HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN KONSEP DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GAMPING TAHUN AJARAN 2015/2016 SRI PUJI RAHAYU Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK SRI PUJI RAHAYU. Hubungan antara Perhatian Orang Tua dan Konsep Diri dengan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, Mei 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa, (2) hubungan antara konsep diri dengan kemandirian belajar siswa, (3) hubungan antara perhatian orang tua dan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran 2015 / 2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran 2015 / 2016 yang berjumlah 125 siswa. Pengambilan dengan menggunakan teknik quota random sampling sejumlah 63 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan angket yang divalidasi dengan validitas konstruk. Teknik analisis data dengan menggunakan analisis korelasi produk moment dan analisis regresi ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Ada hubungan yang positif antara perhatian orang tua dengan kemandirian belajar siswa, dengan mengetahui hasil perhitungan angka rx1y = 0,446 dengan p = 0,000 < 0,05, yang berarti semakin baik perhatian orang tua terhadap siswa, maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa, (2) Ada hubungan yang positif antara konsep diri dengan kemandirian belajar siswa dengan mengetahui hasil perhitungan angka rx2y = 0,461 dengan p = 0,000 < 0,05, yang berarti semakin baik konsep diri pada siswa maka semakin tinggi kemandirian belajar pada siswa, (3) Ada hubungan yang positif antara perhatian orang tua dan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa dengan mengetahui hasil perhitungan angka harga Fhitung = 10,916 dengan (p) 0,000 < 0,05, yang artinya semakin baik perhatian orang tua dan konsep diri pada siswa maka semakin tinggi kemandirian belajar pada siswa. Implikasi dalam penelitian ini, memberi petunjuk kepada pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling bahwa pembentukan konsep diri dan dukungan perhatian orang tua yang baik pada siswa mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Sekolah memiliki peran penting melalui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien dengan pemahaman tentang potensi dan konsep diri bagi siswa yang merupakan faktor bagi terwujudnya peningkatan kemandirian belajar pada siswa. Kata kunci : perhatian orang tua, konsep diri, kemandirian belajar. ABSTRACT SRI PUJI RAHAYU. The relationship between Attention Parents and Self-Concept with Independence Learning Class X SMAN 1 Limestone Academic Year 2015/2016. Essay. Yogyakarta. The Faculty of Education University of PGRI Yogyakarta, May 2016. This study aims to determine (1) the relationship between parents' attention to the independence of student learning, (2) the relationship between self-concept and self-reliance of student learning, (3) the relationship between parental supervision and self-concept and independence of students of class X SMA Negeri 1 limestone School Year 2015/2016. The study population was all students of class X SMA Negeri 1 Limestone School Year 2015/2016, amounting to 125 students. Decision by using the technique of random sampling quota amount of 63 students. Methods of data collection in this study used a questionnaire validated by the construct validity. Data analysis technique using product moment correlation analysis and multiple regression analysis. The results showed that (1) There is a positive relationship between parents' attention to the independence of student learning, to know the results of numerical computation rx1y = 0.446, p = 0.000 <0.05, which means the better the attention of parents of students, the higher independence of student learning, (2) There is a positive relationship between concept themselves with student learning independence by knowing the results of numerical computation rx2y = 0.461, p = 0.000 <0.05, which means the better the students' self-concept in the higher learning independence in students (3) There is a positive relationship between parental supervision and self-concept and self-reliance of student learning to know the results of calculation of the price of F = 10.916 (p) 0.000 <0.05, which means the better the attention of parents and self-concept in students the higher the independence of learning in students. The implications of this research, provide guidance to the school, especially teachers' guidance and counseling that the formation of self-concept and support good parenting attention on students have an important role to improve student learning independence. Schools have an important role through the implementation of guidance and counseling services effectively and efficiently with an understanding of the potential and self-concept for students which is a factor for the realization of the increase in students' learning independence. Keywords: attention of parents, self-concept, independent learning kemandirian belajar. Kemandirian A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu belajar siswa biasa dipengaruhi oleh hal yang sangat penting dan wajib beberapa hal baik faktor internal diberikan oleh orang tua kepada maupun eksternal. Dimana faktor seorang anak. Pendidikan menjadi internal/yang berasal dari dalam salah satu wadah yang digunakan siswa untuk membangun kecerdasan dan bakat, membentuk serta motivasi, kecerdasan, dan konsep potensi diri. Sedangkan faktor eksternal/yang yang dimiliki oleh peserta didik, berasal adari luar siswa berupa guna perhatian orang tua, keadaan orang karakter mengembangkan segenap membentuk manusia yang sumber daya berkualitas dan berintegritas. tua, sendiri berupa minat, kesehatan, sikap keadaan mandiri, sosial ekonomi, hubungan siswa dengan guru dan Pendidikan memiliki peranan lain-lain. Dalam penelitian ini penting dalam meningkatkan kualitas peneliti hanya membatasi dua faktor sumber daya manusia. Menurut UU yang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem kemandiran Penedidikan Nasional: diantaranya adalah perhatian orang Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Tujuan tersebut telah tua dan konsep diri. menyiratkan adanya keinginan untuk kebutuhan mengembangkan tersebut dapat berbentuk penyediaan segenap potensi diduga tinggi dalam hal ini menentukan orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya tentu akan selalu memperhatikan didik. Salah satu indikator untuk memberi mengembangkan motivasi, didik secara optimal harus memiliki siswa keberhasilan belajar siswa. Dalam fasilitas peserta belajar Peranan orang tua sangat yang dimiliki oleh seorang peserta potensi mempengaruhi dalam belajarnya. belajar yang pengarahan, memberikan menyelesaikan Perhatian memadai, pemberian bantuan masalah, penyediaan waktu, dan penghargaan. Kurangnya komunikasi serta perhatian Dapat kita lihat bahwa siswa yang dari orang tua juga akan mengakibatkan mempunyai yang anak bersikap acuh tak acuh dan lepas memberikan perhatian baik terhadap kontrol. Jika cara orang tua mendidik kebutuhan untuk pendidikan anaknya anaknya dengan baik, maka di sekolah berperan penting dalam pencapaian anak akan berperilaku baik pula. Dalam prestasi pula. hal ini perhatian orang tua berpengaruh Dengan demikian maka peran orang terhadap prestasi belajar anak dalam hal tua ini tentu saja mengenai kemandirian orang yang sangat tua lebih baik dibutuhkan dalam memperhatikan proses belajar anak untuk tercapainya kemandirian belajar seorang anak. ada beberapa orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya kepada sekolah atau madrasah. Orang tua beranggapan bahwa dengan mebiayai dan memfasilitasi kebutuhaan seorang anak dirasa sudah cukup. Ada sebagian tua yang masih kurang memperhatikan kegiatan belajar anaknya sebagai pendidik didalam lingkungan keluarga. Dimana orang tua masih kurang memperhatikan kegiatan belajar seorang anak seperti halnya minimnya dalam membantu kesulitan anak dalam memecahkan kesulitan belajar, serta orang tua yang bersikap acuh tak acuh dengan kegiatan belajar anaknya. Sehingga seringkali anak menunjukkan ketidakberhasilannya dalam Disamping itu dari sisi siswa, agar mencapai kemandirian belajar siswa Namun pada kenyataanya masih orang belajar anak. belajar. harus memiliki konsep diri. Konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri (Desmita, 2009:164). Konsep diri merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Konsep