menjaga apbn sebagai instrumen kebijakan yang kredibel

advertisement
MENJAGA APBN SEBAGAI INSTRUMEN
KEBIJAKAN YANG KREDIBEL, EFEKTIF,
EFISIEN DAN BERKELANJUTAN
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Analyst and Economic Update Meeting
Jakarta, 12 Januari 2017
1
EKONOMI INDONESIA 2016
SEHAT, PROSPEKTIF, dan BER-PROGRESS
Pertumbuhan ekonomi tetap stabil
Growth Q3 16 5,02%, YTD s.d. Q3 16 5,04%
Kons. RT Stabil, Investasi tumbuh positif, Export Import masih lemah,
belanja pemerintah terkoreksi. Proyeksi FY 2016: 5,0%
KONDISI GLOBAL:
• Re-balancing
Tiongkok
• The Fed Fund Rate
• Capital Reversal
• Permintaan global
masih lemah
• Harga Komoditas
• Trump-Risk
• Geopolitical Risk
Inflasi terkendali & pasar keuangan stabil
•
•
Inflasi di 2016 3,02%
Apresiasi Rupiah di 2016 2,6%, Pertumbuhan IHSG di 2016 15,3%
Surplus neraca pembayaran dan perdagangan
•
•
Surplus BoP TW III-16 USD5,7 milyar
Surplus Neraca Perdagangan s.d. Nov 2016 USD7,8 milyar
Investasi langsung terus meningkat
•
•
•
PMA YTD TW III – 16: Rp. 295 T, tumbuh 10,6%
PMDN YTD TW III – 16: Rp. 158 T, tumbuh 18,8%
Total YTD TW III – 16: Rp. 453 T, tumbuh 13,4%
Cadangan devisa memadai
Posisi cadangan devisa Desember 2016 USD116,4 milyar
~ 8,4 bulan impor dan pembayaran ULN
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2
PENGAKUAN DUNIA INTERNASIONAL ATAS PERBAIKAN YANG
SUDAH DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH
The authorities have skillfully navigated through the
changing currents in the international economy.
- IMF Article IV, November 2016
Indonesia is amongst the top 10 improvers in Doing Business
2017: Equal Opportunity for All
(2015: #120, 2016: #106, 2017: #91 – Progressive)
- World Bank Group, Press Release EODB 2017
A strong structural reform drive since September 2015 is likely
to support the growth outlook in the medium term
- Fitch Rating, Rating Assesment Press Release January 2017
&
Improvement realised and more to come. The success of the
Tax Amnesty Program reflects the growing trust of taxpayers
in the current Indonesian government. Indonesia’s rank
jumped 40 places in 2017.
- PWC and World Bank Group, Paying Taxes 2017
3
TANTANGAN
PEREKONOMIAN
DALAM NEGERI
Tingkat Inovasi yang rendah
Pasar keuangan dangkal
Kapasitas produksi yang terbatas
Infrastructure, Technology, and Skill Gap
Produktivitas
Rendah
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Daya Saing
Rendah
Kemiskinan &
Ketimpangan
4
4
KEBIJAKAN FISKAL DAN APBN ADALAH TULANG PUNGGUNG
REFORMASI EKONOMI
Optimalisasi
Penerimaan
Negara
Belanja Negara
yang Produktif dan
Berkualitas
Pengelolaan
Pembiayaan
yang Pruden
APBN yang kredibel, efisien dan
efektif, serta berkesinambungan
Stimulus yang optimal bagi
pertumbuhan ekonomi
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
5
REALISASI APBN-P 2016
2016
Deksripsi
(dalam Triliun Rupiah)
A. Pendapatan Negara
APBN-P
Realisasi
Sementara
Outlook
% thd
APBN-P
% thd
Outlook
1.786,2
1.582,9
1.551,8
86,9%
