PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASI, DIVERSIFIKASI

advertisement
PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASI, DIVERSIFIKASI GEOGRAFIS
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)
Oleh:
ARIEF DARMAWAN
NIM: 1111082000018
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
1. Nama
: Arief Darmawan
2. Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 01 September 1993
3. Jenis Kelamin
: Laki-laki
4. Alamat
: Komplek PU Pengairan No. 72 RT 03/04 Kelurahan
Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Pasar Baru, Kota
Tangerang.
5. Agama
: Islam
6. Nomor Telepon
: 08998312502
7. E-Mail
: [email protected]
Data Pendidikan Formal
1. 1999-2005
: SDN Sukasari 5 Kota Tangerang
2. 2005-2008
: SMPN 2 Kota Tangerang
3. 2008-2011
: SMAN 2 Kota Tangerang
4. 2011-2015
: Jurusan Akuntansi (Akmen), Fakultas Ekonomi Dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Anggota UKM FORSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2014)
2. Ketua divisi sepakbola UKM FORSA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (20132014)
Seminar dan Workshop
1. Seminar Sosialisasi Nasional dan Diskusi Publik “Undang-Undang Ormas;
Upaya Memperkuat Nasionalisme”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.
vi
2. Seminar 4 Pilar Goes To Campus: “Sosialisasi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika”, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
3. Seminar Nasional Accounting Fair 2014: “Kredibilitas Seorang Akuntan
Dalam Menghadapi Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia” Untuk
Meningkatkan Kesadaran dan Pemahaman Akuntansi Syariah, FEB UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Kepanitiaan
1. “MAKASA Sport’s day” oleh UKM FORSA UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai anggota divisi acara, 2013.
vii
THE EFFECT OF OPERATION DIVERSIFICATION, GEOGRAPHIC
DIVERSIFICATION, AND FIRM SIZE ON EARNINGS MANAGEMENT
(EMPIRICAL STUDY ON MANUFACTUR COMPANIES SECTOR
CONSUMER GOODS INDUSTRY WHICH WERE LISTED IN
INDONESIAN STOCK EXCHANGE FOR PERIOD ON 2010-2013)
ABSTRACT
This research aim to analyze the effect of operating diversification,
geographic diversification, and company size on earnings management. The
population in this research are sector consumer goods industry on manufacturing
companies which listed in Indonesian Stock Exchange for period on 2010-2013
with sample number are 17 companies that acquired by using purposive sampling
method. The method of research analysis was used multiple regression analysis
with SPSS 20 program.
The result showed that the operating diversification has significant effect on
earnings management, geographic diversification has no significant effect on
earnings management, and company size has significant effect on earnings
management.
Keyword: operating diversification, geographic diversification, company size, and
earnings management.
viii
PENGARUH DIVERSIFIKASI OPERASI, DIVERSIFIKASI GEOGRAFI,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
CONSUMER GOODS INDUSTRY YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2010-2013)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor consumer goods
industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2013 dengan
sampel sebanyak 17 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive
sampling. Metode analisis penelitian yang digunakan adalah metode analisis
regresi berganda dengan program SPSS 20.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi operasi berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba, diversifikasi geografis tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Kata kunci: diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, ukuran perusahaan, dan
manajemen laba.
ix
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karuniaNya dengan segala pengetahuan dan kekuasan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Diversifikasi Operasi,
Diversifikasi Geografis, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen laba
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods
Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)” dengan
baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk
memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan kali ini, penulis menyampaikan terimakasih atas bantuan,
saran, bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini kepada:
1. Kedua orang tuaku, Bapak Herlang dan Ibu Husnawati tercinta serta kakaku
Sari, yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,. MM., Ak., CA selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
sangat baik, selalu bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi,
memberikan pengarahan serta motivasi yang tidak henti kepada penulis
untuk menyelesaikan skrispi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah Bapak
berikan selama ini.
x
5. Ibu Yusro Rahma SE.,M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah meluangkan waktunya, memberikan pengarahan dengan baik kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama
menuntut ilmu yang menjadi bekal untuk penulis serta motivasi yang tidak
henti diberikan kepada penulis dan karyawan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan bantuan kepada penulis.
7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
8. Teman-teman Akuntansi A 2011 dan Akuntansi 2011 yang telah
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh keluarga besar tim sepakbola Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta
yang
selalu
memotivasi
agar
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini.
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak.
Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca umumnya.
Jakarta, Mei 2015
(Arief Darmawan)
xi
DAFTAR ISI
Keterangan
Halaman
COVER DALAM ......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .......................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
xii
A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................... 9
C. Tujuan dan manfaat...................................................................... 10
1. Tujuan Penelitian.................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian.................................................................. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 12
A. Landasan Teori ............................................................................ 12
1. Basis Teori .............................................................................. 12
a. Teori Agensi .................................................................... 12
2. Diversifikasi Perusahaan ........................................................ 14
a. Jenis Diversifikasi ........................................................... 15
b. Tujuan Diversifikasi ........................................................ 19
c. Hipotesis Diversifikasi .................................................... 21
3. Ukuran Perusahaan................................................................. 22
4. Manajemen Laba .................................................................... 23
B. Penelitian-penelitian Terdahulu ................................................... 28
C. Keterkaitan Antarvariabel dan Perumusan Hipotesis .................. 34
1. Diversifikasi Operasi dengan Manajemen Laba..................... 34
2. Diversifikasi Geografis dengan Manajemen Laba ................. 35
3. Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba ....................... 37
4. Diversifikasi Operasi, Diversifikasi Geografis dan Ukuran
Perusahaan dengan Manajemen Laba .................................... 38
D. Kerangka Pemikiran..................................................................... 39
xiii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 41
A. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 41
B. Metode Penentuan Sampel........................................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 42
D. Metode Analisis Data................................................................... 43
1. Statistik Deskriptif.................................................................. 43
2. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 44
3. Uji Koefisien Determinasi...................................................... 47
4. Uji Hipotesis........................................................................... 47
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian............................................ 50
1. Diversifikasi Operasi (X1) ..................................................... 51
2. Diversifikasi Geografis (X2) .................................................. 52
3. Ukuran Perusahaan (X3) ........................................................ 52
4. Manajemen Laba (Y).............................................................. 53
BAB IV. PENEMUAN DAN PEMBAHASAN.......................................... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .................................. 57
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................... 59
1. Hasil Statistik Deskriptif ........................................................ 59
2. Hasil Uji Asumsi Klasik......................................................... 61
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................ 69
4. Hasil Uji Hipotesis ................................................................. 70
xiv
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 78
A. Kesimpulan.................................................................................. 78
B. Saran............................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 80
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 83
xv
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu................................. .....
30
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian......................... ....
56
4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................
58
4.2
Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer
Goods Industry...............................................................
59
4.3
Hasil Statistik Deskriptif...............................................
60
4.4
Hasil Uji Multikolonieritas...........................................
62
4.5
Hasil Uji Autokorelasi..................................................
64
4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas Menggunakan Uji
Glejser...........................................................................
66
4.7
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov..................
68
4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi...................................
69
4.9
Hasil Uji Statistik t........................................................
70
4.10
Hasil Uji Statistik F.......................................................
75
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran......................................................
40
4.1
Grafik Scatterplot..........................................................
65
4.2
Grafik P-Plot.................................................................
67
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
1
Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer
Goods Industry..............................................................
84
2
Hasil Perhitungan Variabel Diversifikasi Operasi........
85
3
Hasil Perhitungan Variabel Diversifikasi Geografis......
86
4
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan...........
87
5
Hasil Perhitungan Variabel Manajemen Laba..............
88
6
Hasil Statistik Deskriptif..............................................
89
7
Hasil Uji Multikolinieritas...........................................
89
8
Hasil Uji Autokorelasi.................................................
89
9
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot..
90
10
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Glejser..........
90
11
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik P-Plot...................
91
12
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov Smirnov.......
91
13
Hasil Uji Koefisien Determinasi....................................
92
xviii
14
Hasil Uji Statistik t........................................................
92
15
Hasil Uji Statistik F.......................................................
92
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini perkembangan perusahaan dalam berbagai
bidang di Indonesia semakin pesat. Hal ini dikarenakan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap output yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan. Dalam menghadapi persaingan pasar
yang ketat, manajer dari tiap-tiap perusahaan dituntut cerdas dalam
menerapkan strategi untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar.
Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak perusahaan yang gagal berkembang
akibat tidak adanya kebijakan strategi yang baik dalam menarik pangsa
pasar, sehingga menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan tersebut.
Perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang besar rata-rata
melakukan perluasan usaha baik dari segi produk yang dihasilkan maupun
jumlah perusahaannya di setiap wilayah. Perusahaan yang melakukan
perluasan usahanya sering disebut perusahaan yang terdiversifikasi.
Diversifikasi sendiri merupakan salah satu kebijakan strategi perusahaan
yang diterapkan dengan memperluas segmen operasi dan lokasi geografis
perusahaan yang jumlahnya lebih dari satu. Strategi ini diyakini dapat
meningkatkan pendapatan perusahaan.
Harto (2005:297) mendefinisikan diversifikasi perusahaan sebagai
bentuk pengembangan usaha dengan cara memperluas jumlah segmen
1
secara bisnis maupun geografis maupun memperluas market share yang
ada atau mengembangkan berbagai produk yang beraneka ragam.
Sedangkan menurut Kurniasari (2014:1) diversifikasi usaha merupakan
salah satu strategi yang menjadi pilihan manajer. Dengan penerapan
diversifikasi usaha, manajer dapat mengajukan reward yang lebih besar,
karena semakin banyak jenis usaha yang dikelola, semakin besar tingkat
kompleksitas perusahaan. Penerapan diversifikasi usaha salah satunya juga
bertujuan untuk memaksimumkan ukuran dan keragaman usaha, sehingga
pemilik dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari beberapa
segmen usaha yang dimiliki. Selain memberikan dampak positif bagi
perusahaan, strategi diversifikasi juga dianggap memberikan dampak
negatif bagi perusahaan. Diversifikasi dianggap dapat menimbulkan
praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan.
Manajemen
laba
sendiri
didefinisikan
sebagai
kewenangan
manajemen tingkat atas yang mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku
secara umum, yang dapat mengontrol atau mengatur laporan informasi
laba akuntansi dengan cara merubah penggunaan metode akuntansi dan
menentukan pemilihan kebijakan akuntansi. Dengan kata lain juga dapat
menyesatkan pemegang kepentingan lain untuk mendapatkan bunga dari
grup yang dimaksimalkan dan keuntungan yang dimaksimalkan oleh
perusahaan (Liu dan Yu, 2013:50). Sedangkan menurut Sulistyanto
(2008:51) manajemen laba merupakan upaya untuk merekayasa angka-
2
angka dalam laporan keuangan dengan mempermainkan metode dan
prosedur akuntansi yang digunakan perusahaan.
Manajemen laba cenderung mudah terjadi dalam perusahaan yang
melakukan
diversifikasi.
Mehdi
dan
Seboui
(2011:177)
dalam
penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan besar dengan organisasi
yang kompleks dan memiliki masalah keagenan, umumnya terdiversifikasi
di lebih dari satu negara dan atau industri. Diversifikasi tidak hanya
memotivasi manajer dalam melakukan manipulasi akuntansi, tetapi bisa
juga
menciptakan
kondisi
yang
menguntungkan
untuk
membuat
manajemen laba sulit dideteksi. Hal ini dibuktikan dengan adanya
beberapa kasus manajemen laba pada perusahaan yang terdiversifikasi.
Salah satu contoh kasus manajemen laba pada perusahaan yang
melakukan
strategi
diversifikasi
terjadi
pada
perusahaan
Enron
Corporation. Enron Corporation merupakan salah satu contoh perusahaan
yang melakukan diversifikasi baik secara industrial maupun geografis. Hal
tersebut terbukti dengan keberagaman bidang bisnis yang dijalaninya
(seperti: bidang listrik, gas alam, produksi kertas, dan komunikasi) serta
banyaknya jumlah cabang perusahaannya secara geografis (tidak hanya di
Amerika melainkan juga di Eropa) (Aryati dan Walansendouw, 2013:244).
Runtuhnya Enron merupakan kasus kehancuran terbesar korporasi di
AS. Dalam waktu sangat singkat perusahaan yang tahun lalu masih
membukukan pendapatan US$ 100 miliar, sekonyong-konyong harus
melaporkan kebangkrutannya kepada otoritas pasar modal. Sebagai entitas
3
bisnis, nilai kerugian Enron diperkirakan mencapai US$ 50 miliar.
