32 meningkatkan motivasi dan prestasi belajar - E

advertisement
Vol.VII No.4 Nov 2016
ISSN 1693-7945
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT
Oleh:
Aloisius L. Son dan Demetriana Tanines
Universitas Timor, Nusa Tenggara Timur
ABSTRAK
Matematika merupakan sarana untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari. Namun dalam praktek pembelajarannya di sekolah saat ini masih
jauh dari apa yang diharapkan, matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang
menakutkan dan tidaklah menarik dimata siswa sehingga berakibat pada rendahnya motivasi
dan prestasi belajar matematika. Karena itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament pada siswa kelas VIIIBSMP Satap Negeri
Fatunisuan tahun ajaran 2015/2016.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIIBdi SMP Satap Negeri
Fatunisuan pada semester genap Tahun Ajaran 2015/2016 yang berjumlah 20 orang.Alat
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi, soal tes dan angket
motivasi. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus dengan setiap siklus melewati tahapan
planning, action, observation, dan reflection.Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Satap Negeri
Fatunisuan tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dari persentase motivasi dan persentase
ketuntasan kelas, yakni pada siklus I persentase motivasi belajar sebesar 51,75% dengan
ketuntasan kelasnya mencapai 60%, sedangkan pada siklus II persentase motivasi belajar
siswa 61, 9% dengan ketuntasan kelasnya 80%.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament, Motivasi
Belajar, Prestasi Belajar
PENDAHULUAN
Matematika merupakan suatu ilmu yang ada di setiap aspek kehidupan. Dalam
kehidupan nyata, matematika digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
sehari-hari. Namun dalam praktek pembelajarannya, khususnya pelajaran matematika saat ini
masih jauh dari apa yang diharapkan, matematika dianggap sebagai suatu ilmu yang abstrak,
menakutkan dan tidaklah menarik dimata peserta didik. Anggapan demikian menunjukkan
bahwa motivasi belajar matematika siswa rendah sehingga berakibat pada rendahnya prestasi
matematika siswa.
Menanggapi persoalan di atas, guru yang merupakan salah satu factor penentu
kebehasilan belajar siswa, dituntut untuk mencarikan alternative solusi pemecahannya. Guru
sebagai tenaga kependidikan harus mampu menerapkan strategi pembelajaran inovatif yang
senantiasa dapat meningkatkan atau membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu
dalam pembelajaran matematika guru harus memilih dari berbagai variasi pendekatan,
strategi, model yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan dari suatu pembelajaran yang
direncanakan dapat dicapai. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe “Teams
Games Tournament” atau biasa disingkat TGTPembelajaran TGT memberi peluang kepada
peserta didik untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja
sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar (Sani, 2013: 135). TGT menggunakan
turnamen akademik dan kuis-kuis serta sistem skor kemajuan individu.
32
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games
Tournament pada siswa kelas VIII SMP Satap Negeri Fatunisuan tahun ajaran 2015/2016?
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa dengan menerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament pada
siswa kelas VIII SMP Satap Negeri Fatunisuantahun ajaran 2015/2016.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
dilaksanakan selama kurang lebih dua minggu. Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus
dimana setiap siklus selalu melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi. Untuk mengumpulkan data hasil penelitian, peneliti menggunakan
soal tes dan lembar observasi.
HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi lokasi penelitian
SMP Satap Negeri Fatunisuan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berlokasi di
Desa Fatunisuan, Kecamatan Miomaffo Barat, Kabupaten Timor Tengah Utara. Kurikulum
yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada tahun ajaran
2015/2016 jumlah siswa pada SMP Satap Negeri Fatunisuan 99 orang yang dibagi dalam 4
rombongan belajar.
2. Hasil Penelitian
Deskripsi Siklus 1
Proses pembelajaran siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. pertemuan pertama untuk proses
pembelajaran dan pertemuan kedua untuk mengadakan tes. Setelah tes dilakukan (Pertemuan
2) siswa diberikan angket untuk diisi sesuai dengan keadaan siswa sebenarnya.
Langkah-langkah penelitian pada siklus I sebagai berikut: (a)Perencanaan; (b)
Pelaksanaan.
Tabel 1.
Perhitungan Poin dalam TGT dan Predikat Kelompok
Siklus I
Kode
Nilai
Nilai
Rerata
Predikat
KEL Siswa
Game Tournament Kelompok
Kel.