98,0%
1.784,2
1.580,9
1.546,0
86,6%
97,8%
1.539,2
1.320,2
1.283,6
83,4%
97,2%
245,1
260,7
262,4
107,1%
100,7%
2,0
2,0
5,8
290,0%
290,0%
B. Belanja Pemerintah
2.082,9
1.898,6
1.859,5
89,3%
97,9%
I. Pemerintah Pusat
1.306,7
1.195,3
1.148,6
87,9%
96,1%
1. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L)
767,8
672,0
677,6
88,3%
100,8%
2. Belanja Non K/L
538,9
523,3
471,0
87,4%
90,0%
776,3
703,3
710,9
91,6%
101,1%
729,3
659,1
664,2
91,1%
100,8%
47,0
44,2
46,7
99,4%
105,7%
C. Keseimbangan Primer
(105,5)
(126,4)
(124,9)
118,4%
98,8%
D. Surplus/Defisit
(296,7)
(315,7)
(307,7)
103,7%
97,5%
(2,35)
(2,50)
(2,46)
104,7%
98,4%
296,7
315,7
330,3
111,3%
104,6%
299,3
319,1
344,9
115,2%
108,1%
(2,5)
(3,4)
(14,6)
584,0%
429,4%
I. Penerimaan Dalam Negeri
1. Penerimaan Pajak
2. PNBP
II. Hibah
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
1. Transfer Ke Daerah
2. Dana Desa
% terhadap PDB
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Dalam Negeri
II. Pembiayaan Luar Negeri
6
REALISASI SEMENTARA PENERIMAAN PERPAJAKAN MENCAPAI RP1.283,6 T (97,2%
DARI OUTLOOK PENGHEMATAN) ATAU TUMBUH 3,5% DARI 2015
Penerimaan Perpajakan
(triliun Rupiah)
1. PPh Migas
2015
LKPP
Audited
2016
% thd
APBNP
Outlook
APBNP
(Penghematan)
Realisasi
Sementara
% thd
APBNP
% thd
Outlook
49,7
100,3
36,3
33,4
35,9
98,8
107,5
1.011,2
81,2
1.318,9
1.105,8
1.069,0
81,1
96,7
a. PPh Non-Migas
552,6
87,7
819,5
664,4
630,9
77,0
95,0
b. Pajak Pertambahan Nilai
423,7
73,5
474,2
416,3
410,5
86,6
98,6
c. Pajak bumi dan bangunan
29,3
109,6
17,7
17,7
19,4
109,8
109,8
d. Pajak Lainnya
5,6
47,5
7,4
7,4
8,2
10,1
110,1
3. Bea dan Cukai
179,6
92,1
184,0
181,0
178,7
97,2
98,8
144,6
99,2
148,1
146,1
143,5
96,9
98,2
b. Bea Masuk
31,2
83,9
33,4
32,4
32,2
96,5
99,5
c. Bea Keluar
3,7
30,9
2,5
2,5
3,0
119,9
119,9
1.240,4
83,3
1.539,2
1.320,2
1.283,6
83,4
97,2
2. Pajak Non-Migas
a. Cukai
TOTAL
7
PENCAPAIAN AMNESTI PAJAK S.D. PERIODE II 2016*
Penerimaan TA
Deklarasi Aset TA
(in IDR)
[VALUE
]
Peserta TA
(in IDR)
5.5
(Number of taxpayers)
15.8%
140.5
1,012.6
109,5T
4.296,3T
103.2
616.358
54.4%
22.7%
7.1%
3,143.1
Redemption Money
Badan Non UMKM
OP UMKM
Badan UMKM
OP Non UMKM
Onshore Declaration
Offshore Declaration
Repatriation
Preliminary Evidence Payment
Tax Arrears Payment
*per 31 Desember 2016
Deklarasi Luar Negeri
Singapore
Virgin Islands
Cayman Islands
Hong Kong
Australia
750,98T
78,00T
56,43T
52,19T
40,18T
69,21%
7,19%
5,20%
4,81%
3,70%
Repatriasi
Singapore
Cayman Islands
Hong Kong
China
Virgin Islands
83,61T
16,51T
16,18T
3,64T
2,55T
64,77%
12,79%
12,53%
2,82%
1,98%
8
KELANJUTAN REFORMASI PERPAJAKAN
#1
Tindak Lanjut Program Amnesti Pajak Tahun 2017
(Periode ke-3 dan Pasca Program Amnesti Pajak)
1.
Mengingatkan kembali kesempatan terakhir untuk ikut Amnesti Pajak
2.
Mengingatkan batas waktu 31 Januari 2017 bagi UMKM yg akan melakukan penyampaian
SPH secara kolektif
3.
Sosialisasi Amnesti Pajak kepada WP yang sudah terdaftar namun belum amnesti dan ada
data pihak ketiga
4.