Sementara itu, pelaku pasar modal kehilangan US$ 32 miliar dan ribuan
pegawai Enron harus menangisi amblasnya dana pensiun mereka tak
kurang dari US$ 1 miliar (Koran Tempo, 2002).
Saham Enron yang pada Agustus 2000 masih berharga US$ 90 per
lembar, terjerembab jatuh hingga tidak lebih dari US$ 45 sen. Tidak heran
kalau banyak kalangan menyebut peristiwa ini sebagai kebangkrutan
terbesar dalam sejarah bisnis di Amerika Serikat. Sedemikian hebohnya,
sampai-sampai
seluruh
media
bisnis
dan
ekonomi
terkemuka
menempatkannya sebagai cover story. Majalah Time, Fortune, dan
Business Week mengulasnya berhalaman-halaman.
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu, belakangan
Enron dicurigai telah melakukan praktek window dressing. Manajemen
Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta,
dan menyembunyikan utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar (Koran Tempo,
2002).
Kasus lain mengenai manajemen laba pada perusahaan terdiversifikasi
terjadi pada perusahaan PT. Bumi Resources. Kasus ini berupa adanya
temuan dari hasil investigasi tim audit terhadap PT. Bumi Resources yang
menyatakan bahwa terdapat penyimpangan dana keuangan sebesar US$
500 Juta. Selain itu juga adanya keanehan pada tingkat laba perusahaan
dengan harga saham, perusahaan mengalami kenaikan laba selama lima
tahun periode, dengan diperolehnya laba yang tinggi seharusnya dapat
4
menaikan harga saham begitu juga sebaliknya, namun hal berbeda terjadi
pada tahun 2004 ke tahun 2005 dimana laba yang diperoleh dari 1.079.520
naik ke 1.222.099 harga sahamnya turun dari 800 menjadi 760 sedangkan
tahun 2009 dan 2011 terjadi kebalikannya yaitu laba turun tetapi harga
saham naik. Adanya ketidakseimbangan ini mengindikasikan adanya
praktik manajemen laba yang dilakukan manajemen dengan pola income
maximization dan income minimization (Mariana, 2012).
Kasus tersebut juga diperkuat dengan adanya dugaan manipulasi pajak
PT. Bumi Resources. Dugaan tunggakan pajak Grup Bakrie senilai 2,1
triliun rupiah dari tiga perusahaan tambang, yakni PT. Bumi Resources
Tbk, PT. Kaltim Prima Coal, dan PT. Arutmin Indonesia. Bumi diduga
menunggak
pajak
senilai
376
miliar rupiah, sedang dua
anak
perusahaannya yakni KPC sebesar 1,5 triliun rupiah dan Arutmin 300
miliar rupiah (Koran Jakarta, 2010).
Perusahaan lain yang tersangkut kasus manajemen laba yaitu PT.
Ades Alfindo Putrasetia Tbk. Bapepam memastikan manajemen PT. Ades
Alfindo Putrasetia Tbk (ADES) telah memberikan penyesatan informasi
kepada publik. Penyesatan informasi itu terkait kasus perbedaan
penghitungan angka produksi dan angka penjualan dalam laporan
keuangan perseroan. Manajemen baru ADES melaporkan telah terjadi
perbedaan laporan keuangan sejak tahun 2001 sampai 2003. Estimasi
perhitungan mengenai potensi dari perbedaan volume produksi dengan
volume yang dilaporkan perseroan kepada pemilik merek dagang terhadap
5
penjulaan itu adalah untuk tahun 2001 perbedaan volume terhadap
penjualan bersih diestimasikan sebesar maksimum Rp. 13 miliar. Untuk
tahun 2002 sebesar Rp. 45 miliar, untuk tahun 2003 sebesar Rp. 55 miliar
serta Rp. 2 miliar untuk tengah tahun 2004 (Detik Finance, 2004).
Estimasi tersebut dapat mempresentasikan perbedaan maksimum
sebesar 10 persen, 30 persen, 32 persen dan 3 persen lebih rendah dari
penjualan yang telah dilaporkan pada tahun-tahun yang disebut di atas.
Saham ADES sendiri disuspensi sejak 5 Agustus 2004, karena ada dugaan
perbedaan laporan penjualan diatas dan baru bisa diperdagangkan di Pasar
Negosiasi. Kasus tersebut telah disampaikan Coca-Cola sebagai salah satu
pemegang saham ADES melalui Water Partner Bottling (WPB), kepada
US SEC/Security Exchange Commision (Detik Finance, 2004).
Selain diversifikasi, ukuran perusahaan juga dianggap memiliki
pengaruh terhadap praktik manajemen laba dalam suatu perusahaan.
Ukuran perusahaan sendiri merupakan suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain:
total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Anggraini, 2013:5).
Sedangkan menurut Fransiska dan Hermawan (2013:4164) ukuran
perusahaan tidak hanya menunjukan seberapa besar kecilnya suatu
perusahaan, tetapi juga kemampuan suatu perusahaan dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya sehingga dapat meningkatkan penjualan dan laba bagi
perusahaannya. Penggunaan total aset pada penghitungan ukuran
perusahaan karena total aset yang ada pada perusahaan merupakan suatu
6
modal bagi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan perusahaan
mendanai investasi atau proyek yang menguntungkan.
Shen dan Chih (2007:1011) dalam penelitiannya yang berjudul
“Earnings Management and Corporate Governance in Asia’s Emerging
Markets” menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba. Perusahaan yang besar cenderung mudah
melakukan manajemen laba.
Sedangkan menurut Anggraini (2013:6) perusahaan yang berukuran
besar memiliki basis pemegang kepentingan yang lebih luas, sehingga
berbagai kebijakan perusahaan besar akan berdampak lebih besar terhadap
kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Selain itu,
perusahaan berukuran besar juga lebih mendapatkan perhatian dari
masyarakat sehingga dalam melaporkan laporan keuangannya mereka
akan melaporkannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (Anggit dan
Shodiq, 2014:9).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Indraswari (2010), Anggraini (2013), serta Fatmawati dan Sabeni (2013).
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
terdapat pada beberapa variabel independen, objek penelitian, dan periode
penelitiannya. Adapun perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Variabel independen yang digunakan pada penelitian Indraswari
(2010) adalah status internasional, diversifikasi operasi, dan legal
7
origin. Pada penelitian Anggraini (2013) variabel independen yang
digunakan adalah siklus hidup dan ukuran perusahaan. Pada penelitian
Fatmawati dan Sabeni (2013) variabel independen yang digunakan
adalah diversifikasi geografis, diversifikasi industri, konsentrasi
kepemilikan perusahaan dan masa perikatan audit. Sedangkan variabel
independen yag digunakan pada penelitian ini adalah diversifikasi
operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan.
2. Objek penelitian pada penelitian Indraswari (2010) adalah perusahaan
Asia yang terdaftar di New York Stock Exchange. Pada penelitian
Anggraini (2013) objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian
Fatmawati dan Sabeni (2013) objek penelitian yang digunakan adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan objek penelitian pada penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Periode penelitian Indraswari (2010) yaitu periode 2006-2008, periode
penelitian Anggraini (2013) yaitu periode 2009-2011, periode
penelitian Fatmawati dan Sabeni (2013) yaitu periode 2011.
Sedangkan periode penelitian pada penelitian ini adalah periode 2010
sampai dengan 2013.
Topik ini penting untuk diteliti, karena manajemen laba masih
menjadi tema yang menarik untuk dibahas seiring dengan banyaknya
8
kasus manajemen laba pada perusahaan besar yang terdiversifikasi. Selain
itu, banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba juga
akan membuat penelitian dengan tema manajemen laba diperkirakan
masih akan terus dikembangkan oleh peneliti-peneliti selanjutnya. Dengan
demikian, maka dibuat suatu penelitian dengan judul “Pengaruh
Diversifikasi
Operasi,
Diversifikasi
Geografis,
dan
Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah
diversifikasi
operasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba?
2. Apakah diversifikasi geografis berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba?
3. Apakah
ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba?
4. Apakah diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
secara
simultan
terhadap
manajemen laba?
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:
a. Untuk
mengetahui
pengaruh
diversifikasi
operasi
terhadap
manajemen laba.
b. Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi geografis terhadap
manajemen laba.
c. Untuk
mengetahui
pengaruh
ukuran
perusahaan
terhadap
manajemen laba.
d. Untuk mengetahui pengaruh diversifikasi operasi, diversifikasi
geografis, dan ukuran perusahaan secara simultan terhadap
manajemen laba.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu:
a. Bagi Penulis
Diharapkan penulis dapat mengetahui apakah diversifikasi
operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan dapat
mempengaruhi suatu perusahaan dalam melakukan manajemen
laba.
b. Bagi Investor
Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi para investor
yang baru akan berinvestasi di dalam suatu perusahaan. Agar
mempertimbangkan apakah manajemen di perusahaan yang akan
10
dijadikan tempat investasi telah melakukan pelaporan keuangan
yang baik tanpa adanya unsur kepentingan dari pihak manajemen.
Investor
juga
diharapkan
dapat
memperhatikan
pelaporan
keuangan dari perusahaan yang melakukan strategi diversifikasi
agar tidak terjadi asimetri informasi.
c. Bagi Manajer Perusahaan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, para manajer
perusahaan yang melakukan diversifikasi operasi dan geografis
serta berada pada ukuran perusahaan tertentu dapat melakukan
tindakan yang sewajarnya dalam pelaporan keuangan tanpa ada
unsur kepentingan pribadi, sehingga nantinya laporan keuangan
dapat dipercaya dan memiliki keandalan bagi para pengguna.
d. Bagi para Akademisi
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan
dan wawasan yang lebih mengenai manajemen laba dan faktorfaktor yang mempengaruhinya, sehingga di kemudian hari dapat
dijadikan
acuan
untuk
melakukan
penelitian
selanjutnya.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Basis Teori
a. Teori Agensi
Teori keagenan (agency theory) menyatakan bahwa dalam
perusahaan (firm) terjadi konflik kepentingan antara pemilik
(principal) dan manajer (agent). Konflik yang timbul dipicu oleh
kepentingan
masing-masing
kesejahteraannya
informasi
pihak
untuk
memaksimalkan
(wealth). Dalam kondisi konflik tersebut,
akuntansi
menjadi
instrumen
mediasi
dalam
menyelaraskan berbagai konflik kepentingan yang ada (Indraswari,
2010:6-7).
Agen diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari
kompensasi keuangan tetapi juga dari tambahan yang terlibat
dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak,
kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang
fleksibel. Sedangkan prinsipal diasumsikan hanya tertarik pada
pengembalian keuangan yang diperoleh dari investasi mereka di
perusahaan tersebut (Anthony dan Govindarajan, 2012:269).
Menurut Sulistyanto (2008:20-21) manajer sebagai pengelola
perusahaan merupakan satu-satunya pihak yang menguasai seluruh
12
informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan.
Manajer bisa menjelaskan secara rinci mengapa dan untuk apa
informasi itu ada. Manajer juga mengetahui dan memahami
hubungan antara satu informasi dengan informasi lain. Sementara
pihak lain di luar perusahaan, yaitu pemilik, calon investor,
kreditur, supplier, regulator, pemerintah, dan stakeholder lain, yang
mempunyai keterbatasan sumber dan akses untuk memperoleh
informasi mengenai perusahaan. Pihak-pihak ini hanya bisa
mengandalkan informasi yang disajikan manajemen jika ingin
mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Artinya, seberapa
banyak informasi yang dapat dikuasai pihak-pihak ini sangat
tergantung pada seberapa banyak informasi yang diterimanya dari
manajer.
Oleh karena itu kontrak yang baik antara investor dan manajer
adalah kontrak yang mampu menjelaskan apa saja yang harus
dilakukan manajer dalam
pengelolaan dana yang diinvestasikan
dan pembagian return antara manajer dan investor. Masalah yang
kemudian timbul dalam teori agensi adalah ketidaklengkapan
informasi yaitu ketika tidak semua keadaan diketahui oleh kedua
belah pihak, hal inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Terdapat dua tipe asimetri informasi, yaitu (1) Adverse
Selection yang merupakan tipe informasi asimetri dimana satu
orang atau lebih pelaku transaksi bisnis atau transaksi usaha yang
13
potensial mempunyai informasi lebih atas yang lain. Adverse
selection ini dapat terjadi karena beberapa orang seperti manajer
dan
para pihak internal perusahaan lainnya lebih mengetahui
kondisi saat ini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada
para investor; (2) Moral Hazard yaitu suatu tipe asimetri informasi
dimana satu orang atau lebih pelaku bisnis atau transaksi potensial
yang dapat mengamati kegiatan-kegiatan mereka secara penuh
dibandingkan dengan pihak lain. Moral hazard ini dapat terjadi
karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian sehingga
principal tidak dapat mengamati seluruh aksi manajer yang
mungkin berbeda dengan apa yang diinginkan principal (Prayudi
dan Daud, 2013:121).
