Document

advertisement
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN DESA
MANDIRI PANGAN DI DESA MANGGUNGJAYA KECAMATAN
RAJAPOLAH KABUPATEN TASIKMALAYA
Neisya Dwi Anggita
NPM: 103507017
Program Studi Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Siliwangi
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini berjudul “Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Desa
Mandiri Pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten
Tasikmalaya”. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya Program Desa
Mandiri Pangan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya guna
mewujudkan ketahanan pangan nasional yang dimulai dari pemenuhan pangan
diwilayah pedesaan. Fokus penelitian ini adalah mengkaji bagaimana proses
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang dipergunakan adalah kualitatif
deskriftif, dengan teknik pemilihan informan menggunakan purposive sampling
dan snowball sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa adanya sebuah
program pemberdayaan masyarakat dari pemerintah sebesar 100 juta/desa untuk
mengatasi kerawanan pangan yang terjadi di pedesaan. Desa Manggungjaya
kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya adalah merupakan salah satu desa
yang mendapatkan program tersebut. Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kegiatan Desa Mandiri Pangan telah nyata manfaatnya bagi Masyarakat Desa
Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya, khususnya pada
Kelompok Afinitas di Desa Manggungjaya. Manfaat tersebut bukan hanya dalam
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan papan keluarga saja, tetapi juga
dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Adapun kesimpulannya
adalah Pemberdayaan Masyarakat yang dilakukan di Desa Manggungjaya
Kecamatan Rajapolah Kabupate Tasikmalaya telah berhasil dengan
menggunakan Model Kelompok seperti ini. Keberhasilan tersebut dapat dilihat
dari berkurangnya jumlah KK miskin yang ada di Desa Manggungjaya yang
tadinya mencapai 1087 KK dari jumlah 2757 KK sekarang menjadi 452 KK,
respon Masyarakat yang tinggi dalam program ini dan kerawanan pangan lebih
banyak dapat teratasi.
Kata kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Kemiskinan dan Kegiatan Desa Mandiri
Pangan
Abstract
The study is titled "Rural Community Empowerment through food security
activities in the Village District Manggungjaya Rajapolah Tasikmalaya regency".
This research is motivated by the Independent Village Food Programme
conducted by the Tasikmalaya regency government to achieve national food
security starting from the fulfillment of food in rural areas. The focus of this
research is to examine how the empowerment process undertaken by the
Government of Tasikmalaya regency. The purpose of this study was to determine
how the empowerment process undertaken by the Government of Tasikmalaya
regency. The research method used is descriptive qualitative, with the informant
selection techniques using purposive sampling and snowball sampling. Results of
this study declare that the existence of a community development program of the
government of 100 million / village to tackle food insecurity is happening in the
countryside. Manggungjaya village Rajapolah Tasikmalaya district is one of the
villages that receive the program. Community Empowerment Through Self-Activity
Village Food has real benefits for the Village Community Manggungjaya
Rajapolah Tasikmalaya district, especially on the Affinity Group in the Village
Manggungjaya. The benefit is not just in meeting the needs of food, clothing and
shelter families, but also in meeting the educational and health needs. The
conclusion is made for Community Empowerment in Rural Manggungjaya
Rajapolah Kabupate Tasikmalaya district has had success using this model such
groups. The success can be seen from the reduction in the number of poor
households in the village that had reached 1087 Manggungjaya of total 2757 KK
KK KK now 452, High Society response in this program and more food insecurity
can be overcome.
Keywords: Community Empowerment, Rural Poverty and food
security activities
Pendahuluan
Kerawanan pangan mempunyai korelasi positif dan erat kaitannya
dengan kemiskinan, oleh karena itu fokus pembangunan pada saat ini
diarahkan pada penanganan masalah kerawanan pangan dan kemiskinan
dengan jalan meningkatkan ketahanan pangan. Sejalan dengan hal tersebut,
salah satu rencana program ketahanan pangan masyarakat adalah penurunan
tingkat kemiskinan perdesaan dan pemenuhan kebutuhan pangan sampai
tingkat rumah tangga. Ketahanan pangan diwujudkan bersama dengan
masyarakat dan pemerintah, serta dikembangkan mulai tingkat rumah
tangga. Apabila setiap rumah tangga sudah mencapai ketahanan pangan
maka secara otomatis ketahanan pangan masyarakat, daerah, dan nasional
akan tercapai.