Pasca Amnesti Pajak (Pengawasan dan Penegakan Hukum)
#2
Reformasi Kebijakan
•
Revisi UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan
•
Revisi UU PPN
•
Revisi UU PPH
•
Revisi UU Bea Materai
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
#3
Reformasi Administrasi
•
Peningkatan efektivitas penegakan hukum
•
Peningkatan kualitas sistem IT perpajakan
•
Manajemen database pajak yang lebih baik
•
Perbaikan kapasitas dan kapabilitas SDM
9
RASIO KEPATUHAN
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPH
40 jt
80%
WP TERDAFTAR
WP TERDAFTAR WAJIB SPT
30 jt
20 jt
70%
56%
59%
62%
60%
60%
10 jt
50%
0 jt
40%
2013
2014
2015
2016
URAIAN
2013
2014
2015
2016
WP TERDAFTAR
24.35
27.38
30.04
32.77
WP TERDAFTAR WAJIB SPT
17.73
18.36
18.16
20.17
REALISASI SPT
9.97
10.85
10.97
12.56
RASIO KEPATUHAN
56.21%
59.2%
60.42%
62.28%
10
PAJAK UNTUK MENGURANGI KESENJANGAN
Distribusi
per Pulau
PULAU
PPh & PPN
Dana Transfer
Belanja APBD
PULAU
PPh & PPN
Dana Transfer
Belanja APBD
SUMATERA
25,75 T (8,8%)
207,3 T (28,3%)
322,51 T
KALIMANTAN
11,08 T (3,8%)
70,9 T (9,7%)
108,99 T
JAWA
737,65 T (81,3%)
198,3 T (27,0%)
383,61 T
SULAWESI
9,13 T (3,1%)
73,8 T 10,1%)
85,81 T
PAPUA & MALUKU
4,77 T (1,6%)
144,7 T (19,7%)
64,86 T
BALI & NUSA TENGGARA
3,96 T (1,4%)
38,8 T (5,3%)
53,74 T
11
PENGGUNAAN PAJAK PADA BELANJA K/L
3.541m
3.541 m jembatan
jembatan
155 km
infrastruktur
subsidi
jalan
52.631 ha
sawah
11.900
rumah prajurit
10 ribu
Gaji Polri setahun
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
3.541 m jembatan
729
ribuRTS
93 ribu ton
benih
Rp
1
triliun
9,4 ribu
gaji guru senior
beras
306 ribu ton
pupuk
2,2 juta/
1,3 juta/1 juta
siswa SD/SMP/SMA
355 ribu
belanja pegawai
bantuan sosial
keluarga miskin
3,6 juta PBI
orang miskin
12
PENGGUNAAN PAJAK PADA TRANSFER KE DAERAH
& DANA DESA
6.765
3.541 m jembatan
1,25 juta
DAK Fisik
BOS
ruang kelas SD
5.511
BOS siswa SD/
Ibtidaiyah setahun
1 juta
BOS siswa SMP/
Tsanawiyah setahun
ruang kelas SMP
ruang kelas SMA
50
rumah sakit
+
1
triliun
23.585org
Tunj.prof guru setahun
24.911org
Tunj.khss guru setahun
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
714.286
Rp
4.182
BOS siswa SMA/
Aliyah setahun
+
2.018
BOK Puskesmas
4,2 juta
tunj.profesi guru
BOK
Jampersal ibu hamil
2.144
Akreditasi RS
13
REALISASI PNBP MENCAPAI RP262,4 T (RP17,3 T DI ATAS TARGET APBNP)
2015
PNBP (triliun Rupiah)
LKPP
Audited
2016
% thd
APBNP
APBNP
Outlook
(Penghematan)
Realisasi
Sementara
% thd
APBNP
% thd
Outlook
a. Penerimaan SDA
101,0
84,9
90,5
83,1
66,5
72,3
78,8
1) SDA Migas
78,2
96,1
68,7
61,3
44,9
65,4
73,2
2) Non Migas
22,8
60,7
21,8
21,8
20,6
94,2
94,2
17,7
55,8
16,5
16,5
15,5
93,8
93,8
- Panas Bumi
0,9
151,2
0,6
0,6
0,9
147,9
147,9
- Kehutanan
4,2
88,2
4,0
4,0
3,8
94,8
94,8
- Perikanan
0,1
13,7
0,7
0,7
0,4
52,2
52,2
b. Laba BUMN
37,6
101,9
34,2
34,2
37,1
108,7
108,7
c. PNBP Lainnya
81,7
90,7
84,1
107,1
117,3
109,5
109,5
d. Pendapatan BLU
35,3
152,9
36,3
36,3
42,4
117,0
117,0
TOTAL
255,6
95,0
245,1
260,7
262,4
107,0
100,6
- Pertambangan Minerba
14
KEBIJAKAN PENGHEMATAN BELANJA K/L DAPAT BERJALAN EFEKTIF DENGAN
TETAP MENJAGA KUALITAS BELANJA.