2. Diversifikasi Perusahaan
Diversifikasi merupakan bentuk pengembangan usaha dengan
memperluas jumlah segmen, baik secara bisnis maupun geografis
(Permatasari dan Meiden, 2012:122). Lebih lanjut menurut Kurniasari
(2014:1) diversifikasi usaha merupakan salah satu strategi menjadi
pilihan manajer. Dengan penerapan diversifikasi usaha, manajer dapat
mengajukan reward
yang lebih besar, karena semakin banyak jenis
usaha yang dikelola, semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan.
Penerapan diversifikasi usaha salah satunya juga bertujuan untuk
memaksimumkan ukuran dan keragaman usaha, sehingga pemilik
14
dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dari beberapa
segmen usaha yang dimiliki.
Sedangkan
Harto
(2005:297)
mendifinisikan
diversifikasi
perusahaan sebagai bentuk pengembangan usaha dengan cara
memperluas jumlah segmen secara bisnis maupun geografis maupun
memperluas market share yang ada atau mengembangkan berbagai
produk yang beraneka ragam. Hal ini dapat dilakukan dengan
membuka lini usaha baru, memperluas lini produk yang ada,
memperluas wilayah pemasaran produk, membuka kantor cabang,
melakukan merger dan akuisisi untuk meningkatkan skala ekonomis
dan cara yang lainnya.
a. Jenis Diversifikasi
Jenis
diversifikasi
menurut
Anthony dan
Govindrajan
(2008:67) ada dua macam, yaitu :
1) Diversifikasi yang Tidak Berhubungan
Diversifikasi tidak berhubungan disini mengacu pada
sinergi operasi lintas unit bisnis yang berdasarkan pada
kompetensi inti dan pada pembagian sumber daya yang
umum. Perusahaan yang melakukan diversifikasi tidak
berhubungan
biasa
disebut
dengan
diversifikasi
konglomerat. Konglomerasi tumbuh khususnya melalui
akuisisi.
15
2) Diversifikasi yang Berhubungan
Diversifikasi yang berhubungan terdiri dari perusahaan
yang beroperasi dalam sejumlah industri dan bisnisnya
saling berhubungan satu sama lain melalui sinergi operasi.
Salah satu cara perusahaan dengan diversifikasi yang
berhubungan menciptakan sinergi operasi adalah dengan
membuat dua atau lebih unit bisnis menggunakan sumber
daya yang sama seperti kekuatan penjualan, fasilitas
manufaktur, dan fungsi perbekalan.
Sedangkan jenis diversifikasi dilihat dari jumlah segmen yang
dimiliki perusahaan dibagi menjadi dua macam yaitu diversifikasi
operasi dan diversifikasi geografis. Kedua macam diversifikasi ini
yang dijadikan variabel independen dalam peneletian ini.
1) Diversifikasi Operasi
Diversifikasi operasi suatu perusahaan dapat dilihat
dari laporan segmen operasinya. Pada laporan segmen
operasi tersebut tercermin banyaknya segmen produk yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan, hal tersebut menandakan
ada atau tidaknya diversifikasi operasi yang dilakukan
suatu perusahaan. Menurut IAI (2002) segmen operasi
(usaha) adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan
dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau
jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait)
16
dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang
berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Faktorfaktor yang dipertimbangkan dalam menentukan terkait
atau tidaknya produk atau jasa, meliputi:
(a) Karakteristik produk atau jasa
(b) Karakteristik proses produksi
(c) Jenis atau golongan pelanggan (produk atau jasa)
(d) Metode pendistribusian produk atau penyediaan jasa
dan,
(e) Karakteristik iklim regulasi, misalnya dalam perbankan,
asuransi, atau public utilities.
Dalam kondisi pasar saat ini, perusahaan berusaha
untuk mendapat pangsa pasar yang baru dan memperluas
pangsa pasar yang ada dengan memberikan peluangpeluang yang lebih baik sehingga perusahaan tetap
memiliki
keunggulan
bersaing
dibandingkan
dengan
perusahaan lainnya. Salah satunya dengan melakukan
diversifikasi operasi. Bagi perusahaan yang melakukan
diversifikasi operasi (multioperasional), pelaporan masingmasing segmen operasinya tercantum dalam segment
reporting (Indraswari, 2010:4).
Segmen reporting merupakan standar pengungkapan
yang terutama dan secara khusus relevan bagi perusahaan
17
berukuran besar dalam lokasi geografis yang berbeda dan
atau bermacam-macam bisnis. Menurut Radebaugh dan
Street (2003) dalam Indraswari (2010:4) tujuan dari standar
tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai
perbedaan
jenis
aktivitas
bisnis
perusahaan
dalam
membantu pengguna laporan keuangan untuk:
(a) Memahami kinerja perusahaan dengan lebih baik.
(b) Menilai lebih baik kemungkinan aliran kas masa depan.
(c) Membuat pertimbangan lebih informatif mengenai
perusahaan secara keseluruhan.
Dua aspek penting dari standar pelaporan adalah:
(a) Bagaimana
manajemen
memilih
untuk
membagi
perusahaan kedalam segmen operasi, dan
(b) Item-item
informasi
yang
dibutuhkan
untuk
diungkapkan untuk masing-masing segmen operasi.
2) Diversifikasi Geografis
Diversifikasi geografis juga dapat dilihat dari laporan
segmen geografisnya yang dapat merupakan suatu negara,
atau wilayah dalam suatu negara. Segmen geografis adalah
komponen perusahaan
yang dapat dibedakan dalam
menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah)
ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan
imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada
18
komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah)
ekonomi lain (IAI, 2002).
Selanjutnya
operasi
dalam
lingkungan
(wilayah)
ekonomi dengan risiko dan imbalan yang berbeda secara
signifikan tidak boleh dikelompokkan ke dalam segmen
geografis yang sama. Faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam
mengidentifikasi
segmen
geografis,
mencakup
kondisi ekonomi dan politik, hubungan antar operasi dalam
wilayah geografis, kedekatan geografis operasi, dan risiko
mata uang (IAI, 2002).
b. Tujuan Diversifikasi
Menurut Haberberg dan Rieple (2003) dalam Kurniasari dan
Purwanto (2011:7-8), diversifikasi perusahaan memiliki beberapa
tujuan sebagai berikut:
1) To Seek Growth and Capture Value Added
Tujuan pertumbuhan dan nilai tambah dapat terpenuhi
ketika
perusahaan
berinvestasi
pada
usaha
yang
memberikan keuntungan bagi perusahaan sehingga kinerja
perusahaan semakin meningkat.
2) To Spread Risk
Tujuan meratakan risiko dimaksudkan bahwa dengan
berinvestasi pada beberapa usaha maka risiko yang dimiliki
oleh satu usaha tidak berpengaruh secara total terhadap
19
perusahaan karena dapat diimbangi oleh return yang
diperoleh dari usaha yang lain.
3) To Prevent a Competitor from Gaining Ground
Tujuan ini dimaksudkan untuk mencegah penguasaan
usaha
yang
memiliki
sumber
daya
strategis
yang
kemampuan
untuk
memberikan nilai tambah oleh pesaing.
4) To Achieve Synergy
Sinergi
dimaksudkan
sebagai
mencapai sesuatu dengan melakukan kombinasi antara
segmen usaha yang tidak bisa dicapai jika segmen usaha
tersebut bekerja sendiri-sendiri.
5) To Control the Supply or Distribution Chain
Tujuan ini dimaksudkan untuk mengendalikan rantai
pasokan atau distribusi penjualan.
6) To Fulfill the Personal Ambition of the Senior Managers
Tujuan memenuhi ambisi manajer berkaitan dengan
reward yang akan diterima. Dengan manajer melaksanakan
strategi diversifikasi usaha maka ruang lingkup tugas
manajer akan semakin banyak sehingga reward yang akan
diterima
juga
diharapkan
akan
semakin
besar.
20
c. Hipotesis Diversifikasi
Dalam hubungan diversifikasi dan manajemen laba terdapat
dua teori hipotesis yaitu agency conflict hypotesis dan earnings
volatility hypotesis (Mehdi dan Seboui, 2011:179-180).
1) Hypothesis Agency Conflict
Hipotesis ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang
menyimpulkan bahwa diversifikasi mungkin memperkuat
asimetri informasi, menyebabkan keragaman budaya dan
mendorong
misalokasi
investasi.
Kesimpulan
ini
menyiratkan bahwa diversifikasi dapat menjadi dasar yang
menguntungkan untuk terjadinya fenomena manajemen
laba.
2) Hypothesis Earnings Volatility
Hipotesis ini didasarkan pada penelitian terdahulu yang
menunjukkan
perusahaan
terdiversifikasi
diharapkan
menghasilkan variabilitas laba yang lebih rendah, karena
laba yang dihasilkan dari berbagai unit perusahaan ini
kurang berkorelasi sempurna. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba melalui akrual sangat terbatas,
karena akrual pada perusahaan yang terdiversifikasi
cenderung dihapuskan.
21
3. Ukuran Perusahaan
Menurut Niresh dan Velnampy (2014:57) ukuran dari suatu
perusahaan adalah jumlah dari berbagai kapasitas produksi dan
kemampuan yang dimiliki perusahaan atau jumlah dari berbagai
layanan perusahaan yang dapat disediakan secara bersamaan kepada
pelanggan. Ukuran dari suatu perusahaan juga merupakan faktor utama
dalam menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan.
Sedangkan menurut (Anggraini, 2013:5) ukuran perusahaan
adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil
perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size,
nilai pasar saham, dan lain-lain.
Ukuran perusahaan tidak hanya menunjukan seberapa besar
kecilnya suatu perusahaan, tetapi juga kemampuan suatu perusahaan
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehingga dapat meningkatkan
penjualan dan laba bagi perusahaannya. Penggunaan total aset pada
penghitungan ukuran perusahaan karena total aset yang ada pada
perusahaan
merupakan
suatu
modal
bagi
perusahaan
untuk
meningkatkan kemampuan perusahaan mendanai investasi atau proyek
yang menguntungkan (Fransiska dan Hermawan, 2013:4164).
Llukani (2013:142) dalam penelitiannya menyatakan bahwa
perusahaan berukuran besar maupun kecil melakukan manajemen laba
untuk menghindari pelaporan laba kecil yang negatif atau laba kecil
menurun.
22
Ukuran perusahaan dianggap menarik karena ukuran perusahaan
yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba
daripada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil lebih
ingin memperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu berkinerja baik
agar investor menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut
(Anggit dan Shodiq, 2014:2).
Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan
besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil (Anggraini, 2013:6). Selain itu,
perusahaan berukuran besar juga lebih mendapatkan perhatian dari
masyarakat sehingga dalam melaporkan laporan keuangannya mereka
akan melaporkannya sesuai dengan kondisi sebenarnya (Anggit dan
Shodiq, 2014:9).
Sedangkan
penelitiannya
menurut
menyatakan
Shen
dan
bahwa
Chih
ukuran
(2007:1011)
perusahaan
dalam
memiliki
pengaruh terhadap manajemen laba. Perusahaan besar mungkin
memiliki lebih banyak aset lancar, dengan kata lain perusahaan besar
memiliki kemampuan yang lebih untuk melakukan manajemen laba
(Kim et. al, 2003:5).
4. Manajemen Laba
Menurut Ronen dan Varda Yaari (2008) dalam Omid (2015:47)
manajemen laba memiliki definisi yang berbeda-beda. Definisi ini
23
dapat diklasifikasikan menjadi (WEM) white earnings management,
(GEM) grey earnings management, dan (BEM) black earnings
management.
(WEM) dapat meningkatkan transparansi laporan keuangan.
Berdasarkan definisi tersebut, manajemen laba dilakukan dengan
mengambil keuntungan dari pemilihan metode akuntansi yang
fleksibel untuk memberi sinyal informasi pribadi manajer terhadap
arus kas di masa depan. (GEM) merupakan manipulasi laporan
keuangan dalam batas-batas yang sesuai dengan standar yang berlaku,
yang
dapat
berupa
oportunistik
atau
penambahan
efisiensi.