diri dapat digambarkan sebagai sistem operasi yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi kemampuan berpikir seseorang. Semakin baik atau positif konsep diri seseorang maka akan semakin mudah ia mencapai keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri yang baik atau positif, seseorang akan bersikap optimis berani mencoba hal-hal baru, penuh percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani menetapkan tujuan hidup serta bersikap dan berpikir pembelajaran. positif. Sebaliknya, semakin jelek atau siswa negatif konsep diri, maka akan semakin mempunyai sulit seseorang untuk berhasil. Sebab, mengatur dan mendisiplinkan dirinya. dengan konsep diri yang negatif akan Selain mengakibatkan tidak kemampuan sendiri, sikap-sikap tersebut percaya diri, takut gagal sehingga tidak perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta berani didik karena hal tersebut merupakan ciri tumbuh mencoba hal-hal rasa baru dan Kemandirian diperlukan agar tanggung itu, belajar dalam mereka jawab dalam mengembangkan menantang, merasa diri bodoh, rendah dari diri, merasa diri tidak berguna, pesimis Dalam hal ini kemandirian belajar serta berbagai perasaan dan perilaku seorang peserta didik perlu ditumbuhkan inferior lainnya. Oleh karena itu konsep pada diri peserta didik, agar peserta diri berpengaruh dalam proses belajar. didik tersebut mampu memecahkan dan Siswa yang memiliki konsep diri positif mengerjakan lebih mudah dalam memahami dirinya dengan dengan pembentukan tergantung dengan orang lain. Tentu saja konsep diri yang tepat maka siswa akan siswa yang memiliki kemandirian belajar kesulitan yang baik. Tanpa dalam memahami dirinya kedewasaan seorang terpelajar. segala sesuatu sesuai kemampuannya, tinggi akan tanpa berusaha sendiri. Konsep diri yang rendah tentu menyelesaikan akan menimbulkan berbagai masalah. diberikan oleh guru sesuai dengan Salah satu permasalahan yang sering potensi yang dimiliki, sebaliknya siswa timbul yakni menyontek saat ulangan yang memiliki kemandirian yang rendah maupun ujian. Hal ini disebabkan karena akan tergantung dengan orang lain. rendahnya rasa percaya diri siswa. Dalam Kemandirian belajar mempunyai banyak definisi, kemadirian tugas-tugas belajar kenyataanya yang masih banyak anak yang kurang memiliki kemandirian belajar, kurang adalah yang melaksanakan kegiatan belajar. Mereka berlangsungnya lebih didorong oleh akan melakukan kegiatan belajar apabila kemauan sendiri, pilihan sendiri dan sudah tanggung Kenyataan jawab belajar sendiri dari diingatkan lain kesadaran anak menurut Tirtarahardja & Sulo, 2005: 50) aktivitas memiliki dimana oleh yang orang untuk lain. menunjukkan kurangnya kemadirian belajar anak yaitu tenaga psikis tertuju pada objek masih ada anak yang menyontek pada tertentu. saat ujian, belajar dikala menjelang peningkatan ujian, dan menyalin pekerjaan temannya terhadap suatu rangsangan tertentu serta minimnya minat baca siswa. (Moh. Surya, 2004: 70). Perhatian Perhatian adalah aktivitas mental Dari uraian diatas maka dapat dapat lebih memusatkan pengamatan disimpulkan bahwa perhatian orang tua individu kepada suatu rangsangan, memiliki peran penting dalam kegiatan sehingga pengamatannya menjadi belajar. Semakin baik perhatian orang lebih tua semakin baik pula kemandirian Ahmadi (2009: 142) mendefinisikan belajar anak, sebaliknya semakin kurang bahwa perhatian adalah keaktifan perhatian orang tua semakin kurang juga jiwa yang diarahkan kepada suatu kemandirian belajar anak. Begitu juga objek baik didalam maupun diluar dengan konsep diri siswa yang positf dirinya, perhatian timbul dengan akan mempengaruhii keberhasilan dalam adanya pemusatan kesadaran kita kemandirian Sedangkan terhadap sesuatu. Dari beberapa siswa yang memiliki konsep diri negatif pendapat diatas dapat disimpulkan akan menunjukkan kurang memiliki bahwa perhatian adalah suatu proses kemandirian belajar. peningkatan kesadaran didalam diri belajarnya. Berdasarkan latar belakang yang efektif. individu Selanjutnya dengan Abu memusatkan telah dipaparkan diatas, maka peneliti aktifitas mental dan seluruh jiwa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengenai “Hubungan