hubungan antara perhatian orang tua dan konsep diri dengan

advertisement
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN KONSEP
DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 GAMPING TAHUN AJARAN 2015/2016
SRI PUJI RAHAYU
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta
ABSTRAK
SRI PUJI RAHAYU. Hubungan antara Perhatian Orang Tua dan Konsep Diri dengan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi.
Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, Mei 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hubungan antara perhatian orang tua
dengan kemandirian belajar siswa, (2) hubungan antara konsep diri dengan kemandirian belajar
siswa, (3) hubungan antara perhatian orang tua dan konsep diri dengan kemandirian belajar siswa
kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran 2015 / 2016.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Gamping Tahun
Ajaran 2015 / 2016 yang berjumlah 125 siswa. Pengambilan dengan menggunakan teknik quota
random sampling sejumlah 63 siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini digunakan
angket yang divalidasi dengan validitas konstruk. Teknik analisis data dengan menggunakan
analisis korelasi produk moment dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) Ada hubungan yang positif antara perhatian
orang tua dengan kemandirian belajar siswa, dengan mengetahui hasil perhitungan angka rx1y =
0,446 dengan p = 0,000 < 0,05, yang berarti semakin baik perhatian orang tua terhadap siswa,
maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa, (2) Ada hubungan yang positif antara konsep
diri dengan kemandirian belajar siswa dengan mengetahui hasil perhitungan angka rx2y = 0,461
dengan p = 0,000 < 0,05, yang berarti semakin baik konsep diri pada siswa maka semakin tinggi
kemandirian belajar pada siswa, (3) Ada hubungan yang positif antara perhatian orang tua dan
konsep diri dengan kemandirian belajar siswa dengan mengetahui hasil perhitungan angka harga
Fhitung = 10,916 dengan (p) 0,000 < 0,05, yang artinya semakin baik perhatian orang tua dan
konsep diri pada siswa maka semakin tinggi kemandirian belajar pada siswa. Implikasi dalam
penelitian ini, memberi petunjuk kepada pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling
bahwa pembentukan konsep diri dan dukungan perhatian orang tua yang baik pada siswa
mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. Sekolah memiliki
peran penting melalui pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara efektif dan efisien
dengan pemahaman tentang potensi dan konsep diri bagi siswa yang merupakan faktor bagi
terwujudnya peningkatan kemandirian belajar pada siswa.
Kata kunci :
perhatian orang tua, konsep diri, kemandirian belajar.
ABSTRACT
SRI PUJI RAHAYU. The relationship between Attention Parents and Self-Concept with
Independence Learning Class X SMAN 1 Limestone Academic Year 2015/2016. Essay.
Yogyakarta. The Faculty of Education University of PGRI Yogyakarta, May 2016.
This study aims to determine (1) the relationship between parents' attention to the independence
of student learning, (2) the relationship between self-concept and self-reliance of student
learning, (3) the relationship between parental supervision and self-concept and independence of
students of class X SMA Negeri 1 limestone School Year 2015/2016.
The study population was all students of class X SMA Negeri 1 Limestone School Year
2015/2016, amounting to 125 students. Decision by using the technique of random sampling
quota amount of 63 students. Methods of data collection in this study used a questionnaire
validated by the construct validity. Data analysis technique using product moment correlation
analysis and multiple regression analysis.
The results showed that (1) There is a positive relationship between parents' attention to the
independence of student learning, to know the results of numerical computation rx1y = 0.446, p
= 0.000 <0.05, which means the better the attention of parents of students, the higher
independence of student learning, (2) There is a positive relationship between concept
themselves with student learning independence by knowing the results of numerical computation
rx2y = 0.461, p = 0.000 <0.05, which means the better the students' self-concept in the higher
learning independence in students (3) There is a positive relationship between parental
supervision and self-concept and self-reliance of student learning to know the results of
calculation of the price of F = 10.916 (p) 0.000 <0.05, which means the better the attention of
parents and self-concept in students the higher the independence of learning in students. The
implications of this research, provide guidance to the school, especially teachers' guidance and
counseling that the formation of self-concept and support good parenting attention on students
have an important role to improve student learning independence. Schools have an important
role through the implementation of guidance and counseling services effectively and efficiently
with an understanding of the potential and self-concept for students which is a factor for the
realization of the increase in students' learning independence.