Berdasarkan definisi tersebut, manajemen laba adalah pemilihan
metode akuntansi yang oportunistik (hanya memaksimalkan utilitas
manajemen saja) atau efisiensi ekonomi. (BEM) dilakukan dengan
melakukan penipuan dan kekeliruan secara langsung. Berdasarkan
definisi tersebut, manajemen laba adalah praktek dari penggunaan
penipuan untuk memutarbalikkan atau mengurangi transparansi dari
suatu laporan keuangan (Ronen dan Varda Yaari, 2008; Omid
,2015:47).
Secara umum, manajemen laba merupakan intervensi yang
disengaja oleh manajamen dalam proses pelaporan keuangan
perusahaan kepada pihak eksternal perusahaan yang memanfaatkan
penilaian (judgement) mereka untuk mempengaruhi keputusan para
penggunanya serta demi memperoleh keuntungan pribadi (Anggraini,
24
2013:3). Menurut Anggit dan Shodiq (2014:4) manajemen laba
merupakan perilaku yang secara etik dimaknai negatif oleh investor
meskipun secara prosedural akuntansi diperbolehkan.
Sedangkan menurut Liu dan Yu (2013:50) manajemen laba
didefinisikan sebagai kewenangan manajemen tingkat atas yang
mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku secara umum, yang dapat
mengontrol atau mengatur laporan informasi laba akuntansi dengan
cara merubah penggunaan metode akuntansi, menentukan pemilihan
kebijakan akuntansi. Dengan kata lain juga dapat menyesatkan
pemegang kepentingan lain untuk mendapatkan bunga dari grup yang
dimaksimalkan dan keuntungan yang dimaksimalkan oleh perusahaan.
Indraswari (2010:2) mengatakan bahwa manajemen laba (earnings
management) muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya
manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan manajemen
informasi akuntansi, khususnya laba (earnings), demi kepentingan
pribadi dan atau perusahaan. Manajemen laba itu sendiri tidak dapat
diartikan sebagai suatu upaya negatif yang merugikan karena tidak
selamanya manajemen laba berorientasi pada manipulasi laba. Pada
prinsipnya manajemen laba merupakan suatu cara dalam menyajikan
informasi laba kepada publik yang sudah disesuaikan dengan interest
atau kepentingan dari pihak manajer itu sendiri atau menguntungkan
perusahaan.
25
1) Pola Manajemen Laba
Menurut Sulistyanto (2008:177)
pola manajemen laba
meliputi :
(a) Penaikan Laba (Income Increasing)
Merupakan upaya perusahaan mengatur agar laba
periode berjalan menjadi lebih tinggi daripada laba
sesungguhnya.
Upaya
ini
dilakukan
dengan
mempermainkan pendapatan periode berjalan menjadi lebih
tinggi daripada pendapatan sesungguhnya dan atau biaya
periode
berjalan
menjadi
lebih
rendah
dari
biaya
sesungguhnya.
(b) Penurunan Laba (Income Decreasing)
Merupakan upaya perusahaan mengatur laba agar
periode berjalan menjadi lebih rendah daripada laba
sesungguhnya.
Upaya
ini
dilakukan
dengan
mempermainkan pendapatan periode berjalan menjadi lebih
rendah daripada pendapatan sesungguhnya dan atau biaya
periode
berjalan
menjadi
lebih
tinggi
dari
biaya
sesungguhnya.
(c) Perataan Laba (Income Smoothing)
Merupakan upaya perusahaan mengatur agar labanya
relatif sama selama beberapa periode. Upaya ini dilakukan
dengan mempermainkan pendapatan dan biaya periode
26
berjalan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah daripada
pendapatan atau biaya sesungguhnya.
2) Hipotesis Manajemen Laba
Sulistyanto (2008:63-64) mengatakan bahwa terdapat tiga
hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dipergunakan
untuk menguji perilaku etis seseorang dalam mencatat transaksi
dan menyusun laporan keuangan.
(a) Bonus Plan Hypothesis
Menyatakan bahwa rencana bonus atau kompensasi
manajerial akan cenderung memilih dan menggunakan
metode-metode akuntansi yang akan membuat laba yang
dilaporkannya menjadi lebih tinggi. Konsep ini membahas
bahwa bonus yang dijanjikan pemilik kepada manajer
perusahaan tidak hanya memotivasi manajer untuk bekerja
dengan lebih baik tetapi juga memotivasi manajer untuk
melakukan kecendrungan manajerial.
(b) Debt (equity) Hypothesis
Menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai rasio
antara utang dan ekuitas lebih besar, cenderung memilih
dan
menggunakan
metode-metode
akuntansi
dengan
laporan laba yang lebih tinggi serta cenderung melanggar
perjanjian utang apabila ada manfaat dan keuntungan
tertentu yang dapat diperolehnya. Keuntungan tersebut
27
berupa permainan laba agar kewajiban utang piutang dapat
ditunda untuk periode berikutnya sehingga semua pihak
yang
ingin
mengetahui
kondisi
perusahaan
yang
sesungguhnya memperoleh informasi yang keliru dan
membuat keputusan bisnis menjadi keliru pula. Akibatnya,
terjadi kesalahan dalam mengalokasikan sumberdaya.
(c) Political Cost Hypothesis
Menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan
menggunakan
metode-metode
akuntansi
yang
dapat
memperkecil atau memperbesar laba yang dilaporkannya.
Konsep
ini
membahas
bahwa
manajer
perusahaan
cenderung melanggar regulasi pemerintah, seperti undangundang perpajakan, apabila ada manfaat dan keuntungan
tertentu
yang
dapat
diperolehnya.
Manajer
akan
mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak
terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan
perusahaan.
B. Penelitian-penelitian terdahulu
Penelitian mengenai manajemen laba dan faktor-faktor
mempengaruhinya
telah
banyak
dilakukan
oleh
yang
peneliti-peneliti
sebelumnya. Penelitian yang sebelumnya telah dilakukan memberikan
masukan serta kontribusi terhadap penelitian ini dalam menguji hubungan
28
antara manajemen laba dengan diversifikasi operasi, diversifikasi
geografis, dan ukuran perusahaan.
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil-hasil penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan manajemen laba serta faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
29
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu
No
.
1.
Judul Penelitian
(Tahun)
Analisis Pengaruh
Diversifikasi
Perusahaan Terhadap
Manajemen Laba
Titik Aryati & Yoel
Charisma
Walansendouw (2013)
2.
Pengaruh Status
Internasional,
Diversifikasi Operasi
Dan Legal Origin
Terhadap Manajemen
Laba (studi perusahaan
Asia yang terdaftar di
NYSE)
Ratih Indraswari, S.E.,
M.Sc. (2010)
Variabel
Penelitian
Independen:
diversifikasi
perusahaan
Analisis
Regresi
berganda
Kontrol:
Ukuran perusahaan
Pertumbuhan
perusahaan
Leverage
Dependen:
Manajemen laba
Independen:
status internasional
Diversifikasi
operasi
Legal origin
Kontrol: Firm
size Leverage
Kualitas audit
Dependen:
manajemen laba
Regresi
Berganda
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel
Penelitian ini menggunakan
independen:
diversifikasi geografis dan
diversifikasi
ukuran perusahaan sebagai
perusahaan
variabel independen
Penelitian ini tidak
menggunakan variabel
Variabel dependen:
kontrol
Manajemen laba
Sampel penelitian ini
perusahaan manufaktur
sektor consumer
goodsindustry yang terdaftar
di BEI tahun 2010-2013
Variabel
independen:
diversifikasi operasi
Variabel dependen:
manajemen laba
Penelitian ini menggunakan
diversifikasi geografis dan
ukuran perusahaan sebagai
variabel independen
Penelitian ini tidak
menggunakan variabel
kontrol
Sampel penelitian ini
perusahaan manufaktur
sektor consumer goods
industry yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2013
Hasil Penelitian
Tingkat diversifikasi
perusahaan yang
diproksikan dengan
Indeks Herfindahl tidak
berpengaruh terhadap
manajemen laba
Ukuran perusahaan
(size) berpengaruh
terhadap manajemen
laba.
Status internasional,
diversifikasi operasi,
dan firm size
berpengaruh terhadap
manajemen laba yang
dilakukan perusahaanperusahaan Asia
terdaftar di NYSE.
Bersambung pada halaman berikutnya
30
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No.
3.
4.
Judul Penelitian
(Tahun)
Pengaruh Diversifikasi
Geografis, Diversifikasi
Industri, Konsentrasi
Kepemilikan Perusahaan,
Dan Masa Perikatan Audit
Terhadap Manajemen Laba
Variabel Penelitian
Analisis
Independen:
Diversifikasi geografis
Diversifikasi industri
Konsentrasi kepemilikan
perusahaan
Masa perikatan audit
Regresi
berganda
Dewi Fatmawati & Arifin
Sabeni (2013)
Dependen:
Manajemen laba
Analisis Pengaruh Audit
Tenure, Ukuran KAP dan
Diversifikasi Geografis
Terhadap Manajemen Laba
Independen:
Audit tenure
Ukuran KAP
Diversifikasi geografis
Vina Kholisa & Dinuka
Zulaikha (2014)
Dependen:
Manajemen laba
Regresi
berganda
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel independen: Penelitian ini
Diversifikasi
menggunakan ukuran
geografis
perusahaan sebagai
Diversifikasi industri variabel independen.
Sampel penelitian ini
Variabel dependen:
perusahaan
Manajemen laba
manufaktur sektor
consumer goods
industry yang
terdaftar di BEI
tahun 2010-2013
Variabel independen: Penelitian ini
Diversifikasi
menggunakan
geografis
diversifikasi operasi
dan ukuran
perusahaan sebagai
Dependen:
Manajemen laba
variabel independen.
Sampel penelitian ini
perusahaan
manufaktur sektor
consumer goods
industry yang
terdaftar di BEI
tahun 2010-2013
Hasil Penelitian
Diversifikasi geografis
dan masa perikatan audit
berpengaruh secara
signifikan terhadap
manajemen laba.
Diversifikasi industri dan
konsentrasi kepemilikan
perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Masa perikatan audit
antara perusahaan dan
KAP dapat meningkatkan
praktik manajemen laba.
Ukuran KAP
mempengaruhi tingkat
manajemen laba di
perusahaan.
Diversifikasi geografis
tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba.
Bersambung pada halaman berikutnya
31
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
.
5.
Judul Penelitian
(Tahun)
Corporate
Diversification and
Earning Management
Variabel Penelitian
Analisis
Independen:
Corporate diversification
Regresi
berganda
Kontrol: Debt
ratio
Operating risk
Imen Khanchel El
Mehdi & Souad
Sebuoi (2011)
6.
Hubungan antara
mekanisme corporate
governance,
manajemen laba dan
kinerja keuangan
Dependen:
Earnings management
Independen:
Kepemilikan manajerial
Kepemilikan institusional
Proporsi dewan komisaris
Ukuran dewan komisaris
Komite audit
Domas Titis Anggit
Kontrol:
dan Muhammad Ja’far Ukuran perusahaan
Shodiq (2014)
Dependen:
Manajemen laba
Bersambung pada halaman berikutnya
Regresi
berganda
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel
Penelitian ini menggunakan
independen:
ukuran perusahaan sebagai
Corporate
variabel independen
diversification
Penelitian ini tidak
menggunakan variabel
Variabel
kontrol
dependen:
Sampel penelitian ini
Earnings
perusahaan manufaktur
management
sektor consumer goods
industry yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2013
Hasil
Penelitian
Diversifikasi
secara
geografis
meningkatka
n menajemen
laba.
Diversifikasi
secara
industri
mengurangi
manajemen
laba.
Variabel
dependen:
Manajemen
laba
Ukuran
perusahaan
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen
laba
Penelitian ini menggunakan
diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis dan
ukuran perusahaan sebagai
variabel independen.
Sampel penelitian ini
perusahaan manufaktur
sektor consumer goods
industry yang terdaftar di
BEI tahun 2010-2013
32
32
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No
.
7.
Judul Penelitian
(Tahun)
Pengaruh Siklus
Hidup dan Ukuran
Perusahaan terhadap
Manajemen Laba
Anggi Ratna
Anggraini (2013)
8.
Variabel Penelitian
Analisis
Independen:
Siklus hidup perusahaan
Ukuran perusahaan
Regresi
berganda
Dependen:
Manajemen laba
Earning management
and corporate
governance in Asia
Emerging Markets
Independen:
Corporate governance
Firm size
Leverage
C.H. Shen dan H.L.
