gelombang penuh dan mengubah tegangan AC menjadi DC serta kapasitor
2200uF digunakan untuk memperhalus tegangan DC yang dihasilkan. Dari
tegangan DC yang berasal dari dioda dan kapasitor, maka untuk memperoleh
tegangan supplay +12V digunakan IC LM7812, dan tegangan +5V menggunakan
IC LM7805. Tegangan +12 V digunakan pada driver relay untuk penggerak motor
38
DC dan AC serta rangakian buzer, sedangkan +5V digunakan untuk sistim
minimum mikrokontroler, pemancar dan penerima inframerah.
Pada tegangan supply motor DC yang digunakan pada alat ini adalah sebesar
24V. Tegangan yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tersebut berasal
dari trafo CT 5A. Hal ini karena arus yang dibutuhkan cukup besar bila
dibandingkan pada rangkaian lainnya, selain itu juga terpisah sehingga tidak
menimbulkan tegangan drop dengan rangkaian lain. Berikut aplikasi rangkaiannya
220 V
T2
J
IN5392
5
M
kJ
+24V
ov o-4TRANSFORMER CT
->hJ
IN5392
C4
5600UF/25V
GND
Gambar 3.11 Power Supply Motor DC
3.2 Perancangan Perangkat Lunak
Pada perancangan alat ini diperlukan perancangan perangkat lunak untuk
menjalankannya. Software atau perangkat lunak digunakan untuk memberikan
langkah-langkah yang harus dilakukan CPU. Bahasa yang digunakan untuk
memprogram mikrokontroler adalah bahasaassembly.
Software pada alat ini dibagi menjadi satu program utama yang merupakan
program inti dari keseluruhan alat ini. Selain itu juga berisi subroutin-subroutin
program, antara lain subroutin MOTORBUKA untuk membuka penyaring,
subroutin MOTORTUTUP untuk menutup penyaring, MOTORDIAM untuk
menghentikan gerakan motor penyaring serta soubroutin SUARA untuk
mengaktifkan buzer sesaat.
39
3.2.1
Program Utama.
Program utama ini merupakan program yang mencakup seluruh program
yang ada pada alat ini. Dimana program ini berisi program yang digunakan untuk
mengecek kondisi sensor inframerah yang digunakan untuk mendeteksi adanya
sampah atau tidak, serta digunakan untuk mengaktifkan motor AC dan DC serta
mengaktifkan buzer. Berikut rancang bangun diagram alir program utama alat ini.
Flowchart Program Utama
Set data Tunda
Scsaat
Tunda Sesaat
Apakah Sensor
Sudah Siap?
No
Yes t
AktHkan Buzer
Sesaat
Tunda Scsaat
Apakah Ada
Sampah Masuk?
Yes .f
Tutup Penyaring
Akttfkan Motor AC
Tunda Sesaat
Apakah sampah
Mo
sudah hancur?
Yes
r
Matikan Motor AC
Tutup Penyaring
.
¥
_
___.
Aktffkan Buzer
Sesaat
Gambar 3.12 Flowchart Program Utama
40
3.2.2
Subroutin MOTOR_BUKA
Pada subroutin ini berisi program yang digunakan membuka penyaring
menggunakan motor DC yang dikontrol dengan penggerak motor DC
menggunakan relay. Yaitu dengan cara memberikan logika '1' pada Pl.O dan
logika '0' Pl.l untuk mengaktifkan dan mematikannya dengan memberikan
logika '0' pada Pl.O dan Pl.l. Berikut untuk lebih jelasnya perhatikan diagran alir
yang ditunjukkan pada flowchart berikut.
Start
Berikan logika "!' P1.0
Berikan logika '0' P1.0
Tunda Sesaat
Motor Berhenti
RET
Gambar 3.13 Flowchart Subroutin Motor buka
3.2.3
Subroutin MOTOR_TUTUP
Pada subroutin ini berisi program yang digunakan menutup penyaring
menggunakan motor DC yang dikontrol dengan penggerak motor DC
menggunakan relay. Yaitu dengan cara memberikan logika '0' pada Pl.O dan
logika T Pl.l untuk mengaktifkan dan mematikannya dengan memberikan
logika '0' pada PI.0dan PI.1. Berikut untuk lebih jelasnya perhatikan diagran alir
subroutin program MOTORTUTUP.
41
Start
Berikan logika'0'P1.01
Lc
I Berikan logika T P1.0
Tunda Sesaat
Motor Berhenti
RET
Gambar 3.14 Flowchart Subroutin MotorTutup
3.2.4
Subroutin MotorDiam
Soubroutin ini berisi program yang digunakan menghentikan atau
mematikan motor DC, dengan memberikan logika '0' pada Pl.O dam Pl.l. Untuk
lebih jelasnya perhatikan diagaram alir berikut.