Keywords: attention of parents, self-concept, independent learning
kemandirian belajar. Kemandirian
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu
belajar siswa biasa dipengaruhi oleh
hal yang sangat penting dan wajib
beberapa hal baik faktor internal
diberikan oleh orang tua kepada
maupun eksternal. Dimana faktor
seorang anak. Pendidikan menjadi
internal/yang berasal dari dalam
salah satu wadah yang digunakan
siswa
untuk membangun kecerdasan dan
bakat,
membentuk
serta
motivasi, kecerdasan, dan konsep
potensi
diri. Sedangkan faktor eksternal/yang
yang dimiliki oleh peserta didik,
berasal adari luar siswa berupa
guna
perhatian orang tua, keadaan orang
karakter
mengembangkan
segenap
membentuk
manusia
yang
sumber
daya
berkualitas
dan
berintegritas.
tua,
sendiri
berupa
minat,
kesehatan,
sikap
keadaan
mandiri,
sosial
ekonomi,
hubungan siswa dengan guru dan
Pendidikan memiliki peranan
lain-lain.
Dalam
penelitian
ini
penting dalam meningkatkan kualitas
peneliti hanya membatasi dua faktor
sumber daya manusia. Menurut UU
yang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
kemandiran
Penedidikan Nasional:
diantaranya adalah perhatian orang
Pendidikan memiliki tujuan untuk
mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung
jawab.
Tujuan
tersebut
telah
tua dan konsep diri.
menyiratkan adanya keinginan untuk
kebutuhan
mengembangkan
tersebut dapat berbentuk penyediaan
segenap
potensi
diduga
tinggi
dalam
hal
ini
menentukan
orang
tua
yang
memperhatikan pendidikan anaknya
tentu akan selalu memperhatikan
didik. Salah satu indikator untuk
memberi
mengembangkan
motivasi,
didik secara optimal harus memiliki
siswa
keberhasilan belajar siswa. Dalam
fasilitas
peserta
belajar
Peranan orang tua sangat
yang dimiliki oleh seorang peserta
potensi
mempengaruhi
dalam
belajarnya.
belajar
yang
pengarahan,
memberikan
menyelesaikan
Perhatian
memadai,
pemberian
bantuan
masalah,
penyediaan waktu, dan penghargaan.
Kurangnya komunikasi serta perhatian
Dapat kita lihat bahwa siswa yang
dari orang tua juga akan mengakibatkan
mempunyai
yang
anak bersikap acuh tak acuh dan lepas
memberikan perhatian baik terhadap
kontrol. Jika cara orang tua mendidik
kebutuhan untuk pendidikan anaknya
anaknya dengan baik, maka di sekolah
berperan penting dalam pencapaian
anak akan berperilaku baik pula. Dalam
prestasi
pula.
hal ini perhatian orang tua berpengaruh
Dengan demikian maka peran orang
terhadap prestasi belajar anak dalam hal
tua
ini tentu saja mengenai kemandirian
orang
yang
sangat
tua
lebih
baik
dibutuhkan
dalam
memperhatikan proses belajar anak
untuk
tercapainya
kemandirian
belajar seorang anak.
ada beberapa orang tua menyerahkan
sepenuhnya pendidikan anak-anaknya
kepada sekolah atau madrasah. Orang
tua beranggapan bahwa dengan mebiayai
dan memfasilitasi kebutuhaan seorang
anak dirasa sudah cukup. Ada sebagian
tua
yang
masih
kurang
memperhatikan kegiatan belajar anaknya
sebagai pendidik didalam lingkungan
keluarga. Dimana orang tua masih
kurang memperhatikan kegiatan belajar
seorang anak seperti halnya minimnya
dalam membantu kesulitan anak dalam
memecahkan kesulitan belajar, serta
orang tua yang bersikap acuh tak acuh
dengan
kegiatan
belajar
anaknya.