Dalam bidang ketahanan pangan, landasan perwujudan ketahanan
didasarkan pada pasal 2 Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 1996
tentang Pangan mengartikan Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Salah
satu upaya Pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan dilaksanakan
melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2002 tentang
Ketahanan
Pangan,
yang
menyatakan
bahwa
penyediaan
pangan
diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan rumah
tangga yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Pemerintah Pusat bersama-sama Pemerintah Provinsi dan Daerah
mempunyai program dan kegiatan yaitu mengurangi dan mengentaskan
tingkat kemiskinan maka digulirkan yang namanya Desa Mandiri Pangan,
Desa Mandiri Pangan obyek sasarannya adalah kelompok Rumah Tangga
Miskin. Desa
Mandiri Pangan adalah merupakan penyempurnaan dari
program dan kegiatan Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif, Lumbung
Pangan Masyarakat dan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat. Kegiatan
Desa Mandiri Pangan terbagi kedalam tiga tahap yaitu Tahap Penumbuhan,
Tahap Pengembangan dan Tahap Kemandirian. Dari hasil proposal yang
masuk ke Bagian Ketahanan Pangan Setda Kabupaten Tasikmalaya dan
investigasi kelapangan dengan skala prioritas dan instrument-instrument
yang menjadi kriteria maka kelompok yang mendapat bantuan adalah desa
yang Rumah Tangga Miskinnya diatas 30%. Salah satunya adalah Desa
manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.
Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya
dapat dikatakan sebagai Desa rawan pangan, dari data yang di peroleh dari
Profil Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2010, hal tersebut dilihat dari jumlah KK miskin yang berada di Desa
Manggungjaya yaitu mencapai lebih dari 30%, yakni 1.087 KK dari jumlah
2.757 KK. Berdasarkan pada realita bahwa Desa Manggungjaya Kecamatan
Rajapolah memiliki angka kemiskinan keluarga diatas 30 % maka, program
Desa Mandiri panganpun dilaksanakan di Desa tersebut sebagai bentuk
perhatian da kekhawatiran jika suatu saat terjadi kerawanan pangan yang
meluas maka dari itu penelitian ini di lakukan di Desa Manggungjaya karena
Desa tersebut telah melakukan proses pemberdayaan masyarakat melalui
program Desa mandiri pangan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti Bagaimana proses pemberdayaan masyarakat melalui program
Desa Mandiri Pangan di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah
Kabupaten Tasikmalaya.
Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian deskriptif-kualitatif. Sedangkan pendekatan yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah
suatu pendekatan yang digunakan apabila terjadi suatu peristiwa atau kasus
tertentu dalam waktu tertentu dan tempat tertentu. Penelitian kualitatif
menghasilkan data berupa ucapan, tulisan dan perilaku serta penekanan pada
aspek subjektif yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri1
Metode ini langsung menunjuk setting dan individu-individu dalam seting
itu secara keseluruhan materi. Data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau
kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau
frekuensi.
Kegiatan Desa Mandiri Pangan
Kegiatan Desa Mandiri Pangan (Kegiatan Desa Mapan) merupakan
kegiatan pemberdayaan masyarakat di desa rawan pangan, dengan
karakteristik jumlah KK miskin diatas 30%. Komponen kegiatan desa
mapan meliputi: (1) pemberdayaan masyarakat; (2) penguatan kelembagaan;
(3) pengembangan sistem ketahanan pangan; (4) integrasi program lintas
sektor dalam menjalin dukungan pengembangan sarana prasarana perdesaan.
Proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pelatihan;
pendampingan; dan peningkatan akses untuk pengembangan: kerjasama
partisipasi inklusi, kapasitas individu, kapasitas
kelembagaan aparat,
kelembagaan masyarakat, dan kelembagaan pelayanan di perdesaan.
Melalui fasilitas pemerintah, kelembagaan dibangun untuk mampu
mengoptimalkan input:
sumber daya alam, sumber daya manusia, dana,
teknologi, dan kearifan lokal untuk menggerakan sistem ketahanan pangan,
1
Lexy J. Moleong.op.cit. hlm 3
melalui: (1) subsistem ketersediaan pangan dalam peningkatan produksi dan
cadangan pangan masyarakat; (2) subsistem distribusi yang menjamin
kemudahan akses fisik, peningkatan daya beli, serta menjamin stabilitasi
pasokan; dan (3) subsistem konsumsi untuk peningkatan kualitas pangan dan
pengembangan diversivikasi pangan.