V
Start
-
Berikan logika
'0' P1.0
J
Berikan logika
'0' P1.0
•
r
\
RET
V
Gambar 3.14 Flowchart Subroutin Motor Diam
3.2.5
Subroutin Suara
Subroutin program ini digunakan untuk mengaktifkan buzer sesaat
kemudian mematikannya dengan tundaan waktu tertentu. Berikut diagram alir
program yang digunakan.
42
Start
Berikan logikaT P1.3 j
Tunda Sesaat
Berikan logika '0' P1.3 i
RET
Gambar 3.14 Flowchart Subroutin Suara
43
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Hasil Pengamatan
Dari hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan diperoleh beberapa
data hasil pengamatan yaitu pada bagian sensor dan proses penghancuran sampah
Tujuan dari pengamatan sensor ini yaitu untuk mengamati apakah keluran dari
alat yang dibuat sudah sesuai dengan kondisi yang diinginkan, sedangkan tujuan
dari pengamatan proses penghancuran sampah adalah untuk mencatat waktu yang
dibutuhkan oleh alat tersebut dalam menghancurkan berbagai jenis sampah
organik. Pada pengujian sensor ini dilakukan dengan menggunakan tektronik .
Setelah dilakukan pengujian, dan pengamatan, diperolehkan beberapa data
sebagai berikut:
4.1.1
Pengamatan keluaran sensor
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa besarnya frekuensi pembawa yaitu
35,121
KHz. Adapun hasil pengamatan yang dilakukan ditunjukan pada
gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 Frekuensi carrier dengan keluaran 35,121 KHz
44
Dengan menggunakan perhitungan dengan rumus 2.11 maka diperoleh frekuensi
carier sebagai berikut :
f
= l,44/((Rl+2R2)xCl)
= 1,44/((1K + 2.20K)x1.10"9)
= 35,121KHz
4.1.2
Pengamatan waktu penghancuran sampah organik berdasar sifat
sampah
Tabel 4.1 Waktu penghancuran sampah berdasar sifat sampah
Sifat Sampah Organik
1. Sampah basah
Waktu (s)
20s
2. Sampah kering
10s
3. Sampah layu
17s
Waktu;
Sampah
layu
Sampah
kering
SaEopah Sampah
layu.
basah
Gambar 4.2 Waktu penghancuran sampah berdasar sifat
45
Berdasarkan grafik diatas waktu yang paling cepat dalam proses penghancuran
sampah adalah jenis sampah organik kering, karena sampah organik kering mudah
terpotong-potong oleh pisau yang ada dalam alat ini. Waktu penghancuran
sampah ini adalah selama 10 detik.
4.1.3 Pengamatan waktu penghancuran sampah berdasar berat dan jenis
sampah
Tabel 4.2 Waktu penghancuran sampah berdasar berat dan jenis sampah
Sifat Sampah
Berat sampah
Ions
2ons
3ons
Waktu(s)
Sampah kering
10
Sampah basah
20
Sampah layu
17
Sampah kering
18
Sampah basah
27
Sampah layu
23
Sampah kering
20
Sampah basah
28
Sampah layu
25
46
Grafik
30
^
2 5
25
-—•
~~~
n
2€)
20
waktu
(sekon)
.
17
i«
15
10
iO
0
?
I
berat sampah (oris)
; •-
k,: r 111}
—
„JMh
I.IVU
Gambar 4.3 Waktu Penghancuran Sampah Berdasar Berat dan Sifat Sampah
Berdasarkan grafik diatas semakin berat beban sampah maka proses
penghancuranya akan semakin lama dan semakin kering sampah proses
penghancurannya semakin cepat. Berat sampah maksimal yang mampu ditampung
oleh alat ini maksimal 3 ons dan waktu yang dibutuhkan untuk proses
penghancuran sampah ini maksimal 28 detik.
4.1.4 Pengamatan Proses Penghancuran Sampah Organik
Gambar 4.4 Proses Penghancuran Sampah
47
Berdasarkan gambar diatas proses penghancuran sampah diawali dengan bunyi
buzzer setelah itu sampah dimasukan kedalam tabling sampah, masuknya sampah
ini diditeksi oleh sensor. Kemudian penyaring sampah menutup, setelah itu motor
AC aktif dan motor AC ini memutar pisau pemotong, sehingga sampah dapat
dihancurkan. Setelah sampah terolah, penyaring sampah membuka dan motor AC
berhenti. Dengan demikian proses pengolahan sampah selesai dan ditandai dengan
bunyi buzzer.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Unjuk kerja "Penghancur Sampah Organik Secara Otomatis Untuk Rumah
Tangga BerbasisAT89S51" secara keseluruhan sudah sesuai dengan fungsi yang
diharapkan yaitu dapat menghemat waktu dan mempermudah pemanfaatan
sampah organik khusususnya untuk sampah rumah tangga.