Sehingga seringkali anak menunjukkan
ketidakberhasilannya
dalam
Disamping itu dari sisi siswa,
agar mencapai kemandirian belajar siswa
Namun pada kenyataanya masih
orang
belajar anak.
belajar.
harus memiliki konsep diri. Konsep diri
merupakan gagasan tentang diri sendiri
yang mencakup keyakinan, pandangan
dan penilaian seseorang terhadap dirinya
sendiri (Desmita, 2009:164). Konsep diri
merupakan salah satu variabel yang
menentukan dalam proses pendidikan
dan pembelajaran. Konsep diri dapat
digambarkan sebagai sistem operasi
yang menjalankan komputer mental
yang
mempengaruhi
kemampuan
berpikir seseorang. Semakin baik atau
positif konsep diri seseorang maka akan
semakin
mudah
ia
mencapai
keberhasilan. Sebab, dengan konsep diri
yang baik atau positif, seseorang akan
bersikap optimis berani mencoba hal-hal
baru, penuh percaya diri, antusias,
merasa diri berharga, berani menetapkan
tujuan hidup serta bersikap dan berpikir
pembelajaran.
positif. Sebaliknya, semakin jelek atau
siswa
negatif konsep diri, maka akan semakin
mempunyai
sulit seseorang untuk berhasil. Sebab,
mengatur dan mendisiplinkan dirinya.
dengan konsep diri yang negatif akan
Selain
mengakibatkan
tidak
kemampuan sendiri, sikap-sikap tersebut
percaya diri, takut gagal sehingga tidak
perlu dimiliki oleh siswa sebagai peserta
berani
didik karena hal tersebut merupakan ciri
tumbuh
mencoba
hal-hal
rasa
baru
dan
Kemandirian
diperlukan
agar
tanggung
itu,
belajar
dalam
mereka
jawab
dalam
mengembangkan
menantang, merasa diri bodoh, rendah
dari
diri, merasa diri tidak berguna, pesimis
Dalam hal ini kemandirian belajar
serta berbagai perasaan dan perilaku
seorang peserta didik perlu ditumbuhkan
inferior lainnya. Oleh karena itu konsep
pada diri peserta didik, agar peserta
diri berpengaruh dalam proses belajar.
didik tersebut mampu memecahkan dan
Siswa yang memiliki konsep diri positif
mengerjakan
lebih mudah dalam memahami dirinya
dengan
dengan
pembentukan
tergantung dengan orang lain. Tentu saja
konsep diri yang tepat maka siswa akan
siswa yang memiliki kemandirian belajar
kesulitan
yang
baik.
Tanpa
dalam
memahami
dirinya
kedewasaan seorang terpelajar.
segala
sesuatu
sesuai
kemampuannya,
tinggi
akan
tanpa
berusaha
sendiri. Konsep diri yang rendah tentu
menyelesaikan
akan menimbulkan berbagai masalah.
diberikan oleh guru sesuai dengan
Salah satu permasalahan yang sering
potensi yang dimiliki, sebaliknya siswa
timbul yakni menyontek saat ulangan
yang memiliki kemandirian yang rendah
maupun ujian. Hal ini disebabkan karena
akan tergantung dengan orang lain.
rendahnya rasa percaya diri siswa.
Dalam
Kemandirian belajar mempunyai
banyak
definisi,
kemadirian
tugas-tugas
belajar
kenyataanya
yang
masih
banyak anak yang kurang memiliki
kemandirian
belajar,
kurang
adalah
yang
melaksanakan kegiatan belajar. Mereka
berlangsungnya lebih didorong oleh
akan melakukan kegiatan belajar apabila
kemauan sendiri, pilihan sendiri dan
sudah
tanggung
Kenyataan
jawab
belajar
sendiri
dari
diingatkan
lain
kesadaran
anak
menurut Tirtarahardja & Sulo, 2005: 50)
aktivitas
memiliki
dimana
oleh
yang
orang
untuk
lain.
menunjukkan
kurangnya kemadirian belajar anak yaitu
tenaga psikis tertuju pada objek
masih ada anak yang menyontek pada
tertentu.
saat ujian, belajar dikala menjelang
peningkatan
ujian, dan menyalin pekerjaan temannya
terhadap suatu rangsangan tertentu
serta minimnya minat baca siswa.
(Moh. Surya, 2004: 70). Perhatian
Perhatian
adalah
aktivitas
mental
Dari uraian diatas maka dapat
dapat lebih memusatkan pengamatan
disimpulkan bahwa perhatian orang tua
individu kepada suatu rangsangan,
memiliki peran penting dalam kegiatan
sehingga pengamatannya menjadi
belajar. Semakin baik perhatian orang
lebih
tua semakin baik pula kemandirian
Ahmadi (2009: 142) mendefinisikan
belajar anak, sebaliknya semakin kurang
bahwa perhatian adalah keaktifan
perhatian orang tua semakin kurang juga
jiwa yang diarahkan kepada suatu
kemandirian belajar anak. Begitu juga
objek baik didalam maupun diluar
dengan konsep diri siswa yang positf
dirinya, perhatian timbul dengan
akan mempengaruhii keberhasilan dalam
adanya pemusatan kesadaran kita
kemandirian
Sedangkan
terhadap sesuatu. Dari beberapa
siswa yang memiliki konsep diri negatif
pendapat diatas dapat disimpulkan
akan menunjukkan kurang memiliki
bahwa perhatian adalah suatu proses
kemandirian belajar.
peningkatan kesadaran didalam diri
belajarnya.