AR
10
AYWS
KURANG
I
10
7, 5
BAIK
AB
10
TKP
HES
10
RK
10
II
10
10
HEBAT
YS
10
SK
10
MIS
10
EML
10
KURANG
III
10
8, 75
BAIK
IAK
DB
10
NS
10
MO
20
IV
10
12, 5
SUPER
MNK
20
MH
10
33
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Dari Tabel 1 terlihat bahwa kelompok I dan III mendapat predikat kelompok kurang
baik, kelompok II mendapat predikat kelompok hebat sedangkan kelompok IV mendapat
predikat kelompok super.
Pertemuan kedua berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x40 menit) pada hari Jumat,
tanggal 08 April 2016 pukul 07.15-08.35 WITA. Banyaknya siswa yang hadir pada
pertemuan ini 20 orang. Pertemuan ini digunakan untuk mengadakan tes siklus I. Dalam tes
siklus I jumlah soal yang diberikan sebanyak 2 butir soal.
a. Observasi
Proses Pembelajaran
Proses belajar mengajar pada siklus Ibelum berjalan dengan lancar. Hal ini terlihat pada
aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung yakni: belum serius dalam mengikuti
pelajaran sehingga kurang memahami materi yang diajarkan, kurang aktif dalam kerja
kelompok (acuh dan mengerjakan aktivitas lain),menyampaikan pendapat jika diperintah,
belum berani bertanya, ribut sendiri jika ada teman yang menjelaskan, dalam menjawab soal
game dan tournament siswa terlihat terburu-buru, dalam proses pembelajaran peneliti juga
belum menggunakan alokasi waktu dengan baik.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan mengadakan tes pada siklus I. Data hasil tes dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel2.
Data Hasil Tes Siklus I
No Kode
Nilai Ket No Kode
Nilai
Ket
Siswa
Siswa
1
AB
73
T
11
MH
70
T
2 AYWS
70
T
12
MO
83
T
3
AR
70
T
13
MIS
70
T
4
DYS
65
TT 14
MNK
73
T
5
DB
68
TT 15
NO
68
TT
6
EML
73
T
16
NS
92
T
7
HES
70
T
17
RK
68
TT
8
IAK
55
TT 18
SK
73
T
9
IMT
58
TT 19
TKP
58
TT
10
IB
63
TT 20
YS
73
T
Ketuntasan = 60,00%
Ketidaktuntasan = 40, 00%
Keterangan: Siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih sesuai KKM
yang ditetapkan di sekolah.
Berdasarkan data hasil tes siklus I pada Tabel 2 di atas, terdapat 12 orang yang tuntasdan 8
orang tidak tuntas dengan persentase ketuntasan kelas sebesar60,00% dan persentase
ketidaktuntasan sebesar 40, 00%.
Motivasi belajar
Motivasi belajar siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan didukung
dengan data hasil angket motivasi. Dari data hasil angket motivasi diperoleh rata-rata
motivasi dari 20 siswa sebesar 51,75 dengan persentasenya 51, 75%. Persentase motivasi
belajar dalam kategori rendah sebesar 50% atau 10 orang, persentase motivasi belajar dalam
kategori sedang sebesar 45% atau 9 orang, dan persentase dalam kategori tinggi sebesar 5%
atauu 1 orang. Berdasarkan data hasil angket motivasi tersebut menunjukan bahwa motivasi
siswa masih rendah dan belum mecapai kriteria yang ditentukan.
34
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
b. Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data hasil angket motivasi menunjukan persentase rata-ratanya
51,75% dan hasil tes menunjukan ketuntasan klasikal sebesar 60,00% belum mencapai
indikator yang ditentukan yaitu motivasi belajar 52% dan hasil tes 70% maka Peneliti perlu
melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki hal-hal sebagai berikut:
1. Peneliti harus memotivasi siswa untuk tidak takut memberi pendapat dan berani
bertanya.
2. Peneliti harus lebih memperhatikan siswa agar lebih serius dalam mengikuti pelajaran.
3. Siswa harus berpartisipasi aktif dan bekerja sama dalam belajar kelompok.
4. Peneliti harus menggunakan alokasi waktu dengan baik.
Deskripsi Siklus II
Proses pembelajaran siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan. pertemuan pertama untuk proses
pembelajaran dan pertemuan kedua untuk mengadakan tes. Setelah tes dilakukan (Pertemuan
2) siswa diberikan angket untuk diisi sesuai dengan keadaan siswa sebenarnya.
Langkah-langkah penelitian pada siklus I sebagai berikut: (a) Perencanan; (b) Pelaksanaan
Tabel 3.