2015
Belanja Pemerintah Pusat
(triliun Rupiah)
LKPP
Audited
2016
% thd
APBNP
APBNP
Outlook
(Penghematan)
Realisasi
Sementara
% thd
APBNP
% thd
Outlook
A. KL
732,1
92,0
767,8
672,0
677,6
88,3
100,8
B. Belanja Non K/L
451,2
86,1
538,9
523,3
471,0
87,4
90,0
a. Pembayaran Bunga Utang
156,0
100,2
191,2
189,2
182,8
95,6
96,6
b. Subsidi
186,0
87,7
177,8
176,9
174,6
98,2
98,7
119,1
86,4
94,4
93,5
106,8
113,2
114,3
66,9
90,0
83,4
83,4
67,7
81,2
81,2
10,1
31,7
22,5
12,8
6,9
30,5
53,7
1.183,3
89,7
1.306,7
1.195,3
1.148,6
87,9
96,1
i. Subsidi Energi
ii. Subsidi Non Energi
c. Belanja Lain-Lain
TOTAL
"Besaran outlook Inpres Belanja KL memperhitungkan penghematan Inpres Rp64,7 triliun dan estimasi alokasi tidak
terserap (penghematan) alamiah sekitar Rp31 triliun"
15
PERBAIKAN POLA PENYERAPAN BELANJA PEMERINTAH UNTUK
MENINGKATKAN PERAN EFEKTIVITAS BELANJA PADA EKONOMI
Belanja Operasional
Belanja Sosial
Belanja Modal
Source: Ministry of Finance
Source: Ministry of Finance
Source: Ministry of Finance
300
100%
250
90%
90%
250
80%
120%
100
100%
80
80%
60
60%
40
40%
20
20%
0
0%
80%
200
70%
70%
60%
200
60%
120
150
50%
150
50%
40%
40%
100
30%
100
30%
20%
50
50
10%
10%
0
0%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
0%
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
20%
2015 % to Budget
2016 % to Budget
2015 % to Budget
2016 % to Budget
2015 % to Budget
2016 % to Budget
2016 (LHS)
2015 (LHS)
2016 (LHS)
2015 (LHS)
2016 (LHS)
2015 (LHS)
16
PERAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA MENINGKAT, MENUNJUKKAN
KOMITMEN PEMERINTAH TERHADAP DESENTRALISASI FISKAL
2015
Belanja Pemerintah Pusat
(triliun Rupiah)
1. Transfer ke Daerah
a. Dana Perimbangan
1) Dana Transfer Umum
a) Dana Bagi Hasil
b) Dana Alokasi Umum
2) Dana Transfer Khusus
b. Dana Insentif Daerah
c. Dana Ot. Khusus dan DIY
2. Dana Desa
TOTAL
LKPP
Audited
2016
% thd
APBNP
APBNP
Outlook
(Penghematan)
Realisasi
Sementara
% thd
APBNP
% thd
Outlook
602,4
93,6
729,3
659,1
664,2
91,1
100,8
583,0
93,4
705,5
635,3
640,4
90,8
100,8
430,9
93,1
494,4
454,1
475,9
96,3
104,8
78,1
70,9
109,1
88,1
90,5
83,0
102,7
352,9
100,0
385,4
365,9
385,4
100,0
105,3
152,1
94,1
211,0
181,2
164,5
77,9
90,7
1,7
100,0
5,0
5,0
5,0
100,0
100,0
17,7
100,0
18,8
18,8
18,8
100,0
100,0
20,8
100,0
47,0
44,2
46,7
99,4
105,7
623,1
93,8
776,3
703,3
710,9
91,6
101,1
17
PENYESUAIAN DEFISIT APBN MENINGKATKAN
KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Pembiayaan Anggaran
(triliun Rupiah)
2015
LKPP
Audited
I. PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
1. Perbankan Dalam Negeri
2. Non-Perbankan dalam negeri
a.l Penyertaan Modal Negara
II. PEMBIAYAAN LUAR NEGERI (neto)
1. Penarikan Pinjaman LN (bruto)
a. Pinjaman Program
b. Pinjaman Proyek
2. Penerusan Pinjaman (SLA)
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang LN
PEMBIAYAAN ANGGARAN (I+II)
307,9
4,9
303,0
(70,4)
15,3
83,8
55,1
28,7
(2,6)
(66,0)
323,1
2016
% thd
APBNP
APBNP
126,9
101,4
127,5
100,0
(76,2)
172,3
734,5
69,8
57,6