Chih (2007)
Dependen:
Earning management
Regresi
berganda
Metode Penelitian
Persamaan
Perbedaan
Variabel independen: Penelitian ini menggunakan
Ukuran perusahaan
diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis sebagai
Variabel dependen:
variabel independen dan tidak
Manajemen laba
menggunakan siklus hidup
perusahaan sebagai variabel
independen.
Sampel penelitian ini
perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry yang
terdaftar di BEI tahun 20102013
Variabel independen: Penelitian ini menggunakan
Ukuran perusahaan
diversifikasioperasi dan
diversfikasi geografis sebagai
variabel independen.
Variabel dependen:
Sampel penelitian ini
Manajemen laba
perusahaan manufaktur sektor
consumer goods industry yang
terdaftar di BEI tahun 20102013
Hasil Penelitian
Siklus hidup
perusahaan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba.
Ukuran perusahaan
memiliki pengaruh
secara signifikan
terhadap manajemen
laba.
Ukuran perusahaan
berpengaruh
terhadap manajemen
laba.
Sumber: diolah dari berbagai referensi
33
33
C. Keterkaitan Antarvariabel dan Perumusan Hipotesis
1. Diversifikasi Operasi dengan Manajemen Laba
Aryati dan Walansendouw (2013) meneliti antara diversifikasi
perusahaaan dengan manajemen laba pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
Penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa tingkat diversifikasi
industri tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil tersebut
juga sejalan dengan hasil penelitian Fatmawati dan Sabeni (2013:9)
yang menyatakan bahwa tingkat diversifikasi operasi perusahaan tidak
berpengaruh terhadap manajemen laba.
Lain halnya dengan hasil penelitian Indraswari (2010) yang
meneliti mengenai pengaruh status internasional, diversifikasi operasi
dan legal origin terhadap manajemen laba. Penelitian ini memperoleh
hasil bahwa diversifikasi operasi perusahaan berpengaruh positif
terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan-perusahaan Asia
yang terdaftar di NYSE.
Sedangkan Mehdi dan Seboui (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul “Corporate Diversification and Earning Management”,
menyatakan bahwa diversifikasi industri berpengaruh negatif terhadap
manajemen laba yang berarti semakin tingginya tingkat diversifikasi
industri perusahaan semakin menurunkan tingkat manajemen laba
yang dilakukan dalam suatu perusahaan.
34
Hasil penelitian Mehdi dan Seboui (2011) juga sejalan dengan
earnings volatility hypothesis yang mengatakan bahwa perusahaan
yang terdiversifikasi industri serta beroperasi pada segmen-segmen
bisnis yang berbeda menyebabkan para manajer di anak-anak
perusahaan kesulitan untuk memanipulasi laba melalui akrual. Hal ini
dikarenakan akrual yang dihasilkan dari unit-unit usaha yang berbeda
cenderung dihapuskan.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian di atas, maka dapat
disimpulkan
bahwa
diversifikasi
operasi
perusahaan
memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Ha1: Diversifikasi operasi berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
2. Diversifikasi Geografis dengan Manajemen Laba
Diversifikasi geografis dinyatakan tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba. Pernyataan tersebut merupakan hasil dari
penelitian Dinuka dan Zulaikha (2014) yang menguji pengaruh audit
tenure, ukuran KAP, dan diversifikasi geografis terhadap manajemen
laba. Hasil penelitian Dinuka dan Zulaikha (2014:9) menerangkan
bahwa perusahaan-perusahaan yang beroperasi hanya di satu negara
ternyata justru melakukan praktik manajemen laba yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi di dua negara.
Artinya tingkat kompleksitas organisasi perusahaan yang disebabkan
adanya
diversifikasi
geografis
tidak
mendorong
manajemen
35
perusahaan untuk melakukan praktik manajemen laba yang lebih
agresif.
Sedangkan dalam dua penelitian yang lain mengenai pengaruh
diversifikasi geografis terhadap manajemen laba, masing-masing oleh
Mehdi dan Seboui (2011) serta Fatmawati dan Sabeni (2013)
menyatakan bahwa diversifikasi secara geografis berpengaruh positif
terhadap manajemen laba. Kedua hasil penelitian tersebut juga
konsisten dengan agency conflict hypothesis.
Agency conflict hypothesis menjelaskan bahwa dalam sebuah
organisasi dapat muncul ketidakseimbangan informasi (information
asymmetry) dan konflik kepentingan (conflict of interest). Dengan
tingkat organisasi yang kompleks, manajer dapat dengan mudah untuk
memutarbalikkan informasi dan melakukan manipulasi angka-angka
akuntansi. Selain itu juga kondisi perusahaan yang terdiversifikasi baik
secara segmen bisnis maupun geografis dapat menyulitkan proses
deteksi manajemen laba (Mehdi dan Seboui, 2011:177). Berdasarkan
hasil penelitian-penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
diversifikasi geografis perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap manajemen laba.
Ha2:
Diversifikasi
geografis
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba.
36
3. Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba
Penelitian terkait dengan ukuran perusahaan telah banyak
dilakukan di Indonesia. Diantaranya Aryanti dan Walansendouw
(2013) yang menjadikan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol
dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Diversifikasi
Perusahaan terhadap Manajemen Laba”. Dalam hasil penelitiannya,
Aryanti dan Walansendouw (2013:258) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian tersebut memperkuat hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Shen dan Chih (2007) serta Anggit
dan Shodiq (2014) yang menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
suatu perusahaan maka tingkat manajemen laba yang dilakukan
perusahaan tersebut akan semakin tinggi.
Penelitian Indraswari (2010:15) yang menggunakan ukuran
perusahaan sebagai variabel kontrol dalam mendeteksi manajemen
laba menemukan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil
penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Anggraini (2013:22)
yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki
pengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Ini menandakan
bahwa perusahaan kecil lebih cenderung melakukan manajemen laba.
Kepentingan publik
yang lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan yang berukuran besar, menyebabkan tekanan untuk
37
memberikan laporan keuangan yang kredibel kepada investor pun
menjadi lebih kecil.
Perusahaan yang berukuran besar memiliki basis pemegang
kepentingan yang lebih luas, sehingga berbagai kebijakan perusahaan
besar akan berdampak lebih besar terhadap kepentingan publik
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Bagi investor, kebijakan
perusahaan akan berimplikasi terhadap prospek cash flow dimasa yang
akan datang. Sedangkan bagi regulator (pemerintah) akan berdampak
terhadap besarnya pajak yang diterima, serta efektifitas peran
pemberian
perlindungan
masyarakat
secara
umum.
Sehingga
manajemen laba yang dilakukan perusahaan besar lebih rendah
dibandingkan perusahaan kecil (Anggraini, 2013:6). Berdasarkan
temuan-temuan di atas, maka diekspetasi adanya hubungan signifikan
antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba.
Ha3: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
4. Diversifikasi Operasi, Diversifikasi Geografis, dan Ukuran
Perusahaan dengan Manajemen Laba
Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diuji beberapa faktor
yang
mempengaruhi
penelitian
dengan
manajemen
menguji
laba,
hubungan
diantaranya
diversifikasi
melakukan
operasi,
diversifikasi geografis, status internasional, legal origin, konsentrasi
kepemilikan perusahaan, ukuran perusahaan, masa perikatan audit,
38
audit tenure, ukuran KAP, siklus hidup perusahaan, dan corporate
governance.
Adapun
penelitian
mereka
menunjukkan
adanya
hubungan positif maupun negatif faktor-faktor yang mempengaruhi
manajemen laba tersebut Aryati dan Walansendouw (2013), Indraswari
(2010), Fatmawati dan Sabeni (2013), Dinuka dan Zulaikha (2014),
Mehdi dan Seboui (2011), Shen dan Chih (2007), Anggit dan Shodiq
(2014) dan Anggraini (2013). Berdasarkan temuan-temuan tersebut di
atas, maka penelitian ini mengekspetasi serta menguji kembali
hubungan antara manajemen laba dengan diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan.
Ha4: Diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran
perusahaan
secara
simultan
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba.
D. Kerangka Pemikiran
Gambar di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang
dibuat dalam model penelitian mengenai pengaruh diversifikasi
operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen
laba.
39
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Judul: Pengaruh Diversifikasi Operasi, Diversifikasi Geografis dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013
Teori pendukung : Agency Theory
Diversifikasi
Operasi (X1)
Manajemen Laba
(Y)
Diversifikasi
Geografis (X2 )
Ukuran
Perusahaan (X3)
Model Analisis :
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel
atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel
independen, yaitu diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran
perusahaan terhadap variabel dependen yaitu manajemen laba. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor consumer goods
industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013.
Alasan dipilihnya perusahaaan manufaktur sektor consumer goods
industry sebagai objek penelitian karena besarnya tingkat kompleksitas
perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang diakibatkan
oleh penerapan diversifikasi operasi dan diversifikasi geografis yang
dilakukan perusahaan tersebut. Hal ini dianggap dapat menimbulkan
praktik manajemen laba dalam perusahaan tersebut.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan-perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling.
41
Adapun kriteria pemilihan sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar
di BEI periode 2010 sampai dengan 2013.
2. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang
menerbitkan laporan keuangan dan annual report secara lengkap yang
dinyatakan dalam mata uang rupiah selama periode 2010 sampai
dengan 2013.
3. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang
konsisten melaporkan laporan segmen operasi dalam
laporan
keuangannya selama periode 2010 sampai dengan 2013.
4. Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang memiliki
lebih dari satu segmen operasi.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Indriantoro
dan Supomo, 2011:147). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini dengan cara mengumpulkan data sekunder yang diperoleh
dari media internet dengan cara men-download laporan keuangan dan
annual report perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry
42
melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan alamat website
www.idx.co.id. Selain itu peneliti juga menggunakan data sekunder lain
yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti melalui buku, jurnal,
internet dan perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
perhitungan statistik, yaitu dengan penerapan SPSS (Statistical Product
and Services Solutions) for windows 20. Setelah data-data yang diperlukan
dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data
yang terdiri dari metode statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien
determinasi dan uji hipotesis. Adapun penjelasan mengenai metode
analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum,
minimum,
sum,
range,
kurtosis
dan
skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19). Jadi dalam penelitian ini
analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran
mengenai variabel diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan
ukuran
perusahaan,
manufaktur
serta
sektor
manajemen
consumer
laba
pada
goods
perusahaan
industry.
43
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan
penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik
terdiri
atas
uji
multikolinieritas,
uji
autokorelasi,
uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas data.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai
berikut (Ghozali, 2013:105):
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel independen.
2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi
(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi
adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi
antar
variabel
independen
tidak
berarti
bebas
dari
multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena
adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
44
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari (a) nilai Tolerance dan
lawannya (b) Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran
ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengartian
sederhana setiap
variabel
independen
menjadi
variabel
dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai
VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas
adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi
(Ghozali, 2013:110). Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi
autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi
terjadi
ketidaksamaan
variance
dari
residual
satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual
45
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homokedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,
2013:139).
Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan metode grafik.
Metode ini mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED.
Dasar analasis:
(1) Jika pada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas,
(2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik (Gozali, 2013:160). Dalam penelitian ini, uji normalitas
46
dideteksi dengan analisis grafik histogram, normal probability
plot, dan analisis statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov Z
(1-Sample K-S).
3. Uji Koefisien Determinasi
Bertujuan
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan
variabel
independen, yaitu diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan
ukuran perusahaan dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu
manajemen laba. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1.
Tapi karena R2 mengandung kelemahan mendasar, yaitu adanya bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam
model, maka dalam penelitian ini menggunakan adjusted R2 berkisar
antara 0 dan 1. Jika nila adjusted R2 semakin mendekati 1 maka
semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel
dependen (Ghozali, 2013:97).
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan
model regresi berganda. Model regresi berganda umumnya
digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran
interval atau rasio dalam suatu persamaan linear. Adapun variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari, diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan. Sedangkan variabel
47
dependennya adalah manajemen laba. Untuk menguji hipotesis dari
variabel-variabel tersebut, maka rumus persamaan regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Keterangan :
Y
: Manajemen Laba (DACC)
a
: Konstanta
b1 b2 b3
: Koefisien regresi
X1
: Diversifikasi Operasi (DIVOP)
X2
: Diversifikasi Geografis (DIVGEO)
X3
: Ukuran Perusahaan (SIZE)
e
: Kesalahan Regresi (regretion error)
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variansi variabel dependen. Hipotesis nol (Ho)
yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan
nol, atau:
Ho : βi = 0
Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
48
alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau:
HA : βi ≠0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Cara pengambilan keputusan adalah sebagai berikut (Ghozali,
2013:99):
(1) Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau
lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lain hipotesis alternatif
diterima.
