BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam situasi yang selalu

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam situasi yang selalu berubah pendidikan tidak hanya berorentasi masa lalu dan
masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses mengantisipasi dan membicarakan masa
depan.Pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi
dimasa yang akan datang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Apabila dikaji secara cermat, menurut Sanjaya dalam Soemantrie (2010: 42), konsep
pendidikan mengandung beberapa hal yang sangat penting untuk dikritisi. Hal-hal tersebut antara
lain: Pertama; usaha sadar berarti bahwa segala upaya yang dilakukan dalam pendidikan
diarahkan pada pembentukan sumber daya manusia (peserta didik) yang dapat berkembang
secara utuh;kedua, usaha terencana berarti proses pendidikan adalah proses yang bertujuan
sehingga segala sesuatu yang dilakukan pendidik dan peserta didik diarahkan pada pencapaian
tujuan;ketiga, wujud dari usaha sadar dan terencana adalah suasana dan proses pembelajaran
yang berorientasi pada keaktifan peserta didik dalam rangka pengembangan potensi dirinya;dan
keempat, akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan peserta didik yang memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam kaitannya dengan masalah pendidikan, telah diketahui bahwa pendidikan nasional
dewasa ini sedang dihadapkan pada empat krisis pokok, yang berkaitan dengan kuantitas,
relevansi, elitisme dan manajemen. Menghadapi hal tersebut, perlu dilakukan penataan terhadap
sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan. (Mulyasa,
2002 ).
Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan perbaikan
proses belajar mengajar atau pembelajaran. Jika ditinjau dari sisi kurikulum, dimana kurikulum
yang berlaku saat ini adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), KTSP menuntut
perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang
pendidikan formal. Perubahan tersebut tentunya diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pembelajaran di kelas.
Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran
yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student
centered); metodologi yang semula lebih didominasi oleh metode ekspositori berganti ke
partisipatori; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi
kontekstual. Semua perubahan tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik
dari segi proses maupun hasil pendidikan (Komarudin, tth:2 dalam Trianto, 2007: 5).
Lebihjelasnya lagi bahwa penggunaan metode dalam pembelajaran merupakan suatu hal
yang mutlak untuk dilakukan agar pembelajaran dapat diselenggarakan secara optimal sebagai
usaha sadar, usahaterencana, usaha untuk menciptakan suasana dan proses keaktifan, dan usaha
untuk menghasilkan kemampuan peserta didik yang holistik.
Persoalan
sekarang adalah
bagaimana
menemukan
cara
yang
terbaik
untuk
menyampaikan berbagai konsep yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan
mengingat lebih lama konsep tersebut; bagaimana guru dapat berkomunikasi baik dengan
siswanya; bagaimana guru dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh siswa,
sehingga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkanya dalam kehidupan nyata;
bagaimana sebagai guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran
yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (Trianto, 2009: 90). Untuk menciptakan suasana
ini salah satunya adalah melalui pelaksanaan pembelajarn yang dapat mengaktifkan siswa dan
salah satu pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Salah
satu pendekatan dalam pembelajaran kooperatif adalah pendekatan STAD. Pendekatan STAD
merupakanalternatif model pembelajaran inovatif yang dikembangkan berlandaskan pada
paradigma
konstruktivistik.
Model
Kooperatif
pendekatanSTADmemberikan
peluang
pemberdayaan potensi berpikir siswa dalam aktivitas-aktivitas pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan dalam konteks kehidupan dunia nyata yang kompleks.
Dengan ini maka penelitian model pembelajaran kooperatif pendekatan STADsangatlah
perlu dilakukan pada jenjang pendidikan formal agar pembelajaran lebih bersifat kontekstual.
Penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan STADpada tingkat SMP juga diharapkan
agar siswa secara dini dilatih untuk mengembangkan kemampuan berpikir serta dibiasakan untuk
mampu menerapkan ilmu yang didapat pada situasi kongkret sehari-hari khususnya dalam
menghadapi tantangan global saat ini. Lebih jauh siswa yang telah dilatih berpikir kritis sehingga
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi siswa mampu memiliki sejumlah keterampilan yang
lebih dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.Mengutip pendapat Buchori(2001) dalam
Trianto, (2007:1) yang menyatakan bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak
hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.Namun apabila
dilihat dari perubahan peradaban, dimana saat ini kemajuan teknologi dan komunikasi
berkembang pesat dan sangat mendominasi kehidupan manusia. Dampak dari Perkembangan
IPTEK itu sendiri berpengaruh pada berbagai bidang, tidak terkecuali pada bidang pendidikan.
Salah satu dampak nyata bagi siswa yaitu adanya pergeseran pemahaman dan motivasi siswa
terhadap kegiatan pembelajaran. Dengan adanya kemudahan dalam mengakses informasi yang
dibutuhkan, siswa jadinya jenuh jika diperhadapkan dengan situasi kelas yang menyuguhkan
model pembelajaran yang tidak mendorong mereka bereksplorasi terhadap informasi atau
permasalahan nyata yang dialaminya sehari-hari.
Materi pokok yang diambil peneliti dalam penelitian ini adalahpencemaran dan
kerusakan lingkungan
serta hubungannyadengan
aktivitas
manusia.Materi ini
adalah
pengetahuan yang sangat menarik karena isi materinya tidak terlepas dari fenomena nyata yang
sering dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari . Isi materi ini jika dipelajari dengan metode
menghafal atau pembelajaran ceramah dapat menyebabkan siswa tidak mampu memperdalam
materi dan membangun konsep sendiri untuk diaplikasikan dalam menyelesaikan permasalahan
nyata dalam kesehariannya. Secara kontekstual, permasalahan pembelajaran biologi sangatlah
dekat dengan realitas persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat pada umumnya dan situasi
kehidupan sehari-hari siswa pada khususnya.
SMP Ki Hajar Dewantoro adalah merupakan suatu sekolah yang terdapat diKota Kupang,
dimana siswanya berasal dari berbagai tempat yang memiliki latar belakang
budaya yang
berbeda, kemampuan akademiknya juga berbeda, dan agama yang heterogen pula. Kebanyakan
siswanya adalah pindahan dari sekolah-sekolah yang sudah tidak diterima di tempat lain akan
masuk ke sekolah ini.Motivasi siswa kadang-kadang rendah yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar siswa. Kadang-kadang siswanya masuk sekolah terlambat.
Berdasarkan kondisi ini maka guru harus mampu mencari alternatif pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa sehingga siswanya tetap termotivasi untuk belajar.
Berdasarkan beberapa dasar pemikiran dan pertimbangan seperti yang telah diuraikan,
maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: “Uji EfektivitasPenerapan
Model
Pembelajaran
Kooperatif
PendekatanStudent
TeamsAchievement
Divison
(STAD)TerhadapHasil Belajar Siswa Kelas VII Materi Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan
Serta HubungannyaDengan Aktivitas ManusiaDi SMP Ki Hajar Dewantoro KupangTahun Ajaran
2014/2015.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatanSTAD efektifterhadap
hasil belajar siswa kelas VII materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan serta
hubungannyadengan aktivitas manusiadi SMPKi Hajar Dewantoro KupangTahun Pelajaran
2014/2015”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektivitas penerapan model
pembelajaran Kooperatif pendekatan Student Teams Achievement Division(STAD) terhadap hasil
belajar siswa kelas VII materi pokok pencemaran dan kerusakan lingkungan serta hubungannya
dengan aktivitas manusiadi SMPKi Hajar Dewantoro Kupang tahun pelajaran 2014/2015
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah :
1. Bagi guru
Penelitihan ini diharapkan dapat sebagai acuan bahan pertimbangan dalam
menentukan strategi belajar mengajar
2. Calon guru
Hasil penelitian ini bermanfat dalam mempersiapakan diri untuk memili metode yang
tepat
3. Bagi siswa
Untuk memotivasi belajar memecahkan permasalahan secara kooperatif dan sikap
menghargai sesama.
4. Dinas terkait
Sebagai pertimbangan dalam perbaikan KBM demi tercapainya pendidikan yang
berkualitas.
Download