Perhitungan poin dalam TGT dan Predikat KelompokSiklus II
Kode
Nilai
Nilai
Rerata
Predikat
KEL
Siswa Game Tournament Kelompok
Kel.
AR
10
AYWS
I
IMT
10
10
9
BAIK
AB
10
TKP
10
HES
10
DYS
10
II
RK
10
10
10
HEBAT
YS
10
SK
10
MIS
10
EML
III
IAK
10
10
9
BAIK
DB
10
MNK
10
NS
10
MO
10
IV
IB
10
10
10
HEBAT
NO
10
MH
10
Dari Tabel 3 terlihat bahwa kelompok I dan III mendapat predikat kelompok baik, kelompok
II dan IV mendapat predikat kelompok hebat. Pertemuan kedua berlangsung selama 2 jam
pelajaran (2x40 menit) pada hari Selasa, tanggal 19 April 2016 pukul 08.35-09.55 WITA.
Banyaknya siswa yang hadir pada pertemuan ini 20 orang. Pertemuan ini digunakan untuk
mengadakan tes siklus I. Dalam tes siklus I jumlah soal yang diberikan sebanyak 2 butir soal.
a. Observasi
Proses Pembelajaran
35
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Proses belajar mengajar pada siklus IIberjalan dengan sesuai apa yang diharapkan. Hal ini
terlihat pada saat pembelajaran siswa sudah mulai berpartisipasi aktif dalam berdiskusi
dengan teman kelompok meskipun ada yang belum bisa bekerja sama dengan baik, bertanya
kepada guru jika ada hal-hal yang belum atau tidak mengerti dan serius dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan meskipun ada yang belum sepenuhnya benar.
Hasil Belajar
Hasil belajar siswa diperoleh setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan mengadakan tes pada siklus II. Data hasil tes dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4.
Data Hasil Tes Siklus II
No Kode
Nilai Ket No Kode
Nilai
Ket
Siswa
Siswa
1
AB
75
T
11
MH
80
T
2 AYWS
75
T
12
MO
90
T
3
AR
83
T
13
MIS
82
T
4
DYS
70
T
14
MNK
73
T
5
DB
75
T
15
NO
75
T
6
EML
68
TT 16
NS
90
T
7
HES
73
T
17
RK
68
TT
8
IAK
75
T
18
SK
80
T
9
IMT
68
TT 19
TKP
75
T
10
IB
60
TT 20
YS
73
T
Ketuntasan = 80, 00%
Ketidaktuntasan = 20,00%
Keterangan: Siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapat nilai 70 atau lebih sesuai KKM
yang ditetapkan di sekolah.
Berdasarkan data hasil tes siklus II pada Tabel 8 di atas terdapat 16 orang yang tuntasdan 4
orang tidak tuntas dengan persentase ketuntasan kelas pada tes siklus I sebesar80,00% dan
persentase ketidaktuntasan sebesar 20, 00%.
Motivasi belajar
Motivasi belajar siswa diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan didukung
dengan data hasil angket. Dari data hasil angket motivasi siklus II diperoleh rata-rata motivasi
61, 9 dengan persentasenya 61, 9%. Persentase motivasi belajar dalam kategori sedang
sebesar 65%, dan persentase motivasi belajar dalam kategori tinggi sebesar 35%. Dengan
demikian motivasi belajar siswa pada siklus II menunjukan kategori sedang.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil angket motivasi dan hasil tes terhadap siswa pada siklus
II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka proses pembelajaran
dikatakan berhasil. Sesuai dengan analisis hasil tes pada siklus II, ketuntasan perorangan
mengalami peningkatan pada siklus I yakni dari 12 orang menjadi 16 orang maka persentase
ketuntasan klasikal 60,00%, menjadi 80,00%, sedangkan analisis angket motivasi juga
mengalami peningkatan dengan persentase rata-rata pada siklus I 51,75% menjadi 61, 9%
dengan kategori sedang. Oleh karena itu proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan berhasil, maka penelitian tidak dilanjutkan pada
siklus berikutnya. Hasil refleksi sebagai berikut: 1) siswa sudah mulai memberi pendapat atau
bertanya jika ada yg belum dipahami, 2) kerjasama dalam kelompok sudah baik, walaupun
ada kelompok yang belum bisa bekerjasama dengan baik, 3) semangat dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan, 4) Hasil belajar dan motivasi belajarpun sudah terlihat bagus.