102,8
145,2
Realisasi
(Penghematan) Sementara
Outlook
299,3
25,4
273,9
(65,2)
(2,5)
73,0
35,8
37,2
(5,8)
(69,7)
296,7
319,1
25,3
293,7
(65,2)
(3,4)
70.9
45,2
35,7
(5,6)
(68,8)
315,7
2010
108,1
102,2
108,6
100,0
83,1
100,2
66,2
86,2
99,9
104,6
PMN BUMN
65.88
8.68
2011
7.6
2012
50.48
40.31
34.03
30.8
28.18
4.8
115,3
102,1
116,5
100,1
80,8
98,7
63,6
82,8
98,7
111,3
Dividen
sumber: Ministry of Finance
30.1
% thd
Outlook
344,9
25,9
319,0
(65,2)
(14,6)
59,0
35,3
23,6
(4,8)
(68,7)
330,3
Grafik Perbandingan PMN dan Dividen BUMN
70
60
50
40
30
20
10
0
% thd
APBNP
6.58
2013
37.64
37.1
4
2014
2015
APBNP 2016
18
Penerbitan SBN di pasar internasional di tahun 2016 selalu mendapatkan respon positif
Mencerminkan kepercayaan investor terhadap credit story Indonesia di tengah
ketidakpastian global
Tenor
Pricing Date
Nominal
Coupon Rate
Yield
Incoming Bid
Global Conventional Bond
Global Sukuk
10 yr
30 yr
8 December 2015
US$ 2.25 bn US$ 1.25 bn
4.75%
5.95%
4.80%
6.00%
5 yr
10yr
29 March 2016
US$0.75 bn US$1.75 bn
3.40%
4.55%
3.40%
4.55%
Euro-Denominated
Bonds
5 yr
12 yr
14 June 2016
EUR 1.5 bn EUR 1.5 bn
2.625%
3.750%
2.772%
3.906%
US$8.1 bn
US$8.6 bn
EUR 8.4 bn
Terjadi peningkatan incoming bids pada lelang
penerbitan SBN domestik selama tahun 2016
4.7
3.3
4.00
3.50
80,000
60,000
40,000
2.1 2.0
1.7 1.9 1.9 1.8
1.7
1.2
1.6
1.7
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
20,000
0.50
-
JPY100 bn
5.00
4.50
100,000
3 yr
5 yr
21 June 2016
JPY62 bn
JPY38 bn
0.83%
1.16%
0.83%
1.16%
• Rata-rata incoming bids tahun 2016 sebesar Rp18,81T
per lelang, tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan
tahun 2015 yang sebesar Rp14,05T per lelang;
sumber: Ministry of Finance
120,000
Samurai Bonds
• Rata-rata awarded bids tahun 2016 sebesar Rp9,44T per
lelang, tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan tahun
2015 yang sebesar Rp6,75T per lelang;
• Bid to cover ratio penerbitan SBN tahun 2016 sebesar
1,99 kali, sedangkan di 2015 sebesar 2,08 kali.
-
Jan Feb Mar April Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
Incoming Bid 2016 (bulanan)
Awarded Bid 2016 (bulanan)
Bid to Cover Ratio 2016 (RHS)
Pre-funding issuance 2016 sebesar US$3,5 Milyar,
menghasilkan total pre order book TERTINGGI
dalam sejarah pre-funding yakni US$12 Milyar.
19
TANTANGAN PENGELOLAAN APBN
1
Siklus APBN yang sangat panjang di tengah kondisi makro yang
dinamis sehingga diperlukan APBN yang fleksibel dan responsif.
2
Pendapatan merupakan proyeksi, sementara belanja merupakan
komitmen. Terdapat risiko kredibilitas dan ketidakpastian apabila
pendapatan tidak disusun dengan realistis.
3
Perlu menjaga cash flow atau manajemen kas yang optimal untuk
menopang pelaksanaan APBN hingga akhir tahun.
4
Penguatan desentralisasi fiskal perlu diikuti dengan perbaikan
kualitas belanja di daerah (Alokasi yang lebih produktif dan
perbaikan penyerapan).
5
Perlu memperkuat konsolidasi fiskal pusat dan daerah untuk
memitigasi risiko dan mencapai target pembangunan inklusif.