Upaya peningkatan ketahanan pangan masyarakat melalui berbagai
fasilitasi tersebut, memerlukan dukungan koordinasi dan integrasi program/
kegiatan lintas subsektor, yang diimplentasikan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan sarana prasarana perdesaan. Bekerjanya
mekanisme tersebut, diharapkan dapat mencapai output yang diinginkan,
antara lain: berkembangnya usaha produktif berbasis sumber daya lokal,
meningkatnya ketersediaan pangan, meningkatnya daya beli rumah tangga,
meningkatnya akses pangan rumah tangga, menurunnya kerawanan pangan
dan gizi di rumah tangga dan berdampak terhadap terwujudnya ketahanan
pangan dan gizi masyarakat desa.
Manfaat Program Desa Mandiri Pangan yang dirasakan oleh Kelompok
Afinitas di Desa Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten
Tasikmalaya
Tujuan dari Kegiatan Desa Mandiri Pangan tersebut adalah
meningkatkan keberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya
yang dikuasai untuk mencapai kemandirian pangan rumah tangga dan
masyarakat. Adapun bentuk bantuan dari Kegiatan Desa Mandiri Pangan
adalah berupa pinjaman modal untuk mengembangkan usaha yang dimiliki
dan juga pemberian pengetahuan mengenai pangan.
Dengan di berikannya pengetahuan mengenai pangan diharapkan
masyarakat dapat memanfaaatkan pekarang di sekitar rumah untuk di tanami
berbagai macam tanaman yang dapat digunakan dan di manfaatkan sebagai
sumber pangan. Dengan pemanfaatan tersebut maka masyarakat diharapkan
dapat menghemat biaya untuk membeli sayuran untuk makan sehari-hari.
Selain diberikan pengetahuan tentang pemanfaatan pekarangan,
masyarakat khususnya anggota kelompok afinitas di berikan pengetahuan
tentang pentingnya menabung, anggota kelompok diwajibkan
untuk
menabung setiap pertemuan yang dilakukan setiap satu bulan sekali. Hal
tersebut berguna untuk anggota tersebut apabila ada salah satu anggota yang
membutuhkan bantuan keuangan. Selain menabung, sebagian
anggota
kelompok juga ada yang yang mengadakan arisan. Dengan adanya Arisan
tersebut diharapkan dapat menjalin silaturahmi antar anggota kelompok dan
juga untuk tambahan keuangan individu.
Kondisi kemajuan yang dirasakan oleh masyarakat di Desa
Manggungjaya jelas sangat terasa sekali manfaatnya setelah adanya program
dari pemerintah tersebut, karena kondisi keadaan masyarakat Desa
Manggungjaya sebelum adanya Kegiatan Desa Mandiri Pangan ini sangat
memprihatinkan. Sedangkan setelah adanya kegitan tersebut
masyarakat
sedikit banyaknya terbantu dengan adanya bantuan yang diberikan dan
berangsur-angsur perekonomian mayarakat khususnya anggota kelompok
afinitas pun mulai membaik.
Hambatan dalam pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan di Desa
Manggungjaya Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmlaya
Pada saat ini program desa mandiri pangan di Desa Manggungjaya
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmlaya telah mencapai tahap
pengembangan. Dalam setiap tahap yang dilakukan memang tidak mudah
djalani ada saja hambatan yang dirasakan. Hambatan adalah hal yang selalu
hadir dalm setiap hal, terutama jika berbicara mengenai sebuah program,
apalagi jika menyangkut mengenai program pemerintah. Dalam program desa
mandiri pangan terdapat hambatan-hambatan yang dirasakan ketika
pelaksanaannya. Hambatan tersebut muncul dari berbagai unsur, yaitu dari
anggota, pengurus dan Pemerintah bagian ketahanan pangan setda Kabupaten
Tasikmalaya.
Hambatan yang muncul dari anggota kelompok adalah bermacammacam diantaranya yaitu keaktifan dalam mengikui setiap program yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan
Pangan. Contohnya ketika ada pertemuan yang diadakan baik itu berupa
pelatihan maupun sosialisasi program seringkali beberapa anggota tidak dapat
mengikuti kegiatan tersebut. Ketidakhadiran anggota disebabkan oleh
berbagai macam alasan dan yang paling utama adalah alasan pekerjaan.