Berdasarkan latar belakang yang
efektif.
individu
Selanjutnya
dengan
Abu
memusatkan
telah dipaparkan diatas, maka peneliti
aktifitas mental dan seluruh jiwa
tertarik untuk melakukan penelitian
untuk
mengenai “Hubungan Antara Perhatian
yang diarahkan kepada suatu obyek
Orang Tua dan Konsep Diri dengan
yang ada didalam maupun diluar diri
Kemandirian Belajar Siswa Kelas X
kita.
SMA Negeri 1 Gamping Tahun Ajaran
meningkatkan
konsentrasi
Orang tua adalah ayah dan
2015/2016”.
atau ibu seorang anak, baik melalui
B. Kajian Teoritis Perhatian Orang
hubungan biologis mapun sosial.
Umumnya,
Tua
Menurut Suryabrata (2004:
14)
perhatian
adalah
pemusatan
orang
tua
memliki
peranan yang sangat penting dalam
membersarkan anak, dan panggilan
ibu/ayah
dapat
diberikan
untuk
perempuan/pria yang bukan orang
tua
kandung
(biologis)
belajar
agar
mencapai
prestasi
belajar yang optimal.
dari
seseorang yang mengisi peranan ini
C. Kajian Teoritis Konsep Diri
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Konsep diri adalah adalah gagasan
2009: 100). Sedangkan menurut
tentang diri sendiri yang mencakup
Djamrah
menjelaskan
keyakinan, pandangan dan penilaian
bahwa orang tua adalah pendidik
seseorang terhadap dirinya sendiri
dalam keluarga.orang tua merupakan
(Desmita,
2009:164).
Sedangkan
pendidik utama dan pertama bagi
menurut
Hendriati
Agustiani
anak-anak mereka. Dari merekalah
(2009:138) konsep diri merupakan
anak
gambaran yang dimiliki seseorang
(2004:85)
mula-mula
menerima
pendidikan, oleh karena itu bentuk
tentang
dirinya,
pertama dari pendidikan terdapat
melalui
pengalaman- pengalaman
dalam keluarga, sehingga hubungan
yang diperoleh dari interaksi dengan
anak dengan orang tua mempunyai
lingkungan. Senada dengan pendapat
pengaruh dalam perkembangan anak.
Hendriati,
Dari uraian diatas maka dapat
Hurlock
yang
dibentuk
(2010:
237)
mendefinisikan bahwa konsep diri
disimpulkan bahwa orang tua adalah
merupakan
ayah dan atau ibu yang mempunyai
sebagian besar ditentukan oleh peran
kewajiban mendidik, membimbing
dan hubungan dengan orang lain,
dan mengarahkan anak-anaknya di
serta reaksi orang lain terhadap diri
dalam keluarga.
seseorang.
Jadi
dapat
disimpulkan
bayangan
Sementara
cermin,
William
D.
bahwa perhatian orang tua adalah
Brooks (dalam Jalaluddin Rakhmat,
kesadaran jiwa orang tua untuk
2015: 98) mengemukakan konsep
memperhatikan dan mempedulikan
diri adalah persepsi psikologi, sosial,
anaknya, baik secara psikis maupun
dan fisik terhadap diri sendiri yang
materi untuk memenuhi kebutuhan
didapat dari berbagai pengalaman
anaknya guna menunjang kegiatan
dan interaksi dengan orang lain.
Adapun konsep diri menurut Inge
Hutagalung (2007: 23) menjelaskan
pada sasaran belajar khusus dan
bahwa konsep diri adalah pandangan
bermacam-macam kegiatan dengan
individu tentang siapakah individu,
beraneka
dalam posisi mana individu berada,
berkaitan.
dan hal apakah yang boleh dan tidak
boleh individu lakukan.