(2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut
tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2013:98).
Hipotesis nol yang hendak diuji adalah apakah semua
parameter dalam model sama dengan nol, atau :
H0 : β1 = β2 = … = βk = 0
49
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol, atau:
HA : b1 ≠ b2 ≠........≠ bk ≠ 0
Artinya,
semua
variabel
independen
secara
simultan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
(1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel
independen
secara
serentak
dan
signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
(2) Membandingkan nilai F perhitungan dengan nilai F menurut
tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel,
maka Ho ditolak dan menerima HA.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Terdapat empat variabel yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu
variabel diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, ukuran perusahaan
dan manajemen laba. Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masingmasing variabel yang digunakan disertai dengan operasional serta cara
50
pengukurannya. Adapun operasionalisasi variabel-variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Diversifikasi Operasi (X1)
Diversifikasi operasi dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
kondisi dimana suatu perusahaan memiliki satu atau lebih dari satu
segmen bisnis. Variabel diversifikasi operasi diproksikan dengan
menggunakan Herfindahl Index, yang dihitung dengan berdasarkan
distribusi
penjualan masing-masing segmen
bisnis
dari
suatu
perusahaan. Data diperoleh dari laporan segmen operasi yang terdapat
dalam laporan keuangan tiap-tiap perusahaan. Untuk memperoleh nilai
Herfindahl Index (HERF) dikalkulasi dengan menggunakan rumus
berikut:
HERFit = ∑ (SSale / Sales)2
Dimana :
HERFit
: Revenue based Herfindahl Index untuk perusahaan (i)
pada tahun (t)
Ssale
: Penjualan dari masing-masing segmen perusahaan
Sales
: Penjualan total dari semua segmen perusahaan (i) pada
tahun (t)
Hasil dari perhitungan rumus diatas akan menghasilkan nilai
indeks HERF sama dengan 1 untuk perusahaan bersegmen tunggal dan
51
kurang dari 1 untuk perusahaan dengan lebih dari satu segmen bisnis.
Sehingga semakin kecil nilai indeks tersebut, semakin tinggilah nilai
diversifikasinya (Aryanti dan Walansendouw, 2013:251).
2. Diversifikasi Geografis (X2)
Variabel diversifikasi geografis dalam penelitian ini merupakan
jumlah negara di mana perusahaan beroperasi dan dilaporkan dalam
laporan keuangan tahunannya (annual report). Diversifikasi geografis
dilambangkan dengan DIVGEO. Jika perusahaan hanya beroperasi
dalam satu negara, maka akan diberi nilai 1. Sedangkan, jika
beroperasi di beberapa negara, maka akan diberi nilai sesuai jumlah
negara tersebut (Fatmawati dan Sabeni, 2013:5).
3. Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan merupakan ukuran skala dari suatu perusahaan
yang terbagi menjadi perusahaan kecil, sedang, dan besar. Pengukuran
ukuran perusahaan dilakukan dengan menggunakan logaritma dari
total aset masing-masing perusahaan (Aryati dan Walansendouw,
2013:253). Data total aset dapat diperoleh dari laporan keuangan.
Berikut ini merupakan rumus ukuran perusahaan:
Size = Log(Total Aset)
Dimana:
Size
: Nilai logaritma total aset yang menggambarkan
ukuran perusahaan.
52
Log(Total Aset)
: Logaritma total aset suatu perusahaan
dalam tahun tertentu.
4. Manajemen Laba (Y)
Manajemen laba dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
intervensi yang disengaja oleh manajamen dalam proses pelaporan
keuangan perusahaan kepada pihak eksternal perusahaan yang
memanfaatkan penilaian (judgement) mereka untuk mempengaruhi
keputusan para penggunanya serta demi memperoleh keuntungan
pribadi (Anggraini, 2013:3).
Manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan diskresi akrual
untuk menilai manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan.
Pengukuran diskresi akrual ini menggunakan model modified Jones.
Penghitungan
ini
dilakukan
dengan
menghitung total
akrual,
menentukan koefisien dari regresi total akrual, menentukan akrual
nondiskresioner, dan menghitung akrual dikresioner. Total akrual
dihitung dengan menggunakan pendekatan aliran kas (cash flow
approach), yaitu:
TACCit = EBXit - OCFit
Dimana:
TACCit
: total akrual perusahaan pada akhir tahun t
53
EBXit
: laba perusahaan (i) sebelum item luar biasa pada akhir
tahun (t)
OCFit
: aliran kas dari operasi perusahaan (i) pada akhir tahun (t)
Lalu menentukan koefisien regresi total akrual yang diestimasi
dengan persamaan regresi:
TACCit/TAit-1 = a1 (1/TAit-1) + a2 (∆REVit/TAit-1) + a3 (PPEit/TAit-1) + eit
Dimana:
TACCit
: Total akrual perusahaan i pada akhir tahun t (yang
dihasilkan dari perhitungan rumus 1 di atas)
TAit-1
: Total aset perusahaan i pada akhir tahun t-1
∆REVit
: Perubahan pendapatan perusahaan i pada akhir tahun t
PPEit
: Property, plant and equipment perusahaan i pada akhir
tahun t
a1,a2,a3
: Koefisien regresi
eit
: error term perusahaan i pada tahun t
Setelah itu persamaan tersebut diestimasi dan digunakan untuk
menghitung akrual nondiskresioner sebagai berikut:
NDACCit = a1 (1/TAit-1) + a2 (∆REVit/TAit-1 - ∆RECit/TAit-1)
+ a3 (PPEit/TAit-1) + eit
Dimana:
TACCit
: Total akrual perusahaan i pada akhir tahun t (yang
54
dihasilkan dari perhitungan rumus 1 di atas)
TAit-1
: Total aset perusahaan i pada akhir tahun t-1
∆REVit
: Perubahan pendapatan perusahaan i pada akhir tahun t
∆RECit
: Perubahan piutang bersih (net receivable) perusahaan i
pada akhir tahun t
PPEit
: Property, plant and equipment perusahaan i pada akhir
tahun t
a1,a2,a3
: Koefisien regresi
eit
: error term perusahaan i pada tahun t
Apabila sudah didapat nilai akrual diskresioner, dapat dihitung
nilai akrual diskresionernya dengan rumus:
DACCit = TACCit/TAit-1 - NDACCit
Dimana:
DACCit
: akrual diskresioner perusahaan i pada tahun t
TACCit
: total akrual perusahaan i pada akhir tahun t (yang
dihasilkan dari perhitungan rumus 1 di atas)
TAit-1
: total aset perusahaan i pada akhir tahun t-1
NDACCit : akrual nondiskresioner perusahaan i pada akhir tahun t
55
Tabel di bawah ini menunjukkan operasionalisasi variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel
Diversifikasi Operasi
(X1)
(Sumber: Aryati dan
Walansendouw
(2013))
Diversifikasi
Geografis (X2)
(Sumber: Fatmawati
dan Sabeni (2013))
Ukuran Perusahaan
(X3)
(Sumber: Aryati dan
Walansendouw
(2013))
Manajemen laba (Y)
(Sumber: Anggraini,
(2013))
Indikator
Skala
Pengukuran
Skala Rasio
HERFit = ∑ (Ssale / Sales)2
Diversifikasi Geografis (GEODIV):
Jika perusahaan hanya beroperasi
dalam satu negara, maka akan diberi
nilai 1. Sedangkan, jika beroperasi di
beberapa negara, maka akan diberi
nilai sesuai jumlah negara tersebut.
Skala
Nominal
Skala Rasio
Size = Log(Total Aset)
Skala Rasio
TACCit = EBXit - OCFit
TACCit/TAit-1 = a1 (1/TAit-1) + a2
(∆REVit/TAit-1) + a3 (PPEit/TAit-1) + eit
NDACCit = a1 (1/TAit-1) + a2
(∆REVit/TAit-1 - ∆RECit/TAit-1) + a3
(PPEit/TAit-1) + eit
DACCit = TACCit/TAit-1 - NDACCit
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
56
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2010 sampai dengan 2013. Perusahaan
manufaktur adalah suatu perusahaan yang memproses barang mentah
menjadi barang jadi untuk dijual. Sektor consumer goods industry
merupakan salah satu dari tiga sektor yang termasuk dalam perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Consumer goods industry memiliki
lima sub sektor, adapun kelima sub sektor tersebut terdiri dari:
1. Farmasi
2. Kosmetik dan keperluan rumah tangga
3. Makanan dan minuman
4. Peralatan rumah tangga
5. Rokok
Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur sektor consumer goods
industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai
dengan 2013 tersebut, penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur sektor consumer goods industry yang ditentukan berdasarkan
metode purposive sampling. Adapun data yang digunakan adalah data
sekunder yang berasal dari annual report dan laporan keuangan tahun
57
2010, 2011, 2012, dan 2013 melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada
alamat website www.idx.co.id. Berikut ini adalah rincian perolehan sampel
perusahaan manufaktur dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan analisis.
Tabel 4.1
Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria
Jumlah
Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai
dengan 2013.
31
Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry
yang tidak konsisten menerbitkan laporan keuangan
dengan menggunakan mata uang rupiah secara berurutan
selama periode tahun 2010 sampai tahun 2013.
Perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry
yang tidak mengeluarkan annual report secara berurutan
selama periode tahun 2010 sampai tahun 2013.
(0)
Perusahaan manufaktur
yang tidak
memiliki
tahunan secara berurutan
tahun 2013.
Perusahaan manufaktur
yang menjadi sampel.
(10)
sektor consumer goods industry
laporan segmen dalam laporan
selama periode tahun 2010 sampai
(4)
sektor consumer goods industry
17
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 17 perusahaan, dengan tahun
pengamatan 4 tahun berturut-turut. Maka 4 tahun observasi x 17 sampel =
68 observasi.
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi semua kriteria yang
ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut adalah
58
58
tabel sampel perusahaan manufaktur sektor consumer goods industry yang
digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.2
Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry
No.
Kode
Emiten
1 ADES
Akasha Wira International Tbk.
2 CEKA
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
3 GGRM
Gudang Garam Tbk.
4 ICBP
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
5 INAF
Indofarma (Persero) Tbk.
6 KAEF
Kimia Farma Tbk.
7 KDSI
Kedaung Setia Industrial Tbk.
8 KICI
Kedaung Indah Can Tbk.
9 KLBF
Kalbe Farma Tbk.
10 LMPI
Langgeng Makmur Industri Tbk.
11 PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk.
12 PYFA
Pyridam Farma Tbk.
13 ROTI
Nippon Indosari Corpindo Tbk.
14 SKLT
Sekar Laut Tbk.
15 TCID
Mandom Indonesia Tbk.
16 ULTJ
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
17 UNVR
Unilever Indonesia Tbk.
Sumber: Data sekunder yang diolah.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dapat memberikan gambaran tentang suatu data
yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan
standar deviasi yang dihasilkan dari penelitian ini. Variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini meliputi diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan sebagai variabel
independen, serta manajemen laba sebagai variabel dependen.
59
59
Variabel-variabel tersebut akan diuji secara statistik deskriptif seperti
yang terlihat dalam tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah.
a. Variabel Independen
1) Diversifikasi Operasi
Hasil
statistik
deskriptif
pada
tabel
4.3
menunjukkan bahwa diversikasi operasi minimum
sebesar 0,27 dan diversifikasi operasi maksimum
sebesar 0,95 dengan diversifikasi operasi rata-rata
sebesar 0,5732, sedangkan standar deviasi diversifikasi
operasi sebesar 0,20446.
2) Diversifikasi Geografis
Hasil
statistik
deskriptif
pada
tabel
4.3
menunjukkan bahwa diversifikasi geografis minimum
sebesar 1,00 dan diversifikasi geografis maksimum
sebesar 4,00 dengan diversifikasi geografis rata-rata
sebesar 1,2353, sedangkan standar deviasi diversifikasi
geografis sebesar 0,73541.
60
60
3) Ukuran Perusahaan
Hasil
statistik
deskriptif
pada
tabel
4.3
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan minimum
sebesar 5,50 dan ukuran perusahaan maksimum sebesar
13,05 dengan ukuran perusahaan rata-rata sebesar
10,7028, sedangkan standar deviasi ukuran perusahaan
sebesar 2,22911.
b. Variabel Dependen
1) Manajemen Laba
Hasil
statistik
deskriptif
pada
tabel
4.3
menunjukkan bahwa manajemen laba yang memiliki
nilai minimum sebesar -7,60 dan manajemen laba
maksimum sebesar 7,53 dengan manajemen laba ratarata
sebesar
-0,0897,
sedangkan
standar
deviasi
manajemen laba sebesar 2,42357.