2. Karena alat ini hanya replika saja dan bentuknya kecil maka sampah yang dapat
di tampung juga masih terbatas yaitu maksimal 3ons
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menghancurkan sampah singkat yaitu maksimal 28
detik
5.2. Saran
1. Memperluas penampang tabung tempat sampah
2. Jenis sampah yang diolah lebih beragam
DAFTAR PUSTAKA
1. Malvino,2003, "Prinsip-prinsip Elektronika ", Salemba Teknika, Jakarta
2. Putra, Agfianto.Eko,2002, "Belajar Mikrokontroler A T 89C51/52/55"
GAVA Media,Yogyakarta.
3. Bishop,Owen,"Dasar-dasar Elektronika"Erlangga, Jakarta
4. Sumanto, MA.Drs,1993. "Motor Listrik Arus bolak-balik", Penerbit Andi
Ofset, Yogyakarta.
LAMPIRAN
X**
C )
Lubang tenpat sensor
O
Motor DC
Pisau
Mekanik Penghancur Sampah
*
3
| ,J
^rX *©] 3
[:d.
"! H
1 i l f?l
l-r^jr-i—!!'•
..
££££££££
§
9
441W ^H-M
££££££££
r^FrFFW
5C l$£
-r>
S
00
a
e
P3
CD
!-i
s
X)
O
•VW
1—Wv-1-
-•)•=
5
- -^ I-
o
c
<&
.2
61)
sampah.asm
Si
52
53
BIT P2.3
BIT P2.4
BIT P2.5
54
55
56
57
BUZER
BIT
BIT
BIT
BIT
BIT
P2.1
P2.2
P3.3
P3.1
Pi.3
MOTOR_AC BIT Pi.2
START:
kembali
DCl
DC2
BIT Pl.O
BIT Pl.l
ORG
ACALL
00H
SET_DATA
ACALL
LDELAY
acall
MOV
DELAY ; lakukan penundaan sesaat....
A,p2 ; baca isi status sensor pada port 2 ke akumulator
ANL
A,#00111110B
cjne
A,#00111110B,START ; apakah sensor sudah siap bekerja?tidak.
ke start
JNB
JNB
ACALL
STARTl: ACALL
mov
S6,START
S7,START
SUARA ; aktifkan buzzer
delay ; lakukan penundaan sesaat.
A,P2 ; baca isi status sensor pada port 2 ke akumulator
ANL
A,#00111110B
CJNE
A,#00111110B,START2 ; apakah sensor menditeksi adanya sampah
masuk?ya'lanjutkan ke start 2
SJMP
STARTl ; tidak. kembali ke startl
ACALL
SETB
motor_tutup ; jalankan motor DC untuk menutup penyaring
MOTOR_AC
; jalankan motor AC untuk mengolah sampan
ACALL
delay ; lakukan penundaan sesaat....
A,P2 ; cek sensor pada port 2 ke akumulator
START2
START3:
MOV
ANL
CJNE
JNB
JNB
CLR
ACALL
ACALL
SJMP
A,#00111110B
A,#00111110B,START3
S6,START3
S7,START3
MOTOR_AC
MOTOR_BUKA
SUARA
STARTl
SET_DATA:
MOV
MOV
MOV
MOV
CLR
CLR
CLR
P0,#0FFH
Pl,#0FFH
P2,#0FFH
P3,#0FFH
Pl.O
Pl.l
MOTORIC
CLR
BUZER
CLR
CLR
RET
DCl
DC2
SETB
BUZER
SUARA:
ACALL
LDELAY
ACALL
CLR
RET
LDELAY
BUZER
MOTOR_BUKA:
SETB
CLR
DCl
DC2
ACALL
LDELAY
ACALL
MOTOR_DIAM
RET
MOTOR_TUTUP:
CLR
DCl
Page 1
V)
JZ
a
E
a!
2
<
H
Q
<^
-JO
fM UJ tU QO
OQ -J _J
H
Hfsl
UU
QQ
H<<H-"t£o:iluuuuj2:_j_ilu
1/><<0£<UUQ£
a
o
o
mrf
XI
OO
uj
>
<
_J
N
O m ltiO
o£ a a: a:
N
H
H>>0
=*t < < -I
o
o
a
a:
JJN
a: a
- _ l -I
(N UJ UJ<N
>
<
Q
>>zzhx<zi--o
OOnnlHOUUnluc
SSOOQiS:<<DQi<U
<<
_l _i
QQ
ILlrH
QO
UJ UJ
to
a.
Download