Dari
uraian
sumber
yang
Menurut Mohammad Ali dan
Mohammad
Asrori
(2005:
114)
dapat
kemandirian didefinisikan sebagai
diambil kesimpulan bahwa konsep
suatu kekuatan internal dan diperoleh
diri
melalui proses individuasi, yang
adalah
mengenai
diatas
belajar
persepsi
dirinya
seseorang
sendiri
yang
berupa proses realisasi kedirian dan
dibentuk melalui pengalaman yang
proses
menuju
kesempurnaan.
diperoleh dalam berinteraksi dengan
Selanjutnya, menurut Haris Mujiman
lingkungan .
(2011: 1) belajar mandiri merupakan
kegiatan belajar aktif, yang didorong
D. Kajian
Teoritis
Kemandirian
oleh motif untuk menguasai sesuatu
kompetensi, dan dibangun dengan
Belajar
Kemandirian belajar adalah
aktivitas belajar yang berlangsungnya
bekal pengetahuan atau kompetensi
yang telah dimiliki.
lebih didorong oleh kemauan sendiri,
Senada
dengan
pilihan sendiri, dan tanggung jawab
diatas
sendiri
mendefinisikan bahwa kemandiran
dari
pembelajar
Rusman,
pendapat
(2014:
(Tirtarahardja & Sulo Tipu La Sulo,
belajar
2005:
siswa untuk melakukan kegiatan
50).
Selanjutnya
menurut
merupakan
359)
Hamzah B.Uno (2006: 77), metode
belajar
belajar yang sesuai kecepatan sendiri
aktivitas,
juga disebut belajar mandiri. Maksud
motivasi yang ada dalam diri siswa
dari kecepatan sendiri adalah siswa
sendiri. Pendapat lain diungkapkan
memiliki tanggung jawab sendiri,
oleh
sesuai dengan kecepatan sendiri
kemandirian belajar sebagai kesiapan
untuk menciptakan belajar yang
diri individu yang mau dan mampu
berhasil.
untuk belajar dengan inisiatif sendiri,
Semuanya
berdasarkan
yang
kemampuan
bertumpu
tanggung
Irzan
Tahar
jawab
(2006:
pada
dan
92)
dengan atau tanpa bantuan pihak lain
G. Suyek Penelitian
dalam hal penentuan tujuan belajar,
Populasi dalam penelitian ini
metode belajar, dan evaluasi hasil
adalah siswa kelas X SMA Negeri 1
belajar.
Gamping
Dari pendapat diatas maka
penulis
menyimpukan
kemandirian
kemampuan
belajar
siswa
125 siswa. Sampel dalam penelitian
adalah
ini sebesar 63 responden dengan
untuk
menggunakan teknik quota random
dalam
tanggung
dengan jumlah populasi sebanyak
bahwa
melakukan kegiatan belajar atas
kemauan,
tahun ajaran 2015/2016
jawab
sampling.
serta
motivasi dari siswa sendiri tanpa ada
H. Teknik Pengumpulan Data
paksaan dari orang lain.
Teknik
pengumpulan
data
yang digunakan dalam penelitian ini
E. Waktu Penelitian dan Tempat
adalah metode angket. Metode ini
merupakan metode pengambilan data
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
dengan
cara
membuat
daftar
pada bulan Mei sampai Juni 2016
pertanyaan yang kemudian dibagikan
SMA Negeri 1 Gamping Tahun
kepada respoden untuk dijawab.
Ajaran 2015/2016.
I. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Sebuah
F. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini
terdiri
atas
variabel
bebas
dan
penelitian
dikatakan valid apabila dapat
memberikan
gambaran
variabel terikat. Adapun variabel
tentang data secara benar
tersebut yaitu :
sesuai dengan kenyataan atau
X1: Perhatian Orang Tua
keadaan
X2: Konsep Diri
Sebuah instrument dikatakan
Y: Kemandirian Belajar
valid
sesungguhnya.