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
20
ASUMSI EKONOMI MAKRO 2016 - 2017
2016
Realisasi
Pertumbuhan Ekonomi
(%, yoy)
Inflasi
(%, yoy)
SPN 3 Bulanan
(%)
Nilai Tukar Rupiah
(Rp/US$)
ICP
(US$/barrel)
Lifting Minyak
(ribuan barrel/hari)
Lifting Gas
(setara dengan ribuan barrel minyak/hari)
2017
APBN
5,0*
5,1
3,02
4,0
Proyeksi
pertumbuhan
ekonomi 2017 oleh
lembaga
internasional:
5,7
5,3
Bank Indonesia
5,0% - 5,4%
13.307
13.300
IMF
5,1%
40
45
World Bank
5,3%
829
815
1.184
1.150
Bloomberg consensus
5,3%
*) perkiraan
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
21
APBN 2017 vs REALISASI 2016
Deksripsi (Triliun Rupiah)
2016
Realisasi
2017
Sementara
A. Pendapatan Negara
I. Pendapatan Dalam Negeri
1. Penerimaan Pajak
a. PPh Migas
b. Pajak Non Migas
- PPh non Migas
- PPN
- lainnya
b. Bea dan Cukai
2. PNBP
II. Hibah
B. Belanja Pemerintah
I. Pemerintah Pusat
1. Belanja Kementerian/Lembaga (K/L)
2. Belanja Non K/L
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
1. Transfer Ke Daerah
2. Dana Desa
C. Keseimbangan Primer
D. Surplus/Defisit
% terhadap PDB
E. Pembiayaan
I. Pembiayaan Utang
II. Pembiayaan Investasi
III. Pembiayaan Lainnya
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
1.551,8
1.546,0
1.283,6
35,9
1.069,0
630,9
410,5
27,6
178,7
262,4
5,8
1.859,5
1.148,6
677,6
471,0
710,9
664,2
46,7
-124,9
-307,7
-2,5
330,3
n/a
n/a
n/a
Pertumbuhan thd
realisasi (%)
APBN
1.750,3
1.748,9
1.498,9
35,9
1.271,7
751,7
493,9
26,1
191,3
250,0
1,4
2.080,5
1.315,5
763,6
552,0
764,9
704,9
60,0
-109,0
-330,2
-2,4
330,2
384,7
-47,5
-7,0
12.8
13.1
16.8
0,1
19,0
19,1
20,3
-5,4
7,1
-4.7
-75.9
11.9
14.5
12.7
17.2
7.6
6.1
28.5
-12.7
7.3
-2.0
0.0
n/a
n/a
n/a
22
PENERIMAAN PAJAK YANG MASIH RENDAH MENJADI
TANTANGAN DALAM MELAKUKAN EKSPANSI FISKAL
Target Penerimaan Perpajakan
Target Penerimaan Pajak Non Migas
sumber: Ministry of Finance
sumber: Ministry of Finance
1600
1400
-2,6%
3,4%
1500
1300
19,5%
24,1%
1400
219.0
213.1
1200
248.9
25,9%
36.6
1300
29,9%
1200
1000
1,495.9
1,271.7
8,2%
1,011.2
800
1,069.0
897.7
900
700
800
600
2014
5,7%
90.8
1,283.6
1,146.9
19,0%
38,7%
900
1,240.4
30,4%
36.8
1000
8,2%
1100
233.5
1100
16,8%
3,5%
99.2
-3,6%
6,0%
2015
Realisasi
2016
Outlook
Target to target growth
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2017
2014
Target
Realization to target growth
2015
Realisasi
2016
Outlook
2017
Target
Realization to realization growth
23
KUALITAS BELANJA MEMBAIK DENGAN PENINGKATAN BELANJA
PRODUKTIF
Alokasi Anggaran (trillion rupiah)
Awal
Reformasi
Komitmen
Reformasi
Δ 2017 : 2014
450.0
416.1
375.5
400.0
387.3
350.3
350.0
Pendidikan
10,8%
Infrastruktur
117,7%
Kesehatan
54,1%
300.0
250.0
177.9
200.0
150.0
100.0
104.0
67.5
77.3
50.0
Subsidi Energi 77,9%
0.0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Sumber: MoF
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
24
ANGGARAN PENDIDIKAN 2017 TETAP DIJAGA 20% DARI APBN
2017
2016
Komponen Anggaran Pendidikan
(triliun rupiah)
a
1.
Triliun Rp
APBNP
RAPBN
APBN
b
c
d
450
400
Melalui Belanja Pemerintah Pusat
145,0
142,1
145,4
A.
Anggaran Pendidikan pada K/L
141,7
140,9
141,8
B.
Anggaran Pendidikan pada BA BUN
3,3
1,2
3,6
Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa
266,6
269,5
268,2
a.l. Dana Transfer Khusus
119,9
117,0
115,5
2,7
8,1
8,1
150
117,3
109,0
107,4
100
5,0
2,5
2,5
50
416,6
414,1
416,1
0
2.082,9
2.070,5
2.080,5
20,0
20,0
20,0
350
2.
a. DAK Fisik
b. DAK Non Fisik
3.