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan analisis regresi
terhadap variabel independen dan variabel dependen. Uji asumsi klasik
bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi
dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik pada penelitian ini terdiri atas
uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji
normalitas data.
61
61
Adapun dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan
adalah diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran
perusahaan sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah
manajemen laba dengan proksi discretionary accruals. Agar model
regresi yang dipakai menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu
data harus memenuhi empat uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji
multikolinieritas
menunjukkan
hasil
yang
dapat
mendeteksi problem multiko yang terjadi dalam analisis regresi.
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Regresi
yang bebas dari problem multiko memiliki VIF < 10 dan
mempunyai angka Tolerance > 0,10. Berikut ini adalah tabel yang
menunjukkan hasil uji multikolinieritas.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah.
62
62
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji
multikolinieritas menunjukkan nilai tolerance mendekati angka 1
dan nilai VIF disekitar angka 1 untuk setiap variabel. Nilai
tolerance yang dihasilkan untuk diversifikasi operasi, diversifikasi
geografis dan ukuran perusahaan adalah 0,824; 0,849; 0,955,
sedangkan nilai VIF yang dihasilkan untuk variabel diversifikasi
operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan adalah
1,214; 1,177; 1,048. Berdasarkan hasil uji multikolinieritas
tersebut,
maka dapat
disimpulkan
bahwa semua variabel
independen dalam model persamaan regresi tidak terdapat problem
multiko dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukan hasil yang dapat mendeteksi ada
atau
tidaknya
autokorelasi
dalam
analisis
regresi.
Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Durbin-Watson. Keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi menurut Ghozali (2013: 111) adalah:
1. 0 < d < dl
: tidak ada autokorelasi positif
2. dl< d < du
: tidak dapat disimpulkan
3. 4 - dl < d < 4
: tidak ada autokorelasi negatif
4. 4 - du < d < 4 - dl
: tidak dapat disimpulkan
5. du < d < 4 - du
: tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif
63
63
Keterangan:
d
: Nilai Durbin-Watson
du
: Nilai batas atas
dl
: Nilai batas bawah
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hasil uji
autokorelasi.
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dengan n= 68 dan k= 3, dapat
diketahui nilai batas atas dan batas bawah dari nilai durbin-watson
dengan nilai du adalah 1,7001 dan nilai dl adalah 1,5164. Dikarenakan
nilai D-W (1,822) berada diantara du (1,7001) dan 4-du (2,2999) atau
1,754 < 1,825 < 2,2999, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak
memiliki masalah autokorelasi.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada atau
64
64
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan
ZPRED. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya,
jika tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dengan grafik
scatterplot dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 4.1 di atas
dapat dilihat bahwa grafik scatterplot menunjukkan data tersebar di
atas dan di bawah angka (0) pada sumbu Y dan tidak terdapat pola
65
65
yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi. Untuk lebih
meyakinkan pengujian, maka dilakukan pengujian heteroskedastisitas
dengan menggunakan uji glejser. Adapun hasil uji heteroskedastisitas
dengan uji glejser dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menggunakan Uji Glejser
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat
satupun
variabel
independen
yang
signifikan
secara
statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai Absolut Ut (Absut). Ini terlihat
dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi discretionary accruals
yang memicu manajemen laba berdasarkan variabel-variabel yang
mempengaruhinya, yaitu diversifikasi operasi, diversifikasi geografis,
dan ukuran perusahaan.
66
66
d. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau
keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Untuk mendeteksi normalitas data adalah dengan melihat
penyebaran data atau (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar
jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah diagonal, maka
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Adapun hasil uji
normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Menggunakan Grafik P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah.
67
67
Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 4.2 di atas dapat
dilihat bahwa grafik probability plot (P-Plot) menunjukkan titik-titik
data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa data
dalam penelitian ini telah terdistribusi normal atau telah memenuhi
asumsi normalitas.
Selain dengan grafik, uji normalitas juga dilakukan dengan
menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov, berikut hasil uji
normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Berdasarkan tabel 4.7 di atas diketahui nilai signifikansi variabel
dependen yaitu manajemen laba sebesar 0,127 > 0,05. Dengan
demikian maka dapat disimpulkan bahwa data manajemen laba
berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi. Hasil uji
68
68
Kolmogorov-Smirnov ini konsisten dengan hasil uji grafik probability
plot, yang menandakan bahwa data terdistribusi secara normal.
3. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur kemampuan
variabel
independen,
yaitu
diversifikasi
operasi,
diversifikasi
geografis, dan ukuran perusahaan menjelaskan variabel dependen,
yaitu manajemen laba yang menggunakan proksi discretionary
accruals. Adapun hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat dalam
tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Hasil uji koefisien determinasi pada Tabel 4.8 menunjukkan nilai
Adjusted R Square sebesar 0,139. Nilai ini menunjukkan bahwa
variabel manajemen laba dapat dijelaskan sebesar 0,139 atau 13,9%
oleh variabel diversifikasi operasi, diversifikasi geografis, dan ukuran
perusahaan, sedangkan sisanya 86,1% (100%-13,9%) dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam model penelitian ini.
Variabel tersebut yaitu status internasional, legal origin, konsentrasi
kepemilikan perusahaan, masa perikatan audit, audit tenure, ukuran
69
69
KAP, siklus hidup perusahaan, dan corporate governance (Aryati dan
Walansendouw (2013), Indraswari (2010), Fatmawati dan Sabeni
(2013), Dinuka dan Zulaikha (2014), Mehdi dan Seboui (2011), Shen
dan Chih (2007), Anggit dan Shodiq (2014) dan Anggraini (2013)).
4. Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan model analisis regresi berganda (multiple regression
analysis), yaitu dilakukan melalui uji statistik t, dan uji statistik F.
a. Hasil Uji Statistik t
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi
0,05. Jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima
dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari
0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha. Berikut ini adalah tabel
4.9 yang menunjukkan hasil uji statistik t.
Tabel 4.9
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data Sekunder yang diolah
70
70
Tabel 4.9 diatas menunjukkan hasil uji statistik t antara
variabel independen dengan variabel dependen sebagai berikut:
Hasil uji hipotesis 1: Pengaruh diversifikasi operasi terhadap
manajemen laba.
Tabel 4.7 menunjukkan hasil bahwa variabel diversifikasi
operasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,046. Tingkat
signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang berarti Ha1 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa diversifikasi operasi berpengaruh
secara signifikan terhadap manajemen laba. Adapun nilai beta yang
dihasilkan adalah negatif sebesar -2,701.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki
segmen operasi yang lebih banyak maka akan semakin kecil nilai
akrual diskresionernya. Perusahaan yang terdiversifikasi secara
operasi biasanya memiliki segmen bisnis yang berbeda. Hal
tersebut menyebabkan para manajer di anak-anak perusahaan
kesulitan untuk memanipulasi nilai akrual karena nilai akrual yang
dihasilkan dari unit-unit usaha cenderung dihapuskan. Ini
menyebabkan manajemen laba semakin rendah dilakukan oleh
perusahaan yang terdiversifikasi secara operasi (Mehdi dan Seboui,
2011).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan earnings volatility
hypothesis yang menyatakan bahwa diversifikasi perusahaan dapat
menghasilkan variabilitas laba yang lebih rendah, karena laba yang
71
71
dihasilkan dari berbagai unit perusahaan ini kurang berkorelasi
sempurna. Hal ini disebabkan akrual pada perusahaan yang
terdiversifikasi cenderung dihapuskan. Sehingga dapat disimpulkan
manajemen
laba
cenderung
lebih
sedikit
dilakukan
pada
perusahaan yang melakukan diversifikasi operasi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian El Mehdi dan
Seboui (2011) serta Indraswari (2010) yang menunjukkan hasil
bahwa diversifikasi operasi berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Hasil uji hipotesis 2: pengaruh diversifikasi geografis terhadap
manajemen laba.
Tabel 4.9 menunjukkan hasil bahwa variabel diversifikasi
geografis memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,101. Tingkat
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha2 ditolak
sehingga dapat dikatakan bahwa diversifikasi geografis tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba.
Tidak
berpengaruhnya
diversifikasi
geografis
terhadap
manajemen laba mungkin disebabkan oleh perusahaan yang
beroperasi di satu negara justru melakukan praktik manajemen laba
yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang beroperasi
di dua negara. Ini berarti bahwa tingkat kompleksitas organisasi
perusahaan yang disebabkan adanya diversifikasi geografis tidak
72
72
mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan praktik
manajemen laba yang lebih agresif (Dinuka dan Zulaikha, 2014).
Kemungkinan tidak berpengaruhnya diversifikasi geografis
terhadap manajemen laba dalam penelitian ini juga disebabkan
oleh sedikitnya jumlah perusahaan manufaktur sektor consumer
goods industry yang melakukan diversifikasi geografis. Hal
tersebut menyebabkan hasil perhitungan diversifikasi geografis
menjadi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Dinuka dan
Zulaikha (2014), yang menyatakan bahwa diversifikasi geografis
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Mehdi dan Seboui (2011) serta Fatmawati dan
Sabeni (2013) yang menyatakan bahwa diversifikasi geografis
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil uji hipotesis 3: Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba.
Tabel
4.9
menunjukkan
hasil
bahwa
variabel
ukuran
perusahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,011. Tingkat
signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha3 diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
secara signifikan terhadap manajemen laba. Adapun nilai beta yang
dihasilkan adalah positif sebesar 0,149.
73
73
Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin besar ukuran
perusahaan maka tingkat praktik manajemen laba di suatu
perusahaan juga semakin tinggi. Ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap manajemen laba dikarenakan aktivitas operasional yang
dimiliki oleh perusahaan besar lebih banyak dibanding yang
berukuran kecil. Sehingga hal ini memungkinkan terjadinya
manajemen
kemungkinan
laba (Anggit
dan
berpengaruhnya
Shodiq,
ukuran
2014).
Selain
perusahaan
itu
terhadap
manajemen laba dikarenakan perusahaan yang berukuran besar
memiliki kekuatan manajemen yang sangat kuat, meskipun telah
memiliki sistem pengendalian internal yang baik, tapi kekuatan
manajemen dapat mengatur sistem pengendalian internal untuk
melakukan manajemen laba.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Aryati dan Walansendouw (2013), Anggit dan Shodiq (2014),
Anggraini (2013) serta Shen dan Chih (2007) yang menyatakan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba.
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, maka diperoleh model persamaan
regresi sebagai berikut:
DACC = -1,086 – 0,254DIVOP – 0,205DIVGEO + 0,305SIZE + e
74
74
Keterangan:
DACC
: Nilai discretionary accruals
DIVOP
: Diversifikasi Operasi
DIVGEO
: Diversifikasi Geografis
SIZE
: Ukuran Perusahaan
e
: Kesalahan Regresi (regretion error)
b. Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua
variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara
bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikan 0,05. Jika nilai probability F lebih kecil dari 0,05 maka
Ha4 diterima dan menolak H0, sedangkan jika nilai probability F
lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak Ha4. Berikut
ini adalah tabel 4.10 yang menunjukkan hasil uji statistik F.
Tabel 4.10
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data Sekunder yang diolah
75
75
Tabel 4.10 diatas menjelaskan hasil uji statistik F antara
seluruh variabel independen dengan variabel dependen sebagai
berikut:
Hasil
uji
hipotesis
4:
Pengaruh
diversifikasi
operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan terhadap
manajemen laba.
Hasil uji hipotesis 4 dapat dilihat pada tabel 4.10 yang
menunjukkan hasil uji statistik F dengan tingkat signifikansi 0,006.
Tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha
diterima dan menolak H0, sehingga dapat dikatakan bahwa
diversifikasi
operasi,
diversifikasi
geografis,
dan
ukuran
perusahaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
manajemen laba.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa diversifikasi operasi,
diversifikasi geografis, dan ukuran perusahaan berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap manajemen laba. Dengan
demikian, perusahaaan yang melakukan diversifikasi operasi yang
beragam akan cenderung menurunkan praktik manajemen laba.
Begitu pula pada perusahaan yang melakukan diversifikasi
geografis, perusahaan akan cenderung
menurunkan nilai
discretionary accruals dalam melakukan praktik manajemen laba.