apabila
mengukur
diinginkan
mampu
apa
yang
(Suharsimi
Arikunto, 2010:211)
SBy
: Simpang baku skor
faktor
∑
√[ ∑
∑
∑
∑
SBx
][ ∑
∑
]
: Simpang baku skor
butir
(Sutrisno Hadi, 2006: 59)
Keterangan:
Berdasarkan hasil perhitungan
dengan
rxy
: Koefisien korelasi X
seri
program SPS 2000 Sutrisno Hadi
terhadap Y
N
menggunakan
dan Yuni Pamardiningsih maka
dapat disimpulkan bahwa dalam
: Jumlah responden
angket perhatian orang tua yang
X
berjumlah 30 soal terdapat 2 item
: Skor masing-masing
soal yang gugur, pada angket
pertanyaan
konsep diri dengan jumlah butir
Y
: Skor total
Langkah
30 soal terdapat 2 soal yang
gugur,
selanjutnya
mengontrol dengan rumus Part
=
(rxy )( S By )  S By
)  ( S By )  2(rxy )( S By )( S By )
2
By
angket
kemandoroan
belajar
dengan
item
estimate sebagai berikut:
(S
pada
jumlah butir 30 soal terdapat 2
Whole untuk menghindari over
rpq
dan

soal
yang
Selanjutnya
butir
dinyatakan
sahih
dalam
gugur.
soal
yang
digunakan
penelitian.risno
Hadi,
2006: 59)
Keterangan:
rpq
: Koefisien korelasi
bagian total
rxy
: Koefisien korelasi
antara skor butir dan total
2. Uji Reliabelitas
Reliabelitas
ketetapan
atau
adalah
ketelitian
suatu intrumen. Reliabelitas
menunjukkan
pengukuran
apakah
itu
dapat
menentukan hasil yang relatif
tidak berbeda bila dilakukan
Dalam
perhitungan
kembali terhadap subjek yang
koefisien keandalan setelah
sama. Alat ukur dikatakan
diuji
reliabel
dapat
butir.Dari
uji
validitas/
dan
kesahihan
dapat
diketahui
apabila
dipercaya,
konsisten
stabil
kesahihan
setiap
butir soal yang dikatakan
Dalam penelitian ini
sahih atau valid.
untuk menghitung reliabilitas
instrumen
angket
Berdasarkan hasil uji
coba reliabilitas instrumen
menggunakan rumus Alpha.
dengan
Rumus
yang
komputerisasi seri program
dari
SPS 2000 Sutrisno Hadi dan
Alpha
digunakan
adalah
menggunakan
Cronbach Coefficient Alpha
Yuni
seperti
menunjukan
yang dikemukakan
Pamardiningsih
bahwa
oleh Suharsimi Ari Kunto
instrumen perhatian orang tua
(2010: 239) adalah sebagai
diperoleh
berikut:
reliabilitas
rii =
 k     b2
 k  1 1  

 
t2
koefisien
Alpha
(rii)
=
0,930 dengan peluang galat



0,000 < 0,05. Jadi instrumen
perhatian
orang
tua
mempunyai reliabilitas yang
Keterangan:
sangat
tinggi.
Instrumen
konsep
diri
diperoleh
rii
: reliabilitas instrumen
k
: jumlah butir soal
(rii) = 0,924 dengan peluang
dalam instrumen
galat 0,000 < 0,05. Jadi
koefisien reliabilitas Alpha
instrumen
2
∑ab
: jumlah varian butir
a2t
: jumlah varians total
konsep
diri
mempunyai reliabilitas yang
sangat
tinggi.
Instrumen
kemandirian belajar diperoleh
koofisien reliabilitas Alpha
menunjukkan bahwa nilai p < 0,05
(rii) = 0,936 dengan peluang
yang berarti perhatian orang tua
galat 0,000 < 0,05. Jadi
dan konsep diri secara bersama-
instrumen
kemandirian
sama mempengaruhi kemandirian
belajar
mempunyai
belajar siswa.
reliabilitas
yang
sangat
tinggi.
Dengan demikian
maka hipotesis nihil (Ho) yang
berbunyi tidak ada hubungan positif
antara perhatian orang tua dan
konsep diri dengan kemandirian
J. Hasil
Analisis
dalam
belajar siswa ditolak dan hipotesis
penelitian ini menggunakan rumus
alternatifnya (Ha) yang berbunyi
korelasi product moment dan regresi
ada
ganda
yang
menggunakan
data
hubungan
positif
antara
dilakukan
dengan
perhatian orang tua dan konsep diri
komputer
program
dengan kemandirian belajar siswa
SPS 2000 Sutrisno Hadi dan Yuni
dinyatakan diterima.
Pamardiningsih versi IBM.