Melalui Pengeluaran Pembiayaan
4.
Anggaran Pendidikan (1 + 2 + 3)
5.
Total Belanja Negara
RASIO ANGGARAN PENDIDIKAN (4 : 5) x 100%
300
250
200
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
APBN
Catatan : sasaran pembangunan RAPBN 2017
Sasaran Pembangunan
Sertifikasi
Sertifikasi
101,1 ribu guru
10,2 ribu dosen
KIP
Kartu Indonesia Pintar
19,5 juta siswa
Bantuan Bidikmisi
Bantuan Bidikmisi
360,5 ribu mahasiswa
BOS
Bantuan Operasional
Sekolah
8,5 juta siswa
BO PTN
Bantuan Operasional
Perguruan Tinggi
Negeri
107 PTN
Sekolah
Rehabilitasi
ruang kelas
41.128 ruang
25
ANGGARAN KESEHATAN 2017 TETAP DIJAGA 5% DARI APBN
2016
Komponen Anggaran Kesehatan
(triliun rupiah)
2017
Triliun Rp
APBNP
RAPBN
APBN
b
c
d
%
6.00
200
5.0
a
1. Melalui Belanja Pemerintah Pusat
76,1
A. Anggaran Kesehatan pada K/L
70,1
74,7
5.00
75,2
65,1
150
3.8
65,4
100
B. Anggaran Kesehatan pada BA BUN
2. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa
5.0
6,0
9,6
9,8
21,2
25,2
25,2
6,8
3,6
3,6
104,1
103,5
104,0
2.7
2.8
4.00
3.3
3.0
2.7
2.8
3.00
2.00
50
3. Melalui Pembiayaan
4. Anggaran Kesehatan (1 + 2 + 3)
5. Total Belanja Negara
RASIO ANGGARAN KESEHATAN (4 : 5) x 100%
2.082,9
2.070,5
2.080,5
5,0
5,0
5,0
1.00
0
2009
2010
2011
APBNP
2012
2013
2014
2015
2016
2017
APBN
% of APBNP
Catatan: sasaran pembangunan RAPBN 2017
Sasaran Pembangunan
Imunisasi
Imunisasi dasar
lengkap untuk anak
usia 0-11 bulan
92 persen
PBI
PBI melalui JKN/KIS
94,4 juta jiwa
Stunting
Prevalensi Stunting (pendek
dan sangat pendek) pada
anak umur bawah dua
tahun (Baduta)
29,6 persen
Puskesmas
Kecamatan dengan
puskesmas
terakreditasi
700 kecamatan
Keluarga Berencana
Peserta Keluarga
Berencana (KB) baru
6,97 juta jiwa
26
KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK TERUS MENINGKATKAN BELANJA INFRASTRUKTUR
Alokasi Anggaran Infrastruktur
Sasaran Pembangunan Infrastruktur 2017
Rp Tn
%
Anggaran Infrastruktur
450
18.6
% thd Belanja Negara (RHS)
400
18
15.2
350
16
14.2
250
3 Bus Terminals
8.1
8.3
8.8
9.8
55 Pelabuhan
550Km Rel Kereta Api
12
10.2
10
8.7
387.3
8
317.1
150
6
256.1
100
50
815Km Jalan
14
300
200
20
76.3
86.0
2009
2010
114.2
145.5
168.5
4
154.1
2
0
0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
9,399m Jembatan
13 Bandara
2017
Dalam tahun anggaran 2017, minimal 25% DAU untuk pembangunan infrastruktur.