36
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT, motivasi dan bimbingan dari peneliti kepada siswa dalam pembelajaran
dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa pada pokok kubus dan balok.
PEMBAHASAN
Penelitian tindakan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan dan diakhir
pertemuan kedua mengadakan tes siklus I. Persentase ketuntasan kelas pada siklus I
sebesar 60,00%. Sedangkan motivasi belajar peserta didik pada siklus I kurang optimal.Ini
terlihat dari pengamatan dan diperkuat dengan hasil angket motivasi belajar yang telah diisi
pada siklus I. Persentase motivasi belajar dalam kategori rendah sebesar 50%, persentase
motivasi belajar dalam kategori sedang sebesar 45%, dan persentase dalam kategori tinggi
sebesar 5%, dengan persentase rata-ratanya 51,75%. Hal ini disebabkan karena
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan hal baru bagi siswa
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri. Suasana yang terjadi saat
itu adalah tidak ada keseriusan dalam pembelajaran, kurangnya kerjasama dalam kelompok,
takut memberikan pendapat atau bertanya dan ketidaksesuaian waktu yang digunakan,
sehingga pemahaman akan materi yang dipelajari rendah.Setelah diadakan refleksi pada
siklus I, peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut pada siklus berikut.
Pelaksanaan pada siklus II sudah dikatakan lebih baik dari pada siklus I. Ini dapat
dilihat dari ketuntasan klasikal yang meningkat sebesar 80,00% dan peningkatan
persentase motivasi belajar peserta didik. Persentase motivasi belajar dalam kategori
sedang sebesar 65%, dan persentase motivasi belajar dalam kategori tinggi sebesar 35%
dengan persentase rata–rata motivasi belajar pada siklus II sebesar 61, 9%
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa hasil belajar dan motivasi belajar peserta didik
meningkat dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan sehingga siklus II
dipandang sudah cukup. Hal ini terlihat dari siswa sudah mulai memberikan pendapat dan
berani untuk bertanya, kerjasama dalam kelompok sudah baik meskipun ada kelompok
yang belum bisa bekerjasama dengan baik, semangat dan berusaha dalam menyelesaikan
soal-soal yang diberikan. Hal ini disebabkan karena adanya kerjasama antar anggota
kelompok, dimana teman yang berkemampuan lebih memotivasi teman yang
berkemampuan rendah untuk belajar agar lebih meningkatkan hasil belajarnya karena
belajar dengan teman kelompok membuat siswa tidak merasa takut. Menurut Sani (2013:
135) Model pembelajaran TGT melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya, mengandung
unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Pembelajaran TGT memberi peluang
kepada peserta didik untuk belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab,
kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
Sesuai dengan analisis data motivasi belajar dan hasil tes pada siklus I dan siklus II
menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar pada siswa kelas VIIIB SMP
Satap Negeri Fatunisuan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TeamsGames Tournament dalam
pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar siswa
kelas VIIIB SMP Satap Negeri Fatunisuan tahun ajaran 2015/2016. Hal ini terlihat dari
meningkatnya motivasi dan hasil belajar tiap siklus yaitu pada siklus I persentase rata-rata
motivasi belajar peserta didik sebesar 51,75% dan ketuntasan kelas sebesar 60,00%.
37
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.4 Nov 2016
Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan persentase rata-rata motivasi belajar menjadi 61,
9% dan ketuntasan kelasnya sebesar 80,00%.
DAFTAR PUSTAKA
Irham, M. & Wiyani, N. 2013. Psikologi Pendidikan, Teori dan Aplikasi dalam proses
pembelajaran. Jogjakarta: AR-Ruzzmedia
Nawi, M. 2012. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemampuan Penalaran Formal
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas (Swasta) Al Ulum
Medan. Jurnal Tabularasa Pps Unimed.Volume 9, No. 1, Juni 2012. Hal. 84.
http://journal.uniera.ac.id/pdf. Diakses, pada 11 Maret 2016
Nasichah, D. 2009. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournaments) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Materi Persegi Panjang
Di Kelas VII SMP Buana Waru. Skripsi. Surabaya: Institut Agama Islam Negeri
Sunan Ampel. http://digilib.uinsby.ac.id/id/eprint/7898 di akses 01 juni 2015
Wijayanti, W. 2010. Usaha Guru Dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
SMA Negeri 1 Godean. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
https://core.ac.uk/download/files/335/11060577.pdf diakses 11 Maret 2016
Sani, R. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
38
Download