Kegiatan yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian
Ketahanan Pangan seringkali tidak pada waktu yang tepat.
Kegiatan sosialisasi biasanya diadakan pada siang hari dan berdasakan
hasil observasi peneliti mengetahui apabila pada saat itu kebanyakan dari
kelompok afinitas melakukan kegiatan masing-masing seperti bertani dan
berdagang
sehingga
mereka
tidak
dapat
mengikuti
kegiatan
yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian Ketahanan
Pangan. Dengan ketidakhadiran tersebut seringkali informasi yang di
dapatkan oleh anggota kurang maksimal.
Hambatan lain yang muncul adalah berasal dari pengurus program itu
sendiri. Terdapat beberapa hambatan atau masalah yang muncul dari
pengurus. Masalah tersebut diantaranya adalah kelalaian dari pengurus dalam
mengatur keuangan kelompok. Misalnya
anggota sudah
membayar
kepengurus tetapi suka terpakai oleh pengurus. Hal tersebut menyebabkan
terhambatnya
perputaran
uang dalam
kelompok
tersebut.
Pengurus
seharusnya dapat membedakan mana yang merupakan uang pribadi dan juga
uang kelomok, dengan demikian uang yang seharusnya merupakan asset
kaelompok tidak diperguunakan untuk kebutuhan pribadi.
Masalah atau hambatan lain yang muncul dari pengurus adalah adanya
perbedaan pendapat diantara pengurus. Seringkali antara pengurus yang satu
dengan pengurus yang lain memiliki pendapat yang berbeda dan juga
memiliki instruksi yang berbeda kepada anggota. Hal tersebut menyebabkan
munculnya ketidakpahaman dari anggota dan kesimpangsiuran terhadap
informasi yang didapatkan oleh anggota dari beberapa pengurus. Dari
masalah-masalah yang ditimbulkan oleh pengurus masalah tersebut
sedikitnya dapat teratasi. Sehingga tidak terlalu berimbas pada program yang
sedang dilaksanakan.
Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sebagai fasilitator dalam kegitan
desa mandiri pangan juga memiliki masalah yang dapat menghambat jalannya
program tersebut masalah tersebut muncul ketika Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan kurang efektif dalam memberikan
informasi kepada anggota dan juga pengurus. Pemerintah yang bersangkutan
biasanya melakukan sosialisasi dengan cara diadakannya seminar.
Seminar tersebut terkadang kurang efektif baik untuk Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya yang mensosialisasikan maupun lagi pengurus dan
juga anggota seminar yang diisi oleh materi-materi dan ceramah yang cukup
lama, membuat anggota yang hadir menjadi jenuh dan tidak fokus terhadap
materi yang disampaikan. Dengan tidak fokusnya anggota yang hadir
seringkali informasi yang diberikan kurang di pahami.
Masalah yang terakhir adalah masalah yang ditimbulkan oleh
pemerintah pusat. Seringkali dana yang seharusnya diberikan tepat waktu
sesuai dengan program mengalami keterlambatan dalam hal pencairan.dengan
adanya keterlabatan tersebut menjadi hambatan dala pelaksanaan program
desa mandiri pangan di desa manggungjaya kecamatan rajapolah kabupaten
tasikmalaya.
Keterlambatan dana menyebabkan ketidak efektifan dalam pelaksanaan
prrogra teersebut.dengan terlambatnya pencairan dana keegiatan yang
dilakukan juga mengalami keterlambatan dikarenakan tidak adanya biaya
operasional untuk melakukan kegiatan. Dengan keterlambatan dana juga
otomatis gajih untuk pegawai pemerintah dan pendamping juga mengalami
keterlambatan. Hal tersebut menyebabkan pegawai dan pendamping tersebut
kurang bersemangat dan kurang optimal dalam melakukan tugasnya.
Adapun hambatan dalam kegiatan desa mandiri pangan berasal dari
beberapa unsur yaitu dari anggota, pengurus, Pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya bagian Ketahanan Pangan dan Pemerintah pusat, namun
masalah tersebut dapat teratasi sehingga kegiatan desa mandiri pangan dapat
terlaksana dengan baik.