27
MENDORONG KETEPATAN SASARAN DAN EFEKTIVITAS SERTA
SINERGI SUBSIDI DAN BANSOS
Keterangan
Nilai yang diterima RT
(per tahun)
Perubahan Kemiskinan
(%)
Perubahan Gini Ratio
(poin)
Efekt. Penurunan Kemiskinan
(%/Rp. Tn)
Efekt. Penurunan Gini
(poin/Rp. Tn)
Subsidi
LPG
Subsidi
Listrik
Subsidi
Solar
Rastra
PKH
PIP
Rp17,7T Rp66,0T
Rp2,1T
Rp7,6T
Rp2,6T
Rp7,3T
-0,53
-2,59
-0,01
-0,07
-0,39
-0,58
-0,26
-0,63
0,01
-0,17
-0,11
-0,21
0,030
0,039
0,005
0,009
0,150
0,079
0,015
0,010
-0,006
0,022
0,041
0,028
28
SUBSIDI ENERGI DIARAHKAN AGAR LEBIH TEPAT SASARAN
In IDR Tn
160
70%
65%
140
60%
53%
52%
120
50%
47%
100
48%
40%
35%
80
137.8
30%
60
94.4
40
Subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg  Rp32,3 T:
 pola distribusi tertutup/targeted (by name and
by address), dilakukan secara bertahap kepada
26 juta Rumah Tangga Miskin (RTM) dan 2,3
juta usaha mikro
Subsidi Listrik  Rp45,0 T:
 diberikan kepada 19,1 juta dengan daya R1/450 VA dan 4,05 juta dengan R-1/900 VA
 Untuk pelanggan rumah tangga mampu
dengan daya 900VA, tarif akan disesuaikan
secara bertahap 3 kali per 2 bulan
74.3
83.4
77.3
82.7
20%
10%
20
0
0%
2015
2016
2017
Energy Subsidy
Non Energy Subsidy
Portion of Ener. Subs
Portion of Non Ener. Subs
• Subsidi pangan diberikan kpd 14,3 juta RTS
• Konversi secara bertahap Subsidi Pangan
(Rastra) menjadi Program Bantuan Pangan
(non-tunai/voucher)
• Ujicoba di 44 kota di Indonesia
• Volume pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta
ton.
• Kebijakan subsidi benih diarahkan untuk
mendukung peningkatan produksi pertanian
 padi & kedelai
29
PERTUMBUHAN ALOKASI BELANJA K/L DALAM APBN 2017 LEBIH
REALISTIS, NAMUN ALOKASI BELANJA BARANG MASIH DOMINAN
DAN BELANJA MODAL MASIH KECIL
% dari Belanja Pemerintah Pusat 2017
(non transfer ke daerah dan dana desa)
800
55.7
700
97.2
49.6
600
500
400
92.1
97.9
180.9
147.3
215.4
233.1
300
200
100
200.7
165.0
257.7
285
169.7
176.6
140.2
155.4
186.5
205.4
222.2
2013
LKPP
2014
LKPP
2015
LKPP
2016
Realisasi
2017
APBN
4,23%
15,25%
21,66%
16,89%
0
Pegawai
Barang
Modal
Bansos
30
PENGUATAN DESENTRALISASI FISKAL
Perimbangan keuangan Pusat dan daerah semakin baik, namun tetap perlu
perbaikan kualitas belanja di daerah
Total TKDD
513,3
573,7
623,1
710,9
764,9
Belanja K/L
582.9
577.2
732.1
677.6
763.6
Rp20,3
T
(Otsus &
DIY)
900
Rp60,0
T
(Dana
Desa)
Rp7,5 T
800
700
60
46.7
20.8
600
Rp173,4
T
(DTK)
500
400
300
664.2
602.3
573.7
513.3
(DID)
Rp503,6
T
(DTU)
704.9
200
100
0
2013
LKPP
2014
LKPP
Transfer ke Daerah
2015
LKPP
Dana Desa
2016
Realisasi
2017
APBN
UU APBN TA 2017
minimal 25% DTU untuk
belanja infrastruktur
Belanja Kementerian/Lembaga
31
MENJAGA PERSEPSI DAN KOMUNIKASI PASAR SECARA
KREDIBEL DAN DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
•
Institusi multilateral (mis. World Bank, IMF, G-20, OECD, ASEAN+3), Swasta (mis.
Perbankan, Lembaga Investasi, Pusat Riset), rating agency, dan institusi lainnya
secara periodik melakukan asesmen terhadap perekonomian Indonesia.
•
Kemenkeu terbuka dalam menerima masukan/asesmen yang kredibel dan dapat
dipertanggungjawabkan untuk perbaikan ekonomi Indonesia.
•
Kemenkeu siap memberikan data dan informasi publik/melakukan
diskusi/berkorespondensi dengan pihak-pihak yang membutuhkan.
•
Kemenkeu sangat menjunjung tinggi hubungan kemitraan yang berlandaskan
pada asas profesionalime, integritas, transparan, bebas dari conflict of interest,
dan memperhatikan kepentingan NKRI.
Informasi terkini mengenai kondisi ekonomi Indonesia
dan/atau fiskal (APBN) dapat diperoleh melalui:
Investor Relation Unit Kemenkeu (BKF/DJPPR)
[email protected],
[email protected]
021 – 3450012
BADAN KEBIJAKAN FISKAL - KEMENTERIAN KEUANGAN RI
32
TERIMA KASIH
Sri Mulyani Indrawati
Menteri Keuangan Republik Indonesia
Analyst and Economic Update Meeting
Jakarta, 12 Januari 2017
33
Download