Selain itu, semakin besarnya ukuran suatu perusahaan akan
76
76
cenderung meningkatkan praktik manajemen laba yang dilakukan
manajer perusahaan.
77
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh diversifikasi
operasi,
diversifikasi
geografis,
dan
ukuran
perusahaan
terhadap
manajemen laba pada perusahaan manufaktur sektor consumer goods
industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 20102013. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang
telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Diversifikasi operasi berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Indraswari (2010) serta Mehdi dan Seboui (2011).
2. Diversifikasi
geografis
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dinuka dan Zulaikha (2014), namun tidak mendukung
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mehdi dan Seboui (2011) serta
Fatmawati dan Sabeni (2013).
3. Ukuran
perusahaan
berpengaruh
positif
signifikan
terhadap
manajemen laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang
dilakukan oleh Aryati dan Walansendouw (2013), Anggraini (2013),
Anggit dan Shodiq (2014) serta Shen dan Chih (2007).
78
4. Diversifikasi operasi, diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan
berpengaruh signifikan secara simultan terhadap manajemen laba.
B. Saran
Berikut adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti yang
akan datang. Saran ini diharapkan dapat memberi gambaran dan peluang
bagi peneliti yang akan datang untuk melakukan penelitian yang lebih baik
lagi.
1. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sektor consumer
goods industry
sebagai
sampel.
Diharapkan
untuk
penelitian
selanjutnya dapat menggunakan sampel jenis perusahaan lain,
sehingga
dapat
mengetahui
pengaruh
diversifikasi
operasi,
diversifikasi geografis dan ukuran perusahaan terhadap manajemen
laba pada perusahaan jenis lain.
2. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap manajemen laba. Untuk penelitian
selanjutnya diharapkan, peneliti dapat menambahkan variabel-variabel
independen baru yang dapat menyempurnakan penelitian selanjutnya.
3. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian hanya empat tahun,
yaitu 2010 sampai dengan 2013. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya
agar menambah jangka waktu penelitian, agar dapat terlihat
konsistensi variabel penelitian dari sampel yang digunakan.
79
Daftar Pustaka
Anggit, Domas Titis dan Muhammad Ja’far Shodiq, “Hubungan Antara
Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun
2008-2010)”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XVII, Mataram, 2427 September 2014.
Anggraini, Anggi Ratna, “Pengaruh Siklus Hidup dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Universitas Brawijaya,
2013.
Anonim, “Bakrie Harus Bayar Lima Kali”, issuu.com/koran _ jakarta/docs/edisi _
560 _ - 05 _ januari_2010, diakses pada tanggal 28 Mei 2015
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, Management Control System, Edisi
11, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2008.
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan, Management Control System, Edisi
11, Buku 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2012.
Aryati, T. dan Y. C. Walansendouw, “Analisis Pengaruh Diversifikasi
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Akuntansi dan Auditing,
Vol. 9, No. 2, Mei 2013, h. 244-260.
Dinuka, Vina Kholisa dan Zulaikha, “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran
KAP dan Diversifikasi Geografis Terhadap Manajemen Laba”.
Diponegoro Journal of Accounting, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014,
Halaman 1.
Fatmawati, Dewi dan Arifin Sabeni, “Pengaruh Diversifikasi Geografis,
Diversifikasi Industri, Konsentrasi Kepemilikan Perusahaan, dan Masa
Perikatan Audit Terhadap Manajemen Laba”, Diponegoro Journal Of
Accounting, Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1.
Fransiska, Monita & Ancella Anitawati Hermawan, “Pengaruh Efektivitas Dewan
Komisaris dan Komite Audit, Arus Kas dari Aktivitas Operasional, dan
Peluang Pertumbuhan Terhadap Probabilita Kelayakan Kredit”, Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi XVI, Manado, 2013. Hal: 4138-4186.
Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi
Ketujuh, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
80
Gustia, Irna, “Manajemen Baru ADES Berikan Informasi Salah”, diakses melalui
http://finance.detik.com/read/2004/10/25/124906/229893/6/manajemenbaru-ades-berikan-informasi-salah, pada tanggal 6 Mei 2015 pukul 08.30
WIB.
Hamid, Abdul, “Pedoman Penulisan Skripsi”, FEB UIN Press, Jakarta, 2012.
Harto, Puji, “Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap
Kinerja (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Di Indonesia)”, Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 April 2002, Buku
Satu, Salemba Empat, Jakarta, 2002.
Indraswari, Ratih, “Pengaruh Status Internasional, Diversifikasi Operasi, dan
Legal Origin terhadap Manajemen Laba (Studi Perusahaan Asia yang
Terdaftar di NYSE)”, Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII,
Purwokerto, 2010.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi Dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta, 2011.
Kim, Yangseon, Caixing Liu, dan S. Ghon Rhee, “The Relation of Earnings
Management to Firm Size”, College of Business Administration
University of Hawai, 2003.
Kurniasari, Anis dan Agus Purwanto, “Pengaruh Diversifikasi Korporat
Terhadap Kinerja Perusahaan dan Risiko dengan Moderasi Kepemilikan
Manajerial”, Jurnal Universitas Diponegoro Semarang, 2011.
Kurniasari, Sulistyo Esti, “Pengaruh Diversifikasi Usaha Terhadap Kinerja
Perusahaan yang dimoderasi oleh Kepemilikan Manajerial”, Jurnal
Universitas Dian Nuswantoro, 2014.
Liu, Xiaoyan dan Yanqing Yu, “Impact in Earnings Management of Fair Value
Measurement Based on Electric Power Industry”, International Business
Research; Vol. 6, No. 8, 2013.
Llukani, Teuta, “Earnings Management And Firm Size: An Empirical Analyze In
Albanian Market”, European Scientific Journal; Vol.9, No.16; June, 2013.
Mariana, Lia, “Analisis kecurangan laporan keuangan (Studi kasus pada PT.
Bumi Resources,Tbk dan PT. Berau Coal Energy, Tbk)”, Jurnal Bina
Nusantara, 2012.
Mehdi, Imen Khanchel El & Souad Seboui, “Coporate Diversification And
Earnings Management”, Journal Review of Accounting and Finance, Vol.
10, No 2, 2011, pp 176-196.
81
Niresh, J. Aloy & T. Velnampy, “Firm Size and Profitability: A Study of Listed
Manufacturing Firms in Sri Lanka”, International Journal of Business and
Management; Vol. 9, No. 4; 2014.
Omid, Akhgar M., “Qualified Audit Opinion, Accounting Earnings Management
And Real Earnings Management: Evidence From Iran”, Asian Economic
and Financial Review, 5(1):46-57, 2015.
Permatasari, Xaveria Natalia dan Carmel Meiden, “Pengaruh Diversifikasi
Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Manajemen Laba Sebagai
Variabel Moderasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2008-2010”, Jurnal Akuntansi Manajemen Institut
Bisnis dan Informatika Indonesia, Vol 1, No. 2, Agustus 2012.
Prayudi, Dimas dan Daud, Prayudi, “Pengaruh Profitabilitas, Resiko Keuangan,
Nilai Perusahaan dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan
Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia 2008-2011”, JEMASI, Vol. 9, No.2, Juli 2013.
Said, Sudirman. 2002. Belajar dari Skandal Enron. Koran Tempo 5 Februari
2002,http://learning.fe.umy.ac.id/pluginfile.php?file=%2F285%2Fmod_forum%
2Fattachment %2F5012%2Fartikel_ss_2002_2.pdf diakses tanggal 13
November 2014 pukul 06.05.
Shen, C.H. & H.L. Chih, “Earnings Management and Corporate Governance in
Asia’s Emerging Markets”. Academia Economic Papers, Vol. 15, No. 5,
September 2007.
Sulistyanto, Sri, Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris, PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
www.idx.com
82
DAFTAR LAMPIRAN
83
Lampiran 1 Sampel Perusahaan Manufaktur Sektor Consumer Goods Industry
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kode
ADES
CEKA
GGRM
ICBP
INAF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
LMPI
PSDN
PYFA
ROTI
SKLT
TCID
ULTJ
UNVR
Emiten
Akasha Wira International Tbk.
Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
Gudang Garam Tbk.
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
Indofarma (Persero) Tbk.
Kimia Farma Tbk.
Kedaung Setia Industrial Tbk.
Kedaung Indah Can Tbk.
Kalbe Farma Tbk.
Langgeng Makmur Industri Tbk.
Prasidha Aneka Niaga Tbk.
Pyridam Farma Tbk.
Nippon Indosari Corpindo Tbk.
Sekar Laut Tbk.
Mandom Indonesia Tbk.
Ultrajaya Milk Industry & Trading Co. Tbk.
Unilever Indonesia Tbk.
84
Lampiran 2
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Hasil Perhitungan Variabel Diversifikasi Operasi
Kode
ADES
CEKA
GGRM
ICBP
INAF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
LMPI
PSDN
PYFA
ROTI
SKLT
TCID
ULTJ
UNVR
DIVOP
2010
0,56
0,36
0,93
0,51
0,62
0,82
0,79
0,51
0,27
0,38
0,63
0,94
0,49
0,42
0,33
0,86
0,62
2011
0,52
0,41
0,93
0,51
0,59
0,33
0,78
0,51
0,27
0,37
0,66
0,94
0,51
0,43
0,34
0,86
0,61
85
2012
0,52
0,36
0,95
0,50
0,65
0,39
0,76
0,52
0,28
0,38
0,63
0,93
0,54
0,42
0,33
0,87
0,61
2013
0,51
0,48
0,95
0,49
0,58
0,35
0,77
0,52
0,27
0,39
0,63
0,92
0,55
0,52
0,32
0,88
0,60
Lampiran 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Hasil Perhitungan Variabel Diversifikasi Geografis
Kode
ADES
CEKA
GGRM
ICBP
INAF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
LMPI
PSDN
PYFA
ROTI
SKLT
TCID
ULTJ
UNVR
DIVGEO
2011
2012
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2010
1
1
1
2
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
86
2013
1
1
1
2
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
Lampiran 4
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Hasil Perhitungan Variabel Ukuran Perusahaan
Kode
ADES
CEKA
GGRM
ICBP
INAF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
LMPI
PSDN
PYFA
ROTI
SKLT
TCID
ULTJ
UNVR
Size
2010
5,51
11,93
7,49
7,13
11,87
12,22
11,75
10,93
12,85
11,78
11,62
11,00
11,75
11,30
12,05
12,30
6,94
2011
5,50
11,92
7,59
7,18
12,05
12,25
11,77
10,94
12,92
11,84
11,62
11,07
11,88
11,33
12,05
12,34
7,02
87
2012
5,59
12,01
7,62
7,25
12,08
12,32
11,76
10,98
12,93
11,91
11,83
11,13
12,08
11,40
12,10
12,38
7,08
2013
5,64
12,03
7,71
7,33
12,11
12,39
11,93
10,99
13,05
11,91
11,83
11,24
12,26
11,48
12,17
12,45
7,13
Lampiran 5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Hasil Perhitungan Variabel Manajemen Laba
Kode
ADES
CEKA
GGRM
ICBP
INAF
KAEF
KDSI
KICI
KLBF
LMPI
PSDN
PYFA
ROTI
SKLT
TCID
ULTJ
UNVR
DACC
2010
-0,50
-0,68
0,40
-6,27
1,22
-7,60
-0,03
-0,0013
-0,52
-0,10
0,66
-3,45
0,33
-0,19
-0,68
1,35
-4,57
88
2011
-0,59
-1,84
0,47
0,19
0,21
7,53
0,05
0,06
-0,49
-0,12
0,58
-3,50
0,28
-0,05
-0,69
1,25
-2,42
2012
-0,57
1,35
0,36
-0,0013
0,07
7,37
-0,02
0,05
-0,60
-0,11
0,27
-3,94
0,26
-0,53
-0,84
1,27
-2,93
2013
-0,50
-2,22
0,40
-0,05
0,21
6,75
0,08
0,10
-0,56
-0,09
-0,03
-4,67
0,32
-1,71
-1,04
1,21
-3,83
Lampiran 6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 7
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 8
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Data sekunder yang diolah.
89
Lampiran 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 10
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser
Sumber: Data sekunder yang diolah.
90
Lampiran 11
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 12
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov
Sumber: Data sekunder yang diolah.
91
Lampiran 13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 14
Hasil Uji Statistik t
Sumber: Data sekunder yang diolah.
Lampiran 15
Hasil Uji Statistik F
Sumber: Data sekunder yang diolah.
92
Download