Antara Perhatian yang diarahkan kepada suatu obyek Orang Tua dan Konsep Diri dengan yang ada didalam maupun diluar diri Kemandirian Belajar Siswa Kelas X kita. SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran meningkatkan konsentrasi Orang tua adalah ayah dan 2015/2016”. atau ibu seorang anak, baik melalui B. Kajian Teoritis Perhatian Orang hubungan biologis mapun sosial. Umumnya, Tua Menurut Suryabrata (2004: 14) perhatian adalah pemusatan orang tua memliki peranan yang sangat penting dalam membersarkan anak, dan panggilan ibu/ayah dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orang tua kandung (biologis) belajar agar mencapai prestasi belajar yang optimal. dari seseorang yang mengisi peranan ini C. Kajian Teoritis Konsep Diri (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Konsep diri adalah adalah gagasan 2009: 100). Sedangkan menurut tentang diri sendiri yang mencakup Djamrah menjelaskan keyakinan, pandangan dan penilaian bahwa orang tua adalah pendidik seseorang terhadap dirinya sendiri dalam keluarga.orang tua merupakan (Desmita, 2009:164). Sedangkan pendidik utama dan pertama bagi menurut Hendriati Agustiani anak-anak mereka. Dari merekalah (2009:138) konsep diri merupakan anak gambaran yang dimiliki seseorang (2004:85) mula-mula menerima pendidikan, oleh karena itu bentuk tentang dirinya, pertama dari pendidikan terdapat melalui pengalaman- pengalaman dalam keluarga, sehingga hubungan yang diperoleh dari interaksi dengan anak dengan orang tua mempunyai lingkungan. Senada dengan pendapat pengaruh dalam perkembangan anak. Hendriati, Dari uraian diatas maka dapat Hurlock yang dibentuk (2010: 237) mendefinisikan bahwa konsep diri disimpulkan bahwa orang tua adalah merupakan ayah dan atau ibu yang mempunyai sebagian besar ditentukan oleh peran kewajiban mendidik, membimbing dan hubungan dengan orang lain, dan mengarahkan anak-anaknya di serta reaksi orang lain terhadap diri dalam keluarga. seseorang. Jadi dapat disimpulkan bayangan Sementara cermin, William D. bahwa perhatian orang tua adalah Brooks (dalam Jalaluddin Rakhmat, kesadaran jiwa orang tua untuk 2015: 98) mengemukakan konsep memperhatikan dan mempedulikan diri adalah persepsi psikologi, sosial, anaknya, baik secara psikis maupun dan fisik terhadap diri sendiri yang materi untuk memenuhi kebutuhan didapat dari berbagai pengalaman anaknya guna menunjang kegiatan dan interaksi dengan orang lain. Adapun konsep diri menurut Inge Hutagalung (2007: 23) menjelaskan pada sasaran belajar khusus dan bahwa konsep diri adalah pandangan bermacam-macam kegiatan dengan individu tentang siapakah individu, beraneka dalam posisi mana individu berada, berkaitan. dan hal apakah yang boleh dan tidak boleh individu lakukan. Dari uraian sumber yang Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2005: 114) dapat kemandirian didefinisikan sebagai diambil kesimpulan bahwa konsep suatu kekuatan internal dan diperoleh diri melalui proses individuasi, yang adalah mengenai diatas belajar persepsi dirinya seseorang sendiri yang berupa proses realisasi kedirian dan dibentuk melalui pengalaman yang proses menuju kesempurnaan. diperoleh dalam berinteraksi dengan Selanjutnya, menurut Haris Mujiman lingkungan . (2011: 1) belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif, yang didorong D. Kajian Teoritis Kemandirian oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi, dan dibangun dengan Belajar Kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. lebih didorong oleh kemauan sendiri, Senada dengan pilihan sendiri, dan tanggung jawab diatas sendiri mendefinisikan bahwa kemandiran dari pembelajar Rusman, pendapat (2014: (Tirtarahardja & Sulo Tipu La Sulo, belajar 2005: siswa untuk melakukan kegiatan 50). Selanjutnya menurut merupakan 359) Hamzah B.Uno (2006: 77), metode belajar belajar yang sesuai kecepatan sendiri aktivitas, juga disebut belajar mandiri. Maksud motivasi yang ada dalam diri siswa dari kecepatan sendiri adalah siswa sendiri. Pendapat lain diungkapkan memiliki tanggung jawab sendiri, oleh sesuai dengan kecepatan sendiri kemandirian belajar sebagai kesiapan untuk menciptakan belajar yang diri individu yang mau dan mampu berhasil. untuk belajar