Berdasarkan
hasil
analisis
K. Kesimpulan
data dari hipotesis II rx2y = 0,461
Ada hubungan positif antara
dengan p = 0,000 < 0,05. Dengan
perhatian orang tua dan konsep diri
demikian hipotesis nihil (Ho) pada
dengan kemandirian belajar siswa
penelitian ini yang berbunyi tidak
kelas X SMA Negeri 1 Gaming
ada hubungan positif antara konsep
tahun pelajaran 2015/2016. Dengan
diri
dengan kemandirian belajar
demikian semakin baik perhatian
siswa ditolak dan hipotesis alternatif
orang tua dan semakin baik konsep
(Ha)
diri pada siswa secara bersama-sama,
pada
penelitian
ini
yang
berbunyi ada hubungan positif antara
maka
konsep diri dengan kemandirian
kemandirian belajar siswa yang baik
belajar siswa dinyatakan diterima.
pula.
Berdasarkan hasil analisis hipotesis
III diketahui bahwa Freg = 10, 916
dan nilai p = 0,000. Hal ini
akan
diikuti
peningkatan
DAFTAR PUSTAKA
L. Saran
Berdasarkan hasil keseluruhan
dalam penelitian ini maka ada beberapa
pandangan-pandangan
peneliti
yang
Abu Ahmadi. 2009. Psikologi Umum.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
B. Uno, Hamzah 2006. Teori Motivasi dan
sekiranya dapat diangkat sebagai saran.
Pengukurannya Analisis Di Bidang
1. Bagi sekolah
Pendidikan.
Hendaknya
sekolah
memberikan
dukungan
terhadap
pelaksanaan
bimbingan konseling di sekolah agar
berjalan
dengan
kompetensi
peningkatan
guru
pelaksanaannya
BK
guna
dalam
mendukung
Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2009.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakata: Gramedia Pustaka Utama.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan
Peserta
yang
Remaja Rosdakarya.
sehingga
dapat
Bumi
Aksara.
pengembangan konsep diri siswa
positif
:
Didik.
Bandung:
PT
meningkatkan kemandirian belajar
Djamrah, S.B. 2004. Pola Komunikasi
pada siswa.
Orang
2. Bagi guru BK
Tua
Anak
Keluarga
bimbingan dan konseling dengan
Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka
lebih efektif dan efisien sehingga
Cipta.
meningkatkan
siswa
dalam
menggunakan
kemandirian
belajar
dengan
berbagai
sarana
prasarana yang lebih mendukung
sehingga
mengikuti
tersebut.
siswa
mudah
pelaksanaan
untuk
layanan
Sebuah
Dalam
Hendaknya senantiasa memberikan
dapat
:
dan
Perspektif
Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri.
Surakarta: UNS PRESS.
Hendriati
Agustiani.
Perkembangan
2009.
Psikologi
(Pendekatan
Ekologi Kaitannya dengan Konsep
Diri dan Penyesuaian Diri pada
Remaja). Bandung: PT Refika
Aditama.
Inge Hutagalung. 2007. Pengembangan
Kepribadian
Tinjauan
Praktis
Mohamad
Surya.
2004.
Psikologi
Menuju Pribadi Positif. Jakarta:
Pembelajaran
PT Indeks.
Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Irzan Tahar & Eceng (2006). “Hubungan
Rusman.
dan
2014.
Pengajaran.
Model-model
Kemandirian Belajar dan Hasil
Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja
Belajar pada Pendidikan Jarak
Grafindo Persada.
Jauh”. Jurnal Pendidikan Terbuka
dan Jarak jauh (Volume 7 Nomor 2
September
2006).
Hlm
91-101.
(http://lppm.ut.ac.id/htmpublikasi
diunduh 12 Maret
2016).
Jalaluddin
Penelitian.
Yogyakarta
:Bina
Aksara.
(Online),
/tahar.pdf,
Suharsimi Arikunto. 2010. Metodologi
Rakhmat.
Sumadi
Suryabrata.
Pendidikan.
2004.
Psikologi
Jakarta:
PT.
Rajagrafindo Persada.
2015.
Psikologi
Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi research
jilid 3.Yogyakarta :Andi.
Rosdakarya.
Tirtarahardja, U. & Sulo, L. 2005.
Mohammad Ali & Mohammad Asrosi.
2005. Psikologi Remaja. Jakarta:
Pengantar
Pendidikan.
Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
PT Bumi Aksara.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang
Nasional.
Sistem
Pendidikan
Download