Kesimpulan
Proses pelaksanaan Kegiatan Desa Mandiri Pangan meliputi (4)
tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap penumbuhan, tahap pengembangan,
dan tahap kemadirian. Tahap persiapan adalah tahap dimana pada tahap
ini, persiapan dilaksanakan untuk mempersiapakan penanggulangan
kerawanan pangan dan pelaksanaan Kegiatan Desa Mandiri Pangan
supaya berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik secara aturan maupun
manfaatan bagi masyarakat. Selain itu juga pada tahap ini pembentukan
TPD (Tim Pangan Desa) dan LKD (Lembaga Keuangan Desa) serta
pendataan KK Miskin (DDRT). Tahap penumbuhan pada tahap ini yaitu
pembentukan kelompok afinitas, pembinaan kelompok afinitas, dengan
diadakan perteuan tiap bulan di setiap kelompok, pembinaan ekonomi
rumah tangga seperti, “kalau memang bisa di tanam mengapa harus beli”,
dan setiap kelompok afinitas wajib menabung, arisan, dan tanaman
pekarangan. Setelah itu pengajuan proposal dan pelaksanaan pencairan.
Selanjutnya adalah tahap pengembangan dan tahap kemandirian.
Adapun manfaat yang dirasakan dengan adanya kegiatan Desa
Mandiri Pangan adalah adanya bantuan modal usaha yang hasilnya dapat
meningkatkan pendapatan sehingga berhasil membantu meningkatkan
taraf kesejahteraan hidup keluarga. Sehingga dengan sendirinya, kondisi
ketidakberdayaan yang selam ini mengukung setiap anggota kelompok
afinitas di desa Manggungjaya bisa tetasi dengan baik walaupun secara
perlahan-lahan. Pengentasan kemiskinan menjadi manfaat nyata dari
adanya kegiatan Desa Mandiri Pangan khususnya bagi anggota kelompok
afinitas di Desa Manggungjaya. Hal ini bisa dilihat dari adanya
pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, sandang dan papan.
Selain itu pemenuhan kebutuhan lainnya termasuk pendidikan dengan
sendirinya bisa terpenuhi mengingat peningkatan taraf hidup anggota
kelompok afinitas di Desa manggungjaya. Kesimpulannya adlah
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di Desa Manggungjaya
Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya telah berhasil dengan
menggunakan model kelompok seperti ini. Keberhasilan tersebut dapat
dilihat dari berkurangnya jumlah KK miskin yang ada di desa
Manggungjaya yang tadinya mencapai 1087 KK dari jumlah 2757 KK
sekarang menjadi 452 KK, respon masyarakat yang tinggi dalam program
ini dan kerawanan pangan lebih banyak dapat teratasi.
Daftar Pustaka
Awang, Azam. 2010. Implementasi Pemberdayaan Pemerintah Desa.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Kartasasmita,
Ginandjar,
1995.
Ekonomi
Rakyat
:
Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan; CIDES, Jakarta
Milles Matthew B. Dan Huberman A. Michael. 1992. Analisis Data
Kualitatif, alih bahasa Tjejep Rohendi Rohidi, UI-Press: Jakarta.
Moleong, J Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT.Remaja
Rosdakarya: Bandung.
Nazir, Moh, 1993 Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Nurcholis, Hanif. 2011. Pertumbuhan & Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Erlangga: Jakarta.
Riduwan, 2002. Skala Pengkuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta,
Bandung.
Sairin, Sjafri, 2002. Perubahan Sosial Masyarakat Indonesia. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Soelaeman, M Munandar, 1986. Ilmu Sosial Dasar, Refika Aditama.
Bandung
Soehartono, Irawan, 2008. Metodelogi Penelitian Sosial. Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.
Alfabeta, Bandung.
Sutoro, Eko, 2005. Pemberdayaan Kaum Marjinal, APMD Press, Jakarta.
Sutopo, Heribertus. 1988. Pengantar Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar
Toritis dan Praktis, Pusat Penelitian Universitas Sebelas Maret :
Surakarta.
Usman, Sunyoto. 2010. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat.
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Widjaja, Haw, 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta
Sumber lain:
Departemen Pertanian. 2006. Pedoman Umum Desa Mandiri Pangan.
Jakarta
Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun1996 Tentang Pangan
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan
Profil Desa Manggungjaya
www.depsosri.go.id
Afriza Wordpress, ” Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat” di kutip
dari . http://afrizalwszaini.wordpress.com/2011/02/20/pembangunanpemberdayaan-masyarakat/pada 3 Desember 2012 pukul 08.36.
Download