dengan inisiatif sendiri, Semuanya berdasarkan yang kemampuan bertumpu tanggung Irzan Tahar jawab (2006: pada dan 92) dengan atau tanpa bantuan pihak lain G. Suyek Penelitian dalam hal penentuan tujuan belajar, Populasi dalam penelitian ini metode belajar, dan evaluasi hasil adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 belajar. Gamping Dari pendapat diatas maka penulis menyimpukan kemandirian kemampuan belajar siswa 125 siswa. Sampel dalam penelitian adalah ini sebesar 63 responden dengan untuk menggunakan teknik quota random dalam tanggung dengan jumlah populasi sebanyak bahwa melakukan kegiatan belajar atas kemauan, tahun ajaran 2015/2016 jawab sampling. serta motivasi dari siswa sendiri tanpa ada H. Teknik Pengumpulan Data paksaan dari orang lain. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini E. Waktu Penelitian dan Tempat adalah metode angket. Metode ini merupakan metode pengambilan data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan cara membuat daftar pada bulan Mei sampai Juni 2016 pertanyaan yang kemudian dibagikan SMA Negeri 1 Gamping Tahun kepada respoden untuk dijawab. Ajaran 2015/2016. I. Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Sebuah F. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan penelitian dikatakan valid apabila dapat memberikan gambaran variabel terikat. Adapun variabel tentang data secara benar tersebut yaitu : sesuai dengan kenyataan atau X1: Perhatian Orang Tua keadaan X2: Konsep Diri Sebuah instrument dikatakan Y: Kemandirian Belajar valid sesungguhnya. apabila mengukur diinginkan mampu apa yang (Suharsimi Arikunto, 2010:211) SBy : Simpang baku skor faktor ∑ √[ ∑ ∑ ∑ ∑ SBx ][ ∑ ∑ ] : Simpang baku skor butir (Sutrisno Hadi, 2006: 59) Keterangan: Berdasarkan hasil perhitungan dengan rxy : Koefisien korelasi X seri program SPS 2000 Sutrisno Hadi terhadap Y N menggunakan dan Yuni Pamardiningsih maka dapat disimpulkan bahwa dalam : Jumlah responden angket perhatian orang tua yang X berjumlah 30 soal terdapat 2 item : Skor masing-masing soal yang gugur, pada angket pertanyaan konsep diri dengan jumlah butir Y : Skor total Langkah 30 soal terdapat 2 soal yang gugur, selanjutnya mengontrol dengan rumus Part = (rxy )( S By ) S By ) ( S By ) 2(rxy )( S By )( S By ) 2 By angket kemandoroan belajar dengan item estimate sebagai berikut: (S pada jumlah butir 30 soal terdapat 2 Whole untuk menghindari over rpq dan soal yang Selanjutnya butir dinyatakan sahih dalam gugur. soal yang digunakan penelitian.risno Hadi, 2006: 59) Keterangan: rpq : Koefisien korelasi bagian total rxy : Koefisien korelasi antara skor butir dan total 2. Uji Reliabelitas Reliabelitas ketetapan atau adalah ketelitian suatu intrumen. Reliabelitas menunjukkan pengukuran apakah itu dapat menentukan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan Dalam perhitungan kembali terhadap subjek yang koefisien keandalan setelah sama. Alat ukur dikatakan diuji reliabel dapat butir.Dari uji validitas/ dan kesahihan dapat diketahui apabila dipercaya, konsisten stabil kesahihan setiap butir soal yang dikatakan Dalam penelitian ini sahih atau valid. untuk menghitung reliabilitas instrumen angket Berdasarkan hasil uji coba reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha. dengan Rumus yang komputerisasi seri program dari SPS 2000 Sutrisno Hadi dan Alpha digunakan adalah menggunakan Cronbach Coefficient Alpha Yuni seperti menunjukan yang dikemukakan Pamardiningsih bahwa oleh Suharsimi Ari Kunto instrumen perhatian orang tua (2010: 239) adalah sebagai diperoleh berikut: reliabilitas rii = k b2 k 1 1 t2 koefisien Alpha (rii) = 0,930 dengan peluang galat 0,000 < 0,05. Jadi instrumen perhatian orang tua mempunyai reliabilitas yang Keterangan: sangat tinggi. Instrumen konsep diri diperoleh rii : reliabilitas instrumen k : jumlah butir soal (rii) = 0,924 dengan peluang dalam instrumen galat 0,000 < 0,05. Jadi koefisien reliabilitas Alpha instrumen 2 ∑ab : jumlah varian butir a2t : jumlah varians total konsep diri mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi. Instrumen kemandirian belajar diperoleh koofisien reliabilitas Alpha menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 (rii) = 0,936 dengan peluang yang berarti perhatian orang tua galat 0,000 < 0,05. Jadi dan konsep diri secara bersama- instrumen kemandirian sama mempengaruhi kemandirian belajar mempunyai belajar siswa. reliabilitas yang sangat tinggi. Dengan demikian maka hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi tidak ada hubungan positif antara perhatian orang tua dan konsep diri dengan kemandirian J. Hasil Analisis dalam belajar siswa ditolak dan hipotesis penelitian ini menggunakan rumus alternatifnya (Ha) yang berbunyi korelasi product moment dan regresi ada ganda yang menggunakan data hubungan positif antara dilakukan dengan perhatian orang tua dan konsep diri komputer program dengan kemandirian belajar siswa SPS 2000 Sutrisno Hadi dan Yuni dinyatakan diterima. Pamardiningsih versi IBM. Berdasarkan hasil analisis K. Kesimpulan data dari hipotesis II rx2y = 0,461 Ada hubungan positif antara dengan p = 0,000 < 0,05. Dengan perhatian orang tua dan konsep diri demikian hipotesis nihil (Ho) pada dengan kemandirian belajar siswa penelitian ini yang berbunyi tidak kelas X SMA Negeri 1 Gaming ada hubungan positif antara konsep tahun pelajaran 2015/2016. Dengan diri dengan kemandirian belajar demikian semakin baik perhatian siswa ditolak dan hipotesis alternatif orang tua dan semakin baik konsep (Ha) diri pada siswa secara bersama-sama, pada penelitian ini yang berbunyi ada hubungan positif antara maka konsep diri dengan kemandirian kemandirian belajar siswa yang baik belajar siswa dinyatakan diterima. pula. Berdasarkan hasil analisis hipotesis III diketahui bahwa Freg = 10, 916 dan nilai p = 0,000. Hal ini akan diikuti peningkatan DAFTAR PUSTAKA L. Saran Berdasarkan hasil keseluruhan dalam penelitian ini maka ada beberapa pandangan-pandangan peneliti yang Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. B. Uno, Hamzah 2006. Teori Motivasi dan sekiranya dapat diangkat sebagai saran. Pengukurannya Analisis Di Bidang 1. Bagi sekolah Pendidikan. Hendaknya sekolah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah agar berjalan dengan kompetensi peningkatan guru pelaksanaannya BK guna dalam mendukung Jakarta Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakata: Gramedia Pustaka Utama. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta yang Remaja Rosdakarya. sehingga dapat Bumi Aksara. pengembangan konsep diri siswa positif : Didik. Bandung: PT meningkatkan kemandirian belajar Djamrah, S.B. 2004. Pola Komunikasi pada siswa. Orang 2. Bagi guru BK Tua Anak Keluarga bimbingan dan konseling dengan Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka lebih efektif dan efisien sehingga Cipta. meningkatkan siswa dalam menggunakan kemandirian belajar dengan berbagai sarana prasarana yang lebih mendukung sehingga mengikuti tersebut. siswa mudah pelaksanaan untuk layanan Sebuah Dalam Hendaknya senantiasa memberikan dapat : dan Perspektif Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: UNS PRESS. Hendriati Agustiani. Perkembangan 2009. Psikologi (Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). Bandung: PT Refika Aditama. Inge Hutagalung. 2007. Pengembangan Kepribadian Tinjauan Praktis Mohamad Surya. 2004. Psikologi Menuju Pribadi Positif. Jakarta: Pembelajaran PT Indeks. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Irzan Tahar & Eceng (2006). “Hubungan Rusman. dan 2014. Pengajaran. Model-model Kemandirian Belajar dan Hasil Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Belajar pada Pendidikan Jarak Grafindo Persada. Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak jauh (Volume 7 Nomor 2 September 2006). Hlm 91-101. (http://lppm.ut.ac.id/htmpublikasi diunduh 12 Maret 2016). Jalaluddin Penelitian. Yogyakarta :Bina Aksara. (Online), /tahar.pdf, Suharsimi Arikunto. 2010. Metodologi Rakhmat. Sumadi Suryabrata. Pendidikan. 2004. Psikologi Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. 2015. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi research jilid 3.Yogyakarta :Andi. Rosdakarya. Tirtarahardja, U. & Sulo, L. 2005. Mohammad Ali & Mohammad Asrosi. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. PT Bumi Aksara. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Nasional. Sistem Pendidikan